BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bermula saat penulis tertarik dengan skripsi berjudul “Perancangan Pendingin Kabin Mobil Berbasis Termoelektrik “ oleh Rizki Rajab Priangan, mahasiswa teknik mesin Universitas Indonesia. Mahasiswa tersebut pernah bertanya kepada penulis tentang elektronika dalam pembuatan skripsinya tersebut. Penulis bertanya tentang eleman peltier yang dia gunakan sehingga dia menjelaskannya karakteristik elemen tersebut. Kelebihan elemen peltier tersebut antara lain: 1. Bebas Perawatan Elemen Peltier tidak memiliki bagian yang bergerak serta tidak menimbulkan bunyi saat beroperasi sehingga bebas perawatan. 2. Kecil & Ringkas Karena ukurannya yang kecil dan ringkas maka Elemen Peltier dapat digunakan untuk alat yang memerlukan dimensi yang kecil. 1 2 3. Kemampuan Pendinginan yang Baik Daerah temperatur kerja Peltier sangat luas dengan perbedaan temperatur yang dapat dihasilkan dari sisi panas dan dinginnya sekitar 70 oC. 4. Reliable Elemen Peltier memiliki daya tahan dan waktu operasi yang panjang (200.000 Jam). 5. Ramah Lingkungan Bila Elemen Peltier dimanfaatkan sebagai aplikasi pendinginan maka ia tergolong ramah lingkungan karena tidak menggunakan refrigerant sebagai pendinginnya. Didunia sekarang ini kurangnya kesadaran manusia akannya pentingnya penghijauan dan polusi udara yang menyebabkan terjadinya pemanasan global ( suhu udara yang tinggi ). Banyak manusia yang mengeluh dengan suhu cuaca yang tinggi, sehingga berkembangnya beberapa teknologi untuk membantu mereka untuk mengurangi masalah tersebut. Salah satu perkembangan teknologi untuk mengatasi hal tersebut adalah mesin pendingin. Aplikasi pendinginan oleh elemen peltier ini sekarang telah digunakan dalam berbagai bidang antara lain medis, sebagai pendingin pada vaccine carrier dan blood carrier, peralatan rumah tangga, sebagai pendingin dispenser, picnic box, dan processor komputer, dan aksesoris otomotif, sebagai pendingin pada coolbox mobil. 3 Akhir-akhir ini kebutuhan akan coolbox semakin meluas. Hal ini dikarenakan kotak pendingin sangat portabel dan dapat digunakan sebagai pendingin untuk berbagai jenis barang. Oleh kerena itu penulis akan mencoba menfaatkan salah satu karakteristik element peltier ( Thermoelectric Cooler ) untuk membuat coolbox berbasis mikrokontroller. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan dalam pembuatan alat ini terdiri dari: 1. Menentukan ukuran sebuah box yang dapat digunakan untuk alat ini? 2. Bagaimana membuat sumper pendingin yang dapat bekerja dengan baik? 3. Sensor apa yang dapat digunakan untuk mendeteksi suhu pada alat ini? 4. Jenis mikrokontroller dan bahas pemograman apa yang digunakan untuk alat ini? 1.3 Batasan Masalah Pembatasan masalah pada penelitian ini meliputi : 1. Ukuran box yang dapat digunakan kemana saja 2. Perancangan pendingin dengan menggunakan elemen single peltier , dan heat pipe fun sebagai pendingin sisi panas peltier. 3. Sensor suhu yang digunakan adalah LM 35 DZ 4. Mikrokontroller yang digunakan untuk alat ini adalah Mikrokontroller AVR Atmega 8 dengan menggunakan bahasa Basic 4 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah merangcang dan membangun coolbox yang memiliki nilai estetika, hemat energy, memiliki nilai jual dan menguji kenerja pendingin elemen pertier, dan sensor suhu, sehingga coolbox mini yang dirancang dapat bermanfaat untuk kehidupan manusia. 1.5 Metode Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam proses penyelesaian perancangan ini adalah sebagai berikut : a) Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan dasar teori untuk selanjutnya dikembangkan dan diaplikasikan dalam tugas merancang ini. Studi literatur didapat dari buku-buku, jurnal ilmiah, dan situs-situs internet. b) Perhitungan Teknis Alat Data yang didapat dari studi literatur maupun dari eksperimen kemudian diolah untuk mendapatkan gambaran secara teknis tentang karakteristik unjuk kerja sistem coolbox mini berbasis mikrokontroller. Dari perhitungan dapat diketahui gambaran kemampuan kerja alat, dan memberikan masukan untuk pengembangan alat kedepannya. c) Simulasi Distribusi Penyebaran Temperatur. Simulasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai proses perpindahan kalor yang terjadi pada alat yang telah melalui proses perhitungan berdasarkan studi literatur. Simulasi perpindahan kalor yang 5 dilakukan akan menjadi perbandingan terhadap perpindahan kalor yang terjadi pada saat alat telah dioperasikan. d) Perancangan Desain Alat Setelah perhitungan teknis alat dilakukan maka tahapan berikutnya adalah pembuatan desain produk berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dan proses simulasi yang telah dilakukan sebelumnya. e) Proses Pembuatan Alat Tahapan yang selanjutnya dilakukan adalah proses pembuatan alat yang didasari oleh perancangan desain alat yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan proses perhitungan dan perancangan desain alat akan menghasilkan keluaran berupa ukuran dan jumlah bagian-bagian penunjang dari alat tersebut. Hal tersebut merupakan bahan rujukan agar bagian-bagian tersebut dapat dibuat melalui proses manufaktur atau diperoleh dari produk after market yang telah ada. 1.6 Sistematik Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini dilakukan menurut bab-bab sebagai berikut : • BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan. 6 • BAB II DASAR TEORI Berisi teori-teori dasar yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya. • BAB III PERANCANGAN SISTEM Berisi uraian mengenai rancangan perangkat lunak dalam sistem pengendalian ini. • BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS KINERJA SISTEM Berisi uraian hasil pengamatan dan pengujian dari sistem serta analisis kinerja sistem secara keseluruhan. • BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dari pengujian dan analisis kinerja sistem beserta saransaran yang dapat digunakan dalam pengembangan lebih lanjut untuk memperoleh hasil yang lebih baik.