HASTONI dan SURYADINATA, Evaluasi atas Sistem Penggajian JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 11 No. 2, Oktober 2011 : 103 - 110 EVALUASI ATAS SISTEM PENGGAJIAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENGENDALIAN INTERN Pada PT Dae Kwang Oleh * Hastoni dan Erick Desma Suryadinata * Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT Payroll system is a series of procedures relating to the management of employee data from the recording, until the payment of salary calculation. In managing these data need to be controlled from the possibility of error would tar calculation, classification, and distribution of payroll costs so that adequate control is necessary for the purpose of internal control over salary is reached. The purpose of this study was to evaluate the payroll system in leather processing companies which register, calculation and payment of salaries. The evaluation conducted to determine whether the payroll system has been implemented at the company and is expected to run in accordance with the procedures set out the management in controlling costs of salaries, and associated with internal pengendalan component of salary. This research was conducted by the author in PT. Dae Kwang, located in the Village Leuwinutug, Citeureup Subdistrict, Bogor Regency. PT. Dae Kwang is the leather processing industry company, which processed raw skins (wet blue) into semifinished leather. In preparing this paper, the method used by writer is method deskiptif, and data collection done by: library research to obtain secondary data, and field research to obtain primary data from the company. The result showed that the PT. Dae Kwang, payroll system has been implemented fairly well. It is shown by the existence of procedures, documents and records in the payroll system which can be used to help companies find employees who commit fraud and anticipate the risks that may occur. The reports generated by the payroll system, particularly regarding the calculation of attendance and salary costs, which are used by companies as a basis for calculating salary payments, besides that the payroll system accuracy in record keeping, calculation and payment of salaries used as the basis of internal control over salary The evaluation results in this study show that there are some things of concern, among others: 1) the absence of a written job description, so that each employee work hard to define, especially when those employees do not enter or leave the company. In addition it will also cause a lack of clarity of the responsibilities of each, so it can overlap the work, 2) human resources are placed on the record in this case the finance and accounting into one section, 3) the absence of internal audit within the company to supervise and examine the course of its business, so that fraud or problems that may occur can not be solved quickly. Given these shortcomings, the risk of embezzlement and payroll data manipulation can occur. The addition of employees in the finance and internal oversight in the organizational structure as well as honesty, loyalty and responsibility of employees to be a determinant of the success of the company's internal control over salaries. Keywords: system penggajian, pengendalian intern Keywords: payroll systems, internal controls 103 HASTONI dan SURYADINATA, Evaluasi atas Sistem Penggajian PENDAHULUAN Perkembangan bidang teknologi di berbagai sektor industri yang semakin meningkat, menyebabkan semakin banyak pula perusahaan yang didirikan dan menjadikan iklim persaingan di antara perusahaan– perusahaan tersebut semakin tajam. Oleh karena itu organisasi–organisasi atau manajemen dari badan usaha yang bersangkutan harus dapat mengelola perusahaannya dengan semakin efektif agar dapat mengembangkan usahanya atau minimal dapat menjaga keseimbangan usahanya dalam iklim persaingan yang semakin ketat ini. Di samping itu juga diharapkan dapat memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi masyarakat. Efektivitas sebagai dasar dari keberhasilan dan efesiensi sebagai syarat minimal untuk melangsungkan hidup perusahaan dalam melaksanakan misinya dan akan dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern yang pada umumnya diluar jangkauan manajemen. Kondisi ini menuntut pimpinan perusahaan untuk melimpahkan sebagian wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya kepada bawahan secara sistematis. Seiring dengan bertambah luasnya aktivitas perusahaan pihak manajemen dituntut untuk bisa bekerja secara lebih efektif dan efesien dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan tersebut. Dengan bertambahnya aktivitas perusahaan, otomatis akan menyebabkan rentang pengendalian perusahaan juga semakin luas, dan dengan rentang pengendalian yang semakin luas ini, timbul celah-celah yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai penyelewengan, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kebocoran, inefesiensi, dan ketidaktaatan terhadap prosedur yang ditetapkan perusahaan. Salah satu penentu keberhasilan pengelola aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yang telah ditetapkan sebelumnya oleh tenaga kerja. Untuk itu pihak manajemen berusaha menjaga hubungan yang baik dengan semua pihak karyawan, diantaranya yaitu: dengan memberikan balas jasa kepada karyawan dalam bentuk gaji yang memuaskan bagi karyawan. Penggajian adalah hal yang sangat penting dalam melaksanakan aktivitas operasi perusahaan, dimana hal ini menyangkut 104 dua pihak yang mempunyai kepentingan dalam pengelolaan aktivitas perusahaan, yaitu: pihak manajemen dah pihak individu. Gaji dan upah merupakan unsur biaya yang cukup besar dikeluarkan perusahaan jika dibandingkan dengan unsur-unsur biaya lainnya. Pengeluaran gaji dan upah juga merupakan salah satu unsur yang mudah menjadi kecurangan atau penggelapan dengan menggunakan berbagai cara, misalnya memperbesar pengeluaran kas, membuat kuitansi fiktif, dan sebagainya. Dalam mengendalikan biaya gaji dan upah diperlukan suatu pengendalian internal gaji. Pengendalian internal gaji yang digunakan harus memadai, yaitu adanya struktur organisasi dan pembagian tugas, prosedur otorisasi, dokumen dan catatan yang memadai. Dalam mengawasi pengelolaan dan pengendalian internal gaji, peranan sistem penggajian dalam perusahaan sangat penting. Sistem penggajian merupakan rangkaian prosedur yang berkaitan dengan data karyawan mulai dari perhitungan sampai dengan pembayaran gaji dan rawan kecurangan atau kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam menyusun klasifikasi gaji sehingga diperlukan pengendalian internal gaji. Sistem penggajian adalah rangkaian aktivitas berulang dan operasional pemrosesan data terkait dalam mengelola pegawai. Sistem penggajian di perusahaan yang berbeda mempunyai prosedur yang berbeda pula. Pada banyak perusahaan sistem penggajian terdiri dari beberapa prosedur meliputi pencatatan waktu hadir, pembuatan daftar gaji, distribusi biaya gaji, pembuatan bukti kas keluar, dan pembayaran gaji. Sehubungan dengan hal diatas, Evaluasi atas sistem penggajian diharapkan dapat meningkatan pengendalian internal gaji, agar tidak terdapat kecurangan sehingga tidak ada gaji yang dibayarkan untuk karyawan fiktif atau pencatatan waktu hadir yang dimanipulasi. Masalah manajemen yang harus dihadapi dalam hal ini antara lain bagaimana pembagian tugas yang baik diantara pegawai, serta bagaimana mengendalikan gaji yang baik dalam perusahaan. Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 2, Oktober 2011 METODE PENELITIAN Metode pengambilan data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskiptif. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah datadata yang bersifat kuantitatif dan data-data kualitatif. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut : (1) Data Primer dan (2) Data Sekunder. Tehnik pengumpulan data yang penulis lakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Wawancara (2) Kuesioner atau angket (3) Observasi (observation). Tehnik pengolahan data yang dilakukan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu melakukan evaluasi atas sistem, prosedur dan perhitungan penggajian dalam kaitannya dengan pengendalian intern. 2) 3) 4) HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Atas Sistem Penggajian dalam kaitannya dengan Pengendalian Intern Gaji pada PT. Dae Kwang 1. Lingkungan pengendalian Dalam lingkungan pengendalian terdapat beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan, agar pengendalian perusahaan lebih kuat dalam menghadapi hambatan yang datang, dikarenakan lingkungan pengendalian merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lainnya. Adapun kebijakan yang dibuat oleh pihak manajemen adalah sebagai berikut: a. Kebijakan perusahaan pengendalian karyawan. terhadap Untuk mendapatkan karyawan yang memiliki integritas yang tinggi dan kompeten dibidangnya, maka perusahaan dalam melaksanakan pengendalian karyawan mengeluarkan kebijakan sebagai berikut: 1) Perusahaan dalam memproses perekrutan karyawannya dilakukan secara selektif sesuai dengan bidang dan pekerjaan yang akan dikerjakan karyawan tersebut. Sabagai contoh : untuk karyawan yang akan bekerja di bagian payroll, biasanya mereka diharapkan mengerti masalahmasalah penggajian, khususnya yang b. berhubungan dengan ketenagakerjaan, peraturan pajak penghasilan dan perhitungan tarif gaji. Apabila ternyata diantara karyawan tersebut masih ada yang kurang berkompeten dibidangnya, atau untuk pengembangan karyawannya, biasanya pihak manajemen akan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan kreatifitas kerja. Selain pelatihan, manajemen juga memberikan jenjang karier untuk lintas departemen, tetapi hal tersebut tidak akan menyimpang terlalu jauh dari bidangnya, contoh: bagian payroll dapat dimutasikan ke bagian pajak, karena bagian payroll secara tidak langsung memiliki kedekatan hubungan kerja dalam hal perhitungan pajak penghasilan karyawan. Selain itu dalam rangka koordinasi dan peningkatan efisiensi manajemen juga melakukan evaluasi atas karyawan dan reorganisasi. Kebijakan perusahaan pengendalian organisasi terhadap Kebijakan yang dibuat oleh Manajemen dalam Pengendalian Organisasi untuk mencapai efisiensi kerja dan mengoptimalkan sumber daya yang ada, maka perusahaan mengelurkan Kebijakan Pengendalian Organisasi sebagai berikut: 1) Manajemen telah membuat struktur oganisasi yang jelas dari tingkat puncak sampai dengan tingkat bawah dengan memberikan wewenang dan tanggung jawab masing-masing karyawan. 2) Adanya transparansi atau keterbukaan dalam pengembilan keputusan, begitu pula dalam menyelesaikan masalah, dimana dalam pelaksanannya dilakukan secara bertahap 3) Pada bagian personalia, adanya petugas keamanan (satpam) yang bertugas untuk mengawasi pencetakan clock card (kartu kehadiran karyawan), sehingga dapat membantu tugas bagian personalia untuk mengawasi pencatakan clock card. 4) Sedangkan untuk kebijakan yang berhubungan dengan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan, biasanya manajemen secara keras akan menindak 105 HASTONI dan SURYADINATA, Evaluasi atas Sistem Penggajian lanjuti hal sesuai dengan peraturan perusahaan seperti karyawan tidak masuk tanpa member keterangan. Biasanya sanksi yang akan diberikan adalah dari tahap peneguran yang disertai dengan hilangnya insentif kehadiran, dan kemudian tahap peneguran secara tertulis, dan terakhir tahap pemutusan hubungan kerja (PHK). Akan tetapi dengan dikeluarkan beberapa Kebijakan oleh Manajemen sebagai alat untuk mencapai tujuan yang di capai masih terdapat beberapa kekurangan seperti: 1) Tidak terdapatnya job description secara tertulis, sehingga pekerjaan masing-masing karyawan sulit didefinisikan, terutama disaat karyawan yang bersangkutan tidak masuk atau keluar dari perusahaan. Selain itu juga akan menimbulkan ketidakjelasan akan tanggung jawab masing-masing, sehingga dapat terjadi tumpang tindih pekerjaan. 2) Kurangnya sumber daya manusia yang ditempatkan pada bagian perhitungan dalam hal ini bagian keuangan dan akuntansi yang terangkap menjadi satu bagian. 3) Belum adanya internal audit didalam perusahaan untuk mengawasi dan memeriksa jalannya kegiatan usaha perusahaan, sehingga kecurangan atau masalah yang mungkin terjadi tidak dapat diatasi dengan cepat. Dari adanya kekurangan diatas maka pihak manajemen perusahaan mengambil langkah dalam mengatasi kekurangankekurangan diatas, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Melakukan pemeriksaan ulang untuk laporan akhir perhitungan absensi, jam kerja dan gaji karyawan dan melakukan konfirmasi pada bagian-bagian yang terkait. 2) Untuk menghindari kecurangan atau pelanggaran pihak manajemen perusahaan melakukan pengawasan secara langsung (pengawasan yang dilakukan oleh atasan yang bersangkutan). Selain itu, memberi pengarahan prosedur kerja dan memberikan sanksi yang tegas kepada karyawan yang melakukan pelanggaran. 106 c. Kebijakan perusahaan yang berkaitan pengendalian penggajian Kebijakan yang dibuat pihak manajemen menjamin agar pembayaran gaji yang dikeluarkan perusahaan dalam aktivitas penggajian berada dalam jumlah yang tepat dan diterima oleh orang-orang yang berhak, serta setiap pekerja yang bekerja pada PT. Dae Kwang berhak memperoleh gaji yang layak, sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya. PT. Dae Kwang membuat beberapa kebijakan mengenai penggajian. Kebijakan tersebut tercermin sebagai berikut : 1) Untuk kepentingan pembinaan serta memotivasi karyawan diadakan levellevel/ golongan-golongan dan jenjang kepangkatan yang digunakan sebagai dasar dalam penggajian. 2) Setiap pekerja berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan tanggung jawabnya. 3) Setiap karyawan diberikan gaji pokok menurut ruang gaji dan yang ditentukan oleh level/ golongan. 4) Setiap karyawan yang memenuhi syaratsyarat yang ditentukan berhak atas kenaikan gaji, kenaikan ruang dan atau kenaikan level. Syarat-syarat yang dimaksud adalah prestasi kerja, disiplin kerja, kesetiaan, pengalaman serta syaratsyarat objektif lainnya. Pada PT. Dae Kwang terdapat peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap karyawan. Apabila peraturan dan disiplin kerja tersebut dilanggar maka karyawan yang melanggar tersebut akan mendapatkan hukuman disiplin. Diantara semua jenis hukuman ada beberapa hukuman yang terkait dengan penggajian. Dengan tidak mengenai ketentuan dalam perundang-undangan pindana, karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin akan dijatuhi hukuman disiplin oleh pimpinan yang berwenang memberikan hukuman. Hukuman disiplin terdiri dari 3 (tiga) tingkatan, yaitu : 1) Tingkat ringan, bagi karyawan yang melakukan pelanggaran peraturan dan disiplin perusahaan pada tingkat ini Departemen Personalia akan memberikan teguran secara lisan atau teguran tertulis. Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 2, Oktober 2011 2) Tingkat sedang, bagi karyawan yang melakukan pelanggaran peraturan dan disiplin perusahaan pada tingkat ini Departemen Personalia akan memberikan surat peringatan (SP I, SP II, dan SP III) yang berlaku selama 6 (enam) bulan untuk masing-masing surat peringatan. 3) Tingkat berat, bagi karyawan yang melakukan pelanggaran peraturan dan disiplin perusahaan pada tingkat ini Departemen Personalia akan memberikan hukuman berupa skorsing yang berlaku maksimal 1 (satu) bulan. Apabila yang bersangkutan selama dalam masa pengawasan melakukan pelanggaran lagi, maka perusahaan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dengan adanya peraturan dan displin kerja diharapkan kualitas kerja karyawan akan lebih baik. Dan dengan adanya sanksi kedisiplinan yang diterapkan maka kesalahan, kecurangan dan kecerobohan dapat dihindari. 2. Penaksiran Risiko Komponen yang kedua dari pengendalian adalah menaksir risiko yang mungkin terjadi sehingga mempengaruhi kegiatan usaha perusahaan. Adapun risikorisiko yang mungkin dihadapi oleh perusahaan antara lain: a. Kehilangan sumber daya keuangan karena pemborosan atau pencurian. Contoh : Kecurangan pencatatan jam kerja, yaitu : Pada karyawan yang datang terlambat (misalnya karyawan yang datang jam 09.30 tetapi di catat pada jam 08.00) berdasarkan kebijakan perusahaan, karyawan yang datang terlambat lebih dari satu jam maka karyawan tersebut tidak akan mendapat uang kerajinan dan uang transportasi. Pemborosan biaya lembur yaitu dengan cara menambahkan jam kerja lembur (misalnya jam kerja lembur sesungguhnya 2 jam tapi dicatat dalam formulir lembur selama 4 jam). Manipulasi data karayawan, yaitu : adanya karyawan yang sudah berhenti tetapi dalam data penggajian karyawan tersebut masih terdaftar sebagai karyawan. b. Kebijakan pemerintah Adanya Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang tenaga kerja yang memberikan kebebasan kepada perusahaan atas status pekerjanya dengan tujuan meningkatkan produktifitas karyawan, risiko akan adanya tuntutan dari karyawan yang merasa dirugikan secara tidak langsung mempengaruhi kelangsungan usaha perusahaan. c. Adanya perubahan ekonomi Pertumbuhan ekonomi serta tingkat aktivitas perekonomian akan berpengaruh pada pendapatan perusahaan. Kondisi perekonomian yang ada juga secara langsung dan tidak langsung berpengaruh pada daya beli masyarakat, yang dalam hal ini berhubungan dengan gaji yang diterima oleh karyawan. 3. Aktifitas pengendalian Komponen ketiga dari pengendalian adalah aktifitas pengendalian. Dalam komponen ini, manajemen perusahaan berusaha meminimalkan risiko yang akan terjadi, sehingga tujuan perusahaan tercapai. Adapun cara-cara yang dilakukan oleh manajemen adalah sebagai berikut : a. Adanya pemisahan fungsi di bagian pencatatan waktu kerja telah dibedakan antara yang melakukan pencatatan dengan pengawasan serta yang melakukan perhitungan. Untuk bagian pencatatan dilakukan oleh Adm Personalia, untuk pengawasan absen dilakukan oleh bagian sekuriti/ satpam, sedangkan untuk perhitungan dilakukan bagia payroll, sehingga masing-masing tugas dapat dikendalikan sesuai dengan bagiannya dan menjadi lebih terorganisir. b. Adanya otorisasi atas pembuatan rekapitulasi absen karyawan (RAK) yang dibuat oleh Adm. Personalia dilakukan oleh chief personalia, Rekapitulasi Pembayaran Gaji Karyawan (RPGK) yang dibuat oleh bagian Payroll dillakukan oleh chief keuangan, chief akuntansi dan manager operasional, hal ini menunjukan telah adanya otorisasi dari pejabat yang berwenang. c. Adaya dokumen pendukung dalam proses pembayaran gaji yaitu: Rekapitulasi Absen 107 HASTONI dan SURYADINATA, Evaluasi atas Sistem Penggajian Karyawan (RAK), Daftar Gaji (DGR), Rekapitulasi Pembayaran Gaji Karayawan (RPGK), Rincian Gaji (RG) dan lainlainnya. 4. Informasi dan Komunikasi Komponen keempat dari pengenalian adalah informasi dan komunikasi. Dalam komponen ini perusahaan berusaha meminimal resiko yang terjadi dengan adanya program penggajian yang sederhana. Hal ini ditunjukan adannya domumen-dokumen yang cetak contohnya Rekapitulasi Pembayaran Gaji Karyawan, Daftar Gaji, Rincian Gaji dan Slip Gaji. Sehingga informasi yang diperlukan dalam proses penggajian dapat diterima dengan cepat, tetapi sayangnya masih ada dokumen yang tidak dicetak contohnya slip gaji. 5. Pemantauan Komponen kelima dari pengendalian adalah Pemantauan. Dalam komponen ini perusahaan untuk meminimalkan resiko yang terjadi yaitu dengan dilakukannya pemantauan oleh manajeman, adapun pematauan yang dilakukan antara lain: a. Pencatatan waktu kerja Dalam melakukan pencatatan waktu kerja, kontrol yang paling penting adalah pencetakan jam kerja, yang dilalukan oleh pengawas absen (sekuriti) adalah memastikan bahwa yang mencetak kartu jam kerja adalah karyawan yang namanya tercetak dalam kartu tersebut dan dilakukan oleh karyawan yang bersangkutan (tidak boleh dititipkan kepada karyawan lain). Dan adanya pemeriksaan secara mendadak oleh Chief. Personalia & GA pada saat karyawan melakukan pencatatan jam kerja. b. Perhitungan gaji Untuk menghidari adanya kesalahan perhitungan bagian payroll harus mengecek (up date) data karyawan yaitu dengan memeriksa kartu absen karyawan dengan Rekapitulasi Absent Karyawan (RAK), status karyawan apakah masih aktif atau tidak. Setelah dilakukan pengecekan data karyawan, bagian payroll akan membuat rekapitulasi pembayaran gaji sementara (RPGS), kemudian RPGS tersebut diserahkan ke bagian akuntansi untuk 108 diperiksa ketelitian perhitungannya, bila ada kesalahan dalam perhitungan maka RPGS akan dikembalikan ke bagian Payroll untuk diperbaiki. RPGS yang sudah benar akan digunakan sebagai Rekapitulasi Pembayaran Gaji dan dimintakan persetujuan dan siapkan untuk dibayarkan. c. Pembayaran gaji Pemanatauan yang dilakukan oleh perusahaan dalam pembayaran gaji adalah pembayaran gaji dilakukan berdasarkan data yang dibuat oleh bagian payroll dan diserahkan kepada karyawan yang tercantum dalam daftar gaji karyawan. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di PT. Dae Kwang, penulis dapat memberikan penilaian terhadap pelaksanan pengendalian intern. Bahwa evaluasi atas system penggajian dalam kaitannya dengan pengedalian intern, sudah cukup baik, hal ini dasarkan pada: 1. Eksistensi ( transaksi yang tercatat benarbenar ada) Pembayaraan gaji telah benar-benar dilakukan, yaitu: dengan hanya membayar gaji yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang, yaitu bagian personalia, bagian keuangan dan bagian akuntansi. 2. Kelengkapan (seluruh transaksi telah dicatat) Setiap transaksi penggajian dicatat oleh bagian akuntansi secara lengkap, yaitu disertai dengan formulir atau dokumen pendukung. 3. Akurasi (transaksi yang tercatat telah disajikan dengan jumlah yang benar) Pembayaraan gaji didasarkan pada golongan/level ditambah dengan tunjangan-tunjangan dan dikurangi dengan potongan-potongan yang seharusnya dikenakan dalam penghitungan gaji. 4. Klasifikasi (transaksi telah diklasifikasikan dengan tepat) Pengklasifikasian dilakukan dengan mengatur pos-pos yang memiliki karakteristik sama ke dalam kelompokkelompok. Pengklasifikasian dilaksanakan melalui pemberian kode rekening. 5. Tepat Waktu (transaksi telah dicatat pada tanggal yang benar) Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 2, Oktober 2011 6. Setiap transaksi pembayaraan gaji dicatat tepat pada waktunya dan dilakukan dalam periode yang seharusnya. Posting dan Pengikhtisaran (transaksi yang tercatat telah dicantumkan dalam berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar) Setiap transaksi penggajian selalu dibuat pencatatan jurnalnya, lalu diposting ke buku besar dengan benar. Pengikhtisaran dilakukan untuk mengurangi tingkat kerincian data dalam bentuk yang lebih bermanfaat. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dan setelah dilakukan wawancara dan peninjauan langsung ke lokasi, penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. PT. Dae Kwang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industry pengolahan kulit, yang menolah kulit mentah (wet blue) manjadi barang setengah jadi. 2. System penggajian yang diberlakukan pada PT.Dae Kwang sesuai dengan kebijakan pihak manajemen berupa: system penggajian tetap dengan variasi dan system upah variable, dimana dalam system penggajian tetap dengan variasi karyawan akan mendapatkan gaji dengan jumlah tertentu (tetap) dan bila melakukan lembur atau prestasi tertentu akan mendapatkan uang tambahan, tetapi sebaliknya bila terlambat masuk kerja atau tidak masuk kerja gajinya akan dikurangi (insentif kehadiran, tunjangan transportasi, tunjangan makan), sedangkan system upah variable karyawan akan mendapat upah proporsional sesuai dengan prestasi yaitu kelebihan jam kerja dibayar sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan. 3. Secara umum pengendalian intern pada PT. Dae Kwang telah sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja yang ada. Hal ini dapat terlihat dr adanya: dokumen dan catatan yang digunakan, formulir kartu hadir, formulir kartu biaya, formulir kartu penghasilan. 4. 5. Adanya perangkapan tugas antara bagian akuntansi dan bagian keuangan hal ini ditunjukan pada saat pembayaran gaji, yang melakukan pencatatan dan pembayaran dilakukkan oleh satu orang, sehingga ada kemungkinan terjadi kecurangan atau penggelapan. Sistem dan prosedur penggajian terbagi menjadi empat prosedur kerja, yaitu: 1) pencatatan waktu kerja, 2) pembuatan daftar gaji, 3) penghitungan gaji, dan 4) pembayaran gaji. DAFTAR PUSTAKA Amin Wijaya Tunggal. 2006. Internal Audit, Arens, Alvin A., Randal J. Elder., and Mark S. Beasley. 2003. Auditing and Assurance Services. Ninth Edition. New Jersey : Prentice Hall. Fauzi. Prinsip Akuntansi Keuangan (Proses Penyusunan Laporan Keuangan), Penerbit SN. George H Bordnar yang dialih bahasakan oleh Amir Abadi Yusuf, 2003, Sistem Informasi Akuntansi. Practice Hall, Salemba Empat, Gramedia, Jakarta. Harrison Walter T. yang dialih bahasakan oleh Setio Anggoro.1993. Akuntansi Jakarta : Salemba Empat. Hasibuan, Melayu. S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ke-3, PT. Bumi Aksara, Jakarta Joel G Siegel, 1999, Kamus Akuntansi, Cetakan ke-4, Gramedia, Jakarta. Jusuf, Amir, Abadi dan Rudi M. Tambunan. 2000, Sistem Informasi Akuntansi. Edisi ke-6, Salemba Empat, Jakarta. Marihot Tua Efendi Hariandja. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, PT. Grasindo, Jakarta. Marshall B Romney dan Paul John Stenbart. 2005. Accounting Information System, Edisi IX, Salemba Empat, Jakarta. 109 HASTONI dan SURYADINATA, Evaluasi atas Sistem Penggajian Mulyadi. 2002. Auditing, Edisi , Salemba Empat Jakarta. Sukirno Agoes. 2000. Auditing. LPFEUI, Jakarta Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Salemba Empat, Jakarta. Syahrul dan M. Adji Nizar. 1999, Kamus Akuntansi Niswonger, Rollin, C at al. 1999. Accounting. Diterjemahkan oleh Sirait, Alfonsus, dkk. Jakarta: Erlangga. Tjukria D Tawaf. 2006. Audit Intern Bank, Salemba Empat, Jakarta Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Rudianto. 2006. Akuntansi Grasindo, Jakarta Manajemen. Soemarso SR. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar.Revisi Edisi kelima, Salemba Emapat, Jakarta. 110 William F Messier, Jr. 2005. Jasa audit dan Assurance, Pendekatan Sistematis, Salemba Empat, Jakarta. Zaki Baridwan. 2002. Sistem Akuntansi, Penyusunan Prosedur dan Metode, Cetakan ke 9, BPFE-Yogyakarta.