EVALUASI ATAS SISTEM PENGGAJIAN DALAM

advertisement
HASTONI dan SURYADINATA, Evaluasi atas Sistem Penggajian
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING
Volume 11 No. 2, Oktober 2011 : 103 - 110
EVALUASI ATAS SISTEM PENGGAJIAN
DALAM KAITANNYA DENGAN PENGENDALIAN INTERN
Pada PT Dae Kwang
Oleh
* Hastoni dan Erick Desma Suryadinata
* Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
ABSTRACT
Payroll system is a series of procedures relating to the management of employee data from the recording, until the
payment of salary calculation. In managing these data need to be controlled from the possibility of error would tar
calculation, classification, and distribution of payroll costs so that adequate control is necessary for the purpose of
internal control over salary is reached.
The purpose of this study was to evaluate the payroll system in leather processing companies which register,
calculation and payment of salaries. The evaluation conducted to determine whether the payroll system has been
implemented at the company and is expected to run in accordance with the procedures set out the management in
controlling costs of salaries, and associated with internal pengendalan component of salary. This research was
conducted by the author in PT. Dae Kwang, located in the Village Leuwinutug, Citeureup Subdistrict, Bogor
Regency. PT. Dae Kwang is the leather processing industry company, which processed raw skins (wet blue) into semifinished leather.
In preparing this paper, the method used by writer is method deskiptif, and data collection done by: library
research to obtain secondary data, and field research to obtain primary data from the company.
The result showed that the PT. Dae Kwang, payroll system has been implemented fairly well. It is shown by the
existence of procedures, documents and records in the payroll system which can be used to help companies find
employees who commit fraud and anticipate the risks that may occur. The reports generated by the payroll system,
particularly regarding the calculation of attendance and salary costs, which are used by companies as a basis for
calculating salary payments, besides that the payroll system accuracy in record keeping, calculation and payment of
salaries used as the basis of internal control over salary
The evaluation results in this study show that there are some things of concern, among others: 1) the absence of a
written job description, so that each employee work hard to define, especially when those employees do not enter or
leave the company. In addition it will also cause a lack of clarity of the responsibilities of each, so it can overlap the
work, 2) human resources are placed on the record in this case the finance and accounting into one section, 3) the
absence of internal audit within the company to supervise and examine the course of its business, so that fraud or
problems that may occur can not be solved quickly. Given these shortcomings, the risk of embezzlement and payroll
data manipulation can occur. The addition of employees in the finance and internal oversight in the organizational
structure as well as honesty, loyalty and responsibility of employees to be a determinant of the success of the company's
internal control over salaries.
Keywords: system penggajian, pengendalian intern Keywords: payroll systems, internal controls
103
HASTONI dan SURYADINATA, Evaluasi atas Sistem Penggajian
PENDAHULUAN
Perkembangan bidang teknologi di
berbagai sektor industri yang semakin
meningkat, menyebabkan semakin banyak pula
perusahaan yang didirikan dan menjadikan
iklim persaingan di antara perusahaan–
perusahaan tersebut semakin tajam. Oleh
karena
itu
organisasi–organisasi
atau
manajemen
dari
badan
usaha
yang
bersangkutan
harus
dapat
mengelola
perusahaannya dengan semakin efektif agar
dapat mengembangkan usahanya atau minimal
dapat menjaga keseimbangan usahanya dalam
iklim persaingan yang semakin ketat ini. Di
samping
itu
juga
diharapkan
dapat
memberikan sumbangan yang cukup berarti
bagi masyarakat. Efektivitas sebagai dasar dari
keberhasilan dan efesiensi sebagai syarat
minimal
untuk
melangsungkan
hidup
perusahaan dalam melaksanakan misinya dan
akan dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor
ekstern yang pada umumnya diluar jangkauan
manajemen. Kondisi ini menuntut pimpinan
perusahaan untuk melimpahkan sebagian
wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya
kepada bawahan secara sistematis.
Seiring dengan bertambah luasnya
aktivitas perusahaan pihak manajemen dituntut
untuk bisa bekerja secara lebih efektif dan
efesien dalam menjalankan aktivitasnya
perusahaan tersebut. Dengan bertambahnya
aktivitas
perusahaan,
otomatis
akan
menyebabkan
rentang
pengendalian
perusahaan juga semakin luas, dan dengan
rentang pengendalian yang semakin luas ini,
timbul celah-celah yang dapat digunakan untuk
melakukan berbagai penyelewengan, sehingga
dapat menyebabkan terjadinya kebocoran,
inefesiensi, dan ketidaktaatan terhadap
prosedur yang ditetapkan perusahaan.
Salah satu penentu keberhasilan
pengelola aktivitas perusahaan dalam mencapai
tujuannya yang telah ditetapkan sebelumnya
oleh tenaga kerja. Untuk itu pihak manajemen
berusaha menjaga hubungan yang baik dengan
semua pihak karyawan, diantaranya yaitu:
dengan memberikan balas jasa kepada
karyawan dalam bentuk gaji yang memuaskan
bagi karyawan. Penggajian adalah hal yang
sangat penting dalam melaksanakan aktivitas
operasi perusahaan, dimana hal ini menyangkut
104
dua pihak yang mempunyai kepentingan dalam
pengelolaan aktivitas perusahaan, yaitu: pihak
manajemen dah pihak individu.
Gaji dan upah merupakan unsur biaya
yang cukup besar dikeluarkan perusahaan jika
dibandingkan dengan unsur-unsur biaya
lainnya. Pengeluaran gaji dan upah juga
merupakan salah satu unsur yang mudah
menjadi kecurangan atau penggelapan dengan
menggunakan
berbagai
cara,
misalnya
memperbesar pengeluaran kas, membuat
kuitansi fiktif, dan sebagainya.
Dalam mengendalikan biaya gaji dan
upah diperlukan suatu pengendalian internal
gaji. Pengendalian internal gaji yang digunakan
harus memadai, yaitu adanya struktur
organisasi dan pembagian tugas, prosedur
otorisasi, dokumen dan catatan yang memadai.
Dalam mengawasi pengelolaan dan
pengendalian internal gaji, peranan sistem
penggajian dalam perusahaan sangat penting.
Sistem penggajian merupakan rangkaian
prosedur yang berkaitan dengan data karyawan
mulai dari
perhitungan sampai dengan
pembayaran gaji dan rawan kecurangan atau
kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam
menyusun klasifikasi gaji sehingga diperlukan
pengendalian internal gaji.
Sistem penggajian adalah rangkaian
aktivitas berulang dan operasional pemrosesan
data terkait dalam mengelola pegawai. Sistem
penggajian di perusahaan yang berbeda
mempunyai prosedur yang berbeda pula. Pada
banyak perusahaan sistem penggajian terdiri
dari beberapa prosedur meliputi pencatatan
waktu hadir, pembuatan daftar gaji, distribusi
biaya gaji, pembuatan bukti kas keluar, dan
pembayaran gaji.
Sehubungan dengan hal diatas, Evaluasi
atas sistem penggajian diharapkan dapat
meningkatan pengendalian internal gaji, agar
tidak terdapat kecurangan sehingga tidak ada
gaji yang dibayarkan untuk karyawan fiktif atau
pencatatan waktu hadir yang dimanipulasi.
Masalah manajemen yang harus dihadapi
dalam hal ini antara lain bagaimana pembagian
tugas yang baik diantara pegawai, serta
bagaimana mengendalikan gaji yang baik dalam
perusahaan.
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 2, Oktober 2011
METODE PENELITIAN
Metode pengambilan data yang
dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah metode deskiptif. Jenis data yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah datadata yang bersifat kuantitatif dan data-data
kualitatif. Data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini diantaranya sebagai berikut : (1)
Data Primer dan (2) Data Sekunder.
Tehnik pengumpulan data yang penulis
lakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut: (1) Wawancara (2) Kuesioner atau
angket (3) Observasi (observation). Tehnik
pengolahan data yang dilakukan adalah metode
deskriptif kualitatif yaitu melakukan evaluasi
atas sistem, prosedur dan perhitungan
penggajian
dalam
kaitannya
dengan
pengendalian intern.
2)
3)
4)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi Atas Sistem Penggajian dalam
kaitannya dengan Pengendalian Intern
Gaji pada PT. Dae Kwang
1.
Lingkungan pengendalian
Dalam
lingkungan
pengendalian
terdapat beberapa kebijakan yang ditetapkan
oleh perusahaan, agar pengendalian perusahaan
lebih kuat dalam menghadapi hambatan yang
datang, dikarenakan lingkungan pengendalian
merupakan dasar dari komponen pengendalian
yang lainnya. Adapun kebijakan yang dibuat
oleh pihak manajemen adalah sebagai berikut:
a.
Kebijakan
perusahaan
pengendalian karyawan.
terhadap
Untuk mendapatkan karyawan yang
memiliki integritas yang tinggi dan kompeten
dibidangnya,
maka
perusahaan
dalam
melaksanakan
pengendalian
karyawan
mengeluarkan kebijakan sebagai berikut:
1) Perusahaan dalam memproses perekrutan
karyawannya dilakukan secara selektif
sesuai dengan bidang dan pekerjaan yang
akan dikerjakan karyawan tersebut.
Sabagai contoh : untuk karyawan yang
akan bekerja di bagian payroll, biasanya
mereka diharapkan mengerti masalahmasalah penggajian, khususnya yang
b.
berhubungan dengan ketenagakerjaan,
peraturan
pajak
penghasilan
dan
perhitungan tarif gaji.
Apabila ternyata diantara karyawan
tersebut masih ada yang kurang
berkompeten dibidangnya, atau untuk
pengembangan karyawannya, biasanya
pihak manajemen akan memberikan
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
dan kreatifitas kerja.
Selain pelatihan,
manajemen juga
memberikan jenjang karier untuk lintas
departemen, tetapi hal tersebut tidak akan
menyimpang terlalu jauh dari bidangnya,
contoh: bagian payroll dapat dimutasikan
ke bagian pajak, karena bagian payroll
secara tidak langsung memiliki kedekatan
hubungan kerja dalam hal perhitungan
pajak penghasilan karyawan.
Selain itu dalam rangka koordinasi dan
peningkatan efisiensi manajemen juga
melakukan evaluasi atas karyawan dan
reorganisasi.
Kebijakan
perusahaan
pengendalian organisasi
terhadap
Kebijakan yang dibuat oleh Manajemen
dalam
Pengendalian
Organisasi
untuk
mencapai efisiensi kerja dan mengoptimalkan
sumber daya yang ada, maka perusahaan
mengelurkan
Kebijakan
Pengendalian
Organisasi sebagai berikut:
1) Manajemen telah membuat struktur
oganisasi yang jelas dari tingkat puncak
sampai dengan tingkat bawah dengan
memberikan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing karyawan.
2) Adanya transparansi atau keterbukaan
dalam pengembilan keputusan, begitu pula
dalam menyelesaikan masalah, dimana
dalam pelaksanannya dilakukan secara
bertahap
3) Pada bagian personalia, adanya petugas
keamanan (satpam) yang bertugas untuk
mengawasi pencetakan clock card (kartu
kehadiran karyawan), sehingga dapat
membantu tugas bagian personalia untuk
mengawasi pencatakan clock card.
4) Sedangkan
untuk
kebijakan
yang
berhubungan dengan kecurangan yang
dilakukan oleh karyawan, biasanya
manajemen secara keras akan menindak
105
HASTONI dan SURYADINATA, Evaluasi atas Sistem Penggajian
lanjuti hal sesuai dengan peraturan
perusahaan seperti karyawan tidak masuk
tanpa member keterangan. Biasanya sanksi
yang akan diberikan adalah dari tahap
peneguran yang disertai dengan hilangnya
insentif kehadiran, dan kemudian tahap
peneguran secara tertulis, dan terakhir
tahap pemutusan hubungan kerja (PHK).
Akan tetapi dengan dikeluarkan
beberapa Kebijakan oleh Manajemen sebagai
alat untuk mencapai tujuan yang di capai masih
terdapat beberapa kekurangan seperti:
1) Tidak terdapatnya job description secara
tertulis, sehingga pekerjaan masing-masing
karyawan sulit didefinisikan, terutama
disaat karyawan yang bersangkutan tidak
masuk atau keluar dari perusahaan. Selain
itu juga akan menimbulkan ketidakjelasan
akan tanggung jawab masing-masing,
sehingga dapat terjadi tumpang tindih
pekerjaan.
2) Kurangnya sumber daya manusia yang
ditempatkan pada bagian perhitungan
dalam hal ini bagian keuangan dan
akuntansi yang terangkap menjadi satu
bagian.
3) Belum adanya internal audit didalam
perusahaan untuk mengawasi dan
memeriksa jalannya kegiatan usaha
perusahaan, sehingga kecurangan atau
masalah yang mungkin terjadi tidak dapat
diatasi dengan cepat.
Dari adanya kekurangan diatas maka
pihak manajemen perusahaan mengambil
langkah dalam mengatasi kekurangankekurangan diatas, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Melakukan pemeriksaan ulang untuk
laporan akhir perhitungan absensi, jam
kerja dan gaji karyawan dan melakukan
konfirmasi pada bagian-bagian yang
terkait.
2) Untuk menghindari kecurangan atau
pelanggaran pihak manajemen perusahaan
melakukan pengawasan secara langsung
(pengawasan yang dilakukan oleh atasan
yang bersangkutan). Selain itu, memberi
pengarahan
prosedur
kerja
dan
memberikan sanksi yang tegas kepada
karyawan yang melakukan pelanggaran.
106
c.
Kebijakan perusahaan yang berkaitan
pengendalian penggajian
Kebijakan
yang
dibuat
pihak
manajemen menjamin agar pembayaran gaji
yang dikeluarkan perusahaan dalam aktivitas
penggajian berada dalam jumlah yang tepat dan
diterima oleh orang-orang yang berhak, serta
setiap pekerja yang bekerja pada PT. Dae
Kwang berhak memperoleh gaji yang layak,
sesuai dengan pekerjaan dan tanggung
jawabnya. PT. Dae Kwang membuat beberapa
kebijakan mengenai penggajian. Kebijakan
tersebut tercermin sebagai berikut :
1) Untuk kepentingan pembinaan serta
memotivasi karyawan diadakan levellevel/ golongan-golongan dan jenjang
kepangkatan yang digunakan sebagai dasar
dalam penggajian.
2) Setiap pekerja berhak memperoleh gaji
yang layak sesuai dengan tanggung
jawabnya.
3) Setiap karyawan diberikan gaji pokok
menurut ruang gaji dan yang ditentukan
oleh level/ golongan.
4) Setiap karyawan yang memenuhi syaratsyarat yang ditentukan berhak atas
kenaikan gaji, kenaikan ruang dan atau
kenaikan level. Syarat-syarat yang
dimaksud adalah prestasi kerja, disiplin
kerja, kesetiaan, pengalaman serta syaratsyarat objektif lainnya.
Pada PT. Dae Kwang terdapat
peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh
setiap karyawan. Apabila peraturan dan disiplin
kerja tersebut dilanggar maka karyawan yang
melanggar tersebut akan mendapatkan
hukuman disiplin. Diantara semua jenis
hukuman ada beberapa hukuman yang terkait
dengan penggajian.
Dengan tidak mengenai ketentuan
dalam perundang-undangan pindana, karyawan
yang melakukan pelanggaran disiplin akan
dijatuhi hukuman disiplin oleh pimpinan yang
berwenang memberikan hukuman.
Hukuman disiplin terdiri dari 3 (tiga)
tingkatan, yaitu :
1) Tingkat ringan, bagi karyawan yang
melakukan pelanggaran peraturan dan
disiplin perusahaan pada tingkat ini
Departemen Personalia akan memberikan
teguran secara lisan atau teguran tertulis.
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 2, Oktober 2011
2)
Tingkat sedang, bagi karyawan yang
melakukan pelanggaran peraturan dan
disiplin perusahaan pada tingkat ini
Departemen Personalia akan memberikan
surat peringatan (SP I, SP II, dan SP III)
yang berlaku selama 6 (enam) bulan untuk
masing-masing surat peringatan.
3) Tingkat berat, bagi karyawan yang
melakukan pelanggaran peraturan dan
disiplin perusahaan pada tingkat ini
Departemen Personalia akan memberikan
hukuman berupa skorsing yang berlaku
maksimal 1 (satu) bulan.
Apabila yang bersangkutan selama
dalam
masa
pengawasan
melakukan
pelanggaran lagi, maka perusahaan akan
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK).
Dengan adanya peraturan dan displin
kerja diharapkan kualitas kerja karyawan akan
lebih baik. Dan dengan adanya sanksi
kedisiplinan yang diterapkan maka kesalahan,
kecurangan dan kecerobohan dapat dihindari.
2.
Penaksiran Risiko
Komponen
yang
kedua
dari
pengendalian adalah menaksir risiko yang
mungkin terjadi sehingga mempengaruhi
kegiatan usaha perusahaan. Adapun risikorisiko yang mungkin dihadapi oleh perusahaan
antara lain:
a.
Kehilangan sumber daya keuangan karena
pemborosan atau pencurian.
Contoh : Kecurangan pencatatan jam
kerja, yaitu : Pada karyawan yang datang
terlambat (misalnya karyawan yang datang jam
09.30 tetapi di catat pada jam 08.00)
berdasarkan kebijakan perusahaan, karyawan
yang datang terlambat lebih dari satu jam maka
karyawan tersebut tidak akan mendapat uang
kerajinan dan uang transportasi.
Pemborosan biaya lembur yaitu dengan
cara menambahkan jam kerja lembur (misalnya
jam kerja lembur sesungguhnya 2 jam tapi
dicatat dalam formulir lembur selama 4 jam).
Manipulasi data karayawan, yaitu :
adanya karyawan yang sudah berhenti tetapi
dalam data penggajian karyawan tersebut
masih terdaftar sebagai karyawan.
b.
Kebijakan pemerintah
Adanya Undang-Undang No.13 tahun
2003 tentang tenaga kerja yang memberikan
kebebasan kepada perusahaan atas status
pekerjanya dengan tujuan meningkatkan
produktifitas karyawan, risiko akan adanya
tuntutan dari karyawan yang merasa dirugikan
secara
tidak
langsung
mempengaruhi
kelangsungan usaha perusahaan.
c.
Adanya perubahan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi serta tingkat
aktivitas perekonomian akan berpengaruh pada
pendapatan
perusahaan.
Kondisi
perekonomian yang ada juga secara langsung
dan tidak langsung berpengaruh pada daya beli
masyarakat, yang dalam hal ini berhubungan
dengan gaji yang diterima oleh karyawan.
3.
Aktifitas pengendalian
Komponen ketiga dari pengendalian
adalah
aktifitas
pengendalian.
Dalam
komponen ini, manajemen perusahaan
berusaha meminimalkan risiko yang akan
terjadi, sehingga tujuan perusahaan tercapai.
Adapun cara-cara yang dilakukan oleh
manajemen adalah sebagai berikut :
a. Adanya pemisahan fungsi di bagian
pencatatan waktu kerja telah dibedakan
antara yang melakukan pencatatan dengan
pengawasan serta yang melakukan
perhitungan. Untuk bagian pencatatan
dilakukan oleh Adm Personalia, untuk
pengawasan absen dilakukan oleh bagian
sekuriti/ satpam, sedangkan untuk
perhitungan dilakukan bagia payroll,
sehingga masing-masing tugas dapat
dikendalikan sesuai dengan bagiannya dan
menjadi lebih terorganisir.
b. Adanya
otorisasi
atas
pembuatan
rekapitulasi absen karyawan (RAK) yang
dibuat oleh Adm. Personalia dilakukan
oleh chief personalia, Rekapitulasi
Pembayaran Gaji Karyawan (RPGK) yang
dibuat oleh bagian Payroll dillakukan oleh
chief keuangan, chief akuntansi dan
manager operasional, hal ini menunjukan
telah adanya otorisasi dari pejabat yang
berwenang.
c. Adaya dokumen pendukung dalam proses
pembayaran gaji yaitu: Rekapitulasi Absen
107
HASTONI dan SURYADINATA, Evaluasi atas Sistem Penggajian
Karyawan (RAK), Daftar Gaji (DGR),
Rekapitulasi Pembayaran Gaji Karayawan
(RPGK), Rincian Gaji (RG) dan lainlainnya.
4.
Informasi dan Komunikasi
Komponen keempat dari pengenalian
adalah informasi dan komunikasi. Dalam
komponen
ini
perusahaan
berusaha
meminimal resiko yang terjadi dengan adanya
program penggajian yang sederhana. Hal ini
ditunjukan adannya domumen-dokumen yang
cetak contohnya Rekapitulasi Pembayaran Gaji
Karyawan, Daftar Gaji, Rincian Gaji dan Slip
Gaji. Sehingga informasi yang diperlukan
dalam proses penggajian dapat diterima dengan
cepat, tetapi sayangnya masih ada dokumen
yang tidak dicetak contohnya slip gaji.
5.
Pemantauan
Komponen kelima dari pengendalian
adalah Pemantauan. Dalam komponen ini
perusahaan untuk meminimalkan resiko yang
terjadi yaitu dengan dilakukannya pemantauan
oleh manajeman, adapun pematauan yang
dilakukan antara lain:
a.
Pencatatan waktu kerja
Dalam melakukan pencatatan waktu
kerja, kontrol yang paling penting adalah
pencetakan jam kerja, yang dilalukan oleh
pengawas absen (sekuriti) adalah memastikan
bahwa yang mencetak kartu jam kerja adalah
karyawan yang namanya tercetak dalam kartu
tersebut dan dilakukan oleh karyawan yang
bersangkutan (tidak boleh dititipkan kepada
karyawan lain). Dan adanya pemeriksaan secara
mendadak oleh Chief. Personalia & GA pada
saat karyawan melakukan pencatatan jam kerja.
b.
Perhitungan gaji
Untuk menghidari adanya kesalahan
perhitungan bagian payroll harus mengecek
(up date) data karyawan yaitu dengan
memeriksa kartu absen karyawan dengan
Rekapitulasi Absent Karyawan (RAK), status
karyawan apakah masih aktif atau tidak. Setelah
dilakukan pengecekan data karyawan, bagian
payroll akan membuat rekapitulasi pembayaran
gaji sementara (RPGS), kemudian RPGS
tersebut diserahkan ke bagian akuntansi untuk
108
diperiksa ketelitian perhitungannya, bila ada
kesalahan dalam perhitungan maka RPGS akan
dikembalikan ke bagian Payroll untuk
diperbaiki. RPGS yang sudah benar akan
digunakan sebagai Rekapitulasi Pembayaran
Gaji dan dimintakan persetujuan dan siapkan
untuk dibayarkan.
c.
Pembayaran gaji
Pemanatauan yang dilakukan oleh
perusahaan dalam pembayaran gaji adalah
pembayaran gaji dilakukan berdasarkan data
yang dibuat oleh bagian payroll dan diserahkan
kepada karyawan yang tercantum dalam daftar
gaji karyawan.
Berdasarkan observasi yang penulis
lakukan di PT. Dae Kwang, penulis dapat
memberikan penilaian terhadap pelaksanan
pengendalian intern. Bahwa evaluasi atas
system penggajian dalam kaitannya dengan
pengedalian intern, sudah cukup baik, hal ini
dasarkan pada:
1. Eksistensi ( transaksi yang tercatat benarbenar ada)
Pembayaraan gaji telah benar-benar
dilakukan, yaitu: dengan hanya membayar
gaji yang diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang, yaitu bagian personalia, bagian
keuangan dan bagian akuntansi.
2. Kelengkapan (seluruh transaksi telah
dicatat)
Setiap transaksi penggajian dicatat oleh
bagian akuntansi secara lengkap, yaitu
disertai dengan formulir atau dokumen
pendukung.
3. Akurasi (transaksi yang tercatat telah
disajikan dengan jumlah yang benar)
Pembayaraan gaji didasarkan pada
golongan/level
ditambah
dengan
tunjangan-tunjangan dan dikurangi dengan
potongan-potongan yang seharusnya
dikenakan dalam penghitungan gaji.
4. Klasifikasi (transaksi telah diklasifikasikan
dengan tepat)
Pengklasifikasian
dilakukan
dengan
mengatur
pos-pos
yang
memiliki
karakteristik sama ke dalam kelompokkelompok. Pengklasifikasian dilaksanakan
melalui pemberian kode rekening.
5. Tepat Waktu (transaksi telah dicatat pada
tanggal yang benar)
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 2, Oktober 2011
6.
Setiap transaksi pembayaraan gaji dicatat
tepat pada waktunya dan dilakukan dalam
periode yang seharusnya.
Posting dan Pengikhtisaran (transaksi yang
tercatat telah dicantumkan dalam berkas
induk dan diikhtisarkan dengan benar)
Setiap transaksi penggajian selalu dibuat
pencatatan jurnalnya, lalu diposting ke
buku besar dengan benar. Pengikhtisaran
dilakukan untuk mengurangi tingkat
kerincian data dalam bentuk yang lebih
bermanfaat.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah
diuraikan sebelumnya, dan setelah dilakukan
wawancara dan peninjauan langsung ke lokasi,
penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai
berikut:
1. PT. Dae Kwang merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dibidang
industry pengolahan kulit, yang menolah
kulit mentah (wet blue) manjadi barang
setengah jadi.
2. System penggajian yang diberlakukan pada
PT.Dae Kwang sesuai dengan kebijakan
pihak manajemen berupa: system
penggajian tetap dengan variasi dan
system upah variable, dimana dalam
system penggajian tetap dengan variasi
karyawan akan mendapatkan gaji dengan
jumlah tertentu (tetap) dan bila melakukan
lembur atau prestasi tertentu akan
mendapatkan uang tambahan, tetapi
sebaliknya bila terlambat masuk kerja atau
tidak masuk kerja gajinya akan dikurangi
(insentif
kehadiran,
tunjangan
transportasi, tunjangan makan), sedangkan
system upah variable karyawan akan
mendapat upah proporsional sesuai
dengan prestasi yaitu kelebihan jam kerja
dibayar sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan oleh perusahaan.
3. Secara umum pengendalian intern pada
PT. Dae Kwang telah sesuai dengan
prosedur dan instruksi kerja yang ada. Hal
ini dapat terlihat dr adanya: dokumen dan
catatan yang digunakan, formulir kartu
hadir, formulir kartu biaya, formulir kartu
penghasilan.
4.
5.
Adanya perangkapan tugas antara bagian
akuntansi dan bagian keuangan hal ini
ditunjukan pada saat pembayaran gaji,
yang
melakukan
pencatatan
dan
pembayaran dilakukkan oleh satu orang,
sehingga ada kemungkinan terjadi
kecurangan atau penggelapan.
Sistem dan prosedur penggajian terbagi
menjadi empat prosedur kerja, yaitu: 1)
pencatatan waktu kerja, 2) pembuatan
daftar gaji, 3) penghitungan gaji, dan 4)
pembayaran gaji.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Wijaya Tunggal. 2006. Internal Audit,
Arens, Alvin A., Randal J. Elder., and Mark S.
Beasley. 2003. Auditing and Assurance
Services. Ninth Edition. New Jersey :
Prentice Hall.
Fauzi. Prinsip Akuntansi Keuangan (Proses
Penyusunan
Laporan
Keuangan),
Penerbit SN.
George H Bordnar yang dialih bahasakan oleh
Amir Abadi Yusuf, 2003, Sistem
Informasi Akuntansi. Practice Hall,
Salemba Empat, Gramedia, Jakarta.
Harrison Walter T. yang dialih bahasakan oleh
Setio Anggoro.1993. Akuntansi Jakarta :
Salemba Empat.
Hasibuan, Melayu. S.P. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Edisi ke-3, PT. Bumi
Aksara, Jakarta
Joel G Siegel, 1999, Kamus Akuntansi,
Cetakan ke-4, Gramedia, Jakarta.
Jusuf, Amir, Abadi dan Rudi M. Tambunan.
2000, Sistem Informasi Akuntansi.
Edisi ke-6, Salemba Empat, Jakarta.
Marihot Tua Efendi Hariandja. 2002.
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Pengadaan,
Pengembangan,
Pengkompensasian, dan Peningkatan
Produktivitas Pegawai, PT. Grasindo,
Jakarta.
Marshall B Romney dan Paul John Stenbart.
2005. Accounting Information System,
Edisi IX, Salemba Empat, Jakarta.
109
HASTONI dan SURYADINATA, Evaluasi atas Sistem Penggajian
Mulyadi. 2002. Auditing, Edisi , Salemba
Empat Jakarta.
Sukirno Agoes. 2000. Auditing. LPFEUI,
Jakarta
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi ke-3,
Salemba Empat, Jakarta.
Syahrul dan M. Adji Nizar. 1999, Kamus
Akuntansi
Niswonger, Rollin, C at al. 1999. Accounting.
Diterjemahkan oleh Sirait, Alfonsus,
dkk. Jakarta: Erlangga.
Tjukria D Tawaf. 2006. Audit Intern Bank,
Salemba Empat, Jakarta
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Rudianto. 2006. Akuntansi
Grasindo, Jakarta
Manajemen.
Soemarso SR. 2002. Akuntansi Suatu
Pengantar.Revisi Edisi kelima, Salemba
Emapat, Jakarta.
110
William F Messier, Jr. 2005. Jasa audit dan
Assurance, Pendekatan Sistematis,
Salemba Empat, Jakarta.
Zaki Baridwan. 2002. Sistem Akuntansi,
Penyusunan Prosedur dan Metode,
Cetakan ke 9, BPFE-Yogyakarta.
Download