BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Agensi Terdapat lima perbedaan yang mendasar keuangan berbasis syariah dengan sistem keuangan konvensional yaitu pelarangan terhadap riba (bunga), gharar (risiko atau ketidakpastian), pembiayaan pada sektor terlarang atau haram (seperti senjata, narkoba, alkohol, daging babi), pembagian laba rugi dengan sistem loss profit sharing atau bahi hasil dan melakukan transaksi yang nyata dengan melibatkan aset berwujud. Produk perbankan syariah dikembangkan berdasarkan lima prinsip tersebut. (Harahap et al, 2010) Pada prakteknya produk perbankan syariah hampir sama dengan produk keuangan konvensional, seperti kontrak murabahah sama dengan kontrak leasing. Hal ini menimbulkan bagian yang kuat atas pembagian resiko dalam perbankan syariah. Biaya transaksi dan masalah agensy antara penabung dan pengusaha dapat memberikan peningkatan nilai pada bank serta menghemat biaya transaksi dan dapat mengurangi konflik agensi. Bank menghadapi masalah agensi pada kedua sisi neraca, yaitu sebagai agen depositor yang tercermin pada sisi kewajiban dan sebagai agen peminjam yang tercermin pada sisi aset dengan 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 mengelola sumber daya dari depositor. Masalah agensi ini menimbulkan maturity mismatch antara deposit, permintaan dana, dan pinjaman jangka panjang yang dapat menyebabkan penarikan uang secara besar-besaran dan akhirnya tidak dapat membayar dengan kata lain dapat menimbulkan kebangkrutan. (Beck et al, 2013) Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa pada sebuah perusahaan terdapat dua pihak yang saling berinteraksi. Pihak-pihak tersebut adalah pemilik perusahaan (pemegang saham) dan managemen perusahaan pemegang saham disebut sebagai prinsipal sedangkan managemen merupakan orang yang diberi kewenangan oleh pemegang saham untuk menjalankan perusahaan yang disebut agen. Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan (agency conflict) yang disebabkan karena masing-masing memiliki kepentingan yang saling bertentangan, yaitu berusaha mencapai kemakmurannya sendiri. (Jensen dan meckling, 1976). Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan seperangkat aturan yang mengatur mengenai mekanisme bagi hasil baik yang berupa keuntungan, return maupun risiko-risiko yang disetujui oleh prinsipal dan agen. Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak dapat fairness yaitu mampu menyeimbangkan antara prinsipal dan agen yang secara matematis http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian insentif (imbalan) khusus yang memuaskan dari prinsipal ke agen. Inti dari agency theory atau teori keagenan adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan (Scott, 1997). 2.1.2 Fungsi Lembaga Keuangan Bank Secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Menurut budisantoso (2006), Secara khusus bank berfungsi sebagai berikut : a) Agent of trust yaitu lembaga yang landasan utamanya adalah kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust) baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran dana masyarakat akan mampu menitipkan dananya dibank apabila dilandasi kepercayaan. b) Agent of development yaitu lembaga yang mengelola dana untuk pembangunan perekonomian. Kegiatan perekonomian masyarakat disektor moneter dan sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor ril tidak akan memiliki kinerja yang baik apabila sektor moneter tidak memiliki kinerja yang baik pula. Kegiatan perbankan tersebut memungkinkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa. Mengingat bahwa kegiatan investasidistribusi-konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian. c) Agent of service yaitu lembaga pengelola dana bagi pembangunan ekonomi. Disamping melakukan kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan surat berharga, dan penyelesaian tagihan. 2.1.3 Laporan Keuangan Bank a. Laporan keuangan bank konvensional Menurut sofyan syafri harahap (2013:1) laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Laporan keuangan menurut irfan fahmi (2011:2) merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Jenis-jenis laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan adalah sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 (i) Laporan posisi keuangan (neraca) Neraca merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang) dan modal dari suatu perusahaan pada saat atau tanggal tertentu. Dalam penyajiannya, aktiva dan kewajiban dalam neraca bank tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar (unclassified), akan tetapi tetap disusun menurut tingkat liquiditas dan jatuh tempo. Komponen-komponen neraca bank disusun dengan mengacu kepada SAK untuk pos-pos yang bersifat umum dan mengacu pada pernyataan ini untuk pos-pos yang bersifat khusus perbankan. Setiap akiva produktif disajikan di neraca sebesar jumlah bruto dari tagihan atau penempatan bank dikurangi dengan penyisihan penghapusan yang timbul dari masing-masing aktiva produktif. Penyisihan penghapusan yang dibentuk disajikan sebagai pos pengurang (offsetting account) dari masing-masing aktiva produktif yang bersangkutan. (PSAK No 31, Revisi 2000) (ii) Laporan Rugi / Laba Bank Laporan rugi / laba (income statement) bank merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 pendapatan dan biaya dari satu perusahaan pada periode tertentu. Laporan laba rugi bank wajib disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan gambaran mengenai hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Cara penyajian laporan laba rugi bank adalah sebagai berikut : pertama, wajib memuat secara rinci unsur pendapatan dan beban, kedua unsur pendapatan dan beban harus dibedakan antara pendapaan dan beban yang kegiatan operasional dan non operasional. (PSAK No 31, Revisi 2000) (iii) Laporan komitmen dan kontinjensi Laporan komitmen dan kontinjensi wajib disusun secara sistematis, sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi komitmen dan kontinjensi, baik yang bersifat tagihan maupun kewajiban pada tanggal laporan. Komitmen adalah suatu ikatan aau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan (irrevocable) secara sepihak, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi seperti komitmen kredit, komitmen penjualan atau pembelian aktiva bank dengan syarat “repurchase agreement (RePo), serta komitmen penyediaan fasilitas perbankan lainnya. Kontinjensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan dating. Sistematika penyajian berdasarkan laporan urutan komitmen tingkat dan kontinjensi kemungkinan disusun pengaruhnya terhadap perubahan posisi keuangan dan hasil usaha bank. Komitmen dan kontinjensi, baik yang bersifat sebagai tagihan maupun kewajiban, masing-masing disajikan secara tanpa pos lawan. (PSAK No 31, Revisi 2000) (iv) Laporan Arus Kas Laporan arus kas sesuai dengan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) NO. 2 tentang laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas (cash consept) selama periode laporan. Laporan ini harus menunjukkan semua aspek penting dari kegiatan bank yang merupakan transaksi yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. (v) Catatan Atas Laporan Keuangan Sebagaimana dijelaskan dalam PSAK No 31 (revisi 2000) bank wajib mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai posisi devisa neto menurut jenis mata uang serta aktivitas- http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 aktivitas lain seperti kegiatan wali amanat, penitipan harta (custodianship) dan penyaluran kredit kelolaan. b. Laporan keuangan bank syariah PSAK no 101 (revisi 2011) mulai diterapkan oleh bank pada tanggal 01 januari 2012, “penyajian laporan keuangan syariah” yang mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasin komparatif, konsistensi penyajian, dan memperkenalkan pengungkapan baru antara lain sumber estimasi dan ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komperhensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan pernyataan kepatuhan. Laporan keuangan bank syariah terdiri dari komponen-komponen : (i) Laporan posisi keuangan (neraca); Laporan posisi keuangan mencakup aset, liabilitas, dana syrkah temporer, dan equitas modal pemilik pada satu tanggal yang diungkapkan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 (ii) Laporan laba rugi komprehensif; Laporan laba rugi komprehensif mencakup pendapatan operasi utama, hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syrkah temporer, pendapatan operasi lainnya dan biaya-biaya. (iii) Laporan arus kas Laporan arus kas harus membedakan antara arus kas dari operasi, arus kas dari kegiatan investasi dan arus kas dari pembiayaan. Disamping itu laporan ini harus mengungkapkan komponen utama dari masing-masing kategori arus kas. Laporan arus kas harus mengungkapkan kenaikan atau penurunan neto pada kas dan setara kas selama periode yang dicakup dalam laporan ini dan saldo kas dan setara kas pada awal dan akhir periode. Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 : laporan arus kas dan PSAK 31 : Akuntansi perbankan (iv) Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan ekuitas disajikan sesuai PSAK 101 penyajian laporan keuangan, perubahan equitas entitas syariah menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 (v) Laporan Perubahan dana investasi terikat Laporan dana investasi terikat memisahkan dana investasi terikat berdasarkan sumber dana dan memisahkan investasi berdasarkan jenisnya. Investasi terikat merupakan investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank syariah sebagai agen investasi (vi) Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil Laporan rekonsiliasi merupakan pendapatan dan bagi hasil rekonsiliasi pendapatan syariah yang menggunakan dasar akrual (accrual basis) dan pendapatan yang dibagihasilkan kepada pemilik dana yang menggunakan dasar kas (cash basis). (vii) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat Laporan sumber dan penggunaan zakat merupakan salah satu komponen utama laporan keuangan yang disajikan oleh entitas syariah (PSAK 101 paragraf 70). Periode yang dicakup dalam laporan sumber-sumber dan penggunaan dana zakat harus diungkap. Pengungkapan harus dilakukan mengenai tanggung jawab bank atas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 pembayaran zakat dan apakah bank mengumpulkan zakat atas nama pemilik rekening investasi tidak terbatas. Sumber-sumber dana lain dalam zakat harus diungkapkan . pengungkapan harus dilakukan untuk dana-dana yang dibayarkan oleh bank dari dana zakat periode dan danadana yang tersedia pada akhir periode. (viii) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan menunjukan hal-hal sebagai berikut : (1) Sumber dana kebajikan yang berasal dari penerimaan yaitu infak, sedekah, hasil pengelolaan wakaf, pengembalian dana kebijakan produktif, denda dan pendapatan non-halal. (2) Penggunaan dana kebajikan untuk dana kebajikan produktif, sumbangan dan penggunaan lainnya untuk kepentingan umum. (ix) Catatan atas laporan keuangan Laporan keuangan harus mengungkapkan semua informasi dan material yang perlu untuk menjadikan laporan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 keuangan tersebut memadai, relevan dan bisa dipercaya oleh para pemakainya. 2.1.4 Rasio Keuangan Bank Analisis rasio keuangan bank dapat dilakukan dengan menganalisis neraca dan laporan laba/rugi. Beberapa rasio keuangan yang disajikan menurut kasmir (2007:263) adalah sebagai berikut : 1) Rasio likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar terhadap hutang lancarnya. Dalam rasio likuiditas terdapat beberapa rasio yang dapat diukur antara lain : (i) Quick rasio merupakan rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan aktiva lancar yang lebih liquid. (ii) Loan to deposit ratio (LDR) merupakan rasio keuangan bank yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada nasabah yang telah menanamkan dana dengan pembiayaan yang telah diberikan kepada para debiturnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 Semakin tinggi rasionya maka semakin tinggi tingkat likuiditasnya. (iii) Loan to asset rasio merupakan rasio keuangan bank yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan para debitur dengan asset bank yang tersedia. Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah tingkat likuiditas nya. 2) Rasio solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban keuangannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas atau rasio permodalan dapat diukur dengan capital adequacy ratio (CAR) dan capital to debt ratio. Rasio CAR digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkeditan dan perdagangan surat-surat berharga. Capital to debt ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh dana disediakan oleh kreditor. 3) Rasio Rentabilitas Selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, rasio rentabilitas juga http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasonal perusahaannya. Rasio rentabilitas yang dapat diukur antara lain: return on asset (ROA) merupakan rasio keuangan yang digunakan memperoleh laba untuk dan Oprasional/Pendapatan mengukur efisiensi Operasional kemampuan secara bank dalam keseluruhan. Biaya (BO/PO) merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi/biaya intermdiasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank. Gross profit margin merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni. Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya. 4) Rasio Risiko Usaha Bank Risiko usaha bank dapat diukur dengan menggunakan rasio deposit risk ratio yang merupakan rasio untuk menunjukan kemungkinan kegagalan bank dalam memenuhi kewajiban kepada para nasabah yang menyimpan dananya diukur dengan jumlah permodalan yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Selain itu risiko usaha bank dapat diukur dengan menggunakan interest risk rate ratio yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 merupakan rasio untuk mengukur kemungkinan bunga yang diterima oleh bank lebih kecil dibandingkan dengan bunga yang dibayarkan. 5) Rasio Efisiensi Tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank dapat diukur dengan rasio leverage multiplier yang merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank dalam mengelola aktiva yang dikuasainya, mengingat atas penggunaan aktiva tetap tersebut bank harus mengeluarkan sejumlah biaya yang tetap. Asset utilization ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank dalam memanfaatkan aktiva yang dikuasainya untuk memperoleh total income. Operating ratio merupakan rasio keuangan bank yang digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan. 2.1.5 Efisiensi Bank Efisiensi adalah perbandingan antara output dengan input atau jumlah yang dihasilkan dari suatu input yang dihasilkan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi apabila mempergunakan jumlah unit yang lebih sedkit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang dipergunakan oleh perusahaan yang lain untuk menghasilkan output yang sama atau menggunakan unit input yang sama dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 Muazaroh et al (2012) menyatakan bahwa efisiensi dapat didefinisikan sebagai kemampuan organisasi untuk memaksimalkan output dengan menggunakan input tertentu atau menggunakan input secara minimal untuk menghasilkan output tertentu. Hal tersebut sejalan dengan penjelasan Gordo (2013) bahwa efisiensi merupakan rasio antara output dan input. Ukuran ini mengacu pada efisiensi teknis atau operasional (TE) yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh output yang optimal dari suatu input yang digunakan, atau sebliknya, kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan setidaknya suatu input untuk menghasilkan jumlah tertentu. Selain efisieni operasional, dikenal juga efisiensi alokasi (AE) yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan input dalam proporsi yang optimal. Kedua efisiensi tersebut menghasilkan efisiensi gabungan (TE X AE = CE) yang memberikan ukuran efisiensi biaya perusahaan. Nilai efisiensi dibatasi antara nol dan satu. Nilai satu menunjukkan bahwa perusahaan sepenuhnya efisien dn nilai nol menandakan bahwa perusahaan belum sepenuhnya efisien. Secara lebih spesifik, Matthews & ismail (2010) menjabarkan bahwa efisiensi perusahaan perbankan berkaitan erat dengan efisiensi pasar perbankan dan efisiensi proses intermediasi serta efisiensi dalam melaksanakan kebijakan moneter melalui pengaturan atas pinjaman bank. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Efisiensi bank merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisa performance suatu bank dan juga sebagai sarana untuk lebih meningkatkan efektifitas kebijakan bank. Efisiensi dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi biaya (cost efficiency) dan efisiensi keuntungan (profit efficiency). Beberapa rasio dapat digunakan untuk mengukur efisiensi diantaranya rasio biaya oprasional, rasio ini digunakan untu megukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Selain itu, efisiensi juga dapat diproksikan dengan overhead cost dan rasio pembentukan pencadangan aktiva produktif (Beck at al 2013). 2.1.6 Kualitas Aset Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi aset bank dan kecukupan manajemen risiko kredit (Bank Indonesia, 2004). Aspek ini menunjukkan kualitas aset sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang berbeda. Setiap penanaman dana bank dalam aktiva produktif dinilai kualitasnya dengan menentukan tingkat kolektibilitas yaitu apakah lancar, kurang lancar, diragukan atau macet. Pembedaan tingkat kolektibilitas tersebut diperlukan untuk mengetahui besarnya cadangan minimum penghapusan aktiva produktif yang harus disediakan oleh bank untuk menutup risiko kemungkinan kerugian terjadi (Kuncoro, 2002). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Penilaian aset didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki oleh bank, terdapat dua rasio yang diukur yaitu : 1. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif 2. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang diklasifikasikan. Menurut peraturan bank indonesia nomor 14 /15/PBI 2012 tentang penilaian kualitas aset bank umum aset terdiri dari aset produktif dan aset non produktif. Aset produktif merupakan penyediaan dana bank untuk memperoleh penghasilan dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, tagihan aspektasi, tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji akan dijual kembali (reverse repurchase agreement), tagihan derivatif, penyertaan, transaksi rekening, administratif, serta bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Sedangkan pengertian aset non produktif yaitu aset bank selain aset produktif yang memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai (abandoned property), rekening antar kantor dan suspense account. Selain penilaian asset produktif, rasio NPL juga merupakan rasio keuangan yang dapat memberikan informasi penilaian atas kondisi permodalan, rentablitas, risiko kedit, risiko pasar dan likuidasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 2.1.7 Stabilitas Bank Menurut Warjiyo (2007:429) mengenai “stabilitas sistem perbankan dan sistem moneter merupakan dua aspek yang saling terkait dan menentukan satu sama lain, stabilnya sistem perbankan secara umum dicerminkan dengan kondisi perbankan yang sehat dan berjalannya fungsi intermediasi perbankan dalam mobilisasi simpanan masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk kredit dan pembiayaan lain kepada dunia usaha. Apabila kondisi ini terpelihara, maka proses perputaran uang dan mekanisme transmisi kebijakan moneter dalam perekonomian yang sebagian berlangsung melalui sistem perbankan juga dapat berjalan dengan baik. Stabilnya sistem perbankan akan menentukan efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter. (UNIMED,2014) Stabilitas perbankan syariah dan konvensional dapat dilihat dari tingkat kesehatan bank. Sistem keuangan memegang peranan penting dalam perekonomian, sebagai bagian dari sistem perekonomian. Sistem keuangan berfungsi menempatkan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada yang mengalami defisit. Jika sistem keuangan tidak mengalami kestabilan dan tidak berfungsi dengan efisien maka penempatan dana tidak akan berjalan dengan baik sehingga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Apabila sistem keuangan tidak stabil bahkan sampai mengakibatkan krisis akan memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk upaya penyelamatannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 Pada saat krisis keuangan tahun 1998 biaya yang dibutuhkan untuk menyelamatkan stabilitas keuangan sangatlah tinggi, selain itu juga diperlukan waktu yang lama untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan. Sistem keuangan yang tidak stabil cenderung akan rentan terhadap gejolak sehingga mengganggu perputaran roda perekonomian. Dalam penelitian Islamic vs conventional bank (bussines model, efisiensi and stability) Stabilitas dapat diproksikan dengan Z score, ROA dan CAR (Beck et al 2013). 2.1.8 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai perbandingan bank syariah dan bank bank konvensional sudah pernah dilakukan sebelumnya beberapa diantaranya yaitu Bachrudin (2006) menganalisis efisiensi perbankan menggunakan ROE for bank david Cole’s dengan sample penelitian empat bank syariah dan empat bank konvensional periode penelitian 2003 dan 2004. Hasil penelitian ini yaitu bahwa bank syariah lebih efisien dari bank konvensional. Beck et al (2013) menganalisis perbandingan bank syariah dan bank konvensional dari aspek model bisnis, efisiensi, dan stabilitas dengan menggunakan sampel seluruh bank di Negara-negara yang mengalami krisis moneter, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bank syariah lebih efisien dari bank konvensinal dan memiliki intermediasi rasio yang lebih tinggi, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 memiliki asset qualitas yang lebih tinggi dan permodalan yang lebih baik dari bank konvensional. Myrandasari (2015), menganalisis stabilitas bank syariah dan bank konvensional di Indonesia dengan menggunakan z score, hasil pnelitiannya yaitu bank konvensional lebih stabil dari bank syariah yang ditunjukkan oleh tingkat liquiditas bank syariah yang lebih rendah dari bank konvensional. Ningtyas (2013), meganalisis kinerja keuangan bank syarah dan bank konvensional menggunakan rasio keuangan dengan menggunakan sample bank mandiri konvensional dan bank mandiri syariah hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bank mandiri konvensional lebih baik dari bank mandiri syariah. Yudistira (2004), membandingan efisiensi bank syariah tiap periode dengan menggunakan DEA analisis dengan menggunakan sample pada bank syariah di Pakistan. Hasil penelitian ini yaitu bank syariah pada tahun lebih efisien 2000 dan 2007 lebih efisien dibandingkan tahun 1998 dan 1999. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 Tabel 2. 1 Ringkasan hasil penelitian bank syariah dan bank konvensional N Peneliti (Tahun) Variabel penelitian Hasil penelitian 1 Bachrudin (2006) Efisiensi perbankan dengan menggunakan ROE for bank david Cole’s 2 Beck et al (2013) Model bisnis, efisiensi dan stabilitas bank syariah dan bank konvensional 3 Myrandasari Stabilitas perbankan dengan model yang berasal dari analisis diskrimanan Z-score. Tingkat risiko dari bank syariah lebih rendah dibanding dengan bank konvensional dan bank syariah lebih efisien dari bank konvensional Bank syariah lebih efisien dan memiliki intermediasi rasio yang lebih tinggi, memiliki asset quality yang lebih tinggi dan permodalan yang lebih baik dari pada bank konvensional. Bank konvensional lebih stabil dari bank syariah. Ditunjukan oleh tingkat likuiditas bank syariah lebih rendah daripada bank konvensional o (2015) 4 Ningtyas (2013) 5 Yudistira (2004) Kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional dengan indikator rasio keuangan Efisiensi dengan menggunakan DEA analisis Bank mandiri konvensional lebih baik dari bank mandiri syariah Pada tahun 2000 dan 2007 bank syariah lebih efisien dibandingkan tahun 1998 dan 1999 B. Kerangka Pemikiran Seiring dengan masih dipercayakannya perbankan konvensional bagi masyarakat, perbankan syariah masih dianggap sebagai alternatif lembaga perbankan yang tahan terhadap guncangan perekonomian. Pada saat terjadi krisis keuangan global tidak hanya menimbulkan keraguan pada perbankan konvensional akan tetapi meningkatkan perhatian terhadap perbankan syariah. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 Efisiensi dalam perbankan merupakan suatu tolak ukur dalam mengukur kinerja bank. Perbankan dituntut untuk mampu beroperasi dengan efisien, menjaga stabilitas dan memiliki kualitas aset yang baik demi tercapainya bank sehat dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sehingga perbankan nasional dapat bersaing dengan bank-bank di negara lain. Terdapat perbedaan yang mendasar antara bank syariah dengan bank konvensional yaitu : a) Perbedaan falsafah. Dalam hal ini bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktifitasnya,sedangkan bank konvensional sebaliknya. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang sangat mendalam terhadap produk-produk yang dikembangkan oleh bank syariah, dimana untuk menghindari sistem bunga maka sistem yang dikembangkan adalah jual beli, serta kemitraan yang dilaksanakan dalam bentuk bagi hasil. b) Konsep pengelolaan dana nasabah. Dalam sistem bank syariah, dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan maupun investasi. Cara titipan dan investasi jelas berbeda dengan deposito pada bank konvensional, dimana deposito merupakan upaya untuk membungakan uang. c) Kewajiban mengelola zakat. Bank syariah diwajibkan mengelola zakat, yaitu dalam arti wajib membayar zakat, menghimpun, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 mengadministrasikannya dan mendistribusikannya. Hal ini merupakan fungsi dan peran yang melekat pada bank syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial (zakat, infaq, sedekah). d) Struktur organisasi, dalam bank syariah diwajibkan adanya organisasi dewan pengurus syariah yang bertugas untuk mengawasi aktifitas bank syariah agar selalu sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Adanya perbedaan yang mendasar pada keuangan berbasis syariah dengan sistem keuangan konvensional maka kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini : BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH EFISIENSI EFISIENSI KUALITAS ASET KUALITAS ASET STABILITAS STABILITAS Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 C. Hipotesis Penelitian Terdapat beberapa opini peneliti dan studi mengenai perbandingan efisiensi bank syariah dan bank konvensional diantaranya yaitu penelitian Beck et al (2013), Bachrudin (2006) yang menjelaskan bahwa bank syariah lebih efisien di bandingkan bank konvensional, oleh karena itu hipotesis penelitian ini yaitu : Ha1 : Terdapat perbedaan efisiensi bank umum syariah dengan bank umum konvensional di indonesia periode 2010-2014. Beck et al (2013) dalam penelitiannya syaria vs konvensional bank membandingkan model bisnis, efisiensi, kualitas asset dan stabilitas bank di seluruh dunia yang mengalami krisis moneter, hasil penelitiannya yatu bank syariah memiliki kualitas asset yang lebih tinggi dari bank konvensional, Ningtyas (2013) yang meneliti kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah dengan hasil penelitiannya kinerja keuangan bank kovensional lebih baik dibandingkan kinerja keuangan bank syariah, maka hipotesis kedua dari penelitian ini adalah : Ha2 : Terdapat perbedaan kualitas aset bank umum syariah dan bank umum konvensional di indonesia periode 2010-2014. Hasil penelitian Beck et al (2013) bahwa stabilitas bank syariah lebih baik dari pada bank konvensional, sedangkan hasil peelitian myrandasari http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 (2015) stabilitas bank konvensional lebih baik dari pada bank syariah oleh karena itu hipotesis ketiga penelitian ini adalah : Ha3 : Terdapat perbedaan Stabilitas bank umum syariah dan bank umum konvensional di indonesia periode 2010-2014. http://digilib.mercubuana.ac.id/