BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
2.1.1
Teori Agensi
Terdapat lima perbedaan yang mendasar keuangan berbasis syariah dengan
sistem keuangan konvensional yaitu pelarangan terhadap riba (bunga), gharar
(risiko atau ketidakpastian), pembiayaan pada sektor terlarang atau haram
(seperti senjata, narkoba, alkohol, daging babi), pembagian laba rugi dengan
sistem loss profit sharing atau bahi hasil dan melakukan transaksi yang nyata
dengan melibatkan aset berwujud. Produk perbankan syariah dikembangkan
berdasarkan lima prinsip tersebut. (Harahap et al, 2010)
Pada prakteknya produk perbankan syariah hampir sama dengan produk
keuangan konvensional, seperti kontrak murabahah sama dengan kontrak leasing.
Hal ini menimbulkan bagian yang kuat atas pembagian resiko dalam perbankan
syariah. Biaya transaksi dan masalah agensy antara penabung dan pengusaha
dapat memberikan peningkatan nilai pada bank serta menghemat biaya transaksi
dan dapat mengurangi konflik agensi. Bank menghadapi masalah agensi pada
kedua sisi neraca, yaitu sebagai agen depositor yang tercermin pada sisi
kewajiban dan sebagai agen peminjam yang tercermin pada sisi aset dengan
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
mengelola sumber daya dari depositor. Masalah agensi ini menimbulkan maturity
mismatch antara deposit, permintaan dana, dan pinjaman jangka panjang yang
dapat menyebabkan penarikan uang secara besar-besaran dan akhirnya tidak
dapat membayar dengan kata lain dapat menimbulkan kebangkrutan. (Beck et al,
2013)
Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa pada sebuah perusahaan terdapat dua
pihak yang saling berinteraksi. Pihak-pihak tersebut adalah pemilik perusahaan
(pemegang saham) dan managemen perusahaan pemegang saham disebut sebagai
prinsipal sedangkan managemen merupakan orang yang diberi kewenangan oleh
pemegang saham untuk menjalankan perusahaan yang disebut agen. Perusahaan
yang memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan akan rentan terhadap
konflik keagenan (agency conflict) yang disebabkan karena masing-masing
memiliki kepentingan yang saling bertentangan, yaitu berusaha mencapai
kemakmurannya sendiri. (Jensen dan meckling, 1976).
Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan
mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap
memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan
seperangkat aturan yang mengatur mengenai mekanisme bagi hasil baik yang
berupa keuntungan, return maupun risiko-risiko yang disetujui oleh prinsipal dan
agen. Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak dapat fairness yaitu
mampu menyeimbangkan antara prinsipal dan agen yang secara matematis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian
insentif (imbalan) khusus yang memuaskan dari prinsipal ke agen. Inti dari
agency theory atau teori keagenan adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk
menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik
kepentingan (Scott, 1997).
2.1.2
Fungsi Lembaga Keuangan Bank
Secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai
financial intermediary. Menurut budisantoso (2006), Secara khusus bank
berfungsi sebagai berikut :
a) Agent of trust yaitu lembaga yang landasan utamanya adalah
kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust)
baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran dana masyarakat
akan mampu menitipkan dananya dibank apabila dilandasi kepercayaan.
b) Agent of development yaitu lembaga yang mengelola dana untuk
pembangunan
perekonomian.
Kegiatan
perekonomian
masyarakat
disektor moneter dan sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor
tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor ril tidak
akan memiliki kinerja yang baik apabila sektor moneter tidak memiliki
kinerja yang baik pula. Kegiatan perbankan tersebut memungkinkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta
kegiatan konsumsi barang dan jasa. Mengingat bahwa kegiatan investasidistribusi-konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan
perekonomian.
c) Agent of service yaitu lembaga pengelola dana bagi pembangunan
ekonomi. Disamping melakukan kegiatan menghimpun dana dan
menyalurkan dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan
yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat
kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa
ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan surat
berharga, dan penyelesaian tagihan.
2.1.3
Laporan Keuangan Bank
a. Laporan keuangan bank konvensional
Menurut sofyan syafri harahap (2013:1) laporan keuangan adalah
media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Laporan
keuangan menurut irfan fahmi (2011:2) merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh
informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan
perusahaan tersebut. Jenis-jenis laporan keuangan berdasarkan standar
akuntansi keuangan adalah sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
(i) Laporan posisi keuangan (neraca)
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan jumlah
kekayaan (harta), kewajiban (hutang) dan modal dari suatu
perusahaan
pada
saat
atau
tanggal
tertentu.
Dalam
penyajiannya, aktiva dan kewajiban dalam neraca bank tidak
dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar (unclassified),
akan tetapi tetap disusun menurut tingkat liquiditas dan jatuh
tempo. Komponen-komponen neraca bank disusun dengan
mengacu kepada SAK untuk pos-pos yang bersifat umum dan
mengacu pada pernyataan ini untuk pos-pos yang bersifat
khusus perbankan. Setiap akiva produktif disajikan di neraca
sebesar jumlah bruto dari tagihan atau penempatan bank
dikurangi dengan penyisihan penghapusan yang timbul dari
masing-masing aktiva produktif. Penyisihan penghapusan yang
dibentuk disajikan sebagai pos pengurang (offsetting account)
dari masing-masing aktiva produktif yang bersangkutan.
(PSAK No 31, Revisi 2000)
(ii) Laporan Rugi / Laba Bank
Laporan rugi / laba (income statement) bank merupakan
laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
pendapatan dan biaya dari satu perusahaan pada periode
tertentu. Laporan laba rugi bank wajib disusun sedemikian
rupa agar dapat memberikan gambaran mengenai hasil usaha
bank dalam suatu periode tertentu. Cara penyajian laporan
laba rugi bank adalah sebagai berikut : pertama, wajib memuat
secara rinci unsur pendapatan dan beban, kedua unsur
pendapatan dan beban harus dibedakan antara pendapaan dan
beban yang kegiatan operasional dan non operasional. (PSAK
No 31, Revisi 2000)
(iii) Laporan komitmen dan kontinjensi
Laporan komitmen dan kontinjensi wajib disusun secara
sistematis, sehingga dapat memberikan gambaran mengenai
posisi komitmen dan kontinjensi, baik yang bersifat tagihan
maupun kewajiban pada tanggal laporan. Komitmen adalah
suatu ikatan aau kontrak berupa janji yang tidak dapat
dibatalkan
(irrevocable)
secara
sepihak,
dan
harus
dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama
dipenuhi seperti komitmen kredit, komitmen penjualan atau
pembelian aktiva bank dengan syarat “repurchase agreement
(RePo), serta komitmen penyediaan fasilitas perbankan
lainnya. Kontinjensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknya
satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan dating. Sistematika
penyajian
berdasarkan
laporan
urutan
komitmen
tingkat
dan
kontinjensi
kemungkinan
disusun
pengaruhnya
terhadap perubahan posisi keuangan dan hasil usaha bank.
Komitmen dan kontinjensi, baik yang bersifat sebagai tagihan
maupun kewajiban, masing-masing disajikan secara tanpa pos
lawan. (PSAK No 31, Revisi 2000)
(iv) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas sesuai dengan pernyataan standar
akuntansi keuangan (PSAK) NO. 2 tentang laporan arus kas
harus disusun berdasarkan konsep kas (cash consept) selama
periode laporan. Laporan ini harus menunjukkan semua aspek
penting dari kegiatan bank yang merupakan transaksi yang
berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas.
(v) Catatan Atas Laporan Keuangan
Sebagaimana dijelaskan dalam PSAK No 31 (revisi 2000)
bank wajib mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai
posisi devisa neto menurut jenis mata uang serta aktivitas-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
aktivitas lain seperti kegiatan wali amanat, penitipan harta
(custodianship) dan penyaluran kredit kelolaan.
b. Laporan keuangan bank syariah
PSAK no 101 (revisi 2011) mulai diterapkan oleh bank pada
tanggal 01 januari 2012, “penyajian laporan keuangan syariah” yang
mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan
pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar,
materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar
dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang,
informasin komparatif, konsistensi penyajian, dan memperkenalkan
pengungkapan baru antara lain sumber estimasi dan ketidakpastian dan
pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komperhensif
lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan
pernyataan kepatuhan. Laporan keuangan bank syariah terdiri dari
komponen-komponen :
(i) Laporan posisi keuangan (neraca);
Laporan posisi keuangan mencakup aset, liabilitas, dana
syrkah temporer, dan equitas modal pemilik pada satu tanggal
yang diungkapkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
(ii) Laporan laba rugi komprehensif;
Laporan laba rugi komprehensif mencakup pendapatan
operasi utama, hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syrkah
temporer, pendapatan operasi lainnya dan biaya-biaya.
(iii) Laporan arus kas
Laporan arus kas harus membedakan antara arus kas dari
operasi, arus kas dari kegiatan investasi dan arus kas dari
pembiayaan. Disamping itu laporan ini harus mengungkapkan
komponen utama dari masing-masing kategori arus kas.
Laporan arus kas harus mengungkapkan kenaikan atau
penurunan neto pada kas dan setara kas selama periode yang
dicakup dalam laporan ini dan saldo kas dan setara kas pada
awal dan akhir periode. Laporan arus kas disajikan sesuai
PSAK 2 : laporan arus kas dan PSAK 31 : Akuntansi
perbankan
(iv) Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas disajikan sesuai PSAK 101
penyajian laporan keuangan, perubahan equitas entitas syariah
menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih atau
kekayaan selama periode bersangkutan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
(v) Laporan Perubahan dana investasi terikat
Laporan dana investasi terikat memisahkan dana investasi
terikat berdasarkan sumber dana dan memisahkan investasi
berdasarkan jenisnya. Investasi terikat merupakan investasi
yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan
sejenisnya yang dikelola oleh bank syariah sebagai agen
investasi
(vi) Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil
Laporan rekonsiliasi
merupakan
pendapatan dan bagi hasil
rekonsiliasi
pendapatan
syariah
yang
menggunakan dasar akrual (accrual basis) dan pendapatan
yang
dibagihasilkan
kepada
pemilik
dana
yang
menggunakan dasar kas (cash basis).
(vii) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
Laporan sumber dan penggunaan zakat merupakan
salah satu komponen utama laporan keuangan yang
disajikan oleh entitas syariah (PSAK 101 paragraf 70).
Periode yang dicakup dalam laporan sumber-sumber dan
penggunaan dana zakat harus diungkap. Pengungkapan
harus dilakukan mengenai tanggung jawab bank atas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
pembayaran zakat dan apakah bank mengumpulkan zakat
atas nama pemilik rekening investasi tidak terbatas.
Sumber-sumber dana lain dalam zakat harus diungkapkan .
pengungkapan harus dilakukan untuk dana-dana yang
dibayarkan oleh bank dari dana zakat periode dan danadana yang tersedia pada akhir periode.
(viii) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
menunjukan hal-hal sebagai berikut :
(1) Sumber dana kebajikan yang berasal dari penerimaan
yaitu
infak,
sedekah,
hasil
pengelolaan
wakaf,
pengembalian dana kebijakan produktif, denda dan
pendapatan non-halal.
(2) Penggunaan dana kebajikan untuk dana kebajikan
produktif, sumbangan dan penggunaan lainnya untuk
kepentingan umum.
(ix) Catatan atas laporan keuangan
Laporan
keuangan
harus
mengungkapkan
semua
informasi dan material yang perlu untuk menjadikan laporan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
keuangan tersebut memadai, relevan dan bisa dipercaya oleh
para pemakainya.
2.1.4
Rasio Keuangan Bank
Analisis rasio keuangan bank dapat dilakukan dengan menganalisis
neraca dan laporan laba/rugi. Beberapa rasio keuangan yang disajikan
menurut kasmir (2007:263) adalah sebagai berikut :
1) Rasio likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio keuangan yang digunakan
untuk mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan
dengan melihat aktiva lancar terhadap hutang lancarnya. Dalam rasio
likuiditas terdapat beberapa rasio yang dapat diukur antara lain :
(i) Quick rasio merupakan rasio keuangan yang dapat digunakan
untuk mengukur kemampuan bank dalam membiayai kembali
kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya
dengan aktiva lancar yang lebih liquid.
(ii) Loan to deposit ratio (LDR) merupakan rasio keuangan bank yang
digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar
kembali kewajiban kepada nasabah yang telah menanamkan dana
dengan pembiayaan yang telah diberikan kepada para debiturnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Semakin
tinggi
rasionya
maka
semakin
tinggi
tingkat
likuiditasnya.
(iii) Loan to asset rasio merupakan rasio keuangan bank yang
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
permintaan para debitur dengan asset bank yang tersedia. Semakin
tinggi rasio ini maka semakin rendah tingkat likuiditas nya.
2) Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio keuangan yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala
kewajiban keuangannya, baik kewajiban jangka pendek maupun
kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas atau rasio permodalan
dapat diukur dengan capital adequacy ratio (CAR) dan capital to debt
ratio. Rasio CAR digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan
yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan
perkeditan dan perdagangan surat-surat berharga. Capital to debt ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh dana
disediakan oleh kreditor.
3) Rasio Rentabilitas
Selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu, rasio rentabilitas juga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam
menjalankan operasonal perusahaannya. Rasio rentabilitas yang dapat
diukur antara lain: return on asset (ROA) merupakan rasio keuangan
yang
digunakan
memperoleh
laba
untuk
dan
Oprasional/Pendapatan
mengukur
efisiensi
Operasional
kemampuan
secara
bank
dalam
keseluruhan.
Biaya
(BO/PO)
merupakan
rasio
keuangan yang digunakan untuk mengukur perbandingan biaya
operasi/biaya intermdiasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh
bank. Gross profit margin merupakan rasio keuangan yang digunakan
untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari
operasi usahanya yang murni. Net profit margin merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan
laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan
operasinya.
4) Rasio Risiko Usaha Bank
Risiko usaha bank dapat diukur dengan menggunakan rasio deposit
risk ratio yang merupakan rasio untuk menunjukan kemungkinan
kegagalan bank dalam memenuhi kewajiban kepada para nasabah
yang menyimpan dananya diukur dengan jumlah permodalan yang
dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Selain itu risiko usaha bank
dapat diukur dengan menggunakan interest risk rate ratio yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
merupakan rasio untuk mengukur kemungkinan bunga yang diterima
oleh bank lebih kecil dibandingkan dengan bunga yang dibayarkan.
5) Rasio Efisiensi
Tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank
dapat diukur dengan rasio leverage multiplier yang merupakan rasio
untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank dalam mengelola
aktiva yang dikuasainya, mengingat atas penggunaan aktiva tetap
tersebut bank harus mengeluarkan sejumlah biaya yang tetap. Asset
utilization ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen suatu bank dalam memanfaatkan aktiva yang dikuasainya
untuk memperoleh total income. Operating ratio merupakan rasio
keuangan bank yang digunakan untuk mengukur biaya operasi per
rupiah penjualan.
2.1.5 Efisiensi Bank
Efisiensi adalah perbandingan antara output dengan input atau jumlah yang
dihasilkan dari suatu input yang dihasilkan. Suatu perusahaan dapat dikatakan
efisiensi apabila mempergunakan jumlah unit yang lebih sedkit bila
dibandingkan dengan jumlah unit input yang dipergunakan oleh perusahaan
yang lain untuk menghasilkan output yang sama atau menggunakan unit input
yang sama dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Muazaroh et al (2012) menyatakan bahwa efisiensi dapat didefinisikan
sebagai kemampuan organisasi untuk memaksimalkan output dengan
menggunakan input tertentu atau menggunakan input secara minimal untuk
menghasilkan output tertentu. Hal tersebut sejalan dengan penjelasan Gordo
(2013) bahwa efisiensi merupakan rasio antara output dan input. Ukuran ini
mengacu pada efisiensi teknis atau operasional (TE) yang mencerminkan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh output yang optimal dari suatu
input yang digunakan, atau sebliknya, kemampuan perusahaan untuk
memanfaatkan setidaknya suatu input untuk menghasilkan jumlah tertentu.
Selain efisieni operasional, dikenal juga efisiensi alokasi (AE) yang
mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan input dalam
proporsi yang optimal. Kedua efisiensi tersebut menghasilkan efisiensi
gabungan (TE X AE = CE) yang memberikan ukuran efisiensi biaya
perusahaan. Nilai efisiensi dibatasi antara nol dan satu. Nilai satu menunjukkan
bahwa perusahaan sepenuhnya efisien dn nilai nol menandakan bahwa
perusahaan belum sepenuhnya efisien. Secara lebih spesifik, Matthews & ismail
(2010) menjabarkan bahwa efisiensi perusahaan perbankan berkaitan erat
dengan efisiensi pasar perbankan dan efisiensi proses intermediasi serta
efisiensi dalam melaksanakan kebijakan moneter melalui pengaturan atas
pinjaman bank.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Efisiensi bank merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisa
performance suatu bank dan juga sebagai sarana untuk lebih meningkatkan
efektifitas kebijakan bank. Efisiensi dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi biaya
(cost efficiency) dan efisiensi keuntungan (profit efficiency).
Beberapa rasio dapat digunakan untuk mengukur efisiensi diantaranya rasio
biaya oprasional, rasio ini digunakan untu megukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Selain itu, efisiensi
juga dapat diproksikan dengan overhead cost dan rasio pembentukan
pencadangan aktiva produktif (Beck at al 2013).
2.1.6 Kualitas Aset
Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi aset bank
dan kecukupan manajemen risiko kredit (Bank Indonesia, 2004). Aspek ini
menunjukkan kualitas aset sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank
akibat pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang berbeda.
Setiap penanaman dana bank dalam aktiva produktif dinilai kualitasnya dengan
menentukan tingkat kolektibilitas yaitu apakah lancar, kurang lancar, diragukan
atau macet. Pembedaan tingkat kolektibilitas tersebut diperlukan untuk
mengetahui besarnya cadangan minimum penghapusan aktiva produktif yang
harus disediakan oleh bank untuk menutup risiko kemungkinan kerugian terjadi
(Kuncoro, 2002).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Penilaian aset didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki oleh bank,
terdapat dua rasio yang diukur yaitu :
1. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif
2. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva
produktif yang diklasifikasikan.
Menurut peraturan bank indonesia nomor 14 /15/PBI 2012 tentang
penilaian kualitas aset bank umum aset terdiri dari aset produktif dan aset non
produktif. Aset produktif merupakan penyediaan dana bank untuk memperoleh
penghasilan dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank,
tagihan aspektasi, tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji akan
dijual kembali (reverse repurchase agreement), tagihan derivatif, penyertaan,
transaksi rekening, administratif, serta bentuk penyediaan dana lainnya yang
dapat dipersamakan dengan itu.
Sedangkan pengertian aset non produktif yaitu aset bank selain aset
produktif yang memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk agunan
yang diambil alih, properti terbengkalai (abandoned property), rekening antar
kantor dan suspense account. Selain penilaian asset produktif, rasio NPL juga
merupakan rasio keuangan yang dapat memberikan informasi penilaian atas
kondisi permodalan, rentablitas, risiko kedit, risiko pasar dan likuidasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
2.1.7
Stabilitas Bank
Menurut Warjiyo (2007:429) mengenai “stabilitas sistem perbankan dan
sistem moneter merupakan dua aspek yang saling terkait dan menentukan satu
sama lain, stabilnya sistem perbankan secara umum dicerminkan dengan
kondisi perbankan yang sehat dan berjalannya fungsi intermediasi perbankan
dalam mobilisasi simpanan masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk kredit
dan pembiayaan lain kepada dunia usaha. Apabila kondisi ini terpelihara, maka
proses perputaran uang dan mekanisme transmisi kebijakan moneter dalam
perekonomian yang sebagian berlangsung melalui sistem perbankan juga dapat
berjalan dengan baik. Stabilnya sistem perbankan akan menentukan efektivitas
pelaksanaan kebijakan moneter. (UNIMED,2014)
Stabilitas perbankan syariah dan konvensional dapat dilihat dari tingkat
kesehatan bank. Sistem keuangan memegang peranan penting dalam
perekonomian, sebagai bagian dari sistem perekonomian. Sistem keuangan
berfungsi menempatkan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada yang
mengalami defisit. Jika sistem keuangan tidak mengalami kestabilan dan tidak
berfungsi dengan efisien maka penempatan dana tidak akan berjalan dengan
baik sehingga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Apabila sistem
keuangan tidak stabil bahkan sampai mengakibatkan krisis akan memerlukan
biaya yang sangat tinggi untuk upaya penyelamatannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Pada saat krisis keuangan tahun 1998 biaya yang dibutuhkan untuk
menyelamatkan stabilitas keuangan sangatlah tinggi, selain itu juga diperlukan
waktu yang lama untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem
keuangan. Sistem keuangan yang tidak stabil cenderung akan rentan terhadap
gejolak sehingga mengganggu perputaran roda perekonomian. Dalam penelitian
Islamic vs conventional bank (bussines model, efisiensi and stability) Stabilitas
dapat diproksikan dengan Z score, ROA dan CAR (Beck et al 2013).
2.1.8
Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai perbandingan bank syariah dan bank bank
konvensional sudah pernah dilakukan sebelumnya beberapa diantaranya yaitu
Bachrudin (2006) menganalisis efisiensi perbankan menggunakan ROE for
bank david Cole’s dengan sample penelitian empat bank syariah dan empat
bank konvensional periode penelitian 2003 dan 2004. Hasil penelitian ini
yaitu bahwa bank syariah lebih efisien dari bank konvensional.
Beck et al (2013) menganalisis perbandingan bank syariah dan bank
konvensional dari aspek model bisnis, efisiensi, dan stabilitas dengan
menggunakan sampel seluruh bank di Negara-negara yang mengalami krisis
moneter, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bank syariah lebih efisien
dari bank konvensinal dan memiliki intermediasi rasio yang lebih tinggi,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
memiliki asset qualitas yang lebih tinggi dan permodalan yang lebih baik dari
bank konvensional.
Myrandasari (2015), menganalisis stabilitas bank syariah dan bank
konvensional di Indonesia dengan menggunakan z score, hasil pnelitiannya
yaitu bank konvensional lebih stabil dari bank syariah yang ditunjukkan oleh
tingkat liquiditas bank syariah yang lebih rendah dari bank konvensional.
Ningtyas (2013), meganalisis kinerja keuangan bank syarah dan bank
konvensional menggunakan rasio keuangan dengan menggunakan sample
bank mandiri konvensional dan bank mandiri syariah hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa bank mandiri konvensional lebih baik dari bank mandiri
syariah.
Yudistira (2004), membandingan efisiensi bank syariah tiap periode
dengan menggunakan DEA analisis dengan menggunakan sample pada bank
syariah di Pakistan. Hasil penelitian ini yaitu bank syariah pada tahun lebih
efisien 2000 dan 2007 lebih efisien dibandingkan tahun 1998 dan 1999.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Tabel 2. 1
Ringkasan hasil penelitian bank syariah dan bank konvensional
N
Peneliti (Tahun)
Variabel penelitian
Hasil penelitian
1
Bachrudin (2006)
Efisiensi perbankan dengan
menggunakan ROE for bank
david Cole’s
2
Beck et al (2013)
Model bisnis, efisiensi dan
stabilitas bank syariah dan bank
konvensional
3
Myrandasari
Stabilitas perbankan dengan
model yang berasal dari analisis
diskrimanan Z-score.
Tingkat risiko dari bank syariah
lebih rendah dibanding dengan
bank konvensional dan bank
syariah lebih efisien dari bank
konvensional
Bank syariah lebih efisien dan
memiliki intermediasi rasio yang
lebih tinggi, memiliki asset
quality yang lebih tinggi dan
permodalan yang lebih baik dari
pada bank konvensional.
Bank konvensional lebih stabil
dari bank syariah. Ditunjukan
oleh tingkat likuiditas bank
syariah lebih rendah daripada
bank konvensional
o
(2015)
4
Ningtyas (2013)
5
Yudistira (2004)
Kinerja keuangan bank syariah
dan bank konvensional dengan
indikator rasio keuangan
Efisiensi dengan menggunakan
DEA analisis
Bank mandiri konvensional lebih
baik dari bank mandiri syariah
Pada tahun 2000 dan 2007 bank
syariah
lebih
efisien
dibandingkan tahun 1998 dan
1999
B. Kerangka Pemikiran
Seiring dengan masih dipercayakannya perbankan konvensional bagi
masyarakat, perbankan syariah masih dianggap sebagai alternatif lembaga
perbankan yang tahan terhadap guncangan perekonomian. Pada saat terjadi
krisis keuangan global tidak hanya menimbulkan keraguan pada perbankan
konvensional akan tetapi meningkatkan perhatian terhadap perbankan syariah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Efisiensi dalam perbankan merupakan suatu tolak ukur dalam mengukur
kinerja bank. Perbankan dituntut untuk mampu beroperasi dengan efisien,
menjaga stabilitas dan memiliki kualitas aset yang baik demi tercapainya bank
sehat dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sehingga perbankan
nasional dapat bersaing dengan bank-bank di negara lain.
Terdapat perbedaan yang mendasar antara bank syariah dengan bank
konvensional yaitu :
a) Perbedaan falsafah. Dalam hal ini bank syariah tidak melaksanakan
sistem bunga dalam seluruh aktifitasnya,sedangkan bank konvensional
sebaliknya. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang sangat mendalam
terhadap produk-produk yang dikembangkan oleh bank syariah,
dimana untuk menghindari sistem bunga maka sistem yang
dikembangkan adalah jual beli, serta kemitraan yang dilaksanakan
dalam bentuk bagi hasil.
b) Konsep pengelolaan dana nasabah. Dalam sistem bank syariah, dana
nasabah dikelola dalam bentuk titipan maupun investasi. Cara titipan
dan investasi jelas berbeda dengan deposito pada bank konvensional,
dimana deposito merupakan upaya untuk membungakan uang.
c) Kewajiban mengelola zakat. Bank syariah diwajibkan mengelola
zakat, yaitu dalam arti wajib membayar zakat, menghimpun,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
mengadministrasikannya dan mendistribusikannya. Hal ini merupakan
fungsi dan peran yang melekat pada bank syariah untuk memobilisasi
dana-dana sosial (zakat, infaq, sedekah).
d) Struktur organisasi, dalam bank syariah diwajibkan adanya organisasi
dewan pengurus syariah yang bertugas untuk mengawasi aktifitas bank
syariah agar selalu sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Adanya perbedaan yang mendasar pada keuangan berbasis syariah
dengan sistem keuangan konvensional maka kerangka pemikiran dapat dilihat
pada gambar 2.1 berikut ini :
BANK KONVENSIONAL
BANK SYARIAH
EFISIENSI
EFISIENSI
KUALITAS ASET
KUALITAS ASET
STABILITAS
STABILITAS
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
C. Hipotesis Penelitian
Terdapat beberapa opini peneliti dan studi mengenai perbandingan
efisiensi bank syariah dan bank konvensional diantaranya yaitu penelitian
Beck et al (2013), Bachrudin (2006) yang menjelaskan bahwa bank syariah
lebih efisien di bandingkan bank konvensional, oleh karena itu hipotesis
penelitian ini yaitu :
Ha1 : Terdapat perbedaan efisiensi bank umum syariah dengan bank umum
konvensional di indonesia periode 2010-2014.
Beck et al (2013) dalam penelitiannya syaria vs konvensional bank
membandingkan model bisnis, efisiensi, kualitas asset dan stabilitas bank di
seluruh dunia yang mengalami krisis moneter, hasil penelitiannya yatu bank
syariah memiliki kualitas asset yang lebih tinggi dari bank konvensional,
Ningtyas (2013) yang meneliti kinerja keuangan bank konvensional dan bank
syariah dengan hasil penelitiannya kinerja keuangan bank kovensional lebih
baik dibandingkan kinerja keuangan bank syariah, maka hipotesis kedua dari
penelitian ini adalah :
Ha2 : Terdapat perbedaan kualitas aset bank umum syariah dan bank umum
konvensional di indonesia periode 2010-2014.
Hasil penelitian Beck et al (2013) bahwa stabilitas bank syariah lebih
baik dari pada bank konvensional, sedangkan hasil peelitian myrandasari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
(2015) stabilitas bank konvensional lebih baik dari pada bank syariah oleh
karena itu hipotesis ketiga penelitian ini adalah :
Ha3 : Terdapat perbedaan Stabilitas bank umum syariah dan bank umum
konvensional di indonesia periode 2010-2014.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download