1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal
sendiri (Darmadji, 2001:2). Setiap perusahaan sering membutuhkan tambahan
dana untuk modal perusahaannya. Pihak perusahaan yang ingin mendapatkan
dana akan dipertemukan dengan investor di pasar modal.. Pasar modal juga
memberikan jasa untuk menjembatani hubungan antara investor dengan
emiten. Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi di beberapa
perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang di perdagangkan di
pasar modal, sedangkan perusahaan pihak yang memerlukan dana akan
menggunakan dana tersebut untuk mengembangkan proyek-proyeknya
(Tandelilin, 2010:61). Tempat memperjual-belikan efek atau surat berharga
disebut Bursa Efek. Indonesia memiliki satu bursa efek yaitu Bursa Efek
Indonesia (BEI), yang merupakan pergabungan antara bursa efek Jakarta
dengan bursa efek Surabaya.
Perusahaan yang terdaftar di BEI terdiri dari beberapa sektor, dimana
salah satu sektor yang diminati investor adalah sektor manufaktur. Perusahaan
manufaktur merupakan perusahaan yang mengolah barang mentah menjadi
barang jadi untuk menambah nilai atas barang tersebut. Para investor kini
mulai melirik perusahaan manufaktur di Indonesia karena laju pertumbuhan
pada sektor ini melaju cukup pesat. Permintaan seolah tidak terpengaruh oleh
1
krisis keuangan global dan justru tumbuh 6,4% di paruh pertama 2012.
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) investasi asing
dalam kegiatan manufaktur di triwulan kedua sebesar $1,2 milyar atau naik
62%. Worldbank memprediksi industri manufaktur di Indonesia akan
meningkat 40% tahun 2013. Badan Pusat Statistik mencatat, pertumbuhan
industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan I pada tahun 2013 tumbuh
8,94% dibandingkan periode sama pada tahun 2012.
Investor tentunya tidak sembarang dalam memilih perusahaan untuk
menanamkan modalnya. Setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan nilai
perusahaannya,
karena
nilai
perusahaan
merupakan
faktor
yang
dipertimbangkan oleh para investor untuk menanamkan modalnya. Nilai
perusahaan merupakan indikator kinerja keuangan bagi perusahaan yang go
public. Nilai perusahaan yang tinggi dapat tercermin dari harga pasar saham
yang
tinggi
(Sukirni,
2012).
Nilai
perusahaan
yang
tinggi
juga
mengindikasikan kemakmuran pemegang saham yang tinggi, karena semakin
tinggi nilai perusahaan investor akan mendapat keuntungan tambahan selain
dividen yang diberikan oleh pihak perusahaan yaitu berupa capital gain dari
saham yang mereka miliki.
Fama dan French (1998) menyatakan optimalisasi nilai perusahaan
yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan melaksanakan fungsi
manajemen keuangan yaitu keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan
kebijakan
dividen.
Satu
keputusan
keuangan
yang
diambil
akan
mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai
2
perusahaan. Investor memiliki perspektif jauh terhadap kondisi suatu saham,
dimana investor mempertimbangkan prospek perusahaan, kinerja keuangan
dan non keuangan yang baik penyajian laporan keuangan yang transparan dan
keuntungan perusahaan yang terus meningkat (Fahmi, 2012:91).
Semua perusahaan yang terdaftar di BEI tentunya ingin agar harga
saham perusahaannya yang dijual memiliki potensi harga tinggi dan menarik
minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut (Dwi, 2013).
Setiap perusahaan yang sudah go public tentunya ingin memperlihatkan
kepada para investor bahwa perusahaan mereka salah satu alternatif investasi
yang tepat. Maka dari itu, manajemen keuangan yang efektif sangat penting
untuk kelangsungan dan pertumbuhan perusahaan (Attari, 2012).
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Brigham dan Houston (2006 : 32) menyatakan nilai perusahaan dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang
dapat mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya keputusan investasi,
pendanaan, kebijakan dividen, rasio-rasio keuangan perusahaan, dan tingkat
risiko. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah
batasan hukum, aktivitas ekonomi, undang-undang pajak, tingkat suku bunga,
kurs,
tingkat
inflasi
dan kondisi bursa saham.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, penelitian
ini menggunakan 4 faktor pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Keempat faktor tersebut adalah kebijakan dividen, likuiditas,
3
profitabilitas dan ukuran perusahaan. Pemilihan 4 faktor tersebut merupakan
faktor intern perusahaan, dimana kondisi intern perusahaan menggambarkan
pengelolaan keuangan perusahaan tersebut dan adanya hasil penelitian
sebelumnya yang berbeda sehingga peneliti tertarik untuk menguji kembali
pengaruh kabijakan dividen, likuiditas, profitablitas dan ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahaan.
Faktor pertama yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah
kebijakan dividen. Kebijakan dividen merupakan keputusan keuangan
perusahaan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan kepada pemegang
saham atau ditahan sebagai laba ditahan. Weston dan Brigham (2005:199)
menyatakan kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan dividen yang
menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan dividen di masa yang
akan datang sehingga akan memaksimumkan harga saham perusahaan.
Keputusan dalam membayarkan dividen diambil sangat berhati-hati
oleh manajemen perusahaan dan investor (Imran, 2011). Kebijakan dividen
sering kali menimbulkan konflik antara manajemen perusahaan dengan pihak
pemegang saham. Hal ini terjadi karena manajer perusahaan sering memiliki
kepentingan yang berbeda dengan pihak pemegang saham (Sugiarto, 2011).
Pihak manajemen perusahaan menganggap laba yang diperoleh perusahaan
sebaiknya digunakan untuk operasional perusahaan. Pihak pemegang saham
menganggap laba yang diperoleh perusahaan sebaiknya dibagikan kepada para
pemegang saham sebagai dividen. Adanya masalah antara pihak manajemen
dan pemegang saham akan menyebabkan tidak tercapainya salah satu tujuan
4
perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan (Sukirni, 2012). Dividen
yang dibagikan biasanya dipresentasikan dalam Dividend Payout Ratio
(DPR). Dividend Payout Ratio inilah yang menentukan besarnya dividen per
lembar saham.
Penelitian yang dilakukan Sugiarto (2011) dan Fenandar (2012)
menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hasil penelitian berbeda didapat oleh Sukirni (2012),
Nurhayati (2013), yang menyatakan kebijakan dividen tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Faktor kedua yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah
likuiditas. Manajemen likuiditas harus mampu memberi kontribusi untuk
realisasi penciptaan nilai perusahaan (Michalski, 2010). Likuiditas merupakan
kemampuan perusahaan untuk
membayar
kewajiban jangka pendek
perusahaan. Likuiditas menjadi perhatian serius pada perusahaan karena
likuiditas memainkan peranan penting dalam kesuksesan perusahaan
(Owolabi, 2012). Perusahaan yang memiliki likuiditas yang baik maka akan
dianggap memiliki kinerja yang baik oleh investor. Semakin tinggi likuiditas
maka kemampuan perusahaan menyediakan dana untuk pembayaran dividen
kepada pemegang saham akan semakin besar (Suwarti, 2013). Hal ini akan
menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.
Likuiditas dapat diukur dengan Current Ratio, yang merupakan rasio antara
aktiva lancar dibagi utang lancar (Sartono, 2000:62).
5
Mahendra (2012) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa
likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil serupa
diungkapkan Prisilia (2013) yang mengungkapkan
bahwa likuiditas
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Maka, perusahaan harus meningkatkan
nilai likuiditas untuk peningkatan nilai perusahaan. Namun hal berbeda
diungkapkan oleh Nurhayati (2013) dan Suwarti (2013) yang mengungkapkan
bahwa likuiditas tidak memberi pengaruh pada nilai perusahaan.
Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah
profitabilitas. Analisa (2011) menyatakan, nilai perusahaan dapat pula
dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh
perusahaan. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh
laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan (Wiagustini,
2010:76). Memperoleh laba merupakan tujuan jangka pendek perusahaan.
Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu cara untuk menilai sejauh
mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasi (Nofrita,
2013). Naccur dan Goaied (dalam Tahir, 2011) menyatakan profitabilitas
adalah salah satu faktor yang menciptakan nilai masa depan untuk menarik
investor baru. Tingginya profitabilitas menunjukkan efektifitas pengelolaan
manajemen perusahaan. Setelah memperoleh keuntungan perusahaan harus
membuat keputusan untuk mempertahankan keuntungan atau membagikan
labanya (Oladipupo, 2013). Semakin baik profitabilitas suatu perusahaan
maka menunjukkan kinerja yang baik dari perusahaan tersebut sehingga dapat
menarik minat investor untuk berinvestasi.
6
Yunita, dkk (2014) dalam penelitiannya mengungkapkan profitabilitas
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Ini berarti perusahaan yang
memiliki profitabilitas yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan. Karena
profitabilitas yang baik menunjukan prospek perusahaan yang baik sehingga
memicu permintaan investor terhadap saham. Permintaan saham yang
meningkat akan meningkatkan nilai perusahaan. Namun hal berbeda
diungkapkan Herawati (2012) yang menyatakan profitabilitas berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Faktor keempat yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah
ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai
perusahaan (Dewi, 2013). Ukuran perusahaan dapat tercermin dari total aset
yang dimiliki oleh perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan (Eko,
2014). Ukuran perusahaan
dibedakan dalam beberapa kategori yaitu
perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan kecil. Ukuran
perusahaan yang besar dan terus tumbuh bisa menggambarkan tingkat profit
mendatang, kemudahan pembiayaan ini bisa mempengaruhi nilai perusahaan
dan menjadi informasi yang baik bagi investor (Eko, 2014). Informasi
mengenai ukuran perusahaan pada pasar sangat penting bagi para investor
(Lischewski, 2010). Investor menjadikan ukuran perusahaan sabagai patokan
sebelum membeli saham sebuah perusahaan.
Perusahaan besar memiliki beberapa strategi dalam menghadapi risiko,
dengan demikian perusahaan besar memiliki kredit yang lebih baik dibanding
perusahaan kecil (Chen, 2011). Perusahaan besar memiliki kemudahan untuk
7
memasuki pasar modal, sehingga memudahkan perusahaan untuk mendapat
tambahan dana. Hal ini akan dianggap investor sebagai prospek yang baik
pada perusahaan tersebut sehingga akan dapat menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya. Jika perusahaan memiliki total aset yang besar maka
perusahaan akan leluasa menggunakan aset mereka.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2013) dan Eko (2014)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu ukuran perusahaan harus
ditingkatkan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Namun hasil berbeda
diungkapkan oleh Dewi (2013) yang menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut dan melihat hasil penelitian terdahulu
yang berbeda, maka penelitian ini mengambil judul pengaruh kebijakan
dividen, likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang tercantum di bursa efek
indonesia.
1.2 RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diuraikan
rumusan masalah sebagai berikut :
8
1) Apakah kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2010-2013?
2) Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 20102013?
3) Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2010-2013?
4) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2010-2013?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1)
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kebijakan dividen terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2010-2013
2)
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh likuiditas terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2010-2013
9
3)
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2010-2013
4)
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh ukuran perusahaan terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang tercantum di BEI
periode 2010-2013
1.4 KEGUNAAN PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
bersangkutan yaitu sebagai berikut :
1) Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
dan dapat memberikan pemahaman dari tambahan bukti empiris
serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi penelitian berikutnya.
2) Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi tambahan
bagi perusahaan atau manajemen keuangan untuk memperhatikan
nilai perusahaannya dan unutk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai perusahaannya.
1.5 Sistematika Penulisan
10
Untuk memberikan gambaran secara umum mengenai isi dan susunan
dari skripsi ini, maka pembahasan dari skripsi ini disusun berdasarkan urutan
beberapa bab secara sistematis. Adapun sistematika penyajiannya adalah
sebagai berikut.
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, serta
sistematika dalam penulisan skripsi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
Dalam bab ini dijelaskan mengenai konsep atau teori yang relevan
yaitu nilai perusahaan, kebijakan dividen, likuiditas, profitabilitas,
ukuran perusahaan, rumusan hipotesis dan kerangka pemikiran.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai desain penelitian, lokasi
penelitian,
objek
penelitian,
identifikasi
variabel,
definisi
operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel,
metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
11
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai analisis data yang diuraikan
dalam pengumpulan dan tabulasi data, deskripsi hasil penelitian
dari pengujian hipotesis.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil analisis
data dan saran untuk pengembangan bagi peneliti selanjutnya.
12
Download