BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian yang bertujuan untukn menciptakan nilai ekonomi satu barang dan jasa. Pemasaran juga merupakan salah satu kegiatan pokok dari produsen dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Karena berhasil tidaknya dalam mencapai tujuan perusahaan akan sangat tergantung pada ketetapan para pengambil keputusan dalam kombinasikan bidang pemasaran. Marketing berasal dari bahasa Inggris yang berartyi pasar. Tetapi pengertian pasar disini bukan berarti tempat berkumpulnya antara penjualan maupun pembeli dimana semua barang telah ada, melainkan pengertian pemasaran disini abstrak. Sebab semua bentuk penjualan dapat saja terjadi walaupun barang tersebut belum diproduksi atau belum ada. Untuk memahami pengertian pemasaran, maka penulis akan mengemukakan definisi tentang pemasaran dari beberapa ahli yang antara lain memberikan definisi pemasaran sebagai berikut : 5 6 Kotler dan Keller ( 2009 :5 ) menyatakan bahwa : “Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa bernilai dengan orang lain” Kotler dan Keller ( 2009 : 5) menyatakan bahwa : “Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkai proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan,dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengancara yan menguntungkan organisasi dan pengaku kepentingan” Dalam kedua pendapat diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pemasaran merupakaan kegiatan yang salimg berhubungan satu sama lain antara produsen dan konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan kegiatan untuk menciptakan arus barang dan jasa. Melihat kedua definisi yang diuraikan diatas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa terdapat variabel-variabel yang berhubungan satu dengan yang lain, dengan upaya memuaskan kebutuhan para pembeli seperti sifat produk, penentuan harga, promosi dan pendistribusikan yang akhirnya akan mengarah pada bauran pemasaran. 7 2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran Philip Kotler mendefinisikan “ Manajemen Pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan konsumen dengan menciptakan, dan menyertakan dan mengomunikasikan nilai konsumen yang unggul. ( Kotler dan Keller, 2009:6 ). Dengan demikian Manajemen Pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyagkut analisis atau perencanaan, pelaksanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dengan tujuan untuk menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat. Dimana dalam hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikiasi dan distribusi yang efektif utuk memberitahukan, mendorong serta melayani pasar. Pertukaran merupakan titik pusat kegiatan perusahaan dimana seseorang pengusaha menukarkan sejumlah nilai kepada orang lain. Dengan adanya pertukaran berbagai macam kelompok masyarakat dapat memenuhi kebutuhanya. Definisi ini menyadari bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang mencakup analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan juga mencakup barang, jasa serta gagasan; berdasarkan pertukaran dan tujuanya adalah membeerikan kepuasan bagi piihak terkait. Dengan demikian definisi ini mengakui bahwa manajemen pemsaran merupakan proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang mencakup barang, jsa dan gagasan yang tergantung pada 8 pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan baagi pihak-pihak yangh terlibat. Oleh karena itu definisi tersebut merupakan kegiatan dalam pemasaran, yang mendukung keberhasilan peusahaan adalah pemasran yang menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif dari para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pasar. Sasaran serta pemasaran berwawasan sosial yang menyatakan, bahwa tugas organisasi merupakan penentu kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar, sasaran dalam memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari para pesaing dengan mempertahankan dan meningkatkan kesejahtraan pelanggan / konsumen, masyarakat. Manajer Perusahaan juga harus menentukan pertukaran yang sesuai dengan pasar yang dituju yaitu dengan mengadakan transaksi antara kedua belah pihak untuk membantu perusahaan mencapai sasaranya. 2. 4 PRODUK 2.4.1. Pengertian Produk Sesuatu yang ditawarkan oleh suatu organisasi atau perusahaan kepada kosumen adalah produk. Produk adalah yang berwujud dan tidak berwujud dan tidak berwujud yang biasa disebut jasa. Sementara produk yang berwujud dalam bentuk suatu barang. Produk dapat diferensialkan berdasarkan bentuk, ukuran, produk atau struktur fisi. 9 Untuk melakukan pembahasan tentang produk perlu kiranya mengetahui pengertian dari pada produk. Do bawah ini dikemukan pengertian produk menurut pendapat para ahli. Pengertian Produk Kotler and Keller (2009:31) Produk adalah elemen penting dalam bauran pemasaran. Strategi produk membutuhkan pengambilan keputusan yang terkordinasi dalam bauran produk, lini produk, merek, serta pengemasan Pengertian Produk menurut Kotler and Keller (2009:4) Produk adalah segala yang dapat ditawarkan kepasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan, produk yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang. tempat, properti, organissi dan informasi. Sehubung dengan pengertian produk maka kulaitas produk merupakan hal yang penting dan menunjang. Pengertian dari kualitas Zulian Yamit (2010:8).adalah, “Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan jasa, manusia , proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan” 2.4.2. Kasifikasi Produk Dibawah ini adalah Klarifikasi dari pada produk sebagaimana yang dikemukakan oleh Kotler and Keller (2009:4) adalah 1) Barang yang tidak tahan lama (nonduraable goods) Barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. 10 2) Barang tahan lama (durable goods) Barang-barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-kali, seperti lemari es, peralatan mesin dan pakaian. Produk-produk tahan lama biasanya membutuhkan penjualan langsung dan pelayanan, marjin yang lebih tinggi, dan banyak garansi dari penjual. 3) Jasa (service) Produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis. Akibatnya produk ini biasanya memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. 2.4.3. Tingkatan Produk Masih menurut Philip Kotler lima tingkat produk (2009:4) adalah : 1) Manfaat inti jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan. 2) Produk dasar, versi dasar dari produk tersebut. 3) Produk yang diharapkan, beberapa atribut atau kondisi yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli ketika membeli produk. 4) Produk yang ditingkatkan, yang melampaui harapan pelanggan. 5) Produk potensial.tempat dimana perusahaan mencari cara baru untuk memuaskan pelanggan 11 2.4.4. Pengertian Kualitas Produk Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Menurut (American Society For Quality Control, dalam Laksana 2008:88-89) menyatakan: Kualitas adalah sejumlah keistimewaan produk, yang memenuhi keinginan pelanggan,dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk.Suatu definisi kualitas yang paling sederhana, namun lengkap pemikiran mutakhir dalam bisnis, mendefinisikan kualitas sebagai ‘‘kesesuaian dengan spesifikasi pelanggan’’. Ide dasarnya, kualitas bukanlah memenuhi sejumlah kriteria yang diterapkan perusahaan sebaliknya kualitas adalah memenuhi kriteria yang ditetapkan pelanggan. Kunci mencapai jenis kualitas ini adalah mengetahui siapa pelanggan kita dan apa yang mereka inginkan. Sedangkan (Welch, dalam Laksana, 2008 : 88) mendefinisikan kualitas sebagai berikut : Kualitas merupakan jaminan terbaik kita atas kesetiaan pelanggan, pertahanan terkuat kita dalam menghadapi persaingan asing, dan satu-satunya jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, kualitas berpengaruh untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, kualitas tersebut harus memenuhi harapan konsumen, karena jika harapan konsumen terhadap suatu produk terpenuhi, maka konsumen akan royal dengan sendirinya atas produk yang telah dikonsumsi atau dirasakan. Untuk lebih memahami maka (Loveloc, 1987 12 :367 dalam Laksana, 2008:89-90) menemukan 8 dimensi kualitas produk yang terdiri dari: a. Kinerja (performance) Berkaitan dengan aspek fungsional dari produk itu dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk, yaitu meliputi Faster(lebih cepat) berkaitan dengan dimensi waktu menggambarkan kecepatan dan kemudahan atau bagaimana untuk memperoleh produk ini, dan aspek Cheaper (lebih murah) berkaitan dengan dimensi biaya yang menggambarkan harga atau ongkos dari suatu produk yang harus dibayarkan oleh pelanggan. b. Keragaman Produk (features) Merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan-pilihan pengembangnya. Dapat berbentuk produk tambahandari suatu produk inti yang dapat menambah nilai suatu produk. c. Keandalan (reliability) Berkaitan dengan tingkat probabilitas atau kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu, dengan demikian kehandalan merupakan karakteristik yang mendefinisikan kemungkinan atau probabilitas tingkat keberhasilan dalam menggunakan produk itu. d. Kesesuaian (conformance) 13 Berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan, konformasi merefleksikan derajat dimana karakteristik desain produk dan karakteristik operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan, sering didefinisikan sebagai konformasi terhadap serta kebutuhan (Conformance to Requirements). e. Daya Tahan (Durability) Merupakan ukuran masa pakai suatu produk karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan produk itu. f. Kemampuan Pelayanan (serviceabililty) Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan. g. Estetika (aesthetics) Estetika merupakan karakteristik yang bersifat subyektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi atau pilihan individual. Dengan demikian estetika dari suatu produk lebih banyak berkaitan dengan perasaan pribadi dan mencangkup karakteristik tertentu. h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) Bersifat subyektif berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk. Konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkapmengenai atribut-atribut produk. Namun umumnya konsumen memiliki informasi tentang produk secara tidak langsung, misalnya 14 melalui merek, nama dan negara produsen. Ketahanan produk misalnya, dapat menjadi hal yang sangat kritis dalam pengukuran kualitas produk.Banyak pakar dibidang kualitas yang mencoba untuk mendefinisikan kualitas berdasarkan suduk pandangnya masing-masing. Beberapa diantaranya yang paling populer adalah yang dikembangkan oleh tiga pakar kualitas tingkat internasional, yaitu W.Edwards Deming, Philip B.Crosby dan Joseph M.Juran dikutip Zulian Yamit (2010:7). Deming : Mendefiniskan kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Crosby : Mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan. Juran : Mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian terhadap spesialisasi Sementara menurut Montgomery (1985) dikutip oleh J.Supranto (2006:2) kualitas : Quality is the extent to which products meet the requirements of people who use them.Suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya. Dia membedakan mutu produk menjadi dua yaitu mutu desain dan mutu kecocokan (quality of design and quality of comformance) . ketiga persepsi kualitas ini kemudian menjadi dasar pemikiran dalam Total Quality Management (TQM), yang merupakan isu sentral dalam aktivitas bisnis. Pendapatan Goestsch David, dikutip oleh Zulian Yamit (2010:8) membuat definisi kualitas yang lebih luas cakupnya, yaitu “kulaitas merupakan suatu 15 kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,manusia,proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebuhi harapan” pendekatan yang dikemukan Goestsch David ini menegaskan bahawa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manisia dan proses yang berkualitas. Pendapat David Garvin, sebagaimana dikutip oleh Zulian Yamit (2010:9) mengidentifikasi lima pendekatan perspektif kualitas yang dapat digunakan oleh para praktisi bisnis, yaitu : 1. Transcendental Approach: adalah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit didefinisikan atau dan dioprasikan maupun diukur,seperti seni musik,seni tari, seni drama dan seni rupa. 2. Product-besed Approach : kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dapat diukur. Perbedaan kualitas mencerminkan adanya perbedaan atribut yang dimiliki produk secara objektif, tetapi pendekatan ini tidak menjelaskan perbedaan dalam selera 3. User –based Approach: kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada yang memandangnya, dan produk yang palig memuaskan preferensi seseorangatau cocok dengan selera (fitnes for used) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Pandangan yang subjektif ini mengakibatkan konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah kepuasan maksimum yang dapat dirasakannya. 16 4. Manufacturing-based Approach : kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau dari sudut padang produsen yang mendefenisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan persyaratan (conformance quality) dan prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal. Oleh karena itu, yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan oleh perusahaan, dan bukan konsumen yang menggunakannya. 5. Value-based Approach : Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kulaitas didefenisikan sebagai “ affordable excellence”. Oleh karena itu, kualitas dalam pandangan ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Produk yang paling bernilai adalah produk yang paling tepat dibeli. 2.4.5. Biaya kualitas Dalam rangka memenuhi kebutuhan pelangan dan memberikan kepuasan maka perusahan harus memproduksi produk yang berkualitas. Dan untuk dapat memnuhi kebutuhan akan produk yang berkualitas maka diperlukan biaya kualitas. Biaya kualitas sebagaimana yang dikemukakan Zulian Yamit (2010:12) : Biaya kualitas adalah yang terjadi atau yang mungkin akan terjadi produk cacat atau kualitas yang jelek. 17 Biaya yang terjadi atau yang mungkin akan terjadi berhubungan dengan desain, pengidentifikasikan, perbaikan dan pencegahan kerusakaan. Biaya dan kualitas merupakan suatu kesatuan dan bukanlah sesuatu yang perlu dipertentangkan atau sesuatu yang berlawanan. Oleh karena itu dalam pengertian ini sangatlah tidak mengkin menghasilkan produk yang berkualitas tinggi denganbiaya rendah. Tiga kategori pandangan yang berkembang diantara praktisi mengenai biaya kualitas, yaitu : 1. Kualitas semkain tinggi berarti biaya semakin tinggi 2. Biaya peningkatan kualitas lebih rendah dari penghematan yang dihasilkan 3. Biaya kualitas melebuhi biaya yang terjadi bila produk atau jasa diproses benar sejak awalnya Sumber biaya kualitas dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan dapat dikelompokan menjadi empat katagori,Zulian Yamit (2010:14) yaitu : 1) Biaya pencegahan (Preventive Cost Category) a. Biaya perencanaan kualitas Semua biaya yang berhubungan dengan perencanaan dan pengembangan sistem jaminan kualitas, seperti biaya design, biaya kebijakan oprasional, biaya renca pengembangan dan mengkomunikasikan kualitas pelanggan. inspeksi dan biaya untuk 18 b. Biaya pemasaran dan pelanggan Biaya yang ditimbulkan untuk melakukan evaluasi pelanggan dan evaluasi kualits yang dikehendak pelanggan serta biaya untuk mengetahui, mempengaruhi persepsi dan kepuasan pelanggan terhadap produk dan jasa pelayanan. Termasuk dalam biaya pemasaran adalah riset pemasaran dan surney persepsi pelangga. c. Biaya operasi pabrik dan jasa pelayanan Biaya yang du timbulkan untuk menjamin kemampuan dan kesiapan operasi pengendalian kualitas semua aktivitas yang membutuhkan tenaga oprasi yang berkualitas. Termasuk biaya oprsi pabrik dan jasa ini adalah biaya pengesahan peoses oprasi, biaya perencanaan kualitas oprasi, biaya design dan pengembangan ukura kualitas, biaya pengawasan peralatan, biaya perencanaan kualitas pendukung oprasi dan biaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan operator. d. Biaya pengembangan desian produk dan jasa pelayanan Biaya yang ditimbulkan untuk menterjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam standar kualitas produk dan jasa pelayanan baru. Termasuk dalam biaya pengembangan design aktivitas pendukung, biaya pengujian kualifikasi desain produk, biaya kualifikasi desain pelayanan dan biaya percobaan di lapangan. e. Biaya pembelian Biaya yang dutimbulkan untuk menjamin kesesuaian komponen dan mataerial atau biaya yang ditimbulkan untuk meminimalkan pengaruh 19 komponen dan mataerial yang tidak cocok degan kualitas produk dan jasa pelayanan. Termasuk dalam biaya pembelian ini adalah menyeleksi pemasok, biaya untuk pemasok, biaya untuk memperoleh data, dan biaya merencanakan kualitas pemasok. f. Biaya kualits administrasi Biaya yang timbul untuk semua administrasi yang berkaitaan dengan fungi manajemen kualits. Termasuk dalam biaya ini adalah administrsi gaji, administrasi biaya, biaya perencanaan program kualitas, biaya laporan kualits, biaya administrasi peningkatan kualitas pendidikan, biaya pengembangan kualits dan biaya audit kualitas 2) Biaya Insppeksi/Deteksi (Inspection/Detection Cost Category) Biaya yang terjadi untuk menetukan apakah produk dan jasa pelayanan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Tujuan utama inspeksi ini adalah untuk menghindari terjadinya kerusakan pada waktu proses dan mencegah pengiriman produk yang tidak sesuai standar kepada konsumen. Contoh biaya inspeksi / biaya deteksi atau disebut juga apprasial cost ini seperti biaya pemeriksaan bahan baku yang diterima oleh pemasok. Biaya permerikasaan produk dalam proses, biaya pengujian produk, biaya pemeriksaan kualitas produk, kalibrasi, survey, verifikasi, biaya pemeriksaan peralatan, biaya mengevaluasi persedian material dab barang jadi. 20 3) Biaya kegagalan internal (Internal Failure Cost Category) Biaya yang terjadi karena ketidak sesuaian produk dan jasa yang dihasilkan dengan standar yang telah dittentukan dan terdeteksi sebelum produk ke konsumen. Contoh biaya kegagalan internal adalah biaya pengerjaan ulang, re desain, re inspeksi, re ulang, correction action cost, scrap dari proses produksi yang tidak dapat dipakai lagi, jerusakan mesin (diwntime), stok pengamanan, biaya kelebihan kapasitas, biaya lembur untuk perbaikan. 4) Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure Cost Category) Biaya yang terjdi karena produk dan jasa gagal memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan diketahui setelah produk tersebut dikirimkan kepada konsumen. Hal dapat menurunkan reputasi perusahaan dimana kosumen, kehilangan pelanggan dan menurunnya pangsa (loss of market share).contoh biaya kegagalan eksternal ini seperti, biaya penanggulangan keluhan, biaya penarikan kembali produk di pasaran (product recall). Biaya jaminan atau pertanggung (warranty expenses), biaya penalti, biaya kehilangan penjualan (lost sales cost) , dan biaya perbaikan kembali produk agar sesuai dengan standar biaya kegagalan ekternal sesungguhnya tidak perlu terjadi bial tidak ada kerusakaan atau kerusakaan atau kerusakaan dapat terdeteksi sebelum produk dikirimke konsumen. 21 Kesulitan yang mungkin timbul dalam menilai dan menganalisa biaya kualitas adalah kebanyakan kategori biaya kulaitas tidak tercermin secara langsung dalam catatan akuntansi persuahaan. Akibatnya informasi yang akurat mengenai biaya kualitas sulit diperoleh. Untuk mengatasinya perusahaan perlu melakukan penaksiran dengan membandingkan pe(nampilan kualitas sekarang dengan penampilan kualitas yang lampau, sehingga biaya kualitas akan menampilkan variasu penampilan masa lalu. 2.4.6. Dimensi Produk Menurut Zulian Yamit (2010:10) dimensi kualitas produk meliputi : 1. Kinerja (performance) Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya. 2. Keistimewaan tambahan (features) Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya. 3. Keandalan (reliability) Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak. 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications) Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar- 22 standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan. 5. Daya tahan (durability) Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil. 6. Estetika (asthethic) Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya. 7. Serviceability, yaitu meyangkut corak, rasa dan daya tarik produk 8. Perceived, yaitu menyangkut citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Pendapat Zeithaml, Berry dan prasuraman, dikutip Zulian Yamit (2010:25) telah melakukan berbagai penelitian terhadap beberapa jenis jasa,dan berhasil mengidentifikasi lima diemnsi karakteristik yang digunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi pelayanan. Kelima dimensi karakteristik kualitas pelayanan tersebut adalah: 1. Tangibles (bukti langsung) yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,pegawai. 2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah di janjikan 23 3. Responsiveness )(daya tangkap), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. 4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat di percaya yang dimiliki para staf, bebas daroi bahaya,resiko ataupun keragu-raguan. 5. Ematy, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, kemunikasi yang baik, dan perhatian dengan kebutuhan pelanggan. 2.4.7. Strategi pengembangan Perusahaan dalam menetapkan strategi pengembangan produk, terdapat empat macam pendekatan yang dapat di tempuh, meneurut Zulian (2010:107) yaitu: 1) Modifikasi bauran 2) Perluasan lini produk 3) Menambah citra dan manfaat produk (produk complemen) 4) Diversifikasi produk Keempat strategi ini dapat digambarkan seperti di bawah ini : Gambar 2.1 Strategi Pengembangan Produk STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK 24 MODIFIKASI BAURAN Mengubah bauran dalam satu produk dalam satu lini, Misalnya ada produk sabun deterjen dan pasta gigi dalam lini toilet eries. Lalu 5 gigi produk2.pasta diganti dengan eua de toilet 2. 6 PERLUASAN LINI PRODUK KOMPLEMEN DIVERSIFIKASI Menambahkan lini baru misalnya sudah ada lini sausdan lini sipu, kemudian diperluas dengan lini kecap Meningkatkan citra dan manfaat produk, misalnya dengan menerbitkan buku resep sehingga manfaat produk bertambah bagi konsumen Menciptakan produk baru atau produk sekelas konsumen lain, misalnya setingkat lebih rendah atau setingkat lebih tinggi Sumber;Kotler, P, Principles of Marketing, Edisi Ketiga , Prentice Hall 1986 2.5 Pengertian presepsi Sebelum orang akan melakukan tindakan pembelian maka orang tersebut akan mempunyai persepsi sendiri terhadap produk atau jasa yang akan dibelinya. Maka dapat dikatakan sikap konsumen tersebut sangat dipengaruhi oleh persepsi terhadap sesuatu, persepsi akan mempengaruhi bagaimana seseorang akan melakukan pemilihan pembelian, karena persepsi merupakan salah satu faktor psikologis utama selain motivasi, pegetahuan, kepercayaan dan pendirian. Sebagaimana kita ketahui konsumen dalam memilih dan membeli suatu produk atau jasa yang selalu di pengaruhi persepsi. Adapun pengertian persepsi dalam kehidupan sehari-hari adalah suatu pandangan atau tanggapan yang dipertimbangkan konsumen terhadap suatu yang dilihat atau dirasakan. Tetapi menurut para ahli pemasaran, persepsi dapat diartikan sesuai dengan informasi, yaitu diantaranya pengertian persepsi menurut kotler dan keller (2009 : 179) 25 adalah proses dimna kita memlih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakangambaran dunia berarti dan pion utamanya persepsi tergantung pada rangsangan fisik. 2.5.1 Proses Persepsi Bagaimana sebenarnya tindakan sesorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Dalam pemasaran persepsi lebih penting dari realitas, karena persepsi itulah yang akan mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Menurut pendapat Kotler and Keller (2009:180) persepsi adalah proses yang digunakan indinidu untuk memilih, mengorganisai, dan menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang mempunyai arti Pengertian persepsi menurut Schiffman and Kanuk (2008:137) adalah sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur , dan menafsirkan stimule ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia Menurut Niven (2002) dalam bukunya psikologis kesehatan pengantar untuk perawat profesional proses terjadinya persepsi dimulai dari : a. Tahap penerimaan rangsangan yang ditentukan oleh faktor dari dalam dan faktor dari luar manusia itu sendiri yang meliputi : 1) Faktor lingkungan yaitu ekonomi, sosial politik 2) Faktor konsepsi yaitu pendapat dari teori seseorang tentang manusia dengan segala tindakannya 26 3) Faktor yang berkaitan dengan dorongan dan tujuan seseorang untuk menafsirkan suatu rangsangan 4) Faktor pengalaman masa lalu atau latar belakang kehidupan, akan menentukan kepribadian seseorang. b. Proses seleksi dilakukan karena keterbatasan manusia dalam menerima rangsangan. c. Proses penutupan Proses ini terjadi karena keterbatasan tingkat kemampuan seseorang dalam menerima rangsangan kemudian kekurangan informasi ditutupi dengan pengalamannya sendiri. 2.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi Menurut rahmat (2005) faktor-faktor personal yang mempengaruhi persepsi interpersonal adalah : 1. Pengalaman Seseorang yang telah mempunyai pengalaman tentang hak-hak tertentu akan mempengaruhi kecermatan seseorang dalam memperbaiki persepsi. 27 2. Motivasi Motivasi yang sering mempengaruhi persepsi interpersonal adalah kebutuhan untuk mempercayai “dunia yang adil” artinya kita mempercayai dunia ini telah diatur secara adil. 3. Kepribadian Dalam psikoanalisis dikenal sebagai proyeksi yaitu usaha untuk mengeksternalisasi pengalaman subyektif secara tidak sadar, orang mengeluarkan perasaan berasalkan dari orang lain. 2.6. Pengelompokan Persepsi Berbagai stimulasi yang mereka pilih dari lingkungan sebagai sensasi yang berpisah dan berbeda , sebaiknya mereka cenderung mengolompokannya menjadi kelompok-kelompok dan merasakannya sebagai satu keseluruhan. Dengan demikian karakteristik stimulasi yang dirasakan bahkan yang paling sederhanapun di pandang sebagai fungsi dari satu keseluruhan dimana stimulasi tersebut menjadi bagian darinya. Cara pengorganisasian berdasarkan persepsi ini sangat mempermudah kehidupan bagi individu. Menurut Schiffman and Kanuk (2008:151) prinsip-prinsip pengolompokan dibagi tiga diantara yang mengenai pesepsi adalah 1. Figur dan Dasar Sebagaimana diterangkan sebelumnya, stimuli kontras dengan lingkungannya cenderung lebih besar untuk di perhatikan. Suara harus lebih keras atau lebih lunak warna lebih cemerlang atau lebih pucat. 28 Ilustrasi visual yang paling sederhana yang terdiri dari suatu figur atau dasar (yaitu, latar belakang). Figur tersebut dianggap lebih jalas karean berbeda dengan dasarnya, kelihatan dapat dilihat dengan baik, solid dan menjadi latar depan. 2. Pengolompokan Individu cenderung mengolompokan stimuli sehingga stimuli tersebut membentuk gambar atau kesan yang menyatu. Persepsi mengenai stimuli sebagai kelompok-kelompok atau potongan-potongan informasi, dari pada kepingan-kepingan kecil informasi yang berlainan, mempermudah ingatan mereka maupun untuk mengingatnya kembali. Pengolompokan dapat digunakan secara menguntungkan oleh para pemasar untuk menyatakan secara tidak langsung arti-arti tertentu yang di inginkan dalam dukungan dengan produk-produk mereka. 3. Penyelesaian Para individu mempunyai kebutuhan untuk memperoleh penyelsaian mereka menyatakan kebutuhan ini dengan mengorganisasikan persepsinya sehingga mereka membentuk gambar yang lengkap. Walaupun pola stimuli yang mereka terima tidak lengkap, namun mereka cenderung merasakannya sebagai lengkap ; yaitu, mereka secara sadar atau bawah sadar mengisi potongan-potongan yang hilang. 29 Jadi sebuah lingkaran yang bagian pinggirnya selalu akan dirasakan sebagai sebuah lingkaran, 2.7. Unsur-unsur Persepsi 2.7.1. Sensasi Sensasi merupakan respon yang segera dan langsung dari alar panca indra terhadap stimuli yang sederhana (ikan,kemasan,merek). Stimulus adalah setiap unit masukan yang diterima oleh setiap indra. Contoh stimuli meliputi produk, kemasan,merek iklan cetak dan iklanmedia elektronik.sensasi itu sendiri, tergantung pada perubahan(perbedaan masukan).suatu lingkungan yang benarbenar tidak menarik atau tidak berubah, tanpa memperhatikan kekuatan masukan panca indra, hanya sedikit atau sama sekali tidak memberikan sensasi. 2.7.2. Ambang absolut Ambang absolut tingkat terendah dimana seseorang dapat mengalami sensasi disebut tentang absolut titik. Dimana seseorang dapat mengetahui perbedaan antara “pada sesuatu dan tidak ada apa-apanya” meruapakan ambang absolut orang itu terhadap stimulus tersebut. dibidang persepsi, istilah penyesuaian diri khususnya merujuk pada menjadi terbiasa dengan sensasi tersebut menjadi terbiasa terhadap tingkat stimulasi tertentu. Perancang kemasan berusaha menentukan ambang absolut konsumen untuk memastikan bahawa rancangan produk baru mereka akan lebih menonjol dari pada kemasan para pesaing di rak toko. 30 2.7.3. Ambang diferensial Perbedaan minimal yang dapat dirasakan antara dua stimuli yang hampir serupa dusebut ambang difrensial atau disingkat J.N.D (just noticeable difference = perbedaan yamh mulai bisa terlihat. Ilmulan jerman abad ke 19 yang bernama Ernest weber menemukan bahwa j.n.d. antara dua stimuli tidak merupakan jumlah absolut, tetapi jumlah relatif atas intensitas bersama stimulus pertama. Hukum weber, sebagaimana sudah dikenal, menyatakan bahawa semakin besar stimulus pertama. Semakin besar intensitas tambahan yang dibutuhkan supaya stimulus kedua dapat dirasakan perbedaannya. Hukum weber berlaku untuk semua indra untuk semua hampir intensitas. 2.7.4. Persepsi subliminal Orang juga terstimulasi dibawah tingkat kesadaran mereka; yaitu mereka dapat merasakan stimuli tanpa secara sadar melakukannya. Stimuli yang terlalu lemah atau terlalu singkat untuk terlihat atau terdengar secara sadar mungkin akan cukup kuat untuk dapat disadari oleh satu sel atau lebih penerima. Proses ini disebut persepsi subliminal karena stimulus berada di bawah ambang batas, atau “limen kesadaran, walaupu jelas tidak di bawah ambang batas absolut penerima yang terlibat. 2.8. Seleksi berdasarka persepsi 31 Para konsumen secara tidak sadar banyak mengunakan kemampuan memilih aspek-aspek lingkungan mana yang mereka rasakan. Seorang individu mungkin melihat beberapa hal, mengabaikan yang lain, dan berpaling lagi dari yang lain. Stimuli mana yang terpilih tergantung pada dua faktor utama selain sifat stimulus itu sendiri : 1) Pengalaman konsumen sebelumnya karna hal tersebut mempengaruhi harapan-harapan mereka 2) Motif mereka pada waktu itu. 2.9. Kualitas produk yang dirasakan Isyarat-isyarat berkaitan dengan karateristik fisik produk itu sendiri, seperti ukuran ,warna. Dalam beberapa hal, para konsumen mengunakan karakteristik fisik untuk menilai kualitas produk. Para konsumen suka mempercayai bahawa mereka mendasarkan penilai kualitas produk mereka pada isyarat-isyarat, karena hal itu memungkinkan mereka membenarkan keputusan meraka sebagai pilihan produk yan rasional atau objektif. 2.10 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa. Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan pembelian 32 konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Kotler, Kotler (2008:166) mengatakan: “studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.” 2.11 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Dalam memahami perilaku konsumen perlu dipahami siapa konsumen, sebab dalam suatu lingkungan yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan pendapat, sikap dan selera yang berbeda. Gambar. 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen Budaya Sosial Pribadi Psikologis Budaya Kelompok acuan Umur dan tahap daur hidup pekerjaan situasi ekonomi Gaya hidup kepribadian dan konsep diri Motivasi Subbudaya Keluarga Peran dan status Kelas sosial Sumber: (Kotler dan Amstrong 2012:159) Persepsi Pengetahuan Keyakinan dan sikap Pembeli 33 Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Faktor budaya Budaya merupakan penyebab keinginan dan periaku seseorang yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh: 1. Budaya (culture) Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Menurut Kotler dan Amstrong (2012:160) termasuk dalam budaya ini adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. 2. Sub budaya (subculture) Sub budaya adalah kelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. 34 3. Kelas sosial (social class) Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif permanen dan berjenjang dimana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Dan ditentukan oleh banyak faktor seperti kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lainnya. b. Faktor sosial (social factors) Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi dalam perilaku konsumen seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat merubah posisi sosial mereka. Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu: 1. Kelompok referensi (reference group) Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang regular. Ini mencangkup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi profesional, dan serikat pekerja. 35 2. Keluarga (family) Keluarga adalah organisasi pembeli konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan telah diteliti secara mendalam. Pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, istri, dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa yang berbeda. Keterlibatan suami dan istri dalam kategori produk dan tahap proses pembelian sangat beragam. 3. Peran dan status (roles and status) Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang sesuai dengan peran dan status mereka sehingga bisa menunjukkan statusnya dalam masyarakat. c. Faktor pribadi Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang berbeda dengan orang lain menyababkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. d. Faktor psikologis Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan di mana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh di masa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang.