analisis neraca air dan rancangan konservasi

advertisement
ANALISIS
KINERJA
MENGGUNAKAN
PRECEDENCE
ANALISIS
NERACAWAKTU
AIR DAN
RANCANGAN KONSERVASI
DIAGRAM METHOD
PROYEK
PEMBANGUNAN
SUMBERDAYA
AIR DIPADA
DAERAH
ALIRAN
SUNGAI (DAS)
APARTEMEN
DI BUMIKABUPATEN
SERPONG DAMAI,
PRUMPUNG,
TUBANBANTEN
GILANG BELA RAMADHAN
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja Waktu
Menggunaakan Precedence Diagram Method pada Proyek Pembangunan
Apartemen di Bumi Serpong Damai, Banten adalah benar karya saya dengan arahan
dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2016
Gilang Bela Ramadhan
NIM F44120035
iii
ABSTRAK
GILANG BELA RAMADHAN. Analisis Kinerja Waktu Menggunakan
Precedence Diagram Method pada Proyek Pembangunan Apartemen di Bumi
Serpong Damai, Banten. Dibimbing oleh MEISKE WIDYARTI.
Pelaksanaan proyek konstruksi seringkali mengalami keterlambatan. Oleh
karena itu, diperlukan fungsi manajemen proyek untuk mengelola pelaksanaan
pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jalur kritis proyek
pembangunan tower E Apartemen Casa de Parco, menganalisis kinerja waktu, serta
menentukan faktor penyebab keterlambatan. Metode yang digunakan untuk
identifikasi jalur kritis adalah precedence diagram method yang terdapat pada
Microsoft Project 2013. Dari hasil analisis didapatkan bahwa jalur kritis sebagian
besar terdapat pada pekerjaan struktur dan beberapa pekerjaan arsitektur. Kinerja
waktu pembangunan tower E Apartemen Casa de Parco tidak optimal, karena
terjadi keterlambatan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis sejak awal
pelaksanaan sehingga jadwal keseluruhan proyek mundur 73 hari. Hingga minggu
ke-28 pembangunan, deviasi yang terjadi antara kumulatif bobot pekerjaan rencana
dan aktual sebesar -23.84%. Keterlambatan tersebut diakibatkan beberapa faktor
yang dikategorikan dalam non excusable delays, karena diakibatkan oleh tindakan
dan kelalaian kontraktor.
Kata kunci: jalur kritis, kinerja waktu, Microsoft Project 2013, precedence diagram
method
ABSTRACT
GILANG BELA RAMADHAN. Time Performance Analysis of Bumi Serpong
Damai Apartment Construction Project in Banten Using Precedence Diagram
Method. Supervised by MEISKE WIDYARTI.
The construction projects are often behind schedule. Therefore, the project
management function is needed in a construction project to get construction project
on schedule. This research aimed to identify the critical path in construction of
tower E Casa de Parco Apartment, to analyze project time performance, and to
determine delaying factors. The identification of critical path was done using the
precedence diagram method (PDM) in Microsoft Project 2013. The analysis result
showed that critical path works were obtained mainly on structural works and some
of architectural works. Time performance of tower E construction was not optimal,
causing by delays occurrence on critical path works since the beginning of the
project implementation. Its caused the project delayed of 73 days. Until the 28th
week of construction, deviation between the actual and plan progress was -23.84%.
The delays was caused by several delaying factors and were categorized as non
excusable delays, because were caused by contractors mistakes.
Keywords: critical path, Microsoft Project 2013, precendence diagram method,
time performance
ANALISIS KINERJA WAKTU MENGGUNAKAN
PRECEDENCE
A
DIAGRAM METHOD PADA PROYEK PEMBANGUNAN
APARTEMEN DI BUMI SERPONG DAMAI, BANTEN
GILANG BELA RAMADHAN
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
:
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya dengan
karunia dan rahmat-Nya, karya ilmiah yang berjudul “Analisis Kinerja Waktu
Menggunakan Precedence Diagram Method pada Proyek Pembangunan
Apartemen di Bumi Serpong Damai, Banten” ini dapat diselesaikan. Penyusunan
karya ilmiah ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan. Ucapan terima
kasih ditujukan kepada:
1. Dr. Ir. Meiske Widyarti, M.Eng sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan serta bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Nora Herdiana Pandjaitan, DEA dan Bapak Muhammad Fauzan ST, MT
selaku dosen penguji atas masukan dan saran untuk perbaikan karya ilmiah ini.
3. Kedua orang tua tercinta, Bapak Mohamad Sadrah dan Ibu Ida Hosidah, atas doa
dan dukungan yang telah diberikan.
4. Seluruh staf PT. Catur Bangun Mandiri Perkasa proyek Apartemen Casa de
Parco.
5. Teman-teman mahasiswa di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan angkatan
49 dan semua pihak terkait yang telah banyak memberi semangat, saran, maupun
bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2016
Gilang Bela Ramadhan
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................v
DAFTAR ISI ............................................................................................................v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Perumusan Masalah ....................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
Manfaat Penelitian ......................................................................................... 2
Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................................2
Manajemen Proyek ........................................................................................ 2
Penyebab Keterlambatan Proyek ................................................................... 4
Precedence Diagram Method (PDM)............................................................ 5
Microsoft Project ........................................................................................... 6
METODE PENELITIAN .........................................................................................6
Waktu dan Tempat ......................................................................................... 6
Alat dan Bahan .............................................................................................. 7
Prosedur Penelitian ........................................................................................ 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................9
Gambaran Umum Proyek Apartemen Casa de Parco .................................... 9
Pengolahan Data Menggunakan Microsoft Project 2013 ............................ 10
Kinerja Waktu Pelaksanaan Proyek............................................................. 11
Penyebab Keterlambatan Proyek ................................................................. 18
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 19
Simpulan ...................................................................................................... 19
Saran ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................19
LAMPIRAN ...........................................................................................................21
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................38
vi
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
Master schedule pembangunan tower E Apartemen Casa de Parco ................. 10
Daftar pekerjaan rencana dan aktual bulan Maret............................................. 12
Kegiatan kritis baru pada bulan Maret .............................................................. 13
Daftar pekerjaan rencana dan aktual bulan April .............................................. 14
Kemajuan pelaksanaan pembangunan tower E Apartemen Casa de Parco ...... 16
Koefisien pekerja untuk pekerjaan dinding bata ringan .................................... 17
Perhitungan jumlah pekerja pada pekerjaan dinding lantai 2 ........................... 17
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
Langkah berkesinambungan proyek konstruksi .................................................. 3
Lokasi proyek pembangunan Apartemen Casa de Parco .................................... 7
Diagram alir penelitian ........................................................................................ 8
Pembangunan tower E Apartemen Casa de Parco .............................................. 9
Pekerjaan dinding dan finishing berdasarkan jadwal rencana........................... 12
Perbandingan jadwal rencana dan aktual bulan Maret ...................................... 13
Perbandingan jadwal rencana dan aktual bulan April ....................................... 15
Kinerja waktu pelaksanaan tower E Apartemen Casa de Parco ....................... 16
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
3
4
5
6
Master schedule pembangunan tower E Apartemen Casa de Parco ................. 21
Tampilan network diagram pada Microsoft Project 2013 ................................ 22
Pekerjaan kritis dan tidak kritis pada jadwal rencana pembangunan tower E . 24
Pekerjaan kritis dan tidak kritis pada jadwal aktual pembangunan tower E .....25
Barchart kemajuan pelaksanaan tower E Apartemen Casa de Parco ............... 26
Aktivitas pekerjaan pada bulan Maret dan April .............................................. 36
Data umum proyek Casa de Parco .................................................................... 37
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pesatnya pembangunan menuntut pihak pelaksana pembangunan untuk
meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan proyek agar proyek dapat ditangani
secara efektif dan efisien. Terlebih pada tahun 2016 persaingan antara pelaku jasa
industri konstruksi di Asean sudah semakin ketat karena diberlakukannya
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Maka dalam upaya untuk meningkatkan daya
saing pelaksana konstruksi agar pembangunan mendapatkan hasil optimal sesuai
dengan persyaratan yang telah disepakati, sangat diperlukan suatu manajemen
proyek. Manajemen proyek mencakup pengelolaan dalam perencanan,
pelaksanaan, dan pengendalian (Dumadi et al. 2014). Semuanya itu untuk mencapai
tujuan dari sebuah proyek pembangunan yaitu kesuksesan yang memenuhi kriteria
waktu, biaya, dan mutu. Suatu proyek dikatakan baik jika penyelesaian proyek
tersebut efisien dari segi waktu dan biaya serta mempertinggi efisiensi kerja baik
sumber daya manusia maupun alat (Sugiyarto et al. 2013). Nilai waktu menjadi
elemen yang kritis dalam proses pelaksanaan sebuah proyek, dengan tingginya
tingkat suku bunga dan laju inflasi yang semakin terasa pada beberapa tahun,
keterlambatan proyek menjadi kontribusi utama terhadap terjadinya pembengkakan
biaya proyek (Unas et al. 2014).
Beberapa kegiatan yang menjadi bagian dari suatu manajemen proyek adalah
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),
dan pengendalian (controlling). Kegiatan pengendalian pada proyek pembangunan
bertujuan untuk mengendalikan agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Pengendalian proyek yang dilaksanakan akan
berbanding lurus dengan kinerja proyek yang dihasilkan. Hal yang umum terjadi
dalam tahap pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah keterlambatan waktu
pekerjaan yang dilaksanakan terhadap waktu yang tercantum dalam jadwal yang
telah direncanakan sebelumnya atau disebut dengan penyimpangan. Penyimpangan
yang terjadi antara rencana dan aktual dapat dilakukan pengendalian ulang untuk
mengoptimalkan sumber daya sehingga dapat dimaksimalkan secara efektif dan
efesien (Muliyanah et al. 2013). Oleh karena itu manajemen proyek merupakan
aspek yang penting dalam pengendalian proyek agar tercapainya ketepatan waktu
yang merupakan salah satu tujuan proyek konstruksi. Pada penelitian ini dilakukan
analisis manajemen waktu pada pelaksanaan proyek apartemen oleh PT. Catur
Bangun Mandiri Perkasa, Tbk menggunakan Microsoft Project 2013.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan pada objek
dari penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana cara menentukan kegiatan kritis menggunakan perangkat lunak
Microsoft Project 2013?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya keterlambatan pada suatu
proyek pembangunan?
2
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi jalur kritis proyek pembangunan Apartemen Casa de Parco
menggunakan Microsoft Project 2013.
2. Mengetahui kinerja waktu pada proyek pembangunan Apartemen Casa de Parco.
3. Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan dan tindakan
perbaikan yang diberikan terhadap keterlambatan yang tersebut.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi PT Catur
Bangun Mandiri Perkasa, Tbk selaku pelaksana untuk mengevaluasi kinerja waktu
pada proyek pembangunan tower E Apartemen Casa de Parco.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup atau batasan masalah penelitian ini yaitu:
1. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap analisis kinerja waktu pada proyek
pembangunan tower E Apartemen Casa de Parco.
2. Kinerja waktu dianalisis menggunakan perangkat lunak Microsoft Project 2013.
3. Analisis kinerja waktu proyek dilakukan dengan mengacu pada jadwal rencana
dan jadwal aktual.
4. Objek yang ditinjau pada penelitian hanya pekerjaan struktur dan arsitektur.
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Proyek
Proyek merupakan upaya yang mengerahkan sumber daya yang tersedia,
yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan penting tertentu
serta harus diselesaikan dalam jangka waktu terbatas sesuai dengan kesepakatan
(Dipohusodo 1995). Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya
untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur dengan
batasan waktu, biaya dan mutu tertentu. Proyek konstruksi selalu memerlukan
resources (sumber daya) yaitu man (manusia), material (bahan bangunan), machine
(peralatan), method (metode pelaksanaan), money (uang), information (informasi),
dan time (waktu). Dalam suatu proyek konstruksi terdapat tiga hal penting yang
harus diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu (Kerzner 2006). Pada umumnya,
mutu konstruksi merupakan elemen dasar yang harus dijaga untuk senantiasa sesuai
dengan perencanaan. Namun demikian, pada kenyataannya sering terjadi
pembengkakan biaya sekaligus keterlambatan waktu pelaksanaan (Proboyo 1999).
3
Rangkaian kegiatan dalam proyek konstruksi diawali dangan lahirnya suatu
gagasan yang muncul dari adanya kebutuhan dan dilanjutkan dengan penelitian
terhadap kemungkinan terwujudnya gagasan tersebut (studi kelayakan).
Selanjutnya dilakukan desain awal (preliminary design), desain rinci (detail
desain), pengadaan sumber daya (procurement), pembangunan di lokasi yang telah
disediakan (construction), dan pemeliharaan bangunan yang telah didirikan
(maintenance) sampai dengan penyerahan bangunan kepada pemilik proyek.
Suatu pekerjaan konstruksi tidak selalu dapat dikategorikan sebagai proyek
konstruksi, tetapi harus memiliki kriteria-kriteria tertentu antara lain dimulai dari
awal proyek dan diakhiri dengan akhir proyek, serta mempunyai jangka waktu yang
umumnya terbatas. Rangkaian kegiatan proyek hanya satu kali sehingga
menghasilkan produk yang bersifat unik, sehingga tidak ada dua atau lebih proyek
yang identik, yang ada adalah proyek yang sejenis. Daur kegiatan untuk mencapai
tujuan proyek dapat dilihat dalam Gambar 1 (Prijono 1994) yang menyajikan
langkah berkesinambungan dengan tujuan untuk mencapai hasil yang baik.
Perencanaan
1. Tentukan sasaran
2. Survei sumber daya
3. Menyusun strategi
Pengendalian
1. Membandingkan hasil
dengan rencana
2. Laporan
3. Pemecahan masalah
Pelaksanaan
1. Alokasi sumber dana
2. Arahan pelaksanaan
3. Motivasi staf
Gambar 1 Langkah berkesinambungan proyek konstruksi
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan
mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai
sasaran organisasi yang telah ditentukan. Sedangkan yang dimaksud dengan proses
adalah mengerjakan sesuatu dengan pendekatan tenaga, keahlian, peralatan, dana
dan informasi (Soeharto 1999). Jika dilihat dari wawasan manajemen berdasarkan
fungsi dan digabungkan dengan pendekatan sistem, maka yang dimaksud dengan
manajemen proyek yaitu merencakan, mengorganisir, memimpin, dan
mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek
yang telah ditentukan, serta menggunakan pendekatan sistem dan hirarki (Kerzner
2006). Tujuan manajemen proyek adalah melakukan tugas dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan waktu dan biaya yang telah ditetapkan agar penyelesaian proyek
tepat sasaran (Wiratmani dan Prawitasari 2013).
Manajemen proyek dirancang untuk mengelola atau mengawasi sumbersumber daya perusahaan pada aktivitas ykang telah ditentukan, dalam waktu
tertentu, dalam biaya tertentu dan dalam tingkat kualitas tertentu pula. Waktu, biaya
dan kualitas merupakan batasan-batasan dalam suatu. Beberapa kegiatan yang
menjadi bagian dari suatu manajemen proyek adalah perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian
(controlling). Pengendalian proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan atau usaha
yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan tujuan perencanaan,
4
membandingkan pelaksanaan dengan perencanaan, menganalisis kemungkinan
adanya penyimpangan antara pelaksanaan dengan perencanaan, serta melakukan
koreksi yang diperlukan agar biaya, sumber daya dan waktu dapat digunakan secara
efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan proyek konstruksi yang
dinginkan. Dengan pengendalian, penyimpangan proyek konstruksi dapat ditekan
dan kerugian yang ditimbulkan dapat ditekan pula (Darmayudha et al. 2015).
Manajemen waktu proyek adalah proses merencanakan, menyusun dan
mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Manajemen waktu termasuk ke dalam
proses yang akan diperlukan untuk memastikan waktu penyelesaian suatu proyek.
Sistem manajemen waktu berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan
penjadwalan proyek, dimana dalam perencanaan dan penjadwalan tersebut telah
disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan
lebih cepat dan efisien (Clough dan Scars 1991).
Perencanaan operasional dan penjadwalan yang selaras dengan durasi proyek
yang sudah ditetapkan merupakan dasar yang digunakan pada sistem manajemen
waktu. Dalam hal ini penjadwalan digunakan untuk mengontrol aktivitas proyek
setiap harinya. Adapun aspek-aspek manajemen waktu yaitu menentukkan
penjadwalan proyek, mengukur dan membuat laporan dari kemajuan proyek,
membandingkan penjadwalan dengan kemajuan proyek sebenarnya di lapangan,
menentukan akibat yang ditimbulkan oleh perbandingan jadwal dengan kemajuan
di lapangan pada akhir penyelesaian proyek, merencanakan penanganan untuk
mengatasi akibat tersebut, dan terakhir memperbaharui kembali penjadwalan
proyek (Clogh dan Scars 1991). Aspek-aspek manajemen waktu itu sendiri
merupakan proses yang saling berurutan satu sama lain.
Penjadwalan proyek adalah daftar urutan waktu operasional proyek yang
berguna sebagai pokok garis pedoman pada saat proyek dilaksanakan. Pada tahap
ini harus dibuat suatu daftar pekerjaan sesuai dengan kesatuan aktivitas yang mudah
ditangani secara bersamaan. Tujuan memecah lingkup aktivitas dan menyusun
urutannya antara lain untuk meningkatkan akurasi kurun waktu penyelesaian
proyek.
Penyebab Keterlambatan Proyek
Keterlambatan dalam proyek konstruksi berarti akibat dari tidak
terpenuhinya jadwal yang telah dibuat yang disebabkan oleh ketidaksesuaian
kondisi rencana dengan kenyataan yang sebenarnya (Arditi dan Patel 1989). Pada
saat proses pembuatan schedule, semua faktor-faktor sesuai kondisi lapangan dan
yang memiliki pengaruh harus menjadi pertimbangan yang harus diperhatikan agar
kemungkinan terjadinya keterlambatan dapat diminimumkan.
Pada pelaksanaan proyek konstruksi, keterlambatan proyek seringkali terjadi
dapat menyebabkan berbagai bentuk kerugian bagi penyedia jasa dan pengguna
jasa. Bagi kontraktor, keterlambatan selain dapat menyebabkan pembekakan biaya
proyek akibat bertambahnya waktu pelaksanaan proyek, dapat pula mengakibatkan
menurunnya kredibilitas kontraktor untuk waktu yang akan datang. Sedangkan bagi
pemilik, keterlambatan penggunaan atau pengoperasian hasil proyek konstruksi dan
seringkali berpotensi menyebabkan timbulnya perselisihan dan klaim antara
pemilik dan kontraktor (Soeharto 1999). Menurut Kraiem dan Dickman (1987)
5
keterlambatan yang terjadi dalam proyek konstruksi dapat dibagi menjadi 3 jenis
utama, yaitu:
1. Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (non excusable delays).
Non excusable delays adalah keterlambatan yang diakibatkan oleh tindakan,
kelalaian, atau kesalahan kontraktor.
2. Keterlambatan yang dapat dimaafkan (excusable delays).
Excusable delays adalah keterlambatan yang disebabkan oleh kejadian- kejadian
diluar kendali baik pemilik maupun kontraktor. Pada kejadian ini, kontraktor
mendapatkan kompensasi berupa perpanjangan waktu saja.
3. Keterlambatan yang layak mendapat ganti rugi (compensable delays).
Compensable delays adalah keterlambatan yang diakibatkan tindakan, kelalain
atau kesalahan pemilik. Pada kejadian ini, kontraktor biasanya mendapatkan
kompensasi berupa perpanjangan waktu dan tambahan biaya operasional yang
perlu selama keterlambatan pelaksanaan tersebut.
Precedence Diagram Method (PDM)
Precedence diagram method (PDM) adalah metode jaringan kerja yang
termasuk dalam klasifikasi AON (Activity on Node). PDM merupakan
penyempurnaan dari critical path method (CPM). Pada prinsipnya CPM hanya
menggunakan satu jenis hubungan aktifitas yaitu hubungan akhir awal dan sebuah
kegiatan dapat dimulai apabila kegiatan yang mendahuluinya selesai (Frederika
2010). Dalam metode ini kegiatan dituliskan di dalam node yang umumnya
berbentuk segi empat, sedangkan anak panahnya sebagai penunjuk hubungan antara
kegiatan- kegiatan yang bersangkutan. Pada PDM sebuah kegiatan dapat dikerjakan
tanpa menunggu kegiatan pendahulunya selesai 100%. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara tumpang tindih (overlapping). Cara tersebut dapat mempercepat waktu
selesainya pelaksanaan proyek.
Konstrain menunjukkan hubungan antar kegiatan dengan satu garis dari node
terdahulu ke node berikutnya. Satu konstrain hanya dapat menghubungkan dua
node (Laksito 2005). Setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung awal atau mulai
= (S) dan ujung akhir atau selesai = (F), maka ada 4 macam konstrain pada diagram
precedence yaitu, awal ke awal (SS), awal ke akhir (SF), akhir ke akhir (FF), dan
akhir ke awal (FS). Hubungan antar kejadian dalam metoda ini ditunjukkan oleh
sebuah garis penghubung yang dapat dimulai dari kegiatan kiri ke kanan atau dari
kegiatan atas ke bawah.
Jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan
pertama hingga pada kegiatan terakhir proyek (Soeharto 1999). Jika dilihat dari
prosedur menghitung umur proyek, jalur kritis bisa juga diartikan sebagai jalur yang
memiliki waktu terpanjang dari semua jalur yang dinilai dari peristiwa awal hingga
peristiwa akhir. Apabila kegiatan kritis mengalami keterlambatan penyelesaian
maka akan memperlambat penyelesaian secara keseluruhan, meskipun kegiatan lain
tidak mengalami keterlambatan. Badri (1997) menjelaskan bahwa manfaat yang
didapat jika mengetahui lintasan kritis adalah sebagai berikut:
1. Penundaan pekerjaan pada lintasan kritis menyebabkan seluruh pekerjaan
proyek tertunda penyelesaiannya.
6
2. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada
pada lintasan kritis dapat dipercepat.
3. Pengawasan dapat dikontrol melalui penyelesaian jalur kritis yang tepat dalam
penyelesaiannya dan kemungkinan dilakukan trade off (pertukaran waktu
dengan biaya yang efisien) dan crash program (diselesaikan dengan waktu yang
optimum dipercepat dengan biaya yang bertambah pula) atau dipersingkat
waktunya dengan tambahan biaya lembur.
4. Time slack atau kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan yang tidak melalui
lintasan kritis. Ini memungkinkan bagi manajer proyek untuk memindahkan
tenaga kerja, alat, dan biaya ke pekerjaan pekerjaan di lintasan kritis agar efektif
dan efisien.
Microsoft Project
Microsoft Project merupakan sebuah perangkat lunak untuk mengelola suatu
proyek. Microsoft Project merupakan sistem perencanaan yang dapat membantu
dalam menyusun penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan.
Sistem penjadwalan pada Microsoft Project menggunakan precedence diagram
method (PDM). Metode tersebut digunakan karena lebih sederhana dibandingkan
dengan critical path method (CPM) sehingga mudah dapat diterapkan pada logika
komputer. Microsoft Project juga mampu membantu melakukan pencatatan dan
pemantauan terhadap penggunaan sumber daya (resource), baik yang berupa
sumber daya manusia maupun yang berupa peralatan (Patumona dan Taufik 2015).
Microsoft Project digunakan untuk memperkirakan sumber daya yang
dibutuhkan untuk pekerjaan, menghitung biaya, menghitung waktu tingkat kerja,
yang dimulai dari tingkat tugas paling kecil hingga akhirnya ke tingkat proyek.
Program ini memiliki aplikasi untuk membuat jadwal jalur kritis. Jalur kritis dapat
divisualisasikan dalam gantt chart. Microsoft Project dapat mengenali kelas yang
berbeda dari pengguna. Microsoft Project menyusun anggaran didasarkan pada
tingkat pekerjaan dan tingkat sumber daya yang tersedia. Setiap sumber daya dapat
memiliki penjadwalan sendiri, yang menjelaskan kapan sumber daya tersebut
tersedia. Semua sumber daya dapat dijelaskan dalam label tanpa batas, sehingga
perencanaan sumber daya dapat menentukan berapa banyak produk hasil yang
dapat diproduksi dengan jumlah bahan baku yang disediakan (Martendreck 2012).
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret hingga Mei 2016 bertempat di
proyek pembangunan Apartemen Casa de Parco yang terletak di Jalan Raya Barat,
Bumi Serpong Damai, Banten. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2
(google earth 2016). Analisis data dilakukan pada bulan Juni dan Juli 2016 di
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor.
7
U
100 m
Gambar 2 Lokasi proyek pembangunan Apartemen Casa de Parco
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya data sekunder berupa
jadwal pelaksanaan proyek, bar chart, kurva S, dan laporan kemajuan kegiatan
mingguan proyek pembangunan Apartemen Casa de Parco yang diperoleh dari PT.
Catur Bangun Mandiri Perkasa, Tbk. Alat yang digunakan dalam penelitian berupa
seperangkat laptop dengan perangkat lunak yang digunakan antara lain Microsoft
Project 2013 dan Microsoft Excel 2013.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahapan yang dapat dilihat pada
Gambar 3. Tahapan penelitian ini meliputi persiapan penelitian, pengumpuan data,
serta pengolahan data menggunakan Microsoft Project 2013 dan Microsoft Excel
2013.
1. Persiapan penelitian
Pada tahap ini dilakukan studi pustaka, penentuan lokasi penelitian, dan datadata yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian, diantaranya jadwal
pelaksanaan proyek dan laporan progres kegiatan proyek pembangunan.
2. Pengumpulan data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yaitu master
schedule proyek pembangunan meliputi jadwal pelaksanaan proyek, kurva S,
barchart, dan laporan progres kegiatan mingguan yang diperoleh dari PT Catur
Bangun Mandiri Perkasa, Tbk selaku pelaksana pembangunan Apartemen Casa
de Parco.
8
Mulai
Persiapan penelitian
Pengumpulan data
Pengolahan data
Analisis bobot pekerjaan
(Microsoft Excel 2013)
Analisis jadwal rencana
(Microsoft Project 2013)
Identifikasi jalur kritis
(Microsoft Project 2013)
Analisis kesesuaian
antara jadwal
rencana dengan
realisasi proyek
Tidak
Identifikasi faktor
keterlambatan dan
solusinya
Ya
Selesai
Gambar 3 Diagram alir penelitian
3. Pengolahan data menggunakan Microsoft Project 2013
Pengolahan data dilakukan dengan memasukkan jadwal rencana pelaksanaan
dan jadwal realisasi menggunakan Microsoft Project 2013 dan menentukan
pekerjaan yang berada pada jalur kritis. Pengolahan data diawali dengan
memasukkan data awal berupa rencana jadwal proyek pembangunan tower E
secara keseluruhan yang dirinici setiap kegiatan ke dalam Microsoft Project
2013 yang dijadikan sebagai baseline. Setelah dilakukan masukkan data
tersebut, maka akan teridentifikasi kegiatan-kegiatan kritis dan tidak kritis.
9
Selanjutnya dilakukan peninjauan lapangan untuk mengetahui jadwal kemajuan
proyek aktual setiap minggunya. Data tersebut kemudian dimasukan kembali ke
dalam Microsoft Project 2013 dan dibandingkan dengan jadwal rencana untuk
mengetahui keterlambatan dari proyek tersebut. Jadwal rencana dan aktual pada
Microsoft Project ditampilkan berupa bar chart yang menjelaskan hubungan
antara pekerjaan dengan waktu. Jadwal rencana yang dijadikan baseline
digambarkan dengan warna hijau, pekerjaan tidak kritis berwarna biru, dan
pekerjaan kritis berwarna merah.
4. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2013
Pengolahan data dilakukan dengan memasukkan jadwal rencana dan realisasi
dalam bentuk persentase kumulatif bobot pekerjaan dan dibuat dalam bentuk
grafik menggunakan Microsoft Excel 2013.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Proyek Apartemen Casa de Parco
Proyek pembangunan Apartemen Casa de Parco merupakan salah satu proyek
pembangunan dibawah tanggung jawab PT. Sinarmas Land yang dikerjakan oleh
PT. Catur Bangun Mandiri Perkasa, Tbk selaku kontraktor. Proyek ini dilaksanakan
untuk memberi hunian berupa apartemen dengan luas lahan sebesar ±2.1 ha dan
luas bangunan sebesar 130.000 m2. Pembangunan Apartemen Casa de Parco dibagi
menjadi 2 tahap, yaitu tahap 1 yang dikerjakan pada bulan Juli 2014 hingga bulan
Agustus 2016, dan tahap 2 dimulai pada bulan Oktober 2015 hingga bulan Februari
2017. Apartemen ini memiliki total 5 tower dimana 4 tower sebagai hunian dan 1
tower untuk rukan (rumah dan kantor). Kelima tower tersebut memiliki jumlah
lantai yang berbeda masing-masing sebanyak 4 lantai, 26 lantai, 28 lantai, 24 lantai,
dan 30 lantai. Apartemen ini memiliki 2 basement sebagai fasilitas parkir
kendaraan.
Gambar 4 Pembangunan tower E Apartemen Casa de Parco
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan mengenai kinerja waktu pada
pembangunan tower E yang termasuk kedalam pembangunan tahap 2 dan dapat
10
dilihat pada Gambar 4. Lingkup pekerjaan pada pembangunan tower ini meliputi
pekerjaan persiapan, struktur atas, arsitektur, Mechanical Electrical dan Plumbing
(MEP), dan eksternal. Pada pekerjaan MEP untuk proyek ini dikerjakan oleh
subkontraktor yaitu PT. Jaya Teknik dan PT. Alrista Teramulya. Pekerjaan struktur
bawah tidak termasuk kedalam pekerjaan pembangunan tower E karena pekerjaan
tersebut termasuk dalam pekerjaan pembangunan tahap 1.
Pengerjaan pembangunan tower E dilaksanakan dengan pembagian zona 1
dan zona 2 agar terjadinya rotasi pekerja dalam kegiatan pekerjaan struktur. Proyek
dengan total 30 lantai ini direncanakan dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2015
hingga 29 Februari 2017 (71 minggu) dengan waktu kerja mulai dari pukul 08.0012.00 dan 13.00-17.00 WIB. Pada realisasinya, jam kerja umumnya ditambah untuk
pencapaian target pembangunan. Jadwal rencana keseluruhan proyek dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1 Master schedule pembangunan tower E Apartemen Casa de Parco
Kegiatan
Tower E Apartemen Casa de Parco
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan strukur
Pekerjaan arsitektur
Pekerjaan plumbing
Durasi
478 hari
478 hari
276 hari
410 hari
371 hari
Mulai
Selesai
Senin 10/19/15 Selasa 2/28/17
Senin 10/19/15 Selasa 2/28/17
Selasa 10/20/15 Kamis 8/11/16
Sabtu 12/26/15 Selasa 2/28/17
Senin 10/19/15 Minggu 11/13/16
Pengolahan Data Menggunakan Microsoft Project 2013
Microsoft Project merupakan alat dalam pengelolaan proyek yang dapat
membantu kesuksesan dalam pelaksanaan proyek, seperti menyusun penjadwalan
(scheduling) rangkaian pekerjaan pada suatu proyek. Microsoft Project juga mampu
membantu melakukan pencatatan dan pemantauan terhadap penggunaan sumber
daya (resource), baik yang berupa sumber daya manusia maupun yang berupa
peralatan (Patumona dan Taufik 2015). Pada penelitian ini digunakan perangkat
lunak Microsoft Project 2013 yang dapat mengidentifikasi jalur kritis yang terdapat
pada jadwal perencanaan. Identifikasi jalur kritis diketahui berdasarkan jalur
pekerjaan terpanjang dibandingkan dengan jalur-jalur lain yang terdapat pada
jadwal kesuluruhan proyek, sehingga kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam jalur
tersebut teridentifikasi sebagai kegiatan kritis. Penundaan pekerjaan pada lintasan
kritis menyebabkan seluruh pekerjaan proyek tertunda penyelesainnya.
Berdasarkan jadwal rencana kegiatan pembangunan tower E Apartemen Casa
de Parco, jalur kritis dan tidak kritis pada rangkaian pekerjaan struktur dan
arsitektur dapat diidentifikasi dengan program Microsoft Project 2013. Secara
keseluruhan, pekerjaan yang memliki jalur kritis terbanyak terdapat pada pekerjaan
struktur. Untuk pekerjaan arsitektur, hanya beberapa pekerjaan yang
terdidentifikasi sebagai pekerjaan kritis, diantaranya adalah pekerjaan dinding dan
finishing lantai 26-30, pekerjaan ceiling, lantai, dan cat lantai 30. Adapun
rekapitulasi pekerjaan kritis dan tidak kritis pada jadwal rencana pembangunan
tower E dapat dilihat pada Lampiran 3. Setelah jadwal rencana dianalisis
11
menggunakan Microsoft Project 2013, lalu dilakukan pemasukkan data jadwal
aktual pelaksanaan yang diperbaharui setiap minggunya hingga minggu ke-28
pembangunan ke dalam jadwal rencana sehingga diketahui pekerjaan-pekerjaan
yang tepat waktu maupun yang terlambat. Penyajian jadwal rencana dan aktual
pada Microsoft Project ditampilkan dengan bentuk barchart. Hasil dari pengolahan
data pada Microsoft Project 2013 berupa perbandingan antara jadwal rencana
dengan jadwal aktual dapat dilihat pada Lampiran 4.
Pada Microsoft Project terdapat cara penyajian yang lain selain dalam bentuk
barchart, yaitu diagram jaringan kerja atau network diagram yang dapat dilihat
pada Lampiran 2. Jaringan kerja atau network planning merupakan salah satu model
operasi manajemen proyek yang prinsipnya adalah hubungan ketergantungan
antara bagian pekerjaan yang digambarkan atau divisualisasikan dalam jaringan
kerja (Wowor et al. 2013). Jaringan kerja ini nantinya akan sangat membantu dalam
penentuan kegiatan-kegiatan kritis serta akibat dari suatu kegiatan terhadap waktu
penyelesaian keseluruhan proyek. Diagram yang terbentuk dari metode jaringan
kerja menunjukkan hubungan preseden antar kegiatannya. Diagram ini membantu
dalam memahami alur kerja suatu proyek sehingga sangat berguna pada
perencanaan dan pengendalian pada penjadwalan.
Kinerja Waktu Pelaksanaan Proyek
Analisis kinerja waktu dilakukan dengan mengidentifikasi perbedaan jadwal
rencana dengan jadwal pelaksanaan aktual. Master schedule dari rencana
pembangunan tower E Apartemen Casa de Parco dapat dilihat pada Lampiran 1.
Peninjauan lapangan dilakukan dimulai sejak tanggal 21 Maret 2016 atau minggu
ke-23 hingga minggu ke-28 pembangunan yaitu pada akhir bulan April 2016.
Pekerjaan struktur tower ini sudah terlaksana hingga lantai 9, sedangkan pekerjaan
arsitektur belum dimulai sama sekali. Pelaksanaan pembangunan tower E
Apartemen Casa de Parco secara keseluruhan mengalami keterlambatan sejak awal.
Pembangunan yang semula direncanakan dimulai pada tanggal 19 Oktober 2015,
mengalami kendala karena perubahan gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk
pekerjaan struktur dari pihak pelaksana yang memakan waktu hampir 1 bulan.
Akibat dari keterlambatan tersebut, pihak pelaksana melakukan penjadwalan ulang
untuk pekerjaan struktur atas yang direncanakan mulai pada tanggal 18 November
2015. Pada kondisi aktual, pekerjaan struktur atas baru dimulai pada tanggal 5
Desember 2015. Pekerjaan struktur atas berada pada jalur kritis sehingga
keterlambatan yang terjadi berpengaruh terhadap kinerja keseluruhan proyek
karena adanya hubungan ketergantungan.
Analisis Kinerja Waktu Bulan Maret
Peninjauan bulan Maret dilakukan mulai minggu ke-23 pelaksanaan atau
minggu ke-3 bulan tersebut. Berdasarkan jadwal untuk bulan Maret, pekerjaan yang
direncanakan mulai minggu ke-23 pembangunan pada bulan tersebut dapat dilihat
pada Tabel 2. Pada minggu ke-23, pekerjaan yang sedang dikerjakan minggu ini
adalah pekerjaan plat dan balok lantai 10 zona 1, pekerjaan tangga lantai 3 serta
pekerjaan dinding lantai 2.
12
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tabel 2 Daftar pekerjaan rencana dan aktual bulan Maret
Status
Pekerjaan rencana
Lantai
Kondisi aktual
Kegiatan
6
Normal Lantai 2-3
Dinding dan finishing
5-6
Normal Belum terlaksana
Ceiling
5-6
Normal Belum terlaksana
Lantai
5
Normal Belum terlaksana
Pintu dan jendela
4
Normal Belum terlaksana
Cat
5
Normal Belum terlaksana
Sanitair
16-17
Normal Lantai 3
Tangga zona 1
15-16 Normal Lantai 3
Tangga zona 2
Lantai 10-11
19-20 Kritis
Plat dan balok zona 1
Lantai 10
18-19 Kritis
Plat dan balok zona 2
Lantai 10
18-19
Kritis
Shearwall dan kolom zona 1
Lantai 10
Shearwall dan kolom zona 2 18-19 Kritis
Berdasarkan rencana untuk minggu 23, pekerjaan struktur atas sudah
mencapai lantai 18, sedangkan pekerjaan arsitektur sudah mencapai lantai 5.
Pekerjaan struktur mengalami keterlambatan 62 hari dan tertinggal 9 lantai,
sedangkan untuk pekerjaan dinding yang terlambat 89 hari dan tertinggal 4 lantai.
Dapat dikatakan kinerja pelaksanaan pembangunan hingga minggu ini masih
mengalami keterlambatan yang disebabkan karena permasalahan-permasalahan
yang terjadi pada awal pembangunan, sehingga menyebabkan sulitnya mengejar
ketertinggalan.
Gambar 5 Pekerjaan dinding dan finishing berdasarkan jadwal rencana
Pelaksanaan pembangunan tower ini sudah mengalami keterlambatan sejak
awal tanpa adanya tindakan percepatan yang dilakukan pihak pelaksana, sehingga
pada minggu ke-23 terdapat kegiatan kritis yang muncul akibat dari keterlambatan
pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang berada dalam jalur kritis. Seluruh kegiatan
kritis yang muncul tersebut terdapat pada pekerjaan arsitektur. Gambar 5
13
menunjukkan kegiatan-kegiatan rencana pada pekerjaan dinding dan finishing,
dimana pada minggu 23 status kegiatan banyak mengalami perubahan menjadi
kritis. Kegiatan kritis yang baru pada pekerjaan dinding dan finishing dapat dilihat
pada Lampiran 4. Selain pekerjaan dinding dan finishing, terdapat beberapa
kegiatan pada pekerjaan arsitektur yang statusnya berubah menjadi kritis, dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Kegiatan kritis baru pada bulan Maret
No
1
2
3
4
5
6
Pekerjaan
Dinding dan finishing
Ceiling
Lantai
Pintu dan jendela
Cat
Sanitair
Lantai
2-30
24-30
24-30
25-30
24-30
25-30
Dibandingkan dengan pekerjaan lainnya, pekerjaan dinding dan finishing
memiliki kegiatan kritis baru yang lebih banyak. Hal itu disebabkan karena
pekerjaan dinding dan finishing tergabung dalam jalur kritis atau jalur terpanjang
pada rangkaian proyek. Ketika kegiatan paling akhir pada suatu jalur mencapai
batas akhir atau melampaui waktu penyelesaian proyek, maka jalur tersebut
diidentifikasi sebagai jalur kritis sehingga semua kegiatan dalam jalur tersebut
menjadi kritis. Pekerjaan-pekerjaan arsitektur selain pekerjaan dinding dan
finishing memiliki jalur kegiatan yang lebih pendek dibandingkan dengan jalur
kritis yang teridentifikasi dan kegiatan akhir dari beberapa jalur tersebut tidak
mencapai waktu akhir penyelesaian proyek sehingga kegiatan kritis tidak begitu
banyak dibandingkan dengan pekerjaan dinding dan finishing.
Gambar 6 Perbandingan jadwal rencana dan aktual bulan Maret
Pada minggu ke-24 jalur kritis pada minggu sama seperti minggu
sebelumnya, dan pekerjaan yang sedang berjalan adalah pekerjaan plat dan balok
lantai 10 zona 2, plat dan balok lantai 11 untuk zona 1, serta pemasangan dinding
lantai 2 dan 3. Pada minggu ini terjadi kendala pelaksanaan karena pekerja bekisting
14
yang tidak bersedia melanjutkan pekerjaannya dengan alasan keterlambatan
pembayaran upah. Hal ini mengakibatkan terabaikannya pekerjaan struktur yang
sudah berjalan hingga lantai 11 zona 1 selama 7 hari, sehingga waktu total
penyelesaian proyek akan semakin terlambat. Hingga minggu ke-24, seluruh
pekerjaan struktur dan arsitektur mengalami keterlambatan masing-masing 63 dan
89 hari, serta berdasarkan rencana kemajuan pekerjaan untuk tower E hingga
minggu ini sebesar 35.801%, tetapi bobot realisasi pekerjaan di lapangan sebesar
17.698%, sehingga deviasi pembangunan proyek sebesar -18.102%.
Analisis Kinerja Waktu Bulan April
Pada bulan April, pelaksanaan pembangunan dimulai dari minggu ke-25
hingga minggu ke-28. Secara umum pekerjaan yang direncanakan untuk bulan
April memiliki pola yang sama dengan bulan Maret. Berdasarkan analisis jalur
kritis bulan Maret, didapatkan kegiatan kritis baru dimana seluruh kegiatan tersebut
terdapat pada pekerjaan arsitektur. Artinya semakin banyak pekerjaan yang harus
diperhatikan pelaksanaannya karena jika pekerjaan kritis baru tersebut mengalami
keterlambatan, maka memungkinkan munculnya kegiatan kritis lainnya. Adapun
daftar pekerjaan rencana dan aktual yang terjadi pada bulan April dapat dilihat pada
Tabel 4.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tabel 4 Daftar pekerjaan rencana dan aktual bulan April
Status
Pekerjaan
Lantai
Kondisi aktual
Kegiatan
6-11
Normal Lantai 2-3
Dinding dan finishing
6-10
Normal Belum terlaksana
Ceiling
5-10
Normal Belum terlaksana
Lantai
6, 7, 9, 10 Normal Belum terlaksana
Pintu dan jendela
5-9
Normal Belum terlaksana
Cat
6, 7, 9, 10 Normal Belum terlaksana
Sanitair
18-21
Normal Lantai 4
Tangga zona 1
17-21
Normal Lantai 4
Tangga zona 2
Lantai 11-13
21-24
Kritis
Plat dan balok zona 1
Lantai 11-13
20-24
Kritis
Plat dan balok zona 2
Lantai 11-13
20-24
Kritis
Shearwall dan kolom zona 1
Lantai 11-13
20-23
Kritis
Shearwall dan kolom zona 2
Pada minggu ke-25 terdapat pekerjaan plat dan balok lantai 11 zona 1 yang
sebelumnya terjadi permasalahan pada ketersediaan pekerja. Durasi pekerjaan plat
dan balok tersebut menjadi 12 hari yang seharusnya sesuai rencana dikerjakan 4
hari untuk 1 zona. Hal ini menyebabkan jadwal untuk pekerjaan-pekerjaan
berikutnya yang memiliki hubungan dengan pekerjaan tersebut semakin mundur,
terlebih pekerjaan struktur ini merupakan jalur kritis. Pekerjaan lain yang
dilaksanakan pada minggu ini adalah pekerjaan tangga lantai 4. Untuk minggu ke26 pekerjaan yang dikerjakan di lapangan antara lain pekerjaan plat dan balok lantai
11 zona 2 serta kolom dan shearwall lantai 11 zona 1 untuk minggu 26, sedangkan
pada minggu ke-27 mengerjakan kolom dan shearwall lantai 11 zona 2 dan lantai
12 zona 1, serta pekerjaan plat dan balok lantai 12 kedua zona. Pekerjaan tangga
15
hingga minggu ke-27 baru dikerjakan 5 lantai, dimana sesuai dengan rencana
tangga seharusnya sudah dikerjakan hingga lantai ke-10 atau 3 lantai dibawah lantai
tertinggi yang sudah dikerjakan. Pekerjaan arsitektur untuk minggu ke-26 dan 27
masih mengerjakan pekerjaan dinding dan finishing lantai 2 dan 3.
Gambar 7 Perbandingan jadwal rencana dan aktual bulan April
Hingga minggu terakhir peninjauan lapangan yaitu pada minggu ke-28,
pekerjaan struktur mencapai lantai 13 dan arsitektur dikerjakan hingga lantai 3.
Berdasarkan rencana pekerjaan struktur, untuk mengerjakan satu lantai dibutuhkan
waktu selama 10 hari mulai dari kegiatan plat dan balok hingga kolom dan
shearwall. Sedangkan pada kondisi aktual dalam 6 minggu peninjauan, pekerjaan
strukur hanya mampu dikerjakan 3 lantai, sehingga dapat dikatakan pelaksanaan
tower E Apartemen Casa de Parco belum optimal. Perbandingan antara jadwal
rencana dan aktual pada pelaksanaan pembangunan mulai minggu ke-23 hingga
minggu ke-28 untuk pekerjaan struktur dapat dilihat pada Gambar 6. Bar berwarna
hijau menunjukkan baseline atau jadwal rencana dan pada sisi kirinya terdapat
selisih waktu mulai antara rencana dengan aktual serta sisi kanan merupakan selisih
waktu selesai antara rencana dengan aktual. Pekerjaan kritis hingga minggu ke-28
atau akhir bulan April masih sama seperti bulan sebelumnya dikarenakan belum
terdapat kemajuan yang signifikan untuk durasi pelaksanaan pekerjaan sehingga
kegiatan kritis tidak ada yang berkurang. Pekerjaan struktur hingga minggu ke-28
terlambat 74 hari dan arsitektur terlambat 89 hari. Kinerja pelaksanaan tower E
mulai dari minggu ke-23 hingga minggu ke-28 dapat dilihat pada Tabel 5.
Kumulatif bobot aktual keseluruhan pekerjaan hingga minggu ke-28 didapat
hasil sebesar 21.069% dari bobot rencana sebesar 44.914%, artinya terjadi deviasi
sebesar -23.845%. Kinerja pelaksanaan tower E sejak minggu ke-23 hingga minggu
terakhir peninjauan lapangan terus mengalami kemunduran, mulai dari deviasi
sebesar -18.102% menjadi -23.845%. Hal ini disebabkan karena pekerjaanpekerjaan aktual setiap minggunya tidak memenuhi target rencana, sehingga
kumulatif bobot aktual menjadi bertambah besar.
16
Tabel 5 Kemajuan pelaksanaan pembangunan tower E Apartemen Casa de
Parco
Kumulatif
Kumulatif
Minggu
Bobot
Bobot
bobot
bobot
Deviasi
kerencana
aktual
rencana
aktual
23
2.214
0.958
33.498
16.879
-16.619
24
2.303
0.819
35.801
17.698
-18.102
25
2.214
0.874
38.014
18.572
-19.442
26
2.356
0.460
40.371
19.032
-21.339
27
2.214
0.917
42.584
19.949
-22.635
28
2.330
1.120
44.914
21.069
-23.845
Berdasarkan analisis pada Microsoft Project 2013, waktu penyelesaian
proyek diprediksi selesai pada tanggal 12 Mei 2017 dengan asusmsi sisa pekerjaan
yang ada dikerjakan dengan tepat waktu dan hubungan ketergantungan antar
pekerjaan tidak berubah. Sedangkan berdasarkan jadwal rencana, proyek selesai
yaitu pada tanggal 28 Februari 2017 yang artinya durasi proyek mundur 73 hari.
Adapun perbandingan antara kurva S rencana dengan kurva S aktual hingga minggu
ke-28 dapat dilihat pada Gambar 8.
Bobot kumulatif (%)
100
80
60
Kurva S rencana
40
Kurva S realisasi
20
0
0
20
40
Minggu ke-
60
Gambar 8 Kinerja waktu pelaksanaan tower E Apartemen Casa de Parco
Pada pelaksanaan pembangunan tower E, penjadwalan dibuat menggunakan
kurva S. Kurva S hanya menjelaskan hubungan antara bobot pekerjaan dengan
waktu, tetapi pada kurva S tidak dijelaskan secara detail pekerjaan yang seharusnya
mendapat perhatian yang lebih tinggi dan harus dikerjakan terlebih dahulu,
sedangkan pada Precedence Diagram Method (PDM) pekerjaan sudah terbagi
menjadi pekerjaan kritis dan tidak. Artinya, pada Precedence Diagram Method
dijelaskan pekerjaan yang seharusnya lebih diperhatikan agar dalam
pelaksanaannya tidak terjadi hambatan-hambatan yang menyebabkan
keterlambatan proyek secara keseluruhan. Dapat terlihat pada proyek ini ketika
beberapa pekerjaan arsitektur sudah menjadi kritis, sumberdaya material maupun
tenaga kerja belum siap untuk mengerjakan pekerjaan yang sudah seharusnya tepat
waktu. Hal ini diakibatkan minimnya informasi mengenai status pekerjaan dalam
kurva S karena pihak pelaksana yang tidak membuat penjadwalan menggunakan
PDM.
17
Dampak dari keterlambatan tidak hanya ditimpakan pada kontraktor
pelaksana saja, tetapi semua yang terlibat dalam proyek tersebut turut juga
merasakan akibat dari keterlambatan proyek, baik kepada pihak kontraktor,
konsultan ataupun pemilik (Leonda 2008). Untuk kontraktor, keterlambatan
penyelesaian proyek berakibat naiknya overhead cost karena bertambah
panjangnya waktu pelaksanaan. Biaya overhead meliputi biaya untuk perusahaan
secara keseluruhan, terlepas ada tidaknya kontrak yang ditangani. Sedangkan
keterlambatan proyek pada pihak pemilik, artinya kehilangan penghasilan dari
bangunan yang seharusnya sudah dapat digunakan atau disewakan. Pekerjaan yang
dominan menyebabkan deviasi terus menurun adalah pekerjaan arsitektur dengan
bobot pekerjaan tertinggi untuk keseluruhan proyek. Banyaknya pekerjaan
arsitektur yang belum dapat terlaksana dipengaruhi oleh faktor jumlah tenaga kerja
yang kurang. Jika dibandingkan dengan kuantitas pekejaan yang harus
dilaksanakan, pekerjaan arsitektur akan berjalan dengan lambat karena jumlah
tenaga kerja yang sedikit. Misalnya pekerjaan dinding untuk lantai 2 memiliki
volume total sebesar 652.692 m2 yang dikerjakan oleh 5 pekerja, 3 tukang batu dan
1 mandor. Dinding yang digunakan pada proyek ini adalah bata ringan. Berdasarkan
SNI-6897 (2008) mengenai perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk
bangunan gedung dan perumahan, jumlah tenaga kerja dapat dihitung berdasarkan
koefisien pekerja yang dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Koefisien pekerja untuk pekerjaan dinding bata ringan
Uraian
Satuan
Koefisien pekerja
Pekerja
OH
0.300
Tukang batu
OH
0.100
Kepala Tukang
OH
0.010
Mandor
OH
0.015
Berdasarkan koefisien tersebut dapat dihitung kebutuhan tenaga kerja setiap
hari dengan cara koefisien tenaga kerja dikalikan dengan volume pekerjaan lalu
dibagi dengan durasi pekerjaan. Maka didapat tenaga kerja untuk pekerjaan dinding
tower E lantai 2 yang dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Perhitungan jumlah pekerja pada pekerjaan dinding lantai 2
Uraian
Satuan
Koefisien Volume
Durasi Jumlah Pekerja
Pekerja
OH
0.300
14 orang
Tukang batu
OH
0.100
652.692
5 orang
14 hari
2
Kepala tukang
OH
0.010
m
1 orang
Mandor
OH
0.015
1 orang
Jumlah pekerja berdasarkan perhitungan SNI didapat 14 pekerja, sedangkan
pada kondisi lapangan hanya berjumlah 5 pekerja, maka dapat disimpulkan bahwa
tenaga kerja untuk pekerjaan dinding lantai 2 tidak sesuai dengan kuantitas
pekerjaan yang ada sehingga pekerjaan tersebut mengalami kendala dalam
pencapaian durasi. Atas pertimbangan kemajuan pelaksanaan yang semakin
menurun, maka berdasarkan keputusan rapat antara pemilik proyek dan pelaksana,
terhitung sejak minggu ke-30 pembangunan atau mulai dari bulan Mei 2016, terjadi
pemutusan kontrak bagi PT. CBM sebagai pelaksana yang artinya tidak lagi
18
mengerjakan tower tersebut. Oleh karena itu, pihak owner meminta kontraktor lain
yaitu PT. Jagat Konstruksi Abdipersada untuk mengerjakan tower tersebut untuk
mengejar ketertinggalan jadwal yang telah disepakati.
Penyebab Keterlambatan Proyek
Pada kondisi pembangunan proyek tower E Apartemen Casa de Parco hingga
minggu ke-28, keterlambatan terjadi dominan disebabkan oleh kelalaian dari
kontraktor yang termasuk dalam keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (non
excusable delays). Non excusable delays pada proyek ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya adalah ketidaktepatan perencanaan tenaga kerja, keterlambatan
penyediaan material, kesalahan subkontraktor, dan perubahan gambar kerja.
Faktor yang pertama adalah ketidaktepatan perencanaan tenaga kerja. Faktor
tenaga kerja merupakan faktor yang cukup berperan penting dalam sebuah proyek
konstruksi. Untuk pekerjaan struktur, jumlah pekerja dengan kuantitas pekerjaan
yang dikerjakan seimbang, artinya durasi rencana dapat diselesaikan tepat waktu
dengan jumlah tenaga kerja tersebut. Tetapi untuk pekerjaan arsitektur, jumlah
tenaga kerja sangat kurang jika dibandingkan dengan kuantitas pekerjaan dan durasi
yang direncanakan yang dibuktikan pada perhitungan tenaga kerja Tabel 7.
Faktor kedua adalah keterlambatan penyediaan material. Salah satu faktor
yang mendukung dalam pelaksanaan proyek secara langsung adalah tersedianya
material yang akan digunakan. Keterlambatan penyedian material diproyek dapat
dikarenakan keterlambatan pengiriman supplier, kesulitan untuk mendapatkannya,
dan kekurangan material itu sendiri. Pada awal pembangunan proyek ini, terjadi
kemunduran jadwal pembangunan dikarenakan adanya keterlamatan material
bekisting dari pihak subkontraktor. Koordinasi yang kurang diantara kontraktor dan
subkontraktor menyebabkan adanya kesalahan tersebut.
Faktor ketiga adalah kesalahan subkontraktor yang terjadi pada minggu ke24 pembangunan tower E, dimana tenaga kerja bekisting tidak bersedia
melanjutkan pekerjaan plat dan balok zona 1 lantai 11 karena belum menerima
upah. Akibatnya pekerjaan tersebut dikerjakan selama 12 hari, dimana sesuai
rencana pekerjaan plat dan balok untuk satu zona dikerjakan selama 5 hari.
Penundaan itu berakibat pekerjaan successor atau pekerjaan setelahnya menjadi
tertunda selama 7 hari. Karena pekerjaan yang trelambat ini termasuk dalam jalur
kritis, maka waktu tunda dari kegiatan tersebut akan berakibat terlambatnya juga
durasi proyek secara keseluruhan selama 7 hari.
Faktor keempat yang menyebabkan keterlambatan pada proyek ini adalah
perubahan gambar kerja. Pada minggu awal pembangunan tower, gambar kerja
pelaksanaan mengalami perubahan gambar kerja yang memakan waktu hingga 1
bulan. Shop drawing atau gambar kerja tersebut dirubah karena ketidaksesuaian
gambar kerja dengan kondisi lapangan sehingga dibutuhkan waktu untuk
memberbaiki semua gambar kerja. Perubahan desain ini seharusnya tidak terjadi
jika pada saat perencanaan, kontraktor sudah mempersiapkan gambar kerja dengan
matang sesuai dengan kondisi lapangan yang ada.
19
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Jalur kritis yang didapat dari jadwal rencana pada Microsoft Project 2013
sebagian besar terdapat pada pekerjaan struktur dan beberapa pekerjaan
arsitektur. Untuk pekerjaan struktur diantaranya adalah pekerjaan plat dan balok
serta pekerjaan kolom dan shearwall lantai 2-30, sedangkan untuk pekerjaan
arsitektur adalah pekerjaan dinding dan finishing lantai 26-30, pekerjaan ceiling
lantai 30, pekerjaan lantai lantai 30, dan pekerjaan cat lantai 30.
2. Kinerja waktu pada proyek pembangunan tower E Apartemen Casa de Parco
tidak optimal dan terjadi keterlambatan pekerjaan pada jalur kritis sejak awal
pelaksanaan, sehingga menyebabkan jadwal keseluruhan proyek mundur selama
73 hari.
3. Faktor keterlambatan pembangunan dikategorikan dalam non excusable delays,
karena diakibatkan oleh tindakan dan kelalaian kontraktor, seperti
ketidaktepatan perencanaan tenaga kerja, keterlambatan penyediaan material,
kesalahan subkontraktor, perubahan gambar kerja, serta pelaksanaan pekerjaan
tidak berpatokan pada jadwal rencana.
Saran
Pelaksana perlu membuat network planning untuk mengendalikan
pelaksanaan konstruksi, serta diperlukan kegiatan percepatan agar pelaksanaan
pembangunan kembali sesuai dengan jadwal rencana yang telah disepakati, antara
lain dengan penambahan jam kerja atau penambahan tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2008. Tata Cara Perhitungan Harga Satuan
Pekerjaan Dinding untuk Bangunan Gedung dan Perumahan. SNI
6897:2008.Jakarta (ID): BSN.
Arditi D, Patel BK. 1989. Impact Analysis of Owner-Directed Acceleration.
Journal of Construction Engineering and Management ASCE. 115(1):144157.
Badri S. 1997. Dasar-dasar Network Planning. Jakarta(ID): Rineka Cipta.
Clough RH, Scars GA. 1991. Construction Project Management. Toronto (CA):
John Willey & Sons.
Darmayudha AAN, Nudja IK, Armaeni NK. 2015. Analisa Program Percepatan
Pada Proyek Konstruksi dengan Metode Penambahan Jam Kerja (Studi Kasus
Proyek Pembangunan Agranusa Signature Villa Nusa Dua Bali). Paduraksa.
4(1):35-47.
20
Dipohusodo. 1995. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 2. Yogyakarta(ID):
Kanisius.
Dumadi TA, Sunarjono S, Sahid MN. 2014. Evaluasi Pelaksanaan Proyek
Menggunakan Metode Earned Value Analysis. Dimensi Teknik Sipil.
13(1):36-42.
Frederika A. 2010. Analisis Percepatan Pelaksanaan dengan Menambah Jam Kerja
Optimum Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Super
Villa, Peti Tenget-Badung). Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. 14(2):113-126.
Kerzner H. 2006. Project Management a Systems Approach to Planning,
Schedulling, and Controlling, 9th Edition. New Jersey(US): John Wiley &
Sons, Inc.
Kraiem ZK, Dickmann JE. 1987. Concurrent Delays in Construction Project.
Journal of Construction Engineering and Management ASCE. 113(4):591602.
Laksito B. 2005. Studi Komparatif Penjadwalan Proyek Konstruksi Repetitif
Menggunakan Metode Penjadwalan Berulang (RSM) dan Metode Diagram
Preseden (PDM). Media Teknik Sipil. 6(1):85-92.
Leonda G. 2008. Studi Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi pada Tahun
2007 di Daerah Belitung [skripsi]. Yogyakarta(ID): Universitas Islam
Indonesia.
Muliyanah D, Setiawan H, Sirajuddin. Analisa Pengendalian Ulang Penjadwalan
Proyek Pembangunan Gudang X dan Y Menggunakan Siklus DMAIC. Jurnal
Teknik Industri. 1(4):295-303.
Patumona D, Taufik H. 2015. Evaluasi Keterlambatan Proyek Pembangunan
Gedung Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau. FTTEKNIK. 2(2):110.
Proboyo B. 1999. Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi Peringkat
dan Penyebab-penyebabnya. Dimensi Teknik Sipil. 1(2):1-10.
Soeharto I. 1999. Manajemen Proyek (dari Konseptual sampai Operasional) Edisi
Kedua Jilid 1. Jakarta(ID): Erlangga.
Sugiyarto, Qomariyah S, Hamzah F. 2013. Analisis Network Planning dengan CPM
(Critical Path Method) dalam Rangka Efisiensi Waktu dan Biaya Proyek.
Matriks Teknik Sipil. 1(4):408-416.
Wiratmani E, Prawitasari G. 2013. Penerapan Metode Jalur Kritis dalam
Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Proyek Pembangunan Fasilitas Rumah
Karyawan. Faktor Exacta. 6(3):210-217.
Wowor FN, Sompie BF, Walangitan DRO, Malingkas GY. 2013. Aplikasi
Microsoft Project dalam Pengendalian Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Proyek.
Jurnal Sipil Statik. 1(8): 543-548.
21
Lampiran 1 Master schedule pembangunan tower E Apartemen Casa de Parco
Sumber : PT. Catur Bangun Mandiri Perkasa, Tbk
22
Lampiran 2 Tampilan network diagram pada Microsoft Project 2013
PROYEK APARTEM EN CASA D E PARCO
Start: 10/ 19/ 15
ID: 1
Finis h: 2/ 28/ 17
Dur: 478 days
Start
Miles tone Date: 10/ 19/ 15
ID: 2
Comp: 0%
PEKERJAAN PERSIAPAN
Start: 10/ 19/ 15
ID: 3
Finis h: 2/ 28/ 17
Dur: 478 days
Comp: 0%
PEKERJAAN STRUKTUR
Start: 10/ 20/ 15
ID: 22
Finis h: 10/ 24/ 16
Dur: 350 days ?
Comp: 0%
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pekerjaan D inding dan Finishing
Tower
Start: 3/ 24/ 16
ID: 369
Start: 3/ 24/ 16
ID: 370
Start: 3/ 24/ 16
ID: 371
Finis h: 5/ 12/ 17
Dur: 394 days
Finis h: 4/ 15/ 17
Dur: 367 days
Finis h: 4/ 15/ 17
Dur: 367 days
Comp: 0%
Comp: 0%
Comp: 0%
Pekerjaan Ceiling
Start: 3/ 31/ 16
ID: 402
Finis h: 4/ 22/ 17
Dur: 367 days
Comp: 0%
Pekerjaan Lantai
Start: 4/ 4/ 16
ID: 434
Finis h: 5/ 5/ 17
Dur: 376 days
Comp: 0%
Pekerjaan Pintu dan Jendela
Start: 4/ 7/ 16
ID: 466
Finis h: 4/ 22/ 17
Dur: 360 days
Comp: 0%
Pekerjaan Cat
Start: 4/ 27/ 16
ID: 498
Finis h: 5/ 12/ 17
Dur: 360 days
Comp: 0%
Pekerjaan Sanitair
Start: 4/ 14/ 16
ID: 530
Finis h: 4/ 29/ 17
Dur: 360 days
Comp: 0%
PEKERJAAN PLUM BING
Start: 10/ 19/ 15
ID: 562
Finis h: 1/ 31/ 17
Dur: 450 days
Comp: 0%
Finish
Miles tone Date: 5/ 12/ 17
ID: 596
23
Lampiran 2 Lanjutan
LT 2
LT 3
LT 4
LT 5
LT 6
Start: 3/24/16
ID: 371
Start: 3/24/16
ID: 372
Start: 4/14/16
ID: 373
Start: 5/5/16
ID: 374
Start: 5/26/16
ID: 375
Finish: 4/13/16
Dur: 21 days
Finish: 4/13/16
Dur: 21 days
Finish: 5/4/16
Dur: 21 days
Finish: 5/25/16
Dur: 21 days
Finish: 6/15/16
Dur: 21 days
Res:
Res:
Res:
Res:
Res:
LT 8
LT 9
Start: 5/5/16
ID: 377
Start: 5/26/16
ID: 378
Finish: 5/25/16
Dur: 21 days
Finish: 6/15/16
Dur: 21 days
Res:
Res:
LT 2
Start: 3/31/16
ID: 402
Finish: 4/20/16
Dur: 21 days
Res:
LT 3
Start: 3/31/16
ID: 403
Finish: 4/20/16
Dur: 21 days
Res:
LT 4
Start: 4/21/16
ID: 404
Finish: 5/11/16
Dur: 21 days
Res:
24
Lampiran 3 Pekerjaan kritis dan tidak kritis pada jadwal rencana pembangunan
tower E
Pekerjaan
Struktur Atas
Arsitektur
Lantai
Kolom
Dinding
Pintu
Plat dan
dan
Tangga
dan
Ceiling Lantai
dan
Cat Sanitair
Balok
Shearwall
finishing
Jendela
1
×
×
×
×
×
×
×


2
×
×
×
×
×
×
×


3
×
×
×
×
×
×
×


4
×
×
×
×
×
×
×


5
×
×
×
×
×
×
×


6
×
×
×
×
×
×
×


7
×
×
×
×
×
×
×


8
×
×
×
×
×
×
×


9
×
×
×
×
×
×
×


10
×
×
×
×
×
×
×


11
×
×
×
×
×
×
×


12
×
×
×
×
×
×
×


13
×
×
×
×
×
×
×


14
×
×
×
×
×
×
×


15
×
×
×
×
×
×
×


16
×
×
×
×
×
×
×


17
×
×
×
×
×
×
×


18
×
×
×
×
×
×
×


19
×
×
×
×
×
×
×


20
×
×
×
×
×
×
×


21
×
×
×
×
×
×
×


22
×
×
×
×
×
×
×


23
×
×
×
×
×
×
×


24
×
×
×
×
×
×
×


25
×
×
×
×
×
×
×



26
×
×
×
×
×
×



 
27
×
×
×
×
×
×


 
28
×
×
×
×
×
×


 
29
×
×
×
×
×
×



30
×
×
×






Keterangan:
 = Pekerjaan kritis
× = Pekerjaan tidak kritis
25
Lampiran 4 Pekerjaan kritis dan tidak kritis pada jadwal aktual pembangunan
tower E
Pekerjaan
Struktur Atas
Arsitektur
Lantai
Kolom
Dinding
Pintu
Plat dan
dan
Tangga
dan
Ceiling Lantai
dan
Cat Sanitair
Balok
Shearwall
finishing
Jendela
1
×
×
×
×
×
×
×


2
×
×
×
×
×
×



3
×
×
×
×
×
×



4
×
×
×
×
×
×



5
×
×
×
×
×
×



6
×
×
×
×
×
×



7
×
×
×
×
×
×



8
×
×
×
×
×
×



9
×
×
×
×
×
×



10
×
×
×
×
×
×



11
×
×
×
×
×
×



12
×
×
×
×
×
×



13
×
×
×
×
×
×



14
×
×
×
×
×
×



15
×
×
×
×
×
×



16
×
×
×
×
×
×



17
×
×
×
×
×
×



18
×
×
×
×
×
×



19
×
×
×
×
×
×



20
×
×
×
×
×
×



21
×
×
×
×
×
×



22
×
×
×
×
×
×



23
×
×
×
×
×
×



24
×
×
×






25
×









26
×








 
27
×







 
28
×







 
29
×








30
×






 
Keterangan:
 = Pekerjaan kritis
× = Pekerjaan tidak kritis
Lampiran 5 Barchart kemajuan pelaksanaan tower E Apartemen Casa de Parco
26
Lampiran 5 Lanjutan
27
Lampiran 5 Lanjutan
28
Lampiran 5 Lanjutan
29
Lampiran 5 Lanjutan
30
Lampiran 5 Lanjutan
31
Lampiran 5 Lanjutan
32
Lampiran 5 Lanjutan
33
Lampiran 5 Lanjutan
34
Lampiran 5 Lanjutan
35
36
Lampiran 6 Aktivitas pekerjaan pada bulan Maret dan April
(a) Pekerjaan dinding lantai 2
(b) Pekerjaan pembesian lantai 10
zona 2
(c) Pekerjaan bekisting lantai 11
(d) Pekerjaan kolom lantai 11 zona 2
(e) Pekerjaan shearwall lantai 12
(f) Pekerjaan finishing lantai 2
37
Lampiran 7 Data umum proyek Casa de Parco
Nama pekerjaan
Lokasi proyek
Pemberi Tugas
Konsultan Struktur
Konsultan M/E
Kontraktor utama
Jumlah Lantai
: Casa de Parco
: Jalan Boulevard Barat Taman Kota Barat, BSD
: Sonny Sutanto Architecta
: PT. Stadin Strukturindo
: PT. Adhicipta Prajawidya
: PT. Catur Bangun Mandiri Perkasa
: Tower A (Rukan) 4 lantai
Tower B 26 lantai
Tower C 28 lantai
Tower D 24 lantai
Tower E 30 lantai
Luas Lahan
: ± 21.645 m2
Luas Bangunan
: ± 130.000 m2
Supplier beton
: PT. Adhimix Precast Indonesia dan PT. Motive
Mulia
Supplier besi
: PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk dan PT. Inter
World Steel Mills Indonesia
Concrete pump
: PT. Titan Sanjaya Concrete Pumps
Tower crane
: PT. Catur Bangun Mandiri Perkasa, PT. Cahaya
Indotama Engineering, dan PT. Ratu Biru
Subkontraktor beton integral : PT. Cementaid Sales & Services Indonesia
Subkontraktor M/E
: PT. Jaya Teknik
Subkontraktor plumbing
: PT. Alrista Teramulya
Subkontraktor bekisting
: PT. Sinar Powerindo Utama
Subkontraktor MK
: PT. RAP
38
RIWAYAT HIDUP
Gilang Bela Ramadhan lahir di Sukabumi pada tanggal 4
Februari 1995. Penulis merupakan anak kedua dari dua
bersaudara dari pasangan Bapak Mohamad Sadrah dan Ibu Ida
Hosidah. Penulis memulai pendidikan dasar di SDN Dewi
Sartika dan lulus pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2009
menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMPN 1
Sukabumi. Pendidikan menengah atas diselesaikan pada tahun
2012 di SMAN 1 Kota Sukabumi dan pada tahun yang sama
diterima di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa
Teknik Sipil dan Lingkungan (Himatesil) sebagai staf Riset dan Teknologi periode
2013-2014. Penulis juga aktif pada berbagai acara kepanitian lingkup Departemen.
Pada bulan Juni–Agustus 2015, penulis melaksanakan praktik lapangan dengan
topik “Mempelajari Tahapan Pelaksanaan Struktur Balok pada Proyek
Pembangunan Apartemen Casa de Parco oleh PT. Catur Bangun Mandiri Perkasa,
Tbk”. Untuk menyelesaikan program sarjana, penulis melakukan penelitian dan
menyusun skripsi berjudul “Analisis Kinerja Waktu Menggunakan Precedence
Diagram Method pada Proyek Pembangunan Apartemen di Bumi Serpong Damai,
Banten” dan dibimbing oleh Dr. Ir. Meiske Widyarti,M.Eng.
Download