BAB 5 RINGKASAN Manusia sebagai makhluk sosial memakai bahasa sebagai sarana berkomunikasi dengan sesamanya. Dari banyaknya manusia di seluruh bagian dunia yang terdiri dari berbagai rumpun suku bangsa, kita mengetahui bahwa ada beragam bahasa digunakan oleh mereka. Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu saya memiliki keragaman sendiri yang berbeda dengan bahasa Jepang yang memiliki keragaman serta struktur tersendiri. Dalam bahasa Indonesia saya mengenal kalimat pasif. Kalimat pasif dalam bahasa Jepang disebut ukemi. Penggunaan ukemi dalam bahasa Jepang berbeda dengan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia. Menurut saya, hal ini sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut khususnya terkait dengan bidang penerjemahan kalimat pasif bahasa Jepang (ukemi) ke dalam kalimat aktif bahasa Indonesia. Kalimat pasif dalam bahasa Indonesia mempunyai 2 cara pembentukan menurut Alwi, (1988) yaitu a. Cara Pertama (1) Menukar S dengan O. Contoh : Pak Toha mengangkat seorang asisten baru. → Seorang asisten baru mengangkat Pak Toha (2) Mengganti prefiks meng- dengan di- pada P. Contoh : Seorang asisten baru diangkat Pak Toha 49 (3) Menambahkan kata oleh di muka unsur yang tadinya S. Contoh : Seorang asisten baru diangkat (oleh) Pak Toha b. Cara Kedua (1) Memindahkan O ke awal kalimat. Contoh : Saya sudah mencuci mobil itu. → Mobil itu saya sudah mencuci . (2) Menanggalkan prefiks meng- pada P. Contoh : Mobil itu saya sudah cuci (3) Memindahkan S ke tempat yang tepat sebelum verba. Contoh : Mobil itu sudah saya cuci Ada juga yang menyatakan ketidak sengajaan yang memakai sufiks ter- . Contoh : Penumpang bus itu dilempar ke luar. → Penumpang bus itu terlempar ke luar. Kalimat pasif dalam bahasa Jepang berbeda dengan bahasa Indonesia, dapat dibentuk dari verba transitif, dan juga dibentuk dari verba intransitif (Sutedi : 2003). Hal ini dikaitkan dengan teori terjemahan dan shift-rank / pergeseran. Kalimat-kalimat analisis saya diambil dari komik X-Clamp jilid satu sampai dengan delapan, totalnya adalah 17 kalimat dengan pembagian analisis sebagai berikut : 4 kalimat pasif langsung transitif yang diterjemahkan menjadi kalimat aktif dan 10 kalimat pasif tidak langsung transitif dan 3 untuk yang intransitif. 50 Kita lihat contoh analisis penerjemahan kalimat pasif langsung dan tak langsung dari pasif ke aktif . 1. Kalimat pasif langsung 丁 : 神威をお守りくださってありがとうございました. 空太 : いやそんなかしこまられたらわい困るでままひとつ手えあげて. Hinoto : Terima kasih sudah melindungi Kamui. Sorata : Tidak, aku repot kalau anda berterimakasih begitu. Hanya satu pertolongan kok (Jilid 4: 66) Penerjemahnya menerjemahkan kata kerja pasif かしこまられた menjadi kata kerja aktif karena dalam bahasa Indonesia tidak lazim memakai kata ‘diterimakasihi’ dan untuk konteks kalimat ini ‘berterima kasih’ merupakan padanan yang sesuai dilihat juga dari makna ‘menghormati’ dari asal katanya かしこまる. 2. Kalimat pasif tidak langsung 俺の相手を「式神」ごときにさせようとはなめられたもんだな.帰ってお前のご 主人様に伝えろ. Mereka memandang aku rendah, cuma mengirim segel lawan mudah seperti ini. Pulang dan beritahu majikanmu. (Jilid 1 : 26) Penerjemahnya menerjemahkan kata kerja pasif なめられた menjadi kata kerja aktif karena subjek yang mengirim segel tersebut tidak disebutkan dalam teks aslinya dan dilihat dari segi makna penerjemahan tersebut dapat dilakukan karena sesuai dengan konteks dan tidak mengubah maknanya. Setelah melihat dua contoh diatas saya mendapat simpulan bahwa pada keadaan dimana pelaku dari perbuatan tidak dijelaskan dalam kalimat / tidak eksplisit, perlu 51 memperhatikan alur dari cerita sebelumnya untuk mempermudah melihat cara penerjemahnya menerjemahkan kondisi demikian dengan tepat. Kemudian, konteks dapat jadi tolak ukur untuk melihat apakah penerjemahan kalimat pasif menjadi aktif dapat dilakukan atau tidak. Harus melihat juga kata kerjanya berdasarkan transitif dan intransitif dan sisi semantisnya / makna. 52