5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komunikasi 2.1.1 Definisi

advertisement
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Komunikasi
2.1.1 Definisi Komunikasi
Kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena
komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial
manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat pada aspek
kehdiupan sehari-hari manusia, yaitu sejak dari bangun tidur di pagi hari sampai
dengan manusia beranjak tidur pada malam hari.
Komunikasi merupakan unsur utama dalam semua kegiatan dalam
kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi
tidak terpisahkan dari kehidupan manusia karena pada dasarnya manusia
merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Hidup bersama dengan
mahluk lain secara otomatis akan membuat manusia berkomunikasi.
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata
dalam bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio,
atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah
pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul
kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip.
Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan
dianut secara sama.
6
Menurut Deddy Mulyana1, komunikasi merupakan proses pengiriman dan
penerimaan informasi atau pesan antara dua orang atau lebih dengan cara yang
efektif, sehingga pesan yang dimaksud dapat dimengerti. Istilah komunikasi
berasal dari bahasa inggris communication, dari bahasa latin communicatus yang
mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan
sebagai proses sharing diantara pihak-pihak melakukan aktifitas komunikasi
tersebut.
Definisi komunikasi2 secara umum adalah suatu proses pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri
seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi
tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu
proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.
Pesan adalah produk komunikasi. Pesan berupa lambang-lambang yang
menjalankan gagasan, sikap, perasaan, praktik atau tindakan. Bisa berbentuk katakata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik atau tingkah
laku dan berbagai bentuk tanda-tanda lainnya. Komunikasi dapat terjadi dalam
diri seseorang, antara dua orang, di antara beberapa orang atau banyak orang.
Komunikasi mempunyai tujuan tertentu, artinya komunikasi yang dilakukan
sesuai dengna keinginan dan kepentingan para pelakunya.
Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat
tindakan, yaitu : membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan.
1
2
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya, 2000 hal 3.
Ardianto, Elvinaro., Komala, Lukiati., Karlinah, Siti. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (Edisi
Revisi). Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009 hal 25-27.
7
Ke-empat tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan. Membentuk pesan
artinya menciptakan sesuatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala
seseorang melalui proses kerja sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini
kemudian disampaikan kepada orang lain. Baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Bentuk dan mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan yang
disampaikan oleh orang lain.
Pesan yang diterimanya ini kemudian akan diolah melalui sistem syaraf dan
diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan
tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi, maka si orang
tersebut kembali akan membentuk dan menyampaikan pesan baru. Demikianlah
ke-empat tindakan ini akan terus-menerus terjadi secara berulang-ulang.
Berdasarkan pengertian komunikai tersebut, maka komunikasi adalah upaya
yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang
berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling
dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya, baik proses
pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tandatanda atau tingkah laku. Berdasarkan definisi dari komunikasi tersebut, masingmasing mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama
lain, tetapi pada dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna
komunikasi sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi dan teknologi. Jadi,
pada dasarnya penyampaian atau penerimaan melalui cara pertukaran informasi
terdiri dari dua unsur yaitu :
8
1. Komunikator, yaitu orang atau kelompok yang menyampaikan informasi atau
pesan atau bisa juga sebagai sumber informasi.
2. Komunikan, dapat diartikan sebagai orang atau kelompok yang menerima
pesan.
2.1.2 Fungsi Komunikasi
Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson3 mengatakan bahwa
komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Fungsi pertama dari komunikasi
adalah untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi; keselamatan fisik,
meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain
dan mencapai ambisi pribadi sedangkan fungsi kedua dari komunikasi adalah
untuk kelangsungan hidup masyarakat, untuk memperbaikai hubungan sosial dan
mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
Sedangkan menurut William I. Gorden4, mengatakan bahwa komunikasi
memiliki empat fungsi yaitu :
1. Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa
komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi – diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagian, terhindar dari tekanan dan
ketegangan antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk
hubungan dengan orang lain.
3
4
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya, 2000 hal 5-34.
Ibid.
9
Komunikasi memeungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan
menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia
hadapi. Komunikasi juga memungkinkan individu untuk mempelajari dan
menerapkan strategi-strategi adaptif untuk mengatasi situasi problematik yang ia
hadapi.
2. Komunikasi Ekspresif
Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat
dilakukan sendirian maupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak
otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh
komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan
(emosi) kita.
3. Komunikasi Ritual
Komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara
kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang
tahun dan sepanjang hidup, yang disebut antropolog sebagai rites of passage.
Kegiatan ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen emosional dan
menjadi perekat bagi kepaduan mereka, juga sebagai pengabdian kepada
kelompok. Ritual menciptakan perasaan tertib (a sense of order) dalam dunia
yang tanpanya kacau balau.
10
4. Komunikasi Instrumental
Komunikasi
instrumental
mempunyai
beberapa
tujuan
umum,
yakni:
menginformasikan, mengajar, mendoro, mengubah sikap dan keyakinan, dan
mengubah perilaku atau menggerakan tindakan, dan juga menghibur. Maka semua
tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif).
Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform)
mengandung muatan persuasif dalam pengertian bahwa pembicara menginginkan
pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya
akurat dan layak diketahui.
2.2 Komunikasi Massa
2.2.1 Definisi Komunikasi Massa
Definisi komunikasi massa menurut Joseph A. Devito adalah sebagai
berikut5 :
1) Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak
yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi
seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang
yang menonton televisi. Namun khalayak yang besar dan pada umumnya
sukar didefinisikan.
5
Effendy, Onong Uchjaya. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000 hal 26.
11
2) Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar
audio dan atau visual. Komunikasi massa barabgkali akan lebih mudah
lebih logis di definisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar,
majalah, film, buku, dan pita.
Komunikasi massa (mass communication) menurut Nurudin6, adalah
komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik yang
dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan
kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan
heterogen. Pesan-pesannya bersifat umu, disampaikan secara cepat, serentak dan
selintas (khususnya media elektronik).
Menurut Wright 7, komunikasi melibatkan khalayak yang relatif besar,
heterogen, dan anonim bagi sumber. Pengalaman bersifat publik dan cepat.
Sumber bekerja lewat suatu organisasi yang alih-alih dalam isolasi, dan pesan
mungkin mewakili usaha banyak orang yang berbeda. Komunikasi massa
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1) Komunikasi massa bersifat umum
Yaitu pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka
bagi semua orang.
6
7
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers, 2007 hal 3-4.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya, 2001 hal 199.
12
2) Komunikasi bersifat heterogen
Yaitu sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama, yang
mempunyai bentuk tingkah laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan
yang sama. Meskipun demikian, orang-orang yang tersangkut tidak saling
mengenal. Berinteraksi secara terbatas dan tidak terogranisasikan. Komposisi
komunikan tersebut terus serta tidak mempunyai kepemimpinan atau perasaan
identitas.
3) Media massa menimbulkan keserempakan
Ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang
jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lain berada dalam
keadaan terpisah. Sedangkan radio dan televisi dalam hal ini melebihi media
tercetak karena yang terakhir dibaca pada waktu berbeda dan lebih efektif.
Menurut Ardianto, Erdinaya dan Komala,8 komunikasi massa diadopsi dari
istilah bahasa inggris yaitu mass communication, disingkat dari mass media
communication (komunikasi media massa). Komunikasi massa merupakan sebuah
proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada
publik secara luas. Dimana khalyak tersebut bersifat heterogen, tersebar, dan
anonim. Pesan yang disampaikan diterima oleh khalayak secara serentak.
Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa atau
komunikasi dengan menggunakan media massa. Massa di sini adalah kumpulan
8
Ardianto, Elvinaro., Erdinaya., Komala, Lukiati. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.
Bandung:Rosdakarya, 2004 hal 31.
13
orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai
struktur tertentu. Menurut Dennis McQuail9, mengatakan bahwa komunikator
dalam komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan sebuah organisasi
formal. Komunikasi massa menciptakan pengaruh secara luas dalam waktu
singkat kepada banyak orang secara serentak.
2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Karakterisitk komunikasi massa Menurut W.L Rivers et al, 10 sebagai berikut
:
1. Karakteristik terpenting pertama dalam komunikasi massa adalah sifatnya
yang satu arah. Memang dewasa ini sudah banyak acara media massa baik
radio maupun televisi yang mengadakan dialog interaktif, namun itu hanyalah
untuk keperluan terbatas.
2. Adanya proses seleksi. Media maupun audiensnya sama-sama melakukan
seleksi terhadap apa yang diinginkannya. Media punya pertimbangan dalam
menentukan khalayak dan khalayak punya wewenang dalam cara menentukan
jenis media, berita dan waktu untuk menikmatinya.
3. Karena dalam komunikasi massa medianya mampu menjangkau khalayak
secara luas dan dalam waktu yang hampir bersamaan.
9
McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa McQuail Buku 1 (Ed 6). Jakarta: Salemba Empat,
2011 hal 32.
10
Rivers, L. William., Jensen, W. Jay., Peterson, Theodore. Media Massa & Masyarakat Modern
(Ed 2). Prenada Media Group, 2008 hal 19.
14
4. Untuk
meraih
khalayak
sebanyak
mungkin,
dalam
pelaksanaannya
komunikasi massa harus membidik sasaran tertentu, artinya mempunyai
segmentasi audien khusus. Cara yang digunakan tentu saja melalui penerapan
strategi yang khas oleh masing media.
5. Komunikasi massa dilakukan oleh institusi sosial dalam hal ini lembaga
media atau pers, yang harus peka terhadap kondisi lingkungannya sehingga
terwujud interaksi antara media massa dan masyarakat. Media tidak hanya
mempengaruhi tatanan politik, sosial, dan ekonomi dimana ia berada, namun
juga dipengaruhi olehnya.
Dengan demikian bisa disimpulkan beberapa karakteristik komunikasi
massa berdasarkan definisi diatas yang sangat sesuai dengan tujuan penelitian ini,
yakni :
1. Komunikator bersifat melembaga
komunikator dalam komunikasi massa itu bukan berupa satu orang, tetapi berupa
kumpulan orang-orang. Artinya gabungan antara berbagai macam unsur dan
bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Didalam komunikasi massa,
komunikator adalah lembaga media massa itu sendiri. Komunikator dalam
komunikasi massa biasanya adalah media massa dalam hal ini adalah televisi.
2. Pesan bersifat umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka dan umum, artinya komunikasi massa itu
ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang
tertentu. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini.
15
Namun tidak semua fakta atau peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat
dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas untuk
memenuhi kriteria penting dan menarik atau penting bagi sebagian besar
komunikan.
3. Komunikan bersifat anonim dan heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen artinya pengguna media
itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial, tingkat ekonomi, latar
belakang budaya, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Selain itu dalam
komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim) karena
komunikasi yang dilakukan menggunakan media (televisi) sebagai alat untuk
menyampaikan pesan dan tidak bertatap muka.
4. Komunikasi massa bersifat satu arah
Komunikasi massa merupakan komunika dengan menggunakan atau melalui
media massa. Karena melalui (televisi). Karena melalui televisi maka
komunikator tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif
mengirimkan pesan, komunikan juga aktif menerima pesan, namun diantara
keduanya tidak dapat terjadi dialog secara tatap muka. Dengan demikian,
komunikasi massa itu cenderung bersifat satu arah.
5. Menciptakan keseragaman
Dalam komunikasi massa terdapat keseragaman dalam proses penyebaran pesanpesannya. Keseragaman disini berarti khalayak bisa menikmati televisi sebagai
16
media massa tersebut hampir bersamaan. Keseragaman televisi sebagai media
massa dapat diartikan sebagai kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam
jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya yang
berada dalam keadaan terpisah.
6. Dikendalikan oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut dengan penjaga gawang adalah orang yang
sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui televisi sebagai sarana media
massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang menambah atau mengurangi,
menganalisis, atau menginterpretasikan pesan serta mengemas kembali sebuah
pesan dari media massa sebelum disebarkan kepada komunikan. Keberadaan
Gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan teknis yang harus dipunyai media
dalam komunikasi massa. Oleh karena itu, Gatekeeper menjadi sesuatu yang pasti
keberadaanya dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya.
7. Umpan balik tertunda
Unsur umpan balik atau yang lebih dikenal dengan sebutan feedback merupakan
faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun karena efektifitas komunikasi
sering kali dapat diukur dari umpan balik disampaikan oleh komunikan. Umpan
balik dalam komunikasi massa tidak dapat terlihat secara langsung.
17
2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa menurut Harold D Lasswel11 yakni, fungsi
pengawasan, fungsi korelasi, fungsi pewarisan sosial. Sedangkan menurut Charles
Robert Wright12, Charles Robert menambahkan fungsi komunikasi massa yang
diutarakan oleh Harold D Lasswel yaitu fungsi hiburan.
Menurut Dominick 13, fungsi komunikasi massa sebagai berikut :
1. Surveillance (Pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam dua bentuk utama, yaitu :
a) Fungsi pengawasan peringatan yaitu jenis pengawasan yang dilakukan
oleh media untuk menyampaikan informasi berupa ancaman yang perlu
diketahui oleh khalayak.
b) Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran
informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Interpretation (Penafsiran)
Media massa tidak hanya memasok fakto dan data tetapi juga memberi penafsiran
terhadap kejadian-kejadian penting. Tujuan penafsiran media ini adalah untuk
mengajak khalayak untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut.
11
Nurudin. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2004 hal 62-63.
Ibid
13
Ardianto, Elvinaro., Erdinaya., Komala, Lukiati. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.
Bandung: Rosdakarya, 2004: hal 16-18.
12
18
3. Linkage (Pertalian)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga
membentuk pertalian berdasarkan kepentingan yang sama tetapi terpisah secara
geografis atau jarak fisik.
4. Transmission of Value (Penyebaran nilai-nilai)
Fungsi ini disebut juga socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada
cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa
mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa
memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak, bagaimana mereka
bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang dipercaya serta bertindak sebagai anggota
masyarakat secara efektif.
5. Entertainment (Hiburan)
Media massa adalah sarana yang banyak menyita waktu luang semua golongan
usai, dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat
estetikanya dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, bunyi, gambar, dan bahasa,
sehingga mampu membawa khalayak pada situasi menikmati hiburan seperti
halnya hiburan lain.
19
2.2.4 Media Komunikasi Massa
Dari kenyataan sehari-hari dapat kita lihat, bahwa komunikasi ada yang
dapat dilangsungkan tanpa menggunakan alat bantu dan ada pula yang harus
dilangsungkan dengan menggunakan alat bantu. Alat bantu tersebut dinamakan
media komunikasi atau sarana komunikasi. Komunikasi massa pada dasarnya
merupakan komunikasi satu arah, artinya komunikasi berlangsung dari
komunkator (sumber) melalui media kepada komunikan (khalayak). Walaupun
komunikasi massa dalam prosesnya bersifat
satu arah, namun dalam
pelaksanaannya membutuhkan komponen lain agar dapat berjalan dengan lancar.
Komponen dalam komunikasi massa ternyata tidak sesederhana komponen
komunikasi lainnya. Proses komunikasi massa lebih kompleks karena setiap
komponennya mempunyai karakteristik tertentu.
Menurut Atep Adya Barata14, berdasarkan sasarannya, media komunikasi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Media komunikasi umum
Media komunikasi umum adalah alat komunikasi yang dapat ditujukan kepada
sasaran tunggal, kelompok atau massa. Contoh media atau alat yang dapat
digunakan dalam komunikasi umum untuk sasaran tunggal antara lain berupa:
telepon, telegram, surat, e-mail. Untuk sasaran kelompok antara lain berupa :
surat, telegram, e-mail, brosur, plakat, spanduk, dan internet. Untuk sasaran
14
Barata, Atep Adya. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003 hal
111.
20
massa, antara lain: brosur, spanduk, internet, surat kabar, majalah, radio, televisi,
video, dan film.
2. Media komunikasi massa
Media komunikasi massa adalah alat komunikasi yang digunakan khusus untuk
tujuan komunikasi massa. Sifat dari komunikasi massa adalah komunikasi satu
arah, yaitu dari komunikator kepada khalayak (massa). Contoh media atau alat
yang digunakan untuk komunikasi massa, antara lain : media cetak (surat kabar,
majalah, tabloid), media audio (radio), media audio-visual (televisi, film, video),
dan media luar ruang (spanduk, poster, balon, billboard, baliho, neon-sign)
Menurut Ardianto, Erdinaya, dan Komala 15, mengemukakan komponen
media massa sebagai berikut :
1. Komunikator
Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya langsung seseorang
secara individu tetapi dibuat melalui usaha-usaha yang terorganisir oleh beberapa
partisipan, diproduksi secara massal, dan didistribusikan kepada massa. Jadi dapat
disimpulkan bahwa komunikator dalam komunikasi massa adalah media massa.
15
Ardianto, Elvinaro., Erdinaya., Komala, Lukiati. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.
Bandung: Rosdakarya, 2004: hal 16-18.
21
2. Pesan
Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu bersifat umum,
maka pesan harus diketahui oleh setiaporang, meskipun latar belakang mereka
berbeda-beda.
3. Media
Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang
memiliki ciri khas, yaitu mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian
khalayak secara serempak.
4. Khalayak
Khalayak yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau sejumlah besar
orang. Karena banyaknya jumlah khalayak serta sifatnya yang anonim dan
heterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan khalayak.
5. Filter dan Regulator Komunikasi Massa
Dalam komunikasi massa, pesan yang disampaikan media pada umumnya
ditujukan kepada massa (khalayak) yang heterogen. Khalayak yang heterogen ini
akan menerima pesan melalui media sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, pendidikan, agama, usia, dan budaya mereka. Oleh karena itu, pesan
tersebut akan difilter (disaring) oleh khalayak yang menerimannya.
22
6. Gateekeeper
Dalam proses penyampaian sebuah pesan dari sumber media massa kepada
penerimanya (khalayak), gatekeeper ikut terlibat didalamnya. Gatekeeper dapat
berupa seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalannya
dari sumber kepada penerima.
Menurut Atep Adya Barata16, pengertian media komunikasi yaitu berupa
suatu alat atau seperangkat alat yang dapat digunakan untuk menunjang
kelancaran proses komunikasi.
Bertitik tolak dari pengertian media atau sarana komunikasi yang disebutkan
di atas, dapat kita simpulkan bahwa fungsi utama media atau sarana komunikasi
adalah alat untuk memperlancar proses komunikasi. Media komunikasi disebut
sebagai alat untuk memperlancar proses komunikasi karena dalam kenyataannya
mampu berfungsi sebagai alat untuk :
1. Mempermudah penyampaian pesan atau informasi
2. Membangkitkan motivasi komunikan
3. Mengefektifkan proses penyampaian informasi
4. Menghubungkan komunikator dengan komunikan yang berjauhan
5. Menambah daya tarik informasi atau pesan yang akan disampaikan
6. Memperjelas isi dan maksud informasi yang akan disampaikan
16
Barata, Atep Adya. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003 hal
108-111
23
Berdasarkan alat yang digunakan, media komunikasi atau sarana
komunikasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut 17 :
1. Media komunikasi audio (pendengaran)
Audio artinya sesuatu yang bersifat dapat didengar. Jadi media komunikasi audio
adalah suatu alat bantu komunikasi yang memancarkan suara, sehingga
memungkinkan komunikasi dapat ditangkap melalui saluran pendengaran.
Contohnya: radio dan telepon.
2. Media komunikasi visual (penglihatan)
Visual artinya sesuatu yang dapat dilihat dengan indra penglihatan (mata). Jadi,
media komunikasi visual adalah suatu alat bantu komunikasi yang memancarkan
tulisan dan atau gambar, sehingga memungkinkan komunikasi dapat ditangkap
melaui saluran penglihatan. Contohnya : surat, brosur, poster, spanduk, dan media
cetak (surat kabar, majalah, tabloid).
3. Media komunikasi audio-visual (pendengaran dan penglihatan)
Audio-visual artinya sesuatu yang dapat didengar dan dilihat. Jadi, media
komunikasi audio-visual adalah suatu alat bantu komunikasi yang dapat
memancarkan suara disertai tulisan dan atau gambar, sehingga memungkinkan
komunikasi dapat ditangkap melaui saluran pendengaran dan penglihatan.
Contohnya: televisi, video, dan film.
17
Barata, Atep Adya. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003 hal
108-111
24
2.3 Siaran Televisi
Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human
communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat
mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Komunikasi
massa berperan sebagai salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada
masyarakat luas dengan menggunakan media massa untuk tujuan tertentu.
Televisi sebagai media komunikasi massa dan sekaligus mempunyai sifat
media massa yang simultan (serentak) dalam penyiarannya, serta diharapkan
dapat menarik perhatian masyarakat. Kata televisi terdiri dari kata tele yang
berarti jarak dalam bahasa Yunani dan kata visi yang berarti citra atau gambar
dalam bahasa Latin. Jadi, kata televisi yang berarti suatu sistem penyajian gambar
berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh18.
Bermula dengan ditemukannya electrisce telescope sebagai perwujudan
gagasan seseorang mahasiswa dari Berlin, Paul Nipkow, untuk mengirim gambar
melalui udara dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini terjadi antara tahun 18831884. Prestasi Nipkow ini menjadikan ia diakui sebagai “Bapak Televisi”.
Sekarang, setelah masa lebih dari 100 tahun, media televisi telah berkembang
dengan sangat pesat, dan bahkan telah menggeser media massa lainnya dalam hal
keunggulannya19.
18
Sutisno, P.C.S. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi Dan Radio. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1993 hal 1.
19
M.A, Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta:Kencana, 2008 hal 2.
25
Televisi merupakan bagian dari perkembangan media massa. Melalui
televisi, masyarakat dapat mengetahui kejadian yang terjadi di luar sana, baik
kejadian yang terjadi di Indonesia maupun di luar negeri. Hampir tidak ada berita
yang tidak dapat diketahui oleh masyarakat karena televisi. Masyarakat Indonesia
khususnya dapat menikmati suguhan acara-acara yang ditayangkan baik televisi
pemerintah maupun swasta. Untuk acara televisi swasta saat ini, cukup disenangi
di hampir semua lapisan masyarakat.
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan
pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk berbincang
dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman,
televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu.
Televisi membujuk kita untuk mengonsumsi lebih banyak dan lebih banyak lagi.
Televisi memperlihatkan bagaimana kehidupan orang lain dan memberikan ide
tentang bagaimana kita ingin menjalani hidup ini20.
Dengan menggunakan tenaga listrik, penyiaran televisi dapat menaklukkan
ruang dan waktu dengan jalan mengoperkan lambang-lambang dalam bentuk
bayangan hidup, yaitu bergerak dan bersuara yang serentak dapat diterima oleh
pesawat penerima televisi. Lambang-lambang yang berbentuk bayangan-bayangan
yang bersuara itu yang dioperkan atau disirkan dari stasiun televisi, dan dapat
diterima oleh pesawat penerima televisi dan dapat disaksikan melalui layarnya.
Televisi merupakan penggabungan antara radio dan film, sebab televisi dapat
20
M.A, Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta:Kencana, 2008 hal 1.
26
meneruskan suatu peristiwa dalam bentuk gambar hidup dan bersuara, dan
terkadang televisi juga memiliki sifat aktualitas yang melebihi surat kabar, radio,
dan film21.
Jadi, dapat dikatakan bahwa televisi adalah alat komunikasi massa yang
dalam arti saluran pernyataan manusia yang umum dan terbuka dan menyalurkan
lambang-lambang yang berbentuk bayangan-bayangan hidup dan bersuara yang
isinya aktual meliputi perwujudan kehidupan masyarakat 22. Televisi dapat
diartikan sebagai pemancar televisi yang berfungsi untuk mengubah dan
memancarkan sinyal-sinyal gambar secara bersama-sama dengan sinyal suara
sehingga sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak
jauh.
Karakter yang dimiliki oleh televisi tersebut membuat media televisi efektif
jika digunakan dalam menyampaikan pesan kepada khalayak, dalm hal ini
pemirsa televisi23. Berdasarkan pengertian tersebut, maka televisi merupakan
media komunikasi massa dengan karakter sebagai berikut :
1) Televisi bisa dipandang dari jarak yang jauh.
2) Publik bisa menikmati kombinasi suara dan gambar seolah-olah berhadapan
langsung dengan obyek yang ditayangkan.
3) Televisi dibatasi oleh frame yang membuat posisi kamera tidak leluasa.
4) Waktu penayangannya harus menyesuaikan dengan waktu program.
21
Arifin. Peranan Komunikasi Audio Visual. Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992 hal
8-9.
22
Ibid.
23
Pareno, S.A. Kuliah Komunikasi: Pengantar Dan Praktek. Surabaya: Popyrus Surabaya 2002
hal 141-143.
27
5) Televisi menggunakan bahasa gambar.
Komunikasi massa bersifat periodik dan penyelenggara komunikasi ini
bukan perorangan melainkan sekelompok organisasi yang kompleks dengan
pembiayaan yang sangat besar. Televisi sebagai bagian media massa
menunjukkan bahwa setiap pesan yang disampaikan memiliki tujuan untuk
mendapatkan khalayak penonton serta mengharapkan adanya umpan balik baik
secara langsung maupun tidak langsung. Televisi dapat menguasai ruang dan
jarak, mencapai sasaran yang sangat luas, memiliki nilai aktualitas terhadap suatu
berita dan informasi yang sangat tepat, cepat, dan audiovisual yang dapat
meningkatkan pemahaman seseorang akan informasi yang ditayangkan.
Selain itu, pesan yang disampaikan pula harus singkat dan jelas, intonasi
dan artikulasi harus tepat dan baik. Kelemahan televisi yang bersifat hanya
meneruskan ini membuat isi pesan televisi tersebut tidak dapat ditangkap jelas
oleh khalayak. Sifat media televisi meskipun sama dengan radio dan film sebagai
media massa elektronik, tetapi mempunyai ciri dan sifat yang berbeda, terlebih
lagi dengan media massa cetak seperti surat kabar dan majalah, untuk itulah dalam
menyampaikan pesan-pesannya juga mempunyai kekhususan. Media cetak dapat
dibaca kapan saja tetapi untuk televisi dan radio hanya dapat dilihat sekilas dan
tidak dapat diulang. 24
Televisi merupakan bagian yang sangat penting sebagai sarana untuk
berinteraksi satu sama lainnya dalam berbagai hal yang menyangkut perbedaan
24
M.A, Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta:Kencana, 2008 hal 3.
28
dan persamaan persepsi tentang adanya suatu isu yang berkembang dan terjadi di
berbagai belahan bumi ini. Akan tetapi dengan kehadiran televisi ini, perlu
diwaspadai pula akan monopoli negara maju terhadap arus informasi. Dimana
dengan kemampuan media televisi untuk menarik perhatian massa berarti bahwa
media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis
Terdapat lima teori fungsi televisi. Pertama fungsi pengawasan situasi
masyarakat dan dunia yang disebut juga fungsi informasi, dimana televisi
berfungsi mengamati kejadian dalam masyarakat dan melaporkannya sesuai
dengan kenyataan yang ditemukan. Informasi-informasi yang diberitakan
umumnya berkaitan dengan kebutuhan manusia, seperti informasi cuaca, finansial,
atau produk barang, Kedua, menghubungkan hasil yang satu dengan yang lain:
televisi tidak hanya berkesinambungan, tetapi dapat pula menghubungkan hasil
pengawasan yang satu dengan hasil pengawasan lainnya secara lebih mudah
daripada sebuah dokumen tertulis, Ketiga, menyalurkan kebudayaan: televisi tidak
hanya mencari, tetapi ikut juga mengembangkan kebudayaan. Fungsi ini disebut
juga fungsi pendidikan, Keempat, fungsi hiburan: saat ini hiburan semakin
dianggap sebagai kebutuhan manusia, dimana tanpa hiburan manusia tidak dapat
hidup wajar, Kelima, pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan
darurat: jika terjadi wabah
penyakit di suatu daerah, televisi tentu akan menayangkan berita tentang
daerah tersebut, sehingga masyarakat dapat mengetahui berita tentang adanya
bahaya suatu penyakit. Berdasarkan fungsinya, maka televisi disebut sebagai
29
pengawas. Televisi harus proaktif memberikan motivasi dan menganjurkan pada
masyarakat agar orang-orang mau dibantu dan membantu
Jika dikaitkan dengan media massa, khalayak atau receiver pesan selalu
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Khalayak bukanlah suatu ide yang
abstrak. Secara umum, khalayak dapat didefinisikan bahwa khalayak dikaitkan
dengan skala dan spesifitas (specifity). Khalayak merupakan komponen penting
dalam komunikasi massa, karena jika tidak ada khalayak maka komunikasi massa
pun tidak ada pula. Dengan kata lain, khalayak diartikan sebagai orang-orang
yang berada dalam komunikasi massa.
Suatu tayangan televisi dapat memiliki mutu yang baik yang dinilai dari
beberapa kriteria atau kebijakan. Setiap stasiun televisi memiliki kebijakan
tersendiri untuk menciptakan suatu program yang bermutu. Materi atau isi
program yang bermutu merupakan keunggulan suatu program, yang dapat
ditentukan oleh beberapa faktor, seperti (1) materi yang aktual, faktual dan sesuai
dengan kebutuhan khalayak, dan (2) kemasan acara yang menarik dan memikat
khalayak. Selain itu, presenter atau penyiar yang membawakan program (jika
ada), harus berpenampilan menarik dan berwawasan luas sehingga dapat
menyuguhkan informasi pada khalayak. Presenter atau penyiar harus memiliki
sikap, bahasa dan memiliki wawasan professional. Selain itu, faktor biologis juga
menentukan presenter yang baik menurut khalayak.
Kesesuaian jam tayang program serta jumlah jam tayang suatu program
yang baik dapat meningkatkan mutu tayangan program tersebut. Stasiun televisi
30
harus dapat “membaca” khalayak, kapan waktu khalayak (dengan umur, jenis
kelamin tertentu) menonton suatu acara.
Acara televisi atau program televisi merupakan acara-acara yang
ditayangkan oleh stasiun televisi. Secara garis besar, Program TV dibagi menjadi
program berita dan program non-berita. Jenis program televisi dapat dibedakan
berdasarkan format teknis atau berdasarkan isi. Format teknis merupakan formatformat umum yang menjadi acuan terhadap bentuk program televisi seperti
talkshow, dokumenter, film, kuis, musik, instruksional, dan lain-lain. Berdasarkan
isi, program televisi berbentuk berita dapat diklasifikasikan antara lain berupa
program hiburan, drama, olahraga, dan agama. Sedangkan untuk program televisi
berbentuk berita secara garis besar dikategorikan ke dalam hard news atau beritaberita mengenai peristiwa penting yang baru saja terjadi dan soft news yang
mengangkat berita bersifat ringan.2 Feature sebenarnya merupakan bagian dari
soft news.
2.4 Khalayak Siaran Televisi
Khalayak massa adalah suatu fenomena dalam media khususnya pada abad
ke-19. Orang beramai-ramai membaca atau menonton produk yang sama. Televisi
memiliki banyak khalayak untuk program acara yang berbeda-beda. Orang-orang
yang sama tidak akan konsisten menonton program yang sama. Dilain pihak,
terdapat pula tipe-tipe khalayak yang serupa untuk program acara tertentu.
31
Khalayak-khalayak tersebut bersifat spesifik dan saling melengkapi: (1)
khalayak yang didefiniskan menurut majalah, rekaman, film tertentu yang akan
mereka konsumsi, (2) terdapat khalayak spesifik untuk suatu tipe produk tertentu
seperti majalah komputer, musik jazz modern dan lain sebagainya, (3)
khalayakkhalayak yang dispesifikasikan menurut profil/ karakteristik mereka,
berdasarkan faktor-faktor seperti usia, kelas, jenis kelamin, tingkat pendapatan,
gaya hidup dan seterusnya.
Selain karakteristik khalayak, terdapat pula istilah media exposure, yaitu
usaha untuk mencari data-data khalayak tentang penggunaan media, baik jenis
media, frekuensi maupun durasi. Disamping itu terdapat juga istilah audience
rating yang digunakan untuk mengetahui persepsi khalayak terhadap media, jenis
informasi, format acara, dan komunikator yang menjadi favorit khalayak.
Khalayak dibedakan ke dalam empat stage, antara lain seperti: the elite
stage, the mass stage, the specialized stage, dan the interactive stage. The elite
audience stage merupakan khalayak yang berada pada skala relative kecil dan
merefleksikan segmentasi dalam komunitas. The mass audience stage merupakan
khalayak yang berada hampir di seluruh populasi khalayak dengan berbagai
segmentasi, sementara the specialized audience stage adalah khalayak yang
tersegmentasi dari suatu khalayak yang memiliki minat yang sama. Adapun The
interactive audience stage merupakan individu yang selektif terhadap jenis acara
apa yang ditontonnya.
32
Secara garis besar ada dua tipe khalayak massa, yaitu general public
audience dan specialized audience. General public audience merupakan khalayak
yang sangat luas, heterogen dan anonim. Sedangkan specialized audience
dibentuk dari beberapa macam kepentingan bersama anggota-anggotanya
sehingga lebih homogennya. Pada prinsipnya, ada tiga sub kelompok dasar
khalayak, yaitu the illiterate, the pragmatis, dan the intellectual. The illiterate
merupakan kelompok khalayak yang lebih tertarik pada media audio visual
dengan orientasi pada pesan superficial dan full action program, mereka kurang
berorientasi pada ide. The pragmatis mencakup khalayak yang senang melibatkan
diri pada masyarakat, memiliki mobilitas cukup tinggi, berpendidikan menengah
atas, berpendapatan cukup dan bergaya hidup modern. Sementara The intellectual
merupakan segmen terkecil dari khalayak massa 25.
Dengan demikian terdapat khalayak yang sangat spesifik untuk programprogram tertentu bagi kaum wanita dan sebaliknya. Mungkin pula terdapat
khalayak yang dideskripsikan untuk materi media yang dianggap menarik
perhatian kaum wanita secara umum atau pria secara umum pula.
Blumer 26,
menegaskan
empat
komponen
sosiologis
yang
dapat
dipertimbangkan sebagai profil/ identitas khalayak massa, yaitu: berasal dari
berbagai strata sosial (usia, tingkat pendidikan, jabatan, pendapatan, dan gaya
hidup), kelompok anonim yang terdiri dari individu-individu yang tidak saling
mengenal, karena secara fisik terpisah maka hanya ada sedikit kemungkinan untuk
25
Sari, Endang S. Audience Research: Pengantar Studi Penelitian Terhadap Pembaca, Pendengar
dan Pemirsa. Yogyakarta: Andi Offset, 1993.
26
Ibid
33
berinteraksi, serta tidak terorganisasi sehingga mungkin untuk digerakkan demi
kepentingan tertentu.
2.4.1 Perilaku Menonton Televisi
Kehadiran televisi di tengah-tengah khalayak pada zaman ini telah berubah
dan bergeser peranannya dari media komunal menjadi media individual. Dimana
pada awalnya orang-orang selalu beramai-ramai menonton televisi yang
dikarenakan pada zaman dulu kepemilikan televisi masih jarang ditemui.
Sementara pada zaman ini hampir disetiap rumah memiliki televisi.
Perbedaan tersebut membentuk perilaku khalayak pada pola menontonnya, yang
dulunya lebih bersosialisasi kini menjadi lebih individual. Keinginan khalayak
untuk menonton televisi didasari oleh beberapa hal, salah satunya adalah motivasi.
Motivasi merupakan usaha yang dilakukan manusia untuk menimbulkan
dorongan untuk berbuat/ melakukan kegiatan. Motivasi adalah sesuatu yang
menjadi pendorong tingkah laku untuk menuntut/ mendorong orang untuk
memenuhi suatu kebutuhan. Pengaruh motivasi individu untuk menonton
disebabkan adanya faktor dari dalam diri individu (intrinsik) tersebut, seperti usia,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita,
serta tingkat pengetahuan dan pengalaman terhadap suatu acara televisi. Motivasi
seseorang dalam menonton televisi tergantung pada kekuatan motifnya, seperti
kebutuhan, keinginan, dorongan atau gerak hati dalam diri individu atau dengan
34
kata lain sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak dengan cara-cara
tertentu.
Motivasi dapat diartikan bahwa motivasi seseorang akan tayangan televisi
akan mempengaruhi perilaku menonton khalayak. Perilaku khalayak dapat
diartikan sebagai tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan,
tidak hanyadari fisik manusia seperti badan atau ucapan. Perilaku khalayak
merupakan perilaku yang kelihatan berupa tindakan nyata. Ada dua motif
khalayak yang menjadi dasar penggunaan media khususnya televisi, yaitu motif
kognitif dan motif afektif. Motif kognitif menekankan proses penerimaan
informasi dan pengetahuan seseorang dan penciptaan ide-ide tertentu dari
informasi yang diterimanya, sementara motif afektif lebih pada perasaan
seseorang akan informasi yang diterimanya yang dapat mempengaruhi kondisi
emosional seseorang.
Penelitian Neilsen Media Research dalam Morrisan (2003)
27
melaporkan
bahwa perbandingan khalayak pria dan wanita adalah wanita lebih banyak
menonton dibandingkan pria. Wanita banyak menghabiskan waktunya di rumah,
sehingga alokasi waktu untuk menonton televisi lebih tinggi diabnding laki-laki.
Sehingga wanita lebih mudah terpengaruh acara televisi dibanding pria. Dari sisi
umur, penonton berusia dibawah 25 tahun adalah pemirsa potensial televisi
(26%). Jumlah terbesar kedua adalah pemirsa berusia 25 – 29 tahun (15 %).
27
Sumber www.pksm.mercubuana.ac.id/modul/41037-4-654269399816.doc diakses tanggal 27
Nopember 2012
35
Motif-motif khalayak dalam menonton tayangan televisi dapat dibedakan
menjadi empat kategori, yaitu: information, entertainment, social utility, dan
personal identity. Khalayak berjenis kelamin laki-laki memiliki motivasi rendah
untuk memenuhi kebutuhan kognitif dengan menonton televisi, sebaliknya
khalayak perempuan memiliki motivasi sangat tinggi dalam memenuhi kebutuhan
kognitif dengan menonton televisi. Untuk kategori usia, disebutkan bahwa
semakin rendah usia khalayak maka semakin rendah pula motivasi menonton
televisi mereka, dan semakin tinggi usia khalayak berarti semakin mereka
membutuhkan informasi dari televisi.
Pernyataan diatas yang mengemukakan bahwa semakin rendah usia
seseorang memiliki motivasi menonton yang rendah tidak selamanya benar.
Khalayak yang memiliki usia sekolah dasar biasanya memiliki motivasi menonton
yang sangat tinggi. Jumlah jam menonton mereka lebih tinggi dibandingkan
jumlah kegiatan mereka yang lain seperti belajar. Sementara khalayak remaja juga
memiliki tingkat menonton yang cukup bervariatif. Motivasi menonton mereka
dikarenakan ingin menonton salah satu acara favorit mereka dan tidak ingin
ketinggalan cerita acara televisi tersebut. Selain itu motivasi mereka disebabkan
karena pengaruh teman sepermainan mereka.
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka kebutuhan akan informasi dari
televisi juga semakin besar. Kategori pekerjaan juga menentukan tingkat motivasi
seseorang akan televisi. Berbedanya jenis pekerjaan seseorang menyebabkan
perbedaan daya beli, pola pemanfaatan waktu luang dan rekreasi sehingga akan
mempengaruhi pola pemilihan acara dan akan mengakibatkan efek yang berbeda
36
pula. Perbedaan pola menonton antara wanita yang bekerja dan tidak bekerja yang
diakibatkan adanya perbedaan pola pemanfaatan waktu luang.
Tingkat sosio-ekonomi seseorang akan mempengarui pembentukan pola
menonton
mereka.
Khalayak
yang
tinggal
di
desa
berbeda
pola
menontonnyadengan khalayak yang tinggal di kota karena berbedanya aktivitas,
pekerjaanataupun ekonomi mereka. Bagi khalayak desa yang tingkat ekonominya
rendah memiliki pola menonton sangat rendah karena mereka disibukkan dengan
bekerja di sawah. Sementara bagi khalayak kota yang tingkat ekonominya cukup
tinggi memiliki pola menonton yang beragam, tetapi tidak sampai batas pola
menonton rendah.
Selain itu pula, pola menonton khalayak dipengaruhi dari lamanya
menonton (durasi), seringnya menonton (frekuensi) dan jumlah acara yang
ditonton setiap harinya. Beragamnya acara yang ditayangkan oleh televisi
merupakan faktor yang mempengaruhi pola menonton seseorang. Semakin
beragam suatu acara membuat khalayak dapat memilih jenis acara yang
diinginkan. Khalayak tidak menyukai siaran televisi yang menayangkan berita
yang sama dan „itu-itu saja‟ dalam satu hari. Khalayak juga kurang menyukai
program acara dengan tema yang sama. Saat ini banyak stasiun televisi yang
menayangkan acara dengan tema yang hampir sama dengan stasiun televisi lain.
Kondisi seperti ini akan menimbulkan kesan persepsi khalayak bahwa televisi
tidak kreatif dalam menayangkan suatu acara. Televisi tidak dapat memuaskan
pemirsanya dengan tayangan mereka.
37
2.4.2 Persepsi Khalayak tentang Siaran Televisi
Dalam kehidupan sehari-hari, kesadaran kita selalu dipengaruhi oleh indera.
Melalui indera, kita dapat menerima informasi, kemudian mengolahnya dan kita
merespon informasi tersebut. Proses pengolahan ini merupakan proses
komunikasi antarpersonal yang sering kita alami. Komunikasi antarpersonal yang
terjadi tersebut dipengaruhi oleh orang-orang yang tinggal di sekitar kita. Semakin
beragam budaya seseorang maka komunikasi yang terjadi pun akan semakin
beragam. Komunikasi yang dimaksud disini adalah persepsi seseorang akan
sesuatu yang terjadi. Perbedaan persepsi ini dapat menimbulkan konflik yang
dikarenakan ketidaktahuan tentang keterbatasan kemampuan perseptual. Jika
seseorang menyadari bahwa penginderaanya dapat salah, tentu tidak terlalu sulit
untuk mengakui bahwa persepsinya keliru 28.
Menurut Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss29, persepsi adalah suatu proses
aktif,
dimana
seseorang
akan
memperhatikan,
mengorganisasikan,
dan
menafsirkan semua pengalamannya secara selektif. Setiap orang memilih stimulus
(ransangan), bergantung pada minat, motivasi, keinginan dan harapannya.
Persepsi adalah suatu proses dimana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus
yang mempengaruhi indera kita. Persepsi mempengaruhi stimulus atau pesan yang
kita serap dan apa makna yang kita berikan pada mereka ketika mereka mencapai
28
Tubss, Stewart L., Sylvia Moss. Human Communication: Konteks-Konteks Komunikasi. (pent)
Deddy Mulyana. Buku Kedua. Bandung: Rosdakarya, 1987.
29
Ibid.
38
kesadaran. Persepsi dalam pengertian psikologis adalah proses pencarian
informasi untuk dipahami. Alat yang digunakan untuk memperoleh informasi
tersebut adalah indera dan untuk memahaminya menggunakan kesadaran atau
kognitif seseorang. Dalam mempersepsi benda maupun seseorang dapat ditinjau
dari tiga unsur: pengamat, objek persepsi, dan konteks yang berkaitan dengan
objek yang diamati30.
Menurut DeVito pula31, ada enam proses yang mempengaruhi persepsi
seseorang terhadap sesuatu, yaitu: (1) teori kepribadian implisit, (2) primasiresensi, (3) aksentuasi perseptual, (4) ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya,
(5) konsistensi, (6) stereotipe. Proses-proses ini sangat mempengaruhi apa yang
kita lihat dan apa yang tidak kita lihat, apa yang kita simpulkan dan apa yang
tidak kita simpulkan tentang orang lain. Proses ini membantu menjelaskan
mengapa kita membuat perkiraan tertentu dan tidak membuat perkiraan yang lain
tentang orang. Keenam proses ini merupakan pula penghambat kita dalam
menentukan persepsi maupun berinteraksi dengan orang lain.
Ada dua faktor yang menentukan persepsi, yaitu: (1) faktor fungsional:
berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang disebut faktor
personal. Persepsi bukan ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli tetapi
karakteristik orang yang memberikan respons stimuli. (2) faktor struktural: berasal
30
Tubss, Stewart L., Sylvia Moss. Human Communication: Konteks-Konteks Komunikasi. (pent)
Deddy Mulyana. Buku Kedua. Bandung: Rosdakarya, 1987.
31
Devito, A Joseph. Komunikasi Antara Manusia, Kuliah Dasar (Edisi Ke-5). Professional Books,
1996.
39
dari stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkan pada sistem syaraf
individu.
Dalam proses persepsi ini, proses atribusi pun perlu diperhatikan. Dari
proses atribusi ini akan “lahir‟ konsep-konsep tentang memahami bagaimana
perilaku itu. Atribusi adalah proses dimana kita mencoba memahami perilaku
orang lain selain perilaku kita sendiri. Kita juga dapat memahami alasan atau
motivasi seseorang, apakah ada fakor-faktor tertentu yang mempengaruhi seperti
faktor internal seseorang ataupun faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi
seseorang.
Proses persepsi dibutuhkan untuk mengetahui sampai sejauh mana minat,
persepsi, opini khalayak terhadap tayangan televisi. Persepsi akan tayangan
televisi disebabkan oleh variabel yang dibentuk oleh individu akan kemasan
tayangan tersebut. Kemasan acara-acara televisi tersebut berupa isi cerita, aktor/
aktris yang berlakon , dan jam tayang. Isi cerita merupakan faktor yang dapat
menimbulkan persepsi bagi khalayak. Cerita yang sarat dengan sisi humanis,
nyata seperti kehidupan manusia layaknya membuat dorongan dan motivasi
khalayak untuk berpersepsi akan tayangan tersebut. Tayangan-tayangan realita
akan membuat khalayak merasa terusik pikiran dan perasaannya sehingga akan
meninggalkan kesan akan ceria tayangannya. Contoh tayangan yang realita yang
cukup sering ditayangkan di televisi, yaitu tayangan tindak kriminal/ tindak
kekerasan. Tayangan tersebut menayangkan suatu kejadian yang benar-benar
terjadi di kehidupan masyarakat. Khalayak yang menonton tayangan tersebut
40
tidak saja dari kalangan orang dewasa/ itu tetapi kalangan anak-anak pun hampir
tidak terlewatkan.
Tayangan kekerasan itu akan menimbulkan suatu kesan dan membuat suatu
persepsi tersendiri bagi khalayak khususnya anak-anak. Bagi anak-anak yang
cukup mengerti dan diberi pengarahan oleh orang tua mereka, maka mereka
cenderung untuk tidak terpengaruh atau meniru. Lain halnya dengan khalayak
anak-anak yang tidak memperoleh pembinaan dari orang tuanya maka cenderung
untuk meniru. Artinya bahwa peranan keluarga dan latar belakang keluarga
menentukan pembentukan persepsi seseorang.
Karakteristik khalayak juga mempengaruhi penciptaan persepsi seseorang
akan sebuah tayangan televisi. Menurut McQuail 32, yang menyatakan bahwa
persepsi terhadap tayangan televisi dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, dan
jenis pekerjaan.
Semua persepsi yang ditimbulkan oleh khalayak setelah menonton suatu
tayangan akan menghasilkan suatu penilaian dan kepuasan tersendiri bagi
khalayak. Khalayak yang menggunakan televisi ditawarkan suatu kepuasan yang
diharapkan dan diramalkan oleh khalayak berdasarkan pengalaman mereka
sebelum menonton televisi.
Palmgreen dan Rayburn33, menjelaskan teori tentang suatu model kepuasan
khalayak dalam menggunakan media televisi. Perilaku khalayak dalam
32
33
McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta:Erlangga, 1987.
McQuail, Dennis., dan Windahl. Communication Models For Study Of Mass Communication
3nd. London, 1995.
41
menggunakan media televisi yang terus menerus cenderung akan meningkat setiap
waktu. Bila kepuasan yang diperoleh khalayak lebih besar daripada kepuasan
yang diharapkan dari penggunannya maka dapat dikatakan bahwa persepsi
khlayak akan puas karena kebutuhannya terpenuhi dan pada akhirnya berlanjut
pada perhatian dan penghargaan yang besar pada acara yang ditayangkan.
Menurut Palmgreen dan Rayburn34, kepuasan yang diharapkan melalui
televisi berdasarkan pada keyakinan terhadap isi tayangan televisi yang dapat
memberikan hal-hal yang bermanfaat bagi diri mereka. Isi tayangan televisi dapat
dikategorikan menjadi: news and public affairs yang berisi berita umum, berita
buletin atau berita khusus yang membahas kasus-kasus yang terjadi dalam
masyarakat; features and documentary yang berhubungan dengan aspek ilmu
pengetahuan, sosial budaya, atau laporan jurnal; education, yang tidak selamanya
didefinisikan dengan pendidikan secara formal melainkan mendidik secara umum,
arts and music, children program, drama, film, general entertainment, sport,
religion, commercial.
34
McQuail, Dennis., dan Windahl. Communication Models For Study Of Mass Communication
3nd. London, 1995.
Download