5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat pada aspek kehdiupan sehari-hari manusia, yaitu sejak dari bangun tidur di pagi hari sampai dengan manusia beranjak tidur pada malam hari. Komunikasi merupakan unsur utama dalam semua kegiatan dalam kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak terpisahkan dari kehidupan manusia karena pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Hidup bersama dengan mahluk lain secara otomatis akan membuat manusia berkomunikasi. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata dalam bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. 6 Menurut Deddy Mulyana1, komunikasi merupakan proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang dimaksud dapat dimengerti. Istilah komunikasi berasal dari bahasa inggris communication, dari bahasa latin communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak melakukan aktifitas komunikasi tersebut. Definisi komunikasi2 secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Pesan adalah produk komunikasi. Pesan berupa lambang-lambang yang menjalankan gagasan, sikap, perasaan, praktik atau tindakan. Bisa berbentuk katakata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik atau tingkah laku dan berbagai bentuk tanda-tanda lainnya. Komunikasi dapat terjadi dalam diri seseorang, antara dua orang, di antara beberapa orang atau banyak orang. Komunikasi mempunyai tujuan tertentu, artinya komunikasi yang dilakukan sesuai dengna keinginan dan kepentingan para pelakunya. Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan, yaitu : membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan. 1 2 Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya, 2000 hal 3. Ardianto, Elvinaro., Komala, Lukiati., Karlinah, Siti. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (Edisi Revisi). Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009 hal 25-27. 7 Ke-empat tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya menciptakan sesuatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain. Baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bentuk dan mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain. Pesan yang diterimanya ini kemudian akan diolah melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi, maka si orang tersebut kembali akan membentuk dan menyampaikan pesan baru. Demikianlah ke-empat tindakan ini akan terus-menerus terjadi secara berulang-ulang. Berdasarkan pengertian komunikai tersebut, maka komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya, baik proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tandatanda atau tingkah laku. Berdasarkan definisi dari komunikasi tersebut, masingmasing mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi dan teknologi. Jadi, pada dasarnya penyampaian atau penerimaan melalui cara pertukaran informasi terdiri dari dua unsur yaitu : 8 1. Komunikator, yaitu orang atau kelompok yang menyampaikan informasi atau pesan atau bisa juga sebagai sumber informasi. 2. Komunikan, dapat diartikan sebagai orang atau kelompok yang menerima pesan. 2.1.2 Fungsi Komunikasi Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson3 mengatakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Fungsi pertama dari komunikasi adalah untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi; keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi sedangkan fungsi kedua dari komunikasi adalah untuk kelangsungan hidup masyarakat, untuk memperbaikai hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat. Sedangkan menurut William I. Gorden4, mengatakan bahwa komunikasi memiliki empat fungsi yaitu : 1. Komunikasi Sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi – diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagian, terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. 3 4 Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya, 2000 hal 5-34. Ibid. 9 Komunikasi memeungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi. Komunikasi juga memungkinkan individu untuk mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk mengatasi situasi problematik yang ia hadapi. 2. Komunikasi Ekspresif Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan sendirian maupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. 3. Komunikasi Ritual Komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut antropolog sebagai rites of passage. Kegiatan ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka, juga sebagai pengabdian kepada kelompok. Ritual menciptakan perasaan tertib (a sense of order) dalam dunia yang tanpanya kacau balau. 10 4. Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yakni: menginformasikan, mengajar, mendoro, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakan tindakan, dan juga menghibur. Maka semua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam pengertian bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui. 2.2 Komunikasi Massa 2.2.1 Definisi Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa menurut Joseph A. Devito adalah sebagai berikut5 : 1) Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi. Namun khalayak yang besar dan pada umumnya sukar didefinisikan. 5 Effendy, Onong Uchjaya. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000 hal 26. 11 2) Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar audio dan atau visual. Komunikasi massa barabgkali akan lebih mudah lebih logis di definisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita. Komunikasi massa (mass communication) menurut Nurudin6, adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umu, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Menurut Wright 7, komunikasi melibatkan khalayak yang relatif besar, heterogen, dan anonim bagi sumber. Pengalaman bersifat publik dan cepat. Sumber bekerja lewat suatu organisasi yang alih-alih dalam isolasi, dan pesan mungkin mewakili usaha banyak orang yang berbeda. Komunikasi massa mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1) Komunikasi massa bersifat umum Yaitu pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka bagi semua orang. 6 7 Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers, 2007 hal 3-4. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya, 2001 hal 199. 12 2) Komunikasi bersifat heterogen Yaitu sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama, yang mempunyai bentuk tingkah laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama. Meskipun demikian, orang-orang yang tersangkut tidak saling mengenal. Berinteraksi secara terbatas dan tidak terogranisasikan. Komposisi komunikan tersebut terus serta tidak mempunyai kepemimpinan atau perasaan identitas. 3) Media massa menimbulkan keserempakan Ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan terpisah. Sedangkan radio dan televisi dalam hal ini melebihi media tercetak karena yang terakhir dibaca pada waktu berbeda dan lebih efektif. Menurut Ardianto, Erdinaya dan Komala,8 komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris yaitu mass communication, disingkat dari mass media communication (komunikasi media massa). Komunikasi massa merupakan sebuah proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas. Dimana khalyak tersebut bersifat heterogen, tersebar, dan anonim. Pesan yang disampaikan diterima oleh khalayak secara serentak. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi dengan menggunakan media massa. Massa di sini adalah kumpulan 8 Ardianto, Elvinaro., Erdinaya., Komala, Lukiati. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung:Rosdakarya, 2004 hal 31. 13 orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. Menurut Dennis McQuail9, mengatakan bahwa komunikator dalam komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan sebuah organisasi formal. Komunikasi massa menciptakan pengaruh secara luas dalam waktu singkat kepada banyak orang secara serentak. 2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa Karakterisitk komunikasi massa Menurut W.L Rivers et al, 10 sebagai berikut : 1. Karakteristik terpenting pertama dalam komunikasi massa adalah sifatnya yang satu arah. Memang dewasa ini sudah banyak acara media massa baik radio maupun televisi yang mengadakan dialog interaktif, namun itu hanyalah untuk keperluan terbatas. 2. Adanya proses seleksi. Media maupun audiensnya sama-sama melakukan seleksi terhadap apa yang diinginkannya. Media punya pertimbangan dalam menentukan khalayak dan khalayak punya wewenang dalam cara menentukan jenis media, berita dan waktu untuk menikmatinya. 3. Karena dalam komunikasi massa medianya mampu menjangkau khalayak secara luas dan dalam waktu yang hampir bersamaan. 9 McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa McQuail Buku 1 (Ed 6). Jakarta: Salemba Empat, 2011 hal 32. 10 Rivers, L. William., Jensen, W. Jay., Peterson, Theodore. Media Massa & Masyarakat Modern (Ed 2). Prenada Media Group, 2008 hal 19. 14 4. Untuk meraih khalayak sebanyak mungkin, dalam pelaksanaannya komunikasi massa harus membidik sasaran tertentu, artinya mempunyai segmentasi audien khusus. Cara yang digunakan tentu saja melalui penerapan strategi yang khas oleh masing media. 5. Komunikasi massa dilakukan oleh institusi sosial dalam hal ini lembaga media atau pers, yang harus peka terhadap kondisi lingkungannya sehingga terwujud interaksi antara media massa dan masyarakat. Media tidak hanya mempengaruhi tatanan politik, sosial, dan ekonomi dimana ia berada, namun juga dipengaruhi olehnya. Dengan demikian bisa disimpulkan beberapa karakteristik komunikasi massa berdasarkan definisi diatas yang sangat sesuai dengan tujuan penelitian ini, yakni : 1. Komunikator bersifat melembaga komunikator dalam komunikasi massa itu bukan berupa satu orang, tetapi berupa kumpulan orang-orang. Artinya gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Didalam komunikasi massa, komunikator adalah lembaga media massa itu sendiri. Komunikator dalam komunikasi massa biasanya adalah media massa dalam hal ini adalah televisi. 2. Pesan bersifat umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka dan umum, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini. 15 Namun tidak semua fakta atau peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas untuk memenuhi kriteria penting dan menarik atau penting bagi sebagian besar komunikan. 3. Komunikan bersifat anonim dan heterogen Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen artinya pengguna media itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial, tingkat ekonomi, latar belakang budaya, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Selain itu dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim) karena komunikasi yang dilakukan menggunakan media (televisi) sebagai alat untuk menyampaikan pesan dan tidak bertatap muka. 4. Komunikasi massa bersifat satu arah Komunikasi massa merupakan komunika dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui (televisi). Karena melalui televisi maka komunikator tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif mengirimkan pesan, komunikan juga aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat terjadi dialog secara tatap muka. Dengan demikian, komunikasi massa itu cenderung bersifat satu arah. 5. Menciptakan keseragaman Dalam komunikasi massa terdapat keseragaman dalam proses penyebaran pesanpesannya. Keseragaman disini berarti khalayak bisa menikmati televisi sebagai 16 media massa tersebut hampir bersamaan. Keseragaman televisi sebagai media massa dapat diartikan sebagai kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya yang berada dalam keadaan terpisah. 6. Dikendalikan oleh Gatekeeper Gatekeeper atau yang sering disebut dengan penjaga gawang adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui televisi sebagai sarana media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang menambah atau mengurangi, menganalisis, atau menginterpretasikan pesan serta mengemas kembali sebuah pesan dari media massa sebelum disebarkan kepada komunikan. Keberadaan Gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan teknis yang harus dipunyai media dalam komunikasi massa. Oleh karena itu, Gatekeeper menjadi sesuatu yang pasti keberadaanya dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya. 7. Umpan balik tertunda Unsur umpan balik atau yang lebih dikenal dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun karena efektifitas komunikasi sering kali dapat diukur dari umpan balik disampaikan oleh komunikan. Umpan balik dalam komunikasi massa tidak dapat terlihat secara langsung. 17 2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa menurut Harold D Lasswel11 yakni, fungsi pengawasan, fungsi korelasi, fungsi pewarisan sosial. Sedangkan menurut Charles Robert Wright12, Charles Robert menambahkan fungsi komunikasi massa yang diutarakan oleh Harold D Lasswel yaitu fungsi hiburan. Menurut Dominick 13, fungsi komunikasi massa sebagai berikut : 1. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam dua bentuk utama, yaitu : a) Fungsi pengawasan peringatan yaitu jenis pengawasan yang dilakukan oleh media untuk menyampaikan informasi berupa ancaman yang perlu diketahui oleh khalayak. b) Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 2. Interpretation (Penafsiran) Media massa tidak hanya memasok fakto dan data tetapi juga memberi penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Tujuan penafsiran media ini adalah untuk mengajak khalayak untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut. 11 Nurudin. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2004 hal 62-63. Ibid 13 Ardianto, Elvinaro., Erdinaya., Komala, Lukiati. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya, 2004: hal 16-18. 12 18 3. Linkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan yang sama tetapi terpisah secara geografis atau jarak fisik. 4. Transmission of Value (Penyebaran nilai-nilai) Fungsi ini disebut juga socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak, bagaimana mereka bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang dipercaya serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif. 5. Entertainment (Hiburan) Media massa adalah sarana yang banyak menyita waktu luang semua golongan usai, dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetikanya dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, bunyi, gambar, dan bahasa, sehingga mampu membawa khalayak pada situasi menikmati hiburan seperti halnya hiburan lain. 19 2.2.4 Media Komunikasi Massa Dari kenyataan sehari-hari dapat kita lihat, bahwa komunikasi ada yang dapat dilangsungkan tanpa menggunakan alat bantu dan ada pula yang harus dilangsungkan dengan menggunakan alat bantu. Alat bantu tersebut dinamakan media komunikasi atau sarana komunikasi. Komunikasi massa pada dasarnya merupakan komunikasi satu arah, artinya komunikasi berlangsung dari komunkator (sumber) melalui media kepada komunikan (khalayak). Walaupun komunikasi massa dalam prosesnya bersifat satu arah, namun dalam pelaksanaannya membutuhkan komponen lain agar dapat berjalan dengan lancar. Komponen dalam komunikasi massa ternyata tidak sesederhana komponen komunikasi lainnya. Proses komunikasi massa lebih kompleks karena setiap komponennya mempunyai karakteristik tertentu. Menurut Atep Adya Barata14, berdasarkan sasarannya, media komunikasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut : 1. Media komunikasi umum Media komunikasi umum adalah alat komunikasi yang dapat ditujukan kepada sasaran tunggal, kelompok atau massa. Contoh media atau alat yang dapat digunakan dalam komunikasi umum untuk sasaran tunggal antara lain berupa: telepon, telegram, surat, e-mail. Untuk sasaran kelompok antara lain berupa : surat, telegram, e-mail, brosur, plakat, spanduk, dan internet. Untuk sasaran 14 Barata, Atep Adya. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003 hal 111. 20 massa, antara lain: brosur, spanduk, internet, surat kabar, majalah, radio, televisi, video, dan film. 2. Media komunikasi massa Media komunikasi massa adalah alat komunikasi yang digunakan khusus untuk tujuan komunikasi massa. Sifat dari komunikasi massa adalah komunikasi satu arah, yaitu dari komunikator kepada khalayak (massa). Contoh media atau alat yang digunakan untuk komunikasi massa, antara lain : media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media audio (radio), media audio-visual (televisi, film, video), dan media luar ruang (spanduk, poster, balon, billboard, baliho, neon-sign) Menurut Ardianto, Erdinaya, dan Komala 15, mengemukakan komponen media massa sebagai berikut : 1. Komunikator Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya langsung seseorang secara individu tetapi dibuat melalui usaha-usaha yang terorganisir oleh beberapa partisipan, diproduksi secara massal, dan didistribusikan kepada massa. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikator dalam komunikasi massa adalah media massa. 15 Ardianto, Elvinaro., Erdinaya., Komala, Lukiati. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya, 2004: hal 16-18. 21 2. Pesan Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu bersifat umum, maka pesan harus diketahui oleh setiaporang, meskipun latar belakang mereka berbeda-beda. 3. Media Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki ciri khas, yaitu mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak. 4. Khalayak Khalayak yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau sejumlah besar orang. Karena banyaknya jumlah khalayak serta sifatnya yang anonim dan heterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan khalayak. 5. Filter dan Regulator Komunikasi Massa Dalam komunikasi massa, pesan yang disampaikan media pada umumnya ditujukan kepada massa (khalayak) yang heterogen. Khalayak yang heterogen ini akan menerima pesan melalui media sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama, usia, dan budaya mereka. Oleh karena itu, pesan tersebut akan difilter (disaring) oleh khalayak yang menerimannya. 22 6. Gateekeeper Dalam proses penyampaian sebuah pesan dari sumber media massa kepada penerimanya (khalayak), gatekeeper ikut terlibat didalamnya. Gatekeeper dapat berupa seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalannya dari sumber kepada penerima. Menurut Atep Adya Barata16, pengertian media komunikasi yaitu berupa suatu alat atau seperangkat alat yang dapat digunakan untuk menunjang kelancaran proses komunikasi. Bertitik tolak dari pengertian media atau sarana komunikasi yang disebutkan di atas, dapat kita simpulkan bahwa fungsi utama media atau sarana komunikasi adalah alat untuk memperlancar proses komunikasi. Media komunikasi disebut sebagai alat untuk memperlancar proses komunikasi karena dalam kenyataannya mampu berfungsi sebagai alat untuk : 1. Mempermudah penyampaian pesan atau informasi 2. Membangkitkan motivasi komunikan 3. Mengefektifkan proses penyampaian informasi 4. Menghubungkan komunikator dengan komunikan yang berjauhan 5. Menambah daya tarik informasi atau pesan yang akan disampaikan 6. Memperjelas isi dan maksud informasi yang akan disampaikan 16 Barata, Atep Adya. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003 hal 108-111 23 Berdasarkan alat yang digunakan, media komunikasi atau sarana komunikasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut 17 : 1. Media komunikasi audio (pendengaran) Audio artinya sesuatu yang bersifat dapat didengar. Jadi media komunikasi audio adalah suatu alat bantu komunikasi yang memancarkan suara, sehingga memungkinkan komunikasi dapat ditangkap melalui saluran pendengaran. Contohnya: radio dan telepon. 2. Media komunikasi visual (penglihatan) Visual artinya sesuatu yang dapat dilihat dengan indra penglihatan (mata). Jadi, media komunikasi visual adalah suatu alat bantu komunikasi yang memancarkan tulisan dan atau gambar, sehingga memungkinkan komunikasi dapat ditangkap melaui saluran penglihatan. Contohnya : surat, brosur, poster, spanduk, dan media cetak (surat kabar, majalah, tabloid). 3. Media komunikasi audio-visual (pendengaran dan penglihatan) Audio-visual artinya sesuatu yang dapat didengar dan dilihat. Jadi, media komunikasi audio-visual adalah suatu alat bantu komunikasi yang dapat memancarkan suara disertai tulisan dan atau gambar, sehingga memungkinkan komunikasi dapat ditangkap melaui saluran pendengaran dan penglihatan. Contohnya: televisi, video, dan film. 17 Barata, Atep Adya. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003 hal 108-111 24 2.3 Siaran Televisi Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Komunikasi massa berperan sebagai salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada masyarakat luas dengan menggunakan media massa untuk tujuan tertentu. Televisi sebagai media komunikasi massa dan sekaligus mempunyai sifat media massa yang simultan (serentak) dalam penyiarannya, serta diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat. Kata televisi terdiri dari kata tele yang berarti jarak dalam bahasa Yunani dan kata visi yang berarti citra atau gambar dalam bahasa Latin. Jadi, kata televisi yang berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh18. Bermula dengan ditemukannya electrisce telescope sebagai perwujudan gagasan seseorang mahasiswa dari Berlin, Paul Nipkow, untuk mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini terjadi antara tahun 18831884. Prestasi Nipkow ini menjadikan ia diakui sebagai “Bapak Televisi”. Sekarang, setelah masa lebih dari 100 tahun, media televisi telah berkembang dengan sangat pesat, dan bahkan telah menggeser media massa lainnya dalam hal keunggulannya19. 18 Sutisno, P.C.S. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi Dan Radio. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1993 hal 1. 19 M.A, Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta:Kencana, 2008 hal 2. 25 Televisi merupakan bagian dari perkembangan media massa. Melalui televisi, masyarakat dapat mengetahui kejadian yang terjadi di luar sana, baik kejadian yang terjadi di Indonesia maupun di luar negeri. Hampir tidak ada berita yang tidak dapat diketahui oleh masyarakat karena televisi. Masyarakat Indonesia khususnya dapat menikmati suguhan acara-acara yang ditayangkan baik televisi pemerintah maupun swasta. Untuk acara televisi swasta saat ini, cukup disenangi di hampir semua lapisan masyarakat. Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk berbincang dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. Televisi membujuk kita untuk mengonsumsi lebih banyak dan lebih banyak lagi. Televisi memperlihatkan bagaimana kehidupan orang lain dan memberikan ide tentang bagaimana kita ingin menjalani hidup ini20. Dengan menggunakan tenaga listrik, penyiaran televisi dapat menaklukkan ruang dan waktu dengan jalan mengoperkan lambang-lambang dalam bentuk bayangan hidup, yaitu bergerak dan bersuara yang serentak dapat diterima oleh pesawat penerima televisi. Lambang-lambang yang berbentuk bayangan-bayangan yang bersuara itu yang dioperkan atau disirkan dari stasiun televisi, dan dapat diterima oleh pesawat penerima televisi dan dapat disaksikan melalui layarnya. Televisi merupakan penggabungan antara radio dan film, sebab televisi dapat 20 M.A, Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta:Kencana, 2008 hal 1. 26 meneruskan suatu peristiwa dalam bentuk gambar hidup dan bersuara, dan terkadang televisi juga memiliki sifat aktualitas yang melebihi surat kabar, radio, dan film21. Jadi, dapat dikatakan bahwa televisi adalah alat komunikasi massa yang dalam arti saluran pernyataan manusia yang umum dan terbuka dan menyalurkan lambang-lambang yang berbentuk bayangan-bayangan hidup dan bersuara yang isinya aktual meliputi perwujudan kehidupan masyarakat 22. Televisi dapat diartikan sebagai pemancar televisi yang berfungsi untuk mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar secara bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak jauh. Karakter yang dimiliki oleh televisi tersebut membuat media televisi efektif jika digunakan dalam menyampaikan pesan kepada khalayak, dalm hal ini pemirsa televisi23. Berdasarkan pengertian tersebut, maka televisi merupakan media komunikasi massa dengan karakter sebagai berikut : 1) Televisi bisa dipandang dari jarak yang jauh. 2) Publik bisa menikmati kombinasi suara dan gambar seolah-olah berhadapan langsung dengan obyek yang ditayangkan. 3) Televisi dibatasi oleh frame yang membuat posisi kamera tidak leluasa. 4) Waktu penayangannya harus menyesuaikan dengan waktu program. 21 Arifin. Peranan Komunikasi Audio Visual. Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992 hal 8-9. 22 Ibid. 23 Pareno, S.A. Kuliah Komunikasi: Pengantar Dan Praktek. Surabaya: Popyrus Surabaya 2002 hal 141-143. 27 5) Televisi menggunakan bahasa gambar. Komunikasi massa bersifat periodik dan penyelenggara komunikasi ini bukan perorangan melainkan sekelompok organisasi yang kompleks dengan pembiayaan yang sangat besar. Televisi sebagai bagian media massa menunjukkan bahwa setiap pesan yang disampaikan memiliki tujuan untuk mendapatkan khalayak penonton serta mengharapkan adanya umpan balik baik secara langsung maupun tidak langsung. Televisi dapat menguasai ruang dan jarak, mencapai sasaran yang sangat luas, memiliki nilai aktualitas terhadap suatu berita dan informasi yang sangat tepat, cepat, dan audiovisual yang dapat meningkatkan pemahaman seseorang akan informasi yang ditayangkan. Selain itu, pesan yang disampaikan pula harus singkat dan jelas, intonasi dan artikulasi harus tepat dan baik. Kelemahan televisi yang bersifat hanya meneruskan ini membuat isi pesan televisi tersebut tidak dapat ditangkap jelas oleh khalayak. Sifat media televisi meskipun sama dengan radio dan film sebagai media massa elektronik, tetapi mempunyai ciri dan sifat yang berbeda, terlebih lagi dengan media massa cetak seperti surat kabar dan majalah, untuk itulah dalam menyampaikan pesan-pesannya juga mempunyai kekhususan. Media cetak dapat dibaca kapan saja tetapi untuk televisi dan radio hanya dapat dilihat sekilas dan tidak dapat diulang. 24 Televisi merupakan bagian yang sangat penting sebagai sarana untuk berinteraksi satu sama lainnya dalam berbagai hal yang menyangkut perbedaan 24 M.A, Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta:Kencana, 2008 hal 3. 28 dan persamaan persepsi tentang adanya suatu isu yang berkembang dan terjadi di berbagai belahan bumi ini. Akan tetapi dengan kehadiran televisi ini, perlu diwaspadai pula akan monopoli negara maju terhadap arus informasi. Dimana dengan kemampuan media televisi untuk menarik perhatian massa berarti bahwa media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis Terdapat lima teori fungsi televisi. Pertama fungsi pengawasan situasi masyarakat dan dunia yang disebut juga fungsi informasi, dimana televisi berfungsi mengamati kejadian dalam masyarakat dan melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang ditemukan. Informasi-informasi yang diberitakan umumnya berkaitan dengan kebutuhan manusia, seperti informasi cuaca, finansial, atau produk barang, Kedua, menghubungkan hasil yang satu dengan yang lain: televisi tidak hanya berkesinambungan, tetapi dapat pula menghubungkan hasil pengawasan yang satu dengan hasil pengawasan lainnya secara lebih mudah daripada sebuah dokumen tertulis, Ketiga, menyalurkan kebudayaan: televisi tidak hanya mencari, tetapi ikut juga mengembangkan kebudayaan. Fungsi ini disebut juga fungsi pendidikan, Keempat, fungsi hiburan: saat ini hiburan semakin dianggap sebagai kebutuhan manusia, dimana tanpa hiburan manusia tidak dapat hidup wajar, Kelima, pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat: jika terjadi wabah penyakit di suatu daerah, televisi tentu akan menayangkan berita tentang daerah tersebut, sehingga masyarakat dapat mengetahui berita tentang adanya bahaya suatu penyakit. Berdasarkan fungsinya, maka televisi disebut sebagai 29 pengawas. Televisi harus proaktif memberikan motivasi dan menganjurkan pada masyarakat agar orang-orang mau dibantu dan membantu Jika dikaitkan dengan media massa, khalayak atau receiver pesan selalu berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Khalayak bukanlah suatu ide yang abstrak. Secara umum, khalayak dapat didefinisikan bahwa khalayak dikaitkan dengan skala dan spesifitas (specifity). Khalayak merupakan komponen penting dalam komunikasi massa, karena jika tidak ada khalayak maka komunikasi massa pun tidak ada pula. Dengan kata lain, khalayak diartikan sebagai orang-orang yang berada dalam komunikasi massa. Suatu tayangan televisi dapat memiliki mutu yang baik yang dinilai dari beberapa kriteria atau kebijakan. Setiap stasiun televisi memiliki kebijakan tersendiri untuk menciptakan suatu program yang bermutu. Materi atau isi program yang bermutu merupakan keunggulan suatu program, yang dapat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti (1) materi yang aktual, faktual dan sesuai dengan kebutuhan khalayak, dan (2) kemasan acara yang menarik dan memikat khalayak. Selain itu, presenter atau penyiar yang membawakan program (jika ada), harus berpenampilan menarik dan berwawasan luas sehingga dapat menyuguhkan informasi pada khalayak. Presenter atau penyiar harus memiliki sikap, bahasa dan memiliki wawasan professional. Selain itu, faktor biologis juga menentukan presenter yang baik menurut khalayak. Kesesuaian jam tayang program serta jumlah jam tayang suatu program yang baik dapat meningkatkan mutu tayangan program tersebut. Stasiun televisi 30 harus dapat “membaca” khalayak, kapan waktu khalayak (dengan umur, jenis kelamin tertentu) menonton suatu acara. Acara televisi atau program televisi merupakan acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi. Secara garis besar, Program TV dibagi menjadi program berita dan program non-berita. Jenis program televisi dapat dibedakan berdasarkan format teknis atau berdasarkan isi. Format teknis merupakan formatformat umum yang menjadi acuan terhadap bentuk program televisi seperti talkshow, dokumenter, film, kuis, musik, instruksional, dan lain-lain. Berdasarkan isi, program televisi berbentuk berita dapat diklasifikasikan antara lain berupa program hiburan, drama, olahraga, dan agama. Sedangkan untuk program televisi berbentuk berita secara garis besar dikategorikan ke dalam hard news atau beritaberita mengenai peristiwa penting yang baru saja terjadi dan soft news yang mengangkat berita bersifat ringan.2 Feature sebenarnya merupakan bagian dari soft news. 2.4 Khalayak Siaran Televisi Khalayak massa adalah suatu fenomena dalam media khususnya pada abad ke-19. Orang beramai-ramai membaca atau menonton produk yang sama. Televisi memiliki banyak khalayak untuk program acara yang berbeda-beda. Orang-orang yang sama tidak akan konsisten menonton program yang sama. Dilain pihak, terdapat pula tipe-tipe khalayak yang serupa untuk program acara tertentu. 31 Khalayak-khalayak tersebut bersifat spesifik dan saling melengkapi: (1) khalayak yang didefiniskan menurut majalah, rekaman, film tertentu yang akan mereka konsumsi, (2) terdapat khalayak spesifik untuk suatu tipe produk tertentu seperti majalah komputer, musik jazz modern dan lain sebagainya, (3) khalayakkhalayak yang dispesifikasikan menurut profil/ karakteristik mereka, berdasarkan faktor-faktor seperti usia, kelas, jenis kelamin, tingkat pendapatan, gaya hidup dan seterusnya. Selain karakteristik khalayak, terdapat pula istilah media exposure, yaitu usaha untuk mencari data-data khalayak tentang penggunaan media, baik jenis media, frekuensi maupun durasi. Disamping itu terdapat juga istilah audience rating yang digunakan untuk mengetahui persepsi khalayak terhadap media, jenis informasi, format acara, dan komunikator yang menjadi favorit khalayak. Khalayak dibedakan ke dalam empat stage, antara lain seperti: the elite stage, the mass stage, the specialized stage, dan the interactive stage. The elite audience stage merupakan khalayak yang berada pada skala relative kecil dan merefleksikan segmentasi dalam komunitas. The mass audience stage merupakan khalayak yang berada hampir di seluruh populasi khalayak dengan berbagai segmentasi, sementara the specialized audience stage adalah khalayak yang tersegmentasi dari suatu khalayak yang memiliki minat yang sama. Adapun The interactive audience stage merupakan individu yang selektif terhadap jenis acara apa yang ditontonnya. 32 Secara garis besar ada dua tipe khalayak massa, yaitu general public audience dan specialized audience. General public audience merupakan khalayak yang sangat luas, heterogen dan anonim. Sedangkan specialized audience dibentuk dari beberapa macam kepentingan bersama anggota-anggotanya sehingga lebih homogennya. Pada prinsipnya, ada tiga sub kelompok dasar khalayak, yaitu the illiterate, the pragmatis, dan the intellectual. The illiterate merupakan kelompok khalayak yang lebih tertarik pada media audio visual dengan orientasi pada pesan superficial dan full action program, mereka kurang berorientasi pada ide. The pragmatis mencakup khalayak yang senang melibatkan diri pada masyarakat, memiliki mobilitas cukup tinggi, berpendidikan menengah atas, berpendapatan cukup dan bergaya hidup modern. Sementara The intellectual merupakan segmen terkecil dari khalayak massa 25. Dengan demikian terdapat khalayak yang sangat spesifik untuk programprogram tertentu bagi kaum wanita dan sebaliknya. Mungkin pula terdapat khalayak yang dideskripsikan untuk materi media yang dianggap menarik perhatian kaum wanita secara umum atau pria secara umum pula. Blumer 26, menegaskan empat komponen sosiologis yang dapat dipertimbangkan sebagai profil/ identitas khalayak massa, yaitu: berasal dari berbagai strata sosial (usia, tingkat pendidikan, jabatan, pendapatan, dan gaya hidup), kelompok anonim yang terdiri dari individu-individu yang tidak saling mengenal, karena secara fisik terpisah maka hanya ada sedikit kemungkinan untuk 25 Sari, Endang S. Audience Research: Pengantar Studi Penelitian Terhadap Pembaca, Pendengar dan Pemirsa. Yogyakarta: Andi Offset, 1993. 26 Ibid 33 berinteraksi, serta tidak terorganisasi sehingga mungkin untuk digerakkan demi kepentingan tertentu. 2.4.1 Perilaku Menonton Televisi Kehadiran televisi di tengah-tengah khalayak pada zaman ini telah berubah dan bergeser peranannya dari media komunal menjadi media individual. Dimana pada awalnya orang-orang selalu beramai-ramai menonton televisi yang dikarenakan pada zaman dulu kepemilikan televisi masih jarang ditemui. Sementara pada zaman ini hampir disetiap rumah memiliki televisi. Perbedaan tersebut membentuk perilaku khalayak pada pola menontonnya, yang dulunya lebih bersosialisasi kini menjadi lebih individual. Keinginan khalayak untuk menonton televisi didasari oleh beberapa hal, salah satunya adalah motivasi. Motivasi merupakan usaha yang dilakukan manusia untuk menimbulkan dorongan untuk berbuat/ melakukan kegiatan. Motivasi adalah sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku untuk menuntut/ mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. Pengaruh motivasi individu untuk menonton disebabkan adanya faktor dari dalam diri individu (intrinsik) tersebut, seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita, serta tingkat pengetahuan dan pengalaman terhadap suatu acara televisi. Motivasi seseorang dalam menonton televisi tergantung pada kekuatan motifnya, seperti kebutuhan, keinginan, dorongan atau gerak hati dalam diri individu atau dengan 34 kata lain sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak dengan cara-cara tertentu. Motivasi dapat diartikan bahwa motivasi seseorang akan tayangan televisi akan mempengaruhi perilaku menonton khalayak. Perilaku khalayak dapat diartikan sebagai tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan, tidak hanyadari fisik manusia seperti badan atau ucapan. Perilaku khalayak merupakan perilaku yang kelihatan berupa tindakan nyata. Ada dua motif khalayak yang menjadi dasar penggunaan media khususnya televisi, yaitu motif kognitif dan motif afektif. Motif kognitif menekankan proses penerimaan informasi dan pengetahuan seseorang dan penciptaan ide-ide tertentu dari informasi yang diterimanya, sementara motif afektif lebih pada perasaan seseorang akan informasi yang diterimanya yang dapat mempengaruhi kondisi emosional seseorang. Penelitian Neilsen Media Research dalam Morrisan (2003) 27 melaporkan bahwa perbandingan khalayak pria dan wanita adalah wanita lebih banyak menonton dibandingkan pria. Wanita banyak menghabiskan waktunya di rumah, sehingga alokasi waktu untuk menonton televisi lebih tinggi diabnding laki-laki. Sehingga wanita lebih mudah terpengaruh acara televisi dibanding pria. Dari sisi umur, penonton berusia dibawah 25 tahun adalah pemirsa potensial televisi (26%). Jumlah terbesar kedua adalah pemirsa berusia 25 – 29 tahun (15 %). 27 Sumber www.pksm.mercubuana.ac.id/modul/41037-4-654269399816.doc diakses tanggal 27 Nopember 2012 35 Motif-motif khalayak dalam menonton tayangan televisi dapat dibedakan menjadi empat kategori, yaitu: information, entertainment, social utility, dan personal identity. Khalayak berjenis kelamin laki-laki memiliki motivasi rendah untuk memenuhi kebutuhan kognitif dengan menonton televisi, sebaliknya khalayak perempuan memiliki motivasi sangat tinggi dalam memenuhi kebutuhan kognitif dengan menonton televisi. Untuk kategori usia, disebutkan bahwa semakin rendah usia khalayak maka semakin rendah pula motivasi menonton televisi mereka, dan semakin tinggi usia khalayak berarti semakin mereka membutuhkan informasi dari televisi. Pernyataan diatas yang mengemukakan bahwa semakin rendah usia seseorang memiliki motivasi menonton yang rendah tidak selamanya benar. Khalayak yang memiliki usia sekolah dasar biasanya memiliki motivasi menonton yang sangat tinggi. Jumlah jam menonton mereka lebih tinggi dibandingkan jumlah kegiatan mereka yang lain seperti belajar. Sementara khalayak remaja juga memiliki tingkat menonton yang cukup bervariatif. Motivasi menonton mereka dikarenakan ingin menonton salah satu acara favorit mereka dan tidak ingin ketinggalan cerita acara televisi tersebut. Selain itu motivasi mereka disebabkan karena pengaruh teman sepermainan mereka. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka kebutuhan akan informasi dari televisi juga semakin besar. Kategori pekerjaan juga menentukan tingkat motivasi seseorang akan televisi. Berbedanya jenis pekerjaan seseorang menyebabkan perbedaan daya beli, pola pemanfaatan waktu luang dan rekreasi sehingga akan mempengaruhi pola pemilihan acara dan akan mengakibatkan efek yang berbeda 36 pula. Perbedaan pola menonton antara wanita yang bekerja dan tidak bekerja yang diakibatkan adanya perbedaan pola pemanfaatan waktu luang. Tingkat sosio-ekonomi seseorang akan mempengarui pembentukan pola menonton mereka. Khalayak yang tinggal di desa berbeda pola menontonnyadengan khalayak yang tinggal di kota karena berbedanya aktivitas, pekerjaanataupun ekonomi mereka. Bagi khalayak desa yang tingkat ekonominya rendah memiliki pola menonton sangat rendah karena mereka disibukkan dengan bekerja di sawah. Sementara bagi khalayak kota yang tingkat ekonominya cukup tinggi memiliki pola menonton yang beragam, tetapi tidak sampai batas pola menonton rendah. Selain itu pula, pola menonton khalayak dipengaruhi dari lamanya menonton (durasi), seringnya menonton (frekuensi) dan jumlah acara yang ditonton setiap harinya. Beragamnya acara yang ditayangkan oleh televisi merupakan faktor yang mempengaruhi pola menonton seseorang. Semakin beragam suatu acara membuat khalayak dapat memilih jenis acara yang diinginkan. Khalayak tidak menyukai siaran televisi yang menayangkan berita yang sama dan „itu-itu saja‟ dalam satu hari. Khalayak juga kurang menyukai program acara dengan tema yang sama. Saat ini banyak stasiun televisi yang menayangkan acara dengan tema yang hampir sama dengan stasiun televisi lain. Kondisi seperti ini akan menimbulkan kesan persepsi khalayak bahwa televisi tidak kreatif dalam menayangkan suatu acara. Televisi tidak dapat memuaskan pemirsanya dengan tayangan mereka. 37 2.4.2 Persepsi Khalayak tentang Siaran Televisi Dalam kehidupan sehari-hari, kesadaran kita selalu dipengaruhi oleh indera. Melalui indera, kita dapat menerima informasi, kemudian mengolahnya dan kita merespon informasi tersebut. Proses pengolahan ini merupakan proses komunikasi antarpersonal yang sering kita alami. Komunikasi antarpersonal yang terjadi tersebut dipengaruhi oleh orang-orang yang tinggal di sekitar kita. Semakin beragam budaya seseorang maka komunikasi yang terjadi pun akan semakin beragam. Komunikasi yang dimaksud disini adalah persepsi seseorang akan sesuatu yang terjadi. Perbedaan persepsi ini dapat menimbulkan konflik yang dikarenakan ketidaktahuan tentang keterbatasan kemampuan perseptual. Jika seseorang menyadari bahwa penginderaanya dapat salah, tentu tidak terlalu sulit untuk mengakui bahwa persepsinya keliru 28. Menurut Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss29, persepsi adalah suatu proses aktif, dimana seseorang akan memperhatikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan semua pengalamannya secara selektif. Setiap orang memilih stimulus (ransangan), bergantung pada minat, motivasi, keinginan dan harapannya. Persepsi adalah suatu proses dimana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Persepsi mempengaruhi stimulus atau pesan yang kita serap dan apa makna yang kita berikan pada mereka ketika mereka mencapai 28 Tubss, Stewart L., Sylvia Moss. Human Communication: Konteks-Konteks Komunikasi. (pent) Deddy Mulyana. Buku Kedua. Bandung: Rosdakarya, 1987. 29 Ibid. 38 kesadaran. Persepsi dalam pengertian psikologis adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tersebut adalah indera dan untuk memahaminya menggunakan kesadaran atau kognitif seseorang. Dalam mempersepsi benda maupun seseorang dapat ditinjau dari tiga unsur: pengamat, objek persepsi, dan konteks yang berkaitan dengan objek yang diamati30. Menurut DeVito pula31, ada enam proses yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap sesuatu, yaitu: (1) teori kepribadian implisit, (2) primasiresensi, (3) aksentuasi perseptual, (4) ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya, (5) konsistensi, (6) stereotipe. Proses-proses ini sangat mempengaruhi apa yang kita lihat dan apa yang tidak kita lihat, apa yang kita simpulkan dan apa yang tidak kita simpulkan tentang orang lain. Proses ini membantu menjelaskan mengapa kita membuat perkiraan tertentu dan tidak membuat perkiraan yang lain tentang orang. Keenam proses ini merupakan pula penghambat kita dalam menentukan persepsi maupun berinteraksi dengan orang lain. Ada dua faktor yang menentukan persepsi, yaitu: (1) faktor fungsional: berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang disebut faktor personal. Persepsi bukan ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli tetapi karakteristik orang yang memberikan respons stimuli. (2) faktor struktural: berasal 30 Tubss, Stewart L., Sylvia Moss. Human Communication: Konteks-Konteks Komunikasi. (pent) Deddy Mulyana. Buku Kedua. Bandung: Rosdakarya, 1987. 31 Devito, A Joseph. Komunikasi Antara Manusia, Kuliah Dasar (Edisi Ke-5). Professional Books, 1996. 39 dari stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu. Dalam proses persepsi ini, proses atribusi pun perlu diperhatikan. Dari proses atribusi ini akan “lahir‟ konsep-konsep tentang memahami bagaimana perilaku itu. Atribusi adalah proses dimana kita mencoba memahami perilaku orang lain selain perilaku kita sendiri. Kita juga dapat memahami alasan atau motivasi seseorang, apakah ada fakor-faktor tertentu yang mempengaruhi seperti faktor internal seseorang ataupun faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi seseorang. Proses persepsi dibutuhkan untuk mengetahui sampai sejauh mana minat, persepsi, opini khalayak terhadap tayangan televisi. Persepsi akan tayangan televisi disebabkan oleh variabel yang dibentuk oleh individu akan kemasan tayangan tersebut. Kemasan acara-acara televisi tersebut berupa isi cerita, aktor/ aktris yang berlakon , dan jam tayang. Isi cerita merupakan faktor yang dapat menimbulkan persepsi bagi khalayak. Cerita yang sarat dengan sisi humanis, nyata seperti kehidupan manusia layaknya membuat dorongan dan motivasi khalayak untuk berpersepsi akan tayangan tersebut. Tayangan-tayangan realita akan membuat khalayak merasa terusik pikiran dan perasaannya sehingga akan meninggalkan kesan akan ceria tayangannya. Contoh tayangan yang realita yang cukup sering ditayangkan di televisi, yaitu tayangan tindak kriminal/ tindak kekerasan. Tayangan tersebut menayangkan suatu kejadian yang benar-benar terjadi di kehidupan masyarakat. Khalayak yang menonton tayangan tersebut 40 tidak saja dari kalangan orang dewasa/ itu tetapi kalangan anak-anak pun hampir tidak terlewatkan. Tayangan kekerasan itu akan menimbulkan suatu kesan dan membuat suatu persepsi tersendiri bagi khalayak khususnya anak-anak. Bagi anak-anak yang cukup mengerti dan diberi pengarahan oleh orang tua mereka, maka mereka cenderung untuk tidak terpengaruh atau meniru. Lain halnya dengan khalayak anak-anak yang tidak memperoleh pembinaan dari orang tuanya maka cenderung untuk meniru. Artinya bahwa peranan keluarga dan latar belakang keluarga menentukan pembentukan persepsi seseorang. Karakteristik khalayak juga mempengaruhi penciptaan persepsi seseorang akan sebuah tayangan televisi. Menurut McQuail 32, yang menyatakan bahwa persepsi terhadap tayangan televisi dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Semua persepsi yang ditimbulkan oleh khalayak setelah menonton suatu tayangan akan menghasilkan suatu penilaian dan kepuasan tersendiri bagi khalayak. Khalayak yang menggunakan televisi ditawarkan suatu kepuasan yang diharapkan dan diramalkan oleh khalayak berdasarkan pengalaman mereka sebelum menonton televisi. Palmgreen dan Rayburn33, menjelaskan teori tentang suatu model kepuasan khalayak dalam menggunakan media televisi. Perilaku khalayak dalam 32 33 McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta:Erlangga, 1987. McQuail, Dennis., dan Windahl. Communication Models For Study Of Mass Communication 3nd. London, 1995. 41 menggunakan media televisi yang terus menerus cenderung akan meningkat setiap waktu. Bila kepuasan yang diperoleh khalayak lebih besar daripada kepuasan yang diharapkan dari penggunannya maka dapat dikatakan bahwa persepsi khlayak akan puas karena kebutuhannya terpenuhi dan pada akhirnya berlanjut pada perhatian dan penghargaan yang besar pada acara yang ditayangkan. Menurut Palmgreen dan Rayburn34, kepuasan yang diharapkan melalui televisi berdasarkan pada keyakinan terhadap isi tayangan televisi yang dapat memberikan hal-hal yang bermanfaat bagi diri mereka. Isi tayangan televisi dapat dikategorikan menjadi: news and public affairs yang berisi berita umum, berita buletin atau berita khusus yang membahas kasus-kasus yang terjadi dalam masyarakat; features and documentary yang berhubungan dengan aspek ilmu pengetahuan, sosial budaya, atau laporan jurnal; education, yang tidak selamanya didefinisikan dengan pendidikan secara formal melainkan mendidik secara umum, arts and music, children program, drama, film, general entertainment, sport, religion, commercial. 34 McQuail, Dennis., dan Windahl. Communication Models For Study Of Mass Communication 3nd. London, 1995.