BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan
hanya dalam kehidupan organisasi, namum dalam kehidupan manusia secara
umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan manusia,
manusia berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi.
Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai cara yang
kompleks, namun sekarang ini perkembangan teknologi telah merubah cara
berkomunikasi secara drastis.
Peranan komunikasi di segala bidang menjadi sangat penting dilihat dari
segi ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Artinya semua upaya yang dilakukan
dalam segala bidang baik dalam organisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari,
diperlukan suatu bentuk komunikasi yang harus dilakukan secara terencana dan
sistematik. Karena komunikasi merupakan proses penyampaian pesan untuk
membentuk sebuah pengertian dan hubungan antara manusia di dalam
lingkungannya, sebab tanpa adanya komunikasi, tidak akan terjadi interaksi atau
hubungan.
Komunikasi di dalam konteks organisasi mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menjalankan kegiatan organisasi. Komunikasi dalam organisasi
merupakan sebuah proses yang dijalankan dalam rangka membangun kesamaan
antara orang-orang yang melakukan kerjasama dalam mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. Komunikasi organisasi menurut Wayne dalam Umar (2006:9),
diartikan sebagai suatu pertunjukan atau penafsiran pesan diantara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi yang menunjukkan apa
dan bagaimana seharusnya rencana organisasi informasi dijalankan dalam rangka
mencapai tujuan tidak disalah artikan karena berbagai factor, salah satunya adalah
penafsiran yang salah diantara unit-unit organisasi yang ada petunjuk pelaksana
kerja sebagai sumber informsi seharusnya menjadi panduan dalam mencapai
tujuan-tujuan yang secara sungguh-sungguh dilaksanakan dalam organisasi
tersebut.
Proses komunikasi organisasi akan sangat berbeda dengan proses
komunikasi di luar organisasi. Hal ini disebabkan adanya struktur hierarki yang
merupakan karakterisktik dari setiap organisasi. Dengan kata lain proses
komunikasi dalam organisasi akan sangat tergantung pada struktur. Rogers1
mengemukakan pendapatnya bahwa:
Suatu alasan yang penting untuk mempelajari komunikasi organisasi ialah
bahwa komunikasi tersebut terjadinya sangat tergantung pada struktur.
Suatu struktur organisasi cenderung untuk mempengaruhi proses
komunikasi; dengan demikian komunikasi dari bawahan kepada pimpinan
sangat berbeda dengan komunikasi antar sesamanya.
Adanya struktur dalam organisasi memperlihatkan arus informasi yang
terjadi. Hal ini merupakan salah satu ciri organisasi birokrasi. Proses komunikasi
yang demikian dalam status, wewenang, dan tanggung jawab. Mengingat
organisasi birokrasi berifat rasionalitas sebagai legitimasi dan legilitas
1
Rogers, Communication in Organization, New York: The Free Press, 1976
2
kewenangan dalam birokrasi maka komunikasi model birokrasi adalah
komunikasi tertulis. Dengan komunikasi tertulis maka informasi dapat diabaikan
dalam bantuk dokumen atau file. Hal ini disebabkan birokrasi dapat
mengabadikan hidupnya justru karena dukungan dokumen yang diciptakan.
Dengan ciri-ciri tersebut maka komunikasi dalam organisasi birokrasi bersifat
formal.
Kenyataan menunjukkan bahwa dalam kehidupan organisasi komunikasi
tidak selalu mengikut pola yang telah ditentukan seperti tergambar dalam struktur
yang ada akan tetapi muncul komunikasi model lain yang bersifat informal.
Model komunikasi ini banyak melibatkan tatap muka diantara para anggota
organisasi maupun komunikasi pimpinan dan pegawai. Hal ini sesuai dengan
pendapat Fieldman dan Arnold2 yang telah membagi dua pola komunikasi dalam
organisasi, yaitu: “Pola pertama adalah jaringan komunikasi yang sangat
menyerupai struktur organisasi. Komunikasi mengalir melalui saluran formal.
Pola kedua adalah jaringan komunikasi informal, kadang-kadang disebut
„grapevine’. Komunikasi informal di luar saluran-saluran yang telah ditentukan”.
Sifat komunikasi informal banyak melibatkan tatap muka dengan
menggunakan komunikasi lisan secara langsung dan biasa disebut komunikasi
antar pribadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Liliwery3, sebagai berikut:
2
Fieldman, Daniel & Arnold, Managing Individual and Group Behavior in Organization, Tokyo:
Mc. Graw-Hill International Book Company 1983
3
Liliwery, Perspektif Teoritis Komunikasi Antar Pribad, (Suatu Pendekatan Ke-arah Psikologi Sosial
Komunikasi), PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994
3
Jadi sadar atau pun tidak sadar, konteks komunikasi antar pribadi ini
dilakukan oleh semua orang setiap hari. Karena komunikasi antar pribadi
terjadi pada proses interaktsi tatap muka, konteksnya terjadi secara
langsung, komunikasipun terjadi secara lisan. Malah komunikasi antar
pribadi itu bisa masuk dalam konteks komunikasi kelompok kecil,
organisasi, maupun massa.
Sedangkan pendapat lain dikemukakan oleh Miftah Thoha4 yang
menghubungkan komunikasi antar pribadi dengan perubahan tingkah laku para
pegawai yang akhirnya menurut pendapat beliau bentuk komunikasi ini dapat
mempengaruhi motivasi kerja mereka.
Komunikasi antar pribadi ini berorientasi pada perilaku, sehingga
pemahamannya pada proses penyampaian informasi dari satu orang ke
orang lain. Dalam hal ini komunikasi dipandang sebagai cara dasar untuk
mempengaruhi perubahan perilaku dan yang mempersatukan proses
psikologi seperti persepsi, pemahaman dan motivasi.
Pentingnya komunikasi antar pribadi dalam suatu organisasi seperti
dijelaskan beberapa ahli di atas menunjukkan betapa besarnya peranan
komunikasi antar pribadi dalam organisasi. Namun kenyataannya sebuah
organisasi baik itu lembaga pemerintahan maupun organisasi swasta seperti
perusahaan sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Jika
hubungan
4
kerja
antar
pimpinan
dan
pegawai/karyawan
menurun
Mitfah Thoha, Komunikasi Dalam Organisasi, Fisipol Universitas Gajah Mada, 1990, hal, 102
4
dan
mengakibatkan sasaran-sasaran atau target-target yang harus dicapai organiasi
niscaya tidak akan sesuai dengan yang direncanakan.
Dengan demikian pada dasarnya komunikasi antar pribadi yang efektif
adalah pentingnya bagi suatu organisasi/lembaga paling tidak untuk dua hal
yaitu untuk prestasi dan kepuasan kerja.
Komunikasi antar pribadi ini berorientasi pada perilaku, sehingga
penekanannya pada proses penyampaian informasi dari satu orang ke orang lain.
Dalam hal ini komunikasi dipandang sebagai cara dasar untuk mempengaruhi
perubahan perilaku, dan yang mempersatukan proses psikologi seperti persepsi,
pemahaman, dan motivasi disatu pihak dengan bahasa pada pihak yang lain.5
Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Devito6 dalam bukunya
Komunikasi Antarmanusia sebagai komunikasi yang berlangsung diantara dua
orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Misalnya, komunikasi
antarpribadi meliputi komunikasi yang terjadi antara pramuniaga dengan
pelanggan, anak dengan ayah, dua orang dalam suatu wawancara, dan sebagainya.
Dengan definisi ini hampir tidak mungkin ada komunikasi dua orang (dyadic)
yang bukan komunikasi antarpribadi.
Komunikasi Antarpribadi terbukti memiliki hubungan yang pasti dengan
produktifitasi pekerja, sebagaimana ditulis oleh Chester Bernard7, dalam survey
atas para pimpinan sebesar 96% dari seratus perusahaan terbesar di Amerika. Dan
5
Mitfah Thoha, Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya: Raja Grafindo Persada, 2003, hal.190
6
Joseph Devito, Komunikasi Antarmanusia: Professional Books, 1996, hal.231
7
Bernard, Chester, Op.Cit.,hal.23
5
produktifitas pekerja ini timbul dari motivasi dan motivasi timbul kerena
terjadinya atau berlangsungnya komunikasi yang positif.
Motivasi merupakan hasil keinginan. Keinginan untuk melakukan hal yang
diperlukan untuk mewujudkan tujuan-tujuan seseorang yang berarti semua hal
yang mendorong seseorang untuk menjadi lebih baik hari demi hari.
Motivasi inilah yang akan mengubah kebutuhan menjadi perilaku.
Sedangkan karakteristik yang berupa sikap terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh
perasaan puas atau tidak puas seseorang terhadap pekerjaannya. Sikap ini
memotivasi seseorang untuk lebih terlibat dalam pekerjaannya. Motivasi sering
dianggap sebagai faktor yang mendasari munculnya perilaku. Dengan kata lain
motivasi merupakan suatu konsep hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan
perilaku termasuk perilaku kerjanya.
Berbagai penelitian menemukan bahwa motivasi kerja berkaitan erat
dengan tingkat produktivitas, tingkat perpindahan kerja (turn over) dan kepuasan
kerja karyawan.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri bagitu juga
halnya bagi suatu organisasi. Menurut Arni Muhammad8 dengan adanya
komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan
begitu juga sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi, maka organisasi
akan macet atau berantakan.
8
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, 2005, hal.1
6
Rosady Ruslan9 dalam bukunya menuliskan “tujuan dari proses
komunikasi tersebut tercapainya saling pengertian (mutual understanding) antara
kedua belah pihak. Sebelum pesan-pesan tersebut dikirim kepada kedua belah
pihak. Sebelumnya pesan-pesan tersebut dikirim kepada komunikan…”
PT.
Indonakano,
yang
merupakan
perusahaan
jasa
konstruksi
multinasional yang berasal dari Jepang dengan memiliki anak perusahaan di
beberapa Negara Asia (Indonesia, Singapore, Vietnam, Thailand dan Malaysia)
dan Amerika Serikat. Dengan pengalaman dan pelayanan 29 tahun di Imdonesia,
PT. Indonakano memiliki rekaman jejak yang terbukti menjadi perusahaan
internasional dengan kualitas tinggi, industri konstruksi di kota besar Indonesia
dan pusat pembangunan pabrik di Indonesia dengan teknologi canggih dari
Jepang.
Dengan misi meningkatkan kualitas dan kesejahteraan karyawan
mengembangkan kegiatan usaha dan teknologi serta meningkatkan kinerja terus –
menerus, PT. Indonakano berusaha untuk mewujudkan tujuan organisasi. Oleh
sebab itu komunikasi antar pribadi pimpinan dengan karyawan sangat penting
untuk memotivasi kinerja karyawan dalam mewujudkan visi dan misi PT
Indnakano.
Adapun fenomena yang terjadi pada PT. Indonakano yang membuat
penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini masih ada sebagian karyawan yang
kurang memiliki motivasi yang tinggi. Kurangnya motivasi pegawai dapat dilihat
pada saat jam kerja berlangsung. Pada saat jam kerja, masih ada pegawai yang
9
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi, hal.79
7
meninggalkan ruangan dalam waktu yang cukup lama, padahal tidak ada
keperluan yang mendesak. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji
pengaruh dari komunikasi antarpribadi pimpinan dengan bawahan terhadap
motivasi kerja, sehingga disini penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Pimpinan dengan Bawahan Terhadap
Motivasi Kerja Karyawan di PT Indonakano”, karena penulis melihat bahwa
kurangnya motivasi kerja karyawan dalam bekerja yang berdampak pada
pencapaian target perusahaan.
1.2
Rumusan Masalah
Sebelum penulis mengemukakan masalah pokok dalam penelitian ini, ada
baiknya penulis terlebih dahulu mengemukakan pengertian masalah. Karena
masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini sangat bermanfaat dalam
mengatasi kebingungan akan suatu hal. Dengan adanya permasalah ini juga maka
akan dapat diarahkan pembahasan-pembahasan yang akan dilakukan dengan
tujuan dasarnya yaitu untuk memecahkan masalah yang diajukan tersebut.
Sehingga dapat dikurangi pembahasan yang tidak berhubungan dengan tulisan ini.
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi
permasalah dalam penelitian ini adalah
1) Adakah pengaruh komunikasi antar pribadi pimpinan - bawahan terhadap
motivasi kerja karyawan di PT Indonakano?
2) Sejauh mana pengaruh komunikasi antar pribadi pimpinan - bawahan
terhadap motivasi kerja karyawan di PT Indonakano?
8
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang menunjukkan hal yang diperoleh setelah penelitian
selesai. Dengan kata lain, tujuan penelitian yakni menerangkan suatu fenomena
yang dihubungkan dengan fenomena lainnya. Jalaluddin Rakhmat (1998:133)10
mengatakan: “Tujuan penelitian adalah sebagai pernyataan mengenai ruang
lingkup kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang akan
dirumuskan”.
Sesuai dengan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini
adalah ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh komunikasi antarpribadi
pimpinan dengan bawahan terhadap motivasi kerja karyawan di PT Indonakano
dan sejauh mana pengaruh komunikasi antar pribadi pimpinan dengan bawahan
terhadap motivasi kerja karyawan di PT Indonakano.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Teoretis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan terhadap
pengembangan studi ilmu komunikasi oraganisasi dalam hubungannya antara
komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja dalam suatu organiasi/lembaga.
Masalah motivasi tidak semata-mata dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan
ekonomi melainkan komunikasi antarpribadi pimpinan kepada karyawan turut
menentukan juga. Komunikasi antarpribadi ini memotivasi kerja merupakan
faktor yang sangat menentukan terhadap ketercapaian tujuan organiasi.
10
Jalaludin Rackhmat (1998:133)
9
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi
pimpinan organisasi pada sebuah perusahaan dalam meningkatkan motivasi kerja
karyawan yang sangat diharapkan organisasi/perusahaan dalam menghadapi
tuntutan jaman terutama menghadapi era globalisasi dan era informasi. Disamping
itu diharapkan pula dapat menumbuhkan wawasan baru bagi para pimpinan
perusahaan untuk mempertimbangkan aspek komunikasi antarpribadi pimpinan
dengan pegawai/karyawan sebagai aspek non-ekonomis dalam memotivasi kerja
karyawannya. Bahwa komunikasi antarpribadi yang berlangsung secara efektif
dapat mengubah perilaku karyawan, sehingga menumbuhkan motivasi. Mengingat
dalam meningkatkan motivasi kerja perlu mempertimbangkan berbagai faktor
yang mempengaruhinya.
10
Download