Vaksin IB Produk Lokal, Kualitas Terjamin

advertisement
Vaksin IB Produk Lokal,
Kualitas Terjamin
Balai Penelitian Veteriner telah mengembangkan vaksin IB
menggunakan isolat lokal yang mampu melindungi unggas
dari serangan penyakit IB. Agar hasil penelitian ini dapat
dimanfaatkan secara luas, adakah pihak swasta yang
berminat mengembangkannya secara komersial?
I
nfectious bronchitis (IB) adalah
penyakit saluran pernapasan pada ternak unggas yang disebabkan
oleh virus. Penyakit IB umumnya
menular melalui udara, kontaminasi
pakan, air minum, pakaian pekerja,
dan peralatan. Penyakit bersifat
akut dengan tingkat penyebaran
yang cepat dan masa inkubasi 1836 jam.
Gejala keberadaan penyakit IB
ditandai dengan bersin, sesak
napas, batuk, terlihat cairan lendir
pada lubang hidung, dan adanya
suara ngorok. Nafsu makan unggas
yang terserang penyakit ini pada
umumnya menurun, sehingga laju
pertambahan bobot hidup menjadi
lambat dan bahkan menyebabkan
kematian yang cukup tinggi (pada
ayam anak berumur di bawah 3
minggu dapat mencapai 30%).
Pada ayam petelur, serangan penyakit IB menurunkan produksi
telur secara dramatis, dapat mencapai 60% dalam waktu 6-7
minggu. Penurunan produksi telur
selalu diikuti dengan penurunan
kualitas telur, seperti gangguan bentuk
telur, kerabang lebih lem-bek, serta
cairan albumim lebih encer dari
biasanya.
Gejala klinis di lapang sulit dideteksi karena memiliki kemiripan
dengan gejala klinis yang disebabkan oleh penyakit lainnya seperti
penyakit ND (Newcastle disease)
dan snot (coryza ayam). Keadaan
ini menyulitkan para praktisi di
lapang.
Hingga kini belum ada pengobatan yang efektif untuk ternak
yang terjangkit penyakit IB. Oleh
karena itu, tindakan yang dapat
dilakukan untuk mengantisipasi
timbulnya penyakit IB adalah de-
ngan vaksinasi secara teratur di-sertai
tindakan higienis lingkungan. Namun,
program vaksinasi yang teratur
terkadang kurang efektif sebagai akibat
perbedaan serotipe virus penyebab
penyakit IB dan perbedaan kondisi
lingkungan. Dengan perkataan lain,
hingga kini belum ada program
vaksinasi untuk penyakit IB yang
baku. Agar program vaksinasi yang
dikembangkan efektif, sebaiknya
digunakan vaksin yang ideal, atau
yang sesuai de-ngan serotipe virus
penyebab
pe-nyakit
IB.
Permasalahannya adalah vaksin IB
yang beredar di Indonesia terdiri atas
serotipe Massachusetts dan
Connecticut. Vaksin tersebut
didatangkan dari luar negeri dengan
harga yang cukup mahal.
Untuk memenuhi kebutuhan
vaksin IB yang sesuai dengan serotipe
virus penyebab penyakit IB di
Indonesia, maka Balai Penelitian
da-lam pembuatan vaksin. Pembuatan
vaksin diarahkan dalam bentuk inaktif.
Untuk mengetahui tingkat
efektivitas, keamanan, potensi dan
tingkat kekebalan vaksin, serta
kandungan antibodi sebagai akibat
penggunaan vaksin IB inaktif produk Balitvet, dilakukan pengujian
pada ayam pedaging. Hasilnya
ternyata cukup memuaskan dan
vaksin memenuhi persyaratan keamanan serta tidak menimbulkan gejala
abnormalitas pada ternak. Dalam uji
potensi, vaksin juga me-menuhi
standar potensi vaksin. Ayam yang
diberi vaksin menun-jukkan adanya
kekebalan yang dibuktikan dengan
terbentuknya antibodi yang terus
meningkat se-jalan dengan tingkat
pengulangan vaksinasi. Uji titer
antibodi darah ternak yang mendapat
vaksinasi menunjukkan nilai yang
tinggi. Nilai tersebut mengindikasikan
bahwa vaksin IB inaktif produk Balitvet
memiliki potensi yang baik. Demi-kian
pula uji efi-kasi semakin me-neguhkan
ke-efektifan vaksin IB inaktif terse-but
untuk melin-dungi ayam ter-hadap
serangan virus IB. Pada pengujian di
la-pang, vaksin iso-lat lokal ini dapat
mencegah pe-nurunan produksi telur
dan bobot hi-dup. Adapun kom-posisi
vaksin iso-lat lokal yang dikembangkan oleh Balitvet adalah isolat
lokal virus I-37, I-269, dan PTS-3,
dibiakkan dalam telur SPF, diinaktifkan
Veteriner berupaya
mengembang-kan
vaksin IB dengan
menggunakan
isolat lokal yang
mewakili serotipeserotipe yang
terdapat di lapang
(vaksin polivalen).
Pengembangan
diawali melalui
pendekatan di
lapang untuk
mengetahui virus
penyebab yang
selanjutnya virus
dikumpulkan
untuk digunakan
Bentuk telur ayam yang terkena serangan virus IB dan
telur normal.
1
dalam formalin kon-sentrasi 1:1000
suhu 40oC, di-emulsikan dalam 69%
ajuvan minyak dalam parafin cair, 10%
sorbitol monooleat sebagai emul-gator
dan theomersal.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa vaksin inaktif isolat lokal
yang dikembangkan oleh Ba-litvet telah
memenuhi persyaratan keamanan dan
potensi sebagai vaksin IB inaktif.
Vaksin tersebut dapat digunakan dalam
vaksinasi ulangan (booster) yang
dapat merangsang pembentukan anti-
2
bodi tinggi yang mampu mem-berikan
perlindungan terhadap virus
penantang dengan tingkat proteksi
tinggi.
Sebagai unit pelaksana teknis
dengan ketersediaan dana yang
terbatas, sampai saat ini Balitvet
belum mampu memproduksi vaksin
tersebut dalam skala besar. Oleh
karena itu, uluran tangan pihak ketiga sebagai penyandang dana
untuk memproduksi vaksin IB inaktif dalam jumlah yang besar
sangat diharapkan (Risa Indriani).
Untuk informasi lebih lanjut
hubungi:
Balai Penelitian Veterier
Jln. R.E. Martadinata 30
Bogor 16114
Telepon : (0251) 334456, 331048
Faksimile: (0251) 336425
E-mail : [email protected]
Download