BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Tandelilin (2001), investasi merupakan sebuah komitmen yang dilakukan saat ini atas dana maupun sumberdaya lain dengan mengharapkan keuntungan dimasa yang akan datang. Tujuan utama investor melakukan investasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh. Setiap kegiatan investasi tidak hanya mempertimbangkan besaran keuntungan yang mungkin diterima di masa depan, tetapi juga dihadapkan dengan aspek risiko investasi. Investasi dengan risiko yang lebih besar diharapkan akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang diperoleh investor guna mengambil keputusan investasi. Akan tetapi, penggunaan informasi yang beredar atau mencari informasi yang belum diketahui publik untuk memaksimalkan return bertentangan dengan konsep pasar efisien. Kondisi pasar modal efisien tidak memungkinkan investor untuk menyusun strategi investasi dengan informasi yang tersedia untuk mendapatkan abnormal return. Efficient Market Hypothesis (EMH) menurut Fama (1970) adalah harga sekuritas mencerminkan informasi yang ada di pasar sehingga investor tidak dimungkinkan untuk mendapatkan abnormal return. Hipotesis tersebut mengelompokkan pasar modal menjadi tiga kondisi efisiensi, yaitu bentuk lemah, bentuk setengah kuat, dan bentuk kuat. 1 Beberapa pendapat mengemukakan efisiensi pasar keuangan sangat sulit untuk tercapai. Anggapan bahwa abnormal return tidak mungkin diperoleh investor disanggah dengan adanya anomali pada pasar. Menurut Silver (2011) dalam Latif et al. (2011) anomali pasar keuangan adalah sebuah pergerakan atau peristiwa yang tidak dapat dijelaskan menggunakan hipotesis pasar efisien. Kondisi ini sering dimanfaatkan oleh beberapa investor untuk memperoleh abnormal return. Anomali pasar merupakan strategi yang bertentangan dengan pasar efisien (Jones, 2007). Seharusnya pada pasar yang efisien tidak memungkinkan adanya anomali pasar, beberapa penelitian juga telah menemukan fakta bahwa terjadi ketidak teraturan yang berlawanan dengan konsep EMH. Menurut Pompian (2006) anomali pasar ditemukan dalam beberapa aspek, yaitu fundamental, teknikal, dan kalender. Beberapa anomali dalam aspek-aspek tersebut antara lain, (Jones, 2007) dan Compton et al. (2013). a. Earning announcement, merupakan kecenderungan harga saham yang menguat setelah adanya pengumuman earning positif. b. Size effect, adalah kecenderungan return yang lebih tinggi ditunjukkan oleh perusahaan dengan nilai pasar saham yang rendah dibandingkan perusahaan dengan total nilai pasar tinggi c. Low P/E ratio, adalah kecenderungan saham dengan rasio P/E yang rendah akan mendapatkan return yang lebih tinggi dibandingkan saham dengan rasio P/E yang tinggi. d. IPO effect, adalah kecenderungan saham yang melakukan Initial Public Offering atau penawaran awal mengalami underperform. 2 e. Turn of the month effect, merupakan kecenderungan return tinggi pada H-1 sampai H+3 pergantian bulan. f. January effect, adalah kecenderungan return yang lebih tinggi dibulan Januari dibandingkan bulan Desember. g. Day of the week effect memiliki kecenderungan bahwa rata-rata return berbeda tiap harinya January Effect, day of the week effect, dan turn of the month effect (TOM effect) merupakan bentuk calendar anomalies yang populer diantara para analis teknikal dalam pendeteksian pola pergerakan saham. Secara lebih lanjut, January effect menurut Rogalski (1984) merupakan calendar anomalies pada saham berkapitalisasi kecil dengan return lebih tinggi selama lima hari perdagangan pertama di bulan Januari. Fama (1991) melakukan penelitian di New York Stock Exchange (NYSE) dengan periode 1941-1981 menemukan bahwa return rata-rata di bulan Januari lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya. Rozzef dan Kinney (1976) melakukan penelitian di pasar yanng sama dengan periode 1904-1974 juga menemukan pola yang sama. Day of the week effect adalah anomali pasar secara informasi dalam bentuk efisiensi lemah (Sumiyana, 2008). Fenomena ini memiliki kecenderungan bahwa rata-rata return berbeda tiap harinya, sedangkan menurut teori efisiensi return saham harusnya sama pada tiap hari perdagangan. Berument dan Kiymaz (2001) menemukan bahwa terdapat day of the week effect pada penelitian yang dilakukan pada S&P500 pada bulan Oktober 1996 hingga bulan Januari 2003, return tertinggi didapat di hari Rabu sedangkan return terendah didapat di hari Senin. 3 Berument dan Kiymaz (2003) meneliti day of the week effect pada beberapa negara ditemukan bahwa volatilitas tertinggi di hari Senin terjadi di Jerman dan Jepang, Jumat terjadi di Amerika Serikat dan Kanada, dan Selasa terjadi di Inggris. Penelitian TOM effect, Compton et al. (2006) meneliti TOM effect pada indeks Real Estate Investment Trust (REIT) pada NYSE, AMEX dan NASDAQ dengan data return Januari 1999 sampai Desember 2003 menemukan bahwa terjadi fenomena TOM effect pada indeks tersebut. Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini berjudul “Calendar Anomalies pada Indeks Saham di Indonesia Tahun 2005-2014” dengan menggunakan data harga saham indeks IHSG, LQ45, dan JII. 1.2 Rumusan Masalah Anomali pasar berupa calendar anomalies merupakan anomali yang terjadi berdasarkan periode di kalender akibat inkonsistensi hipotesis efisiensi pasar. January effect, day of the week effect, dan TOM effect merupakan bagian dari calendar anomalies. Beberapa penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Tangjitprom (2011) di Thailand dan Compton et al. (2013) di Rusia, menemukan bukti adanya calendar anomalies di negara berkembang. Oleh karena itu penelitian ini akan mengamati return IHSG, LQ45, dan JII untuk mengetahui peristiwa calendar anomalies di Indonesia. Dirumuskan beberapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 4 1. Apakah terdapat perbedaan signifikan rata-rata return saham bulanan antarbulan? Apakah terdapat fenomena January effect? 2. Apakah terdapat perbedaan signifikan rata-rata return saham harian pada hari perdagangan? Apakah terdapat fenomena day of the week effect? 3. Apakah return saat periode turn of the month (TOM) lebih tinggi dari pada saat rest of the month (ROM) dan terdapat perbedaan return periode TOM dan ROM secara signifikan? Apakah terdapat fenomena TOM effect? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui adanya perbedaan signifikan rata-rata return saham antarbulan dan adanya perbedaan rata-rata return harian pada bulan Januari jika dibandingkan dengan bulan lainnya sehingga dapat disimpulkan terdapat January effect. 2. Mengetahui adanya perbedaan signifikan rata-rata return saham harian pada hari perdagangan dan adanya fenomena day of the week effect. 3. Mengetahui adanya perbedaan rata-rata return harian pada sekitar TOM jika dibandingkan dengan saat ROM dan adanya fenomena TOM effect. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi investor Mengetahui apakah fenomena calendar anomalies terjadi di bursa saham Indonesia terutama pada indeks IHSG, LQ45, dan JII. Hasil penelitian skripsi ini diharapkan mampu membantu investor dalam 5 merancang strategi dengan melihat pola musiman return saham di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi akademisi Diharapkan skripsi ini memberikan kontribusi positif sebagai referensi guna keperluan penyempurnaan penelitian selanjutnya mengenai calendar anomalies. 3. Bagi peneliti Mengetahui apakah terdapat fenomena calendar anomalies di Bursa Efek Indonesia. 1.5 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Pendahuluan merupakan pengantar yang menjelaskan alasan mengapa topik ini menarik untuk diteliti, apa yang diteliti, dan mengapa penelitian perlu dilakukan. Bab II Tinjauan Literatur dan Perumusan Hipotesis Berisi teori-teori yang menjadi landasan terbentuknya hipotesis dan landasan penelitian. Bab ini berisi tinjauan literatur dan perumusan hipotesis. Bab III Metode Penelitian Menjelaskan metode dan variabel yang digunakan dalam penelitian. Bab IV Hasil dan Pembahasan Memberikan gambaran mengenai sikap objek yang diteliti dan pengolahan data yang didapat serta pembahasan hasil analisis. Bab V Penutup 6 Bab ini menjelaskan kesimpulan, keterbatasan, dan implikasi bagi perusahaan, investor, dan pasar serta memberikan saran untuk penelitian selanjutnya. 7