BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol merupakan salah satu lemak plasma yang dibutuhkan oleh tubuh dan termasuk komponen membran sel serta bahan awal untuk pembentukan asam empedu dan hormon steroid. Senyawa ini diperoleh tubuh dari kolesterol yang terdapat dalam makanan dan dari biosintesis dalam tubuh, terutama di hati. Sumber pembentukkan kolesterol adalah asetil-KoA yang dapat berasal dari senyawa karbohidrat (glukosa) dan lemak, terutama asam lemak jenuh (Murray, dkk., 1970) Secara normal, kolesterol diproduksi oleh tubuh, tetapi karena pola makan yang berubah dengan kandungan lemak tinggi, dapat menyebabkan kolesterol akan berada dalam jumlah berlebihan pada darah. Kelebihan kolesterol inilah yang dapat memicu aterosklerosis yang selanjutnya berpotensi menimbulkan penyakit jantung koroner (PJK) (Galton dan Krone., 1991; Katzung, 1989) Berdasakan data WHO pada tahun 1998, sekitar dua belas juta orang meninggal di dunia akibat penyakit jantung koroner dan 16% diantaranya terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit jantung koroner sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis dan faktor resiko utamanya adalah abnormalitas lipid darah terutama kolesterol (Juhaeni, 2002). Beberapa upaya yang dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol antara lain dengan perubahan gaya hidup secara dini, seperti berolahraga secara teratur, mengurangi asupan makanan berlemak dan pengobatan dengan obat-obatan yang 1 Universitas Sumatera Utara dapat menurunkan kadar kolestrol yang dapat mencegah komplikasi-komplikasi berat akibat hiperkolesteremia (Ali dan Hariadi, 2005). Hiperkolesterolemia merupakan salah satu gangguan kadar lemak dalam darah ditandai dengan kadar kolesterol total dalam darah lebih dari 240 mg/dl. Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan peningkatan kolesterol total, peningkatan kolesterol LDL, peningkatan kadar trigliserida serta penurunan kolesterol HDL (Adib, 2010). Faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia antara lain faktor genetik, usia, jenis kelamin dan pola konsumsi makanan. Tingginya konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dapat menyebabkan peningkatan kandungan kolesterol dalam darah ( Botham dan Mayes, 2006). Hiperkolesterolemia juga merupakan faktor pendorong perkembangan obatobatan penurun kadar kolesterol.Upaya pengobatan secara modern memerlukan biaya relatif mahal (Idris dan Burhanudin, 2011). Konsumsi obat dalam jangka waktu lama dan terus menerus dapat menyebakan terjadinya stres oksidatif yang bersifat toksik dan meningkatkan keparahan penyakit degeneratif (Umarudin, dkk., 2012). Indonesia memiliki kekayaan hayati yang beraneka ragam dan memiliki manfaat bagi kehidupan. Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia memungkinkan dapat ditemukannya berbagai jenis senyawa kimia. Beberapa diantara senyawa kimia telah banyak ditemukan dapat membantu perkembangan kimia organik bahan alam (Supratman, 2008). Kandungan senyawa kimia dalam bahan alam tertentu dapat digunakan dalam bidang kesehatan. Pemanfaatan tumbuhan sebagai sumber obat-obatan perlu dilakukan penelitian terhadap 2 Universitas Sumatera Utara kandungan zat berkhasiat. Berbagai tumbuhan dapat dijadikan sebagai sumber obat dalam bidang kesehatan seperti kelompok sayur-sayuran, buah-buahan, bumbu dapur dan bunga-bungaan serta tumbuhan liar (Isa, 2008). Salah satu bahan alam yang memiliki aktivitas farmakologi adalah daun jambu bol. Menurut penelitian Arifin dan kawan-kawan bahwa daun jambu bol memiliki khasiat sebagai antidiabetes dan hasil skrining fitokimia ekstrak daun jambu bol ( Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa metabolit sekunder golongan alkaloid, flavonoid, tertepenoid/steroid, tanin, saponin. Senyawa metabolit sekunder yang dapat menurunkan atau mengurangi kadar kolesterol antara lain adalah golongan senyawa flavonoid, saponin dan tanin (Metwally dan Sawaisi., 2009) Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan karakterisasi simplisia serta ekstrak etanol daun jambu bol serta pengujian efek ekstrak etanol daun jambu bol (Eugenia malaccensia L.) terhadap kadar kolesterol darah tikus jantan. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. bagaimanakah karakterisasi simplisia daun jambu bol b. apakah ekstrak etanol daun jambu bol mempunyai efek menurunkan kadar kolesterol darah tikus yang mengalami hiperkolesterolemia. c. apakah terdapat perbedaan antara efek penurunan kadar kolesterol antara ekstrak etanol daun jambu bol dengan simvastatin 3 Universitas Sumatera Utara 1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah di atas maka hipotesis sebagai berikut : a. memenuhi persyaratan umum karakterisasi simplisia daun jambu bol. b. ekstrak etanol daun jambu bol mempunyai efek menurunkan kadar kolesterol darah tikus yang mengalami hiperkolesterolemia. c. terdapat perbedaan antara efek penurunan kadar kolesterol dari ekstrak etanol daun jambu bol dibandingkan simvastatin. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah : a. untuk mengetahui karakterisasi simplisia daun jambu bol b. untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun jambu bol terhadap kadar kolesterol darah tikus yang dibuat hiperkolesterolemia. c. untuk membandingkan efek penurunan kadar kolesterol dari ekstrak etanol daun jambu bol dengan obat simvastatin. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: a. sebagai sumber informasi ilmiah mengenai khasiat daun jambu bol sebagai penurun kadar kolesterol b. menambah inventaris tumbuhan obat Indonesia yang berkhasiat sebagain penurun kadar kolesterol c. mendapatkan dosis yang tepat dari ekstrak etanol daun jambu bol yang memberikan efek penurunan kadar kolesterol optimal. 4 Universitas Sumatera Utara 1.6 Kerangka Pikir Penelitian Skema kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1 Variabel bebas Serbuk simplisia daun jambu bol (Syzygiun Variabel Terikat Karakterist ik simplisia Ekstrak etanol daun jambu bol (EEDJB) Skrining fitokimi Tikus putih jantan Induksi kuning telur +minyak jelantah + lemak Tikus jantan hiperkolest Parameter - Kadar air - Kadar sari yang larut dalam air - Kadar sari yang larut dalam etanol - Kadar abu total - Kadar abu yang tidak larut dalam - Alkaloid Flavonoid Tanin Saponin Steroid/Triterpe noid - Glikosida Kadar kolesterol total tikus ( /dL) Tikus dibagi menjadi 6 kelompok : − Kontrol (CMC Na 0,5 %) − Kelompok uji ( EEDJB) dosis 100, 200, 300 dan 400 mg/kg bb − Kelompok pembanding (simvastatin 0,9 mg/kg bb) Gambar 1.1 Skema kerangka penelitian 5 Universitas Sumatera Utara