bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketertarikan konsumen dalam mengonsumsi makanan instan semakin
meningkat seiring dengan tingkat kesibukan yang cenderung tinggi. Makanan
instan tidak membutuhkan waktu lama dalam penyajiannya sehingga praktis dan
hemat waktu. Selain masalah kepraktisan, konsumen juga cenderung memilih
produk yang syarat dengan nilai gizi. Kelengkapan gizi suatu produk menjadi faktor
pendorong konsumsi makanan. Kelengkapan gizi makro ini meliputi kandungan
karbohidrat, protein dan lemak. Salah satu bahan pangan yang mempunyai nilai gizi
tinggi yaitu daging. Daging dikenal mempunyai kandungan protein yang tinggi
sehingga minat konsumen akan produk olahan daging juga semakin tinggi.
Berdasarkan minat konsumen terhadap produk instan dan daging banyak
bermunculan produk makanan instan beku yang berbahan dasar daging diantaranya
sosis, nugget, bakso dan lain-lain.
Minat konsumen yang semakin tinggi terhadap produk olahan daging beku
yang semakin tinggi menjadikan produsen berlomba-lomba memproduksi produk
olahan daging beku. Produsen menarik minat konsumen untuk mengonsumsi
produk yang diproduksinya dengan menciptakan inovasi pada olahan daging beku.
Inovasi yang diciptakan produsen berupa bentuk produk, ukuran, rasa dan
mempunyai kualitas bersaing. Inovasi bentuk produk misalnya pada nugget,
produsen berinovasi dengan memproduksi naget dengan bentuk hati, sticky, kotak
1
maupun oval. Inovasi ukuran misalnya pada sosis, produsen memproduksi sosis
dengan berbagai ukuran yaitu kecil yang dapat dinikmati sekali lahap ataupun sosis
dengan ukuran besar yang dapat dinikmati untuk beberapa porsi. Inovasi rasa umum
dilakukan pada semua produk olahan daging beku, pilihan rasa yang ditawarkan
umumnya rasa sapi, ayam dan ikan tergantung pada bahan baku utama produk.
Daya saing antar produsen ditentukan juga dengan kualitas produk yang diproduksi.
Kualitas produk ini biasanya dipertimbangkan dari besarnya proporsi daging
dengan bahan pendukung lainnya. Selain itu kualitas dapat dilihat dari segi
terjaminnya proses produksi seperti kebersihan, jaminan mutu dan keamanan
produk yang telah terdaftar pada lembaga pemerintah.
PT. Dagsap Endura Eatore cabang Yogyakarta merupakan salah satu industri
yang menghasilkan produk makanan instan yang berbasis daging. Produk yang
diproduksi PT. Dagsap Endura Eatore cabang Yogyakarta meliputi sosis dan nuget.
Produksi nugget PT. Dagsap Endura Eatore cabang Yogyakarta merupakan
komoditi terbesar dibanding produk lainnya yaitu sosis karena permintaan nugget
lebih tinggi dibandingkan permintaan sosis. Permintaan nugget yang tinggi
menuntut perusahaan untuk memproduksi nugget dalam jumlah banyak namun
kualitas nugget tetap terjaga. Penjagaan kualitas harus dilakukan terutama pada
bagian produksi agar kandungan gizi dan rasa nugget tetap terjaga dan disukai
konsumen. Penjagaan kualitas nugget dapat dilakukan dengan meminimalkan
jumlah nugget yang cacat. Selain tidak memenuhi standar perusahaan, nugget cacat
juga menimbulkan kerugian pada perusahaan. Untuk meminimalkan jumlah nugget
yang cacat perusahaan harus menganalisis penyebab dan alternatif solusi sehingga
2
jumlah nugget cacat minimal. Analisis penyebab kecacatan pada nugget dapat
dilakukan dengan menggunakan peta kendali, diagram pareto dan diagram sebab
akibat. Peta kendali digunakan agar perusahaan dapat mengetahui letak kecacatan
yang terjadi pada nugget. Diagram pareto digunakan untuk mengetahui jenis
kecacatan dengan jumlah tertinggi. Diagram sebab akibat berfungsi untuk
mengetahui penyebab dan akibat yang mengakibatkan kecacatan pada nugget.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang terjadi di PT. Dagsap Endura Eatore cabang Yogyakarta
adalah masalah kecacatan pada nugget Hemato. Kecacatan pada nugget hemato
yaitu cacat patah dan cacat menempel. Kecacatan ini menyebabkan proses produksi
menjadi kurang efektif dan efisien. Ketidakefektifan dan ketidakefisienan ini
karena karyawan harus mengulang pekerjaan yang sama yang sudah dilakukan
perlakuan pada bahan yang sama. Hal ini menjadikan kurang produktif karena
diperlukan waktu dan biaya ekstra. Untuk meminimalkan kecacatan produksi pada
naget Hemato diperlukan beberapa tindakan yang berupa identifikasi kecacatan,
kecacatan dominan dan penyebab serta penangulangan kecacatan. Usaha
meminimalkan kecacatan dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengendalian
mutu antara lain peta kontrol, diagram pareto dan diagram sebab akibat.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah bertujuan agar pembahasan lebih terarah. Adapun batasan
masalah yaitu sebagai berikut :
1. Pengambilan data dilaksanakan mulai tanggal 4 Agustus sampai 4 September
2014 di PT Dagsap Endura Eatore cabang Yogyakarta.
3
2. Nugget cacat yang diamati nugget yang diproduksi oleh PT Dagsap Endura
Eatore cabang Yogyakarta pada jam produksi shift 1 pukul 07.00 sampai 15.00
WIB. Karena waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan untuk melakukan
penelitian.
3. Pengendalian mutu produk kemasan dilakukan dengan menggunakan peta
kontrol, diagram pareto dan diagram sebab akibat.
4. Kriteria cacat ditentukan oleh perusahaan dengan kriteria nugget hemato rusak
karena patah dan saling menempel.
5. Identifikasi tingkat kecacatan naget yang diakibatkan karena patah dan saling
menempel diamati secara visual (indera penglihatan).
1.4 Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah :
1. Menentukan rata-rata jumlah kecacatan produk dalam sekali proses produksi.
2. Mengidentifikasi faktor penyebab dominan kecacatan produk.
3. Merumuskan alternatif perbaikan untuk mengurangi jumlah produk cacat atau
menyimpang.
1.5 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :
1. Sebagai sarana untuk memperdalam mengenai materi pengendalian mutu.
2. Mampu melakukan upaya perbaikan terhadap kecacatan nugget hemato yang
dominan terjadi.
4
3. Menghindarkan perusahaan dari kehilangan konsumen karena terjadinya
penurunan kualitas produk akibat penyimpangan mutu yang terjadi dengan
memberikan informasi penyebab kecacatan produk.
5
Download