BAB III METODOLOGI 3.1 Sifat Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan penelitian eksplanatif atau eksplanasi dimaksud menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menejelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel lain. Selain itu penelitian eksplanasi ini mempunyai kreabilitas untuk mengukur, menguji hubungan sebab-akibat dari dua atau lebih variabel dengan menggunakan analisis statistik inferensial. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan antara pengaruh penggunaan endorser raisa pada iklan TVC dengan brand image es krim magnum. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana sebuah korelasi antara kedua variabel di atas. Sebuah metode korelasi bertujuan untuk mencari sejauh mana hubungan antara kedua variabel atau lebih yang disebut sebagai korelasi sederhana (Simple Corelation) yang terdiri dari dua variabel yang dihubungkan yaitu penggunaan endorser iklan TVC (variabel X) dan brand image (varibel Y). Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini berkaitan dengan gejala-gejala sosial. Variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai atau intensitas atau jumlah.Biasanya variasi nilai atau intensitas atau jumlah ini disebut dengan kategori, yang menggambarkan atribut dari variabel tersebut. 38 39 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, dimana penelitian survei merupakan metode riset dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam penelitian ini penulis mengembangkan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan survei yang akan digunakan untuk mengukur bermacammacam variabel. Masing-masing responden diambil berdasarkan sampel dari populasi yang akan diteliti, kepada mereka diberikan pertanyaan-pertanyaan survei yang kemudian diisi oleh responden itu sendiri. Sedangkan metode survei itu sendiri adalah penelitian yang digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang ilustrasi sosial, ekonomi, ataupun politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. 3.3 Populasi dan Sample Populasi adalah keseluruhan kelompok, peristiwa atau suatu ketertarikan yang ingin diselidiki oleh peneliti, populasi merupakan sekumpulan elemen yang darinya diharapkan dapat ditarik suatu kesimpulan tentang suatu hal. Populasi yang diteliti merupakan pengunjung Summarecon Mall Serpong baik pria maupun wanita yang berusia antara 17-35 tahun sebanyak 120 orang. Sesudah peneliti berhasil mengumpulkan 120 kuesioner, peneliti melakukan penomoran pada 40 setiap kuesioner yang sudah diisi dari nomor 1 sampai dengan 120. Kemudian, peneliti mengambil sampel sejumlah 100 orang responden yang telah diundi dan terpilih secara acak oleh bantuan SPSS dari jumlah populasi yang ada, karena dibutuhkan jumlah sampel setidaknya 100 responden agar dapat mendekati kurva normal. 37 Seperti yang terdapat dalam buku Statistical Techniques in Business and Economics :38 “Most statisticians consider a sample of 100 or more to be large enough..” Berdasarkan teori tersebut maka penulis merasa 100 sampel sudah cukup untuk dapat mewakili jumlah populasi untuk penelitian ini. Dalam statistika, pencuplikan (sampling) merupakan sarana penting untuk menentukan karakteristik dari suatu populasi. Teknik pemilihan sample responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan Probability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis probability sampling yaitu simple random sampling. Karena Simple random sampling ialah cara pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (sejenis). Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar 37 Lind, Marchal, dan Wathen, Statistical Techniques in Business and Econimics, Edisi ke 13. New York: McGraw-Hill-Irwin. 2005 Hal 264 38 Ibid 41 bilangan secara acak, dsb. Simple random sampling dari n observasi adalah suatu sampel yang dipilih sedemikian rupa sehingga setiap himpunan bagian (subset) yang berukuran n dari populasi tersebut mempunyai probabilitas yang sama untuk terpilih. 3.4 Definisi Konsep dan Operasional Konsep 3.4.1 Definisi Konsep 1. Celebrity Endorser Suatu pendukung iklan, dimana mereka sebagai penyampaian pesan mengenai produk terutama merek untuk lebih mengkomunikasikan produk tersebut kepada konsumen dengan atribut tertentu sebagai pendukungnya. Kriteria Celebrity Endorser itu sendiri meliputi: a. Familiarity Merupakan komponen pertama yang penting dalam celebrity endorsement artinya khalayak sasaran harus mengenal (aware) pada sosok sang artis dan melihatnya sebagai pribadi yang tulus, menyenangkan (likeable) dan bisa dipercaya (trustworthy). b. Relevance Terdapat hubungan yang berarti (kecocokan) antara image merek yang diiklankan dan selebriti, serta antara selebriti dengan target market. Pengiklan sering kali mencocokan image produk, karakteristik target market dan personalitas dari celebrity endorser. 42 c. Esteem Terdapat respek dan kepercayaan yang tinggi dari konsumen terhadap selebriti (Kredibilitas) d. Differentiation Konsumen melihat endorser sebagai pribadi yang unik, berbeda dan eksklusif atas produk yang dimilikinya. Endorser yang memiliki ciri khas tersendiri dalam mengiklankan produk yang disampaikan, dan cocok sehingga pesan yang akan disampaikan dapat sesuai dengan yang diharapkan. Ini merupakan sebuah kontribusi besar bagi efektivitas seorang endorser. 2. Brand Image Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen. Banyak merek yang dibesarkan melalui publisitas dan periklanan. Karena itu sebuah merek harus mampu melakukan publisitas melalui berbagai media atau beresiko nama mereknya tidak dikenal sama sekali oleh masyarakat. Namun, untuk mempertahankan agar merek tetap berada di benak konsumen dalam jangka panjang, maka peran iklan dibutuhkan. Stimulus yang muncul tidak terbatas pada yang bersifat fisik saja tapi juga dapat bersifat psikologis. Ada 3 sifat stimulus yang membentuk citra merek, yaitu: 1. Stimulus yang bersifat fisik ( atribut dari produk itu sendiri ) seperti harga, kualitas produk. 2. Stimulus yang bersifat psikologis, seperti nama merek dan sesuatu yang berhubungan dengan emosional konsumen. 43 3. Stimulus yang mencakup sifat kedua duanya seperti kemasan produk dan iklan produk. 3.4.2 Operasional Konsep 3.4.2.1 Variabel Bebas ( Independent Variable) Merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau negatif. Tabel 3.1: Indikator dalam Operasional Konsep Variabel Bebas Variabel Celebrity Endorser Dimensi Familiarity Indikator Pengukuran 1. Endorser sebagai bintang iklan karena sosok artis yang terkenal dan dapat mudah diingat. 2. Endorser sebagai bintang iklan karena sosok artis yang terkenal dan dapat menarik perhatian. 3. Endorser sebagai bintang iklan karena endorser dinilai sebagai pribadi 44 yang dapat dalam dipercaya menyampaikan pesan. Relevance 1. Gaya hidup endorser yang memiliki kecocokan dengan image produk yang ingin dimunculkan pada iklan tersebut. 2. Endorser memiliki kecocokan dengan target market es krim magnum. Esteem 1. Endorser merupakan selebriti yang memiliki karier yang dibandingkan unggul selebriti lainnya sehingga tepat dalam menyampaikan pesan. 2. Endorser memiliki pengetahuan yang cukup 45 atas produk sehingga tepat untuk mendukung pesan yang disampaikan. 3. Endorser mampu menyampaikan dengan pesan penuh percaya diri rasa sehingga membuat saya percaya terhadap produk tersebut. Differentiation 1. Endorser selebriti merupakan yang unik dalam mengiklan kan produk yang disampaikan sehingga dapat sesuai dengan pesan yang diharapkan. 2. Endorser merupakan selebriti yang berbeda dalam mengiklankan produk yang disampaikan sehingga dapat sesuai dengan 46 pesan yang diharapkan. 3. Endorser merupakan selebriti yang eksklusif dalam mengiklankan produk yang disampaikan sehingga dapat sesuai pesan yang diharapkan. 3.4.2.2 Variabel Terikat ( Dependent Variable) Merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Dalam hal ini adalah brand image sebagai variabel Y. Tabel 3.2: Indikator dalam Operasional Konsep Variabel Terikat Variabel Brand Image Dimensi Citra Indikator Harga produk tersebut. Pengukuran 5. Sangat Setuju 4. Setuju Merek Kualitas produk tersebut 3. Ragu-ragu 2. Tidak Setuju Nama merek yang berhubungan dengan emosional konsumen. 1. Sangat Tidak Setuju 47 Iklan produk tersebut. Kemasan produk tersebut 3.5 Teknik Pengumpulan Data Data primer diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada responden. Jenis pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tidak membebaskan responden untuk menjawab di luar alternatif yang telah disediakan oleh penulis. Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka yang diperoleh dari kuesioner, dengan menggunakan alat analisis seperti model matematika dan ekonometriks. 39 Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui riset kepustakaan, yaitu dengan membaca publikasi yang dilakukan oleh pihak lain, literatur-literatur perpustakaan, text book, jurnal dan internet yang berkaitan dengan tujuan penelitian. 3.5.1 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Menurut Supranto, menyatakan bahwa kuesioner adalah suatu teknik terstruktur untuk memperoleh data yang terdiri dari serangkaian pertanyaan, tertulis atau verbal, yang dijawab oleh responden.40 39 40 Supranto,J. Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi ke 7. Airlangga. Jakarta. 2008 Ibid 48 Penulis mengkelompokkan pertanyaan dalam kuesioner yang dibagi dalam 2 bagian, yaitu: 1. Bentuk pertanyaan mengenai karakteristik responden di mana pertanyaan tersebut berbentuk pilihan ganda yang menuntut responden untuk memilih satu jawaban yang telah disediakan oleh penulis dan berkaitan dengan karakteristik responden itu sendiri. 2. Bentuk pertanyaan mengenai penggunaan endorser raisa pada iklan tvc es krim magnum dan brand image, di mana pertanyaan tersebut menggunakan rating scale yang menyatakan sikap responden dalam suatu tingkatan skala likert. Di mana skala likert ini digunakan untuk mengukur besarnya nilai atau skor rating scale dari masing-masing indikator yang diukur. Kuesioner ini dibagi dalam 2 bentuk pertanyaan, yaitu: 1. Closed Ended Question Merupakan suatu bentuk pertanyaan yang jawabannya telah dibatasi oleh penulis sehingga responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan. Bentuk pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui karakteristik responden dan pengetahuan responden terhadap merek tersebut. Bentuk pertanyaan ini juga digunakan untuk mengetahui status responden sebagai konsumen es krim Magnum. 2. Scaled Response Question 49 Merupakan suatu bentuk pertanyaan yang akan diajukan dengan menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala pengukuran dengan 5 kategori respon, dengan range yang dimulai dari “Sangat Tidak Setuju” ke “Sangat Setuju” atau istilah lain yang menunjukkan setuju atau tidaknya responden terhadap suatu objek atau pertanyaan tertentu. Untuk kepentingan analisis kuantitatif, maka alternative jawaban dapat diberi nilai atau skor sebagai berikut: 1) Sangat Setuju (SS) :5 2) Setuju (S) :4 3) Netral (N) :3 4) Tidak Setuju (TS) :2 5) Sangat Tidak Setuju (STS) :1 Cara penyebaran kuesioner dilakukan kepada pengunjung Summarecon Mall Serpong yang memiliki umur 17-35 tahun baik pria maupun wanita. 3.6 Analisis Dan Teknik Pengolahan Data Penulis menggunakan analisis data eksplanatif yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variable – variable melalui pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis data eksplanatif untuk mencari pengaruh penggunaan endorser Raisa pada iklan TVC es krim Magnum 50 Classic terhadap Brand Image produk, dan penulis menggunakan bantuan computer dengan program IBM SPSS (Statistic Program for Social Science). 3.6.1 Teknik Analisis Data Setelah melakukan proses pengambilan data dilakukan, maka selanjutnya adalah melaukan pengelolaan data secara kuantitatif. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner lalu dianalisis secara korelasi dengan cara di bawah ini:41 1. Editing yaitu penelitian kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut. 2. Pengkodean data atau Koding yaitu usaha pengklasifikasian jawaban dari para responden menurut macamnya dengan cara memberikan angka-angka tertentu terhadap kolom-kolom tertentu yang menyangkut keterangan tertentu pula. Analisi data dimulai dari pengumpulan data yang masuk lalu dikumpulkan melalui pengisian kuisioner, dan kemudian data yang masuk disusun ke dalam bentuk angka, kemudian data tersebut diorganisasikan ke dalam bentuk tabulasi. Selanjutnya dikelompokkan ke dalam bentuk tabel yang sesuai dengan jawaban responden. Jika dalam proses pengambilan data terjadi kesalahan maka selanjutnya akan dilakukan yaitu mencari data kembali dengan memberikan kembali kuisioner kepada responden yang lain yang sebelumnya dicari kembali dari populasi yang ada untuk dijadikan sampel. 41 Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hal 75 51 3.6.2 Validitas Dan Realibilitas Kuisioner adalah instrument yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan wawancara terstruktur. Kuisioner dikatakan valid apabila setiap butir pertanyaan yang menyusun kuisioner tersebut memiliki keterkaitan yang tinggi. Pertanyaan yang memiliki keterkaitan rendah dengan butir pertanyaan lain, dinyatakan sebagai pertanyaan yang tidak valid. Metode yang dipakai untuk memberikan penilaian terhadap validitas kuisioner adalah korelasi produk momen (moment product correlation, pearson correlation). Sugiyono dan Wibowo menyatakan bahwa ketentuan validitas instrumen sah apabila r hitung lebih besar dari r kritis (0,30). Bila korelasi tiap factor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka factor tersebut merupakan construct yang kuat.42 Realibilitas instrument adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya. Realibilitas instrumen diperlukan untuk mendapat data sesuai dengan tujuan pengukuran. Uji Validitas dan Realibilitas ini menggunakan SPSS 20 Untuk menentukan criteria indeks realibilitas adalah sebagai berikut: 43 Tabel 3.3 Kriteria Indeks Reliabilitas 42 Tingkat Reliabilitas Kriteria 0,81 – 1,00 Sangat Reliabel 0,61 – 0,80 Reliabel Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, Jakarta: Prestasi Pusaka Publisher. 2009 Hal 96 43 Ibid. Hal 97 52 0,41 – 0,60 Cukup Reliabel 0,21 – 0,40 Agak Reliabel 0,00 – 0,20 Kurang Reliabel 3.6.3 Analisis Korelasi Dalam penilitian ini, penulis menggunakan metode statistic kuantitatif dengan rumus koefisien korelasi Pearson. Ukuran ini digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan linier antara data yang memiliki tingkat pengukuran interval/rasio dengan arah hubungan simetrik. Koefisien yang dihasilkan antara -1 hingga +1, yang menunjukan apakah hubungan linier tersebut positif atau negative. 44 Jika Koefisien korelasi bernilai positif, maka variable-variabel berkorelasi positif, artinya jika variable yang satu naik/turun, maka variable yang lainnya juga naik/turun. Semakin dekat nilai koefisien korelasi ke +1, semakin kuat korelasi positifnya. Jika Koefisien korelasi bernilai negative, maka variable-variabel berkorelasi negative, artinya jika variabel yang satu naik/turun, maka variabel yang lainnya juga naik/turun. Semakin dekat nilai koefisien korelasi ke -1, semakin kuat korelasi negatifnya. Jika koefisien korelasi bernilai nol (0), maka variable tidak menunjukan adanya korelasi. 44 Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan Aplikasi, 2005 hal 200 53 Jika koefisien korelasi bernilai +1 atau -1, maka variable-variabel menunjukkan korelasi positif atau negative sempurna. Kekuatan hubungan antar variable yang diperoleh dari hasil perhitungan antara penggunaan endorser Raisa dalam iklan TVC es krim Magnum dengan Brand Image merek Magnum, dapat dibandingkan terlebih dahulu dengan melihat table r atau interval korelasi berikut:45 Tabel 3.4 Kekuatan Hubungan (Korelasi) Variabel INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN 0,00 – 0,20 Sangat Rendah 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,70 Sedang 0,71 – 0,90 Kuat 0,91 – 0,99 Sangat Kuat 1 Sempurna 3.6.4 Analisis Regresi Linier Sederhana 45 Op.cit hal 40 54 Regresi sederhana dalam penelitian ini untuk meramalkan atau memprediksi variable terikat apabila variable bebas diketahui. Regresi sederhana dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variable bebas terhadap variable terkait.46 Prinsip analisis regresi sederhana adalah menguji variable tak bebas (dependent variable) dalam kelompok Yi dengan sebuah variable bebas (independent variable) yang terdapat pada kelompok Xi. 47 Pada penelitian ini, pengaruh penggunaan endorser Raisa pada iklan TVC es krim Magnum merupakan variable bebas dan peningkatan Brand Image merek Magnum sebagai variable terikat sehingga dengan menggunakan teknik analisis tersebut dapat dilihat “Pengaruh Penggunaan Endorser Raisa pada Iklan TVC Es Krim Magnum Classic Terhadap Brand Image Produk”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala Likert, dimana dapat menilai sikap tingkah laku yang diinginkan oleh peneliti dengan cara menunjukkan beberapa pertanyaan kepada responden. 46 Riduan, Metode Dan Teknik Menyusun Tesis, Alfabesaknik Menyusun Tesis, Bandung. 2010 Hal 145 47 Wahid Sulaiman, Analisis Regresi Menggunakan SPSS – Contoh Kasus Dan Pemecahannya, Yogyakarta: Andi, 2004 Hal 1