PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 0 8 / PMK.08/ 2009

advertisement
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 0 8 / PMK.08/ 2009
TENTANG
PENJUALAN SLTRAT UTANG NEGARA DENGAN CARA PRIVATE PLACEMENT
DI PASAR PERDANA DALAM NEGERI
MENTERI KEUANGAN,
Menirnbang
: a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal9 Undang-Undang Nomor 24
tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, Menteri Keuangan dalam
menyelenggarakan pengelolaan Surat Utang Negara dapat
melakukan penjualan Surat Utang Negara tanpa lelang;
b. bahwa penjualan Surat Utang Negara tanpa lelang dapat
dilakukan dengan cara private placement di pasar perdana dalam
negeri;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Keuangan tentang Penjualan Surat Ut-ang Negara Dengan Cara
Private Placement Di Pasar Perdana Dalam Negeri;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor
110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4236);
2. Keputusan Presiden Nomor 20/ P Tahun 2005;
Menetapkan
: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENJUALAN
SURAT UTANG NEGARA DENGAN CARA
PLACEMENT DI PASAR PERDANA DALAM NEGERI.
PRIVATE
BAB I
KETENTUAN UMUM
Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan:
1. Surat Utang Negara adalah surat berharga yang merupakan surat
pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing
yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara
Republik Indonesia, sesuai masa berlakunya.
2. Surat Perbendaharaan Negara adalah Surat Utang Negara yang
berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan
pembayaran bunga secara diskonto.
MEN'TERI KEUANGAN
REPLIBI-IK INDONESIA
3. Obligasi Negara adalah Surat Utang Negara yang berjangka waktu
lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan kupon dan/atau dengan
pembayaran bunga secara diskonto.
4. Pasar Perdana Dalam Negeri adalah kegiatan penawaran dan
penjualan Surat Utang Negara di dalam negeri untuk pertama
kali.
5. Private Placement adalah kegiatan penjualan Surat Utang Negara di
Pasar Perdana Dalam Negeri yang dilakukan oleh Pemerintah
dengan Pihak, dengan ketentuan dan persyaratan (terns and
conditions) Surat Utang Negara sesuai kesepakatan.
6. Pihak adalah orang perseorangan warga negara Indonesia
maupun warga negara asing di manapun mereka bertempat
tinggal, perusahaan atau usaha bersama baik Indonesia maupun
asing d i manapun mereka berkedudukan, Bank Indonesia,
Lembaga Penjamin Simpanan, Pemerintah Daerah dan/atau
Dealer Utama.
7. Dealer Utama adalah Bank atau Perusahaan Efek yang ditunjuk
Menteri Keuangan sebagai Dealer Utama sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai
Sistem Dealer Utarna.
8. Imbal Hasil (Yield) adalah keuntungan yang diharapkan oleh
investor dalam persentase per tahun.
9. Setelmen adalah penyelesaian transaksi Surat Utang Negara yang
.
terdiri dari setelmen dana dan setelmen kepemilikan Surat Utang
Negara.
10.Hari Kerja adalah hari dirnana operasi sistem pembayaran
diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
.
(1) Penjualan Surat Utang Negara dengan cara Private Placement
diselenggarakan oleh Pemerintah melalui Menteri Keuangan.
(2) Penyelenggaraan penjualan Surat Utang Negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (I), dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Pengelolaan Utang c.q. Direktorat Surat Utang Negara.
BAB I1
TUJUAN PENJUALAN SURAT UTANG NEGARA DENGAN
CARA PRIVATE PLACEMENT
Penjualan Surat Utang Negara dengan cara Private Placement
dilakukan antara lain dengan tujuan sebagai berikut:
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
a. memenuhi target pembiayaan Surat Berharga Negara netto tahun
anggaran berjalan;
b. mendapatkan sumber pembiayaan dengan tingkat bunga yang
terbaik pada tingkat risiko yang dapat ditoleransi terutama pada
saat kondisi pasar sedang bergejolak;
c. melakukan
dan/atau
diversifikasi instrumen Surat
Utang
Negara;
d. memperluas basis investor.
BAB I11
KETENTUAN DAN PERSYARATAN
(1) Setiap Pihak dapat me~rlbeliSurat Utang Negara dengan cara
Private Placement.
(2) Pembelian Surat Utang Negara dengan cara Private Placement
oleh Pihak selain Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan,
Pemerintah Daerah dan Dealer Utama hanya dapat dilakukan
melalui Dealer Utama.
(3) Pembelian Surat Utang Negara dengan cara Private Placement
oleh Bank Indonesia, Lembaga Penjarnin Simpanan dan
Pemerintah Daerah dapat dilakukan melalui Dealer Utama atau
tanpa melalui Dealer Utama.
. .
(1) Dealer Utama dapat membeli Surat Utang Negara dengan cara
Private Placement baik untuk dan atas nama sendiri, maupun
untuk dan atas nama Pihak.
(2) Dalam ha1 Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan,
Pemerintah Daerah melakukan pembelian Surat Utang Negara
dengan cara Private Placement tanpa melalui Dealer Utama,
pembelian Surat Utang Negara hanya untuk dan atas nama
sendiri.
(3) Bank Indonesia dapat membeli Surat Utang Negara dengan cara
Private Placement hanya untuk Surat Perbendaharaan Negara.
(1) Penyampaian penawaran pembelian Surat Utang Negara oleh
Dealer Utama baik untuk dan atas nama sendiri maupun untuk
atas
nama
Pihak
adalah
minimal
sebesar
dan
Rp300.000.000.000,00 (tiga ratus miliar rupiah) untuk 1 (satu)
seri.
MENTERI KEUANGAN
REPUBI-IK INDONESIA
(2) Penyampaian penawaran pembelian Surat Utang Negara oleh
Pemerintah Daerah tanpa melalui Dealer Utama adalah minimal
sebesar Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) untuk 1
(satu) seri.
(3) Penyampaian penawaran pembelian Surat Utang Negara oleh
Bank Indonesia atau Lembaga Penjamin Simpanan tanpa
melalui Dealer Utama, adalah minimal Rp300.000.000.000,00
(tiga ratus miliar rupiah) untuk 1(satu) seri.
(1) Pembelian Surat Utang Negara dengan cara Private Placement
dilakukan dengan mengajukan penawaran kepada Menteri
Keuangan dan menyerahkan kelengkapan administrasi yang
meliputi:
a. surat penawaran pembelian yang disampaikan kepada
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang
dengan tembusan kepada Direktur Surat Utang Negara
dengan menggunakan formulir surat penawaran sesuai
dengan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I
Peraturan Menteri Keuangan ini;
b. surat pernyataan dari pejabat yang berwenang mengenai
ketersediaan dana untuk melakukan pembelian Surat Utang
Negara dengan cara Private Placement, sesuai dengan format
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I1 Peraturan
Menteri Keuangan ini.
c. surat kuasa untuk melakukan pembahasan dan/atau
menandatangani dokumen kesepakatan mengenai ketentuan
dan persyaratan (terns and conditions) Surat Utang Negara,
dalam ha1 pejabat yang berwenang berhalangan untuk
melakukan
pembahasan
dan/atau
menandatangani
dokumen kesepakatan, dengan format sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran I11 Peraturan Menteri Keuangan
ini.
(2) Penawaran pembelian Surat Utang Negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat:
a. jenis Surat Utang Negara (Obligasi Negara dan/atau Surat
Perbendaharaan Negara);
b. status Surat Utang Negara (dapat diperdagangkan atau tidak
dapat diperdagangkan);
c. volume;
d. jatuh tempo;
e. kupon atau tanpa kupon;
f. Imbal Hasil (Yield) atau harga;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
g. besaran kupon, dalam ha1 Surat Utang Negara dengan
kupon; dan
h. tanggal Setelmen.
(3) Tata cara penjualan Surat Utang Negara dengan cara Private
Placement diatur sebagaimana dalarn Lampiran IV Peraturan
Menteri Keuangan ini.
(1) Penawaran pembelian Surat Utang Negara yang diajukan oleh
Pihak akan ditindaklanjuti oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan
Utang c.q. Direktorat Surat Utang Negara dalam waktu selambatlambatnya 5 (lima) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat
penawaran pembelian.
(2) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
pembahasan lebih lanjut antara Direktorat Jenderal Pengelolaan
Utang c.q. Direktorat Surat Utang Negara dengan Pihak atau
berupa penolakan atas penawaran pembelian Surat Utang
Negara oleh Pihak.
(3) Hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dituangkan dalam dokumen kesepakatan yang meliputi antara
lain jenis Surat Utang Negara, jatuh tempo, volume, harga, dan
tanggal setelmen.
(4) Penolakan penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat dilakukan dengan mempertimbangkan antara lain:
a. tidak terpenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal6;
b. kepentingan pengelolaan portofolio Surat Utang Negara;
c. kondisi pasar Surat Utang Negara; dan/atau
d. posisi kas Pemerintah.
(5) Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan
kepada Pihak melalui surat Direktur Jenderal Pengelolaan
Utang.
BAB IV
PENYELESAIAN PELAKSANAAN PENUALAN SURAT UTANG
NEGARA DENGAN CARA PRIVATE PLACEMENT
(1) Direktur Jenderal Pengelolaan Utang berwenang untuk dan atas
nama Menteri Keuangan:
a. menetapkan hasil penjualan sesuai dengan dokumen
kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3);
dan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
b. menandatangani dokumen ketentuan dan persyaratan (terms
and conditions) Surat Utang Negara, atau addendum ketentuan
dan persyaratan (terms and conditions) Surat Utang Negara
serta surat-surat kepada agen penatausahaan, kliring, dan
setelmen serta agen pembayar bunga dan pokok Surat Utang
Negara.
(2) Dalam ha1 Direktur Jenderal Pengelolaan Utang berhalangan,
kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk dan atas narna
Menteri Keuangan.
Pasall0
Penetapan hasil penjualan Surat Utang Negara dengan cara Private
Placement sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 berupa menerirna
seluruh, menerima sebagian, atau menolak seluruh penawaran
pembelian Surat Utang Negara yang disampaikan.
Setelmen Penjualan Surat Utang Negsa dengan cara Private
Placement dilakukan paling cepat 2 (dua) Hari Kerja (T+2)dan paling
lambat 5 (lima) Hari Kerja (T+5), setelah tanggal kesepakatan.
Pasd 12
Ketentuan teknis pelaksanaan Setelrnen penjualan Surat Utang
Negara dengan cara Private Placement mengikuti ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Dalam ha1 pembelian Surat Utang Negara dengan cara Private
Placement dilakukan oleh Dealer Utama baik untuk dan atas nama
sendiri maupun untuk dan atas nama Pihak, Dealer Utarna
bertanggungjawab melaksanakan kewajiban terkait pelaksanaan
Setelmen.
Pasal 14
(1) Dalam ha1 Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan,
Pemerintah Daerah, atau Dealer Utama tidak menyerahkan dana
sampai dengan batas akhir tanggal Setelmen, penjualan Surat
Utang Negara dengan cara Private Placement dinyatakan batal.
(2) Dalam hal Deder Utama tidak melaksanakan kewajiban terkait
pelaksanaan Setelrnen, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
melaporkan wanprestasi Dealer Utama tersebut kepada otoritas
di bidang pasar modal dan/atau otoritas di bidang perbankan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 15
) Pengumuman hasil penjualan Surat Utang Negara dengan cara
Private Placement kepada publik dan otoritas di bidang pasar
modal dilakukan pada tanggal Setelmen.
(2) Pengumurnan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurangkurangnya meliputi:
a. volume;
b. seri Surat Utang Negara;
c. tingkat bunga (kupon)/Imbal Hasil (Yield) atau harga; dan
d. tanggal jatuh tempo.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman
Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
F pada tanggal 2 9 Januar i 2 0 0 9
MENTERI ImUANGAN
ttd.
Salinan sesuai
Kepala Biro U
u.b.
~e~alaQ&$J
SRI MULYANI INDRkWATI
I-ElVJ U A L A l V
mJLUi1,
u1AlVb
LVEbfil=
DENGAN CARA PRIVATE PLACEMENT
DI PASAR PERDANA DALAM NEGERI
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Contoh Surat Penawaran Pembelian
(KOP SURAT INSTITUSI/PERUSAHAAN)
Tempat, [tanggal, bulan, tahun]
Kepada
Yth. Menteri Keuangan
c.q. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang
Gedung A.A. Maramis I1 Lantai 3
J1. Lapangan Banteng Timur No. 1-4
Jakarta 10710
Perihal: Penawaran Pembelian Surat Utang Negara dengan cara Private Placement di
Pasar Perdana Dalam Negeri
Bersama surat ini kami (nama institusi/perusahaan) mengajukan penawaran
pembelian Surat Utang Negara (SUN) dengan cara Private Placement di Pasar Perdana
Dalam Negeri.
Adapun rincian penawaran kami adalah sebagai berikut:
: (Surat Perbendaharaan Negara/ Fixed Rate/ Variable Rate/ Zero
Jenis SUN
C O U ~ *(diisi
O ~ sesuai
) denganjenis SUN yang dikehendaki)
:
(Diperdagangkan/Tidak
diperdagangkan) +(diisisesuai dengan status SUN yang
Status SUN
dikehendaki)
Volume
: Rp ...
Jatuh Tempo
: dd-mm-yyyy
Imbal Hasil (Yield) : ...% atau Harga : ... %
Besaran Kupon
: ...%
Tanggal Setelmen : dd-mm-yyyy
Rincian penawaran sebagaimana tersebut di atas tidak bersifat final dan kami
se'tuju untuk dilakukan pembahasan lebih lanjut.
Selanjutnya kami bersedia untuk mematuhi segala ketentuan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Penjualan Surat Utang Negara Dengan Cara
Private Placement Di Pasar Perdana Dalam Negeri.
Demikian kami sampaikan dan atas perkenan dan perhatiannya, kami ucapkan
terima kasih.
[tanda tangan]
(Surat ini ditandatangani oleh Pejabat yang
berwenang untuk bertindak atas nama Pihak sesuai
peraturan/ketentuan
yang
berlaku
pada
h~titusi/~erusahaan,disertai stempel institusi/
perusahaan (apabila ada))
[Nama Jabatan]
Tembusan:
Direktur Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang.
MENTERI I(EUANGAN
ttd.
SRI MULYANI INDRAWAT1
LAMPIRAN 11
PERATURAN
MENTERI KEUANGAN
NOMOR 0 8 /PMK.08/2009 TENTANG
PENJUALAN SURAT UTANG NEGARA
DENGAN CARA PRIVATE PLACEMENT
DI PASAR PERDANA DALAM NEGERI
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Contoh Surat Pernyataan
(KOP SURAT INSTITUSI/PERUSAHAAN)
Surat Pernyataan
Pada hari ini, ... tanggal ... bertempat di ... , (nama) bertindak selaku (jabatan) dari dan
oleh karena itu untuk dan atas nama (institusi/perusahaan), berkedudukan di (alamat),
dengan ini menyatakan bahwa kami bersedia untuk mematuhi segala ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Penjualan Surat Utang
Negara Dengan Cara Private Placement Di Pasar Perdana Dalam Negeri dan telah
menyediakan dana untuk pembelian Surat Utang Negara dengan cara Private Placement
di Pasar Perdana Dalam Negeri sesuai dengan penawaran yang kami sampaikan.
(Surat ini ditandatangani di atas meterai cukup
oleh Pejabat yang berwenang untuk bertindak
atas narna Pihak sesuai peraturan/ketentuan
yang berlaku pada institusi/perusahaan,
disertai stempel institusi/perusahaan (apabila
adaN
.
Nama Pejabat yang berwenang
Tanda tangan
MENTERI ICEUANGAN
ttd.
SRI MULYANI INDRkIWATI
1 L.....I
"IY
LA.
L.*LAY*L*.*
..L"'.."L7r.LV
NOMOR 0 8 /PMK.08/2009 TENTANG
PENJUALAN SURAT UTANG NEGARA
DENGAN CARA PRlVATE PLACEMENT
Dl PASAR PERDANA DALAM NEGERI
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Contoh Surat Kuasa
SURAT KUASA
UNTUK MELAKUKAN PEMBAHASAN DAN/ATAU
MENANDATANGANI DOKUMEN KESEPAKATAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Jabatan
Alamat kantor :
memberi kuasa kepada :
Nama
Jabatan
Alamat kantor :
Telepon kantor:
Faksimili
untuk dan atas nama (institusi/perusahaan) melakukan pembahasan dan/atau
menandatangani dokumen kesepakatan yang meliputi antara lain mengenai ketentuan
dan persyaratan (terms and conditions) Surat Utang Negara, dalam rangka penjualan Surat
Utang Negara dengan cara Private Placement.
Demikian Surat Kuasa ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dikeluarkan di ...
Pada tanggal ...
Penerima Kuasa
[tanda tangan]
[Nama]
Uabatan]
(Surat Kuasa ini ditandatangani di
atas meterai cukup oleh Pejabat
yang berwenang untuk bertindak
atas
nama
Pihak
sesuai
oeraturanlketentuan vang berlaku
pada institusil perusahaan, disertai
stempel instltusil pe;usahaan
(apabila ada))
. -
Pemberi Kuasa
[tanda tangan]
[Nama]
Uaba tan]
MENTERI ImUANGAN
ttd.
Salinan sesuai d e n ! &
a
SRI MULYANI INDRkIWATI
LAMPIRAN IV
.--...
MENTERI KEUANGAN
REPUBI-IK INDONESIA
PERATURAN
MENTERI KEUANGAN
NOMOR 0 8 /PMK.08/2009 TENTANG
PENJUALAN SURAT UTANG NEGARA
DENGAN CARA PRIVATE PLACEMENT
DI PASAR PERDANA DALAM NEGERI
TATACARA PELAKSANAAN PENJUALAN
SURAT UTANG NEGARA DENGAN CARA PRIVATE PLACEMENT
DI PASAR PERDANA DALAM NEGERI
1. Pihak menyampaikan surat penawaran pembelian kepada Menteri Keuangan c.q.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang dengan tembusan kepada Direktur Surat
Utang Negara setiap hari kerja, mulai pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul
17.00 WIB, yang dilampiri:
a. surat pernyataan dari pejabat yang berwenang mengenai pernyataan untuk
mematuhi ketentuan Peraturan Menteri Keuangan tentang Penjualan Surat
Utang Negara Dengan Cara Private Placement Di Pasar Perdana Dalam Negeri,
serta pernyataan ketersediaan dana untuk pembelian SUN;
b. surat kuasa untuk melakukan pembahasan dan/atau menandatangani
dokumen kesepakatan yang meliputi antara lain mengenai ketentuan dan
persyaratan (terms and conditions) SUN, dalam ha1 pejabat yang berwenang
berhalangan untuk melakukan pembahasan dan/atau menandatangani
dokumen kesepakatan.
2. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang c.q. Direktorat SUN akan menindaklanjuti
dalam waktu selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya surat
penawaran pembelian.
3. Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada butir 2 dapat berupa pembahasan
lebih lanjut atau penolakan terhadap penawaran pembelian SUN, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam ha1 tindak lanjut berupa pembahasan terhadap penawaran pembelian
SUN, maka Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang c.q. Direktorat SUN akan
menyampaikan pemberitahuan kepada Pihak baik secara lisan maupun
tertulis mengenai jadwal pembahasan.
b. Dalam ha1 tindak lanjut berupa penolakan terhadap penawaran pembelian
SUN, maka pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak akan disampaikan
melalui surat Direktur Jenderal Pengelolaan Utang.
4. Dalam pelaksanaan pembahasan, Pihak diwakili oleh pejabat yang berwenang
untuk melakukan pembahasan dan menandatangani hasil pembahasan atau
pejabat yang ditunjuk berdasarkan surat kuasa.
5. Hasil pembahasan antara Pihak dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
c.q. Direktorat SUN ditindaklanjuti dengan:
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
a. Penandatanganan dokumen kesepakatan yang meliputi antara lain mengenai
ketentuan dan persyaratan (terms and conditions) SLTN oleh pejabat yang
mewakili Pihak dan pejabat yang mewakili Direktorat Jenderal Pengelolaan
Utang, dalam ha1 penawaran pembelian diterima seluruhnya atau diterima
sebagian; atau
b. Penyampaian surat Direktur Jenderal Pengelolaan Utang kepada Pihak
mengenai penolakan penawaran pembelian, dalam ha1 tidak terjadi
kesepakatan antara Pihak dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang.
6. Hasil penjualan SUN sesuai dengan dokumen kesepakatan ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang untuk dan atas nama Menteri Keuangan.
7. Dokumen kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam butir 5 huruf a dan
ketetapan hasil penjualan SUN sebagaimana dimaksud dalam butir 6
disampaikan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang c.q. Direktorat SUN
kepada Pihak.
8. Ketetapan hasil penjualan SUN sebagaimana dimaksud dalam butir 6 dan
dokumen ketentuan dan persyaratan (terms and conditions) SUN, atau addendum
ketentuan dan persyaratan (terms and conditions) SUN serta surat-surat terkait
penjualan SUN dengan cara Private Placement yang telah ditandatangani Direktur
Jenderal Pengelolaan Utang untuk dan atas nama Menteri Keuangan disampaikan
kepada Bank Indonesia sebagai agen penatausahaan, lcliring, dan setelmen, serta
agen pembayar bunga dan pokok SUN.
9. Hasil penjualan SUN dengan cara Private Placement diumumkan kepada publik
dan otoritas di bidang pasar modal pada tanggal Setelmen.
Salinan sesuai d e n g w
Kepala Biro U
u.b.
2
MENTERI ICEUANGAN
ttd.
SRI MULYANI INDRAWAT1
Download