BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mineral merupakan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara
keseluruhan. Sumber mineral yang paling banyak adalah makanan hewani, kecuali
magnesium yang lebih banyak terdapat di dalam makanan nabati terutama sayuran hijau.
Sayuran hijau yang merupakan sumber unsur kalsium antara lain bayam, sawi, daun melinjo,
daun katuk, selada air dan daun singkong.
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1,5 – 2
% dari berat badan orang dewasa atau sekitar 1 kg, 99 % berada didalam jaringan keras, yaitu
tulang dan gigi. Angka kecukupan rata-rata sehari untuk kalsium bagi orang Indonesia
ditetapkan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI (1998) yaitu untuk bayi 300-400 mg, anakanak 500 mg, remaja 600-700 mg, dewasa 500-800 mg (Almatsier, 2001), sedangkan untuk
ibu hamil dan menyusui adalah angka kecukupan kalsium orang dewasa ditambah 400 mg
(Anonim, 2009a).
Daun katuk merupakan sayuran yang dikonsumsi di kalangan masyarakat. Selain
harganya yang relatif murah dan mudah di dapat, daun ini sangat baik untuk kesehatan karena
mengandung gizi yang cukup tinggi. Tiap 100 gram daun katuk mengandung vitamin A
10370 SI, vitamin C 239 mg, Vitamin B1 0,10 mg, kalsium 204 mg, fosfor 83 mg, protein 4,8
gram, lemak 1,0 gram dan zat besi 2,7 mg (Depkes, 1996).
Dalam kehidupan sehari – hari, masyarakat mengkonsumsi daun katuk untuk
memperlancar produksi ASI, diduga karena kadar kalsium yang cukup tinggi untuk
memenuhi kebutuhan tulang bayi. Pada daun katuk terdapat suatu senyawa yang disebut
laktagogum yang berfungsi untuk memperlancar ASI.
Universitas Sumatera Utara
Kandungan kalsium pada daun katuk dipengaruhi oleh daerah tempat tumbuhnya.
Berdasarkan hal ini pengambilan sampel dilakukan di dua daerah yang berbeda, yaitu di Desa
Siabang-abang Kecamatan Kutabuluh Karo dan Dusun XIV Desa Pematang Johar Kecamatan
Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Kedua tempat ini memiliki kadar mineral yang
berbeda. Desa Siabang-abang Kecamatan Kutabuluh Karo mengandung mineral dolomit
(kapur) yang relatif besar, sehingga berpengaruh terhadap kadar kalsium yang terdapat di
dalam daun katuk. Sebaliknya, di daerah Dusun XIV Desa Pematang Johar Kecamatan
Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang tidak mengandung dolomit sehingga mengandung
kalsium yang relatif sedikit (Anonim, 2009c).
Berbagai metode penetapan kadar kalsium di berbagai literatur antara lain
kompleksometri, gravimetri dan spektrofotometri serapan atom. Dalam hal ini, penulis
menggunakan metode spektrofotometri serapan atom karena metode ini cepat, dapat
mengukur kadar logam dalam jumlah kecil, sensitif, selektif dan spesifik untuk setiap logam
tanpa dilakukan pemisahan (Khopkar, 2003).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Apakah terdapat perbedaan kadar kalsium dalam daun katuk ( Sauropus androgynus
(L.) Merr. ) antara daerah yang berkapur (Karo) dengan daerah yang tidak berkapur
(Pematang Johar)?
b. Apakah ada perbedaan kadar kalsium dalam daun katuk ( Sauropus androgynus (L.)
Merr. ) dari daerah yang berkapur (Karo) dan daerah yang tidak berkapur (Pematang
Johar) dengan yang ada di literatur?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Hipotesis
Dalam penelitian ini diduga bahwa:
a. Daun katuk ( Sauropus androgynus (L.) Merr. ) memiliki kadar kalsium yang berbeda
antara daerah yang berkapur (Karo) dengan daerah yang tidak berkapur (Pematang
Johar).
b. Daun katuk ( Sauropus androgynus (L.) Merr. ) memiliki kadar kalsium yang berbeda
dari daerah yang berkapur (Karo) dan daerah yang tidak berkapur (Pematang Johar)
dengan yang ada di literatur.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini:
a. Untuk mengetahui apakah kadar kalsium dalam daun katuk berbeda antara daerah
yang berkapur (Karo) dengan daerah yang tidak berkapur (Pematang Johar).
b. Untuk membandingkan kadar kalsium pada daun katuk dari daerah yang berkapur
(Karo) dan daerah yang tidak berkapur (Pematang Johar) dengan yang ada di literatur.
1.5. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, masyarakat dapat mengetahui bahwa daun katuk dari daerah
yang berkapur (Karo) dan daerah yang tidak berkapur (Pematang Johar) memiliki kadar
kalsium yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
Download