1 BAB 1 INTRODUKSI 1.1 Latar Belakang Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia terbilang cepat dan mempunyai peran penting dalam perekonomian di suatu negara. Tambunan (2006) berpendapat Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di negara berkembang memiliki peran penting baik secara ekonomi maupun sosial. UKM berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Taylor & Murphy (2004) berpendapat bahwa UKM dianggap sebagai pelaku yang potensial untuk pertumbuhan ekonomi nasional, regional, dan lokal. UKM dapat berperan untuk meningkatkan ekspor melalui produk-produknya seperti produk kerajinan. Dari segi sosial, UKM berkontribusi untuk menyerap tenaga kerja. Karena UKM memberikan kontribusi yang signifikan dalam penyediaan lapangan pekerjaan dan pendapatan ekonomi di banyak negara (Seyal et al., 2000). UKM juga berkontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto suatu daerah. Narain (2003) memaparkan bentuk kontribusi yang diberikan oleh UKM berupa: (a) mendirikan unit usaha 80-90% dari semua unit usaha yang ada, (b) menyediakan lebih dari 60% dari pekerjaan sektor swasta, (c)menghasilkan 50-80% dari total lapangan pekerjaan, (d) memberikan kontribusi 50% dari penjualan atau manfaat tambah, (e) memberikan keuntungan 30% dari total ekspor langsung. Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM) tahun 2013 menunjukkan data jumlah unit usaha kecil dan menengah (UKM) yang ada di Indonesia sebesar 57,895,721 unit atau 99,99% dari total unit usaha yang ada. Jika dilihat dari jumlah tenaga kerja yang terserap oleh UKM sebesar 114,144,082 orang atau sekitar 96,99% dari total tenaga kerja. Kontribusi terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar Rp5.440.007,9 milyar atau sekitar 60,34% dari total PDB. Data tersebut menunjukkan bahwa peran UKM di Indonesia sangat besar. Tabel 1.1 Jumlah UKM di Yogyakarta (sumber: Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian) Tahun Jumlah 2011 2012 201.975 203.995 Data pada tabel 1 menggambarkan bahwa Yogyakarta sendiri memiliki jumlah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang cukup banyak dan terus berkembang. Yogyakarta sebagai daerah pariwisata yang cukup terkenal baik nasional maupun internasional, membuat terbukanya peluang pasar yang cukup besar. Dengan ciri khas yang dimiliki membuat para pelaku usaha di Yogyakarta, sangat mudah untuk menarik minat wisatawan dengan produkproduk andalannya mulai dari kerajinan hingga makanan. Persaingan yang terjadi akan menjadi semakin tajam dikarenakan Indonesia sedang menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun 2015. Persaingan yang terjadi dapat berakibat hilangnya pangsa pasar di dalam negeri maupun luar negeri. Jika UKM atau pelaku usaha di Indonesia tidak mempunyai strategi yang baik untuk mengantisipasi adanya MEA, maka tidak menutup kemungkinan bagi UKM di Indonesia akan kalah bersaing dengan pengusaha dari luar Indonesia. MEA juga menuntut UKM harus lebih produktif dan kreatif, dengan lebih produktif dan kreatif maka UKM diharapkan dapat meningkatkan daya saing. Untuk meningkatkan daya saing UKM salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan investasi di bidang teknologi informasi (TI) untuk meningkatkan operasional usaha. Namun investasi suatu perusahaan dalam menerapkan suatu teknologi baru tidaklah sedikit, mulai dari infrastruktur TI, biaya pemeliharaan TI, dan tenaga ahli TI memerlukan biaya yang sangat tinggi. Persaingan pasar dan lingkungan bisnis yang terus berubah, membuat perusahaan dituntut untuk menerapkan teknologi informasi (TI) yang terbaru untuk meningkatkan operasional bisnis mereka (Pang & Jang, 2008; Sultan 2010). Behesti (2004) menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan berusaha membuat komitmen terhadap strategi penggunaan teknologi dengan tujuan untuk mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif dalam industri mereka melalui pemanfaatan TI. Diharapkan pemanfaatan TI bagi UKM dapat mendukung kegiatan bisnis mereka. Selain itu Rahmana (2009) berpendapat TI digunakan untuk meningkatkan transformasi bisnis, ketepatan dan efisien pertukaran informasi untuk mewujudkan daya saing UKM. Perkembangan teknologi informasi saat ini terus terjadi, dalam dunia usaha atau bisnis mulai berkembang tentang suatu sistem komputer yang berbasis internet atau sering disebut dengan istilah cloud computing. National of Standards and Technology mendefinisikan cloud computing sebagai sebuah model komputasi yang memungkinkan akses jaringan yang mudah, tanpa ada batasan lokal, dan dapat dilakukan sewaktu-waktu terhadap sekelompok sumber daya komputasi yang dapat dikonfigurasi dan dengan cepat dapat ditetapkan dan siap digunakan dengan usaha yang minim dalam pengelolaan atau interaksi dengan penyedia jasa(Mell & Grance, 2010). Teknologi cloud computing memungkinkan para pelaku usaha khususnya UKM untuk mengeluarkan biaya investasi TI yang tidak terlalu besar karena semua sudah dikelola oleh penyedia jasa cloud computing (vendor) dan UKM hanya perlu mengeluarkan biaya sewa untuk mengimplementasikannya. Son, Lee, & Chang (2011) menyatakan bahwa cloud computing memberikan peluang bagi organisasi untuk mengakses layanan TI menggunakan teknologi internet dengan dasar pembayaran sesuai dengan yang digunakan (pay-per-use), sehingga mampu meningkatkan kemampuan strategi dan kemampuan teknologi, serta menyesuaikan diri terhadap lingkungan bisnis secara global. Teknologi cloud computing banyak diminati oleh organisasi untuk diadopsi karena memiliki banyak keuntungan (Buyya et al., 2009; Zhang, Qi, Cheng, & Boutaba, 2010). Cloud Computing menawarkan peluang untuk mengurangi kerumitan, biaya, dan belanja modal serta memungkinkan suatu organisasi mendapatkan keunggulan kompetitif (Zhang, Qi, Cheng & Boutaba, 2010). Di Indonesia, penyedia jasa cloud computing berlomba-lomba menawarkan berbagai jenis cloud yang dapat di gunakan oleh pelaku usaha tidak terkecuali UKM. Diantaranya ada Cloudkilat, Telkom Indonesia, Indonesian Cloud, Biznet Network, Lintasarta, Eoviz.com dan lain-lain. Bagi pelaku usaha yang tidak memiliki teknologi, tenaga ahli, atau sumber daya yang cukup untuk membuat infrastruktur TI yang dibutuhkan, komputasi awan bisa menjadi salah satu solusi yang ada. Parikh(2009) menyatakan bahwa model cloud computing, jika diimplementasikan secara tepat akan meningkatkan pembangunan serta menawarkan akses yang lebih mudah dan cepat secara lebih efektif dan efisien ke dalam teknologi baru untuk negara berkembang. Proses pengambilan keputusan untuk mengadopsi teknologi baru biasanya terhambat oleh beberapa tantangan dan ketidakpastian tentang perolehan manfaat bisnis yang diharapkan, terkait dengan teknologi tersebut (Ross 2010). Lundbland (2003) berpendapat agar inovasi TI bisa dipertimbangkan untuk di adopsi, inovasi tersebut harus menawarkan keuntungan potensial bagi pengguna dan cocok dengan teknologi yang saat itu sedang digunakan oleh pengguna. Lefebvre, Lefebvre, & Prefontaine (1999) menyatakan terdapat empat faktor yang menentukan adopsi teknologi baru oleh UKM yaitu (1) karakteristik UKM, (2) strategi dan manajemen kompetisi UKM, (3) pengaruh pihak internal dan eksternal dalam proses pengembalian keputusan adopsi, dan karakteristik teknologi yang akan diadopsi. UKM atau pelaku usaha perlu mempertimbangkan berbagai macam faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Riset MARS Indonesia pada tahun 2012 tentang jumlah UKM yang mengetahui teknologi cloud computing menunjukkan bahwa 6 persen UKM di DIY memahami tentang teknologi cloud dibawah Makassar sebesar 9,1 persen. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh MARS tersebut peneliti berasumsi bahwa UKM di DIY memiliki potensi untuk menerapkan teknologi cloud computing. Tabel 1.2 Peringkat kota UKM yang memahami teknologi cloud (sumber: lembaga penelitian MARS Indonesia) Kota Makassar Yogyakarta Semarang Jabodetabek Persentase 9,1 % 6% 5,3 % 2,3 % Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui faktorfaktor apa saja yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pengadopsian cloud computing oleh pelaku usaha khususnya UKM di DIY dilihat dalam konteks Technological-Organizational-Environmental (TOE)Framework dan manfaat bisnis yang dapat diperoleh dari pengadopsian cloud computing. 1.2 Pertanyaan Penelitian Permasalahan dalam latar belakang di atas kemudian dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pengadopsian Cloud Computing oleh UKM di DIY? 2. Manfaat bisnis apa saja yang diperoleh UKM di DIY dari pengadopsian Cloud Computing? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pengadopsian Cloud Computingoleh UKM di DIY. 2. Mengidentifikasi manfaat bisnis yang diperoleh UKM di DIY dari pengadopsian Cloud Computing. 1.4 Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi bagi pihak-pihak yang di antaranya: 1. Kontribusi bagi peneliti sendiri berupa pemahaman dan wawasan baru tentang teknologi cloud computing serta manfaat yang dapat diperoleh. 2. Kontribusi kepada organisasi yang menjadi objek penelitian, yaitu UKM, berupa pertimbangan yang layak dalam mempertimbangkan pengadopsian suatu teknologi khususnya cloud computing yang memungkinkan UKM untuk memperbaiki proses internal. 3. Kontribusi bagi bidang pendidikan sebagai referensi yang dapat diandalkan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini dilakukan dengan sistematika sebagai berikut: Bab1 Introduksi Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab2 Kajian Pustaka Bab ini membahas tentang konsep-konsep, teori dan model pengadopsian teknologi yang berhubungan dengan topik penelitian, variabel-variabel yang digunakan untuk menguji model yang digunakan serta hipotesis-hipotesis yang di uji yang berlandaskan teori yang relevan. Bab3 Disain Riset Bab ini membahas tentang populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, sumber dan teknik pengumpulan data, variabel penelitian, pengukuran variabel, serta uji validitas dan uji reliabilitas. Bab 4 Analisis dan Diskusi Bab ini membahas tentang hasil analisis dari data yang telah dikumpulkan, hasil pengujian hipotesis, diskusi tentang temuan penelitian dan implikasi penelitian secara teoritis dan praktis. Bab 5 Konklusi dan Rekomendasi Bab ini membahas tentang konklusi dari penelitian ini, keterbatasan dari penelitian dan rekomendasi untuk penelitian berikutnya.