3 BAB II LANDASAN TEORI A. Penetapan Harga Kegiatan penetapan harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran karena penetapan harga berkaitan langsung nantinya pada revenue yang akan diterima oleh perusahaan. Keputusan penetapan harga juga sedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh sebuah pelayanan jasa dinilai oleh konsumen dan juga dalam proses membangun citra. Penetapan harga juga memberikan presepsi tertentu dalam hal kualitas. Secara tradisional, penetapan harga juga biasanya dilakukan dengan menambah presentase diatas nilai atau besarnya biaya produksi. Pendekatan ini bagaimanapun juga dapat mengakibatkan kehilangan benefits dalam strategi pemasaran. Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perlu menggunakan strategi penetapan harga agar mampu bersaing dalam pasar yang kompetitif. Berbagai keuntungan yang dimiliki suatu produk jasa harus dibandingkan dengan berbagai biaya pengorbanan yang ditimbulkan dalam mengkonsumsi layanan jasa tersebut. Dalam berbagai situasi, konsumen dihadapkan pada berbagai pertimbangan mengenai apa yang mereka dapatkan dengan biaya sekian bila mengkonsumsi layanan jasa tersebut. Biaya – biaya tersebut dapat berupa waktu yang dikorbankan untuk mendapatkan jasa, upaya fisik atau energi yang dikeluarkan untuk mendapat jasa, beban mental 3 4 dan pengorbanan yang terkait dengan panca indra (suara bising, panas dan keputusan dalam penetapan harga jual memiliki dampak terhadap lain-lain). Suplay atau saluran distribusi, Penyalur, tenaga jual, distributor, pesaing dan pelanggan, semuanya mempengaruhi system penetapan harga. Penetapan harga dalam pemasaran jasa sangat penting mengingat produk yang ditawarkan oleh jasa layanan tersebut bersifat tidak berwujud. Harga yang dibebankan terhadap jasa yang ditawarkan menjadikan indikasi kualitas jasa macam apa yang akan konsumen terima. Keputusan dalam penetapan harga terhadap jenis jasa yang baru harus mempertimbangkan berbagai aspek-aspek yang berkaitan. Yang paling penting adalah berbagai keputusan penetapan harga tersebut harus konsisten dengan keseluruhan strategi pemasaran. Memberikan harga yang berbeda dalam pasar yang berbeda juga perlu dipertimbangkan. Harga tertentu juga yang dibebankan bergantung kepada jenis pelanggan kepada siapa jasa tersebut dijual. Nilai suatu jasa tidak ditentukan oleh harga namun oleh benefits yang pembeli dapatkan ketika mengkonsumsi jasa tersebut, relative terhadap biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh layanan jasa tersebut, dan harga-harga dari jasa yang bersifat alternative yang dimiliki kompetitor. Jasa memiliki nilai intrinsik bagi pelanggan dan hal ini adalah lebih baik dari sekedar mempertimbangkan biaya dalam meluncurkan dengan lebih matang dalam kebijakan penetapan harga. Penetapan harga harus dipandang dari prospektif yang berorientasi ke pasar. 5 B. Tujuan Penetapan Harga Metode Penentuan harga harus dimulai dengan pertimbangan atas tujuan penentuan harga itu sendiri. Adapun tujuan-tujuan tersebut antara lain : 1. Survival, tujuannya meningkatkan profit ketika perusahaan dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Sehingga perusahaan tetap bertahan hidup. 2. Profit Maximization, Penentuan harga bertujuan untuk memaksimumkan profit dalam periode tertentu. 3. Sales Maximization, Penentuan harga bertujuan untuk membangun market share dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan. 4. Prestige, Penentuan harga bertujuan memposisikan jasa perusahaan sebagai jasa eksklusif. 5. ROI, Penentuan harga disusun berdasarkan rencana pencapaian Return On Investment. C. Landasan Strategi Penetapan Harga Strategi penetapan harga dapat dianalogikan seperti tumpukan berkaki tiga, dimana tiga buah kaki yang mendasarinya adalah biaya, kompetisi dan nilai. Biaya yang akan di cover, menjadi lantai dari tumpuan berkaki tiga tersebut terhadap harga yang akan dikenakan terhadap suatu produk jasa tertentu, sementara nilai dari produk jasa tersebut menjadi atap, dimana harga yang dikenakan pesaing untuk produk jasa pengganti atau yang sejenis 6 terletak antara atap dan lantai dari tumpuan berkaki tiga dalam pembahasan ini. Perusahaan yang mencari keuntungan harus dapat mencakup segala biaya dalam memproduksi jasa dan pemasaran jasa tersebut serta kemudian menambahkan majin agar mendapatkan keuntungan yang memuaskan. Harga juga memainkan peranan yang penting dalam mengkonsumsikan kualitas dari jasa tersebut. Dengan tidak adanya petunjuk-petunjuk yang bersifat nyata, konsumen mengasosiasikan harga yang tinggi dengan tingkat kinerja suatu produk jasa yang tinggi pula. Semakin besar perbedaan antara perceived benefits and perceived cost, semakin besar pula net value-nya. Bila perceived cost yang dimiliki suatu produk yang melebihi perceived benefits yang ada, maka akan terjadi adalah bahwa produk tersebut memiliki negative value, konsumen mungkin akan menganggap sebagai nilai yang buruk (poor value) dan kemudian akan mengurangi konsumsi produk tersebut dan mengkonsumsi produk lain. Pebisnis dapat menaikkan nilai suatu produk baik dengan memberikan tambahan benefits yang diperoleh, maupun dengan mengurangi harga. Ketika seorang konsumen mengevaluasi seorang pesaing, pada dasarnya mereka memperbandingkan net value. Bagaimanapun juga persepsi seringkali tidak akurat, sehingga konsumen membuat perbandingan berdasarkan informasi yang tidak lengkap. Lebih lanjut, persepsi mengenai benefits bias jadi bervariasi antara satu konsumen ke konsumen yang lain, juga dapat berubah dari satu situasi ke situasi lainnya. 7 D. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga pada perusahaan Jasa. Seperti yang disebut kan diatas pada point B tentang Keputusan Penentuan Harga Jual maka ada beberapa faktor yang diungkapkan, salah satunya menurut Rambat (2001: 88) faktor-faktor yang diketahui atau perlu dipertimbangkan penetapan dalam harga jasa adalah sebagai berikut : 1. Persaingan . Posisi biaya-biaya dan prilaku penentuan harga dari pesaing merupakan elemen penting yang perlu diperhatikan. Perusahaan jasa harus mengamati pesaingnya agar dapat menentukan biaya, harga dan keuntungan perusahaan itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa teknik seperti competitive shopping, market research dan membandingkan harga terhadap kualitas setiap penawaran yang ditawarkan oleh pesaing utama. Pengetahuan akan biaya yang dimiliki pesaing dapat membantu para manajer di bidang jasa, sehingga dapat diketahui seberapa kompetitifkah jasa yang telah ditawarkan. Kekuatan yang dimiliki pesaing dalam segi keuntungan posisi, harga dan juga pangsa pasar dalam setiap segmen kemudian dapat dijadikan acuan untuk melakukan tindakan penetapan harga. 2. Elastisitas permintaan. Hubungan antara harga dan permintaan perlu diketahui untuk mengukur bagaimana besarnya permintaan bervariasi pada berbagai tingkat harga yang berbeda. Konsep ini membantu para manager di bidang jasa untuk memahami apakah suatu bentuk permintaan itu elastis (yaitu adanya 8 perubahan sekian persen pada harga menyebabkan perubahan persentase permintaan yang lebih besar) ataupun inelastis (yaitu perubahan sekian persen pada harga secara relative sedikit mengubah persentase permintaan). Tingkat harga penting bila permintaan terhadap jasa adalah elastis. 3. Struktur Biaya Para pemasar jasa perlu mengetahui biaya dalam menyediakan layanan jasa dan bagaimana biaya-biaya bergerak seiring berjalannya waktu dan tingkat permintaan. Dua jenis biaya yang umum disinggung adalah biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost) perlu juga diketahui bahwa ada juga jenis biaya yang bersifat variable. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah seiring dengan adanya perubahan pada tingkat output. Biaya jenis ini bersifat tetap dalam jangka waktu tertentu dan termasuk diantaranya adalah bangunan, biaya gaji manajer, biaya pemeliharaan dan lain-lainnya. Biaya variable merupakan biaya yang berubah seiring dengan kuantitas layanan jasa yang disediakan atau dijual. Termasuk diantaranya pekerja paruh waktu, listrik, air dan sebagainya, sedangkan biaya semi variable memiliki elemen dimana sebagian lagi bersifat variabel. Sebagai contoh adalah biaya telephone dan gaji pegawai yang bekerja lembur. Selain dari faktor-faktor tersebut diatas dapat juga ditambahkan factorfaktor yang lain dalam penentuan harga pada perusahaan jasa seperti positioning dari jasa yang ditawarkan, daur hidup jasa, kondisi ekonomi, 9 sumber daya yang dipergunakan dan sasaran yang ingin dicapai perusahaan. E. Pengertian Harga Sewa Setiap badan usaha baik yang berorientasi pada laba (profit oriented) maupun yang tidak berorientasi pada laba (non profit oriented) akan menghadapi permasalahan pada penentuan harga sewa untuk jasa yang dihasilkan. Harga suatu jasa merupakan ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap jasa yang dibelinya. Seseorang akan berani membayar suatu jasa dengan harga yang mahal, apabila menilai kepuasan yang diharapkan terhadap pelayanannya yang akan dibelinya itu memuaskan. Sebaliknya apabila seseorang itu menilai kepuasan terhadap jasa itu rendah, maka seseorang tersebut tidak akan bersedia untuk membayar atau membeli jasa yang ditawarkan itu dengan harga tinggi. Harga itu sebenarnya nilai yang dinyatakan dalam satuan mata uang atau alat tukar terhadap suatu jasa tertentu. Dalam kenyataannya besar kecilnya nilai atau harga tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik saja yang diperhitungkan, akan tetapi faktorfaktor psikologis dan lainnya berpengaruh pula terhadap harga. Dengan demikian muncul berbagai definisi mengenai harga. “Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa produk) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya“ Basu (2001 : 241). Pengertian harga menurut Siswanto (2001 :62) adalah sebagai berikut : 10 Harga diartikan sebagai jumlah uang yang telah ditentukan sebagai imbalan suatu barang atau jasa yang mereka perdagangkan dan sesuatu yang lain (sesuatu yang lain itu dapat berupa kebanggaan memiliki produk yang telah tenar merknya, jaminan mutu dan lain sebagainya) yang diadakan untuk memuaskan keinginan dari konsumen. Dari pengertian yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa harga sewa suatu pengorbanan dalam bentuk uang yang digunakan serta dipergunakan untuk mendapatkan kepuasan dari suatu jasa yang ditawarkan dari pihak pertama (produsen atau pemilik tempat) terhadap pihak kedua (konsumen atau penyewa). F. Teori Ekonomi mengenai Harga sebuah produk atau Jasa Dalam teori ilmu ekonomi, kita mengetahui bahwa harga suatu produk atau jasa ditentukan oleh pertemuan antara kurva permintaan dan kurva penawaran suatu perusahaan. Masing-masing perusahaan memiliki bentuk kurva permintaan dan penawaran yang berbeda-beda tergantung pada elastisitas harga produk tersebut dan bentuk pasar yang dihadapi. Dalam pendekatan teoritis, bentuk pasar memegang peranan penting, karena bentuk pasar mempengaruhi kurva permintaan (demand) dan kurva permintaan (supply). Manajer dapat menerapkan penentuan harga jual atau harga jasa apa yang akan dipakai setelah mengetahui informasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga. Dengan demikian manajer senantiasa memerlukan informasi biaya dan faktor-faktor lainnya, dalam pengambilan keputusan penentuan harga sewa, meskipun biaya tidak menentukan harga sewa dan 11 bukan satu-satunya faktor yang dapat dipertimbangkan dalam penentuan harga jual atau harga jasa. Dalam keadaan norma, harga jual atau sewa produk dan jasa harus dapat menutup biaya penuh yang bersangkutan dengan produk dan jasa dan menghasilkan laba yang dikehendaki. Biaya penuh merupakan total pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan produk dan jasa, sehingga semua pengorbanan ini harus dapat ditutup oleh pendapatan, selain yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa. Disamping itu, harga jual harus pada menghasilkan laba yang memadai, sepadan dengan investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk atau jasa. G. Keputusan Penentuan Harga Jual Pada dasarnya harga jual produk atau jasa ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasaran, sehingga biaya bukan merupakan satu-satunya penentu harga jual. Pentingnya biaya dalan penentuan harga jual karena biaya memberikan informasi batas bawah suatu harga jual yang harus ditentukan. Apabila harga jual dibawah biaya penuh produksi atau jasa harga jual akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Berikut ini adalah manfaat biaya penuh bagi manajer dalam mengambil keputusan harga jual. Menurut Mulyadi (2001 :348) : a. Biaya penuh merupakan titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh pengambil keputusan. b. Biaya penuh merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian. c. Biaya penuh memberikan informasi yang memungkinkan manajer penentu harga jual melihat struktur biaya perusahaan pesaing. 12 d. Biaya penuh merupakan dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar. H. Metode Penentuan Harga Jual Terdapat 3 (tiga) metode penentuan harga Jual menurut Mulyadi , yaitu : 1. Penentuan Harga Jual dalam keadaan normal 2. Penentuang Harga jual Pesanan Khusu dan 3. Penentuan harga jual produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang diatur dengan peraturan Pemerintah. Sesuai dengan penulisan ini, maka akan dibahas metode yang berkaitan yaitu Penentuan Harga Jual Normal. Penentuan ini ditentukan dengan menambah biaya masa yang akan datang dengan suatu persentase markup (tambahan diatas jumlah biaya) yang dihitung dengan formula tertentu.Harga jual produk atau jasa dalam penentuan harga jual normal adalah : Harga Jual = Taksiran Biaya Penuh + Laba yang diharapkan Dalam formula ini terdapat dua unsur, yaitu Taksiran Penuh terdiri dari Taksiran Biaya Penuh dan Laba yang diharapkan. a. Taksiran Penuh dapat dihitung dengan dua pendekatan yaitu : full costing dan variable costing. Pendekatan full costing menghitung semua aspek biaya untuk mendapatkan atau membuat barang atau jasa tersebut, sedangkan variable costing menyusun semua aspek biaya sesuai dengan Biaya Tetap dan Biaya Variabel. b. Laba yang diharapkan, biasanya harga jual harus dapat menutup biaya penuh dan dapat menghasilkan laba yang diharapkan. Laba yang 13 diharapkan dihitung berdasarkan investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk atau jasa. Dibawah ini adalah beberapa penentu yang jadi pertimbangan Manajer Penentu, yaitu : 1. Cost of Capital Biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk investasi atau modal dalam perusahaan. 2. Resiko Bisnis Semakin besar resiko bisnis dalam dalam suatu perusahaan maka makin besar presentase laba yang ditambahkan pada cost of capital untuk memperhitungkan laba yang diharapkan. 3. Besarnya capital employed Semakin besar investasi yang ditanam pada suatu produk atau jasa maka semakin besar laba yang diharapkan dalam perhitungan harga jual. Besarnya capital employed dapat dilihat dari jumlah aktiva yang tercantum dalam neraca awal tahun anggaran atau taksiran rata-rata total aktiva selama tahun anggaran, untuk perhitungan harga jual yang akan berlaku dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Selain dari 3 metode tersebut diatas, adapula yang menentukan harga jual berdasarkan sebagai berikut : a. Market-Based Pricing yaitu penetapan harga jual dengan mempertimbangkan respon pelanggan kepada berbagai tingkat harga, persepsi konsumen terhadap nilai produk, dan juga respon pesaing. 14 b. Contribution Pricing pada dasarnya adalah metode yang berdasarkan biaya tetapi juga mempertimbangkan harga pasar yang berlaku, dengan fokus memaksimumkan marjin kontribusi, untuk menutup biaya tetap yang besar, meliputi biaya overhead. Metode contribution pricing juga dipakai untuk mencapai sasaran kemampulabaan (kemampulabaan) dengan memaksimumkan pemanfaatan aktiva fisik dan sumber daya manusia. I. Penentuan Harga Jual Per Unit. Rumus perhitungan harga jual atas dasar biaya secara umum dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini : Harga Jual per unit = Biaya yang berhubungan langsung dengan volume per unit + Presentase Mark up Sedangkan Presentase markup dihitung dengan rumus : Presentase markup = Laba yang diharapkan +Biaya yang tidak dipengaruhi Langsung oleh volume produk Biaya yang dipengaruhi langsung oleh volume produk 15 J. Pengertian Biaya. Pengertian biaya adalah “pengorbanan sumber ekonomis yang dinilai dalam satuan uang, yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu “( Mulyadi 2001 : 116) Menurut S. Munawir (2002 : 307) : Dalam akuntansi keuangan, cost (kost biaya atau tepatnya harga perolehan) didefinisikan sebagai nilai kas atau setara dengan kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang atau jasa yang diperkirakan akan memberi manfaat masa kini atau masa depan pada organisasi. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa : “Biaya adalah nilai yang diukur dalam satuan uang yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa” 1. Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya a. Pengertian Biaya Akuntansi biaya merupakan “sumber Informasi mengenai berbagai macam pendapatan dan biaya yang dapat diakibatkan oleh rangkaian tindakan alternative” (Kholmi 2003:6). Menurut Mulyadi (2001 : 6) : Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek akuntansi biaya adalah biaya. Menurut Munawir (2002 : 289) Akuntansi Biaya adalah sistem akuntansi yang khusus digunakan untuk mengumpulkan, menggolongkan, mencatat dan meringkas secara sistematis data biaya dalam suatu entitas atau perusahaan serta menyajikannya dalam bentuk laporan-laporan biaya kepada pihak-pihak yang memerlukan informasi biaya. 16 Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya merupakan sistem akuntansi yang digunakan untuk menyajikan informasi biaya atau laporan-laporan biaya bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. b. Tujuan Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2001 : 7) Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok : 1) Penentuan Harga Pokok Untuk memenuhi tujuan penentuan harga pokok produk, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang terjadi dimasa lalu atau biaya historis. 2) Pengendalian Biaya Pengendalian biaya harus didahulukan dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk. Jika biaya yang seharusnya ini ditetapkan, akuntansi biaya bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan biaya-biaya yang seharusnya tersebut. Akuntansi biaya penyimpangan kemudian biaya melakukan sesungguhnya analisis sesuai terhadap dengan biaya seharusnya dan menyajikan informasi mengenai penyebab terjadinya selisih tersebut. 17 3) Pengambilan Keputusan Khusus. Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus selalu berhubungan dengan informasi masa yang akan datang. Untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam pengambilan keputusan, akuntansi biaya mengembangkan berbagai konsep informasi biaya untuk pengambilan keputusan seperti : biaya kesempatan (opportunity cost), biaya hipotesis (Hypothetical cost), Biaya tambahan (Incremental cost), Biaya terhindarkan (avoidable cost) dan pendapatan yang hilang (forgone revenue). a. Klasifikasi Biaya Untuk menyajikan informasi biaya yang bermanfaat pada berbagai tingkat manajemen, akuntansi harus dapat mengklasifikasikan biaya sesuai dengan informasi yang diperlukan oleh manajemen. Kebutuhan informasi ini mendorong timbulnya berbagai cara pengklasifikasian biaya sehingga dikenal konsep “different cost classification for different purpose”, yang mempunyai arti pengklasifikasian biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Menurut Munawir (2002 : 308), pengklasifikasian biaya yang pada umumnya dilakukan adalah : a. Dapat tidaknya cost atau biaya tersebut ditelusuri (traceability) pembebanannya pada objeknya. Atas dasar 18 inilah, maka dibedakan antara biaya langsung atau tidak langsung. 1) Biaya langsung adalah biaya yang dapat diidentifikasikan atau ditelusuri secara fisik terhadap suatu objek yang dibiayai secara akurat dan dengan cara yang secara ekonomis menguntungkan. Contohnya : Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. 2) Biaya Tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat diidentifikasikan atau ditelusuri secara khusus pada objek yang dibiayai secara akurat atau diteliti dan dengan cara yang secara ekonomis menguntungkan, sehingga harus dialokasikan. Contohnya: Biaya overhead Pabrik. b. Prediksi prilaku cost atau biaya dalam merespon perubahan kegiatan dan pemicu aktivitas (cost behavior and activity drivers) dapat dibedakan antara biaya variabel dan biaya tetap serta biaya semi variabel. 1) Biaya Variable adalah biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan perubahan tingkat aktivitas output secara proporsional atau sebanding; misalnya biaya bahan baku. Biaya bahan baku yang digunakan dalam satu periode akan berubah secara total sesuai dengan jumlah barang di produksi 19 2) Biaya tetap adalah biaya yang secara total jumlahnya tetap, bagaimanapun perubahan tingkat aktivitasnya; misalnya biaya sewa Rp. 3.000.000,- perbulan, maka jumlah biaya sewa akan tetap Rp. 3.000.000,- walaupun perusahaan mempunyai 1000 pelanggan atau hanya 10 pelanggan. 3) Biaya Semi variable adalah biaya jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau kapasitas, semakin tinggi volume kegiatan semakin kecil biayanya, tetapi tingkat perubahan biaya tersebut tidak sebanding dengan tingkat perubahan volume kegiatan. c. Untuk tujuan penyusunan laporan keuangan eksternal atau sesuai dengan fungsi perusahaan (product cost and financial reporting), dapat dibedakan antara biaya produksi (yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik) dan biaya periode yang meliputi biaya pemasaran, serta biaya administrasi dan umum. Klasifikasi biaya tersebut adalah : 1) Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pengolahan (manufacture) atau mengubah bahan baku menjadi barang yang siap dijual atau dikonsumsi, maupun biaya pelaksanaan atau pemberian jasa atau pelayanan. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai berikut : 20 a) Direct Material adalah : Biaya bahan baku yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang dihasilkan. Biaya bahan baku tersebut dapat dibebankan secara langsung ke produk karena pengamatan secara fisik dapat dilakukan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi atau yang digunakan oleh masing-masing barang atau jasa yang dihasilkan. b) Direct labor adalah biaya tenaga yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang dihasilkan. Seperti halnya bahan baku langsung dan observasi secara fisik yang dapat dilakukan untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa. c) Overhead semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung digabungkan menjadi satu kategori yang disebut overhead. Misalnya biaya depresiasi gedung dan peralatan, pemeliharaan, supplies, listrik, pengamanan dan pajak bumi dan bangunan. d) Biaya periode adalah biaya yang dapat diidentifikasikan dengan ukuran periode atau jarak waktu tertentu daripada dengan pemindahan barang atau jasa. Oleh karena itu biaya ini dibebankan sebagai biaya (expenses) dan langsung dimasukan ke dalam rugi laba 21 pada periode akuntansi saat terjadinya dan tidak dikapitalisasi sebagai harga pokok produk. 2) Sesuai dengan tujuan pembuatan keputusan (decision making) dibedakan antara biaya relevan, sunk cost dan biaya kesempatan. a) Biaya relevan adalah semua biaya yang akan memperoleh suatu pengambilan keputusan dan karena itu harus dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan. b) Sunk Cost adalah biaya yang dalam kondisi tertentu tidak dapat diperoleh kembali atau biaya yang terjadi akibat pembilan keputusan masa lalu yang tidak relevan dalam pengambilan keputusan jangka pendek. Alokasi biaya sangat penting karena mempunyai kegunaan antara lain: a. Penetapan harga jual, setelah biaya tidak langsung produksi dialokasikan ke biaya produksi, diketahui harga pokok produksi per unit, maka dapat dijadikan alat untuk membuat kebijakan penetapan harga jual. b. Pengukur laba dan menilai aktiva. Dengan didapatkannya jumlah unit yang di produksi dan akan dijual, maka dapat dihitung nilai persediaan dan beban pokok penjualan c. Untuk memotivasi manajer divisi yang kinerjanya diukur dengan efisiensi biaya melalui perbandingan antara biaya dianggarkan dan biaya actual. Biaya actual lebih besar dan pada biaya yang dianggarkan harus lebih kecil. 22 d. Monitor departemen pembantu produksi. Manajer Produksi harus memonitor ke departemen yang biayanya dialokasikan berkaitan dengan departemenenya dan mempengaruhi kinerjanya. e. Alat untuk pengambil keputusan manajemen dalam menentukan arah bisnis dan proyek atau divisi baru untuk mencapai kelangsungan bisnisnya. f. Menilai persediaan. Terutama perusaahaan manufaktur, mengukur persediaan sangat penting, agar tidak terjadi penumpukan yang menyebabkan kerugian dan tidak efektifnya biaya. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah penghasilan atau penghematan biaya yang dikorbankan karena dipilihnya suatu alternatif tertentu, sehingga penghasilan atau penghematan biaya tersebut harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan K. Pengertian Biaya Tetap Biaya Tetap didefinisiskan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau menurut. Meskipun bebebrapa jenis biaya tampak sebagai biaya tetap, semua biaya sebenarnya bersifat variable dalam jangka panjang, Jika aktivitas bisnis menurun sampai titik nol dan tidak ada prospek untuk kenaikan, perusahaan akan melikuidasi dan menghindari semua biaya. Jika aktivitas di harapkan untuk meningkat di atas kapasitas yang sekarang, biaya tetap harus dinaikkan untuk menaikkan 23 kapasitas yang sedang berjalan agar dapat menutupi kapasitas produksi yang diharapkan. Misalnya overhead memasukkan biaya supervisim penyusutan, sewa, asuransi, property, pajak, biaya tenaga kerja tidak langsung. Jika keputusan manajemen menghendaki penambahan kapasitas, maka aka nada penambahan biaya tenaga kerja langsung (lembur), biaya peralatan dan lain lain. Biaya-biaya tersebut meningkatkan tingkat pengeruatan setiap item overhead pabrik. Beberapa pengeluaran bersifat tetap karena kebijakan manajemen, misalnya biaya iklan, sumbangan sosial. Pengeluaran ini disebut biaya tetap reskresioner atau biaya tetap tidak terprogram. L. Penggunaan Tarif Biaya Overhead yang telah ditentukan sebelumnya. Biaya overhead dibebankan ke semua pekerjaan yang dilakukan selama periode tertentu,dan akan ditentukan pembebanannya. Pembebanan ini dapat dialokasikan ke semua pekerjaan yang sedang berlangsung dalam periode tersebut. Jika volume produksi tetap dari bulan ke bulan dan biaya overhead terjadi dalam tingkatan bulanan, maka metode ini menghasilkan pembebanan yang wajar atas produksi pada tiap periode. Tetapi biasanya pada tiap bulan terjadi perbedaan kapasitas penjualan atau biaya, contohnya perbedaan pemesanan, biaya perbaikan computer, perubahan tari upah sesuai keputusan Pemerintah setempat dan lain lain. Perubahan ini sehingga menyebabkan perbedaan pembebanan. 24 M. Faktor – faktor yang dipertimbangkan dalam Pemilhan tarif overhead Tarif overhead pada tiap perusahaan dan antat Departemen berbedabeda. Terdapat lima faktor yang mempengaruhi pemilihan tariff overhead, yaitu : 1. Dasar yang digunakan a. Output fisik b. Biaya bahan baku langsung c. Biaya tenaga kerja langsung d. Jam Mesin e. Transaksi atau aktivitas 2. Pemilihan tingkat Aktivitas a. Kapasitas teoritis b. Kapasitas praktis c. Kapasitas actual yang diperkirakan d. Kapasitas normal e. Dampak kapasitas terhadap tariffoverhead f. Kapasitas yang menganggur versus kelebihan kapasitas 3. Memasukkan atau tidak memasukkan overhead tetap. a. Perhitungan biaya penyerapan penuh b. Perhitungan Biaya langsung 4. Menggunakan tarif tunggal atau beberapa tarif a. Tarif tingkat Pabrik b. Tarif departemantal 25 c. Tarif subdepatemental dan aktivitas 5. Menggunakan tarif yang berbeda untuk aktifitas jasa. Tarif overhead biasanya ditinjau kembali secara periodik. Peninjauan ulang ini dikarenakan perubahan metode, harga, efisiensi dan perkiraan penjualan yang membuat tinjuaun kembali dan revisi yang memungkinkan dari tarif overhead diperlukan paling tidak setahun sekali. Tiap departemen mempunyai andil dan biaya yang berbeda terhadap suatu proses produksi atau jasa. Perhitungan besarnya pembebanan atau andil suatu departemen dapat dipertimbangkan melalui beberapa faktor, diantaranya : a. Kesamaan operasi dan mesin disetiap departemen b. Lokasi dari operasi dan mesin c. Tanggung jawab atas produksi / jasa dan biaya d. Hubungan operasi terhadap aliran produksi / jasa e. Jumlah departemen. N. Dasar yang dapat digunakan Tujuan utama dalam pemilihan dasar adalah untuk memastikan pembebanan overhead dalam proporsi yang wajar terhadap sumber daya pabrik atau perusahaan jasa tidak langsung yang digunakan oleh pesanan, produk, atau jasa yang dilakukan. Tujuan berikutnya adalah untuk meminimalkan biaya dan usaha klerikal. 26 Ada beberapa cara atau metode penghitungan tarif overhead. Diantaranya adalah : a. Output fisik, dasar perhitungan yang paling sederhana untuk membebankan overhead suatu perusahaan. Cara ini memperhitungkan berdasarkan estimasi biaya overhead, estimasi unit produksi. Estimasi overhead perusahaan = Overhead Pabrik /perusahaan/ unit Estimasi Unit produksi b. Dasar berat/ poin. Perhitungan ini mempertimbangkan adanya variasi produk atau terdapat beberapa bisnis unit dalam satu perusahaan yang berbeda kapasitas tenaga kerja tiap bisnis unit sehingga pembebanan overhead pada setiap produk atau jasa yang dikerjakan juga berbeda-beda. Cara perhitungan ini juga dapat dengan memberikan sejumlah poin ke setiap produk atau jasa untuk mengkompensasikan perbedaan dalam jumlah sumber daya tidak langsung yang di konsumsi selama masa produksi atau masa jasa tersebut berjalan. O. Biaya Overhead pada Perusahaan Jasa Penetapan dasar perhitungan biaya Overhead pada Perusahaan Jasa dapat menggunakan metode ABC atau menghitung berdasarkan Aktifitas dan karakter perusahaan tersebut. Biaya Overhead Pabrik atau jasa adalah biaya yang berhubungan dengan Peralatan seperti tanah, gedung, mesin-mesin dan peralatan lain. Faktor Penentuanya adalah Faktor tenaga kerja tidak langsung. 27 Tenaga kerja tidak langsung (Indirect labour) dan Biaya tidak langsung yang umumnya terdiri dari gaji Manager, Administrasi, Penyusutan aktiva tetap, Premi asuransi kesehatan karyawan, Pajak Bumi dan bangunan (PBB), Pajak Upah, premi asuransi kerugian aktiva tetap, pemeliharaan, reparasi mesinmesin, pemeliharaan gedung, air, listrik, telepon, penanganan bahan,penataan mesin, biaya konsultasi, pengawasan, staf Personalia, Staf keuangan dan lain lain. Pada perusahaan yang terdiri dari bermacam produk yang saling mendukung harus ditentukan alokasi biayanya. Model alokasi biaya overhead pembantu terdapat 3 Model, yaitu : a. Alokasi langsung. Biaya Overhead pembantu langsung ke departemen produksi. b. Alokasi bertahap. Biaya overhead pembantu produksi dialokasikan sebagian ke departemen pembantu produksi yang lain kemudian dialikasikan ke biaya overhead departemen produksi c. Alokasi timbal Balik/Reciprocal.Biaya overhead antar beberapa departemen pembantu produksi saling membagi biaya lalu dialokasikan ke departemen produksi. PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TELEVISI BERBAYAR Televisi berbayar adalah Televisi Televisi di Indonesia yang pemain Televisi berlangganan masih sedikit dan peraturan pemerintah masih belum ada yang mengatur ketentuan penetapan harga berlangganan dan tarifnya. Peraturan yang menaungi adalah : 28 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 52 tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran lembaga Penyiaran Berlangganan yang menerangkan pengertian televisi berlangganan adalah : a. Lembaga Penyiaran Berlangganan adalah penyelenggara penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan b. Layanan Penyiaran Berlangganan adalah layanan pemancarluasan atau penyaluran materi siaran secara khusus kepada pelanggan melalui radio, televisi, multimedia, atau saluran berlangganan adalah spektrum frekuensi elektromagnetik yang disalurkan melalui kabel dan/atau spektrum frekuensi yang digunakan dalam suatu sistem penyiaran berlangganan sehingga dapat menyediakan suatu program siaran berlangganan c. Klasifikasi Acara Siaran adalah pengelompokan acara siaran berdasarkan isi siaran yang dikaitkan dengan usia dan khalayak sasaran. Pasal 26, besarnya iuran berlangganan ditetapkan oleh lembaga penyiaran berlangganan masing-masing sesuai dengan kontrak kerjanya dengan pelanggan. 2. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 21 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi. Penyelenggaraan jasa multimedia adalah penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang menawarkan layanan berbasis teknologi informasi termasuk di dalamnya antara lain penyelenggaraan jasa internet telepon, jasa akses internet dan jasa televisi berbayar Kesimpulan yang diambil dari peraturan pemerintah tersebut diatas, perusahaan penyelenggara Televisi berbayar dapat menentukan harga berlangganan sesuai dengan kesepakatan dengan Manajemen dan pelanggan.