Doyan Makan Daging Bikin Tubuh Mudah Berkeringat

advertisement
Doyan Makan Daging Bikin Tubuh Mudah Berkeringat?
Jangan anggap sepele keringat yang membanjiri tubuh Anda. Keringat yang bukan berasal
dari lipatan-lipatan kulit, bisa mengindikasikan Anda sedang berpenyakit. Apalagi jika
keringat tersebut merata di seluruh tubuh, bisa jadi metabolisme tubuh Anda sedang
bermasalah.
“Orang yang terus-menerus berkeringat meski tidak melakukan aktivitas yang berat, apalagi
sedang berada di ruangan ber-AC, mungkin mempunyai masalah dengan metabolisme
tubuhnya,” ujar dr. Hanny Nilasari, SpKK, saat talkshow “Dealing with Conflict in
Workplace” bersama Rexona di Djakarta Theater, Rabu (20/4/2011) lalu.
Jika Anda mengalami hal seperti itu, dr. Hanny menyarankan untuk melakukan pemeriksaan
lebih lanjut. Menurut dr Hanny, asupan makanan sangat berpengaruh terhadap metabolisme
tubuh kita. “Orang yang senang makan daging-daging yang sulit dicerna, sistem kerja
metabolisme tubuhnya akan lambat. Agar metabolisme lancar, sebaiknya kita banyak
mengonsumsi makanan berserat seperti gandum, sayuran, dan buah-buahan,” ujar dokter
yang berpraktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini.
Keringat sebenarnya merupakan cara alami untuk mendinginkan suhu tubuh. Suhu tubuh
dikendalikan oleh sistem syaraf pusat. Namun, beberapa faktor dapat memengaruhi cara
tubuh memproduksi keringat, seperti keadaan tertekan, hormon, infeksi, rempah-rempah,
kafein, dan obat-obatan.
“Keringat dapat keluar akibat aktivitas fisik, suhu yang lembap, dan panas. Namun keringat
juga bisa keluar saat stres yang disebabkan oleh konflik, baik konflik internal maupun
eksternal,” tambah dr. Hanny. Konflik internal berasal dari diri sendiri, sedangkan konflik
eksternal berasal dari lingkungan, misalnya lingkungan kerja.
Tentang keringat yang berbau, dr. Hanny mengatakan bahwa semua keringat pasti memiliki
bau. “Semua keringat itu pasti memiliki bau. Bahkan bau tersebut menjadi ciri khas karena
setiap orang pasti memiliki bau keringat yang berbeda. Karena faktanya, kelenjar keringat
selain menghasilkan cairan juga menghasilkan bau-bauan,” ungkap dr. Hanny.
Bau-bauan tersebut juga akan mengalami perbedaan sesuai tingkatan usia, karena semakin
bertambah usia seseorang, maka kelenjar keringatnya akan semakin besar. “Kalau bayi,
kelenjar keringatnya tipis, mulai usia sembilan tahun hingga mulai premenstruasi,
kelenjarnya akan membesar dan menghasilkan lebih banyak keringat dan bau,” tambahnya.
Bau keringat yang normal tentu menjadi ciri khas. Namun, bau keringat yang berlebihan
tentu mengganggu diri sendiri dan orang lain. Menurut penelitian yang dilakukan Rexona,
bau keringat yang tak wajar dipicu oleh emosi, dan berasal dari kelenjar apocrine yang
mengeluarkan perpaduan protein, lemak, dan asam amino -tempat ideal untuk berkembang
biaknya bakteri.
Sekresi dari kelenjar aprocrine bukanlah penyebab timbulnya bau tak sedap, namun bakteri
yang berkembang biak dalam keringatlah yang menjadi penyebab utamanya. Bakteri
micrococcaceae lebih menyukai ketiak wanita dan berbau agak asin, sedangkan organisme
microscopic lipophile diphteriode lebih suka berada di ketiak pria dan mengeluarkan bau
yang lebih kuat.
Untuk menghindari masalah yang timbul akibat keringat berlebih dan bau tak sedap, dr.
Hanny menyarankan agar kita menjaga kebersihan diri, menjaga asupan makanan, serta
menggunakan deodoran yang cocok dengan kulit. “Rajin mandi, mungkin hal sepele, tapi
ampuh untuk menjaga kebersihan tubuh kita. Dan jangan lupa untuk menggunakan deodoran
setelah mandi,” ujarnya.
Deodoran berfungsi untuk menyerap keringat, menyembunyikan bau dan mengurangi jumlah
bakteri yang ada di ketiak. Antikeringat menghambat bakteri makanan dan melepaskan garam
ke dalam keringat yang akan bereaksi dengan protein di dalamnya untuk mengurangi
perkembangbiakan bakteri -tanpa mengganggu sistem pendinginan tubuh.
Download