ELEKTROMAGNETIK TERAPAN 1. PERAMBATAN GELOMBANG ELEKTROMAGNET (GELOMBANG DATAR) By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE Propagasi Gelombang Elektromagnet (Gelombang Datar) PENDAHULUAN Gelombang Gelombang adalah suatu fenomena alamiah yang terjadi dalam dimensi ruang dan waktu. Gelombang dapat diperhatikan sebagai ‘gangguan’ yang merambat dengan kecepatan tertentu. Jika gangguan tersebut merambat ke satu arah, maka disebut sebagai gelombang 1-D. Contohnya adalah gelombang datar ( plane wave ). PENDAHULUAN Uniform Plane Wave Gelombang EM yang dipancarkan suatu sumber , akan merambat ke segala arah. Jika jarak antara pengirim dan penerima sangat jauh ( d >> ), maka sumber akan dapat dianggap sebagai sumber titik dan muka gelombang akan berbentuk suatu bidang datar. Muka gelombang adalah titik-titik yang memiliki fasa yang sama. Amplitude medan pada bidang muka gelombang untuk medium propagasi yang serbasama adalah bernilai sama pula, karena itu disebut sebagai gelombang uniform / serbasama Hampir berbentuk bidang datar PENDAHULUAN Uniform Plane Wave PENDAHULUAN Why Plane Wave? 1. Plane wave adalah pendekatan yang paling tepat jika posisi gelombang berada di lokasi yang jauh dari sumber radiasinya. 2. Jika ada 2 atau lebih gelombang EM, cukup menjumlahkan gelombang-gelombang datar (plane wave) tersebut (prinsip superposisi gelombang) PENDAHULUAN Bukti adanya Gelombang Elektromagnetik 1. James Clerk Maxwell adalah orang yang merangkum postulat lengkap tentang gelombang elektromagnetik 2. Heinrich Hertz adalah orang pertama yang membuktikan postulat maxwell PENDAHULUAN Bukti adanya Gelombang Elektromagnetik PENDAHULUAN Cahaya adalah salah satu contoh gelombang elektromagnetik Hukum Faraday Hukum Ampere dan Arus Pergeseran Maxwell Hukum Gauss untuk medan listrik Hukum Gauss untuk medan magnet Maxwell equation in vacuum H E 0 t E H 0 t E 0 H 0 d E dL dt B dS d H dL J dS dt D dS D dS V dV Q B dS 0 E x H y H E aˆ y 0 0 aˆ y z t t H y E E H aˆ x 0 0 x aˆ x z t t B E t D H J t D V B 0 H y E x 0 z t di deferensialkan terhadap z H y E x 0 z t di deferensialkan terhadap t PENDAHULUAN Cahaya adalah salah satu contoh gelombang elektromagnetik H y E x 0 z t H y E 0 x z t 2 Hy Ex 0 2z tz 2 2 Hy 2 E 0 2 x zt t disubstitusikan 2 Ex 2 Ex 0 0 2 2 z t 2 Ex 2t 1 2 E x 0 0 2z 2z 1 2 t 0 0 z t z v0 c t 1 0 0 1 0 0 Kecepatan Cahaya v c 3 108 m / s 0 Di Vacuum PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG Persamaan gelombang dapat diturunkan dari persamaan Maxwell, dengan parameter yang berpengaruh terhadap persamaan gelombang adalah karakteristik medium perambatan. Pada penurunan persamaan gelombang, terlebih dahulu kita menurunkan persamaan gelombang untuk kasus yang paling umum, yaitu untuk medium perambatan berupa dielektrik merugi/Lossy Dielektrik. Selanjutnya pada medium perambatan yang lain , yaitu : udara vakum, dieletrik tak merugi dan konduktor sempurna dipandang sebagai kasus khusus dengan memasukkan nilai-nilai karakteristik medium yang bersangkutan Kondisi Lossy dielectric 0 V 0 r 1 Sehingga persamaan Maxwell (bentuk fasor) yang berlaku : r 1 Es j Hs Hs j Es Es 0 H s 0 Kondisi Ruang Hampa 0 0 0 0 Sehingga persamaan Maxwell (bentuk fasor) yang berlaku : Es j 0 Hs Hs j 0 Es 0 Es 0 0 H s 0 Kondisi Dielektrik Sempurna 0 0 r 1 r 1 Sehingga persamaan Maxwell (bentuk fasor) yang berlaku : Es j Hs Hs jEs Es 0 H s 0 Kondisi Konduktor Sempurna 0 r 1 r 1 Sehingga persamaan Maxwell (bentuk fasor) yang berlaku : Es j Hs Hs j Es Es v H s 0 PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG Persamaan Gelombang pada Lossy dielectric Pada Dielektrik Merugi… 0 V 0 r 1 r 1 Sehingga persamaan Maxwell (bentuk fasor) yang berlaku untuk dielektrik merugi : Asumsi-asumsi: Medium propagasi homogen, Es j Hs isotropis dan netral (ρv = 0) Medan E dan H sinusoidal Hs j Es terhadap waktu Es 0 Hs 0 Perubahan E dan H sinusoidal , dengan pertimbangan bahwa perubahan periodik lain spt segitiga, persegi dsb dapat didekati dengan pendekatan Fourier PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG Bentuk waktu (Real Time) dan bentuk fasor Karena medan E dan medan H diasumsikan sinusoidal maka kita bisa tuliskan medan tersebut dalam fungsi sinusoidal Bentuk waktu (real time) Misalkan suatu fungsi sinusoidal : A(t ) A0 cost A0 Recos t j sin t Re A0 e j t ReA e 0 As A0e j j e jt Bentuk Phasor Note : untuk sementara Re[….ejωt] di”hidden” dulu PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG Bentuk waktu (Real Time) dan bentuk fasor Contoh : H ( z , t ) 100 cos 108 t 0,5 z 30 PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG Es j Hs Hs j Es E s 0 Hs 0 Keempat persamaan di atas kemudian menjadi dasar bagi penurunan fungsi waktu real yang menjelaskan perambatan gelombang datar dalam medium dielektrik merugi. Dari identitas vektor 2 Es Es Es Es 0 2 Es Es Didapatkan Persamaan Diferensial Vektor Gelombang Helmholtz, sbb : Dari pers. Maxwell I Es j HS H s j Es Es j j Es 2 Es j j Es PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG 2 Es j j Es Atau dapat dituliskan sbb : 2 2 Es Es Dimana , 2 = j ( + j) disebut sebagai Konstanta propagasi Kemudian, dengan uraian bahwa : 2 2 2 2 2 2 E E E ys 2 E zs 2 E zs 2 E zs E E E ys ys 2 xs xs xs Es 2 â 2 â 2 â 2 2 x 2 2 y 2 2 z y z y z y z x x x Komponen x Komponen y Komponen z Persamaan di atas merupakan persamaan diferensial yang rumit, sehingga akan diambil sub kasus pemisalan : E y Ez 0 E ys Ezs 0 PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG 2 Es j j Es E y Ez 0 E ys Ezs 0 2 2 E xs 2 E xs 2 E xs Es j j E s 2 2 2 x y z Masih cukup rumit. Kemudian dengan menganggap bahwa EXS merambat ke arah z (EXS tidak berubah terhadap x dan y) , didapatkan persamaan diferensial biasa sbb : 2 E xs j j E xs 2 z atau 2 E xs 2 E xs 2 z PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG Solusi persamaan diferensial E xs E x 0 e z 2 E xs 2 E xs dapat dituliskan : 2 z dimana, 2 = j ( + j) = + j = Konstanta propagasi = Konstanta redaman = Konstanta phasa Persamaan bentuk waktu untuk medan listrik, dapat dituliskan : j z jt E(t ) Re E x 0 e e â x z E(t ) E x 0 e cost z â x Bentuk waktu (real time) Bentuk phasor Ingat kembali perubahan dari bentuk fasor ke bentuk waktu !! konstanta propagasi j j j j 1 j Alternatif penulisannya : Es E0 e z aˆ x j 1 j tan Loss Tangent PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG Loss Tangent Didefinisikan suatu besaran yang menyatakan besar kecilnya kerugian dan akan dipakai untuk mengambil nilai-nilai pendekatan engineering , yaitu Loss tangent tan Loss tangent adalah perbandingan antara rapat arus konduksi terhadap rapat arus pergeseran Nilai-Nilai Pendekatan Untuk 0,1 2 1 j PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG Jika medan listrik diketahui, maka medan magnet dapat dicari dengan hubungan : Es j Hs 1 E xs Hs aˆ y j z E xs E x 0 e z 1 E x 0 e z Hs aˆ y j z aˆ x aˆ y aˆ z Bentuk phasor E x 0 e E xs H aˆ y E x 0 e z s aˆ y jH s Hs aˆ y j x y z z E xs 0 0 impedansi intrinsik z Bentuk waktu (real time) E x 0 z H e cost z â y E x 0 z H e cost z aˆ y j Ex j Hy j 1 1 j tan 1 1 j PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG E Arah perambatan Perhatikan kembali persamaan-persamaan yang sudah kita dapatkan, gelombang P H z E(t ) E x 0 e cost z â x E x 0 z Ht e cos t z â y Tampak bahwa E dan H saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus pula terhadap arah perambatan gelombang. Gelombang seperti ini disebut sebagai gelombang Transverse Electro Magnetic (TEM). Tampak pula bahwa pada dielektrik merugi, antara E dan H tidak sefasa PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG Persamaan umum gelombang berjalan Amplituda medan = + j = Konstanta Propagasi = konstanta redaman (neper/meter) = konstanta fasa (radian/meter) Volt z E E xoe cost z â x meter Tanda ( - ) berarti gelombang merambat ke arah sumbu z positif. Tanda ( + ) berarti gelombang merambat ke arah sumbu z negatif Gelombang bergetar searah sumbu x PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG Soal : Tuliskan persamaan gelombang intensitas medan magnet yang berjalan ke arah sumbu x negatif , dan bergetar searah sumbu z. Diketahui amplitudo gelombang adalah 100 (A/m), konstanta propagasi = 2 + j0,5, dan frekuensi 1 MHz Jawab : Frekuensi = 1 MHz = 106 Konstanta fasa = 2 (radian/m), merambat ke sumbu x negatif Hertz Bergetar searah sumbu z 2x 6 H 100 e cos 210 t 0,5x â z A m Konstanta redaman = 2 (Np/m), merambat ke sumbu x negatif Amplitudo = 100 (A/m) PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG Persamaan gelombang berjalan merupakan fungsi waktu dan posisi. Hal ini terlihat pada gambar di samping. Sebab kenapa disebut sebagai gelombang berjalan dapat dilihat pada gambar di bawah. Untuk nilai t yang berubah, maka suatu titik dengan amplitudo tertentu akan berubah posisi PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG VEKTOR POINTING DAN TEOREMA DAYA Teorema daya untuk gelombang elektromagnetik mula-mula dikembangkan dari postulat (hipotesa terhadap persamaan Maxwell) oleh John H Poynting tahun 1884. D H J t Dengan substitusi, B E t B H D E Kedua ruas dikalikan dengan E D E H J E E t Dengan Identitas vektor D EH H E J E E t E H E H J E E H t t E E 2 H H 2 H E t t 2 t t 2 E 2 H 2 E H J E t 2 2 VEKTOR POINTING DAN TEOREMA DAYA E 2 H 2 E H J E t 2 2 Kedua ruas diintegrasikan terhadap seluruh volume E 2 H 2 dV E H dV J E dV t 2 2 V V V Dengan Teorema Divergensi , didapatkan : E 2 H 2 dV E H dS J E dV t V 2 2 S V Ruas kiri : Tanda (-) menunjukkan penyerapan/disipasi daya total pada volume tersebut. Jika ada sumber yang mengeluarkan daya pada volume tersebut, digunakan tanda (+) Ruas kanan : Integrasi suku pertama menunjukkan disipasi ohmik Integrasi suku kedua adalah energi total yang disebabkan/ tersimpan dalam medan listrik dan medan magnetik pada volume tersebut, kemudian turunan parsial terhadap waktu menyatakan daya sesaatnya VEKTOR POINTING DAN TEOREMA DAYA Didefinisikan Vektor Poynting = E Arah perambatan gelombang P H H E P P EH Pz â z E x â x H y â y VEKTOR POINTING DAN TEOREMA DAYA Peninjauan Daya ... Misalkan : E(t ) E x 0 ez cost z â x E x 0 z Ht e cos t z â y Maka, P EH E x 0 2 z Watt e cos t z cos t z â z 2 m 2 E x 0 2 z e cos cos 2t 2z â z 2 2 Watt 2 m VEKTOR POINTING DAN TEOREMA DAYA Daya Rata-Rata ... T Pz ,av 2 E x 0 2z 1 Pz dt e cos T0 2 • Terjadi redaman kerapatan daya seharga e 2z • Impedansi intrinsik menimbulkan faktor cos yang juga menentukan kerapatan daya GELOMBANG DATAR DALAM RUANG HAMPA Persamaan Gelombang pada Ruang Hampa Untuk ruang hampa : 0 4.10 7 H / m 0 8,854.10 12 (F / m) 0 0 • Bentuk umum pada dielektrik merugi, Es j Hs Hs j Es Es 0 Hs 0 • Persamaan gelombang Helmholtz 2 Es j j Es Pada ruang hampa, Es j 0 Hs Hs j 0 Es Es 0 Hs 0 2 2 Es 0 0 Es GELOMBANG DATAR DALAM RUANG HAMPA • Konstanta propagasi Pada ruang hampa, j j 0 j 00 j 1 j • Impedansi intrinsik j j 1 1 j • Persamaan medan listrik E(t ) E x 0 ez cost z â x • Persamaan medan magnet E Ht x 0 e z cos t z â y 0 3770o 0 E(t ) E x 0 cost z â x Ex0 Ht cost z â y 377 GELOMBANG DATAR DALAM RUANG HAMPA Pada ruang hampa, • Bentuk Gelombang E P H • Vektor Poynting E x 0 2 2z P e cos cos 2t 2z â z 2 Ex02 P cos 2 t z â z 377 • Daya rata-rata T Pz ,av 2 E 1 Pz dt x 0 e 2z cos T0 2 • Kecepatan gelombang 1 3.108 v rr 2 Pz ,av 1 Ex0 2 377 dt v 3.108 m GELOMBANG DATAR PADA DIELEKTRIK SEMPURNA Untuk dielektrik sempurna : r 1 r 1 0 0 • Bentuk umum pada dielektrik merugi, Es j Hs Hs j Es Es 0 Hs 0 • Persamaan gelombang Helmholtz 2 Es j j Es Dielektrik sempurnan memiliki sifat dan karakteristik yang hampir sama dengan udara vakum Pada dielektrik sempurna Es j Hs Hs jEs Es 0 Hs 0 2 2 Es Es GELOMBANG DATAR PADA DIELEKTRIK SEMPURNA • Konstanta propagasi Pada dielektrik sempurna j j j 1 j 0 j • Impedansi intrinsik j j 1 1 j • Persamaan medan listrik E(t ) E x 0 ez cost z â x • Persamaan medan magnet E x 0 z Ht e cos t z â y r 377 r E(t ) E x 0 cost z â x E x0 r Ht cost z â y 377 r GELOMBANG DATAR PADA DIELEKTRIK SEMPURNA Pada dielektrik sempurna • Bentuk Gelombang E P H • Vektor Poynting E x 0 2z P e cos cos 2t 2z â z 2 2 Ex02 P 377 r cos 2 t z â z r • Daya rata-rata T Pz ,av 2 2 E 1 Pz dt x 0 e 2z cos T0 2 Pz ,av 1 Ex0 2 377 • Kecepatan gelombang 1 3.108 v rr 3.108 v rr r r GELOMBANG DATAR PADA KONDUKTOR SEMPURNA Pada konduktor yang baik : r 1 r 1 0 1 • Konstanta propagasi Pada konduktor yang baik j j j 1 j f j f Cobalah menurunkan sendiri ! • Impedansi intrinsik j j 1 1 j Didefinisikan “Skin Depth” 1 1 2 j 45o 1 1 1 f 39 GELOMBANG DATAR PADA KONDUKTOR SEMPURNA • Persamaan medan listrik E(t ) E x 0 ez cost z â x • Persamaan medan magnet Pada konduktor yang baik z E( t ) E x 0 e cos t z â x z E x 0 z Ht E x 0 .e cos t z â y 4 Ht e cos t z â y 2 Pada konduktor yang baik, intensitas medan magnet tertinggal (lagging) sebesar 45o (1/8 siklus) terhadap intensitas medan listrik GELOMBANG DATAR PADA KONDUKTOR SEMPURNA Pada konduktor yang baik • Vektor Poynting E x 0 2 2z P e cos cos 2t 2z â z 2 2z 2z 2 P E x 0 e cos cos 2t â z 4 4 2 • Daya rata-rata T Pz ,av 2 Ex0 E x 0 2z 1 Pz dt e cos T0 2 Energi elektromagnet tidak diteruskan ke dalam konduktor, akan tetapi merambat di sekeliling konduktor, sehingga konduktor hanya membimbing gelombang. Arus yang mengalir dalam konduktor akan mengalami redaman tahanan konduktor dan merupakan kerugian bagi konduktor sebagai pembimbing gelombang. 2 2z Pz ,av 1 2 E x 0 e 4 Rumusan diatas menunjukkan bahwa rapat daya pada bidang z = adalah sebesar e-2 , atau sebesar 0,135 kali dari rapat daya pada permukaan konduktor ( z = 0 ). GELOMBANG DATAR PADA KONDUKTOR SEMPURNA Skin Effect As frequency of applied current is increased, more of the electron flow is on the surface (skin) of the conductor 2 Conductivity of the metal(S/m) f frequency(Hz) permeability of metal(H/m) Adanya efek kulit (skin depth) menyebabkan konduktor sangat buruk dipakai sebagai medium penjalaran daya. Konduktor cukup baik untuk pembimbing / penghantar arus dan cukup dalam bentuk pipa berhubung adanya efek kulit tadi. POLARISASI GELOMBANG Polarisasi adalah sifat GEM yang menjelaskan arah dan amplitudo vektor intensitas medan listrik (E) sebagai fungsi waktu pada bidang yang tegak lurus terhadap arah perambatannya. Macam-macam polarisasi : Linear, Sirkular (lingkaran), dan Ellips POLARISASI GELOMBANG Polarisasi Vertical Polarisasi Horizontal Polarisasi Slant POLARISASI GELOMBANG RHCP LHCP Elips POLARISASI GELOMBANG Polarisasi eliptik dapat dipandang sebagai bentuk • polarisasi yang paling umum : Dapat merupakan jumlah 2 polarisasi linear yang saling tegak lurus (orthogonal) • Dapat merupakan jumlah 2 polarisasi sirkular dengan arah berlawanan dan magnitudo berbeda Jika polarisasi eliptik dipandang sebagai penjumlahan polarisasi linear yang saling tegak lurus, maka : Ex Exo sin t z x aˆ x Et Ex E y E y E yo sin t z y aˆ y Et Exo sint z x aˆ x E yo sin t z y aˆ y Polarisasi selalu ditinjau untuk jarak tertentu. Misal pada z = 0, akan didapatkan Et Exo sint x aˆ x E yo sin t y aˆ y POLARISASI GELOMBANG Polarisasi Linear Polarisasi Sirkular Syarat ( salah satu ) : E x 0 ada nilainya; E y 0 0 Syarat : Ex0 E y 0 E y 0 ada nilainya; E x 0 0 1 2n , n 0,1,2,3... 2 y x 1 2 2n , n 0,1,2,3... y x n , n 0,1,2,3.... RHCP/CW LHCP/CCW Polarisasi Eliptik Syarat : Ex0 E y 0 1 2n , n 0,1,2,3... 2 y x 1 2 2n , n 0,1,2,3... RHCP/CW LHCP/CCW POLARISASI GELOMBANG Kasus paling umum : Polarisasi Eliptik Parameter-parameter pada polarisasi eliptik adalah : a. Major Axis ( 2 x OA ) OA 1 2 2 4 4 2 2 E x E y E x E y 2E x E y cos2 2 b. Minor Axis ( 2 x OB ) OB 1 2 2 4 4 2 2 E x E y E x E y 2E x E y cos2 2 c. Tilt angle ( ) 2E x E y 1 arctan cos 2 2 E E 2 y x d. Axial Ratio (AR ) Major axis OA AR Minor axis OB AR = 1 Polarisasi Circular AR =∞ polarisasi linear 1<AR< ∞ Polarisasi Elips ANY QUESTION???