Lomba Penulisan Artikel HUT KORPRI Ke 43 Kabupaten Cilacap

advertisement
Lomba Penulisan Artikel HUT KORPRI Ke 43 Kabupaten Cilacap
2014
Mengangkat HARKAT, MINAPOLITAN Cilacap*
Sebagai Kabupaten dengan wilayah administrasi terluas di Provinsi
Jawa Tengah, Kabupaten Cilacap menyimpan potensi sumberdaya alam
yang melimpah. Luas Kabupaten Cilacap sekitar 6,94 persen dari luas
Provinsi Jawa Tengah atau sekitar 225.360,84 hektar (2.253,61km²),
termasuk
Pulau
Nusakambangan
sekitar
11.511
hektar
memiliki
keunggulan komparatif dibanding kabupaten kota lain di wilayah propinsi
Jawa Tengah.
Secara geografis, Cilacap berada di bagian wilayah selatan Provinsi
Jawa Tengah berhadapan langsung dengan perairan Samudera Hindia,
dengan panjang garis pantai mencapai 105 km, mulai dari bagian timur
pantai Desa Jetis Kecamatan Nusawungu ke arah barat hingga Ujung
Kulon Pulau Nusakambangan berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat.
Topografi wilayah Kabupaten Cilacap terdiri dari permukaan landai
dan perbukitan dengan ketinggian antara 6 – 198 m dari permukaan laut.
Wilayah topografi terendah pada umumnya dibagian selatan yang
merupakan daerah pesisir dengan ketinggian antara 6 – 12 m dpl, yang
meliputi dari wilayah Cilacap Timur yaitu Kecamatan Nusawungu,
Binangun, Adipala, Sebagian Kesugihan, Cilacap Utara, Cilacap Tengah,
Cilacap Selatan, Kampung Laut, dan sebagian Kawunganten. Sedangkan
topografi yang termasuk dataran rendah dan sedikit berbukit antara lain
Kecamatan Jeruklegi, Maos, Sampang, Kroya, Kedungreja, dan Patimuan
dengan ketinggian antara 8 – 75 m dpl . Sedangkan topografi yang
termasuk dataran tinggi atau perbukitan meliputi wilayah Cilacap bagian
barat yaitu Kecamatan Daeyeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu,
Karangpucung, dengan ketinggian antara 75 – 198 m dpl, dan Kecamatan
Cipari, Sidareja, sebagian Gandrungmangu, dan sebagian Kawunganten
dengan ketinggian antara 23 – 75 m dpl.
Keadaan topografi serta faktor pendukung lingkungan lainnya yang
beragam sangat berpengaruh terhadap ketersediaan potensi sumberdaya
Anggid Prapmoko | Peserta PNS - Anggota KORPRI Kabupaten Cilacap
*Tema Artikel No. 2
1
Lomba Penulisan Artikel HUT KORPRI Ke 43 Kabupaten Cilacap
2014
alam yang ada, meliputi kawasan pesisir, kawasan dataran rendah, serta
kawasan pedalaman atau wilayah dataran tinggi dan perbukitan, dengan
karakteristik yang menuntut cara pengelolaan yang berbeda pula.
Seiring dengan semakin menurunnya daya dukung lingkungan
sebagai akibat dari ekploitasi alam yang kurang bijaksana dan berbanding
lurus dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan manusia seiring
bertambahnya jumlah penduduk, maka pemanfaatan potensi sumberdaya
alam tidak dapat lagi dilakukan secara kompensional. Reorientasi
kebijakan pembangunan yang bertumpu pada kekuatan sumberdaya alam
yang tersedia sebagai
konsepsi strategis dalam rangka perbaikan
ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, dialihkan kepada pemanfaatan
sumber daya alam yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, utamanya
pengembangan kegiatan perikanan budidaya.
Perikanan Cilacap dalam Konteks Kekinian (keadaan sekarang)
Dari aspek sumber daya alam,
potensi lahan budidaya atau areal
penangkapan ikan di perairan air payau (tambak), perairan laut, air tawar
(kolam), perairan umum (rawa dan sungai) dan genangan air
seluas
21.869.313,18 Ha. Sedangkan dari aspek potensi sumberdaya manusia
adalah masyarakat pembudidaya yang memiliki kemampuan untuk
mengembangkan perikanan budidaya.
Untuk air payau (tambak) potensi lahan yang dimiliki seluas 981,00
Hektar,
luas perairan laut yang sangat besar seluas
21.866.321,00
hektar yang belum dimanfaatkan secara optimal, termasuk luas perairan
tawar
(kolam)
seluas
436,04
hektar
yang
terbuka
lebar
pengembangannya, serta luas perairan umum sebesar 1396,14 hektar
dan genangan air 179 hektar. (Cilacap Dalam Angka 2013, BPS
Kabupaten Cilacap)
Kapasitas produksi ikan di Kabupaten Cilacap masih didominasi dari
areal penangkapan ikan di perairan laut. Meski, ditinjau dari kondisi
agroklimatnya sebenarnya sangat mendukung untuk dikembangkannya
Anggid Prapmoko | Peserta PNS - Anggota KORPRI Kabupaten Cilacap
*Tema Artikel No. 2
2
Lomba Penulisan Artikel HUT KORPRI Ke 43 Kabupaten Cilacap
2014
budidaya ikan dalam karamba jaring apung. Kontribusi produksi budidaya
ikan dalam karamba jaring apung terhadap total produksi budidaya ikan
air tawar di Kabupaten Cilacap sudah cukup baik, berkisar antara 30
hingga 40 % . Potensi perairan tawar (kolam) ini didukung sumber mata
air yang banyak tersebar seperti di wilayah Kecamatan Maos, Sampang,
Majenang, Wanareja dan Kecamatan Dayeuhluhur. Sedangkan dari
jumlah rumah tangga usaha pertanian pada tahun 2013 sebanyak
253.449 rumah tangga, subsektor perikanan masih sangat kecil hanya
25.017 rumah tangga. (Sesus Pertanian 2013 Kabupaten Cilacap, BPS
Cilacap)
Disisi lain, isu aktual yang dihadapi pembangunan
kelautan di Kabupaten Cilacap antara lain :
perikanan dan
masih rendahnya tingkat
kesejahteraan masyarakat nelayan, belum optomalnya produktivitas
perikanan
budidaya,
maraknya
penangkapan
ikan
ilegal,
tingkat
kerusakan sumber daya perikanan dan kelautan yang belum terkendali di
kawasan Segara Anakan dan terbatasnya kapasitas sumber daya sektor
perikanan dan kelautan. (RKPD Kabupaten Cilacap 2015)
Harkat Minapolitan (keadaan yang diinginkan)
Potensi sumber mata air sangat potensial untuk pengembangan
kawasan budidaya ikan dan kegiatan lain yang mendukung beserta
sarana prasarana lainnya atau lebih dikenal dengan Kawasan Minapolitan.
Secara harfiah Mina berarti Ikan dan Politan berarti Kota, jadi Minapolitan
berarti Kota Perikanan.
Berdasarkan
Kepmen.
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor
Kep.41/Men/2009 tentang Penetapan Lokasi Minapolitan, Keputusan
Dirjend.
Perikanan
Budidaya
Nomor
Kep.45/dj-pb/2009
tentang
pengembangan sentra produksi perikanan yang bankable ditetapkan
melalui kawasan minapolitan dan menyusun masterplan kawasan terpilih
mewujudkan rencana dalam kegiatan nyata di lapangan. Beberapa
persyaratan untuk menjadi kawasan minapolitan antara lain : memiliki
Anggid Prapmoko | Peserta PNS - Anggota KORPRI Kabupaten Cilacap
*Tema Artikel No. 2
3
Lomba Penulisan Artikel HUT KORPRI Ke 43 Kabupaten Cilacap
2014
lahan dan perairan yang sesuai untuk pengembangan komoditas
perikanan, memiliki sarana umum lainnya seperti transportasi, listrik,
telekomunikasi, air bersih,
memiliki berbagai sarana dan prasarana
minabisnis, yaitu pasar, lembaga keuangan, kelompok budidaya, balai
benih ikan, penyuluhan dan bimbingan teknis, jaringan jalan dan irigasi.
Pelaksanaan program Minapolitan secara garis besar memiliki 3 (tiga)
tujuan, yaitu : (1). meningkatkan produksi serta kualitas perikanan, (2).
meningkatkan pendapatan pembudidaya serta pengolah ikan, dan (3)
mengembangkan kawasan ekonomi kelautan dan perikanan untuk
menggerakkan ekonomi daerah.
Kawasan minapolitan ke depan dicirikan dengan terlihatnya dari
sebagian besar masyarakat yang memperoleh pendapatan dari kegiatan
minabisnis atau yang didominasi oleh kegiatan perikanan, baik industri
pengolahan maupun perdagangan. Pada Kawasan Minapolitan sebagian
besar masyarakatnya menggantungkan hidupnya dari kegiatan perikanan,
seperti pembenihan, pembudidayaan, pengolahan, perdagangan mulai
dari penyediaan pakan, benih, ikan konsumsi, sarana prasarana
perikanan sampai kepada usaha pariwisata dan usaha penunjang lainnya.
Untuk itu, meningkatkan harkat / nilai Pengembangan Kawasan
Minapolitan di Kabupaten Cilacap dilakukan dengan prinsip untuk
mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme
pasar.
Sedangkan,
untuk
mengembangkan
perekonomian
yang
berorientasi global dengan membangun keunggulan kompetitif pada
produk daerah, dan pengembangan usaha yang efektif, efisien dan
berdaya saing. Usaha yang dikembangkan antara lain usaha perbenihan,
pembesaran, pengolahan dan pembuatan pakan ikan.
Dengan memperhatikan potensi sumber daya yang tersedia, peluang
pengembangan masih cukup besar serta pertimbangan pangsa pasar
yang masih terbuka lebar, maka pengembangan Kawasan Minapolitan
dengan konsep keterpaduan kegiatan perikanan budidaya dari hulu
hingga hilir, akan mampu meningkatkan produktivitasnya baik secara
Anggid Prapmoko | Peserta PNS - Anggota KORPRI Kabupaten Cilacap
*Tema Artikel No. 2
4
Lomba Penulisan Artikel HUT KORPRI Ke 43 Kabupaten Cilacap
2014
kuantitatif maupun kualitatif melalui penerapan Cara Perbenihan dan
Budidaya Ikan Yang Baik dan menguntungkan
Implementasi Minapolitan di Kabupaten Cilacap
Sesuai Surat keputusan Bupati Cilacap Nomor : 556/274/19/2010,
tentang Penetapan Lokasi Kawasan Minapolitan, dibagi menjadi 6 (enam)
kawasan meliputi : Kecamatan Cilacap Selatan, Maos, Sampang,
Majenang, Wanareja dan Kecamatan Dayeuhluhur.
Hal tersebut diperkuat dengan Perda Kabupaten Cilacap Nomor 9
Tahun 2011, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cilacap
Tahun 2011-2031, Kawasan perikanan budidaya
seluas kurang lebih
16.997 hektar berupa kawasan minapolitan budidaya meliputi :
a. Ikan Gurami seluas kurang lebih 3.149 hektar meliputi:
1. Kecamatan Maos seluas kurang lebih 1.957 hektar meliputi: Desa
Maos Lor; Maos Kidul, Kalijaran, Panisihan dan Desa Glempang.
2. Kecamatan Sampang seluas kurang lebih 1.191 hektar meliputi:
Desa Karangjati, Karangasem dan Desa Karangtengah.
b. Ikan Mas, Nilem, dan ikan Tawes meliputi:
1. Kecamatan Majenang seluas kurang lebih 4.606 hektar meliputi:
Desa Jenang, Pahonjean, Cibeunying dan Desa Salebu.
2. Kecamatan Wanareja seluas kurang lebih 6.278 hektar meliputi:
Desa Wanareja, Limbangan, Tarisi dan Desa Madura.
3. Kecamatan Dayeuhluhur seluas kurang lebih 2.962 hektar meliputi:
Desa Dayeuhluhur, Hanum dan Desa Bolang.
Sedangkan kawasan
pengolahan ikan meliputi
: Kecamatan Cilacap
Selatan, Kecamatan Cilacap Tengah dan Kecamatan Kampunglaut.
Pengembangan kawasan Minapolitan di Kabupaten Cilacap, menjadi
bagian strategi kebijakan Pilar Ekonomi dalam Gerakan “Bangga
Mbangun Desa” yang intinya adalah strategi untuk meningkatkan
pendapatan riil masyarakat secara berkelanjutan dan merata yaitu
peningkatan produktivitas orang perorang dan masyarakat dari waktu ke
Anggid Prapmoko | Peserta PNS - Anggota KORPRI Kabupaten Cilacap
*Tema Artikel No. 2
5
Lomba Penulisan Artikel HUT KORPRI Ke 43 Kabupaten Cilacap
2014
waktu yang muaranya akan dapat menurunkan kesenjangan pendapatan
antar kelompok masyarakat dan antar wilayah di Kabupaten Cilacap.
Pendekatan pengembangan wilayah berbasis keunggulan dengan
pemanfaatan optimal sumberdaya alam di kawasan Minapolitan, dibangun
melalui penerapan azas kebersamaan ekonomi antar kegiatan perikanan
budidaya dalam kelembagaan kelompok pembudidaya ikan, sehingga
menghasilkan nilai tambah melalui pemanfaatan efisiensi teknologi saran
produksi, proses budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil dengan
memperhatikan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Untuk mewujudkan kawasan minapolitan sangat diperlukan sinergitas
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, antar dan lintas sektoral
dengan melibatkan 3 domain pembangunan yaitu pemerintah dan
sebesar-besarnya peran swasta maupun masyarakat (Civil Society).
Pemerintah dituntut mampu memberikan fasilitasi (kemudahan) bagi
pihak swasta untuk menanamkan modal dan mengembangkan usahanya
di Kawasan Minapolitan, sehingga dapat membuka kesempatan kerja bagi
angkatan kerja produktif di masyarakat yang pada akhirnya bermuara
pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Cilacap.
Fasilitasi pemerintah diarahkan pada pusat-pusat pertumbuhan yang
muncul di masyarakat, baik fisik dan tata kelola maupun infrastruktur
lainnya, guna mencipakan simpul-simpul subsistem agribisnis, mulai dari
subsistem sarana-prasarana, produksi, pengolahan dan pengemasan
sampai
kepada
pemasaran
hasil,
sehingga
dapat
memberikan
keuntungan ganda (multiflier effect) kepada seluruh masyarakat sebagai
upaya mengangkat harkat Minapolitan di Kabupaten Cilacap.
Daftar Pustaka :
 Cilacap Dalam Angka 2013, BPS Cilacap,
 Kepmen Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.41/Men/2009 tentang Penetapan Lokasi Minapolitan
 Perda Kabupaten Cilacap Nomor 9 Tahun 2011, tentang RTRW Cilacap Tahun 2011-2031
 RKPD Kabupaten Cilacap 2015
 Sensus Pertanian 2013 Kabupaten Cilacap
 SK Bupati Cilacap Nomor : 556/274/19/2010, tentang Penetapan Lokasi Minapolitan Cilacap
Anggid Prapmoko | Peserta PNS - Anggota KORPRI Kabupaten Cilacap
*Tema Artikel No. 2
6
Download