BPK Temukan Penyimpangan BUMN PU

advertisement
BPK Temukan Penyimpangan BUMN PU
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan sejumlah indikasi penyimpangan di
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di pekerjaan umum dan energi listrik,
dengan nilai penyimpangan mencapai Rp 322,44 miliar. Penyimpangan tersebut terjadi di
beberapa BUMN, seperti PT Adhi Karya, PT Wijaya Karya, PT Nindya Karya, PT Waskita
Karya, PT Pembangunan Perumahan, serta PT Perusahaan Listrik Negara. Hal itu
diungkapkan anggota BPK Rizal Djalil kepada Kompas, Kamis (3/5/2012) di Jakarta.
Rizal
mengatakan
temuan i
tersebut
merupakan
hasil
pemeriksaan ii
pada
kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah pada tahun 2011 dan 2012. Menurut Rizal,
Penyimpangan Rp 322,44 miliar itu adalah jumlah total penyimpangan yang berpotensi
dapat merugikan negara iii bila tidak ditindaklanjuti. Temuan penyimpangan itu sendiri terdiri
dari eskalasi biaya yang tidak sesuai aturan yang ada, pekerjaan yang tidak diselesaikan,
denda keterlambatan penyelesaian proyek, dan proses lelang iv yang tidak bersih.
Rizal mengatakan, proyek-proyek yang diperiksa BPK adalah milik pemerintah
daerah yang menggunakan dana APBD v dan milik kementerian yang menggunakan APBN vi
dan hampir semua proyek tersebut berupa fasilitas pelayanan publik, berupa sarana
pendidikan dan kesehatan, termasuk prasarana di daerah yang sangat berperan dalam
peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah.
Sumber:
www. kompas.com www.keuangannegara.com Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum ¾
¾
¾
¾
¾
¾
¾
¾
Audit atau Pemeriksaan adalah Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. Pemeriksaan atas keuangan Negara dalam pasal 2 UU No. 15 tahun 2004 ditentukan sebagai berikut: Pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan Negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan Negara dilaksanakan oleh BPK. Ketika melakukan pemeriksaan pemeriksa BPK berpatokan pada standar pemeriksaan. Dalam UU No. 15 tahun 2006 Standar pemeriksaan didefinisikan sebagai patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang meliputi standar umum, standar pelaksanaan pemeriksaan, dan standar pelaporan yang wajib dipedomani oleh BPK dan/atau pemeriksa. Pemeriksaan yang dilakukan BPK terdiri dari 3 jenis yakni Pemeriksaan Keuangan, Pemeriksaan Kinerja dan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu. (pasal 3 Peraturan BPK No. 1 tahun 2007 tentang SPKN). Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan. Pemeriksaan keuangan tersebut bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas. Dalam melakukan pemeriksaan kinerja, pemeriksa juga menguji kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang‐undangan serta pengendalian intern. Pemeriksaan kinerja dilakukan secara obyektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti, untuk dapat melakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas atau program/kegiatan yang diperiksa. Pemeriksaan kinerja menghasilkan informasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja suatu program dan memudahkan pengambilan keputusan bagi pihak yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengambil tindakan koreksi serta meningkatkan pertanggungjawaban publik. Pemeriksaan kinerja dapat memiliki lingkup yang luas atau sempit dan menggunakan berbagai metodologi; berbagai tingkat analisis, penelitian atau evaluasi. Pemeriksaan kinerja menghasilkan temuan, simpulan, dan rekomendasi Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu bertujuan untuk memberikan simpulan atas suatu hal yang diperiksa. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu dapat bersifat: eksaminasi (examination), reviu (review), atau prosedur yang disepakati (agreed‐upon procedures). Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi antara lain pemeriksaan atas hal‐hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaan atas sistem pengendalian intern.Pemeriksaan dengan tujuan tertentu sendiri termasuk didalamnya pemeriksaan pendapatan, pemeriksaan belanja, pemeriksaan investigasi. Dalam rangka pemeriksaan keuangan dan/atau kinerja, pemeriksa melakukan pengujian dan penilaian atas pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah. Pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan investigatif (pemeriksaan dengan tujuan tertentu) guna mengungkap adanya indikasi kerugian negara/daerah dan/atau unsur pidana. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum i
Temuan Pemeriksaan adalah (1) Himpunan dan sintetis dari data dan informasi yang dikumpulkan dan diolah selama dilakukan pemeriksaan pada entitas tertentu dan disajikan sescara sistematis dan analistis meliputu unsur kondisi, kriteria, akibat, dan sebab; 2. indikasi permasalahan yang ditemui di dalam pemeriksaan lapangan. ii
Hasil pemeriksaan adalah hasil akhir dari proses penilaian kebenaran, kepatuhan, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan data/informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab ke uangan negara yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan Standar Pemeriksaan,yang dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan sebagai keputusan BPK (Pasal 1 angka 14 Undang‐undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan). iii
Kerugian Negara/Daerah, kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai (Paasl 1 angka 15 UU No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan). iv
Dalam Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pelelangan di bedakan menjadi 3 yakni pelelangan umum, pelelangan terbatas dan pelelangan sederhana. Pelelangan umum adalah adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat. Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. Pelelangan sederhana adalah adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). v
Anggaran pendapatan dan belanja daerah, selanjutnya disebut (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. (UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah). vi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), 1. rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR; 2. suatu rencana keuangan tahunan negara yang ditetapkan dengan undang‐undang. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum 
Download