BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan perusahaan yang semakin ketat di era globalisasi ini memaksa perusahaan untuk berusaha lebih kuat dalam mempertahankan keberlangsungan usahanya dengan berbagai strategi yang telah dirancang untuk tetap mempertahankan konsumen sebagai sumber untuk pendapatan. Ketatnya persaingan mengharuskan perusahaan melakukan pengelolaan manajemen dengan baik, sehingga akan dapat menguasai pangsa pasar yang luas apabila memiliki kinerja yang baik. Menghadapi persaingan setiap perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan perusahaan dengan melakukan evaluasi mengenai strategi dan kebijakan perusahaan. Evaluasi disini adalah untuk menilai kinerja dan kesehatan perusahaan dalam memenangkan persaingan, pertumbuhan ekonomi, peningkatan laba, tingkat pengembalian investasi, efisiensi biaya, dan menciptakan nilai ekonomi perusahaan. (Ngariwati, Maria dan Martinus, 2010). Krisis keuangan yang dialami oleh perusahaan yang berkelanjutan dan tidak segera ditangani akan mengakibatkan melemahnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan. Shareholder bisa menarik sahamnya terhadap perusahaan tersebut, atau mungkin kepercayaan para pemberi kredit akan 1 2 menurun dengan krisis keuangan yang mengancam perusahaan bersangkutan. Kondisi seperti ini apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan insolvency terhadap perusahaan dan akan memperbesar potensi kebangkrutan. Analisis rasio merupakan analisis yang sering digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, salah satu sumber utamanya adalah dengan melihat kepada laporan keuangan perusahaan. Namun terdapat masalah dalam pemakaian analisis rasio karena masing - masing rasio memiliki kegunaan dan memberikan indikasi yang berbeda mengenai kesehatan keuangan perusahaan. Munculnya berbagai model prediksi kebangkrutan merupakan antisipasi dan sistem peringatan dini terhadap financial distress karena model tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasikan bahkan memperbaiki kondisi sebelum sampai pada kondisi krisis atau kebangkrutan. Hal lain yang mendorong perlunya peringatan dini adalah munculnya problematik keuangan yang mengancam operasional perusahaan. Faktor modal dan risiko keuangan mempunyai peran penting dalam menjelaskan fenomena kepailitan/tekanan keuangan perusahaan tersebut. Dengan terdeteksinya lebih awal kondisi perusahaan, sangat memungkinkan bagi perusahaan dan investor melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mencegah agar krisis keuangan segera tertangani. Penyebab umum terjadinya kebangkrutan pada perusahaan manufaktur adalah turunnya tingkat penjualan. Penurunan penjualan itu sendiri bisa menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan perusahaan dan berdampak pada 3 turunnya laba. Apabila perusahaan tidak mampu mendeteksi hal tersebut maka lama – kelamaan perusahaan akan merugi dan akhirnya bisa bangkrut. Kepailitan suatu perusahaan biasanya diawali dengan kesulitan keuangan (financial distress) yang ditandai oleh adanya ketidak pastian profitabilitas pada masa yang akan datang. Prediksi tentang kondisi keuangan perusahaan, yang berkaitan dengan kepailitan, merupakan informasi penting bagi pemangku kepentingan (stakeholders), yakni kreditor, investor, otoritas pembuat peraturan, auditor , dan manajemen. Bagi kreditor, analisis ini menjadi bahan pertimbangan utama dalam memutuskan untuk menarik piutangnya, menambah piutang untuk mengatasi kesulitan tersebut, atau mengambil kebijakan lain. Sementara dari sisi investor hasil analisis ini akan digunakan untuk menentukan sikap terhadap sekuritas yang dimiliki pada perusahaan dimana akan dilakukan investasi. Menurut IAI dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (paragraf 12), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Berdasarkan laporan keuangan, melalui beragam metode analisis rasio keuangan, kondisi perusahaan dapat dianalisis dan diidentifikasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat sehingga diperlukan alat analisis yang menghubungkan 4 beberapa rasio sekaligus untuk menilai kondisi keuangan perusahaan. Financial distress sering kali dapat diartikan dalam tahap yang dekat dengan kebangkrutan yang ditandai dengan adanya ketidakpastian profitabilitas pada masa yang akan datang. Adapun alasan penulis menggunakan rasio Altman Z-Score untuk menganalisis pengaruh kebangkrutan perusahaan dengan model Altman Z-Score terhadap harga saham, karena cukup menarik dan belum pernah digunakan untuk memprediksi kebangkrutan pada perusahaan consumer goods industry. Dari penelitian terdahulu, semua menggunakan variabel yang berbeda untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Lucianna dan Kristiadji pada tahun (2003) juga mencoba memprediksi kebangkrutan perusahaan manufaktur dengan menggunakan profit margin, likuiditas, efisiensi operasi, profitabilitas, financial leverage, posisi kas, dan pertumbuhan perusahaan dan hasilnya hanya profit margin, likuiditas, dan financial leverage yang merupakan rasio keuangan yang paling dominan dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan. Raden Roro Deviasri pada tahun (2008) juga telah melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI, dan hasilnya adalah rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksikan financial distress suatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh penulis kali ini ingin menguji prediksi kebangkrutan yang menerapkan metode Z-Score dan pengaruhnya 5 terhadap harga saham. Mengambil objek penelitian pada perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini mengambil judul “ANALISIS PENGARUH KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS INDUSTRY DI BEI TAHUN 20102012”. B. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan ini adalah : Apakah kebangkrutan dengan metode Altman Z-Score berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan consumer goods industry? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui kebangkrutan dengan metode Altman Z-Score dan pengaruhnya terhadap harga saham pada perusahaan consumer goods industry. 6 2. Manfaat penelitian adalah a. Bagi perusahaan Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan dasar dalam pengambilan keputusan. b. Bagi penulis untuk memperluas wawasan penulis di dalam bidang akuntansi mengenai metode Altman, kebangkrutan perusahaan, dan prediksi metode Altman Z Score terhadap pengaruh harga saham. c. Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini menjadi bahan referensi dan dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan prediksi kebangkrutan perusahaan terhadap harga saham.