BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Sumber Daya Manusia a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi atau Organisasi, sehingga menjadi salah satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan Organisasi. Unsur manajemen sumber daya manusia adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada Organisasi. Dengan demikian fokus yang dipelajari Manajemen Sumber Daya Manusia ini hanyalah masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja. Menurut Mathis dan Jackson (2009) bahwa: “Manajemen sumber daya manusia adalah rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan-tujuan organisasional”. Menurut Hasibuan (2010) mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan Organisasi, pegawai dan masyarakat. 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 Menurut Simamora (2014) manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan, sedangkan menurut Mangkunegara (2009), menyatakan bahwa manajemen adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksana dan pengawasan terhadap pengadaaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, pemisahaan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses pengelolaan sumber daya manusia untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. b. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Rivai (2015), bahwa fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia, terdiri dari : 1. Fungsi Manajerial a. Pereencanaan (Planning) b. Pengorganisasian (Organizing) c. Pengarahan (Directing) d. Pengendalian (Controlling) 2. Fungsi Operasional a. Pengadaan tenaga kerja b. Pengembangan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 c. Kompensasi d. Pengintegrasian e. Pemeliharaan f. Pemutusan hubungan kerja Sementara fungsi manajemen sumber daya manusia menurut seorang ahli yaitu Hasibuan (2011) sebagai berikut : 1. Fungsi Manajerial a. Perencanaan Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisein sesuai dengan kebutuhan Organisasi dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian. pengorganisasian, pengembagan, Program pengarahan, kompensasi, kepegawaian pengendalian, pengintegrasian, meliputi pengadaan, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian pegawai. Program kepegawaian yang baik akan membantu tercapainya tujuan Organisasi. b. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 c. Pengarahan Pengarahan adalah kegiatan yang mengarahkan semua pegawai, agar mau bekerja sama dan efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan Organisasi, pegawai dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menggunakan bawahan agar mengerjakan tugasnya dngan baik. d. Pengendalian Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua pegawai agar mentaati peraturan-peraturan Organisasi dan bekerja sesuai rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian pegawai meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. 2. Fungsi Operasional a. Pengadaan Pengadaaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan Organisasi. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan. b. Pengembangan Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral pegawai melalui pendidikan dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. c. Kompensasi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada Organisasi. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada upah minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal konsistensi. d. Pengintegrasian Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan Organisasi dan kebutuhan pegawai, agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Organisasi memperoleh laba, pegawai dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam sumber daya manusia, karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang. e. Pemeliharaan Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas pegawai, agar mereka tetap mau bekerja sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar pegawai serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi. f. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi sumber daya manusia yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujudnya tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan Organisasi dan norma-norma sosial. g. Pemberhentian Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu Organisasi. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan pegawai, keinginan Organisasi, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebabsebab lainnya c. Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Rivai (2014) manajemen sebagai ilmu dan seni untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain. Artinya tujuan dapat dicapai bila dilakukan oleh satu orang atau lebih. Dalam era globalisasi ini, agar Organisasi dapat bertahan dan bersaing, dominasi teknologi tidaklah cukup jika tidak ditunjang oleh sumber daya manusia yang andal, sehingga investasi dalam sumber daya ekonomi yang paling berharga, yaitu sumber daya manusia tidak dapat ditunda lagi. Saat ini tidak sedikit Organisasi yang menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan masalah Organisasi yang paling penting, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 karena melalui sumber daya manusialah yang menyebabkan sumber daya lain dalam Organisasi dapat berfungsi / dijalankan atau dilaksanakan. 2. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah basil dari tahu, dan basil tersebut akan diperoleh setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera pengelihatan, penciuman rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga Notoatmodjo,( 2010). Selanjutnya beliau menegaskan pula bahwa semakin banyak informasi dapat mempengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang, dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berprilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan merupakan basil dari mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak, dan terjadi bilamana seseorang telah melakukan kontak atau pengamatan tehadap suatu objek menurut Mubarak, (dalam Arini, 2011). Pendapat lain dari (Maryati & Suryawati, 2006) bahwa Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan dan harapan-harapan yang diperoleh melalui pengalaman indrawi, intuisi, wahyu, logika atau kegiatan yang bersifat coba-coba. a. Pentingnya Pengetahuan Pegawai Bagi Organisasi Pengetahuan adalah suatu informasi yang diketahui atau didasari oleh seseorang sebagai nilai yang memiliki suatu makna. Pengetahuan ini muncul dimana ketika seseorang menggunakan kecerdasan untuk mengenai suatu obyek http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 atau mengambil suatu keputusan yang disepakatinnya. Menurut Keraf (2001), Pengetahuan adalah seluruh pemikiran, ide, gagasan, konsep dan pemaahaman manusia, ia mengabil inisiatif untuk berbagi pengetahuan, selanjutnya menurut Nonaka dan Takeuchi (dalam Nawawi, 2012) bahwa Perusahaan Jepang mempunyai daya saing kerena mereka memahami bahwa pengetahuan merupakan sumber dari daya saing, maka pengetahuan harus dikelola (managed), karena harus direncanakan dan diimplementasikannya. Pernyataan para ahli tersebut diklaim juga oleh Toffler (dalam Nawawi, 2012) bahwa Pengetahuan adalah sumber kekuasaan yang paling berkualitas dan kunci pergeseran kekuasaan ke depan dan menjadi sumber daya yang sangat penting bagi daya saing. Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut maka jelaslah bahwa untuk meningkatkan suatu kinerja yang optimal dari seorang pegawai perlu mendukung pernyataan bahwa pengetahuan berpengaruh serta memiliki andil dalam pencapaian visi dan misi organisasi. b. Faktor-Faktor pengetahuan Menurut pendapat Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan dapat dievaluasi dari pengaruh seseorang terhadap: 1. Pendidikan. Dimana pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar dirinnya dan berlangsung seumur hidup. 2. Media/ Sumber Informasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televise, radio, surat kabar internet danlain-lain dan mempunyai pengaruh besarr terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. 3. Sosial Budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. 4. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. 5. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan yang diterima atas kenyataan yang dirasakan secara langsung pada masa lalu. Pernyataan Notoatmodjo didukung oleh Polayi dalam (Tobing,2010) sebagai seorang ahli yang memperkenalkan pengetahuan terhadap seseorang dimana menjelaskan bahwa pengetahuan pada seseorang terdiri dari dua jenis yaitu pengetahuan terbatinkan atau pemikiran pengetahuan (tacit knowledge) seperti Insttuisi, skill, velue dan belief yang sangat sulit diformulasikan kepada orang lain dan pengetahuan yang sudah terekam dan termodifikasi dalam dokumen (explisit knowledge) seperti video dan audio, spesifikasi produk. c. Dimensi-dimensi Pengetahuan Dari hasil pengkajian yang peneliti lakukan, bahwa dimensi dari pengetahuan adalah sebagai berikut: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 1. Peningkatan Kinerja Dimana pengaruhnya pengetahuan terhadap kinerja seseorang karena semakin tinggi pendidikan dan pengalaman dalam masa kerja maupun kehidupan sosial budaya serta media yang sering digunakkan memberikan suatu dampak yang signifikan. 2. Perubahan Lingkungan Pengetahuan berdasarkan lingkungan dikarenakan pengaruh perubahan budaya maupun motivasi seseorang sangat terkait dengan lingkungan dimana seseorang tersebut melakukkan komunikasi dan interaksi sosial, selanjutnya lingkungan yang kondusif akan berpenngaruh terhadap kinerja pegewai. 3. Manajemen waktu Pengetahuan berdasarkan manajemen waktu dikarenakan seseorang pegawai telah memiliki kematangan dalam pendidikan dan keterampilan serta pengalaman yang dimiliki sehingga dapat memanajemen waktu agar efisiensi dan efektif pada implementasinnya di pelasanaa kegiatan sehari-hari. Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa implementasi pengetahuan dalam kinerja adalah bagaimana seorang pegawai memahami bahwa organisasi adalah suatu wadah kegiatan yang perlu dilandaskan dari pengetahuan baik secara teori maupun praktek. Sehingga organisasi berjalan dengan baik dalam mencapai tujuan secara optimal sesuai dengan yang diinginkannya. Untuk dapat menilai sejauh mana seseorang telah mengetahui dan paham akan tugas dan tanggungjawab dalam organisasi yang mereka kerjakan, tentunnya perlu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 didukung kepada survey-survey yang dikumpulkan dan selanjutnya dilakukan penelitian. Tabel 2.1 Variabel, Dimensi, Indikator Pengetahuan Variabel Pengetahuan Notoatmodjo (2010) Dimensi Indikator Pendidikan. Mengembangkan kepribadian dan kemampuan Media/ Sumber Sarana komunikasi, berbagai Informasi bentuk media massa seperti televise, radio, surat kabar internet danlain-lain Sosial Budaya Kebiasaan dan tradisi yang dan ekonomi dilakukan lingkungan Pengalaman Lingkungan fisik dan non fisik Langsung maupun tidak langsung 3. Pengertian Perilaku Pegawai Perilaku pegawai merupakan salah satu aspek penting bagi sebuah organisasi. Kinerja suatu organisasi dapat dipengaruhi oleh perilaku pegawai yang ada di dalamnya, karena pegawai merupakan subyek dalam proses kinerja suatu organisasi. Kinerja individu secara umum ditentukan oleh motivasi, kemampuan dan lingkungan kerja (Grifin, 2004:38). a. Pentingnya Perilaku Pegawai Pegawai atau juga disebut sebagai individu diciptakan berbeda satu sama lain. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri yang salah satunya dapat terlihat dari perilaku mereka. Dalam suatu organisasi, terkadang kondisi ini dapat menjadikan organisasi tersebut tidak bisa berjalan dengan efektif karena masingmasing manusia di dalamnya memiliki perilaku yang berbeda. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Inilah yang 23 menjadi tugas seorang pemimpin untuk bisa menyamakan perilaku individuindividu di dalam organisasi yang dipimpinnya agar bisa memiliki perilaku yang sama dan sangat mendukung pencapaian tujuan organisasi. Seorang ahli psikologi Skinner (dalam Notoatmojo 1993), menjelaskan bahwa Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Maka perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung yang didasakan kepada suatu pengalaman dan pengamtan. Sedangkan menurut Menurut Likert (Azwar, 1995) sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap satu objek perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable). Dari pengertian yang dijelaskan oleh para ahli tersebut maka dapat dianalisa oleh peneliti bahwa Perilaku individu dalam suatu organisasi adalah sikap dan tindakan (tingkah laku) seorang manusia (individu) yang ditampilkan dalam organisasi sebagai ungkapan dari kepribadian, persepsi dan sikap jiwanya, dimana perilaku ini bisa berpengaruh terhadap prestasi dan kinerja secara khusus dan secara umum adalah evaluasi budaya organisasi. b. Faktor-Faktor pengaruh perilaku individu Proses pembentukan perilaku pada individu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 1. Persepsi. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. 2. Motivasi. Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai sutau tujuan tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku. 3. Emosi. Perilaku juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan keadaan jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan), Manusia dalam mencapai kedewasaan semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan, oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan. 4. Belajar. Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson (dalam wahjono, 2009) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku terdahulu. c. Mekanisme pembentukan perilaku Dalam pembentukan perilaku pada tiap individu oleh Skiner (dalam Winardi,2004) seorang ahli psikologi, membagi dua aliran, yaitu: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 1. Aliran Behaviorisme Behaviorisme memandang bahwa pola-pola perilaku itu dapat dibentuk melalui proses pembiasaan dan penguatan (reinforcement) dengan mengkondisikan atau menciptakan stimulus-stimulus (rangsangan) tertentu dalam lingkungan, karena stimulus datang dari lingkungan (world) dan respon juga ditujukan kepadanya, maka mekanisme akan terjadi. 2. Aliran Holistik atau Humanis Holistik atau humanisme memandang bahwa perilaku itu bertujuan, yang berarti aspek-aspek intrinsik (niat, motif, tekad) dari dalam diri individu merupakan faktor penentu untuk melahirkan suatu perilaku, meskipun tanpa ada stimulus yang datang dari lingkungan. Holistik atau humanisme menjelaskan mekanisme perilaku individu dalam konteks what (apa) yaitu menunjukkan kepada tujuan (goals/incentives/purpose) apa yang hendak dicapai dengan perilaku itu. How (bagaimana) menunjukkan kepada jenis dan bentuk cara mencapai tujuan (goals/incentives/pupose), yakni perilakunya itu sendiri. Sedangkan why (mengapa) menunjukkan kepada motivasi yang menggerakan terjadinya dan berlangsungnya perilaku (how), baik bersumber dari diri individu itu sendiri (motivasi instrinsk) maupun yang bersumber dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Akhirnya dengan adanya dukungan dan dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu berupa respon. Respon inilah yang disebut dengan perilaku individu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 d. Dimensi-dimensi Perilaku Individu Hasil dari pengamatan penelti dalam pengaruh dan pengembangan perilaku individu dalam sebuah organisasi terdapat dimensi-dimensi sebagai berikut : 1. Perilaku berdasarkan kepada biografis Perilaku berdasarkan karekteristik bigrafis (usia, jenis kelamin, status kawin, banyaknya tanggungan, masa kerja) pada diri individual sering dikaitkan dengan kinerja seseorang dalam organisasi. Sehingga banyak yang meyakini bahwa ada tingkat keberhasilan dalam kinerja karyawan dipengaruhi oleh hal-hal tersebut di atas. 2. Perilaku berdasarkan kepada Kognitif, Psikomotorik dan Afektif Perilaku berdasarkan Kognitif, Psikomotorik dan Afektif dikaitkan dengan kinerja seorang pegawai dalam organisasi. Sehingga dapat mengukur hasil kinerja dapat dilihat seberapa jauh kognitif , psikomotorik maupun afektif yang dimiliki oleh tiap individu pada saat mengaplikasikan pekerjaannya. Tabel 2.2 Variabel, Dimensi, Indikator Perilaku Variabel Perilaku Notoadmojo 2012) (X3) Dimensi Indikator Persepsi Sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Motivasi Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai sutau tujuan tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Emosi Aspek psikologis Belajar Perubahan dihasilkan terdahulu. perilaku yang dari perilaku 4. Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin yakni communico yang berarti membagi (Cherry dalam Cangara,2009). Berarti pula communis yakni membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan. Harold D.Laswell dalam Cangara (2009) menjelaskan bahwa tindakan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan? Apa yang disampaikan? Melalui saluran apa? Kepada siapa dan apa pengaruhnya?” Komunikasi merupakan elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, meningkatkan serta mempertahankan kontak dengan orang lain. Komunikasi adalah sebuah proses yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan seseorang untuk berasosiasi dengan orang lain serta lingkungannya. Komunikasi merupakan persitiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang maknanya dapat dipacu dan ditransmisikan (Potter & Perry, 2005). Tappen (2010) dalam Nursalam (2012) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat dan pemberian nasehat yang terjadi antara dua orang atau lebih yang bekerja sama. Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapat mengerti serta menerima maksud dan tujuan pemberi pesan. Marquis & Huston (dalam Nursalam 2012) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 merancang sebuah diagram yang menggambarkan proses komunikasi yang terdiri dari komunikator, pesan, komunikan serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi. a. Tingkatan Komunikasi Tappen (2010) dalam Nursalam (2012) membagi Komunikasi secara garis besar menjadi tiga tingkatan yakni: 1. Komunikasi Intrapersonal Komunikasi intrapersonal terjadi didalam diri individu, merupakan model jenis komunikasi di dalam diri seorang individu atau dialog internal yang terjadi yang terjadi secara konstan dan tanpa disadari. Tujuan dari komunikasi interpersonal adalah kesadaran diri yang mempengaruhi konsep diri dan perasaan dihargai. Konsep diri yang positif dan kesadaran diri yang datang melaui dialog internal dapat membantu perawat mengekespresikan diri kepada orang lain misalnya pada klien. Komunikasi interpersonal adalah inti dari praktik keperawatan karena seorang perawat akan mampu membantu klien jika mereka berkomunikasi dalam tingkat interpersonal yang bermakna. 2. Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil. Komunikasi interpersonal merupakan jenis komunikasi yang paling sering digunakan dalam situasi keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat akan berguna dalam pemecahan masalah, bertukar ide dan pikiran, pengambilan keputusan serta perkembangan pribadi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 Dalam situasi keperawatan akan banyak momen yang akan menantang perawat dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan baik. Setiap pertemuan dengan klien seperti mengganti cairan infus, mengambil spesimen darah, mengkaji klien yang baru masuk rawat inap, membutuhkan pertukaran informasi. Pertemuan dengan anggota staf, dokter, ahli gizi atau profesi lain yang berhubungan dengan keperawatan, menguji kemampuan komunikasi perawat dengan profesi lain tersebut yang mungkin akan memiliki perbedaan pendapat serta pengalaman. 3. Komunikasi Publik Komunikasi publik adalah interaksi dengan sekumpulan orang dalam jumlah yang besar. Menjadi seseorang komunikator yang kompeten yang mampu menyampaikan pesan kepada komunikan membutuhkan kemampuan untuk membayangkan dirinya berbicara pada sebuah kelompok besar. Kemampuan seorang komunikator seperti penggunaan postur, gerakan tubuh, dan nada bicara membantu seorang komunikator untuk mengekspresikan pesan yang ingin disampaikan. Seperti dapat diambil contoh, perawat yang sedang memberikan promosi kesehatan pada suatu komunitas masyarakat agar dapat lebih didengar oleh banyak orang, maka dengan segala metode dia gunakan agar benar-benar bermanfaat dan berguna sehingga ada perubahan perilaku. Pendapat lain disampaikan oleh Joseph A. DeVito (1982) dalam Cangara (2012) dimana selain ketiga tingkatan komunikasi di atas, adanya komunikasi massa juga menjadi bagian. Komunikasi masa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesan dikirim dari sumber kepada http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 penerima dengan sifat misal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film. Pesan bersifat terbuka dengan khayalak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan. Ciri dari komunikasi masa yakni sumber serta penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik. Sumber juga merupakan suatu lembaga atau institusi yang terdiri dari banyak orang misalnya reporter, penyiar, editor, teknisi dan sebagainya. Oleh karena itu, komunikasi massa biasanya disampaikan dengan lebih formal, terencana serta tersusun dengan baik. Tabel 2.3 Variabel, Dimensi, Indikator Komunikasi Variabel Komunikasi Marquis & Huston (2010 dalam Nursalam 2012) (X2) Dimensi Indikator Komunikasi Intrapersonal - Sensasi - Asosiasi - Persepsi - Berfikir Komunikasi Interpersonal - Openness - Empathy - Supportiveness - Sikap positif (positiveness) - Kesetaraan (Equality) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Komunikasi Publik - Sosialisasi tujuan Kebijakan - Dukungan Aparatur - Dukungan anggaran - Dukungan fasilitas Kebijakan - Standar Prosedur Operasi - Komitmen Aparatur dan Dimensi disposisi pelaksana memiliki indikator-indikator - Disiplin Aparatur - Kejujuran Aparatur - Budaya Kerja Aparatur - Sifat Demokratis Aparatur - 5. Kinerja Pegawai a. Pengertian Kinerja Pegawai Menurut Rivai (2014:406) kinerja merupakan sebuah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam Organisasi. Kinerja pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya Organisasi untuk mencapai tujuannya. Menurut Umam (2010:189) mendifinisikan kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu sesuai dengan atau tugasnya dalam periode tertentu, yang dihubungkan dengan ukuran nilai atau standar tertentu dari organisasi tempat individu tersebut bekerja. Mangkunegara (2011:67) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan sebuah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 proses pencapaian tujuan organisasi dan hasil dari usaha sumber daya manusia dalam sebuah organisasi tersebut. b. Standar Kinerja Menurut Wirawan (2009:67) kinerja memiliki standar yaitu: 1. Target. 2. Sasaran. 3. Tujuan upaya kerja pegawai dalam kurun waktu tertentu. Dalam melaksanakan pekerjaannya, pegawai harus mengarahkan semua tenaga, pikiran, keterampilan, pengetahuan, dan waktu kerjanya untuk mencapai apa yang ditentukan oleh standar kinerja c. Indikator Kinerja Pegawai Menurut Prawirosentono (2010:27), kinerja dapat dinilai atau diukur dengan beberapa indikator yaitu: 1. Efektifitas Efektifitas yaitu bila tujuan kelompok dapat dicapai dengan kebutuhan yang direncanakan. 2. Tanggung jawab Merupakan bagian yang tak terpisahkan atau sebagai akibat kepemilikan wewenang. 3. Disiplin Yaitu taat pada hukum dan aturan yang berlaku. Disiplin pegawai adalah ketaatan pegawai yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan Organisasi dimana dia bekerja http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 4. Inisiatif Berkaitan dengan daya pikir, kreatifitas dalam bentuk suatu ide yang berkaitan dengan tujuan Organisasi. Sifat inisiatif sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan Organisasi dan atasan yang baik. Dengan perkataan lain inisiatif pegawai merupakan daya dorong kemajuan yang akhirnya akan memperngaruhi kinerja pegawai. Selain itu, ada pula pendapat lain yang menjelaskan indikator kinerja. Menurut Mangkunegara (2011:75) indikator kinerja dapat dilihat dari: 1. Kualitas Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang pegawai mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan. 2. Kuantitas Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing. 3. Pelaksanaan tugas Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh pegawai mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan. 4. Tanggung jawab Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban pegawai untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan Organisasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 d. Penilaian Kinerja. Menurut Moeharianto, mengevaluasi seberapa baik (2012:95) Penilaian kerja adalah proses pegawai melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan dengan seperangkat standart dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut kepada pegawai. Menurut Hasibuan (2010:87) penilaian prestasi kerja/kinerja pegawai adalah menilai rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap pegawai. Sedarmayanti (2011:261), mengemukakan bahwa penilaian kinerja adalah sistem formal untuk memeriksa/mengkaji dan mengevaluasi secara berkala kinerja seseorang. Tabel 2.4 Variabel, Dimensi, Indikator Komunikasi Variabel Dimensi 1. Efektifitas Kinerja Prawirosentono (2010:27), (Y) 2. Tanggung jawab 3. Disiplin 4. Inisiatif http://digilib.mercubuana.ac.id/ Indikator - Visi Misi Tercapai - Kuantitas Pekerjaan Optimal - Melaksanakan tugas - Kualitas Pekerjaan - Tepat waktu untuk penyelesaian pekerjan - Sesuai Prosedur - Kreatif - Dedikasi 35 B. Penelitian Terdahulu Tabel 2.5 Tinjauhan Terdahulu No 1. Penulis Aksoy Variabel Variabel Independen Dependen A Research on the Kinerja Yasain,Evren Relationship Pegawai Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa dan Ebru, G. between Knowledge pentingnya hubungan 2016. Sharing pengetahuan, and Employee Performance: dengand kinerja karyawan The Moderating perilaku Role of Unethical dalam Behaviors organisasi. in serta karyawan suatu Organizational Level " 2 Firmaiansyah Pengaruh Berbagi Kinerja Penelitian ini Danang, Pengetahuan Pegawai menjelaskan bahwa (2014) Terhadap Kinerja pengetahuan adalah Karyawan Melalui salah satu yang Inovasi berpengaruh dalam kinerja pegawai. 3 4 Hannes Authentic Kinerja Hasil penelitian ini Leroy, Leadership and Pegawai menunjukkan gaya Michael E. Behavioral Integrity kepemimpinan dan Palanski,Toni as Drivers of perilaku yang loyal Simons Follower akan (2012). Commitment and penggerak komitmen Performance dalam kinerja Andi Irawan, M Faktor-Faktor Yang menjadi Kinerja Hasil penelitian ini Pegawai menunjukkan bahwa http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 Syamsul , M Mempengaruhi faktor individu, Joko faktor psikologi dan Kinerja Pegawai Affandi (2015) faktor organisasi Negeri Sipil Di berpengaruh secara langsung terhadap Dirjen Pendidikan kinerja PNS. Tinggi Sehingga menunjuk kan Faktor individu merupakan faktor dominan dan ber pengaruh terhadap kinerja di PNS 5 Sumaki, Windy Taroreh, “Pengaruh disiplin J., kerja, budaya Kinerja Hasil penelitian ini Pegawai membuktikan bahwa organisasi dan komunikasi pengaruh Rita N, 2015 komunikasi 6 positif langsung Terhadap Kinerja terhadap kepuasan Karyawan Pada kerja karyawan PT. PT.PLN persero” PLN Persero. Kiswanto M Pengaruh Kinerja Penelitian (2010) Pegawai menjelaskan Kepemimpinan dan ini kinerja Komunikasi pegawai Terhadap Kinerja organisasi akan baik Karyawan Kaltim bila memiliki tingkat Pos Samarinda komunikasi kondusif. http://digilib.mercubuana.ac.id/ dalam yang 37 C. Rerangka Pemikiran Berdasarkan pada Rerangka hasil pemikiran, serta dipadukan antara teori maupun hasil penelitian terdahulu, peneliti mencoba untuk menguraikan dan menampilkan bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi terhadap kinerja pegawai penyuluh sosial di Kementerian Sosial antara lainnya: pengetahuan,perilaku,komunikasi dan kinerja. Maka berdasarkan fenomena dan judul yang peneliti ajukan dalam skripsi ini, sebagai berikut : Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran Pengetahuan (X1) 1. Pendidikan. 2. Media/ Sumber Informasi 3. Sosial Budaya dan ekonomi 4. lingkungan 5. Pengalaman Sumber: Notoadmojo (2010) Perilaku (X2) 1. Persepsi 2. Motivasi 3. Emosi 4. Belajar Sumber: Notoadmojo (2010) Komunikasi (X3) 1. Komunikasi Intrapersonal 2. Komunikasi Interpersonal 3. Komunikasi Publik Sumber:Nursalam 2012 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kinerja Pegawai (Y) 1. Efektifitas 2. Tanggung jawab 3. Disiplin 4. Inisiatif Sumber: Prawirosentono (2010) 38 D. Pengembangan Hipotesis Berdasarkan kerangka teoritis yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : Hipotesis Ho1:Pengetahuan tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai Pusat Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia. Ha1: Pengetahuan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Pusat Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia. Ho2: Komunikasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Pusat Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia. Ha2: Komunikasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Pusat Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia. Ho3: Perilaku tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai Pusat Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia. Ha3: Perilaku berpengaruh terhadap kinerja pegawai Pusat Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia. http://digilib.mercubuana.ac.id/