Ada Manipulasi Transaksi Minyak Sabtu, 31 Mei 2008 | 00:22 WIB Washington, Kamis - Badan Pengawas Bursa Berjangka AS akan memperluas pengawasan terhadap pasar minyak dan komoditas. Lembaga itu telah menginvestigasi selama enam bulan terakhir soal dugaan manipulasi di pasar minyak dan komoditas lainnya di AS yang menyebabkan harga melonjak. Hasilnya, memang ditemukan manipulasi harga. Badan Pengawas Bursa Berjangka AS (Commodities Futures Trading Commission/CFTC) melaporkan berulang kali di hadapan Kongres AS telah menemukan bukti bahwa kenaikan harga minyak secara sistematis didorong oleh ulah spekulan. Laporan terbaru itu juga menyimpulkan demikian. Alan Greenspan, mantan Gubernur Bank Sentral AS, mengatakan, sekitar 10 dollar AS dari setiap harga minyak yang tercatat sekarang adalah karena ulah spekulan. Namun, analis lain mengatakan, porsi aksi spekulan dalam kenaikan harga minyak adalah sebesar 20 dollar AS. Pengumuman hasil investigasi CFTC itu dikeluarkan hari Kamis (29/5) di Washington. Dalam delapan bulan terakhir, harga minyak naik tajam dari 80 dollar AS per barrel menjadi 135 dollar AS walau kini sudah turun menjadi sekitar 127 dollar AS per barrel. Demikian pula harga pangan melonjak tajam sejak tahun 2005. Penyelidikan dilakukan tahun lalu setelah Kongres mengusulkan pengaturan yang lebih ketat pada pasar komoditas. CFTC menyatakan, investigasi itu meliputi pembelian, transportasi, penyimpanan, perdagangan minyak mentah, serta hal-hal lain yang terkait dengan transaksi kontrak berjangka minyak. Dalam penyelidikan itu ditemukan ada tindakan yang meminta tanker minyak dipendam di laut atau diminta berangkat ke sebuah tujuan agar memberi kesan pasokan minyak ketat. Menurut Dow Jones Newswire, ada juga fenomena penimbunan atau penyimpanan stok minyak yang dilakukan di sebuah tempat. Hal ini tidak bisa dilacak, tetapi tujuannya juga untuk memperkuat kesan bahwa pasokan minyak di pasaran sangat ketat. Hal ini ternyata mudah membuat pelaku pasar gugup sehingga turut berebutan melakukan transaksi beli, yang makin mendongkrak harga minyak. Kerja sama Biasanya regulator tidak mengeluarkan pengumuman mengenai investigasi yang tengah dilakukan. Akan tetapi, CFTC menyatakan, pengumuman investigasi itu merupakan langkah luar biasa karena keadaan pasar komoditas yang sangat tidak menentu. Namun, hal-hal detail tentang penyelidikan itu masih tetap dirahasiakan, termasuk pelaku. Kini untuk memperkuat pengawasan di bursa berjangka, CFTC telah menjalin kesepakatan dengan Otoritas Keuangan Inggris, Bursa Berjangka New York, dan IntercontinentalExchange (Chicago) untuk saling memberikan informasi seputar perdagangan harian, khususnya mengenai kontrak minyak mentah yang diperdagangkan di AS dan Inggris. ”Karena volume kontrak di bursa berjangka AS melonjak pesat dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku spekulasi juga melonjak. Transaksi yang memainkan indeks harga juga mulai marak di bursa berjangka,” demikian keterangan CFTC. Karena itu, CFTC menuntut keterbukaan soal data aktivitas perdagangan oleh setiap pelaku, yang harus diberikan setiap bulan. Data ini akan membantu CFTC sebagai dasar perbaikan pada pengawasan transaksi di bursa berjangka. Senator Jeff Bingaman, Ketua Komite Energi dan Sumber Daya Alam Senat AS, mengatakan, CFTC harus memerhatikan apa yang terjadi di pasar. Inilah yang menjadi alasan penyelidikan itu. ”Kurangnya data menyeluruh mengenai transaksi perdagangan minyak membuat pihak-pihak tertentu mencoba melakukan spekulasi pada saat harga minyak sudah sangat memukul konsumen di AS,” kata Bingaman pada suratnya yang ditujukan untuk pejabat sementara Ketua CFTC Walter Lukken. (Reuters/AP/AFP/joe)