BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di bidangteknologi dan industri mengakibatkan peningkatan pencemaran logam berat di lingkungan, terutama lingkungan akuatik.Upaya penurunan konsentrasi logam-logam berat di lingkungan saat ini menjadi sangat penting dilakukan. Beberapa metode telah dikembangkan, diantaranya pengendapan secara kimia, koagulasi, kompleksasi, ekstraksi pelarut, separasi dengan membran, pertukaran ion dan adsorpsi. Dari berbagai teknik tersebut adsorpsi sering digunakan karena prosesnya yang relatif sederhana, biaya yang diperlukan relatif murah dengan kapasitas yang besar. Keberhasilan proses adsorpsi sangat ditentukan oleh pemilihan material adsorben yang digunakan. Beberapa jenis material baik organik seperti kitosan dan biomassa, maupun material anorganik seperti material berbasis silika, alumina dan tanah diatomittelah banyak digunakan. Bentonit sebagai salah satu jenis lempung, memiliki kandungan mineral utama berupa montmorilonit dengan persentase lebih dari 85%.Mineral ini tersusun atas dua lapisan tetrahedral silika dan satu lapisan oktahedral alumina yang sering disebut struktur 2:1. Dengan adanya struktur montmorilonit yang berlapis dengan kemampuan mengembang (swelling) karena mudah menyerap air, luas permukaan yang besar serta kapasitas penukar kation yang baik, maka bentonit dapat mengakomodasi ion-ion atau molekul dengan ukuran tertentu sehingga bentonit dapat digunakan sebagai bahan katalis, pendukung katalis maupun sebagai adsorben(Adamis,2005). Bentonit memiliki situs aktif berupa gugus silanol dan siloksan di permukaan. Adanya gugus OH memberikan peluang secara luas untuk memodifikasi gugus tersebut menjadi gugus lain yang lebih efektif. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan montmorilonit dan material-material berbasis silika lainnya sebagai adsorben dan katalis, salah satunya adalah modifikasi permukaan melalui teknik grafting (pencangkokkan) dengan memasukkan suatu gugus fungsi yang mampu sebagai 1 pengompleks logam-logam berat. Dari berbagai penelitian sebelumnya diketahui bahwa grafting dapat dilakukan dengan bantuan organosilan (sililasi) yang berperan sebagai bahan pengkopling. Beberapa senyawa yang telah digunakan antara lain γ-metakriloksipropil-trimetoksisilanyang dimanfaatkan untuk memodifikasi permukaan bentonit dengan akrilonitril menghasilkan hibrid lempung-polimer dengan sifat unggul (Seckin dkk., 2002). Senyawa lainnya adalah 3-aminopropiltrietoksisilan yang dimanfaatkan untuk grafting monomer vinil ke permukaansilika (Shirai dkk., 2001). Disisi lain, beberapa penelitian juga telah dilakukan untuk memodifikasi silika gel dengan organosilan untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi terhadap beberapa logam (Akman dkk., 1991; Terada, 1991 dan Dey dkk., 2006). Dari hasil penelitian-penelitian tersebut diperoleh peningkatan kapasitas adsorpsi setelah dilakukan modifikasi, akan tetapi selektivitasnya masih rendah sehingga dibutuhkan penelitian untuk meningkatkan selektivitas sekaligus kapasitas adsorpsi, yaitu dengan teknik pencetakkan ionik. Teknik pencetakkan ionik adalah teknik modifikasi adsorben untuk meningkatkan selektivitas dan kapasitas adsorpsi dengan membuat rongga (cavity) yang spesifik dengan material target adsorpsi menggunakan prekursor logam yang dikhelatkan dengan ligan (biasanya adalah organosilan). Teknik pencetakkan ionik sangat potensial untuk adsorpsi logam karena selektivitas dan kapasitas adsorpsi menjadi lebih tinggi dibanding material adsorben tanpa proses pencetakkan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memodifikasi permukaan silika gel dengan teknik pencetakkansecara grafting maupun sintesis adsorben yang bersifat tercetak secara sol-gel. Perbedaannya, pada pencetakkan secara grafting adsorben dimodifikasi dengan ligan tertentu yang telah dikomplekskan dengan logam, sedangkanyang tercetak secara sol-gel yaitu pembuatan adsorben yang tercetakberdasarkan proses sol-gelnya. Buhani dkk. (2009a) mensintesis silika tercetakCd(II) dengan agen pengkopling 3-merkaptopropiltrimetoksisilan melalui proses simultan sol-gel. Terjadi peningkatan nilai kapasitas adsorpsi oleh adsorben tercetak hasil sintesis dengan material yang tidak tercetak, dimana 2 kapasitas adsorpsi untuk material tercetak sebesar 83,88 mg/g dan 35,91 mg/g untuk material yang tidak tercetak. Selektivitas silika gel tercetak logam Cd(II) terhadap Ni(II), Cu(II), dan Zn(II) lebih tinggi dibandingkan material yang tidak tercetak. Ozkutuk dkk. (2010) secara sol-gel mensintesis adsorben silika gel tercetak Cd(II) dengan dua ligan APTS dan merkaptosilan, diaplikasikan untuk adsorpsi ion Cd(II) pada larutan. Kapasitas adsorpsi yang didapat dibandingkan penelitian sebelumnya adalah meningkat, dengan kapasitas adsorpsi sebesar 548 mg/g. Nilai selektivitas yang didapat pada penelitian tersebut terhadap logam Zn(II) dari material yang tidak tercetak adalah 6,07 dan 7,39 lebih besar untuk material yang tercetak.Jiang dkk. (2006) sukses mensintesis silika gel tercetakNi(II) melalui grafting ligan 3-APTMS ke permukaan silika gel. Metode ini relatif sederhana dan cepat serta meningkatkan kapasitas dan selektivitas adsorbendalam adsorpsi Ni(II) terhadap Co(II), Cu(II), Zn(II), dan Pb(II). Sudjarwo, (2011) membandingkan kemampuan adsorpsisilika gel tercetak Cu(II) dan Cr(III) secara sol gel dan grafting, dan selektivitasnya terhadap logam Cd(II), Zn(II) dan Mg(II). Berdasarkan uraian yang ada, maka pada penelitian ini telah dilakukan sintesisbentonit tercetakion Cu(II) secara grafting menggunakan senyawa3APTMS. Gugus fungsi yang diembankan pada antarlapis bentonit adalah amin(NH2) yang diharapkan meningkatkan kapasitas adsorpsi bentonit dalam proses adsorpsi ion logam karena atom N pada gugus amin merupakan ligan yang baik. Ion logam yang digunakan untuk proses pencetakkan ionik adalah ion logam Cu(II) karena logam ini merupakan logam mikro (trace element) yang berasal dari kontaminasi lingkungan, mewakili sifat logam transisi, dan sangat sering ditemui dalam limbah perairan yang ambang batasnya kecil yakni 1 mg/L di perairan. 3 1.2 Tujuan Penelitian 1. Mensintesis dan mengkarakterisasi bentonit tercetak ionik dengan teknikgrafting menggunakan 3-APTMS. 2. Membandingkan kapasitas dan energi adsorpsibentonittercetakionik terhadap bentonit yang tidak tercetak. 3. Membandingkan kinetika dan selektivitas adsorpsi bentonit tercetakionik terhadap bentonit yang tidak tercetak. 1.3 Manfaat Penelitian 1. Mengefektifkan dan mengefisiensikan proses adsorpsi ion logam Cu(II) yang berguna dalam mengatasi pencemaran logam Cu(II) di lingkungan. 2. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kimia anorganik dan ilmu lingkungan. 4