Chapter I

advertisement
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan di daerah kepala dan leher
yang selalu berada dalam kedudukan lima besar diantara keganasan bagian tubuh lain
bersama dengan kanker serviks , kanker payudara, tumor ganas getah bening dan
kanker kulit. Angka kejadian karsinoma nasofaring paling tinggi ditemukan di Asia
dan jarang ditemukan di Amerika dan Eropa. Akan tetapi angka insiden cukup tinggi
di sebagian di Eropa dan dipercaya faktor genetik dan lingkungan pencetus karsinoma
nasofaring.1
Karsinoma ini juga sering tidak menimbulkan gejala hingga akhirnya terlambat
didiagnosa. Lesi yang lebih lanjut dapat menyebar hingga mengenai beberapa saraf
kranial dan menimbulkan gejala-gejala neurologis.2
Karsinoma nasofaring (KNF) terutama tumor dari orang dewasa dengan
kejadian puncak antara 40 dan 60 tahun , meskipun tumor dapat terjadi pada
anak-anak .Terutama , anak-anak Afrika lebih sering terkena daripada anak-anak Cina.
Ada sekitar 65.000 kasus baru setiap tahun , dan sekitar 38.000 kematian. 3
Di Indonesia dengan variasi etnis yang besar, KNF merupakan kanker ganas
daerah kepala dan leher yang paling banyak ditemukan, yaitu sebesar 60%.
Berdasarkan data kunjungan pasien di poliklinik Onkologi THT FKUI/RSCM, yang
biopsinya diperiksa di Departemen Patologi Anatomi FKUI/RSCM, dari tanggal 1
Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2009 tercatat 11 kasus KNF pada pasien
yang berusia 18 tahun ke bawah, yang semuanya berjenis kelamin laki-laki. Usia
pasien termuda adalah 12 tahun.4
Insidensi KNF yang paling tinggi adalah pada ras Mongoloid. Ras Mongoloid
Universitas Sumatra Utara
2
merupakan faktor dominan timbulnya karsinoma nasofaring, sehingga kekerapannya
cukup tinggi pada penduduk Cina bagian selatan, Hongkong, Vietnam, Thailand,
Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Prevalensi KNF di Provinsi Guangdong China
Selatan adalah 39,84/100.000 penduduk.6
Ras Mongoloid merupakan faktor dominan timbulnya karsinoma nasofaring,
sehingga sering terjadi pada penduduk Cina bagian selatan, Hongkong, Vietnam,
Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Ditemukan cukup banyak pula di
Yunani, Afrika bagian utara seperti Aljazair dan Tunisia, pada orang Eskimo di Alaska,
diduga penyebabnya adalah karena mereka memakan makanan yang diawetkan dalam
musim dingin yang menggunakan bahan pengawet nitrosamin. 5
Sebagian besar penderita KNF berumur di atas 20 tahun, dengan umur paling
banyak antara 50-70 tahun. Insidensinya meningkat setelah umur 20 tahun dan tidak
ada lagi peningkatan setelah umur 60 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, ditemukan
kecenderungan penderita KNF lebih banyak pada laki-laki. Dari beberapa penelitian,
ditemukan perbandingan penderita laki-laki dan perempuan adalah 2 : 1.7
Gejala yang timbul pada KNF biasanya berhubungan dengan letak tumor,
penyebaran, dan stadiumnya. Karena nasofaring terletak di daerah yang sulit dilihat
dari luar, gejala dini sering tidak dikenali sehingga penderita kebanyakan datang pada
stadium lanjut. Kadang-kadang penderita datang dengan gejala KNF stadium dini,
tetapi gejala yang dikeluhkan sangat umum seperti flu, rinitis atau sinusitis sehingga
tidak terpikir oleh pemeriksa. Hal ini sangat disayangkan, karena kesalahan ini akan
sangat merugikan. Oleh karena itu harus dilakukan berbagai upaya agar dapat
menemukan penderita KNF sedini mungkin agar prognosis lebih baik. 8
Melihat peningkatan kasus karsinoma nasofaring di Indonesia, serta gejala dini
yang seringkali tidak dikenali yang menyebabkan penderita kebanyakan datang pada
stadium lanjut, mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai profil
penderita karsinoma nasofaring yang dirawat atau berkunjung di SMF THT_KL RSUP
Universitas Sumatra Utara
3
Haji Adam Malik pada tahun 2015.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dari
penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah profil penderita Karsinoma Nasofaring di Departmen SMF
THT-KL RSUP H. Adam Malik, Medan Periode Januari - Desember 2015?”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui profil penderita Karsinoma Nasofaring di Departmen SMF
THT-KL Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan pada periode Januari
hingga Desember 2015.
1.3.2. Tujuan Khusus
a.
Mengetahui distribusi proporsi penderita karsinoma nasofaring berdasarkan
sosiodemografi yaitu usia, pendidikan dan jenis kelamin.
b. Mengetahui distribusi penderita karsinoma nasofaring berdasarkan stadium
penderita.
c.
Mengetahui distribusi penderita karsinoma nasofaring berdasarkan keluhan
utama penderita.
d.
Mengetahui distribusi penderita karsinoma nasofaring berdasarkan tipe
histopatologi penderita.
Universitas Sumatra Utara
4
e.
Mengetahui distribusi penderita karsinoma nasofaring berdasarkan jenis
terapi penderita.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.
Manfaat bagi masyarakat, meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan
bagi masyarakat untuk mengenai karsinoma nasofaring.
2.
Manfaat bagi Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan, penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk mengetahui profil kasinoma
nasofaring di Rumah Sakit Hajin Adam Malik Medan
3.
Manfaat bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan
penelitian peneliti tentang cara pembuatan karya tulis ilmiah yang baik dan
benar serta menambah pengetahuan peneliti tentang karsinoma nasofaring.
Universitas Sumatra Utara
Download