BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Koran Jawa Pos dalam sejarahnya termasuk dalam kategori koran yang sudah tua namun tetap eksis hingga saat ini. Peneliti akan membahas sedikit tentang sejarah Jawa Pos, dan akan membahas secara singkat tentang intisari dari latar belakang penelitian. Koran Jawa Pos ini didirikan 1 Juli 1949 oleh pasangan suami isteri The Chung Shen alias Soeseno Tedjo dan Mega Endah. Om The dan Tante The, begitu bapak dan ibu ini dipanggil, pernah menjadi "raja koran" Indonesia karena memiliki tiga koran yang diterbitkan dalam tiga bahasa: Java Post, koran beraksara Cina Hwa Chiao Sien Wen dan koran berbahasa Belanda de Vrije Pers. Koran berbahasa Cina yang antikomunis itu akhirnya ditutup ketika Partai Komunis Indonesia makin kuat berpengaruh, sedangkan yang berbahasa Belanda diubah jadi koran berbahasa Inggris, Indonesian Daily News. Koran ini ditutup karena kesulitan mencari redaktur dan Dahlan Iskan kini mencoba menghidupkannya kembali. Dahlan Iskan memang bertangan dingin dalam mengelola Jawa Pos. Dalam tempo belasan tahun kemudian, Jawa Pos menjadi gurita bisnis media massa. Kita mungkin pernah mendengar dan membaca koran dengan nama Radar, apakah itu di kota besar, sedang, atau kecil. Kalau kita iseng jalan-jalan ke Tangerang, maka Radar Tangerang akan menyapa. Begitu pula jika melancong ke Bogor, juga ada Radar Bogor. Ke mana pun Anda pergi di Pulau 1 2 Jawa, pasti ada Radar di sana. Itulah salah satu hasil kerja cerdas Dahlan Iskan, dengan mengepung seluruh kota lewat harian Radar. Kehebatan Dahlan baru mendapatkan pengakuan lebih ketika Jawa Pos merambah Jakarta pada awal tahun 2000 lewat IndoPos dan Graha Pena. Indo Pos merupakan koran Jawa Pos versi Jakarta Raya dan mendapatkan sambutan positif dari pembaca. Sedangkan Graha Pena adalah simbol konglomerasi Jawa Pos dalam bentuk gedung megah milik sendiri. Seiring dengan perkembangan usia dan di tangan Dahlan Iskan itulah Jawa Pos berkembang secara pesat dengan menciptakan beberapa terobosan. Termasuk di antaranya adalah strategi membuat koran lokal untuk mendukung ekpansi Jawa Pos ke berbagai daerah di Indonesia. Dan pada tahun 2005, kepemimpinan Dahlan Iskan berpindah pada Azrul Ananda yang merupakan putra dari Dahlan Iskan. Satu hal yang membuat nama Jawa Pos berkibar adalah, keberhasilannya dalam membalikkan sebuah teori tentang surat kabar. Seorang akademisi Amerika, pernah membuat penelitian yang menyimpulkan bahwa sebuah surat kabar lokal tidak akan pernah mampu untuk bisa bersaing dalam kompetisi media massa nasional. Namun Jawa Pos benar benar telah membalikkan teori itu dengan membentuk dan mendirikan korankoran lokal di berbagai daerah yang pada akhirnya menjadi persaingan yang menghambat perkembangan media cetak nasional. Awalnya Jawa Pos pernah beredar di Jakarta , Terbit perdana pada 25 Februari 2003 dengan nama Koran INDOPOS dengan tampilan cover depan sama dan halaman dalam hampir menyerupai Jawa Pos, sehingga Koran INDOPOS di sebut orang dengan julukan JAWA POS nya Jakarta hingga saat ini. Berbicara 3 tentang Koran IndoPos pada saat itu hingga saat ini Koran IndoPos dikenal dengan sebutan Jawa Pos nya Jakarta, dengan tampilan depan dan layout yang mirip dengan Jawa Pos dengan sangat mudah dikenal masyarakat pembacanya, Koran IndoPos sudah 10 tahun lebih berdiri hingga kini sehingga namanya sangat dikenal luas di Jakarta dan sekitarnya. Jawa Pos tidak diakui oleh survey AC NIELSEN sebagai koran Nasional terbesar di Indonesia, Karena pada saat itu koran INDOPOS tidak diakui oleh AC NIELSEN sebagai brand Jawa Pos, Koran INDOPOS hanya diakui sebagai salah satu koran lokal groupnya Jawa Pos, Oleh karena hal tersebut itulah di 5 November 2012, Koran Jawa Pos mencoba untuk mandiri terbit dan beredar untuk melebarkan sayapnya di Jakarta dengan nama Jawa Pos dengan ditambahkan halaman Metropolitan sehingga saat ini disebut dan dikenal dengan Jawa Pos Metropolitan, lalu bagaimana dengan INDOPOS yang saat ini orang masih mengenal bahwa INDOPOS adalah Jawa Pos nya Jakarta, Manajemen INDOPOS tetap eksis hingga kini dan masih berdiri sendiri dibawah naungan Jawa Pos Group, namun dengan hadirnya Koran Jawa Pos Metropolitan yang beredar pada bulan November 2012 lalu yang induk aslinya adalah Jawa Pos itu sendiri membuat persaingan baru bagi INDOPOS, persaingan itu dari segi penjualan penyebaran koran maupun khususnya dalam omzet iklan. Tidak hanya itu Persaingan media cetak setiap tahun bertambah pesat. Selain majalah dan tabloid yang sudah menjamur di Jakarta. Kedua nama besar, Jawa Pos dan Kompas kini bersaing untuk mendapatkan oplah dari masyarakat. Jawa Pos sudah lama besar di Jawa Timur kini beredar di Jakarta tidak menutup 4 kemungkinan bersaing dengan Kompas, namun kemungkinan Kompas yang tidak bisa menyaingi Jawa Pos di Jawa Timur mempunyai strategi untuk menahan Jawa Pos Metropolitan yang kini telah hadir dan beredar di Jakarta agar tidak meruntuhkan oplah Kompas. Namun, oplah bukanlah alasan utama kedua perusahaan koran tersebut bersaing. Tetapi yang diperebutkan adalah masalah reputasi dan nama besar. Persaingan yang begitu ketat di Jakarta dan sekitarnya, menjadi dampak pada pendapatan/ omzet iklan di Jawa Pos Metropolitan, mengatasi persaingan tersebut tidak mudah bagi para account executive Jawa Pos Metropolitan dalam menembus pasar untuk menjual iklan Jawa Pos Metropolitan yang korannya beredar juga di Jakarta dan sekitarnya. Account executive Jawa Pos Metropolitan dituntut dan diharapkan bisa ekstra kerja keras dalam meyakinkan klien atau calon pengiklan bahwa Jawa Pos yang asli kini benar-benar telah hadir di Jakarta dengan nama Jawa Pos Metropolitan. Para team account executive mencari berbagai cara pendekatan dengan berbagai macam strategi, khususnya dalam strategi pendekatan personal selling. Negara Indonesia merupakan pasar segar bagi media massa untuk meraih profit/laba khususnya dalam menjual space iklan, seiring perubahan ekonomi Indonesia yang semakin berkembang dan bergerak pesat menyebabkan dinamika kehidupan sosial perekonomian menjadi dinamis. Pertumbuhan perekonomian yang dinamis menyebabkan munculnya berbagai usaha-usaha bisnis yang menopang roda perekonomian negara, dari berbagai usaha bisnis tersebut sangatlah membutuhkan iklan untuk mengenalkan produknya, meraih pencitraan 5 perusahaan, dan lain sebagainya. Bisa dibayangkan dimanapun anda berada selalu disuguhi dengan berbagai iklan. Hidup dan matinya media massa seperti media elektronik maupun media cetak itu sangat bergantung pada penjualan iklannya, karena dengan pendapatan dari nilai iklan semua biaya produksi media bisa tertutupi bahkan memperoleh laba/profit. Dalam bidang ekonomi periklanan iklan merupakan salah satu upaya pemasaran yang strategis bagi para pengiklan karena iklan merupakan suatu upaya memperkenalkan barang baru atau jasa untuk dapat memperkenalkan kepada khalayak luas untuk tujuan apa yang akan di iklankan untuk dapat meraih keuntungan atau keinginan yang ingin dicapai oleh perusahaan/organisasi lainnya. Iklan merupakan salah satu alat komunikasi untuk menyampaikan suatu pesan yang terdiri dari informasi dan gagasan terhadap suatu produk atau jasa, melalui media massa, baik cetak maupun elektronik yang ditujukan kepada khalayak luas. Iklan juga merupakan bentuk komunikasi non-personal yang dilakukan lewat media. Calon pengiklan adalah para calon konsumen untuk memasang iklan lewat media. “Di era kemajuan teknologi seperti saat ini keberadaan iklan tidak dapat dimungkiri lagi. Produsen atau bahkan lembaga sangat bergantung terhadap lembaga periklanan, tujuannya adalah agar terbentuk image yang baik, lekat dihati masyarakat, serta mendapat perhatian dari khalayak ramai. Laku atau tidaknya sebuah produk ternyata sangat dipengaruhi oleh iklan, khususnya iklan yang kreatif. Maka, tidak heran saat ini hampir semua produk, mulai dari produk makanan, minuman, pelayanan dan jasa, hingga iklan layanan masyarakat mulai mengiklankan diri. Bahkan saat ini juga telah ada istilah baru yakni iklan politik”.1 1 Editor : Farid Hamid & Heri Budianto, Ilmu Komunikasi Sekarang dan Tantangan Masa Depan, oleh Chairiawaty, hal. 128 Jakarta, kencana 2011 6 Dari sejumlah media massa yang ada, koran merupakan salah satu alternatif pilihan untuk penyampaian pesan iklan. Alasannya karena segmentasi konsumen koran sudah pasti berbeda dengan konsumen media lainnya. Iklan selain berisi barang atau jasa, juga ditujukan untuk membentuk citra yang baik bagi calon konsumennya. Hal ini merupakan salah satu faktor penting dan diharapkan dapat mempengaruhi calon konsumen secara persuasif untuk membeli produk yang ditawarkan. Melalui media surat kabar diharapkan pesan iklan dapat mencapai sasaran konsumen yang tepat. Peranan personal selling pada seorang Account Executive dalam menjual Space Iklan di Koran Jawa Pos Metropolitan sangat dibutuhkan untuk mencapai sasaran dan hasil yang diinginkan oleh perusahaan. Personal selling merupakan bagian dari komunikasi pemasaran dan promosi yang juga merupakan usaha untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan suatu produk atau jasa. Tugas dari seorang Account Executive atau biasa disingkat “AE” adalah menjaga hubungan antara biro iklan/ klien/pengiklan langsung. Bukan hanya itu, AE juga harus mempelajari dan memahami kebutuhan-kebutuhan kliennya termasuk seluk-beluk bisnis dan sektor industri di mana perusahaan tersebut bergerak. Berdasarkan penjabaran dan uraian latar belakang di atas dapat diketahui bahwa personal selling account executive sangat dibutuhkan oleh perusahaan, khususnya Jawa Pos Metropolitan. Pemasangan space iklan dari pengiklan yang merupakan salah satu sumber pendapatan bagi Koran Jawa Pos Metropolitan 7 memberikan kontribusi besar. Oleh karena itu account executive diharapkan mampu bersaing dan dapat menarik calon pengiklan untuk mengiklankan produknya di koran Jawa Pos Metropolitan. Dengan demikian diperlukan beberapa strategi penjualan iklan yang kreatif dan efektif untuk menarik calon pengiklan dengan memakai strategi personal selling. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana personal selling account executive dalam menarik calon pengiklan di koran dengan studi kasus dikoran Jawa Pos Metropolitan yang hanya beredar khusus di area Jabodetabek. Karena persaingan dalam memperoleh kepercayaan calon pengiklan untuk beriklan dikoran Jawa Pos Metropolitan tidaklah mudah dan membutuhkan berbagai proses untuk meraih kepercayaan pembelian iklan tersebut. Dalam pembahasan ini peneliti ingin mengetahui mengapa dan bagaimana strategi personal selling account executive di Koran Jawa Pos Metropolitan bisa mempertahankan eksistensi Jawa Pos Metropolitan kedepannya nanti karena personal selling merupakan bagian dari ilmu komunikasi yang juga merupakan bagian dari ilmu pemasaran dan promosi. Peneliti melihat bahwa strategi personal selling ini begitu penting untuk akhir dari tujuan pemasaran untuk mencapai tahap pembelian ruang iklan. Oleh karena itu, penelitian ini bermuara pada upaya untuk lebih ingin mengetahui tentang Bagaimana Kegiatan Strategi Personal Selling Account Executive Dalam Menarik Calon Pengiklan Untuk Membeli Ruang Iklan. Serta ketertarikan Peneliti untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai Strategi Personal Selling Account Executive dalam menarik calon Pengiklan di Koran Jawa Pos Metropolitan. 8 1.2 Fokus Penelitian Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong, akan tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya masalah. Demikian pula di dalam alam ini tidak ada masalah, hanyalah manusia itu sendiri yang mempersepsikan adanya masalah itu! Masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada sesuatu fokus.2 Suatu fenomena dan praktik-praktik sosial yang layak diangkat sebagai fokus kajian penelitian adalah fenomena yang menunjukkan adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi dilihat dari perspektif ilmu pengetahuan. Fenomena tersebut juga mengisyaratkan bahwa ketidakberesan sosial tertentu yang menarik sehingga memerlukan pemotretan, pemetaan, dan pemahaman yang mendalam untuk pada gilirannya dapat membantu memecahkannya. Dengan kata lain, sebuah fenomena sosial yang menjadi fokus kajian penelitian mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang perlu dijawab, berdasarkan data yang memadai dan terpercaya, dalam kehidupan sosial. 3 Fokus penelitian ini adalah Strategi Personal Selling Account Ecxecutive Tentang Cara Menarik Calon Pengiklan Account Excecutive Koran Jawa Pos Metropolitan. 2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hal 94 3 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal.41-42 9 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan fokus penelitian tersebut, peneliti mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana Strategi Personal Selling Account Ecxecutive Tentang Cara Menarik Calon Pengiklan Account Excecutive Koran Jawa Pos Metropolitan Melalui Perspektif Sudi Kasus ? 2. Mengapa Account Excecutive Menggunakan Strategi Personal Selling Sebagai Cara Menarik Calon Pengiklan Koran Jawa Pos Metropolitan ? 1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian Menurut Burhan Bungin dalam bukunya yang berjudul Analisis Data Penelitian Kualitatif, mengatakan bahwa, “Setiap kegiatan dan tindakan memiliki maksud dan tujuan tertentu. Kegiatan penelitian juga demikian. Dalam kegiatan penelitian, tujuan harus dinyatakan secara tegas, jelas, dan eksplisit. Tujuan yang ditentukan memberikan penegasan tentang batas perjalanan yang hendak dicapai dalam seluruh kegiatan penelitian. Tujuan penelitian mesti diletakkan dalam keterkaitan logis dengan fokus kajian penelitian dan kesimpulan yang berhasil ditarik setelah kegiatan penelitian selesai”. 4 Menurut Lexy J. Moleong, bahwa “tujuan suatu penelitian ialah upaya untuk memecahkan masalah”.5 4 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal.44 5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hal 92 & 93 10 Jadi maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelaah dan mendeskripsikan studi kasus Strategi Personal Selling Account Ecxecutive Tentang Cara Menarik Calon Pengiklan Account Excecutive Koran Jawa Pos Metropolitan 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian adalah hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi Koran Jawa Pos Metropolitan agar bisa memakai strategi personal selling yang tepat dalam menarik calon pengiklan untuk beriklan di Koran Jawa Pos Metropolitan sebagai media untuk ber iklan, tentunya semua itu didukung dengan meneliti kegiatan account executive yang sudah ditentukan akan ditelaah lebih dalam dalam penelitian ini. 1.5.2 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis atau akademis dari penelitian ini bagi diri sendiri yaitu sebagai tujuan akhir dalam penyelesaian studi Magister Ilmu Komunikasi dan juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan sumber bacaan bagi mahasiswa/i jurusan Ilmu Komunikasi. 11