Metode Penelitian Pertemuan 7

advertisement
TEMU VII
EKSPERIMEN KUASI
Eksperimen Kuasi (Quasi Experiment)
Kenyataan/kondisi  tdk dpt lakukan eksperimen murni.
Bila tdk bisa lakukan randomisasi pd subjek maka hrs
pilih rancangan riset eksperimen kuasi. Tetap diingat bhw
kondisi subjek: biologis - lingkungan hrs relatif sama.
Eksperimen kuasi banyak digunakan dalam studi
efektifitas (‘effectiveness study’)
Perlu diingat bahwa dalam rancangan ini sampel dipilih
tanpa randomisasi maka banyak sekali hal-hal yang
harus diperhatikan karena sangat berpengaruh dalam
pengambilan kesimpulan yang sering disebut sebagai
‘internal validity’ = validitas internal.
Dengan perkataan lain, peneliti harus dapat
memperhitungkan faktor-faktor yang mungkin
mengganggu ke-akuratan hasil yang diperoleh terutama
dalam penarikan kesimpulan penelitian.
Berbagai ancaman terhadap validitas internal yaitu:
a. Seleksi.
Pemilihan klp perlakuan & kontrol yg tidak random
berdampak pd ketidaksamaan relatif kondisi biologik
a/ lingkungan kedua kelompok tsb. Ini akan pengaruhi
kesimpulan yg diambil yaitu perbedaan hasil antara
kedua kelompok belum tentu ‘hanya dan hanya’ karena
perlakuan tetapi mungkin disebabkan kedua kelompok
sudah berbeda diawal penelitian.
Misalnya, perbedaan tingkat ekonomi atau pendidikan,
dlsb.
b. Maturasi.
Ketidak-samaan biologik sangat berpengaruh terhadap
hasil penelitian.
Perbedaan dampak perlakuan belum tentu ‘hanya dan
hanya’ akibat dari perlakuan tetapi mungkin tidak
sebabkan perbedaan biologik antara kedua kelompok
diawal penelitian; misalnya, perbedaan umur, jenis
kelamin.
c. Histori.
Kita berharap bahwa selama penelitian berlangsung
semuanya berjalan lancar. Namun bila beberapa
subjek disalah satu kelompok mengalami kejadian
yang tidak diharapkan, maka kesimpulan yang diambil
belum tentu benar. Hal ini disebabkan salah satu
kelompok mengalami sesuatu sedangkan kelompok
lain tidak; misalnya sakit. Ini berarti kedua kelompok
sudah berbeda selama penelitian berjalan.
d. Mortalitas.
Selama pelaksanaan penelitian, bila subjek di salah
satu kelompok mengundurkan diri dengan berbagai
alasan maka keadaan ini sangat mempengaruhi
kesimpulan yang diambil.
e. Testing.
Diawal penelitian kita mengajukan pertanyaan
tentang suatu hal yang berkaitan dengan penelitian
misalnya tentang penyakit Kanker maka subjek akan
mencoba mengingat pertanyaan dan mempunyai
akses mencari informasi tentang penyakit tersebut.
Diakhir penelitian kita menanyakan hal yang sama
maka jawaban yang diberikan akan berbeda dengan
subjek yang tidak mempunyai akses untuk mencari
informasi.
f. ‘Regression artifact’.
Seperti diketahui bahwa sering sekali hasil pengukuran
dari beberapa subjek diawal penelitian hasilnya sangat
ekstrem (jauh diatas rata-rata) dan diakhir penelitian
hasil pengukuran terhadap subjek tersebut termasuk
dalam kelompok rata-rata. Keadaan ini disebut
‘regression to the mean’ karena perubahan pada subjek
tersebut belum tentu karena perlakuan.
g. Instrument.
Bila kita menggunakan alat pengukuran yang berbeda
antara awal dan akhir penelitian maka hasilnya belum
tentu hanya dan hanya disebabkan perlakuan tetapi
mungkin karena penggunaan alat yang berbeda
tersebut.
1. One shot Case study
R ini dilakukan tanpa adanya data dasar sbg pembanding
utk ukur dampak pemberian perlakuan.
X
O
Kita berikan penyuluhan gizi kpd anak SD Kelas Empat
selama 2 jam. Diakhir jam pelajaran murid2 diminta
menjawab per?an yg sdh disiapkan. Maka jawaban yg
murid2 belum tentu hasil dr penyuluhan, krn tidak bisa
bandingkan hasilnya tanpa adanya kelompok kontrol.
Rancangan ini sangat dianjurkan untuk tidak digunakan
dalam penelitian.
b. The static comparison group
Rancangan ini mirip dengan yang diatas namun ada
tambahan kelompok control diakhir penelitian.
Perhatikan bahwa bahwa garis pembatas terputusputus menandakan bahwa kedua kelompok nonequivalent atau dipilih tanpa melalui proses
randomisasi.
Group 1
X
O1
-----------------------------------Group 2
O2
Misalnya, pada mulanya kita menggunakan rancangan
‘One shot case study’ dan ada yang menegur kita bahwa
kita harus mempunyai kelompok control diakhir
penelitian.
Dengan menggunakan rancangan ini kita masih bisa
mengatakan bahwa perlakuan yang diberikan berbeda
dibanding kelompok control.
Namun kita harus hati-hati, karena diawal penelitian
kedua kelompok tersebut belum tentu sama kondisinya.
Bila tidak dalam keadaan sangat terpaksa sebaiknya kita
menghindari rancangan seperti ini.
c. The one group pretest-postest design
Dlm R ini, kita kumpulkan data awal sering disebut
‘baseline’ kmd subjek diberi perlakuan & diakhir
penelitian kita kumpulkan data akhir (endline).
O1
X
O2
Dgn R ini setidaknya dpt dikatakan bhw perlakuan
memberikan dampak yg bisa dihitung besarannya.
Namun perlu disadari bhw kita tdk dapat mengatakan
bhw perlakuan yg kita berikanlah yg memberikan
dampak, krn kita tda membandingkan dgn kelompok lain
yg tdk mendapat perlakuan.
d. Pretest-Posttest Nonequivalent Control Group
R ini terdiri dari dua klp: perlakuan & kontrol yg punyai
data awal & data akhir. Perhatikan bhw garis pembatas
ter-putus2 menandakan bhw ke2 klp non-equivalent
atau dipilih tanpa proses randomisasi.
Group 1
O1 X
O2
------------------------------------------------Group 2
O3
O4
Dengan adanya data awal & akhir serta adanya klp
kontrol maka kesimpulan yg diperoleh lebih mudah di
interpretasikan & akan lebih mendekati kebenaran.
Eksperimen kuasi dgn rancangan pretest-posttest
nonequivalent control group sering diakukan oleh para
peneliti krn sesuatu hal yg menghambat dilakukannya
eksperimen murni.
Dianjurkan agar diawal P peneliti benar2 berupaya agar
kedua klp (perlakuan & kontrol) secara biologik &
lingkungan relatif sama.  Agar ancaman internal
validitas (seleksi, histori, maturasi, testing, mortalitas,
‘regression artifact’ dan instrumen) dapat dikurangi
seoptimal mungkin.
Sehingga kita dapat mengatakan bahwa perbedaan
sebelum dan sesudah penelitian ‘hanya dan hanya’
disebabkan oleh perlakuan.
DISKUSI TENTANG ‘INTERNAL VALIDITY’
UNTUK DISAIN KUASI EKSPERIMEN (D)
Situasi A
Perlakuan
Kontrol
PRE
POST
DISKUSI TENTANG ‘INTERNAL VALIDITY’
UNTUK DISAIN KUASI EKSPERIMEN (D)
Situasi B
Perlakuan
Kontrol
PRE
POST
DISKUSI TENTANG ‘INTERNAL VALIDITY’
UNTUK DISAIN KUASI EKSPERIMEN (D)
Situasi C
Kontrol
Perlakuan
PRE
POST
DISKUSI TENTANG ‘INTERNAL VALIDITY’
UNTUK DISAIN KUASI EKSPERIMEN (D)
Situasi D
Perlakuan
Kontrol
PRE
POST
Download