TINJAUAN PUSTAKA Ciri Umum Kayu Mandang dan Pandit (1997) menjelaskan sifat-sifat umum kayu berikut: a. Warna dan Corak Warna kayu berkisar dari hampir putih sampai hitam, ada yang polos dan ada pula yang terdiri atas dua macam warna atau lebih, sehingga tampak seperti ada coraknya. Corak yang ada pada suatu jenis kayu dapat ditimbulkan oleh perbedaan warna antara kayu awal dan kayu akhir dari lingkar tumbuh. b. Tekstur Tekstur kayu berkenaan dengan kualitas permukaan yang ditentukan oleh ukuran relatif sel-sel penyusun. Tekstur suatu jenis kayu dikatakan halus jika selselnya, terutama pembuluh dan jari-jari, berukuran kecil-kecil. Tekstur suatu jenis kayu dikatakan kasar jika sel-selnya berukuran relatif besar. c. Arah Serat Arah serat pada sepotong kayu mudah ditetapkan berdasarkan arah sel-sel pembuluh yang pada permukaan kayu tampak seperti goresan-goresan. Kayu dikatakan berserat lurus jika pembuluh dan sel-sel aksial lainnya membentang searah dengan sumbu batang. Kayu dikatakan berserat melintang jika arah bentangan pembuluh membentuk sudut terhadap sumbu batang pohon. d. Kilap Suatu jenis kayu dikatakan menkilap jika permukaannya bersifat memantulkan cahaya. Ada jenis-jenis kayu yang kusam, ada yang agak mengkilap dan ada pula yang yang sangat mengkilap tanpa dipolitur. Universitas Sumatera Utara e. Kesan raba Kesan raba dinilai licin atau kesat dengan menggosok-gosokkan jari ke permukaan kayu. Biasanya kayu yang mempunyai tekstur yang halus serta berat jenis yang tinggi menimbulkan kesan raba yang licin. f. Bau Pada umumnya kayu mempunyai bau tertentu apalagi waktu masih segar. Bau harum merupakan ciri beberapa jenis kayu yang tergolong suku Lauraceae, Santalaceae dan Magnolioceae. g. Kekerasan Kekerasan dinilai sangat lunak, lunak, agak lunak, agak keras, keran dan sangat keras. Jenis-jenis kayu yang tergolong lunak adalah pulai dan jelutung. Sedangkan jenis-jenis yang tergolong sangat keran adalah ulin, lara dan sonokeling. Kayu adalah bahan yang sangat kompleks, serbaguna pemakaiannya dan mempunyai sifat yang berbeda dengan yang lainnya. Penggunaan kayu tidak selalu memerlukan keahlian yang tinggi. Kayu banyak digunakan sebagai bahan bangunan, perabot, kerajinan patung, peti kemas, alat angkutan dan penggunaan lainnya dalam berbagai industri. Sebagai bahan bangunan, kayu salah satu produk yang paling sederhana, paling mudah digunakan, dapat dipotong dan dibentuk dengan mudah serta mudah dipasang. Kayu tersusun atas sel-sel kecil, masingmasing memiliki struktur lubang-lubang kecil, selaput dan dinding-dinding yang berlapis-lapis rumit. Kemudahan kayu untuk diubah menjadi suatu produk dan lama dipergunakan tergantung pada pengetahuan praktis dan strukturnya (Haygreen dan Bowyer, 2003). Universitas Sumatera Utara Kayu dapat disebut sebagai polimer alami, mengingat 97-99% bobotnya sebagai polimer. Jaringan kayu merupakan bahan komposit yang dibangun dari berbagai polimer organik, yakni molekul yang terbuat dari ribuan sub unit atau monomer (Achmadi, 1990). Kayu bersifat higroskopis yaitu kayu yang mengikat dan melepaskan air sesuai dengan temperatur dan kelembaban udara relatif sekitarnya. Kayu juga bersifat anisotropis yaitu kembang susut pada tiga arah sumbunya tidak sama besar (Kollman, et al, 1968). Sifat fisikomekanik kayu ditentukan oleh tiga ciri yaitu (1) porositasnya atau proporsi volume rongga, yang dapat diperkirakan dengan mengukur kerapatannya; (2) oeganisasi struktur sel, yang meliputi struktur mikro dinding sel, variasi dan proporsi tipe-tipe sel, dan (3) kandungan air (Haygreen dan Bowyer, 2003). Sifat Fisik Kayu Menurut Kasmudjo (2010) yang termasuk pada sifat fisik kayu antara lain kadar air kayu, penyusutan dan perubahan dimensi kayu, berat jenis kayu, sifat termis kayu, sifat elektrisnya, sifat resonansi dan akustiknya, daya apung dan layang, sifat energi dan sebagainya. Beberapa sifat fisis kayu antara lain : a. Kadar air kayu Kadar air kayu merupakan banyaknya air yang terdapat dalam kayu, dinyatakan dalam persentase terhadap berat kering tanurnya. Kandungan air dalam kayu berupa air bebas yang terdapat di dalam pembuluh sel dan air ikatan yang terdapat di dalam dinding sel (Sribuono, 2000). Universitas Sumatera Utara b. Perubahan dimensi kayu Pengurangan kadar air kayu di bawah titik jenuh serat (kurang dari 25%) akan menyebabkan penyusutan dimensi kayu, sedang penambahan kadar air kayu akan menyebabkan pengembangan dimensi kayu. Penyusutan kayu umumnya sama dengan pengembangan dimensi kayu dan disebut dengan perubahan dimensi kayu. Penyusutan kayu lebih penting untuk diketahui karena dapat menyebabkan perubahan dimensi (ukuran) kayu. Penyusutan kayu (dimensi kayu) terjadi saat kondisi kayu di bawah titik jenuh serat, tetapi belum mencapai kadar air seimbang (antara 18-25%) (Kasmudjo, 2010). c. Berat jenis kayu Berat jenis kayu adalah perbandingan antara kerapatan kayu tersebut dengan kerapatan benda standar. Besarnya berat jenis pada tiap-tiap kayu berbeda-beda dan tergantung kandungan zat-zat dalam kayu, kandungan ekstraktif serta kandungan air kayu, disamping ukuran sel kayunya (Kasmudjo, 2010) d. Kerapatan Kerapatan adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap volumenya. Pada suhu 40C, air mempunyai kerapatan sebesar 1 gram/cm3 dan oleh karena itu air pada suhu tersebut dijadikan sebagai benda standar (Brown et al., 1949). Sifat Mekanik Kayu a. Sifat kekakuan Universitas Sumatera Utara Sifat kekakuan kayu adalah ukuran kemampuan kayu untuk mempertahankan bentuk aslinya akibat adanya beban yang cenderung mengubah bentuk dan ukuran benda. Setiap benda yang dibebani akan mengalami perubahan bentuk baik berupa beban tekan, tarik lentur maupun geser. Besar kecilnya perubahan bentuk akibat beban ini dipngaruhi sifat kekakuan benda yang bersangkutan. Semakin kaku kayu tersebut, maka semakin sulit pula kayu tadi untuk dirubah bentuknya, demikian pula sebaliknya. Sifat kekakuan ini biasanya disimbolkan dengan modulus of elasticity (MOE) (Mardikanto, dkk, 2011). b. Sifat Keteguhan Patah Sifat keteguhan patah sering pula disebut dengan modulus geser. Kekuatan geser kayu adalah ukuran kemampuan kayu untuk menahan gaya yang cenderung untuk menggeser satu bagian dengan bagian yang lainnya pada kayu yang sama. Dengan adanya beban ini akan timbul tegangan geser. Geseran yang terjadi dapat berupa geser sejajar serat (shear parallel/along to grain), geser tegak lurus serat (shear across the grain atau shear perpendicular to grain), geser miring serat (oblique shear), serta geser antar serat (rolling shear). Sifat keteguhan ini biasanya disimbolkan dengan modulus of rupture (MOR) (Tsoumis, 1991). c. Kekuatan tekan Pengujian tekan pada arah tegak lurus serat dapat berupa tekanan pada seluruh permukaan kayu atau tekanan pada sebagian permukaan kayu. Tekanan sejajar serat atau “endwise compression” banyak terjadi dalam praktek bila kayu dipakai untuk bangunan sebagai komponen untuk tiang, tunggul, kusen pintu dan Universitas Sumatera Utara jendela serta bagian yang lainnya. Komponen bangunan semacam ini akan menerima beban yang cenderung mendesaknya atau memendekkannya pada arah memanjang atau sejajar serat. Pada kasus batang yang menerima beban tekan sejajar serat, dibedakan antara tiang yang panjang dan batang yang pendek (Mardikanto, dkk, 2011). Tanur Gelombang Mikro (Micowave Oven) Gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik. Energi gelombang mikro merupakan radiasi non-ionisasi yang dapat menyebabkan pergerakan molekuler melalui migrasi ion dan rotasi dipol, tetapi tidak menyebabkan perubahan struktur molekuler (Buhler dkk, 2002 dalam Qadariyah dkk, 2009). Aplikasi gelombang mikro dibagi atas 3 kelompok, yaitu untuk pengukuran (misalnya radar, pengukuran dimensi, suhu, dan lain-lain), telekomunikasi, dan sebagai sumber energi. Berdasarkan ketetapan Federal communication Commission and International Radio Regulation di Genewa tahun 1959 maka frekwensi yang biasa digunakan untuk oven gelombang mikro domestik adalah v=2450 MHz (λ=12,2 cm) (Collin, 1988). Tanur gelombang mikro (microwave oven) merupakan salah satu piranti dalam proses pengolahan pangan. Energi panas yang dihasilkan oleh tanur gelombang mikro memiliki berbagai keuntungan diantaranya daya penetrasi yang yang relatif tinggi, molekul-molekul air pada bahan dapat berfungsi sebagai penyerap energi serta energi yang dihasilkan lebih efektif (Rokwell, 1967 dalam Yudiana, 2000). Pada saat ini tanur gelombang mikro banyak digunakan dalam skala rumah tangga yaitu sebagai alat untuk memasak makanan. Namun penggunaan tanur gelombang mikro dalam skala industri perlu mendapat Universitas Sumatera Utara perhatian lebih lanjut, terutama karena kemampuannya yang dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang banyak serta dapat menangani masalah-masalah yang timbul pada proses pengolahan yang tidak dapat diatasi oleh piranti konvensional. Microwave atau gelombang mikro telah lama digunakan sebagai metode pemanasan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rimawan (2001) bahwa energi gelombang mikro dapat mempercepat reduksi pasir besi. Kandungan konsentrat pada pasir besi tersebut meningkat seiring dengan bertambahnya waktu penyinaran gelombang mikro. Pada sistem komunikasi gelombang mikro baik yang bersifat tetap maupun bergerak, gangguan terbesar adalah karena terjadinya fading dan multipath fading yang menyebabkan atau berpengaruh terhadap sinyal terima karena dapat memperkuat ataupun memperlemah level sinyal yang tergantung besar fasa dari resultan sinyal langsung dan tidak langsung. Pada komunikasi yang tetap dapat diatasi dengan penerimaan sistem sistem diversity, baik dengan space diversity atau frekuensi dibversity. Sedangkan pada komunikasi bergerak, karena banyak faktor yang berpengaruh yang menyangkut struktur dan topografi lingkungan sekeliling akan menciptakan efek-efek transmisi yang rumit pula. Salah satu pengaruhnya adalah terjadinya Dopler shift yang merupakan perubahan frekuensi atau pergeseran frekuensi yang disebabkan oleh gerakan MS (mobile station). Pergeseran frekuensi ini bergantung pada kecepatan dan arah gerak MS, yang akan menyebabkan modulasi frekuensi acak pada sinyal radio bergerak sehingga dapat menyebabkan menurunnya kualitas suara (Purbawanto, 2011). Menurut Fuller (1990) dalam Yuniarti (2007), salah satu sifat dari gelombang mikro (microwave) adalah mudah diserap oleh molekul air atau Universitas Sumatera Utara material yang mengandung air. Kayu dengan kandungan air cukup tinggi dapat menyerap gelombang mikro dalam jumlah besar sehingga akan timbul panas dan tekanan dalam kayu. Penggunaan gelombang mikro yang dikontrol dapat mengeringkan kayu dengan cepat dan seragam dibandingkan dengan cara konvensional (Saltiel et al.,1995 dalam Yuniarti, 2007). Panas yang ditimbulkan umumnya berasal dari dalam kayu sehingga ruangan tempat mengeringkan tidak perlu dipanaskan (Roussy dan Pearce, 1995 dalam Yuniarti, 2007). Kelemahannya, kayu dapat mengalami kerusaakan struktur apabila intensitas yang diberikan tinggi. Ini pernah terjadi pada penelitian pengolahan kayu dengan teknologi gelombang mikro menggunakan aplikator terowong (wave guide) yang tengah dikembangkan Australia. Agar pemanfaatan gelombang mikro dapat dilakukan secara efektif, pemahaman mengenai perubahan pada waktu yang diolah dengan gelombang ini perlu diketahui terlebih dahulu. 1. Prinsip Pemanasan Tanur Gelombang Mikro Prinsip dasar dari pemanasan gelombang mikro yaitu adanya agitasi molekul-molekul polar atau ion-ion yang bergerak karena adanya gerakan medan magnetik atau elektrik. Dengan adanya gerakan medan tersebut, diantara partikelpartikel mencoba untuk berorientasi atau mensejajarkan dengan medan tersebut. Pergerakan partikel terbatas oleh adanya gaya pembatas (interaksi inter partikel dan ketahanan elektrik) yang menahan gerakan partikel dan membangkitkan gerakan acak menghasilkan panas (Taylor, 2005 dalam Cisadesi, 2007). Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Alat tanur gelombang mikro (microwave) merk Yamatsu 2. Pemanasan Dengan Tanur Gelombang Mikro Ada tiga tipe dasar dari mekanisme pindah panas yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi adalah perpindahan panas dari suatu bagian benda ke bagian benda lainnya pada benda yang sama, atau dari satu benda ke benda lainnya dengan adanya kontak fisik. Konveksi adalah perpindahan panas dari satu titik ke titik lainnya dalam suatu fluida, gas, atau cairan melalui pergerakan campuran fluida yang memiliki perbedaan suhu dan identitas. Radiasi adalah pepindahan panas dari suatu benda ke benda lainnya, tanpa adanya kontak fisik, melalui gerakan gelombang (Parry dan Green, 1922 dalam Soesanto, 2006). Menurut Decaurau (1985) dalam Sribuono (2000) pemanasan dengan gelombang mikro merupakan akibat dari interaksi kimia kandungan bahan dengan medan elektromagnetik. Gelombang mikro merupakan suatu frekuensi tinggi, Universitas Sumatera Utara tidak berionisasi dan merupakan gelombang elektromagnetik, hampir sama dengan gelombang radio dan signal pengendali jarak jauh televisi. Pada kenyataannya merupakan gelombang radio yang sangat pendek yang dibatasi dengan dinding metal pada tanur menjadi suatu bentuk miniatur sistem pemancar dan pancaran magnet dari energi gelombang mikro yang diubah menjadi panas dalam bahan. 3. Faktor Yang Mempengaruhi Pemanasan Gelombang Mikro a. Tipe Oven Gelombang Mikro Bagian dari oven gelombang mikro yang mempengaruhi reaksi pemanasan adalah ruangan tempat sampel pada oven gelombang mikro itu sendiri. Terdapat dua tipe dasar dari oven gelombang mikro, yaitu: single mode dan multi mode. Variasi dari pemanasan tempat sampel gelombang mikro mempengaruhi tipe dasar dari oven gelombang mikro tersebut, yang pada akhirnya mempengaruhi proses pemanasan dari reaksi kimia yang berlangsung. Tipe single mode menghasilkan gelombang berdiri di dalam ruangan oven, untuk itu dimensi dari ruangan tempat sampel harus dikontrol secara teliti untuk merespon secara sistematik panjang gelombang dari gelombang mikro tersebut. Kelebihan tipe ini adalah tingkat pemanasan dapat dikontrol dengan memposisikan sampel pada daerah yang paling baik intensitasnya, dengan catatan bahwa gangguan apapun (bahkan dari sampel) akan dapat mengganggu pola dari gelombang dan akan mempengaruhi keefektifan proses pemanasan tipe ini (Taylor, 2005 dalam Cisadesi, 2007). Desain oven gelombang mikro tipe multi mode sangat menghindari terbentuknya gelombang berdiri. Tujuan pembuatannya terletak pada produksi Universitas Sumatera Utara ketidakberaturan sebanyak-banyaknya di dalam ruangan oven. Keadaan yang dicapai seperti ini harus membentuk dimensi dari ruangan tempat sampel sedemikian rupa agar tidak terjadi gelombang penuh dalam ruangan oven. Kelebihan dari oven gelombang mikro tipe ini adalah posisi dan skala sampel dapat divariasikan. Tipe single mode dapat dimanfaatkan untuk meneliti keadaan reaksi secara spesifik, sedangkan tipe multi mode digunakan untuk percobaan dengan ukuran sampel bervariasi, tetapi dengan pengamatan yang tidak terlalu spesifik. Kedua tipe dari oven gelombang mikro ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan reaksi kimia yang spesifik untuk tujuan yang berbeda (Taylor, 2005 dalam Cisadesi, 2007). b. Sifat Materi Terhadap Gelombang Mikro Sifat material terhadap gelombang mikro berbeda-beda, tidak semua material cocok untuk digunakan dalam pemanasan gelombang mikro. Ada tiga material yang dibedakan menurut sifatnya terhadap gelombang mikro, yaitu: 1. Materi yang memantulkan radiasi, yaitu yang memiliki sifat konduktor sehingga tidak menyerap panas, contoh belerang. 2. Materi yang transparan terhadap radiasi atau hanya sedikit mengubah energi gelombang mikro menjadi energi panas, yaitu memiliki sifat isolator sehingga energi panas gelombang mikro diteruskan, contoh tembaga. 3. Materi yang menyerap radiasi atau merubah sebagian dari energi gelombang mikro menjadi energi panas, yaitu yang memiliki sifat dielektrik sehingga panas yang dihasilkan sangat bagus (Soesanto, 2006). Walau belum diketahui secara jelas bagaimana tepatnya perilaku material dalam medan gelombang mikro, tetapi dapat diamati bahwa setiap material akan Universitas Sumatera Utara menyerap, memantulkan atau bahkan meneruskan energi gelombang mikro. Hal ini dipengaruhi oleh komposisi kimia ataupun ukuran dan bentuk dari material secara fisik. Namun hanya materi yang dapat menyerap radiasi gelombang mikro yang relevan dengan aplikasi sintesis kimia. Materi yang dipakai sebagai wadah dalam pemanasan gelombang mikro harus terbuat dari bahan yang transparan terhadap radiasi gelombang mikro, sehingga energi dari gelombang mikro tidak terserap ke dalam wadah tetapi akan melewati dan langsung tertuju pada larutan reaksi (Soesanto, 2006). 4. Aplikasi Pemanasan Gelombang Mikro Pemanasan gelombang mikro sekarang banyak diaplikasikan dalam reaksi kimia. Telah diketahui bahwa gelombang mikro banyak diaplikasikan dalam berbagai industri seperti bioteknologi, farmasi, plastik, kimia, dan lainnya. Bagaimanapun juga aplikasinya terbatas pada skala laboratorium dan belum diperluas dalam skala produksi. Beberapa aplikasi radiasi gelombang mikro pada reaksi kimia, antara lain : reaksi diels-alder,reaksi heck, reaksi suzuki, reaksi mannich, hidrolisis, dehidrasi, esterifikasi, reaksi sikloadisi, epoksidasi, reduksi, kondensasi, reaksi siklisasi, dan lainnya. Keuntungan utama dari penggunaan gelombang mikro dalam sintesis kimia organik adalah kecepatan reaksinya. Efek termal (pemanasan dielektrikum) akan dihasilkan oleh polarisasi dipol sebagai interaksi dipol-dipol antara molekul polar dengan medan magnet elektromagnetik (Taylor, 2005 dalam Cisadesi, 2007). Universitas Sumatera Utara Pengenalan Jenis Kayu Durian (Durio zibethinus Murr.) Klasifikasi Kayu Durian adalah sebagai berikut (Setiadi, 1999): Kingdom : Plantae (tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil) Ordo : Malvales Famili : Bombacaceae Genus : Durio Spesies : Durio zibethinus Murr Nama botanis durian adalah Durio spp famili Bombacaceaea (terutama D. carinatus Mast., D. Oxleyanus Griff., D. Zibethinus Murr.). Nama daerahnya adalah duren, deureuyan, andurian, duriat, duriang, derian, duiang, duhuian, tuleno, turene. Sedangkan nama lain : durian (Philipina, Sabah, Inggris, Amerika Serikat, Perancis, Spanyol, Italia, Belanda, Jerman). Penyebaran kayu durian ini di seluruh Indonesia (Setiadi, 1999). Menurut Mandang & Pandit (1997) ciri anatomi kayu durian adalah pembuluh atau pori baur, soliter dan berganda radial yang terdiri atas 2-3 pori, umumnya berukuran agak besar, frekuensinya sangat jarang atau jarang, kadangkadang ada endapan berwarna putih, bidang perforasi sederhana. Parenkima terutama bertipe apotrakea baur, berupa garis-garis tangensial pendek diantara jari-jari atau ada yang bentuk jala. Jari-jari sangat sempit sampai lebar, letaknya jarang sampai agak jarang, ukurannya pendek sampai agak pendek. Menurut Oey Djoen Seng (1990) dalam Kurnia (2009), sifat kayu durian termasuk kelas kuat II-III dengan berat jenis 0,57. Kayunya mudah digergaji meskipun permukaanya cenderung untuk berbulu, selain itu mudah dikupas untuk dibuat finir. Kayu durian cepat menjadi kering tanpa cacat, tetapi papan yang tipis Universitas Sumatera Utara cenderung untuk menjadi cekung. Sedangkan kegunaan kayu ini adalah sebagai bangunan di bawah atap, rangka pintu dan jendela, perabot rumah tangga sederhana (termasuk lemari), lantai, dinding, sekat ruangan, kayu lapis, peti, sandal kayu, peti jenazah, dan bangunan kapal. Universitas Sumatera Utara