RENUNGAN HARIAN Senin, 30 Mei 2016 KEBAIKAN DIBALIK

advertisement
G K RI EXODU S
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu
Panggilan beribadah
Pengkhotbah
Votum
Pengkhotbah
Bacaan Bertanggapan
Pujian Pengakuan Dosa
Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi
Doa Pengakuan Dosa
Berita Anugerah
Petunjuk Hidup baru
Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom”
Pujian Syukur 1
Pujian Syukur 2
Pengakuan Iman
Pujian
Doa Firman Tuhan
Khotbah
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Jemaat
Liturgos
Liturgos
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Persembahan
Liturgos & Jemaat
Doa Persembahan & Doa Syafaat
Pengumuman & Seri Pembinaan
Doxology /
“Kami memuji Kebesaran-Mu”
Doa berkat
Amin / “Thank You Lord”
Theme Song “Jesus At The Center“
Petugas Doa
Pengkhotbah
Hamba Tuhan GKRI Exodus
GEMBALA SIDANG SENIOR
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Telp : 0815 5055 985
Email: [email protected]
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
GEMBALA BAVARIAN
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th.
Telp.081-331515954
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A
Telp : 0812 3378 0070
Email: ev.yohanesdodik@gmail.
com
2
e
MAGZ
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
Kemurahan/kebaikan (Lukas 6:35)
Mimbar GKRI Exodus | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Khotbah hari ini termasuk ke dalam seri
Karakter Kristiani berdasarkan buah Roh
di Galatia 5:22-23. Kita sampai pada rasa
yang ke-5, yaitu “kemurahan” (LA:TB).
Hampir semua versi Inggris memilih terjemahan “kebaikan” (kindness). Apakah
arti “kemurahan/kebaikan” di sini?
Dalam teks Yunani, kata benda yang digunakan adalah chrēstotēs. Kata ini hanya
muncul 8 kali di seluruh Perjanjian Baru,
itu pun hanya dalam tulisan Paulus (Rm
2:4; 3:12; 11:22[2x]; 2 Kor 6:6; Gal 5:22;
Ef 2:7; Kol 3:12; Tit 3:4). Kata sifat chrēstos juga tidak terlalu sering muncul (Mat
11:30; Luk 5:39; 6:35; Rm 2:4; 1 Kor 15:33; Ef
4:32; 1 Pet 2:3). Kata chrēstotēs atau chrēstos seringkali merujuk pada kebaikan Allah di dalam Kristus Yesus (Rm 2:4; 11:22;
Ef 2:7; Tit 3:4; 1 Pet 2:3). Manusia berdosa
seringkali tidak memiliki karakter ini (Rm
3:12). Sebaliknya, orang-orang yang sudah
menerima kebaikan Allah dinasihati untuk
menunjukkan kebaikan kepada orang lain
(2 Kor 6:6; Ef 4:32; Kol 3:12).
Karena kebaikan yang tercakup dalam kata
chrēstotēs atau chrēstos cukup luas, hari ini
kita hanya menyoroti salah satu aspeknya
saja sesuai dengan Lukas 6:35 “Tetapi kamu,
kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik
kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu
akan besar dan kamu akan menjadi anakanak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik
(chrēstos) terhadap orang-orang yang tidak
tahu berterima kasih dan terhadap orangorang jahat.”
Kepada siapa kebaikan/kemurahan ditujukan? Bagaimana bentuk konkrit dari kebaikan/kemurahan? Apa alasan yang tepat
di balik kebaikan/kemurahan?
Obyek kebaikan
Kebaikan mengenal tingkatan. Suatu tindakan yang terlihat baik belum tentu benar-benar baik. Ada beragam faktor yang
perlu dipertimbangkan sebagai ukuran.
Salah satunya adalah obyek kebaikan.
Jikalau kita hanya mengasihi orang-orang
yang baik kepada kita, maka kebaikan seperti itu tidak ada istimewanya sama sekali.
Orang-orang berdosa pun melakukan hal
itu (6:32-34). Suatu kebaikan yang bersyarat dan berpamrih bukanlah kebaikan.
Dalam banyak kasus, hal itu justru merupakan sebuah sarana untuk memanipulasi orang lain.
Tidak demikian halnya dengan kebaikan
yang diajarkan oleh Tuhan Yesus di sini.
Kebaikan harus ditujukan pada obyek yang
tidak baik. Kita dituntut untuk mengasihi
musuh (ayat 35a). Istilah “musuh” di sini
sebenarnya lebih mengarah pada pandangan atau sikap orang lain terhadap kita, bukan sikap kita yang menjadikan orang lain
3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ sebagai musuh. Orang Kristen te), “berbuatlah baik” (agathopoieite), dan
tidak seharusnya memiliki musuh, walaupun orang lain ada
yang menganggap kita sebagai musuh mereka. Musuh tidak usah report-repot dicari.
Dengan berbuat baik saja kadangkala orang
lain dengan sukarela dan tanpa alasan menjadikan diri mereka sebagai musuh kita.
“Musuh” dilihat dari apa yang mereka
lakukan maupun yang tidak mereka lakukan. Dari apa yang mereka lakukan, musuh adalah mereka yang membenci (ayat
27), mengutuk (ayat
28a), mencaci-maki
(ayat 28b), dan berbuat jahat kepada kita
(ayat 29-30, 35). Dari
apa yang mereka tidak lakukan, musuh
adalah mereka yang
tidak tahu berterima
kasih (ayat 35).
Saya yakin tidak sukar
menemukan
orang-orang di sekitar kita dengan ciri-ciri
seperti di atas. Mereka bukan hanya pernah melakukan hal-hal tersebut. Mereka bahkan terus-menerus melakukannya
pada kita. Beberapa tidak bisa menghargai
kebaikan yang kita tunjukkan.
Walaupun demikian, hal itu tidak boleh
menghalangi kita dalam menunjukkan kebaikan. Secara konsisten kita harus menunjukkan kasih dan kebaikan. Itulah sebabnya
di ayat 35 Tuhan Yesus menggunakan kata
kerja imperatif present “kasihilah” (agapa-
“pinjamkanlah” (danizete). Artinya, perintah ini dilakukan terus-menerus. Tidak
peduli seperti apa respons dari orang lain,
orang Kristen sepatutnya menunjukkan kebaikan. Bentuk kebaikan mungkin fleksibel
sesuai dengan apa yang terbaik bagi orang
itu, namun semangat untuk berbuat baik tidak boleh padam hanya gara-gara respons
negatif dari obyek kebaikan. Ketidakbaikan orang lain justru menjadi
ukuran bagi kebaikan
yang sejati. Semakin tidak baik suatu
obyek kebaikan, semakin baik kualitas
kebaikan
tersebut.
Obyek kebaikan menentukan kualitas kebaikan.
Bentuk kebaikan
Tiga kata kerja imperatif di ayat 35 muncul dalam urutan
yang progresif, dalam arti yang semakin
konkrit. Mengasihi berarti berbuat baik,
berbuat baik berarti memberi pinjaman
tanpa mengharapkan kembali.
Semua ini mengajarkan satu prinsip penting
tentang kasih. Kasih bukan hanya sekadar
perasaan. Kasih terwujud dalam kebaikan.
Kasih yang tak berwujud dalam kebaikan
adalah perasaan yang kosong dan menipu.
Bentuk konkrit kasih/kebaikan di ayat 35
tidak boleh dipisahkan dari penjelasan se4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ belumnya di ayat 32-34. Beber- aktif. Nasihat ini tentu saja tidak bermakna
apa ide yang muncul di ayat
32-34 diulang lagi di ayat 35.
Mengasihi musuh disinggung di ayat 32,
berbuat baik kepada mereka ada di ayat 33,
dan memberikan pinjaman muncul di ayat
34. Dari sini terlihat bahwa ayat 35 merupakan penjelasan sekaligus rangkuman
dari ayat 32-34.
Lebih jauh, bentuk kasih/kebaikan di ayat
35 juga merujuk balik pada ayat 27-30.
Paralelisme dengan ayat 27-30 inilah yang
paling banyak membantu untuk menafsirkan bentuk kebaikan di ayat 35.
Orang Kristen harus mengharapkan yang
baik untuk musuh-musuh mereka (ayat
28). Kata “memberkati” (eulogeō) secara
hurufiah mengandung makna “mengucapkan sesuatu yang baik.” Karena dilekatkan
dengan “doa” di bagian selanjutnya, eulogeō
di sini dengan tepat telah dipahami sebagai
“memberkati.” Di dalam doa, kita berharap
agar mereka menerima berkat Tuhan, entah apapun bentuk dari berkat itu. Berkat
terbesar tentu saja adalah pertobatan mereka, tetapi kita tidak boleh membatasi berkat ilahi. Semua terserah kepada Allah. Apa
yang baik di mata Allah bagi musuh-musuh
kita, itulah yang kita harapkan dan doakan.
Orang Kristen harus memberikan kepada musuh lebih daripada yang diharapkan
(ayat 29-30). Memberikan pipi yang satu
tatkala pipi yang lain ditampar (ayat 29a)
bukan hanya mengajarkan tindakan pasif
yang tidak mau melawan. Memberikan pipi
yang lain jelas menyiratkan sesuatu yang
hurufiah. Poin yang ingin didaratkan adalah kerelaan untuk memberikan lebih daripada yang diharapkan. Hal ini diperkuat
dengan ayat 29b tentang pemberian baju
kepada orang yang mengambil jubah kita.
Kita juga tidak hanya melepaskan sesuatu
sebagai pemberian, tetapi kita sekaligus
berani untuk tidak mengharapkan hal itu
akan kembali pada kita (ayat 30).
Poin yang terakhir terakhir, yaitu tentang
tidak mengharapkan pengembalian hutang
(ayat 30, 35), perlu diberi penjelasan untuk
menghindari kesalahpahaman. Teks ini tidak mengajarkan bahwa menagih hutang
adalah dosa atau tidak baik. Seorang musuh yang sampai rela mengiba kepada
orang yang ia musuhi atau berhutang kepadanya berarti musuh itu benar-benar dalam keadaan yang sangat terjepit. Dia mungkin tidak memiliki jalan keluar yang lain,
sehingga ia terpaksa meminta tolong pada
orang yang ia musuhi. Kepada orang yang
sangat membutuhkan seperti ini, kita tidak
sepatutnya menuntut dia mengembalikan
pemberian atau melunasi hutangnya.
Orang Kristen harus mengasihi musuh seperti diri sendiri (ayat 31). Apa yang kita ingin orang lain perbuat kepada kita, lakukan
itu kepada orang lain. Dengan kata lain, kita
mengukur orang lain berdasarkan diri kita.
Apakah kita ingin dikasihi oleh orang lain?
Apakah kita ingin menerima berkat? Apakah kita ingin didoakan oleh orang lain?
Apakah kita berbahagia apabila orang lain
memberikan lebih banyak daripada yang
5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ kita harapkan? Jika jawaban dari deretan pertanyaan ini adalah “iya,” kita
pun harus mulai melakukannya terlebih dahulu kepada orang lain.
Motivasi di balik kebaikan
Mengasihi musuh jelas bukan tugas yang mudah. Banyak orang gagal melakukannya.
Dibutuhkan alasan yang sangat istimewa untuk melakukannya. Alasan inilah yang disebut motivasi kebaikan. Apakah motivasi yang benar di balik suatu kebaikan? Alasan terbaik adalah status kita sebagai anak-anak Allah, baik status kita sekarang maupun nanti
di akhir zaman.
Penggunaan kata “tetapi kamu” di awal ayat 35 menandakan sebuah kontras. Kontras
antara orang-orang berdosa (ayat 32-34) dengan kita sebagai anak-anak Allah (ayat 35).
Kita dituntut untuk menunjukkan kebaikan yang berbeda dibandingkan mereka.
Status sebagai anak-anak Allah juga disinggung dalam kaitan dengan upah yang besar
di ayat 35. Kita akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi. Pernyataan ini tidak
boleh dipahami seolah-olah status sebagai anak-anak Allah adalah hasil perbuatan baik
manusia. Poin yang ditekankan adalah pengakuan dan pemuliaan atas anak-anak Allah.
Sebagai anak-anak Allah, kita wajib mencerminkan sifat Bapa kita (bdk. ayat 36 “Hendaklah kamu murah hati sama seperti Bapamu adalah murah hati”). Hidup harus sesuai
dengan status. Nah, jikalau dalam dunia ini tindakan kita mencerminkan sifat dari Bapa
kita (ayat 35 “sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan
terhadap orang-orang jahat”), maka di akhir zaman nanti Bapa pun akan mengakui kita
sebagai anak-anak-Nya. Bukan hanya mengakui, Ia juga akan memuliakan kita. Kita bukan sembarang anak. Kita adalah anak-anak Allah Yang Mahatinggi (ayat 35).
Apakah selama ini kita merasa tidak memiliki alasan untuk mengasihi musuh-musuh
kita? Apakah kita memandang orang lain terlalu hina dan tidak pantas mendapatkan
kebaikan kita? Apakah orang tersebut tidak kunjung berubah sesudah menerima perlakukan baik dari kita? Ataukah ia justru menjadi semakin jahat kepada kita? Berhentilah melihat siapa mereka. Mulai sekarang, belajarlah melihat siapa kita. Kita adalah
anak-anak Allah. Sudah sepantasnya kalau kita hidup seperti Bapa kita. Soli Deo Gloria.
6
e
Po ko k Do a Syafaat & K at e k i s m u s H e i d e l b e r g | #TEACH ING
MAGZ
POKOK DOA SYAFAAT
• Doakan untuk pembangunan TK, Radio dan Pastori di Sorong-Papua, Kiranya dapat
berjalan dengan baik. Beberapa waktu terakhir curah hujan cukup tinggi membuat
proses pembangunan sedikit terganggu karena akses jalan ambrol.
• Doakan untuk kesiapan para misionaris yang akan melayani di Sorong-Papua.
• Doakan untuk keluarga pak Edmon agar dapat mempersiapkan proses perpindahan
dengan baik.
• Doakan untuk Risty yang akan mempersembahkan 1 tahun pertamanya untuk melayani Tuhan di Sorong-Papua, kiranya Tuhan memberikan peneguhan panggilan
melalui orang tua.
KATEKISMUS HEIDELBERG
Pertanyaan 65:
Apa persatuan orang-orang terpilih dengan Kristus?
Jawaban
Persatuan orang-orang terpilih dengan Kristus merupakan hasil rahmat ALlah. Olehnya,
mereka digabungkan dengan Kristus secara rohani dan mistik, namun sungguh- sungguh dan secara tak terpisahkan, sehingga Kristus menjadi Kepala dan suami mereka.
Hal itu terlaksana melalui panggilan mereka yang ampuh.
a. Efe 1:22; 2:6-8. b. 1Ko 6:17; Yoh 10:28; Efe 5:23, 30. c.1Pe 5:10; 1Ko 1:9.
7
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
DUSTA-DUSTA YANG DIYAKINI KAUM WANITA
Mengenai Emosi
Tidak ada alat yang digunakan oleh Setan dengan begitu efektifnya untuk membuat kaum wanita terbelenggu selain emosi. Ia melakukannya dengan membuat kita
mempercayai hal-hal mengenai emosi yang
sebenarnya tidak benar.
32. “JIKA SAYA MERASAKAN SESUATU, PASTILAH ITU BENAR”
Setan ingin agar kita percaya bahwa jika
kita merasa tidak dicintai, maka kita memang benar-benar tidak dicintai. Jika kita
merasa bahwa situasi yang kita hadapi tidak tertolong lagi, maka pasti tidak ada
harapan lagi.
Kebenarannya adalah, disebabkan oleh
kondisi kita yang telah jatuh ke dalam
dosa, perasaan-perasaan kita hampir tidak
ada hubungannya dengan kenyataan. Dalam banyak kasus, perasaan tidak dapat diandalkan, emosi kita cenderung berfluktuasi dengan tidak terkendali.
Di tengah-tengah naik-turunnya emosi
yang kadang membuat kita kewalahan, kita
harus selalu membawa pikiran kita kembali kepada Kebenaran. Kebenarannya adalah
Allah itu baik, Allah mengasihi saya, entah
saya merasa dikasihi atau tidak.
Jika kita ingin berjalan di dalam kebebasan,
kita harus sadar bahwa emosi kita tidak selalu dapat dipercaya dan bersedia menolak
setiap perasaan yang tidak konsisten dengan Kebenaran.
Rasul Paulus memberikan resep untuk
menjaga kewarasan dan kestabilan emosi:
Bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan… Janganlah hendaknya kamu kuatir
tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur… Semua yang benar… pikirkanlah semuanya itu.
Hasilnya?
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus… Maka Allah
sumber damai sejahtera akan menyertai
kamu (Fil 4:4, 6-9).
33. “SAYA TIDAK DAPAT MENGENDALIKAN EMOSI SAYA”
Setan menggunakan dusta ini untuk membuat kita percaya bahwa kita tidak mempunyai pilihan lain kecuali dikendalikan oleh
emosi kita. Walau ada benarnya bahwa kita
tidak berdaya melawan perasaan kita, Kebenarannya adalah, kita tidak harus membiarkan perasaan kita mengatur hidup kita.
Kenyataannya, tidak peduli emosi apa pun
yang sedang berkecamuk di dalam diri
kita, dengan kasih karunia Allah, kita dapat
memilih untuk memusatkan pikiran kita
kepada-Nya dan “percaya serta taat”. Pada
saat melakukan itu, kita akan merasakan
damai sejahtera-Nya dan kemampuan untuk setia, meskipun situasi tidak berubah.
8
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Pada saat kita mengarahkan
pikiran kita kepada Kristus
dan membawa setiap pemikiran kita kepada Kebenaran, maka Roh Kudus akan
menyucikan emosi-emosi kita dan memberikan kasih karunia ilahi, penghiburan,
dan damai sejahtera (Kol 3:1-2).
Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (2Kor 10:5b).
Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai
sejahtera sebab kepada-Mulah ia percaya
(Yes 26:3a).
34. “SAYA TIDAK DAPAT MENGENDALIKAN RESPON SAYA APABILA
HORMON-HORMON SAYA MULAI
KACAU”
dan perubahan hormonal kita.
Masuk akalkah bahwa sang Pencipta yang
bijaksana dan penuh kasih ini tidak memelihara kita dalam setiap tahap kehidupan?
Ia tidak menawarkan proses pertumbuhan yang mudah atau bebas dari masalah.
Namun Ia telah berjanji untuk memenuhi
semua kebutuhan kita dan memberikan
kasih karunia kepada kita untuk merespon
perubahan dan kesulitan yang ada dalam
setiap tahap kehidupan.
Doa Paulus ini dapat juga digunakan kaum
wanita:
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh,
jiwa, dan tubuhmu terpelihara sempurna
dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya (1Tes 5:23-24).
Jika kita menerima dusta yang mengatakan
bahwa kita tidak dapat mengendalikan
emosi kita, kita juga akan percaya bahwa
kita tidak dapat mengendalikan tindakan
kita pada saat kita merasa tidak stabil atau 35. “CARA MENANGANI DEPRESI
berada di luar kendali.
ADALAH DENGAN OBAT-OBATAN
Masalahnya adalah, jika kita menuruti
emosi kita dan membiarkannya mengendalikan rutinitas harian ini, kita akan semakin
mudah dikendalikan oleh emosi kita dalam
masa peralihan dan masa sulit.
DAN ATAU PSIKOTERAPI”
Banyak penelitian ilmiah dan medis telah
dilakukan untuk memahami keterkaitan
depresi, kecenderungan genetik, dan faktor
fisiologis lainnya. Yang kita ketahui adalah
bahwa dalam banyak kasus, gejala fisiologis berakar dari jiwa – hal-hal seperti tidak
tahu berterima kasih, konflik kepahitan,
tidak mau mengampuni, tidak percaya,
menuntut hak, kemarahan, dan mementingkan diri sendiri.
Memang benar bahwa apa yang terjadi
dengan tubuh kita mempengaruhi kita secara emosional, mental, dan bahkan spiritual. Itu semua saling berkaitan dan tidak
terpisahkan. Namun kita akan jatuh dalam
perangkap Musuh apabila kita membenar- Jika akar permasalahan ini tidak ditangani
kan perilaku dan respon yang mengikuti menurut jalan Tuhan, maka akibatnya akan
kedagingan berdasarkan pada kondisi fisik timbul dalam tubuh dan jiwa kita. Dalam
9
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
beberapa kasus, obat-obatan
mungkin membantu mengatasi
gejala-gejala depresi.
Namun demikian, jika depresi berakar
dari masalah di luar tidak berfungsinya organ-organ fisik, maka obat-obatan tidak
akan menyelesaikan masalah dengan tuntas.
lam nama Yesus. Setelah Anda terlebih dahulu berdoa, saling berbagi satu sama lain
mengenai kebutuhan Anda – terutama
dengan pemimpin spiritual Anda; mintalah
mereka untuk mendoakan Anda. Akuilah
setiap dosa yang mungkin menyebabkan
kelemahan spiritual di dalam hidup Anda
dan bersedialah untuk bertanggung jawab
pada tubuh Anda melalui proses penyemDi dalam kitab Yakobus kita menemukan buhan dan pemulihan.
pertolongan bagi mereka yang berjuang
melawan depresi:
“Merasa bahagia” bukanlah tujuan akhir
Kalau ada seorang di antara kamu yang dari kehidupan Kristiani. Allah tidak menmenderita, baiklah kita berdoa! Kalau ada janjikan bahwa mereka yang berjalan berseorang yang bergembira baiklah ia men- sama-Nya akan bebas dari segala kesulitan
yanyi! Kalau ada seorang di antara kamu emosi. Kenyataannya, selama kita masih beyang sakit, baiklah ia memanggil para pe- rada dalam tubuh ini, kita akan merasakan
natua jemaat, supaya mereka mendoakan berbagai macam penderitaan dan tekanan.
dia…
Seperti yang akan kita lihat dalam bab selanjutnya, fokus yang sebenarnya dari keKebenaran pertama adalah, tidak peduli hidupan kita bukanlah untuk mengubah
apa yang kita rasakan atau kita alami, kita atau “memperbaiki” hal-hal untuk memharus segera berpaling kepada Tuhan. En- buat diri kita merasa lebih baik, melainktah kita sejahtera atau menderita, bahagia an memfokuskan diri pada kemuliaan Alatau sedih, sehat atau sakit – sebelum kita lah dan rencana keselamatan-Nya di dunia.
melakukan hal yang lain, kita harus men- Yang lainnya boleh dikorbankan. Sukacita
gakui kehadiran Allah dan meminta-Nya sejati datang dari mengabaikan kepentinuntuk berjalan bersama kita, untuk men- gan kita.
garahkan kita dan memberikan kekuatan
kepada kita untuk menangani situasi.
Ringkasan Bab 8, Bagian 2: Yang Diyakini
Kebenaran kedua yang ditekankan Yako- Kaum Wanita
bus adalah akan arti penting dan peranan Lies Women Believe – Nancy Leigh DeMtubuh Kristus di dalam memberikan per- oss
tolongan dan kesembuhan pada hati yang ~ bersambung ~
terluka.
Apabila jiwa Anda sakit, izinkan tubuh
Kristus memberikan kasih karunia di da10
e
MAGZ
Per tan yaan Se p u t ar K i t ab ke j ad i an | #Q an d A
Bagaimana Menanggapi GAP T heor y?
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
(Lanjutan tgl 22 Mei 2016)
Dukungan untuk Gap Theory
Penganut Gap Theory biasanya memakai
beberapa argumentasi berikut untuk mendukung pandangan mereka. Pertama, mereka menafsirkan kata Ibrani hāyeţâ di Kejadian 1:2 dengan “menjadi”, bukan “adalah”,
sehingga terjemahan ayat 2 yang dianggap
tepat adalah “bumi menjadi belum berbentuk dan kosong”. Untuk mendukung pandangan ini, mereka menunjukkan beberapa
ayat dari Kitab Kejadian yang juga memakai hayah dengan arti “menjadi”, misalnya: Kejadian 3:20 “Hawa menjadi (hayah)
ibu dari semua yang hidup,” Kejadian 21:20
“(Ismael)… menjadi (hayah) pemanah,”
dan Kejadian 37:20 “Kita akan melihat apa
yang akan terjadi (hayah) dengan mimpinya.” Seandainya terjemahan ini benar,
ayat 2 menyiratkan adanya suatu peristiwa
khusus yang menyebabkan bumi menjadi
kacau (belum berbentuk dan kosong serta
gelap gulita).
Alasan lain yang dikemukakan untuk mendukung Gap Theory berhubungan dengan penafsiran kata Ibrani tōhû di Yesaya
45:18. Ayat ini menyatakan bahwa Allah
tidak menciptakan bumi menjadi tempat
yang kosong (tōhû). Bagaimana mungkin
ada bumi yang belum berbentuk (tōhû,
kata Ibrani yang juga dipakai di Kej 1:2),
sedangkan Allah tidak menciptakan bumi
11
e
MAGZ
Per tan yaan Se p u t ar K i t ab ke j ad i an | #Q an d A
yang tōhû? Keadaan bumi yang belum berbentuk (tōhû) di Kejadian 1:2
menunjukkan bahwa ada sesuatu yang telah terjadi pada bumi tersebut.
Alasan ketiga adalah perbedaan antara kata “mencipta” (bārā) dan “menjadikan/membentuk” (‘āśâ). Gap Theory meyakini bahwa bārā merujuk pada penciptaan dari ketidakadaan, sedangkan ‘āśâ pada penciptaan ulang atau penciptaan dari bahan yang sudah
ada. Pemunculan bārā di Kejadian 1:1 dipandang sebagai dukungan bagi penciptaan
dari ketidakadaan.
Masih berkaitan dengan dua penjelasan di atas, penganut Gap Theory berpendapat bahwa penafsiran di atas lebih sesuai dan berguna dalam menjelaskan kejatuhan Iblis di
Yesaya 14:10-14 dan Yehezkiel 28. Dua teks ini merupakan teks yang secara tradisional
dipahami sebagai penjelasan terhadap kejatuhan iblis. Terjemahan King James Version
(KJV) bahkan menerjemahkan “bintang timur” di Yesaya 14:12 dengan “Lucifer”. Mereka menganggap bahwa pembuangan Iblis dari surga ke bumi telah menyebabkan kerusakan yang hebat, sehingga bumi menjadi kacau.
Respons terhadap Gap Theory
Pertama-tama kita perlu mengapresiasi keterbukaan para penganut Gap Theory terhadap ilmu pengetahuan. Baik kitab suci (scripture) maupun alam (nature) sama-sama
berasal dari Allah. Allah menaruh kebenaran-Nya di dua area tersebut. Jika sama-sama
dipelajari dengan tepat, kebenaran di ranah yang satu pasti selaras dengan kebenaran di
ranah yang lain.
Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah jeda waktu sebelum Allah mulai menciptakan di hari ke-1. Apakah antara Kejadian 1:1-2 dengan Kejadian 1:3-31 terbentang
waktu yang sangat lama? Alkitab tidak memberikan informasi yang jelas. Allah bisa saja
menciptakan langit dan bumi dari ketidakadaan (ayat 1), lalu membiarkan semua itu
tetap berada dalam situasi awal (ayat 2), sebelum Ia selanjutnya memulai serangkaian
hari-hari penciptaan (ayat 3-31). Dalam hal ini kita dapat terlalu dogmatis.
Bersambung..........
12
e
MAGZ
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
PEMILIHAN TANPA SYARAT
(Lanjutan tgl 22 Mei 2016)
III. BEBERAPA PENJELASAN TENTANG PEMILIHAN TANPA SYARAT
Apakah kaum Arminian berhasil menyelesaikan permasalahannya ?
Salah satu alasan mengapa kaum Aminian lebih suka memilih manusia sebagai
penentu keselamatannya, dan bukannya
Allah, adalah karena kaum Arminian ingin mempertahankan kekebasan manusia.
Kaum Arminian berpandangan bahwa bila
Allah terlebih dahulu telah menentukan
segala sesuatu, maka manusia tidak mempunyai kebebasan dan tanggung jawab.
Karena itu kaum Arminian memilih untuk
mengurangi rencana Allah yang menen-
tukan dan memberikan bidang tertentu
dimana manusia memiliki kebebasan dan
bertindak terlepas dari Allah. (Sebagai antisipasi untuk bahasan selanjutnya, perlu
diketahui bahwa kaum Calvinis mempertahankan baik kedaulatan Allah maupun
tanggung jawab manuisa meskipun tidak
dapat menyelaraskan kedua hal ini secara
rasional. Lihat Bab 6)
Tetapi perlu diperhatikan bahwa kaum Arminian tidak berhasil mencapai yang dimaksud mereka. Mereka berpendapat bahwa Allah telah mengetahui terlebih dahulu
peristiwa yang akan terjadi. Allah tidak
memilih siapa yang akan percaya kepada
Kristus, tetapai sejak kekekalan, Allah telah
mengetahui pilihan apa yang akan diambil
13
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
oleh setiap orang karena Allah mahatahu. Bila Allah telah mengetahui terlebih dahulu segala sesuatu yang akan terjadi, maka hanya yang diketahui
terlebih dahulu oleh Allah saja yang akan terjadi. Tidak ada alternatif lain. Bila Allah
telah mengetahui sejak awal bahwa Tuhan A akan menjadi orang percaya, maka tidak
ada kemungkinan bahwa Tuan A akan menjadi orang yang tidak percaya. Jadi bila Allah telah mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi sebagaimana diyakini oleh kaum
Arminian, maka segala sesuatu yang telah diketahui itu pasti akan terjadi, dan tidak ada
alternatif lain.
Hal ini justru merupakan keyakinan kaum Calvinis: Allah telah mengetahui terlebih
dahulu segala sesuatu, peristiwa-peristiwa masa depan sudah pasti, dan manusia memilki tanggung jawab untuk melakukan yang benar. Perbedaan dari kedua pandangan ini
adalah bahwa kaum Calvinis berani menyatakan bahwa Allah adalah mahakuasa dan
mengendalikan semua peristiwa; sedangkan kaum Arminian menyatakan bahwa manusialah yang mengendalikan. Kaum Calvinis berani menerima Allah sebagai Allah yang
sejati, Allah yang mahakuasa, dan bukan Allah yang setengah berkuasa. Dan kaum Arminian tidak mencapai apa pun dengan teori mereka karena mereka memiliki permasalahan yang sama dengan yang dihadapi kaum Calvinis, yaitu menyelaraskan tanggung
jawab manusia dengan kepastian mutlak dari semua peristiwa.
Bersambung…………
Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer
14
e
Papy r us | #DOYO U K N OW
PAP YRUS
Kita seringkali mendengar kata ‘papirus’ tetapi kita tidak tahu persis apakah yang dimaksud dengan papirus.
Terminologi
Kata papirus (Ing: papyrus) berasal dari bahasa Yunani papuros. Hal yang menarik dari
penggunaan kata ini adalah bahwa kata Yunani memiliki kata kedua untuk kata papuros, yaitu kata bublos. Seorang penulis Yunani, Theophrastos (sekitar abad ke-4 SM),
menggunakan istilah papuros untuk merujuk pada sejenis tanaman yang dipergunakan
sebagai bahan makanan dan istilah bublos untuk merujuk pada tanaman yang sama
namun bukan sebagai bahan makanan, melainkan untuk membuat tali, keranjang dan
kertas. Dari penggunaan papuros dan bublos inilah muncul istilah bahasa Inggris bible,
bibliography dan paper (bandingkan kemiripan katanya).
Manfaat
Papirus merupakan bentuk mula-mula dari kertas yang dibuat dari sumsum batang tanaman papirus (Lat: cyperus papyrus). Jenis tanaman papirus ini tumbuh subur di sekitar sungai Nil, Mesir. Masing-masing bagian dari tanaman papirus ini memiliki banyak
manfaat yang berbeda. Bongkol tanaman papirus dapat dibuat kalung untuk kuil de15
e
I stri-istri Raj a D au d | #D OYO U K N OW
MAGZ
wa-dewa; kayu akarnya dipergunakan untuk berbagai peralatan dan bahan
bakar; batang tanaman dapat dibuat kapal, tikar, pakaian, tali dan alat tulis; sumsumnya merupakan bahan makanan yang dapat dimakan mentah-mentah atau
dengan dimasak terlebih dahulu. Walaupun masing-masing bagian dari tanaman papirus dapat bermanfaat, namun papirus lebih dikenal dengan fungsinya sebagai kertas.
Orang-orang Mesir Kuno memakai papirus sebagai bahan membuat kertas sepanjang
berabad-abad. Namun sekitar abad ke-1 SM hingga permulaan tahun Masehi, gulungan
papirus mendapatkan saingan, yaitu dengan munculnya perkamen (dari kulit binatang).
Sekitar 800 M, penggunaan perkamen sebagai bahan untuk menulis menjadi lebih luas
dikenal masyarakat menggantikan papirus. Salah satu alasan pergeseran tersebut adalah
karena sifat perkamen yang lebih tahan lama (utamanya di daerah lembab) dan perkamen mudah untuk didapatkan dimana saja dibandingkan tanaman papirus yang kebanyakan tumbuh di daerah Mesir.
Proses pembuatan kertas dari papirus
Selembar papirus terbuat dari batang tanaman papirus. Bagian luar dari batang dikuliti
sedangkan bagian sumsumnya yang berserat dan lengket dipotong menurut panjang
yang diinginkan (sekitar 40 cm). Masing-masing lembaran papirus diatur memanjang;
satu lembar dipasangkan dengan lembaran yang lain sampai tidak ada celah di antara
keduanya; demikian seterusnya dengan lembaran-lembaran berikutnya. Lembaran papirus itu direndam di dalam air dalam jangka waktu yang cukup lama (proses pembusukan). Selanjutnya 1 lembaran papirus direkatkan dengan lembaran papirus lainnya
ketika masing-masing lembaran masih basah sehingga 2 lembaran papirus itu menjadi
1 lembaran papirus yang lebih panjang. 1 lembar papirus panjang tersebut dikeringkan
dengan semacam alat penggiling. Maka jadilah selembar kertas dari papirus.
Bersambung………….
NK_P
16
e
B AB I V | #MI S S I O N
MAGZ
KESELAMATAN
(Lanjutan tgl 22 Mei 2016)
KESELAMATAN DAN
PEMBEBASAN POLITIS
Dokumen lain yang berpengaruh di Uppsala adalah laporan dari Conferrence on
Church and Society, yang menekankan
tema pengembangan dunia. Sebuah Konsultasi tentang Pengembangan yang sifatnya ekumenis di Morreux, mengenai teologi misi dan pengembangan memasukkan
penyataan, “keselamatan Allah kepada
manusia dalam Kristus meliputi pengembangan semua iman, institusi dan struktur manusia…. Pengembangan yang benar
merupakan perjuangan bagi keutuhan manusia, baik individu maupun masyarakat.”
Kembalinya konsep “keutuhan” manusia
sangatlah penting, sekarang bisa dilihat
dari istilah social politik daripada psikologi
dan fisik.
Selama lima tahun, penekanan ekumenis
bergeser dari memanusiakan dan pengembangan ke pada gerakan pembebasan sekuler dan Program untuk Memerangi rasisme
(yang dimulai tahun 1969) mendapatkan
momentumnya. Penyataannya berbunyi,
“keselamatan adalah pembebasan yang
dilakukan Yesus Kristus kepada individu-individu dari dosa dan semua konsekuensinya” dan “fokus kita pada dampak-dampak
social, ekonomi dan politik dari INjil, sama
sekali tidak mengabaikan dimensi pribadi
dan kekal dari keselamatan.” Namun inilah
kesan umum yang diciptakan oleh laporan
itu.
Di bagian yang membahas mengenai keselamatan dan keadilan social dalam kemanusian yang terpecah belah, muncul
ini: “Keselamatan yang dibawa Kristus dan
yang di dalamnya kita berpartisipasi, menawarkan keutuhan dalam kehidupan yang
terpecah belah ini… Keselamatan jiwa dan
tubuh, individu dan masyarakat, manusia
dan “ciptaan yang sangat rindu menantikan” (Rom 8:19)… baik individu maupun
masyarakat sama-sama bersalah, maka
kuasa pembebasan Allah mengubah baik
pribadi maupun strukturnya… Oleh karena
itu kita melihat yang terjadi saat ini adalah
pergumulan untuk mendapatkan keadilan
dalam bidang ekonomi, kebebasan politik
dan pembaruan budaya sebagai unsur-unsur pembebasan total dunia melalui misi
Allah.” Maka keselamatan adalah pembebasan, yang artinya pembebasan sama-sama mengubah orang maupun institusinya.
Persamaan ini bukan hanya meragukan,
tetapi laporannya sendiri kemudian menggambarkan “keselamatan dalam empat dimensi”- ekonomi, politik, social dan pribadi bahkan menegaskan bahwa dalam satu
pengertian “keselamatan adalah kedamaian
bagi orang-orang di Vietnam dan pembebasan di Angola, keadilan dan Utara,
rekonsiliasi di Irlandia Utara dan pembebasan dari penawanan kekuasaan di komu17
e
B AB I V | #MI S S I O N
MAGZ
nitas Atlantik
Utara. Semua
hal itu berarti keselamatan adalah “konversi
pribadi yang membebaskan masyarakat yang
tenggelam menuju harapan” atau “gaya hidup
baru di tengah keegoisan
dan kurangnya kasih yang
melanda banyak orang.”
Gambaran historis singkat tentang pemikiran
ekumenis selama 10 tahun, telah menunjukkan bahwa penekanannya ada pada kata-kata kunci seperti “memanusiakan, pengembangan, keutuhan, pembebasan dan keadilan.
Izinkan saya mengatakan sekali lagi bahwa semua hal tersebut dan pembebasan manusia dari semua bentuk penindasan, bukan hanya tujuan yang baik, yang menyenangkan
Allah Sang Pencipta, tetapi juga orang Kristen sendiri harus secara aktif mengusahakannya bersama-sama orang-orang lain yan gmemiliki belas kasih dan itikad baik. Karena
Allah menciptakan manusia dan peduli terhadap semua manusia. Dia ingin semua manusia hidup bersama dalam damai, kebebasan, bermartabat dan adil. Semua hal tersebut
dalam tiap masyarakat adalah hal-hal yang diperhatikan Allah, karena Ia adalah Allah
yang adil dan juga membenarkan, Dia membenci ketidakadilan dan penindasan. Selain
itu, kita sebagai kaum injili sering salah karena mengabaikan tanggung jawab social dan
politik. Kita harus disalahkan karena pengabaian ini. Kita harus bertobat, karena Allah
mungkin memanggil lebih banyak orang Kristen yang mau mendengar panggilan-Nya
untuk melibatkan diri mereka dalam dunia sekuler, dalam bidang politik, ekonomi dan
sosiologi, relasi antar ras, kesehatan masyarakat, pengembangan dan banyak bidang
lainnya bagi Kristus.
Bersambung.......
(Diambil dari buku “Murid radikal yang mengubah dunia” karya John Stott, dengan judul asli “Christian mission in the modern World” Literatur Perkantas Jatim)
18
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN
Senin, 30 Mei 2016
KEBAIKAN DIBALIK DUKA
(Bacaan: Mazmur 23)
Fanny Crosby adalah seorang pengarang lagu yang terkenal, salah satunya adalah lagu
“Ku berbahagia”. Lagu-lagu tersebut ditulis di dalam masa-masa sulit hidupnya. Ketika
berusia enam tahun, ia kehilangan penglihatan seumur hidup diduga karena kesalahan
penanganan medis. Ia menikah dengan pria yang juga tuna netra dan dikaruniai seorang
anak, namun anak mereka meninggal saat berumur delapan tahun. Tidak lama kemudian, suaminya juga meninggal dunia. Sebatang kara di dunia, Crosby mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Tetapi dalam kesulitan ia justru menciptakan lagu-lagu
yang nantinya menguatkan jutaan orang di seluruh dunia.
Jelas kesaksian ini berbeda dengan hal yang lazim yang kita temui di dunia ini. Banyak orang terpuruk dan kehilangan pengharapan saat penderitaan datang bertubi-tubi.
Misalnya, saat kehilangan orang yang dikasihi atau kehilangan hal yang berharga. Kita
mudah sekali kecewa, dan menyalahkan orang lain, bahkan mungkin Tuhan.
Daudpun sebenarnya mengalami hal yang tidak lebih baik. Namun keyakinannya tentang Allah Sang Gembala agung membuat Dia mampu berdiri tegar dan bahkan menuliskan mazmur yang memberkati banyak orang selama berabad-abad? Apakah yang sedang saudara alami begitu menyakitkan saudara? ingatlah bahwa Tuhan Yesus adalah
Sang Gembala agung yang sanggup memberikan saudara kelegaan. Dia tetap baik.
19
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ
Selasa, 31 Mei 2016
JANGAN LUPA
(Bacaan: Mazmur 103:1-2)
Beberapa orang memiliki ‘sakit’, “mudah lupa”. Mereka mudah melupakan janjinya, mereka juga mudah melupakan perbuatan baik orang lain. Sebagian di antara mereka sekalipun mudah lupa, namun anehnya mereka mengingat dengan baik ketika mereka berbuat
baik kepada orang lain. Itu sebabnya munculah sebuah peribahasa yang baik “ukirlah di
batu ketika menerima perbuatan baik orang lain, namun tulislah di tanah ketika engkau
berbuat baik kepada orang lain”. Ajaran moral yang hendak diajarkan melalui peribahasa
ini adalah: Orang yang berbudi akan mengingat kebaikan orang lain dan membalasnya
dan tidak membanggakan diri dengan mengingat perbuatan baik diri sendiri.
Seringkali penyakit ini juga dialami oleh orang Kristen. Kita mudah melupakan kebaikan
Tuhan yang begitu besar dalam hidup kita, hanya karena hal kecil yang kita inginkan
tidak diberikan oleh Tuhan. Pemazmur mendaftarkan berkat-berkat Allah bagi umatNya: pengampunan dosa, kesembuhan dari penyakit, dan karunia-karunia dan hidup
kekal. Kita perlu terus mengingat kebaikan-kebaikan Allah agar puji-pujian yang tiada
henti dapat mengalir dari mulut kita sebagaimana yang telah dialami oleh Pemazmur.
Sudahkah di dalam jiwa saudara mengalir pujian tiada henti kepada Allah? jika kesulitan
hidup mengalahkan saudara, mungkin penyebabnya adalah karena Saudara melupakan
kebaikan Tuhan dalam hidupmu.
Rabu, 1 Juni 2016
BUKAN KARENA MEREKA LAYAK
(Bacaan: Amsal 3:27-28)
Keberdosaan membuat manusia lebih suka mementingkan diri sendiri daripada orang
lain. Apapun yang dilakukan, pertanyaan yang mucul adalah “untungku apa”? Jika tidak
mengasilkan keuntungan bagi diri sendiri, kita seringkali enggan untuk melakukannya. Kalaupun kita mau melakukan yang baik bagi orang lain, pertanyaan yang muncul
kemudian adalah “apakah orangnya layak menerima kebaikan dariku”? Kita dengan rela
hati menunjukan kebaikan bagi seseorang jika dia pernah melakukan yang baik kepada
kita. Kalaupun dia tidak pernah berbuat baik untuk kita, minimal kita menilai bahwa
orangnya baik dan layak untuk ditolong.
20
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ
Firman Tuhan akan mengubah cara berpikir umat Allah tentang kebaikan. Amsal 3:1
sama sekali tidak memberikan kategori tertentu bagi orang-orang yang akan menerima kebaikan kita. Dengan kata lain Allah ingin kita belajar bahwa kita harus berbuat
kebaikan bukan karena mereka layak mendapatkannya, tetapi karena Allah ingin kita
melakukannya maka kita lakukan. Dengan kata lain kita menunjukan kebaikan bukan
karena siapa mereka, tetapi karena siapa kita. Kita adalah anak-anak Allah, dan Allah
menghendaki anak-anaknya menyatakan kebaikan bagi siapapun yang membutuhkan.
Lebih jauh lagi, pengamsal menjelaskan karena “mereka punya hak “ untuk itu.
Sudahkah Saudara menyatakan kebaikan bagi mereka yang membutuhkan karena sebagai anak Allah, saudara ingin menyenangkan Sang Bapa?
Kamis, 2 Juni 2016
AIR SUSU DIBALAS TUBA=KEJAHATAN
(Bacaan: Amsal 17:13)
Saya teringat sebuah kalimat bijak, “Membalas yang baik dengan yang jahat adalah berasal dari si jahat, Membalas yang baik dengan yang baik adalah manusiawi, membalas
yang jahat dengan yang baik adalah ilahi.” Kita hanya akan membahas bagian pertama
saja, yaitu tentang orang yang membalas yang baik dengan yang jahat. Ini merupakan
sikap tidak tahu berterima kasih. Orang yang tidak mengenal Allahpun sangat membenci sikap ini, apa lagi bagi seorang yang mengenal Allah. Konsekuensi yang akan diterimapun sangat mengerikan, “kejahatan tidak akan menghindar/pergi atau beranjak dari
rumahnya”. Kejahatan pasti akan menimpa orang yang memiliki karakter “suka membalas kebaikan dengan yang jahat”.
Gambaran ini tidak hanya berlaku secara horisontal antar sesama manusia, tapi juga
bisa terjadi secara vertikal antara manusia dan Allah. Manusia seringkali melupakan
anugerah Allah yang melimpah. Itu sebabnya ia mudah mengeluh atau bersungut-sungut hanya karena hal kecil yang tidak sesuai dengan keinginanannya, ia segera melupakan pengampunan Kristus dengan mati di salib, penyertaanNya yang sempurna dll. Ini
adalah gambaran manusia yang berkarakter buruk, “membalas yang baik dengan yang
jahat”. Sikap hati yang tidak bersyukur adalah bentuk lain dari sikap tidak tahu berterima kasih.
Karakter buruk ini patut dibenci dan dihindari oleh orang percaya, karena Tuhan Yesus
memberikan perintah yang jelas-jelas berbeda: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi
mereka yang menganiaya kamu (Mat. 5:44). Untuk orang yang berbuat jahat kepada kita
saja, kita diperintahkan untuk mengasihi, apalagi kepada mereka yang berbuat baik.
21
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 3 Juni 2016
KALAHKAN KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN
(Bacaan: Roma 12:21)
Jika kita membalas kejahatan dengan kejahatan, maka kita dikalahkan oleh kejahatan,
dan kita tidak ada bedanya dengan penjahat. Kalau kita menanggapi kebencian dengan
kebencian, maka kita menjadi sama seperti seteru kita, dan kita kalah!
Manusia seringkali tidak melakukan kebenaran ini karena ingin memperjuangkan harga
dirinya. ‘Harga diri’ memang tidak dibahas di dalam pengajaran ini, karena harga diri
kita tidak ditentukan oleh manusia, tetapi oleh Allah. Seorang yang sudah dibenarkan
oleh Allah akan mengalami pembaharuan pikiran, termasuk pemahaman tentang harga
dirinya. Ia tidak lagi mempedulikan yang dipedulikan dunia, melainkan yang dipedulikan Allah. Dia tidak lagi mempertimbangkan untung rugi bagi dirinya, karena seluruh
hidupnya sudah dipersembahkan untuk kemuliaan Allah.
Sekalipun kita telah menjadi orang percaya, ketaatan kepada Allah bukanlah hal yang
otomatis terjadi. Ketaatan yang diharapkan dari kita tidak terjadi dengan sendirinya,
tetapi harus dijalankan melalui perjuangan dengan pertolongan dari Roh Allah. Maukah saudara menaati Tuhan Allahmu dengan bergumul untuk mengalahkan kejahatan
dengan kebaikan?
22
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 4 Juni 2016
KETIDAKPEDULIAN BUKAN KARAKTER KITA
(Bacaan: Kejadian 50:15-21)
Saat perjalanan dari Shanghai ke Ningpo, Hudson Taylor tiba-tiba mendengar ada sesuatu tercebur ke laut. Ia mencari tahu dan ternyata seorang penumpang bernama Min
yang terjatuh. Dalam keadaan bingung, ia melihat para nelayan yang memiliki jala,
kemudian dia berpikir alat itu tepat untuk dapat menolong Min. Ada orang tenggelam
di sini,” seru Taylor. “Peduli amat. Itu pekerjaan tak menyenangkan,” jawab para nelayan
itu. Setelah tawar-menawar dan Taylor bersedia memberi semua uangnya, para nelayan
akhirnya menebarkan jala untuk menarik Min, namun nyawanya sudah tak tertolong.
Gambaran ini dapat dipakai untuk menggambarkan kondisi nurani dari masyarakat
dunia ini. Tidak sedikit kita temui orang yang berada dalam keputusasaan, keterasingan, kesakitan, keterpurukan, kepahitan dan sebagainya, namun kita merasa untuk
menolong mereka adalah pekerjaan yang tidak menyenangkan karena harus berkorban
tenaga, waktu bahkan materi.
Berbeda dengan Yusuf. Sekalipun dia telah disakiti dan dijual oleh saudara-saudaranya sendiri, ia bukan hanya mengampuni mereka, ia bahkan memilih untuk menyelamatkan keluarganya dari kematian karena kelaparan. Dendam tidak ada dalam kamus
seorang anak Allah. Ketidakpedulian bukan karakter seorang percaya.
23
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 30 Mei 2016
23.00
Selasa, 31 Mei 2016
18.30
Rabu, 1 Juni 2016
19.00
Kamis, 2 Juni 2016
06.00
19.00
Jumat, 3 Juni 2016
Sabtu, 4 Juni 2016
06.00
18.30
22.00
Sabtu, 5 Juni 2016
Keterangan
- Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri
Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha ,
96,4 FM
STAR : “Sejarah Gereja Umum”
Oleh Yohanes Dodik Iswanto, M.A.
- Latihan Musik KU 3
- HUT : Sdr. Juandri
- HUT : Sdri. Lidya S
- HUT : Pdt. Yohanes Harijanto
Doa Pagi
- Latihan Musik KU 1 dan 2
- HUT : Sdri. Christina Adji
- HUT : Sdri. Eunice Geraldine Oenarta
- HUT : Bp. Rudy Irwanto
- HUT : Sdr. Eber
- HUT : Ibu Sri Dewi
Doa Pemuridan
Persekutuan Pemuda
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri
Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96
FM
Sakramen Perjamuan Kudus (KU 1,2 dan 3)
HUT : Ibu Elizabeth Yully
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat
mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan
menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan
kepada Tuhan dan sesama.”
24
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 29 Mei 2016
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 09.30
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah
Umum II
(Pk. 09.30)
Tema
Ibadah
Umum
III
(Pk. 17.00)
Cab. Bavarian
(07.00)
Cab. Bavarian
(Pk. 09.30)
KEMURAHAN
Pengkhotbah
Ev. Yohanes Dodik
Bp. Koesoemo
Liturgos
Sdr. Andy
Ev. Heri
Kristanto
Sdri. Helen
Pdt. DR. Yakub Hosaana
Bp. Koesoemo
Sdr. Sumito
Sdr. Ishak
Sdr. Haryadi
Sdr. Ishak
Sdr. Haryadi
Sdr. Amir
Sdr. Dennis
Sdr.Toni
Pelayan
Musik
Bp. Eliazar
Bp. Eliazar
Team Bp.
Samuel
Pelayan
LCD
Sdri. Ririt
Sdr. Felix
Sdr. Kevin
Sdri. Marlin
Sdri. Marlin
Penyambut
Jemaat
Ibu Suani
Bp. Budijanto
Ibu Santi
Ibu Fenissa
Ibu Yen
Yen
Bp. Budi
SG
Ibu Lisa A
Ibu Yuli
Sdri. Michelle
Sdri. Ernist
Sdr. Sebastian
Sdr. Wawan
Sdri. Clara
Sdri. Olin
Sdri. Clara
Sdri. Olin
Doa Syafaat
Bp. Budijanto
Ibu Titik
Sdri. Zizi
Sdri. Lia
Sdri. Lia
Doa
Persembahan
Bp. Budijanto
Ibu Titik
Sdri. Zizi
Sdri. Clara
Sdri. Clara
Petugas
Minggu Ini
Ev. Heri
Bp. Budi
SG
Ev. Samuel
Singer
Ibu Susi
Sdr. Ikhsan
Bp. Stevi
Ibu Dina
Sdri. Risty Sdri. Febbe
Sdr. Freddy Sdri. Risty
Sdri. Febbe
Sdri. Risty
BAKSOS
25
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 5 Juni 2016
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 09.30
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah
Umum II
(Pk. 09.30)
Ibadah
Umum
III
(Pk. 17.00)
Cab. Bavarian
(07.00)
Cab. Bavarian
(Pk. 09.30)
Kebaikan
Tema
Pdt. Novida Lassa,
M.Th
Pengkhotbah
Liturgos
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Sdr. Ikhsan Sdri. Shinta
Ibu Ike
Ibu Wilis
Pdt. Reyco
Wattimury,
S.Th
Sdri. Debbie
Pelayan
Musik
CUBE
CUBE
Sdr. Ishak
Sdr. Ishak
Sdr. Ishak
Sdr. Hary- Sdr. Haryadi
adi
Sdr. Amir
Sdr. Amir
Sdr. Dennis Sdr. Dennis
Sdr.Toni
Sdr. Toni
Pelayan
LCD
Sdr. Daniel
Sdr. Evan
Sdr. Kevin
Sdri. Marlin
Sdri. Marlin
Sdr. Aurel
Ibu Yen
Yen
Bp. Budi
SG
Ibu Lisa A
Ibu Yuli
Sdri. Michelle
Sdri. Ernist
Sdr. Sebastian
Sdr. Wawan
Sdri. Clara
Sdri. Olin
Sdri. Clara
Sdri. Olin
Doa Syafaat
Ev. Heri
Ev. Heri
Ev. Samuel
Ibu Wilis
Sdri. Debbie
Doa
Persembahan
Ev. Heri
Ev. Heri
Ev. Samuel
Sdri. Elvi
Sdri.
Stevani
Petugas
Minggu Ini
Ev. Heri
Ev. Heri
Ev. Samuel
Singer
Sdr. Joy
Sdr. Tryphenna
Sdr. Joy
Sd. Jacinta
Penyambut
Jemaat
GABUNGAN
IBADAH
UMUM
Sdri. Helen
Sdri. Risty
Sdri. HenSdri. Virgin
ny
Sdr. Esau
Sdri. Kristin
26
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU
Penatalayanan
29 Mei 2016
1 Juni 2016
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
Liturgis
Kak Susi
Kak Susi
Pelayan Musik
Kak Sam
Kak Sam
Doa Pra/Pasca SM
Kak Fenny
Kak Sam
BULAN MISI ANAK
Jadikan semua bangsa murid-Ku
Tema
Mengenal gereja-gereja tertua
di Surabaya
PIC Kak Budi dan Kak Sam
Kak Budi : Khotbah Petrus
Kak Suani : Khotbah Petrus
Kak Vena : Khotbah Petrus
Kak Dessy : Khotbah Petrus
Kak Kezia : Khotbah Petrus
IBADAH PEMUDA
Sabtu, 28 Mei2016
Sabtu, 4 Juni 2016
Tema
KTB
Kesetiaan
(Galatia 5:22-23)
Pengkhotbah
Ev. Sumito
Kak Reyco
Litrugos
Sdri. Marlin
Sdr. Efraim
Pelayan Musik
TEAM
TEAM
Pelayan LCD
Sdr. Juan
Sdri. Clara
Penyambut Jemaat
Sdri. Rani
Sdri. Dian
Sdr. Nikson
Sdr. Iyan
Petugas Doa
Sdri. Stevani
Sdri. Juan
Singer
Sdri. Risty
Sdr. Efraim
Sdr. Yance
Sdri. Christine
Penatalayanan
(Pk. 18.00 WIB)
(Pk. 18.00 WIB)
27
e
I N F O KE HADI R AN J E M AAT
MAGZ
DATA KEHADIRAN JEMAAT
Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu, 22 Mei 2016
29 orang
Umum 2
Minggu, 22 Mei 2016
83 orang
Umum 3
Minggu, 22 Mei 2016
70 orang
Remaja
Minggu, 22 Mei 2016
Pemuda
Minggu, 22 Mei 2016
31 orang
Cab. Bavarian KU 1
Minggu, 22 Mei 2016
31 orang
Cab. Bavarian KU 2
Minggu, 22 Mei 2016
52 orang
SM : 4
POS Batam
Minggu, 22 Mei 2016
15 orang
SM: 36 orang
Remaja: 22 orang
SM: 35 orang
28
Download