efektivitas video sebagai media pembelajaran pada materi pokok

advertisement
EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA
MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Ilmu Tarbiyah
Jurusan Tadris Kimia
Disusun Oleh:
ZIYADATUL A’MAL
NIM: 073711023
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ABSTRAK
Ziyadatul A’mal (NIM : 073711023). Efektivitas Video Sebagai Media
Pembelajaran Pada Materi Pokok Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit
Siswa Kelas X MAN 1 Semarang
Fakta di lapangan mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran
yang dianggap sulit bagi sebagian siswa. Banyaknya konsep kimia yang bersifat
abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas, siswa cenderung
belajar dengan hafalan daripada secara aktif sehingga siswa tidak mampu
mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa
tidak mendapatkan materi secara konkret (nyata). Hal inilah yang menyebabkan
rendahnya minat siswa dalam belajar kimia, sehingga diperlukan suatu terobosan
yang dapat membantu siswa dalam prose belajar mengajar. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivan media video kimia pada
materi larutan elektrolit dan nonelektrolit terhadap hasil belajar kimia.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, bentuk penelitian ini adalah
penelitian eksperimen, yaitu membandingkan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kelas kontrol. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster
random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.6 sebagai
kelas eksperimen dan X.7 sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data menggunakan
instrumen tes, dokumentasi, angket dan tanggapan terhadap media video sebagai
pelengkap. Data yang terkumpul sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas. Pada uji normalitas diperoleh kelompok eksperimen χ2hitung = 2,
6211 dan kelompok kelas kontrol χ2 hitung = 6, 4499 dengan α= 5%. Dari data
distribusi chi-kuadrat χ2 tabel (0,95)(5) yang diperoleh adalah 11,1, karena χ2 hitung < χ2
tabel maka disimpulkan data tersebut normal. Uji homogenitas antar kelompok
eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji kesamaan 2 varian,
diperoleh Fhitung = 1,613 dan Ftabel = 1,76 dengan taraf nyata 0,05, data pembilang
= 38 dan data penyebut= 39, maka disimpulkan Fhitung < Ftabel. Artinya kedua
kelompok homogen. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis uji t.
Uji t dilakukan untuk membandingkan hasil belajar kelompok eksperimen dan
kelompok kelas kontrol yang menunjukkan bahwa rerata hasil belajar kelompok
eksperimen adalah 71,775, sedang rerata hasil belajar kelompok kelas kontrol
adalah 65,145. Berdasarkan uji t satu pihak, yaitu pihak kanan diperoleh thitung = 3,
076 dan ttabel = 1,99, berarti thitung > ttabel, sehingga thitung berada pada daerah
penerimaan Ha atau didaerah penolakan Ho.. Dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kimia dengan memanfaatkan media video berpengaruh positif pada
hasil belajar.
NOTA PEMBIMBING
Semarang,
Juni 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul
: Efektivitas Video Sebagai Media Pembelajaran Pada
Materi Pokok Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Siswa
Kelas X MAN 1 Semarang
Nama
: Ziyadatul A’mal
NIM
: 073711023
Jurusan
: Tadris
Program Studi
: Tadris Kimia
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
NOTA PEMBIMBING
Semarang,
Juni 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul
: Efektivitas Video Sebagai Media Pembelajaran Pada
Materi Pokok Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Siswa
Kelas X MAN 1 Semarang
Nama
: Ziyadatul A’mal
NIM
: 073711023
Jurusan
: Tadris
Program Studi
: Tadris Kimia
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
MOTTO
... É=≈t6ø9F{$# ’Í<'ρT[{ ×οuŽö9Ïã öΝÎηÅÁ|Ás% ’Îû šχ%x. ô‰s)s9
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal ... 1
1
Muhammad Rifa’i dan Rosihin Abdul Ghani, Al-Qur'an dan
Terjemahnya, (Semarang: Wicaksana, 1991).
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya
tulis yang sederhana ini untuk orang-orang yang telah memberi arti dalam
hidupku,
1.
Allah yang Maha Rahim dan Rasulullah yang selalu tertanam dalam hati,
Insya Allah.
2.
Ayahanda (Damiri) dan Ibunda (Kusriyah) yang sangat aku cinta dan aku
sayangi, terimakasih atas segala dukungan, nasihat dan do’a yang kalian
berikan tanpa henti.
3.
Bu Atik Rahmawati dan Pak Abdul Wahid atas bimbingannya.
4.
Bu Kanti Septiyanti dan segenap keluarga besar MAN 1 Semarang
5.
Sahabat-sahabatku TK-07 (Raenah, Kirom, Umi Zaroh dan Yuli) atas saran
dan motivasinya selama proses pembuatan karya tulis ini.
6.
De’ Hani Ammaria, Mba Nur, Mba Sugik dan Mba Vera atas dukungannya
serta Mba Ulfi, Mba Umi dan anak-anak kos putri Asyifa’ atas perhatiannya.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Rabb
al-Izzati, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua
hamba-Nya. Terlebih kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ini.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw,
Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam.
Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang
membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Dr. Suja’i, M.Ag sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang,.
2. Atik Rahmawati, M. Si dan Drs. H. Abdul Wahid, M. Ag sebagai dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses
penulisan skripsi.
3. Drs. H. Syaefudin, M. Pd sebagai kepala sekolah MAN 1 Semarang yang
berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di MAN
1 Semarang.
4. Dra. Kanti Septiyati sebagai guru pengampu bidang studi kimia MAN 1
Semarang, yang memberikan banyak arahan dan informasi selama proses
penelitian.
5. Suwahono, M.Pd atas segala arahan dan motivasi.
6. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan
kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.
7. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai
perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah
memberikan layanan yang baik bagi penulis.
8. Kedua orang tua dan keluarga besarku yang tidak henti-hentinya memberikan
dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan
penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita,
9. Teman-teman penulis yang ikut memberikan motivasi selama menempuh
studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
balasan yang lebih dari yang mereka berikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis
dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca
pada umumnya. Amin.
Semarang, Juni 2011
Penulis
Ziyadatul A’mal
073711023
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..........................................................................................
i
Halaman Abstrak ......................................................................................
ii
Halaman Nota Pembimbing .....................................................................
iii
Halaman Pengesahan ...............................................................................
iv
Halaman Motto .........................................................................................
v
Halaman Persembahan .............................................................................
vi
Halaman Pernyataan Keaslian ..................................................................
vii
Kata Pengantar .........................................................................................
viii
Halaman Daftar Isi ...................................................................................
ix
Daftar Tabel .............................................................................................
x
Daftar Histogram ......................................................................................
xi
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................
1
B. Identifikasi Masalah .................................................
4
C. Penegasan Istilah .......................................................
4
D. Perumusan Masalah .................................................
6
E. Tujuan Penelitian .....................................................
6
F. Manfaat penelitian ....................................................
6
: LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1.
2.
Media Video Sebagai Media Pembelajaran ......
8
a.
Peranan Dan Keuntungan Media.................
9
b.
Kelemahan Dalam Penggunaan Media ......
9
Larutan elektrolit dan nonelektrolit .................
12
a.
Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit ........
12
1) Pengertian Larutan .............................
13
2) Perbedaan Larutan Berdasar Daya
Hantar Listriknya ................................
3) Pengelompokkan Larutan Berdasarkan
13
b.
Jenisnya...............................................
14
Larutan Elektrolit Dan Ikatan Kimia ........
16
1) Reaksi Ionisasi Elektrolit Kuat Dan
Lemah ................................................
16
2) Daya Hantar Listrik Senyawa Ionik ..
17
3) Daya Hantar Listrik Senyawa
Kovalen ..............................................
3.
4.
BAB III
18
Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan
Noneektrolit Menggunakan Media Video .......
20
a.
Keuntungan Media Video ..........................
23
b.
Kelemahan Media Video ..........................
23
Hasil Belajar Dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya ...................................
24
a.
Definisi Belajar .........................................
24
b.
Hasil Belajar .............................................
25
c.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil
Belajar .......................................................
29
1) Faktor Lingkungan .............................
29
2) Faktor Instrumental ............................
30
3) Kondisi Fisiologi ...............................
31
4) Kondisi Psikologi ...............................
32
5) Kemampuan Kognitif ........................
33
B. Penelitian Yang Relevan ..........................................
33
C. Rumusan Hipotesis ..................................................
35
: METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................
36
B. Variabel Penelitian ....................................................
36
C. Metode Penelitian......................................................
37
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .
39
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................
40
F. Teknik Analisis Data ................................................
45
BAB IV
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ...............................
BAB V
53
1.
Kondisi Sebelum Penelitian ..............................
53
2.
Tahap Penelitian ...............................................
54
a.
Tahap Persiapan .........................................
54
b.
Tahap Pelaksanaan .....................................
57
c.
Tahap Evaluasi ...........................................
60
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ....................
65
1. Analisis Data Awal (Data Pretest) .....................
65
2. Analisis Data Akhir (Data Posttest) ...................
67
C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................
70
D. Keterbatasan Penelitian .............................................
74
: PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................
75
B. Saran-saran ................................................................
75
C. Penutup......................................................................
76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Gambaran sifat larutan dari elektrolit kuat,
elektrolit lemah, dan nonelektrolit ...........................................
15
Tabel 3.1. Desain Penelitian Eksperimen ................................................
38
Tabel 3.2 Pedoman Penilaian ...................................................................
52
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal ....................................
54
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal ..........................
55
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal ......................
56
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Reliabilitas Butir Soal ................................
57
Tabel 4.5 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran ........................................
57
Tabel 4.6 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ...................
60
Tabel 4.7 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Kontrol ..........................
61
Tabel 4.8 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ...................
62
Tabel 4.9 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas Kontrol ........................
64
Tabel 4.10 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Dan Kelas Kontrol ....................................................................
66
Tabel 4.11 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Pretest) ..................
66
Tabel 4.12 Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Pretest) ..........................
67
Tabel 4.13 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Dan Kelas Kontrol ...................................................................
68
Tabel 4.14 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Posttest) .................
68
Tabel 4.15 Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Posttest) .........................
69
Tabel 4.16 Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas kontrol ...................
71
DAFTAR HISTOGRAM
Gambar 4.1 Histrogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen ........................
61
Gambar 4.2 Histrogram Nilai Pretest Kelas Kontrol ...............................
62
Gambar 4.3 Histrogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen ........................
63
Gambar 4.4 Histrogram Nilai Posttest Kelas Kontrol .............................
64
Gambar 4.5 Histrogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol ................................................................................
71
Gambar 4.6 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol Aspek Afektif .........................................................
73
Gambar 4.7 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol Aspek Psikomotorik ...............................................
74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
masalah
lemahnya
proses
pembelajaran,
dimana
dalam
proses
pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan
berfikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan
anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi
yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan seharihari. Akibatnya anak didik pintar secara teoritis tetapi miskin secara
aplikasi. Proses pendidikan kita diarahkan untuk membangun dan
mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki, dengan kata lain
proses pendidikan kita tidak pernah diarahkan membentuk manusia yang
cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak
diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.
Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara.1 Tujuan pendidikan dan pengajaran diartikan sebagai
suatu bentuk usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari
siswa/mahasiswa sebagai subjek belajar, sehingga memberi arah kemana
proses belajar mengajar itu harus dibawa dan dilaksanakan. 2
1
hlm. 70
Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010),
2
Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat : Gaung Persada,
2009), hlm. 164
1
2
Dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan
pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung dengan guru. Oleh
karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari
pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki
guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena tidak semua
tujuan dapat tercapai hanya dengan satu strategi tertentu.3
Proses pembelajaran merupakan seperangkat kegiatan belajar yang
dilakukan siswa (peserta didik), dimana kegiatan belajar dilaksanakan oleh
siswa di bawah bimbingan guru. Guru bertugas merumuskan tujuan-tujuan
yang hendak dicapai pada saat mengajar, yang mana untuk mencapai
tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancangkan sejumlah
pengalaman belajar.4 Belajar dapat disimpulkan suatu komponen ilmu
pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik
yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Dimana dalam
kegiatan belajar setiap individu menggunakan tiga ranah yang berperan
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang
dianggap sulit bagi sebagian siswa. Banyaknya konsep kimia yang bersifat
abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan
ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran sulit bagi siswa sehingga
banyak siswa gagal dalam belajar kimia. Pada umumnya siswa cenderung
belajar dengan hafalan daripada secara aktif mencari untuk membangun
pemahaman mereka sendiri terhadap konsep kimia. Ada juga sebagian
siswa yang sangat paham pada konsep-konsep kimia, namun tidak mampu
mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 5 Dalam
proses
belajar
mengajar
tidak
seluruhnya
pesan/informasi
yang
disampaikan seorang guru dapat diserap oleh siswa dengan maksimal.
3
Retno Dwi Suyanti, op.cit, hlm. 41 - 42
Iskandar, op.cit, hlm. 98
5
Ibid, hlm. 42
4
3
Terkadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi.
Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat
diterima oleh siswa dengan optimal, atau tidak seluruh materi pelajaran
dapat dipahami dengan baik oleh siswa. 6
Fakta di lapangan terdapat beberapa kendala, antara lain kurangnya
partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan berbagai media yang
inovatif, yaitu kurangnya variasi dalam pengajaran serta jarangnya
digunakan media yang dapat memperjelas gambaran siswa tentang materi
larutan elektrolit dan nonelektrolit. Kendala tersebut menimbulkan
motivasi yang rendah dalam diri siswa. Pembelajaran yang tidak
melibatkan perhatian dan minat siswa disinyalir menjadi salah satu
penyebab menurunnya nilai akademik di MAN 1 Semarang. Sehingga
hasil belajar kimia belum seluruhnya mencapai nilai rata-rata KKM
sebagai yang diharapkan. 7
Salah satu hal yang menjadi hambatan lain dalam proses
pembelajaran kimia adalah transfer materi yang bersifat abstrak, yang
mana materi tidak disajikan dalam suatu bentuk yang konkret (nyata). Hal
inilah yang menyebabkan rendahnya minat siswa dalam belajar kimia
pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Indikator yang harus
dicapai dalam pembelajaran pada
materi larutan elektrolit
dan
nonelektrolit, antara lain :
1.
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit
melalui percobaan
2.
Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya
3.
Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan
arus listrik
4.
Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion
dan senyawa kovalen polar.
6
7
Ibid, hlm. 82
Kanti, Septiyati, 8.15 WIB
4
5.
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit
melalui praktikum,
6.
Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya melalui praktikum.
Dari indikator diatas, maka penelitian ini pada materi larutan elektrolit
dan nonelektrolit disajikan melalui media video dengan metode
eksperimen.
“Seperti halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek
yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang
sesuai”.8 Media video disusun dan diimplementasikan sebagai media
belajar oleh peneliti supaya dapat membantu memudahkan siswa dalam
memahami materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Oleh karena itu,
peneliti mengambil judul “EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT
DAN NONELEKTROLIT SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap
siswa dalam waktu relatif terbatas sehingga menjadikan ilmu kimia
merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa.
2. Kurangnya partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan
berbagai media yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran.
C. Penegasan Istilah
Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas terhadap judul skripsi di
atas, dan untuk menghindari kesalahpahaman mengenai pembahasan,
8
hlm. 48
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003), Cet. 5,
5
maka peneliti memberikan pembatasan dalam masing-masing istilah
sebagai berikut :
1. Media Pembelajaran
Secara harfiah kata media memiliki beberapa arti “perantara” atau
“pengantar”.
Association
for
Education
and
Communication
Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala sesuatu bentuk
yang
dipergunakan
untuk
suatu
proses
penyaluran
informasi.
Sedangkan Eucation Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda
yang dapat memanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan
belajar
mengajar,
dapat
mempengaruhi
efektifitas
program
instruksional. 9
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa)
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
2. Video
“Dilihat dari sifatnya video termasuk media audiovisual yaitu
jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung
unsur gambar yang bisa dilihat”.10 Video membantu memberikan
gambaran yang jelas mengenai materi pelajaran yang dipelajari.
3. Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
“Larutan didefinisikan campuran cairan yang dihasilkan bila
padatan, cairan, atau gas melarut dalam pelarut”.11 Sedangkan “larutan
elektrolit
adalah senyawa atau
larutannya
(dalam
air)
dapat
menghantarkan arus listrik; meliputi senyawa-senyawa asam, basa, dan
garam”.12 Sedangkan “nonelektrolit adalah senyawa dimana lelehan
9
hlm. 11
Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002),
10
Retno Dwi Suyanti, op.cit, hlm. 90
Collin Gem, Kamus Saku Kimia, (Jakarta : Erlangga, 1994), hlm. 179
12
Mulyono HAM, Kamus Kimia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. 4, hlm. 111
11
6
atau larutannya dalam pelarut air tidak dapat menghantarkan arus
listrik. Contoh nonelektrolit adalah glukosa, sukrosa, urea, gliserin, dan
sebagainya”. 13
4. Hasil Belajar
“Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar”.14 Dalam penelitian ini, aspek yang diukur
antara lain aspek kognitif (pengetahuan) berupa pre-test dan post-test.
D. Rumusan Masalah
Peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana
efektivitas media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi
larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar
kimia kelas X MAN 1 Semarang?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : Untuk mengetahui
efektivitas media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi
larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar
kimia kelas X MAN 1 Semarang?
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
1.
Bagi Peserta Didik
a.
Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar yang sedang berlangsung;
b.
Meningkatkan motivasi peserta didik dengan diterapkannaya
media video;
c.
Memberikan gambaran yang konkret pada peserta didik terhadap
materi yang diajarkan;
13
Ibid, hlm. 296
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka
Cipta, 1999), hlm. 37
14
7
d.
Meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan penerapan
media video.
2.
Bagi Pendidik
a.
Meningkatkan kreativitas pendidik dalam kegiatan belajar
mengajar yaitu dengan adanya perangkat pembelajaran yang
diterapkan sehingga mendapat kegiatan belajar mengajar yang
bermutu;
b.
Pendidik mampu memberikan gambaran yang nyata dengan
penyampaian materi larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui
praktikum dalam bentuk media video.
3.
Bagi Sekolah
a.
Memberikan perangkat pembelajaran kepada sekolah dalam
rangka perbaikan mutu pembelajaran, khususnya bagi sekolah
yang dijadikan penelitian dan sekolah lain pada umumnya;
b.
Sekolah dapat memilih media yang sesuai dengan standar
kompetensi pada materi yang diajarkan.
4.
Bagi Peneliti
a.
Mengetahui perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh
pendidik dalam proses pembelajaran kimia.
b.
Menambah pengalaman karena dapat mengalami secara langsung
proses pembelajaran dengan media video.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Media Video Sebagai Media Pembelajaran
Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang media video, harus
diketahui definisi dari media pembelajaran terlebih dahulu. Secara
harfiah kata media memiliki beberapa arti “perantara” atau “pengantar”.
Association for Education and Communication Technology (AECT)
mendefinisikan media yaitu segala sesuatu bentuk yang dipergunakan
untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Eucation
Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda
yang dapat
memanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional,1
sehingga media mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan
dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga siswa tidak
menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.2
Sedangkan pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk
membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya
menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. 3 Proses pembelajaran
memang sangat komplek, karena ada beberapa faktor yang berpengaruh
didalamnya. Dalam hal ini, salah satunya adalah proses transfer ilmu
kepada peserta didik yang menjadi bahan pembaharuan secara kontinu.
Suatu materi tidak dapat diserap secara sempurna oleh peserta didik
apabila pesan yang disampaikan tidak dapat disajikan secara baik.
1
Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002),
hlm. 11
2
Daryanto, Media Visual, (Bandung : Tarsito, 1993), hlm. 1
3
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2008), hlm. 85
8
9
Dalam suatu proses belajar mengajar ada dua unsur penting yang
saling berkaitan satu sama lain yaitu metode mengajar dan media
pengajaran yang diterapkan. Pemilihan salah satu motode mengajar
tertentu akan mempengaruhi jenis media pendidikan yang sesuai,
meskipun masih ada yang harus diperhatikan dalam memilih media.
Berikut adalah bahan pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum
memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar.
a. Peranan Dan Keuntungan Media
Fungsi atau peranan media dalam proses belajar mengajar,
diantaranya :
1) Untuk membangkitkan motivasi;
2) Untuk meningkatkan aktivitas siswa;
3) Untuk memperjelas informasi yang disampaikan guru;
4) Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian;
5) Untuk menambah variasi teknik penyajian pelajaran;
6) Untuk menambah pengertian nyata auatu informasi;
7) Pendidikan akan lebih produktif, dapat memberikan pengalaman
yang tidak diberikan oleh guru, merangsang sifat ingin tahu, dan
membuka cakrawala yang lebih luas.
8) Dapat mendorong interaksi optimal antara siswa dan guru.
b. Kelemahan Dalam Penggunaan Media
Kelemahan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media,
diantaranya :
1) Untuk memproduksi media membutuhkan dana, waktu, tenaga,
dan keterampilan;
2) Perlu pemeliharaan dan perbaikan;
3) Perlu
ruangan,
tempat
yang
aman
dan
layak
untuk
penyimpanannya.4
Peranan dan kerugian yang telah dijelaskan di atas, akan
memberikan gambaran kepada pendidik sebelum memanfaatkan media
4
Daryanto, op. cit, hlm. 4 - 5
10
dalam proses belajar mengajar. Tentu pemilihan media sendiri sangat
terkait dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik
sehingga ada hubungan diantara keduanya.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pemanfaatan media dalam
proses belajar mengajar memberikan andil yang besar oleh peserta
didik. Prestasi peserta didik akan meningkat dalam suatu mata pelajaran
apabila peserta didik tersebut memahami benar terhadap materi
pelajaran yang dipelajari. Awal lahirnya peserta didik dalam menyukai
suatu materi pelajaran adalah karena adanya motivasi, adanya dorongan
yang membuat rasa senang peserta didik dalam mempelajari materi
tersebut. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media
pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan stimulan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi
pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.5
Selain adanya motivasi yang menjadi pemicu para peserta didik
dalam mempelajari sesuatu perlu diperhatikan pula yaitu dengan
membuat suatu pembelajaran lebih konkret. Menurut Ibrahim, juga
mengungkapkan bahwa media bertujuan untuk memahami makna lebih
tepat, karena berkaitan langsung dengan indera peserta didik.
Sebagaimana definisi yang dijelaskan oleh Ibrahim Nashir dalam
karyanya yang berjudul Muqoddimah Fi Tarbiyah, yaitu :
5
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003), Cet. 5,
hlm. 15 - 16
6
Ibrahim, Nashir, Muqoddimah Fi Tarbiyah, ( Aman: Ardan, tt), hlm. 169.
11
(Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang disajikan dari
panca indera dengan tujuan untuk memahami makna secara teliti
dan cepat)
Penelitian
ini
memanfaatkan
media
video
sebagai
media
pembelajaran. Dalam proses pembelajarannya para peserta didik
melakukan pembelajaran dengan metode praktikum sebagai metode
pendukung dalam proses belajar mengajar. Praktikum ini sangat
mendukung para peserta didik dalam mengaplikasikan materi yang
telah diperoleh dengan secara nyata. Dalam proses belajar dengan
praktikum inilah para peserta didik dapat mengalami secara langsung
praktikum tersebut. Namun, melalui pengalaman langsung siswa tidak
sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat
langsung dalam perbuatan, dan tanggung jawab terhadap hasilnya.7
Menurut Edgar Dale dalam bukunya Retno Dwi Suyanti yang
berjudul
strategi
pembelajaran
kimia
mengemukakan
bahwa
pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses
perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses
mengamati
dan
mendengarkan
melalui
media
tertentu
dan
mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari
bahan pengajaran, maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh
siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman,
maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa. Pada
kelas eksperimen yang mana memanfaatkan media video sebagai media
pembelajaran sebelum praktikum dilakukan, membuat kegiatan
praktikum siswa lebih terarah. Hal ini dikarenakan siswa sudah
memiliki gambaran mengenai praktikum yang akan dilakukan. Inilah
yang menjadi alasan mengapa hasil belajar yang diperoleh siswa pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang tidak
7
51
Dimyati dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm
12
menggunakan media video sebelum praktikum. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 2.1 berikut.8
abstrak
verbal
Lambang visual
visual
radio
film
televisi
karyuawisata
demonstrasi
Pengalaman melalui drama
Pengalaman melalui benda tiruan
konkret
Pengalaman langsung
Gambar 2.1: Kerucut pengalaman
“Media video adalah media visual gerak ( motion pictures) yang
dapat
diatur
percepatan
gerakannya
(gerak
dipercepat
atau
diperlambat).”9 Video juga merupakan bahan ajar non cetak yang kaya
informasi dan tuntas karena dapat sampai kehadapan siswa secara
langsung. Disamping itu, video menambah suatu dimensi (pandangan)
baru terhadap pembelajaran, hal ini karena karakteristik teknologi video
yang dapat menyajikan gambar bergerak pada siswa, disamping suara
yang menyertainya.10
2. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
a. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
8
hlm 85
9
Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010),
Bambang Warsita, op. cit, hlm. 30
Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta : Gava Media, 2010), hlm 86 - 87
10
13
Salah satu pengelompokan larutan yaitu berdasarkan kemampuan
suatu larutan untuk menghantarkan aliran listrik.
1) Pengertian Larutan
“Solutions are homogeneous mixtures of to or more
substances in which the components are presents as atoms,
molecules, or ions.”11 Yang berarti suatu larutan adalah
campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih, yang
mana terdiri dari adanya komponen atom, molekul ataupun ion.
Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat
berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu
seragam sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian yang
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Dalam
campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat
dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah. 12
2) Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listriknya
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Jika suatu
larutan dapat menghantarkan listrik, maka larutan tersebut
disebut dengan
larutan elektrolit.
Hal ini dikarenakan,
kemampuan suatu senyawa terurai menjadi ion-ion yang dapat
bergerak bebas.
Contohnya adalah HCl. Bila gas HCl dilarutkan dalam air,
akan terjadi reaksi sebagai berikut :
HCl(g) + H2O
H3O+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi semacam ini biasanya disebut reaksi ionisasi karena
menghasilkan ion-ion yang sebelumnya tak ada.13 HCl dapat
dipandang memberikan sebuah proton kepada H2O untuk
membentuk H3O+ dan Cl-. Ion-ion positif dan negatif dibentuk
11
Spencer, L. Seanger dan Michael R. Slabaugh, Chemistry For Today (General,
Organic, And Biochemistry), (Belmont, CA : Brooks/Cole, 2004), hlm 202
12
Keenan dkk, Ilmu Kimia Untuk Universitas, (Jakarta : Erlangga, 1980), hlm. 372
13
Ibid, hlm 170
14
dalam air meskipun dalam HCl murni tak satupun ada. Muatan
positif H3O+ dinyatakan sebagai ion hidronium atau oksonium
sedangkan muatan negatif adalah ion klorida (Cl-). 14
Banyak zat-zat yang berbentuk molekul bila dilarutkan dalam
air yang sama sekali tak mempunyai kemampuan untuk
terionisasi. Contohnya alkohol dan gula. Bila senyawa-senyawa
ini dilarutkan dalam air, molekul-molekulnya hanya bercampur
dengan molekul-molekul air membentuk larutan yang homogen
tetapi larutannya tak mengandung ion-ion karena solutnya tak
bereaksi
dengan
air
solut
semacam
ini
dinamakan
nonelektrolit.15
3) Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Daya Hantarnya
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa berdasarkan
daya hantar listriknya, larutan dapat dibagi menjadi 2 yaitu
larutan elektrolit dan nonelektrolit. Sedangkan elektrolit dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu larutan elektrolit kuat dan
elektrolit lemah sesuai dengan skema penggolongan berikut :
Gambar 2.2 Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Daya
Hantarnya
Skema di atas dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan tabel
yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut :
14
Hardjono, Sastrohamidjojo, Kimia Dasar, (Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press, 2008), Cet. 3, hlm 235
15
Ibid, hlm 172
15
Tabel 2.1 Gambaran sifat larutan dari elektrolit kuat, elektrolit
lemah, dan non elektrolit.16
Jenis Larutan
Elektrolit
Kuat
Sifat
dan Contoh
Pengamatan Lain
Senyawa
− Terionisasi
NaCl,
HCl,
NaOH,
menyala
terang
Na+ +
H+
HCl
+ Cl-
n arus listrik.
− Lampu
NaCl
Cl-
sempurna.
− Menghantarka
Reaksi Ionisasi
H2SO4,
− Terdapat
NaOH
Na+
+
OH-
H2SO4
2H+
+
gelembung gas KCl, dll.
SO42K+
KCl
+ Cl-
Elektrolit
Lemah
− Terionisasi
CH3COOH,
H+
sebagian
− Menghantarka
n arus listrik
CH3COO
NH4OH,
+
-
NH4OH
NH4+ + OH-
− Lampu
menyala redup
CH3COOH
HCN,
HCN
H+ +
CN-
− Terdapat
gelembung gas Al(OH)3, dll Al(OH)3
Al3+ + 3OHNon
Elektrolit
− Tidak
C6H12O6,
C6H12O6
C12H22O11,
C12H22O11
CO(NH2)2,
CO(NH2)2
menghantarka
dan
C2H5OH
n arus listrik
C2H5OH
terionisasi
− Tidak
16
Budi, Utomo, “Pengelompokan Larutan Berdasarkan Jenisnya”,
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/pengelompokan_larut
an_berdasarkan_jenisnya.html, ((12/2/2011)08.00 WIB), hlm 1
16
− Lampu
tidak
menyala
− Tidak terdapat
gelembung gas
b. Larutan Elektrolit Dan Ikatan Kimia
1) Reaksi Ionisasi Elektrolit Kuat Dan Lemah
Umumnya air adalah pelarut (solven) yang baik untuk
senyawa ion. Larutan air yang mengandung suatu zat tertentu
akan mengandung sifat-sifat yang khas, salah satunya adalah
menghantarkan arus listrik. Sebagai contoh apabila suatu
elektroda dicelupkan kedalam air murni, bola lampu tidak akan
menyala karena air adalah konduktor listrik yang tidak cukup
baik. Tetapi bila suatu senyawa ion yang kuat seperti NaCl
dilarutkan pada air, setelah solutnya larut, bola lampu mulai
menyala dengan terang.17 Karena ion klorida adalah negatif,
maka ujung-ujung positif dari air akan mengelilingi sekitar ion
klorida. Sekarang ion-ion klorida dikelilingi oleh sekelompok
molekul air, atau dikatakan ion klorida terhidrat. Pada saat yang
sama, ion natrium mengalami hidrasi yang semacam, dengan
muatan negatif atau ujung oksigen dari molekul air menghadap
pada ion positif natrium. Karena larutan keseluruhan harus
netral, maka jumlah ion natrium terhidrat yang dibentuk harus
sama dengan jumlah ion klorida yang terhidrat. Bila elektrodaelektroda positif dan negatif dimasukkan ke dalam larutan ini,
maka ion-ion natrium bermuatan positif yang terhidrat ditarik ke
elektroda negatif dan muatan negatif dari ion klorida terhidrat
ditarik ke elektroda positif.18 Zat-zat seperti NaCl yang dalam
larutan akan terdisosiasi sempurna disebut elektrolit kuat.
17
18
James, E. Brady, op. cit, hlm 169
Hardjono, Sastrohamidjojo, op. cit, hlm. 234
17
Diantara elektrolit kuat dan nonelektrolit ada sejumlah
senyawa yang disebut elektrolit lemah. Senyawa-senyawa ini
menghasilkan larutan yang menghasilkan listrik, tetapi lemah
sekali. Contohnya asam asetat HC2H3O2. Bila elektrode dari alat
konduktor dicelupkan kedalam larutan asam ini, nyala dari bola
lampu hanya redup saja. Dalam larutan asam asetat, hanya
sebagian kecil dari molekul asam asetat yang dihasilkan reaksi
berikut ini berbentuk ion.
HC2H3O2(aq) + H2O
H3O+(aq) + C2H3O2-(aq)
Pada larutan asam asetat, molekul-molekul HC2H3O2 secara
tetap akan bertumbukan dengan molekul air dan setiap
tumbukan ada kemungkinan sebuah proton dari molekul
HC2H3O2 akan berpindah ke molekul air dan menghasilkan
H3O+ serta C2H3O2- ion. Tetapi dalam larutan ini ada pertemuan
antara ion asetat dan ion hidronium. Bila kedua ion ini bertemu,
kemungkinan besar dari ion H3O+ akan melepaskan protonnya
ke ion C2H3O2- untuk membentuk kembali molekul-molekul
HC2H3O2 dan H2O.19
2) Daya Hantar Listrik Senyawa Ionik
Yang dinaksud dengan ikatan ionik adalah ikatan antara ion
positif
dengan
ion
negatif
dalam
pembentukan
suatu
persenyawaannya. Gaya tarik menarik ion positif dan ion negatif
itu disebabkan oleh adanya gaya elektrostatik. Terbentuknya
atom menjadi ion positif dan ion negatif tergantung dari
keelektronegatifannya. Sedang besarnya muatan listrik, yang
disebut juga sebagai bilangan oksdasi atau valensi, tergantung
jumlah elektron yang dilepas atau ditarik dengan kaidah octet,
untuk membentuk konfigurasi gas mulia. Contohnya atom
Kalium (no. atom 19) dapat bereaksi dengan atom Oksigen (no.
atom 8) membentuk senyawa kalium oksidasi.
19
James, E. Brady, op. cit, hlm 172
18
K (2, 8, 8, 1) – 1 e
O (2, 6) + 2 e
Untuk
membentuk
K+ (2, 8, 8)
O-2 (2, 8)
molekul
yang
netral,
1
ion
O-2
membutuhkan 2 ion K+, menjadi20
2 K+ + 1 O-2
K2O
3) Daya Hantar Listrik Senyawa Kovalen
Di dalam struktur Lewis untuk HCl, atom Cl memperoleh
konfigurasi elektron atom gas mulia. Kecenderungan atom Cl
untuk menerima sebuah elektron dalam keadaan apapun selalu
sama. Pembentukan ikatan antara sebuah atom H dan sebuah
atom Cl pada senyawa HCl melibatkan pemakaian bersama
elektron yang menghasilkan ikatan kovalen21
Senyawa kovalen terbagi menjadi senyawa kovalen non polar
misalnya : F2, Cl2, Br2, I2, CH4 dan kovalen polar misalnya :
HCl, HBr, HI, NH3. Dari hasil percobaan, hanya senyawa yang
berikatan kovalen polar yang dapat menghantarkan arus listrik.
HCl merupakan senyawa kovalen diatom bersifat polar, dimana
pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih
elektronegatif dibanding dengan atom H. Sehingga pada HCl,
atom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif. Maka pada
molekul HCl terjadi kerapatan elektron (density elektron =
ke pihak Cl. Dengan kata lain karapatan
)
pada pihak Cl besar
membentuk momen dipol negatif, sedangkan dipihak H terjadi
kelangkaan elektron, sehingga membentuk momen dipol positif.
Kerapatan elektron pada HCl diganbarkan pada Gambar 2.4
20
Hiskia, Achmad, Kimia Dasar 1, (Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993),
hlm. 253-258
21
Ralph, H. Petrucci dan Suminar, Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern, (Jakarta :
Erlangga, 1987), hlm 273-274
19
Gambar 2.4 Struktur Lewis Senyawa HCl
Pada hakikatnya polarisasi atau pengutuban muatan listrik
dari
suatu
senyawa
terjadi
karena
adanya
perbedaan
keelektronegatifan dari atom-atom yang bersenyawa. Semakin
besar perbedaan keelektronegatifannya semakin sempurnalah
terjadinya polarisasi dan ini berarti senyawa tersebut tidak lagi
dapat dikatakan senyawa kovalen tetapi senyawa dengan ikatan
ion. Menurut kesepakatan para ahli batasnya adalah adanya
selisih keelektronegatifan lebih dari 1,7. Misalnya senyawa HCl
dengan keelektronegatifan atom H adalah 2,1 dan atom Cl
adalah 3,0 maka, selisih diantara keduanya adalah 0,9.22
Jadi walaupun molekul HCl bukan senyawa ion, jika
dilarutkan ke dalam air maka larutannya dapat menghantarkan
arus listrik karena menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas.
HCl(g) + H2O(l)
(g)
atau HCl(aq)
H3O+(aq) + Cl-(aq) atau HCl(aq)
H3O+(g) + Cl-
H+(aq) + Cl-(aq)
Larutan HCl di dalam air mengurai menjadi kation (H+) dan
anion (Cl-). Terjadinya hantaran listrik pada larutan HCl
disebabkan ion H+ menangkap elektron pada katoda dengan
membebaskan gas hidrogen. Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan
elektron pada anoda dengan menghasilkan gas klorin.23
Perhatikan Gambar 2.5 berikut.
22
Hiskia, Achmad, op. cit, hlm. 272-273
Budi. Utomo, “Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik”,
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/perbedaan_larutan_b
erdasarkan_daya_hanter_listrik.html, ((12/2/2011) 08.00 WIB)hlm 1
23
20
Gambar 2.5 Penguraian Larutan HCl dalam Air
Namun,
HCl
dalam
keadaan
murni
tidak
dapat
menghantarkan arus listrik, hal ini karena HCl dalam keadaan
murni berupa molekul-molekul tidak mengandung ion-ion, maka
cairan HCl murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.24
c. Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan
Media Video
Dari pembahasan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit di
atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik materi di atas adalah
sebagai barikut :
1) Terdapat senyawa-senyawa yang cukup rumit, seperti HCl,
NaCl, H3O+ dan sebagainya pada materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
2) Terdapat banyak penggolongan materi, seperti macam-macam
larutan elektrolit dan lainnya.
3) Terdapat reaksi kimia yang terjadi, misalnya reaksi ionisasi pada
garam dapur dan sebagainya.
4) Masing-masing
jenis
larutan
mempunyai
karakteristik
hantarannya.
24
Asep, Jamal Nur Arifin, “Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit”,
http://www.pdfchaser.com/LARUTAN-ELEKTROLIT-DAN-NON-ELEKTROLIT.html,
((12/2/2011) 08.00 WIB), hlm 19 -20
21
5) Masing-masing larutan memiliki gejala-gejala yang ditimbulkan
sendiri, seperti memiliki jumlah gelembung yang ditimbulkan,
nyala lampu dari masing-masing larutan, dll.
6) Pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit berhubungan
pula dengan materi ikatan kimia,dan materi kimia lainnya.
7) Materi larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan salah satu
materi yang dapat diperdalam dan diperjelas dengan adanya
eksperimen, sehingga materi akan mudah dipahami dan
keterampilan sains siswa dapat meningkat.
Selain keterbatasan dari faktor materi di atas, keterbatasan pun
muncul dari faktor lain yang dihadapi dalam proses belajar mengajar
kimia sehingga menurunkan hasil belajar siswa, diantaranya :
1) Rendahnya motivasi siswa, adapun untuk membangkitkan
motivasi siswa tersebut diperlukan suatu pembelajaran yang
menyenangkan. Dimana siswa tidak merasa bosan ketika proses
pembelajaran berlangsung.
2) Aktivitas siswa yang menurun, adapun untuk meningkatkan
aktivitas siswa perlu melibatkan aktivitas siswa sehingga siswa
tidak hanya mendengarkan materi yang disampaikan. Misalkan
saja ketika pembelajaran berlangsung siswa diajak untuk
berdiskusi mengenai materi yang disampaikan.
3) Informasi yang disampaikan guru kurang jelas sehingga
efektivitas serta efisiensi penyampaian rendah. Adapun untuk
mengatasi hal tersebut siswa diajak untuk menulis kembali
materi yang telah disamapikan sehingga informasi yang telah
disampaikan oleh guru dapat tertangkap oleh siswa.
4) Teknik penyajian pelajaran kurang bervariasi. Adapun untuk
mengatasi keterbatasan tersebut siswa memerlukan penyajian
yang berbeda dari sebelumnya sehingga pembelajaran tidak
monoton. Misalkan dengan pemanfaatan media pembelajaran.
22
5) Informasi yang disampaikan tidak disajikan secara konkret.
Adapun solusi yang diambil adalah menyampaikan materi yang
disertai dengan contoh atau disajikan dengan eksperimen.
6) Pembelajaran yang kurang produktif. Adapun untuk menjadikan
pembelajaran lebih produktif adalah dengan memberikan
pengalaman yang tidak diberikan oleh seorang guru, sehingga
pembelajaran tersebut dapat merangsang rasa ingin tahu siswa.
7) Interaksi siswa dan guru tidak optimal. Solusi yang diambil
adalah apabila dalam penyampaian materi terjadi interaksi
diantara keduanya. Misalkan dengan adanya tanya jawab setelah
proses belajar mengajar berlangsung.
Dari keterbatasan yang dihadapi baik dari faktor materi larutan
elektrolit dan nonelektrolit maupun dari faktor lain yang telah
dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini mencoba memberikan
pemecahan dalam pembelajaran pada materi tersebut. Sehingga
materi yang disampaikan akan lebih mudah diserap oleh peserta
didik dan pembelajaran akan menjadi pembelajaran yang berkualitas.
Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat
peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya
menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar.25 Oleh Karena itu,
agar pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelekrolit
dapat diterima dengan baik, maka peneliti mencoba memanfaatkan
media video sebagai media pembelajaran.
Penggunaan media video dalam kegiatan pembelajaran yaitu
untuk menjembatani keterbatasan pengalaman peserta didik terhadap
objek yang langkahnya terlalu cepat atau lambat, memberikan
pengalaman nyata kepada peserta didik, memicu keterlibatan peserta
didik secara aktif dalam pembelajaran (melalui diskusi), mendorong
25
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2008), hlm. 85
23
munculnya pola pembelajaran yang bervariasi (seperti diskusi,
melakukan kajian pustaka, melakukan penelitian lapangan, membuat
laporan ilmiah, presentasi dan sebagainya), dan sekaligus membuat
pesan yang disampaikan sulit dilupakan oleh peserta didik.26
Media video mempunyai potensi yang besar jika dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Hal ini
dikarenakan, media video disajikan agar suatu pembelajaran lebih
menarik dan membuat suatu materi lebih konkret. Sehingga peserta
didik dapat secara langsung mengamati materi yang disajikan
melalui media tersebut. Media video ini berisi penjelasan materi
yang disertai pula dengan percobaan uji elektrolit. Adanya percobaan
inilah yang memperkuat materi yang disampaikan. Berikut adalah
keunggulan dan kelemahan media video, diantaranya :
1) Keuntungan Media Video
Keuntungan menggunakan media video antara lain : ukuran
tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan. Video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya
informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa
secara langsung, video menambah suatu dimensi baru terhadap
pembelajaran.
2) Kelemahan Media Video
Kelemahan media video antara lain :
a)
Fine
details
artinya
media
tayangnya
tidak
dapat
menampilkan obyek sampai yang sekecil-kecilnya dengan
sempurna.
b) Size information artinya tidak dapat menampilkan obyek
dengan ukuran yang sebenarnya.
c)
Third dimention artinya gambar yang diproyeksikan oleh
video umumnya berbentuk dua dimensi.
26 26
Bambang Warsita, op. cit., hlm. 32
24
d) Opposition artinya pengambilan yang kurang tepat dapat
menyebabkan timbulnya keraguan siswa dalam menafsirkan
gambar yang dilihatnya.
e)
Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi
untuk dapat menampilkan gambar yang ada didalamnya.
f)
Budget artinya biaya untuk membuat program video
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.27
Dengan
pemanfaatan
media
video
sebagai
media
pembelajaran diharapkan merupakan alternatif yang sesuai
dengan materi larutan elektrolit dan noneletrolit yang diajarkan.
Dan dengan adanya kesesuaian antara materi yang diajarkan
dengan media yang digunakan dapat berpengaruh pula pada
hasil belajar yang diperoleh peserta didik.
d. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
1) Definisi Belajar
Belajar (learning) adalah suatu proses yang kompleks yang
terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia
masih bayi sampai ke liang lahat nanti (Sadiman, dkk., 1986: 2).
Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses
belajar
terjadi
dalam
diri
peserta
didik
sesuai
dengan
perkembangan dan lingkungannya. Konsep belajar sebagai suatu
upaya atau proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat
interaksi peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada
disekitarnya. Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah
laku
tersebut
meliputi
perubahan
pengetahuan
(kognitif),
keterampilan (psikomotorik), dan nilai sikap (afektif).28
Oleh karena itu, belajar merupakan aktivitas mental/psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
27
28
Daryanto, op. cit, hlm 90-91
Ibid. hlm. 62
25
menghasilkan perubahan-perubahan baik dalam pengetahuan,
keterampilan maupun sikap.
2) Hasil Belajar
“Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar”.29 Menurut Keller, hasil belajar adalah
prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, sedangkan usaha
adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas
belajar. Ini berarti besarnya usaha adalah indikator dari adanya
motivasi; sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya
usaha yang dilakukan oleh anak.30
Untuk mengungkap hasil belajar siswa pada penelitian ini
dapat digunakan tiga aspek, yaitu :
a)
Kognitif
yaitu
kemampuan
yang
berkenaan
dengan
pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
evaluasi. 31 Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai
tiap aspek sebagaimana diberikan dalam taksonomi Bloom
(1956).
(1) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan
(knowledge)
adalah
kemampuan
seseorang untuk mengingat-ngingat kembali (recall) atau
menganali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala,
rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunakannya.
(2) Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan
29
Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka
Cipta, 1999), hlm. 37
30
Ibid, hlm. 39
31
Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat : Gaung Persada,
2009), hlm. 105 - 106
26
diingat. Dengan kata lain, memahami, adalah mengetahui
tentang sesuatu dan dapat melihatnyadari berbagai segi.
(3) Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan
atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun
metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teoriteori, dan sebagainya dalam situasi yang baru dan
konkret.
(4) Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagianbagian yang lebih kecil dan mampu memahami
hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang
satu dengan faktor-faktor lainnya.
(5) Sintesis (synthesis)
Kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari
proses berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses
yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara
logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang
berstruktur atau berbentuk pola baru.32
(6) Penilaian (evaluation)
Adalah
kemampuan
membuat
penilaian
dan
mengambil keputusan dari hasil penilaiannya.33
b) Afektif yaitu kemampuan yang menggunakan perasaan,
emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran.34
Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan.
(1) Menerima (receiving)
32
Anas, Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajagrafindo Persada,
2008), hlm 50 - 51
33
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Putaka Pelajar, 2009), hlm. 51
34
Iskandar, op. cit, hlm. 105 - 106
27
Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau
kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena atau stimuli
khusus (kegiatan dalam kelas, music, baca buku, dan
sebagainya). Dipandang dari segi pengajaran, jenjang ini
berhubungan dengan menimbulkan, mempertahankan,
dan mengarahkan perhatian siswa. Hasil belajar dalam
jenjang ini berjenjang mulai dari kesadaran bahwa
sesuatu itu ada sampai kepada minat khusus dari pihak
siswa.
(2) Menjawab (responding)
Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa.
Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan
kemauan untuk menjawab (misalnya secara sukarela
membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam
menjawab (misalnya membaca untuk kenikmatan atau
kegembiraan).
(3) Menilai (valuing)
Jenjang ini bretalian dengan nilai yang dikenakan
siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku
tertentu. Jenjang ini berjenjang mulai dari hanya sekadar
penerimaan nilai (ingin memperbaiki keterampilan
kelompok) sampai ke tingkat komitmen yang lebih tinggi
(menerima tanggung jawab untuk fungsi kelompok yang
lebih efektif).
(4) Organisasi (organization)
Tingkat ini berhubungan dengan menyatukna nilainilai yang berbeda, menyelesaikan / memecahkan konflik
diantara nilai-nilai itu, dan mulai membentuk suatu
system nilai yang konsisten secara internal. Hasil belajar
bertalian dengan konseptualisasi suatu nilai (mengakui
tanggung jawab tiap individu untuk memperbaiki
28
hubungan-hubungan manusia) atau dengan organisasi
suatu system nilai (merencanakan suatu pekerjaan yang
memenuhi kebutuhannya baik dalam hal keamanan
ekonomis maupun pelayanan sosial).
(5) Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai
(characterization by a value or value complex)
Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang
mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang
cukup lama sehingga membentuk karakteristik “pola
hidup”. Jadi, tingkah lakunya menetap, konsisten, dan
dapat diramalkan. Hasil belajar meliputi sangat banyak
kegiatan, tapi penekanan lebih besar diletakkan pada
kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau
karakteristik siswa itu.35
c)
Psikomotorik
yaitu
kemampuan
yang
mengutamakan
keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan
kreativitas. 36
(1) Persepsi (perception) adalah kemampuan hasil belajar
psikomotorik yang paling rendah. Persepsi adalah
kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala
lain.
(2) Kesiapan (set) adalah kemampuan menempatkan diri
untuk memulai suatu gerakan. Misalnya kesiapan
menempatkan diri sebelum lari, menari, mengetik,
memperagakan, sholat, mendemonstrasikan penggunaan
termometer dan sebgainya.
35
36
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), Cet. 5, hlm 117 - 118
Ibid, hlm. 105 - 106
29
(3) Gerakan
terbimbing
(guided
response)
adalah
kemampuan melakukan gerakan meniru odel yang
dicontohkan.
(4) Gerakan terbiasa (mechanism) adalam kemampuan
melakukan gerakan tanpa ada model contoh.kemampuan
dicapai karena latihan berulang -ulang sehingga menjadi
kebiasaan.
(5) Gerakan
kompleks
(adaption)
adalah kemampuan
melakukan serangkaian gerakan dengan cara, urutan, dan
irama yang tepat.
(6) Kreativitas
(origination)
adalah
kemampuan
menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada
sebelumnya atau mengkombinasikan gerakan-gerakan
yang ada menjadi kombinasi gerakan yang orisinil. 37
3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
hasil
belajar
siswa
kehidupan
anak
diantaranya, yaitu :
a) Faktor Lingkungan
Lingkungan
adalah
bagian
dari
didik.selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri
dari lingkungan alami dan lingkungan social budaya. Interaksi
dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam
mengisi kehidupan anak didik.
(1) Lingkungan Alami
Lingkuang hidup adalah lingkungan tempat tinggal
anak
didik,
hidup
dan
berusaha
di
dalamnya. 38
Lingkungan hidup diantaranya adalah lingkungan sekolah
yang baik, letak tempat tinggal keluarga siswa dan
letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
37
38
177
Purwanto, op. cit, hlm. 53
Syaiful, Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm 176-
30
belajar siswa merupakan faktor yang turut menentukan
keberhasilan belajar siswa.
(2) Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya sekolah seperti para guru,
para administrasi,
dan
teman-teman
sekelas
dapat
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Bukan
hanya itu, lingkungan sosial siswa lainnya adalah
masyarakat, tetangga dan teman sepermainan disekitar
tempat tinggal siswa.
b) Faktor Instrumental
Faktor lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa
adalah faktor instrumental yang diantaranya :
(1) Kurikulum
Kurikulum adalah unsur substansial dalam pendidikan.
Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat
berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan
dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan
sebelumnya. Itulah sebabnya, untuk semua mata pelajaran,
setiap guru memiliki kurikulum untuk mata pelajaran yang
dipegang dan diajarkan kepada peserta didik.39 Seorang
guru akan memberikan materi sesuai dengan kurikulum
yang telah disusun kepada siswa.
Oleh karena itu, siswa
akan belajar dengan keras tanpa mengenal lelah. Padahal
siswa sudah lelah belajar ketika itu. Hal inilah yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik di
sekolah.
(2) Program
Setiap sekolah memiliki program yang harus dicapai
oleh setiap sekolah. Program yang guru buat akan
mempengaruhi kemana proses belajar itu berlangsung.
39
Ibid, hlm 180
31
Gaya belajar siswa pun akan digiring ke suatu aktivitas
belajar yang sudah dirancang sebelumnya. Namun, dalam
proses belajar siswa tidak selamanya sesuai dengan yang
diharapkan. Penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan
belajar tentu ada, dan penyimpangan terseebutlah yang
menjadi keberhasilan terhambat. Itu berarti, guru belum
berhasil membelajarkan siswa yang akibatnya siswa tidak
dapat menguasai materi yang diajarkan.
(3) Sarana dan fasilitas
Saran dan fasilitas sangat berpengaruh pada kegatan
belajar siswa di sekolah. Anak didik tentu dapat belajar
lebih baik dan menyenangkan apabila sekolah dapat
memenuhi segala kebutuhan belajar siswa. Siswa dapat
mengembangkan materi pelajaran yang dipelajari dengan
fasilitas yang tersedia di sekolah.
(4) Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan.
Kehadirannya mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau
hanya ada peserta didik dalam kegiatan belajar, maka
tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
c) Kondisi Fisiologi
Kondisi fisiologi pada umumnya sangat berpengaruh
terhadap kemampuan belajar seseorang. Kondisi peserta didik
yang belajar dalam kondisi kelelahan berbeda dengan peserta
didik yang belajar dengan keadaan segar. Atau anak yang
kekurangan gizi kemampuan dalam menyerap materi berbeda
dengan anak yang berkecukupan gizi. Hal ini sangat penting
dan tentu dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang
dicapai peserta didik.
d) Kondisi Psikologi
32
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh
karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja
mempengaruhi belajar seseorang. Faktor-faktor psikologis
yang berpengaruh diantaranya :
1) Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang di luar
diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin
besar minat.40
Suatu
minat
dapat
diekspresikan
melalui
suatu
pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik
lebih
menyukai suatu hal daripada hal yang lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui aktivitas yang dikerjakannya.
2) Kecerdasan
Kecerdasan mempunyai peranan yang besar dalam ikut
menentukan berhasil dan tidaknya seseorang dalam
mempelajari
sesuatu
atau mengikuti suatu
aktivitas
pengajaran. Pesera didik yang cerdas akan lebih cepat
mencerna
dan
memahami
materi
yang
diajarkan
dibandingkan peserta didik yang mempunyai tingkat
kecerdasan rendah.
3) Bakat
Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya
prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Oleh karena
itu, hal yang tidak bijaksana apabila orangtua memakskan
kehendak nya untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan
keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat
yang dimiliki anaknya itu. Pemaksaan kehendak terhadap
40
Ibid, hlm 191
33
seorang siswa, dan juga ketidaksadaran siswa terhadap
bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan keahlian
tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya, akan berengaruh
buruk terhadap kinerja akademik atau prestasi belajarnya.41
4) Motivasi
Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif,
dan tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar.
Motivasi adalah penting bagi proses belajar, karena
motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan,
serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna
bagi kehidupan individu.42
e) Kemampuan Kognitif
Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan
untuk sampai pada penguasaan kemampaun kognitif, yaitu
persepsi, mengingat, dan berpikir.43
B. Penelitian Yang Relevan
Penulis dalam pembahasan ini akan mendeskripsikan hubungan antara
penelitian yang penulis teliti dengan penelitian yang relevan dari peneliti
terdahulu. Yang diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Skripsi yang disusun oleh Siti Munfa’ati (3104349) pada tahun 2009,
mahasiswi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan judul
“Pengaruh Sikap Siswa Dalam Pemnggunaan Media CD Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Struktur Atom Kelas X Di
Madrasah Aliyah Negeri 02 Pati Tahun Ajaran 2008 / 2009.” Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan CD pembelajaran
efektif terhadap peningkatan hasil belajar kimia materi pokok struktur
atom.
41
Muhibbin, Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2000), Cet. 5, hlm 136
42
Wasty, Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), Cet 4, hlm 121
43
Syaiful, Bahri Djamarah, op. cit, hlm 202
34
2. Skripsi yang telah disusun oleh Dewi Kurniasari (053811187) pada
tahun 2009 dengan judul “Keterpaduan Media Komik Dan CD
Multimedia Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Materi
Pokok Protista Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Lasem Tahun 2009 –
2010.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya peningkatan
hasil belajar dan aktifitas peserta didik dengan diterapkannya media
komik dan CD Multimedia.
3. Sripsi yang disusun tahun 2007 oleh Laily Atiya (3103222) dengan
judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Minat
Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA
Negeri 6 Semarang.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil
belajar PAI pada siswa kelas X SMA 6 Semarang dapat meningkat
dengan bantuan media audio visual yang diterapkan.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, perbedaan dari
penelitian sebelumnya terletak pada materi yang diambil pada penelitian
ini. Penelitian sebelumnya, materi yang diteliti diantaranya struktur atom
pada materi kimia, protista pada materi biologi, dan pada materi
pendidikan agama islam. Sedangkan pada penelitian ini, materi yang
diteliti adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit. Letak perbedaan lain
dengan penelitian sebelumnya adalah pada sampel siswa pada penelitian
masing-masing, perbedaan sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Dari
perbedaan-perbedaan tersebut, maka penelitian ini mengambil judul
“pengembangan media video kimia sebagai media pembelajaran terhadap
hasil belajar kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit
siswa kelas X MAN I Semarang”. dengan harapan hasil belajar yang
diperoleh menunjukkan adanya peningkatan.
35
C. Rumusan Hipotesis
“Hipotesis memang berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang
artinya “dibawah” dan “thesa” yang artinya kebenaran“.44 Hipotesis
sangat penting adanya, sebab penelitian akan berjalan sesuai hipotesis
yang dirumuskan sehingga hipotesis tersebut dapat terjawab.
Sehubungan dengan pengertian hipotesis tersebut, maka hipotesis
penelitian ini adalah :
= Apakah media video kimia sebagai media pembelajaran pada
materi larutan elektrolit dan nonelektrolit efektif dalam meningkatkan
hasil belajar kimia kelas X MAN 1 Semarang.
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 71
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Untuk memperoleh data tentang pemanfaatan media video kimia
sebagai media pembelajaran pada materi pokok larutan elektrolit dan
nonelektrolit, penelitian dilaksanakan :
Waktu penelitian
: Tanggal 4 Januari s/d 2 Februari 2011
Tempat penelitian
: MAN 1 Semarang
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari. 1
Variabel pada penelitian ini adalah :
1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).2 Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X1) adalah efektivitas media
video kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit.
2. Variabel Dependen
Variabel ini sering disebut dengan variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. 3 Dalam penelitian ini variabel terikatnya (X2)
adalah hasil belajar yang diperoleh peserta didik kelas X MAN 1
Semarang.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung : Alphabet, 2008), hlm. 60
2
Ibid, hlm 61
3
Ibid, hlm 61
36
37
C. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,
suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah terutama
dalam bidang pendidikan.4
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode
analisis data secara kuantitatif. Metode penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain, sehingga dalam penelitian
ini metode penelitian eksperimen digunakan untuk mengetahui pengaruh
dari media video kimia terhadap hasil belajar kimia.
Penelitian ini dititik beratkan pada pemanfaatan media video kimia
sebagai media pembelajaran. Bentuk desain eksperimen yang dilakukan
adalah pretest-posttest control group desain yaitu dapat digambarkan
sebagai berikut :
R
O1 X O2
R
O3
O4
Desain ini terdapat dua kelas yang dipilih secara cluster random
sampling, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah
perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pretest yang
baik bila nilai kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh
perlakuan adalah (O1 – O2) – (O3 – O4).5
Desain eksperimen ini dapat diterapkan pada penelitian dengan masingmasing kelas baik eksperimen maupun kelas kontrol diberi perlakuan
pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dari masingmasing kelas dengan mengganggap semua sama/identik artinya tidak ada
faktor-faktor lain yang berperan pada seluruh peserta didik dari masing4
5
Ibid, hlm 6
Ibid hlm. 112-113
38
masing kelas sehingga dapat mempengaruhi hasil dari pretest tersebut.
Selanjutnya dalam proses belajar mengajar, kelas eksperimen diberi
perlakuan dengan menggunakan media video kimia sebagai media
pembelajaran sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan media
video kimia sebagai alat bantu pembelajaran. Perlakuan yang diterima oleh
kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian diukur kembali dengan
posttest, hasil dari posttest inilah yang akan menjawab, apakah terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen yang mana kelas
tersebut menggunakan media video kimia sebagai media pembelajaran
dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan media video kimia sebagai
media pembelajaran. Desain penelitian dapat diperjelas pada Tabel 3.1
sebagai berikut :
Tabel 3.1. Desain Penelitian Eksperimen
Kelas
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
O1
X
O2
Kontrol
O3
O4
Keterangan:
O1 = nilai pretest yang diberi perlakuan.
O2 = nilai posttest yang diberi perlakuan.
O3= nilai pretest yang tidak diberi perlakuan.
O4= nilai posttest yang tidak diberi perlakuan.
Signifikansi perbedaan perubahan rata-rata (dapat diketahui dengan
jalan mengurangi perubahan rata-rata kelas coba dengan perubahan ratarata kelas pengendali) ditetapkan dengan suatu tes statistik yang sesuai.6
6
Arief, Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2007), Cet. 3, hlm 380-381
39
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti,
dan yang nantinya akan dikenai generalisasi. Generalisasi adalah suatu
cara pengambilan kesimpulan terhadap kelas individu yang lebih luas
jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh dari sekelas individu yang
sedikit jumlahnya.7 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta
didik kelas X semester genap MAN I Semarang tahun ajaran 2010/2011
yang terdiri dari 11 kelas dan masing-masing kelas berjumlah 40
peserta didik. Sehingga secara keseluruhan populasinya berjumlah 440
peserta didik. Populasi pada penelitian ini diasumsikan, sebagai berikut
:
a. Terdapat 11 kelas yang masing-masing jumlahnya sama yaitu 40
peserta didik.
b. Peserta didik mendapatkan fasilitas sama dari sekolah yang dapat
dimanfaatkan oleh para peserta didik.
c. Peserta didik mendapatkan materi yang sama dan guru yang sama
pula.
d. Kemampuan dasar yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik
sama.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian kecil individu yang dijadikan wakil dalam
peenelitian. Sampel yang baik (biasa disebut sampel yang mewakili
atau
representatif)
adalah
sampel
yang
anggota-anggotanya
mencerminkan sifat dan ciri-ciri yang terdapat pada populasi. Bahkan
sangat diharapkan keadaan sampel dapat merupakan miniature dari
populasi. 8
Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah cluster
random sampling, dimana dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
7
Tulus, Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, (Malang :
Universitas Muhammadiyah Malang, 2004), Cet. 2, hlm. 12
8
Ibid, hlm 12
40
tingkatan yang ada dalam populasi. Teknik ini menerapkan azas tanpa
pilih-pilih. Siapa saja yang menjadi anggota populasi punya kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Dalam pertimbangan populasi yang berjumlah 440 peserta didik
dengan 11 jumlah kelas maka, dipilih 2 kelas yang berfungsi sebagai
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari 11 kelas yang ada, terpilih
kelas X 6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X 7 sebagai kelas kontrol.
Pada proses pembelajaran, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran, sebaliknya
kelas kontrol tidak memanfaatkan media video namun menggunakan
metode ceramah dalam proses pembelajarannya.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
sebagai berikut :
a. Metode Tes
“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelas”.9 Fungsi tes secara umum, ada dua macam fungsi yaitu :
1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan
ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan
yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh
proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab
melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh
program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai. 10
9
Ibid, hlm. 150
Anas, Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : RajaGrafindo Persada,
2008), hlm 67
10
41
Metode tes digunakan untuk mengetahui aspek kognitif peserta
didik. Dengan adanya tes akan membantu sejauh mana tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Tes yang
digunakan meliputi pretest dan posttest.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.11 Dalam penelitian ini
dokumen yang dikumpulkan adalah berupa data siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, gambar yang mewakili adanya proses
belajar mengajar yang berlangsung.
c. Metode Angket
Metode yang digunakan untuk mengetahui aspek afektif siswa.
Dalam penelitian ini, kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol diuji menggunakan angket untuk mengetahui hasil belajar
yang dicapai pada pembelajaran dari segi sikap.
d. Metode Observasi
Metode yang digunakan untuk mengukur ketrampilan siswa
dalam kegiatan praktikum yaitu pada segi psikomotorik siswa. Pada
aspek inilah akan pula diketahui hasil belajar siswa yang dicapai,
sehingga akan diketahui antara hasil belajar dikedua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
2. Instrumen Penelitian
a. Tahap Pendahuluan
1) Tahap Persiapan yaitu tahap pembuatan tes
Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes objektif yaitu
berupa tes pilihan ganda (multiple choice test). Multiple choice
test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu
pengeertian yang belum lengkap. Atau multiple choice test terdiri
atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban
11
Ibid, hlm221
42
atau alternative (options). Kemungkinan jawaban (option) terdiri
atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa
pengecoh (distractor).
Langkah-langkah dalam penyusunan multiple choice test
adalah sebagai berikut :
a) Menentukan tujuan yang akan dicapai dalam mengadakan tes.
b) Mengadakan pembatasan materi yang akan diteskan. Materi tes
dalam penelitian ini adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit.
c) Menentukan jumlah butir soal yang akan diteskan. Sesuai
dengan kisi-kisi soal, jumlah keseluruhan soal 50 butir.
d) Menentukan kemungkinan jawaban (options). Kemungkinan
jawaban dalam penelitian ini ada 5 pilihan jawaban.
e) Menentukan kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal disusun berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan
standar kompetensi.
f) Menentukan jumlah waktu yang tersedia untuk mengerjakan
soal. Waktu yang disediakan dalam mengerjakan soal adalah
90 menit.
2) Tahap Uji Coba
Pelaksanaan uji coba instrumen berupa soal akan diberikan
kepada peserta didik yang sudah pernah mendapat materi larutan
elektrolit dan nonelektrolit. Dalam penelitian ini, uji coba soal
dilakukan pada kelas X1 IPA 4 yang berjumlah 28 peserta didik.
Alat tes tertulis yang diberikan berupa soal-soal pilihan ganda
yang berjumlah 50 soal. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui
validitas, daya pembeda, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal
dari soal yang diujikan.
3) Analisis Perangkat Tes
Langkah selanjutnya setelah uji coba soal adalah menganalisis
hasil tes. Hal ini sangatlah penting karena dapat menggungkap
hasil belajar peserta didik. Soal yang telah diujikan, kemudian
43
dianalisis untuk mengetahui validitas soal, daya pembeda, tingkat
kesukaran dan realibilitas dari soal tersebut.
a) Analisis Validitas
Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah
“sahih’. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran
pada soal yang diuji adalah teknik korelasi product moment
dengan angka kasar yang dikemukan oleh Pearson, yaitu:
r xy =
{N ∑ X
N ∑ XY - (∑ X
2
− (∑ X )
2
)(∑
}{N ∑ Y
Y)
2
− (∑ Y )
2
}
Dimana:
Rxy
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel
Y, dua variabel yang dikorelasikan.
n
= jumlah seluruh peserta didik yang mengikuti tes
X
= jumlah skor benar pada item X
Y
= jumlah skor total
XY
= jumlah hasil kali antara X dan Y
Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa
diberikan dengan 1 (bagi item yang dijawab benar) dan 0 (item
yang dijawab salah), sedangkan skor total selanjutnya
merupakan jumlah dari skor untuk semua item yang
membangun soal tersebut.12
b) Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan
tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan
rendah). Dengan rumus sebagai berikut:
D
=
BA
JA
Keterangan:
12
Suharsimi, Arikunto, op.cit, hlm. 64 - 76
−
BB
JB
44
DP = daya pembeda
BA = banyaknya peserta kelas atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya peserta kelas atas
JB = banyaknya peserta kelas bawah
c) Tingkat Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu
soal adalah indeks kesukaran ( difficulty index ). Besarnya
indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks ini
menunjukkan taraf kesukaran soal. Dengan rumus sebagai
berikut:
B
JS
=
P
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan
betul
JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes
d) Reliabilitas
Reliabilitas adalah “ajeg atau tetap” artinya ketepatan
masalah hasil tes.
Dengan rumus K.R 20 sebagai berikut:
r 11
=



k
k
- 1






S
2
−
∑
S
2
pq



Dan rumus varians sebagai berikut :
=
Keterangan:
r11 = reabilitas tes secaar keseluruhan
p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
45
q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q =
1–p)
pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
k
= banyaknya item
s
= standar deviasi dari tes.
Standar deviasi (s) dapat didapat menggunakan rumus
berikut :
s=
Keterangan :
s
= Standar Deviasi
X = Simpangan X dari x, yang dicari dari X - x
N = Banyaknya subjek pengikut tes.13
F. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini untuk menganalisis data peneliti menggunakan
teknik uji t pada hasil belajar peserta didik. Namun, sebelum
menganalisis data dengan teknik tersebut, terlebih sampel harus diuji
dengan uji normalitas, homogenitas pada analisis tahap awal dan uji
analisis deskriptif efektivitas analisis pada tahap akhir.
1. Analisis Tahap Awal
a. Uji Normalitas Data Pretest
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal ataukah tidak. Uji ini digunakan
apabila peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan proporsi
subjek, objek, kejadian, dan lain- lain. Pengujiannya menggunakan
rumus Chi-kuadrat. Rumus yang dipakai adalah:14
13
Ibid, hlm. 86 - 113
Sanbas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
Dalam Penelitian, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), hlm.76.
14
46
k
(oi − ei )2
i =1
ei
χ2 = ∑
k
( fo − fh)2
i =1
fh
=∑
Keterangan :
: normalitas sampel
oi = f0 : frekuensi yang diobservasi
ei = fh: frekuensi yang diharapkan15
Teknik chi-square atau chi-Kuadrat ini digunakan untuk
menguji signifikasi perbedaan frekuensi. Dalam Chi-Kuadrat ada
dua hal yang dibandingkan, yakni frekuensi pengamatan dan
frekuensi teoritik atau yang diharapkan. Pengujian normalitas data
dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan prosedur sebagai
berikut:
1) Menentukan rentang nilai (R), yaitu data terbesar dikurangi
data terkecil.
2) Menentukan banyak kelas interval (k) dengan rumus Sturges:16
k = 1+(3,3) log n
3) Menentukan panjang interval (P), dengan rumus:17
( )
P=
4) Membuat tabel distribusi frekuensi
5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval
6) Menghitung rata-rata ×, yaitu dengan rumus:18
(X ) =
∑f x
∑f
i
i
i
fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda Xi
xi = tanda kelas interval
7) Menghitung variansi, dengan rumus: 19
15
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. 12, hlm. 107.
Ibid, hlm. 35.
17
Ibid,, hlm. 23.
18
Ibid, hlm. 54.
16
47
n ∑ f i x i − (∑ f i x i )
2
2
s =
2
n( n − 1)
8) Menghitung nilai Z, dengan rumus:20
Z=
Bk − x
s
Atau
Z=
Bk = Batas kelas
x = Rata-rata
s = Standar deviasi
9) Menentukan luas daerah tiap kelas interval
10) Menghitung frekuensi eksipotori (fh), dengan rumus:
fh = n x ld
Keterangan :
n = jumlah sampel
ld = luas daerah
11) Membuat daftar frekuensi observasi (fo), dengan frekuensi
ekspositori sebagai berikut:
Kelas
Bk
Zi
Luas
Daerah
P(Zi)
Fh
12) Menghitung nilai Chi Kuadrat (χ2 ), dengan rumus:21
χ
2
=
k
∑
i =1
(o i
− ei )
=
ei
2
k
∑
i =1
( fo −
fh )
2
fh
19 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), Cet. 6, hlm. 95.
20
Tulus Winarsunu, op.cit., hlm. 67
21
Sugiyono, op.cit, hlm 107
fo
48
13) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini,
data disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas
k buah kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria
pengujian digunakan rumus: dk= k – 1, dimana k adalah
banyaknya kelas interval, dan taraf nyata
= 0,05
14) Menentukan harga χ2 tabel
15) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian
yaitu ketika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel dengan derajat kebebasan dk
= k-1 dengan taraf signifikasi 5% berdistribusi normal. 22
b.
Uji Homogenitas Data Pretest
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
tersebut homogen ataukah tidak. Prosedur yang digunakan untuk
menguji homogenitas varian dalam kelas adalah dengan jalan
menemukan harga Fhitung. Penafsirannya bilamana harga Fhitung <
Ftabel maka data terdistribusi homogen. Namun jika Fhitung > Ftabel
maka data tidak terdistribusi homogen.
Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas varian
adalah:23
Fhitung =
Adapun
Var. Tertinggi
Var. Terendah
langkah-langkah
perhitungannya
berikut.
1) Menghitung rata-rata (×)
2) Menghitung varians (SD2) dengan rumus:
Varians
( SD
2
) =
∑
X
2
−
(N
(∑
− 1)
3) Menghitung Fhitung dengan rumus:
22
23
Sudjana, op. cit., hlm. 273.
Tulus Winarsunu , op. cit., Cet . 4, hlm. 10.
X
N
)
2
adalah
sebagai
49
Fhitung =
Var. Tertinggi
Var. Terendah
4) Membandingakan Fhitung dimana untuk = 5% dengan dk = k1 = 40-1 = 39.
5) Apabila Fhitung < Ftabel maka data berdistribusi homogen.
c.
Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui
apakah nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai
rata-rata nilai yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Jika rata-rata
kedua kelas tersebut tidak berbeda berarti kelas itu mempunyai
kondisi yang sama. Hipotesis yang akan diujikan adalah:
Ho : µ1= µ 2
Hi : µ 1 > µ 2
Keterangan:
µ1
: rata-rata data kelas eksperiman
µ2
: rata-rata data kelas kontrol
Uji beda dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus t-test
untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal
dari dua buah distribusi.24 Bentuk rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:25
t=
dengan
(n1 −1)S1 + (n2 −1)S 2
S=
n1 + n2 − 2
2
2
Keterangan:
24
Tulus Winarsunu, op. cit., hlm. 81.
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru
Algesindo, 1995), Cet. 3, hlm. 239.
25
50
= rata-rata data kelas eksperimen
= rata-rata data kelas kontrol
n1
= banyaknya peserta didik kelas eksperimen
n2
= Banyaknya peserta didik kelas kontrol
S
= Simpangan baku gabungan
S1
= Simpangan baku kelas eksperimen
S2
= Simpangan baku kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah terima Ho jika thitung < ttabel. Dengan
derajat kebebasan dk (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – 1/2 ), tolak Ho
untuk harga thitung > ttabel.
2. Analisis Tahap Akhir
Langkah-langkah analisis tahap akhir pada dasarnya sama dengan
analisis tahap awal, tetapi data yang digunakan adalah data hasil belajar
kelas eksperimen dan kelas kontrol (posttest). Tahap-tahapan tersebut
adalah sebagai berikut.
a.
Uji Normalitas Data Posttest
Langkah-langkah pada uji normalitas data sama dengan
langkah-langkah pada uji normalitas pada uji normalitas data
Pretest.
b.
Uji Homogenitas Data Posttest
Langkah-langkah pada uji data homogenitas sama dengan
langkah-langkah pada uji homogenitas pada uji homogenitas data
Pretest.
c.
Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Digunakan untuk mengetahui koefisien perbedaan antara dua
buah distribusi data hipotesis.
26
Teknik statistik yang digunakan
adalah teknik t - test untuk menguji signifikansi perbedaan dua
buah mean yang berasal dari dua buah distribusi. Pada penelitian
26
Sudjana, op. cit., hlm. 239.
51
ini, data yang digunakan pada perhitungan ini adalah data posttest.
Hipotesis Ho dan Hi adalah:
Ho : µ1
µ2
Hi : µ 1
µ2
Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 27
t=
dengan
(n1 −1)S1 + (n2 −1)S 2
S=
n1 + n2 − 2
2
2
Keterangan:
= Rata-rata data kelas eksperimen
= Rata-rata data kelas kontrol
d.
n1
= Banyaknya peserta didik kelas eksperimen
n2
= Banyaknya peserta didik kelas kontrol
S
= Simpangan baku gabungan
S1
= Simpangan baku (varians) kelas eksperimen
S2
= Simpangan baku (varians) kelas kontrol
Uji Analisis Aspek Afektif Siswa
Penilaian afektif peserta didik menggunakan analisis rata-rata
dan analisis nilai. Analisis nilai dapat dirumuskan sebagai berikut :
NP =
× 100
Keterangan :
27
NP
= nilai persen yang dicari atau diharapkan
R
= skor mentah yang diperoleh peserta didik
SM
= skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan
Nana Sudjana, loc. Cit.
52
100
e.
= bilangan tetap28
Uji Analisis Aspek Psikomotorik Siswa
Penilaian psikomotorik peserta didik menggunakan analisis nilai
yang sama pada penilaian aspek afektif.
Hasil dari perhitungan aspek kognitif, dan afektif serta
psikomotorik dapat dijelaskan pada Tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.2 Pedoman Penilaian
Tingkat
Nilai Huruf Bobot
Predikat
86 – 100 %
A
4
Sangat Baik
76 – 85 %
B
3
Baik
60 – 75 %
C
2
Cukup
55 – 59 %
D
1
Kurang
54 %
KS
0
Kurang
Penguasaan
Sekali
Dari segi proses, pembentukan kompetensi dapat dikatakan
berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik,
mental, maupun sosial dalam proses pembentukan kompetensi
dapat, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi,
semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.
Dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dapat dikatakan
berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif. Maka
dapat dikatakan setidak-tidaknya sebagian besar (75%) sesuai
dengan kompetensi dasar.29
28
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 102
29
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Pedoman Praktis, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 8, hlm. 257
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1.
Kondisi Sebelum Penelitian
MAN 1 Semarang merupakan salah satu Madrasah Aliyah yang
terdapat di kota Semarang. Dari hasil observasi awal, kondisi peserta
didik MAN 1 Semarang dalam proses pembelajaran cenderung pasif.
Peserta didik tidak dituntut untuk belajar secara aktif dan mandiri.
Peserta didik terbiasa mendengarkan penjelasan dari pendidik, menulis
hasil pembelajaran dan bertanya. Namun, peserta didik yang dapat
bertanya kepada gurunya pun hanya beberapa siswa saja. Dan terkadang
hanya peserta didik yang sama yang dapat mengajukan pertanyaan. Dari
kondisi pembelajaran yang demikian, tentu saja dapat berdampak pada
hasil belajar yang diperoleh. Terlihat hanya beberapa peserta didik yang
dapat memenuhi standar nilai yang ditentukan.
Mencermati dari permasalahan di atas, peserta didik membutuhkan
suatu pembelajaran yang aktif, pembelajaran yang dapat menyatukan
ketiga aspek
dalam pembelajaran
yaitu
aspek
kognitif,
aspek
psikomotorik, dan aspek afektif terutama pada materi larutan elektrolit
dan nonelektrolit. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba memberi
alternatif pembelajaran yang menggunakan media video. Media yang
digunakan disesuaikan dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Sehingga dalam pembelajaran ini, diharapkan akan membangkitkan
motivasi peserta didik karena media video akan memberikan gambaran
tentang materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, yang kemudian
pembelajaran tersebut disertai dengan praktikum. Praktikum inilah akan
memperjelas lagi konsep yang telah diterima oleh setiap peserta didik.
Peserta didik dapat mengalami secara langsung, mengikuti proses,
mengamati prosesnya dan dapat menganalisi hasil yang telah diperoleh.
53
54
2.
Tahap Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan video kimia
sebagai media pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar kimia kelas X MAN 1
Semarang . Pelaksanaan pembelajaran di MAN 1 Semarang, meliputi
tahap berikut :
a.
Tahap Persiapan
Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dimana dalam
penelitian ini terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 4 Januari 2011, oleh karena itu sebelum penelitian
berlangsung peneliti menyusun instrument tes yang akan digunakan
seperti menyusun 50 butir soal yang digunakan untuk mengetahui
aspek kognitif peserta didik yang diteliti. Instrumen test untuk aspek
kognitif tersebut diujikan pada peserta didik kelas XI IPA 4.
Soal yang telah diujikan, kemudian dianalisis untuk mengetahui
validitas soal, daya pembeda, tingkat kesukaran dan realibilitas dari
soal tersebut.
1) Analisis Validitas
Kriteria validnya suatu soal ditentukan dari banyaknya
validitas masing-masing soal. Apabila jumlah r xy > rtabel maka
dikatakan “valid”, tetapi apabila rxy < rtabel maka tergolong “tidak
valid” dengan taraf signifikansi 5%. Hasil perhitungan validitas
butir soal, dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah
Valid
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 14,
15, 16, 17, 18, 20, 21, 22,
24, 26, 27, 28, 31, 32, 33,
35, 37, 38, 40, 41, 44, 45,
48.
32
Prosentase
64 %
55
Tidak
6, 9, 11, 13, 19, 23, 25, 29,
Valid
30, 34, 36, 39, 42, 43, 46,
18
36 %
47, 49, 50.
Perhitungan validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat di
Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan validitas soal nomor 1
dapat dilihat pada Lampiran 4.1
2) Daya Pembeda
Untuk menentukan kriteria pada daya pembeda, digunakan
klasifikasi sebagai berikut :
D = negatif
= sangat jelek
D = 0,00 – 0,20
= jelek
D = 0,20 – 0,40
= cukup
D = 0,40 – 0,70
= baik
D = 0,70 – 1,00
= baik sekali1
Hasil perhitungan daya pembeda butir soal, dapat dilihat pada
Tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah
Prosentase
Jelek Sekali
19. 25, 34, 36, 50
5
10%
Jelek
6, 13, 14, 23, 30, 39, 42,
10
20%
21
42%
14
28%
0
0%
43, 46, 47.
Cukup
7, 8, 9, 10, 11, 15, 16, 17,
18, 20, 21, 22, 24, 26, 28,
29, 32, 40, 44, 45, 49.
Baik
1, 2, 3, 4, 5, 12, 27, 31,
33, 35, 37, 38, 41, 48.
Baik Sekali
1
-
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.. 211 - 218
56
Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat
dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.4.
3) Tingkat Kesukaran
Untuk mengetahui sukar mudahnya suatu soal, dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
P = 1,00 – 0,30 = sukar
P = 0,30 – 070 = sedang
P = 0,70 – 1,00 = mudah2
Hasil perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal, dapat
dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah
Prosentase
Sukar
1, 11, 14, 19, 21, 23.
6
12 %
Sedang
2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12,
21
42%
23
46%
15, 16, 18, 20, 22, 32, 33,
35, 37, 40, 41, 48.
Mudah
3, 13, 17, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30, 31, 34, 36, 38,
39, 42, 43, 44, 45, 46, 47,
49, 50.
Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat
dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.2.
4) Reliabilitas
Untuk menentukan reabilitas suatu soal maka, apabila r11 >
rtabel dikatakan reabilitas atau soal tersebut dapat digunakan
(dipakai). Namun jika sebaliknya, maka soal tersebut tidak dapat
digunakan (dibuang).
2
Ibid, hlm. 207 - 210
57
Hasil perhitungan realibilitas butir soal, dapat dilihat pada
Tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Reliabilitas Butir Soal
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah
Prosentase
Dipakai
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 15,
31
62 %
19
38%
16, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 26,
27, 28, 31, 32, 33, 35, 37, 38,
40, 41, 44, 45, 48.
Dibuang
6, 9, 11, 13, 14, 19, 23, 25, 29,
30, 34, 36, 39, 42, 43, 46, 47,
49, 50.
Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat
dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.3.
Kemudian langkah berikutnya adalah penyusunan silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan menjadi acuan dalam
pembelajaran didalam kelas. Silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut
dapat dilihat pada Lampiran.
b.
Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di dua kelas yaitu kelas X-6
untuk kelas eksperimen dan X-7 untuk kelas kontrol. Tahapan
pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat dalah Tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan
Materi
Kelas
Kelas kontrol
Eksperimen
Pertama
Larutan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
elektrolit dan pembelajaran
pembelajaran
nonelektrolt
mengunakan
menggunakan
media video dan metode ceramah.
dengan diskusi.
58
Kedua
Praktikum
Pembelajaran
Pembelajaran
larutan
mengunakan
mengunakan
elektrolit dan metode
nonelektrolit
metode
eksperimen dan eksperimen,
evaluasi
dan
evaluasi
Dari tabel tahapan pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol
dan kelas eksperimen diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Proses Pembelajaran Pada Kelas eksperimen
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dimulai
pada tanggal 5 Januari pada pertemuan pertama. Langkahlangkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a)
Peserta didik membentuk kelompok, dengan terdiri dari 5
anggota yang sifatnya heterogen;
b) Peserta didik menyimak dengan seksama materi yang
dijelaskan melalui media video dengan metode diskusi;
c)
Peserta didik menulis materi yang dinggap penting dari
hasil penyimakan tersebut;
d) Masing-masing anggota kelompok saling bertukar informasi
dari hasil catatannya masing-masing;
e)
Masing-masing
anggota
kelompok
menambah
pengetahuannya dengan saling bertanya kepada anggota
yang lain;
f)
Peserta didik menarik kesimpulan dan mencatat dari hasil
diskusi;
g) Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya
masing-masing kepada semua kelompok.
Pada
pertemuan
pembelajaran
kedua
menggunakan
dikelas
metode
eksperimen,
kegiatan
eksperimen
dengan
berkelompok
dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Masing-masing
peserta
didik
kelompoknya masing-masing;
59
b) Peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan
untuk praktikum;
c) Peserta didik menyiapkan panduan petunjuk praktikum;
d) Masing-masing kelompok memulai praktikum dengan
menguji satu persatu bahan yang akan diuji;
e) Masing-masing mencatat hasil dari praktikum;
f) Masing-masing kelompok membersihkan bahan dan alat
yang telah digunakan;
g) Masing-masing kelompok membuat laporan dari hasil
praktikum.
h) Evaluasi.
2) Proses Pembelajaran Pada Kelas kontrol
Pertemuan pertama pada kelas kontrol dilaksanakan pada 11
Januari 2011, dimana kelas ini akan dijadikan pembanding
dengan kelas eksperimen. Kegiatan pembelajaran pada kelas
kontrol
menggunakan
eksperimen.
metode
ceramah
dengan
metode
Dengan langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
a)
Peserta didik mendengarkan penjelasan dari pendidik
mengenai materi larutan elektrolit dan nonelektrolit;
b) Peserta didik diajak untuk aktif dengan melontarkan
pertanyaan kepada pendidik mengenai materi tersebut;
c)
Peserta didik mencatat pokok bahasan yang dianggap
penting;
d) Peserta didik menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran.
Pada pertemuan kedua peserta didik melakukan pembelajaran
dengan metode eksperimen, langkah-langkahnya sebagai berikut
a) Masing-masing
peserta
didik
berkelompok
dengan
kelompoknya masing-masing;
b) Peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan
untuk praktikum;
60
c) Peserta didik menyiapkan panduan petunjuk praktikum; dan
memulai praktikum dengan menguji satu persatu bahan yang
akan diuji; dan mencatat hasil dari praktikum;
d) Masing-masing kelompok membersihkan bahan dan alat
yang telah digunakan;
e) Masing-masing kelompok membuat laporan dari hasil
praktikum.
f) Evaluasi.
c.
Tahap Evaluasi
Tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk mengetahui sejuah
mana tingkat penguasaan peserta didik dalam menguasai materi
setelah proses pembelajaran berlangsung.
1) Data Nilai Pretest Kelas eksperimen
Dari hasil penelitian pada kelas eksperimen sebelum
dimanfaatkannya media video dengan metode diskusi sebagai
media pembelajaran nilai maksimal yang diperoleh = 50,
sedangkan nilai terendah diperoleh = 10. Rentang nilai (R) = 40,
sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang
kelas (P) adalah 6,67 atau 7 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Kelas
fi
10
–
16
4
17
–
23
8
24
–
30
9
31
–
37
6
38
–
44
8
45
–
51
5
Jumlah
40
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar
perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogram
sebagai berikut:
61
10
9
8
7
6
5
frekuensi
4
3
2
1
0
4
8
9
6
8
5
Gambar 4.1 Histrogram Nilai Pretest Kelas eksperimen
2) Data Nilai Pretest Kelas kontrol
Sebelum aktifitas pembelajaran dilakukan, tes dilakukan
untuk mengetahui kondisi awal kedua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian pada kelas
kontrol, nilai maksimal mencapai = 44, sedangkan nilai terendah
diperoleh = 15. Rentang nilai (R) = 29, sedangkan banyaknya
kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 4,83 atau
5 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7
berikut :
Tabel 4.7 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas kontrol
Kelas
15
20
25
30
35
40
–
–
–
–
–
–
Jumlah
fi
19
24
29
34
39
44
8
12
1
11
5
2
39
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.3
di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut
dapat dibuat histogram sebagai berikut.
62
14
12
10
8
frekuensi
6
4
2
0
8
12
1
11
5
2
Gambar 4.2 Histrogram Nilai Pretest Kelas kontrol
3) Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Data ini diperoleh pada kelas eksperimen setelah proses
pembelajaran berlangsung, dimana dalam proses pembelajaran
memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran. Dari
data inilah akan membuktikan efektif atau tidaknya media video
yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Media video
akan dianggap efektif apabila hasil pembelajaran antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol lebih jauh perbandingannya.
Hasil penelitian pada kelas eksperimen nilai maksimal yang
diperoleh = 90, sedangkan nilai terendah diperoleh = 50.
Rentang nilai (R) = 40, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil
6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 6,66 atau 7 kelas. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas eksperimen
Kelas
fi
50
–
56
3
57
–
63
5
64
–
70
11
71
–
77
10
63
78
–
84
6
85
–
91
5
Jumlah
40
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.4
di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut
dapat dibuat histogram sebagai berikut.
12
10
8
6
frekuensi
4
2
0
3
5
11
10
6
5
Gambar 4.3 Histrogram Nilai Posttest Kelas eksperimen
4) Data Nilai Posttest Kelas Kontrol
Hasil pembelajaran di kelas kontrol diperoleh, yang mana
dalam proses pembelajaran dikelas kontrol tidak memanfaatkan
media video namun menggunakan metode ceramah sebagai
metode dalam pembelajaran. Data yang diperoleh inilah yang
akan menjadi perbaandingan dengan kelas eksperimen.
Dari hasil penelitian setelah proses pembelajaran dilakukan
pada kelas kontrol ini diperoleh bahwa nilai maksimal yang
diperoleh = 83, sedangkan nilai terendah diperoleh = 47.
Rentang nilai (R) = 36, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil
6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 6 kelas. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut :
64
Tabel 4.9 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas kontrol
Kelas
46
53
60
67
74
81
fi
–
–
52
59
3
8
–
–
66
73
10
13
–
–
80
86
3
2
Jumlah
39
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.5
frekuensi di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi
tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut.
14
12
10
8
frekuensi
6
4
2
0
3
8
10
13
3
2
Gambar 4.4 Histrogram Nilai Posttest Kelas kontrol
Hasil perhitungan data pretest dan posttest yang diperoleh
kelas eksperimen dan kelas kontrol, akan lebih jelasnya dapat
dilihat pada Lampiran 15.
5) Data Angket Aspek Afektif Peserta Didik
Hasil belajar mencakup tiga aspek yang berperan didalamnya
yang diantaranya yaitu aspek afektif. Untuk data hasil penelitian
aspek afektif di kelas eksperimen mencapai 3083. Dengan
jumlah peserta didik 40 dan jumlah seluruh soal 20 soal,
65
sehingga terdapat 800 jumlah seluruhnya sedangkan tiap soal
terdapat 5 kategori.
Hasil penelitian pada aspek afektif di kelas kontrol mencapai
nilai rata-rata 2962. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Lampiran 22.
6) Data Observasi Aspek Psikomotorik Peserta Didik
Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas
peserta didik. Untuk hasil observasi siswa diperoleh kelas
eksperimen 65,475 pada observer 1, dan 66,85 pada observer 2.
Sedangkan pada kelas kontrol 62,575 pada observer 1 dan
62,025 pada observer 2, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Lampiran 25
7) Data Tanggapan Terhadap Media Video
Penelitian ini mengkaji media video yang dimanfaatkan
untuk media pembelajaran. Dan untuk mengetahui efektif atau
tidaknya media video dalam pembelajaran, maka dilakukan
suatu eksperimen. Dari hasil dikelas eksperimen inilah, yang
akan mengungkap keefektifan dari media tersebut. dari hasil
penelitian, didapat rata-rata nilai 2708. Dengan jumlah 40
peserta didik sedang jumlah 20 soal terdapat 5 kategori.
Untuk lebih jelasnya, perhitungan dari tanggapan terhadap
media video dapat dilihat pada Lampiran 18.
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Analisis data berperan penting dalam suatu penelitian. Dalam penelitian
ini, analisis data dapat meliputi :
a.
Analisis Data Tahap Awal (Data Pretest)
Analisis awal dilakukan setelah proses belajar mengajar
berlangsung. Data yang teah diperoleh pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol kemudian dianalisis untuk mengetahui normalitas,
homogenitas, dan kesamaan diantara dua rata-rata kelas.
66
1) Uji Normalitas (Data Pretest)
Uji normalitas data pretest dilakukan untuk mengetahui
normalnya sebaran peserta didik sebelum mendapat perlakuan.
Rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat. Dengan kriteria
pengujian adalah tolak Ho χ2hitung
χ2
tabel
untuk taraf nyata
=0,05 dan dk = 6 - 1 dan terima Ho χ2hitung < χ2 tabel. Hasil uji
normalitas data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
dilihat Tabel 4.10
Tabel 4.10 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest Kelas eksperimen
Dan Kelas kontrol
No
Kelas
Kemampuan
χ2 hitung
χ2 tabel
Ket
1.
Eksperimen
Pretest
2,6211
11,1
Normal
2.
Kontrol
Pretest
5,7053
11,1
Normal
Dari data di atas, hasil dari uji Chi Kuadrat kondisi kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 15.
2) Uji Homogenitas (Data Pretest)
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas
bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan
dengan Uji Varians. Suatu populasi dikatakan homogen jika F
hitung
< F tabel. Data perhitungan varians, dapat dilihat pada Tabel
4.11 berikut.
Tabel 4.11 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Pretest)
Sumber Variasi
Kelompok Ekesperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah
1227
1095
n
40
39
30,675
28,077
Varians (s )
109,404
67,704
Standart deviasi (s)
10,460
8,228
X
2
Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varian,
berikut :
Fhitung =
var iansterbesar
var iansterkecil
67
= 109,404/67,704
= 1,616
Untuk
= 5% dengan dengan dkpembilang = nb- 1 = 40 - 1 = 39
dan dkpenyebut = nk – 1 = 39 - 1 = 38 ddiperoleh F tabeL 1,71. Karena
F
hitung
<F
tabel
maka dapat disimpulkan kelompok eksperimen
dan kelompok eksperimen 2 adalah homogen atau mempunyai
varians yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat
secara terperinci pada Lampiran 15.
3) Uji Kesamaan Rata-rata (Data Pretest)
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menuji hipotesis
sehingga dapat diketahui adanya perbedaan diantara dua ratarata kelas yaitu dikelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata
kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel < thitung <
ttabel. Ringkasan analisis uji t-test dapat dilihat pada Tabel 4.12
berikut.
Tabel 4.12. Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Pretest)
Sumber variasi
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah
n
1227
40
1095
39
30,675
28,077
109,404
10,460
67,704
8,228
2
Varians (s )
Standart deviasi (s)
Dari perhitungan diperoleh
1,99, dengan taraf signifikansi
t hitung= 1,225 dan
= 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 +
39 - 2 = 77 dengan peluang = 1 dapat disimpulkan bahwa
t tabel =
= 1 - 0,05 = 0,95. Maka,
t hitung berada
pada
daerah
penerimaan Ho artinya tidak adanya perbedaan diantara dua
kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, artinya kedua
data sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 15.
b.
Analisis Data Tahap Akhir (Data Posttest)
1) Uji Normalitas (Data Posttest)
68
Uji normalitas data posttest dilakukan untuk mengetahui
normalnya sebaran peserta didik setelah mendapat perlakuan.
Rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat. Dengan kriteria
pengujian adalah tolak Ho χ2hitung
χ2
tabel
untuk taraf nyata
=0,05 dan dk = 6 - 1 dan terima Ho χ2hitung < χ2 tabel. Hasil uji
normalitas data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen
dapat dilihat Tabel 4.13
Tabel 4.13 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest Kelas eksperimen
Dan Kelas kontrol
No
Kelas
Kemampuan
χ2 hitung
χ2 tabel
Ket
1.
Eksperimen
Posttest
3,1744
11,1
Normal
2.
Kontrol
Posttest
4,1918
11,1
Normal
Dari data pada tabel di atas, maka kedua data terdistribusi
normal. Untuk lebih perhitungannya dapat dilihat pada
Lampiran 15
2) Uji Homogenitas (Data Posttest)
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas
bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan
dengan Uji Varians. Suatu populasi dikatakan homogen jika F
hitung
< F tabel. Data perhitungan varians, dapat dilihat pada Tabel
4.14 berikut.
Tabel 4.14 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Posttest)
Sumber variasi
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah
n
2871
40
2541
39
71,775
65,154
103,871
10,192
78,818
8,878
2
Varians (s )
Standart deviasi (s)
Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varian,
berikut :
Fhitung =
var iansterbesar
var iansterkecil
69
= 103,871/78,818
= 1,318
Untuk
= 5% dengan dengan dk pembilang = nb- 1 = 40 - 1 = 39
dan dkpenyebut = nk – 1 = 39 - 1 = 38 ddiperoleh F tabeL 1,71. Karena
F
hitung
<F
tabel
maka dapat disimpulkan kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol adalah homogen atau mempunyai varians
yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara
terperinci pada Lampiran 15.
3) Uji Perbedaan Rata-rata (Data Posttest)
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menguji
hipotesis sehingga dapat diketahui adanya perbedaan diantara
dua rata-rata kelas yaitu dikelas eksperimen dan kelas kontrol.
Rata-rata kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel
< thitung < ttabel. Ringkasan analisis uji t-test dapat dilihat pada
Tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15 Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Posttest)
Sumber variasi
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah
n
2871
40
2541
39
71,775
65,154
103,871
10,192
78,818
8,878
2
Varians (s )
Standart deviasi (s)
Dari perhitungan diperoleh thitung =3,076 dan ttabel =1,99,
dengan taraf signifikansi
= 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 39 - 2
= 77 dengan peluang = 1 -
= 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat
disimpulkan bahwa thitung berada pada daerah penerimaan Ha
atau didaerah penolakan Ho artinya adanya perbedaan diantara
dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, artinya
kedua data tidak sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 15.
70
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Januari s/d 20 Januari. Dimana
dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling dalam
pemilihan sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu
kelas X.6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.7 sebagai kelas kontrol. Hasil
penelitian yang diperoleh, sebagai berikut :
1.
Nilai Kemampuan Awal (Nilai Pretest)
Sebelum penelitian dilakukan kedua kelas, kelas eksperimen dan kelas
kontrol terlebih dahulu dilakukan perlakuan yaitu pretest. Dari data yang
telah diperoleh bahwa kedua kelas terdistribusi secara normal dan
homogen. Hal ini membuktikan bahwa dalam pemilihan kelas tidak
terpaut pada kelas tertentu. Kemudian dilakukan pengujian t, untuk
mengetahui perbedaan diantara keduanya. Perhitungan diperoleh thitung
=1,225 dan ttabel =1,99, dengan taraf signifikansi
2 = 40 + 39 - 2 = 77 dengan peluang = 1 -
= 5%, dk = n1 + n2 –
= 1 - 0,05 = 0,95. Maka,
dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel. Maka thitung berada pada daerah
penerimaan Ho artinya tidak adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2.
Nilai Kemampuan Akhir (Nilai Posttest)
Hasil penelitian ini diperoleh setelah penelitian dilakukan. Pada kelas
eksperimen menggunakan media video dalam proses belajar mengajar,
sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah dalam
pembelajarannya. Setelah data posttest diperoleh kemudian dilakukan
pengujian normalitas dan homogenitas kembali. Setelah kedua data
normal, dapat dilakukan perlakuan berikutnya yaitu mengujian dengan
uji t. Dimana dengan uji t, dapat diketahui perbedaan diantara kedua
kelas tersebut. Dari perhitungan diperoleh thitung = 3,076 dan ttabel =
1,99, dengan taraf signifikansi
77 dengan peluang = 1 -
= 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 39 - 2 =
= 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat disimpulkan
bahwa thitung berada pada daerah penerimaan Ha atau didaerah penolakan
Ho artinya adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu kelas eksperimen
71
dan kelas kontrol. Selain itu dapat dilihat melalui rata-rata. Berikut
rekapitulasi rata-rata dari kedua kelas tersebut, yang mana dapat dilihat
pada Tabel 4. 16 berikut.
Tabel 4. 16 Rata-Rata Kelas eksperimen Dan Kelas kontrol
Kelas
Pretest
Posttest
Eksperimen
30,7
71,8
Kontrol
28,1
65,2
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada histogram berikut :
71,8
80
65,2
70
60
50
40
30,7
pretest
28,1
30
posttest
20
10
0
eksperimen
kontrol
Gambar 4.5 Histrogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas kontrol
Pada histogram di atas, pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut juga terlihat pada hasil
posttest yang telah diperoleh. Pada kelas eksperimen yang dalam
kegiatan pembelajarannya memanfaatkan media video memiliki nilai
rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang tidak
memanfaatkan media video dalam kegiatan pembelajarannya.
Hasil belajar yang dicapai siswa selain dipengaruhi dari faktor internal
siswa, juga berasal dari faktor eksternal siswa dalam hal ini adalah
penggunaan media pembelajaran. Fakta ini selaras dengan berbagai studi
yang dilaksanakan diberbagai Negara, dampak/pengaruh positif media
video dengan metode diskusi yang signifikan di kalangan peserta didik
72
adalah bahwa audiovisual dapat (a) meningkatkan pengetahuan; (b)
menumbuhkan keinginan atau motivasi untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan lebih lanjut; (c) meningkatkan perbendaharaan kosakata,
istilah, dan kemampuan berbahasa secara verbal dan nonverbal; (d)
meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas peserta didik; (e)
meningkatkan kekritisan daya pikir peserta didik karena dihadapkan pada
dua relitas gambar dunia; dan (f) memicu minat baca dan motivasi belajar
peserta didik.3 Pun pada kelas eksperimen setelah pembelajaran dengan
media video dilakukan, materi diulas kembali dengan metode diskusi.
Dimana metode diskusi sendiri, sangat efektif apabila digunakan dalam
proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan siswa dapat aktif bertukar
informasi dengan siswa yang lain. Sehingga pendalaman terhadap materi
akan lebih dikuasai dan optimal.
Di bandingkan dengan metode ceramah yang diterapkan dalam
penelitian ini, dimana hasil menunjukkan bahwa hasil belajar yang
diperoleh tidak lebih besar dengan hasil yang diperoleh pada kelas
eksperimen. Hal ini lebih dikarenakan karena motivasi siswa yang
menurun
sejak
awal
pembelajaran
sehingga
berpengaruh
pada
pembelajaran berikutnya . Dari Tabel 4.15 di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pemanfaatan media video di kelas eksperimen
mempengaruhi hasil belajar.
3.
Analisis Data Angket Aspek Afektif
Sedangkan pada hasil belajar pada aspek afektif rata-rata yang dicapai
adalah sebagai berikut :
Kelas
Prosentase
Eksperimen
77,1
Kontrol
74,1
Prosentase pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas
kontrol. Hal ini menunjukkan adanya hasil belajar yang berbeda diantara
3
Bambang, Warsita, Teknologi Pembelajaran : Landasan Dan Aplikasinya, op cit, hlm 32-33
73
keduanya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada histogram berikut:
77,5
77
76,5
76
75,5
75
74,5
74
73,5
73
72,5
eksperimen
kontrol
prosentase
Gambar 4.6 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Aspek Afektif
Pada kelas eksperimen memiliki hasil yang lebih tinggi, karena dalam
proses belajar mengajar yang membutuhkan suatu aktivitas siswa yang
tinggi. Hal ini dapat terlihat dari penerapan media pada proses
pembelajaran dimana, ketika media diputarkan sisiwa berusaha mencatat
kembali apa yang dijelaskan pada media tersebut. kemudian dari hasil
menyimak tersebut siswa berdiskusi dengan teman yang lain. Sedangkan
pada kelas kontrol siswa mendapatkan materi dari apa yang diterangkan
oleh pendidik, sehingga bahkan terjadi komunikasi yang sifatnya satu
arah. Hal ini dikarenakan siswa mendapatkan materi dengan tidak diberi
ruang gerak untuk mengulang kembali materi yang telah diterimanya.
4.
Analisis Data Observasi Aspek Psikomotorik
Hasil pada aspek psikomotorik dapat dilihat pada Gambar 4.7
dibawah.
74
66,85
67
66
65,475
65
64
62,575
63
62,025
62
eksperimen
kontrol
61
60
59
1
2
Gambar 4.6 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Aspek Psikomotorik
D. Keterbatasan Penelitian
Meskipun dalam penelitian ini sudah dilaksanakan seoptimal mungkin,
namun peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini. Hal tersebut
dikarenakan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi, yaitu antara lain :
1. Keterbatasan Waktu
Dalam penelitian ini, waktu penelitian yang tersedia sangat terbatas.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berusaha memaksimalkan
waktu yang tersedia. Sehingga data-data yang diperlukan dapat terpenuhi.
2. Keterbatasan Materi dan Tempat
Materi penelitian ini terbatas pada materi elektrolit dan nonelektrolit
dengan tempat penelitian di MAN 1 Semarang. Hal ini tentunya menjadi
keterbatasan, sebab hasil penelitian yang diperoleh akan berbeda jika
materi penelitian dan tempat penelitian pun berbeda.
3. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak lepas dari pengetahuaan, oleh karena itu peneliti
menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah.
Namun, peneliti sudah berusaha semaksimal untuk menjalankan
penelitian ini sesuai dengan kemampuan dan bimbingan dari dosen
pembimbing.
75
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di siswa kelas X MAN 1 Semarang
semester genap tahun ajaran 2010/2011 pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit
diperoleh kesimpulan, sebagai berikut :
1. Media video yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran efektif dalam
meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas X pada materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan metode ceramah. Hal
ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari kedua kelas. Rata-rata yang
diperoleh siswa pada kelas eksperimen ( ) mencapai 71,8 sedangkan rata-rata yang
diperoleh siswa pada kelas kontrol ( ) mencapai 65,2.
2. Dari hasil perhitungan ttest, dihasilkan bahwa thitung = 3,076 dan ttabel = 1,99 dengan
taraf nyata sebesar 5% jika thitung > ttabel maka Ha diterima artinya ada perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang memanfaatkan
media video kimia dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode
ceramah dalam proses pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
3. Hasil belajar lain yang diperoleh siswa pun terlihat pada aspek afektif, dan aspek
psikomotorik. Pembelajaran yang memanfaatkan media video pada materi larutan
elektrolit dan nonelektrolit dapat berpengaruh positif daripada pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah.
B. Saran-saran
1. Kepada guru mata pelajaran kimia bahwa tidak semua materi pelajaran kimia
diajarkan dengan pembelajaran yang sama. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu
memilih media yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.
2. Hendaknya media video dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain. Sehingga
media video dapat membangkitkan motivasi bagi siswa tersebut.
76
3. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan untuk
penelitian selanjutnya.
C. Penutup
Penulis menyadari bahwa penelitian75 ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan hasil yang telah didapat.
Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berdo’a, semoga bermanfaat adanya dan
mendapat ridho-Nya, amin ya robbal ‘alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta :
Rineka Cipta, 1999.
Achmad, Hiskia, Kimia Dasar 1, Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993.
Ali Muhidin, Sanbas dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan
Jalur Dalam Penelitian, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007.
Arikunto, Suharsimi, Evaluasi Program Pendidikan (Pedoman Teoritis Praktis
Bagi Mahasiswa Dan Praktis Pendidikan), Jakarta : Bumi Aksara, 2008
, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,
2006), Cet. 13.
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003, Cet.
5.
Asep,
Jamal Nur Arifin, “Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit”,
http://www.pdfchaser.com/LARUTAN-ELEKTROLIT-DAN-NONELEKTROLIT.html.
Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Press,
2002.
Bahri Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008.
Budi,
Utomo,
“Pengelompokan
Larutan
Berdasarkan
Jenisnya”,
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606
377/pengelompokan_larutan_berdasarkan_jenisnya.html.
,
“Perbedaan Larutan Berdasarkan
Daya Hanter Listrik”,
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606
377/perbedaan_larutan_berdasarkan_daya_hanter_listrik.html.
Collin Gem, Kamus Saku Kimia, Jakarta : Erlangga, 1994.
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2008, Cet. 5.
, Media Pembelajaran, Yogyakarta : Gava Media, 2010.
, Media Visual, Bandung : Tarsito, 1993.
Dimyati dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Dwi Suyanti , Retno, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta : Graha Ilmu,
2010.
Furchan, Arief, Pengantar Penelitian Dalam Peendidikan, Yogyakarta : Puataka
Pelajar, 2007, Cet. 3.
HAM, Mulyono, Kamus Kimia, Jakarta : Bumi Aksara, 2009, Cet. 4.
Haryanti, Mimin, Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan,
Jakarta : Gaung Persada Press, 2007.
Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), Ciputat : Gaung
Persada, 2009.
Keenan dkk, Ilmu Kimia Untuk Universitas, Jakarta : Erlangga, 1980
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Pedoman Praktis,
Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 8.
Nashir, Ibrahim, Muqoddimah Fi Tarbiyah, Aman: Ardan, tt.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta : Putaka Pelajar, 2009.
Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2002.
Ralph, H. Petrucci dan Suminar, Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern,
Jakarta : Erlangga, 1987.
Sastrohamidjojo,Hardjono, Kimia Dasar, (Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press, 2008), Cet. 3.
Seager, Spencer, L. dan Michael R. Slabaugh, Chemistry For Today (General,
Organic, And Biochemistry), Belmont, CA : Brooks/Cole, 2004.
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1998), Cet 4.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar Baru
Algesindo, 1995, Cet. 3.
Sudjiono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rajagrafindo Persada,
2008.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D Bandung : Alphabet, 2008.
, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007, Cet. 12.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi Dan Praktiknya), Jakarta
: Bumi Aksara, 2009, Cet. 7
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 2009,
Cet. 2.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru, Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 5.
Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2010, Cet 6.
Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, Jakarta :
Rineka Cipta, 2008.
Winarsunu, Tulus, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, Malang
: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004, Cet. 2.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Daftar Nama Peserta Didik Pada Kelas Eksperimen
Lampiran 1.2 Daftar Nama Peserta Didik Pada Kelas Kontrol
Lampiran 2.
Kisi-Kisi Soal Uji Coba
Lampiran 3.
Soal Uji Coba Instrumen Pembelajaran
Lampiran 4.1 Hasil Análisis Uji Coba Soal
Lampiran 4.2 Analisis Validitas Soal
Lampiran 4.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Lampiran 4.4 Analisis Reliabilitas Soal
Lampiran 4.5 Analisis Daya Beda Soal
Lampiran 5.
Silabus Kelas Eksperiman
Lampiran 6.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
Lampiran 7.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
Lampiran 8. Silabus Kelas Kontrol
Lampiran 9.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
Lampiran 11. Kisi-Kisi Soal Pre-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 12. Soal Pre-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 14. Soal Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 15.1 Analisis Uji Normalitas Data Pre-Test Kelompok Eksperimen
Lampiran 15.2 Analisis Uji Normalitas Data Post-Test Kelompok Eksperimen
Lampiran 15.3 Analisis Uji Normalitas Data Pre-Test Kelas Kontrol
Lampiran 15.4 Analisis Uji Normalitas Data Post-Test Kelas Kontrol
Lampiran 15.5 Analisis Data Pre-Test Dan Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 15.6 Tabel Uji Homogenitas Pre-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 15.7 Tabel Uji Homogenitas Post-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 15.8Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pre-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Lampiran 15.9Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Post-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Lampiran 16 Kisi-Kisi Tanggapan Terhadap Media Video Kimia
Lampiran 17 Tanggapan Terhadap Media Video Kimia
Lampiran 17.1Jawaban Tanggapan Terhadap Media Video Kimia
Lampiran 18 Rekapitulasi Perhitungan Angket Tanggapan Keseluruhan Siswa Terhadap Media
Video Kimia
Lampiran 19 Prosedur Praktikum Daya Hantar Listrik Dalam Larutan
Lampiran 20 Kisi-Kisi Angket Belajar Kimia
Lampiran 21 Angket Belajar Kimia
Lampiran 22 Rekapitulasi Angket Belajar Siswa
Lampiran 23 Dokumentasi Proses Pembelajaran Kimia Di Kelas Eksperimen
Lampiran 24 Dokumentasi Proses Pembelajaran Kimia Di Kelas Kontrol
Lampiran 25 Rekapitulasi Aspek Psikomotorik Siswa
Lampiran 26 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 27 Surat Keterangan SPSS
Lampiran 26 Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran 27 Surat Ijin Penelitian dari IAIN Walisongo Semarang
Lampiran 28 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari MAN 1 Semarang
Lampiran 29 Surat Keterangan Kegiatan Ko Kurikuler
Lampiran 30. Piagam-piagam
Lampiran 1.1
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK
KELAS X 6 (KELAS EKSPERIMEN)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Nama Siswa
Ainur Rofiq
Anindita Surya P
Anita Chakim
Annisaa Septiana
Arif Saputro
Aziza Palmer
Dahmayanti
Dini Azifah Putri
Durrotun Nafisah
Faisal Anam
Fajar S
Farah Hazna
Faridatun Nisa'
Faza S. A
Fidiana
Fika Zahroh
Khoirul M
Khoirul Munawaroh
M. Caniegia F
M. Nanang Andi H
No.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
Nama Siswa
M. Nur Farih
Mona Soraya
Neilil Muna
Ni'mah Khoirunnisa
Nur Azizah
Nurul Khikmah
Oky Bastian
Pungky Giranawati
Rizky Safira
Rohibun Maulana Huda
Roudhotu Jannah
Rozikhotul Aliyah
Rulla Aannisa Septiana
Sugeng Prasetyo
Sofi Ulfamayanti
Ukfita Khasanah
Umi Laila M
Vino Adilla H
Wintarno
M. Miftahul Rifqi
Lampiran 1.2
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK
KELAS X 7 (KELAS KONTROL)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Nama Siswa
Arifatul Mubarokah
Atya Maulani
Umi Wahyuningsih
Laila Badiah
Rindi Antika
Bella Reka Fitriani
Desta Yusticia H. N.
Karin Destyana
Muhaammad Jamaludin
Maya Pradiptasiwi
Dzul Qurnain
Riski Arya H.
Misbakhul Munir
Wisnu Andi Winata
Muzakki Mahfudz
Umi Kartini
Anita Rosikhatul Ulumi
Devi Fitriani
Puji Al Qoriah
Hidayatus Shalehah
No.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40
Nama Siswa
Umi Riyadhoh
Uun Ma'arif
Fitriana Utami
Aisyah
Adjeng Kartika
Hidayatul Istifaiyah
Nur Alifah
Ummu Hanifah
Yuliana Maula
Zakiyyatul Munawaroh
Baihaqi Rosyad
Irfan David A.
Muhammad Yusuf
Rudi S.
Isna Ms'ud
Alvian Andre
Oza Zainu Maliki
Muhammad Sulaiman
Fajar Bagus Prasetyo
Dany Tri
Lampiran 2
KISI – KISI SOAL
SATUAN PENDIDIKAN
: SMA
MATA PELAJARAN
: KIMIA
KELAS/ SEMESTER
:X/2
MATERI POKOK
: LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
JENJANG SOAL DAN
STANDAR
KOMPETENSI
3. Memahami sifat-
KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi
sifat larutan non-
larutan
elektrolit
dan
dan
elektrolit,
serta
reaksi
oksidasi-
sifat
PENYEBARANNYA
INDIKATOR
3.1.1
non-elektrolit
Mengidentifikasi
larutan
elektrolit
non
sifat-sifat
elektolit
dan
JAWABAN
C1
C2
C3
1, 3, 26,
13, 20, 21,
22, 24, 30,
38
28, 36
31, 32, 33,
B, A, C, D, C, C, D,
35, 42, 43,
A, E, D, A, E
elektrolit melalui percobaan.
berdasarkan data hasil
percobaan
JUMLAH
19
B, A, C, B, B, B, E,
46
3.1.2
redukasi
Mengelompokan
larutan
kedalam larutan non elektrolit
dan
elektrolit
2, 44, 45,
8, 9, 10,
48
11, 12, 19,
berdasarkan
6, 7, 49
14
C, A, D, C, E, D, D,
A, D, B, A, C, B, B,
29
sifat hantaran listriknya.
3.1.3
Menjelaskan
penyebab
kemampuan larutan elektrolit
4, 5, 27,
14, 17, 37
18, 25, 47
11
34, 50
A, E, E, D, A, E, A,
C, D, A, B
menghantarkan arus listrik.
3.1.4
Mendekripsikan
bahwa
larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion dan senyawa
kovalen polar.
39
15, 16, 40,
41
23
6
A, A, C, B, B, D
Lampiran 3
UJI KOMPETENSI
Pilihlah Satu Jawaban Yang Paling Tepat !
1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah….
a. Gabungan dua zat yang saling melarut
b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut
c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven
d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu
e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut
2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi….
a. Larutan ionik dan elektrolit
d. Larutan garam dan elektrolit
b. Larutan ionik dan garam
e. Larutan nonelektrolit dan garam
c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit
3. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah……
a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik
b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik
c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul
d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara
e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu
4. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut……
a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas
b. Terurai menjadi molekul-molekul
c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah
d. Mempunyai derajat ionisasi = 0
e. Terdisosiasi pada larutan tertentu
5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai
berikut : MgCl2
Mg2+(aq) + 2Cl-(aq)
Hal ini karena….
a. Tergolong basa kuat
d. Derajat ionisasi yang mendekati nol
b. Konsentrasi yang besar
e. Zat terlarut mengion sempurna
c. Merupakan senyawa kovalen
1
Data untuk menjawab soal no. 7 dan no. 8
Larutan Gelembung gas
Nyala lampu
A
Ada gas
terang
B
Sedikit gas
redup
C
Sedikit gas
Tidak menyala
D
Tidak ada gas
Tidak menyala
E
Ada gas
terang
6. Berdasarkan data di atas, larutan manakah yang merupakan larutan elektrolit kuat….
a. Larutan A dan C
d. Larutan B dan E
b. Larutan B dan D
e. Hanya larutan A
c. Larutan A dan E
7. Dari data yang sama, manakah yang tergolong kedalam larutan elektrolit lemah….
a. Larutan B
d. Larutan E dan B
b. Larutan B dan C
e. Larutan E dan C
c. Larutan A dan B
8. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
nonelektrolit adalah….
a. HCl, CH3COOH , dan NaCl
d. KCl, NaOH, dan gula
b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr
e. KCl, CH3COOH, dan etanol
c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl
9. Perhatikan larutan berikut !
1). NaOH
3). Ca(OH)2
2). KCl
4). H2SO4
5). KNO3
Urutkan larutan di atas yang termasuk kedalam larutan elektrolit yang bersifat asam, basa
dan garam adalah….
a. 1, 2, dan 4
d. 4, 3, dan 5
b. 2, 3, dan 5
e. 4, 1, dan 3
c. 1, 4, dan 5
10. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya
adalah….
2
a. Urea dan cuka
d. Etanol dan gula
b. Cuka dan ammonia
e. Garam dan gula
c. Asam klorida dan garam dapur
11. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah….
a. HCl dan KCl
d. H2SO4 dan AgCl
b. H2SO4 dan HCl
e. HCl dan C2H5OH
c. CH3COOH dan NaCl
12. Perhatikanlah larutan berikut !
1). Cuka
3). Gula
5). Etanol
2). Garam dapur
4). Asam sulfat
Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang
tidak dapat menghantarkan listrik adalah….
a. 4, 2, 3
d. 2, 1, 3
b. 2, 1, 4
e. 2, 4, 5
c. 1, 3, 5
13. Suatu elektrode yang dicelupkan kedalam suatu larutan memberikan gejala dengan
timbulnya gelembung gas, namun lampu tidak menyala. Dari gejala tersebut larutan
tergolong kedalam….
a. Nonelektrolit
d. Elektrolit kuat
b. Elektrolit lemah
e. Senyawa ionik
c. Senyawa kovalen polar
14. Larutan yang tidak dapat terurai menjadi ion-ion bebas dan tidak dapat menghantarkan
listrik adalah….
a. C12H22O11, CH3COOH, dan H2SO4
d. C12H22O11, KNO3, dan CaSO4
b. CO(NH2)2, C2H5OH, dan NaCl
e. CO(NH2)2, C2H4(OH)2, dan C12H22O11
c. C2H5OH, CH3COOH, dan C6H5OH
15. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan
menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah….
a. HCl, senyawa kovalen polar
d. C2H5OH, senyawa basa
b. CH3COOH, senyawa asam
e. CO(NH2)2, senyawa ion
c. NaOH, senyawa kovalen polar
3
16. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat
dialami oleh larutan…
a. HCl dan C12H22O11
d. NaCl dan CO(NH2)2
b. NaOH dan C2H5OH
e. Hanya HCl
c. NaOH dan KCl
17. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus
listrik adalah….
a. Garam dapur dan asam sulfat
d. Glukosa dan ammonia
b. Gula dan gliserin
e. Cuka dan gula
c. Etanol dan garam dapur
18. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl
dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala
ini disebabkan karena….
a. Karena air bersifat polar
b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik
c. Air merupakan pelarut yang sangat baik
d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik
e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat
19. Pernyataan dibawah ini yang benar berdasarkan daya hantar listriknya adalah….
a. HCl lebih baik dari NaCl
d. CH3COOH lebih baik dari HClO4
b. NH3 lebih buruk dari KCl
e. NH3 lebih baik dari CH3COOH
c. CH3COOH lebih baik dari H2SO4
20. Larutan yang memiliki derajat ionisasi ( = 0) adalah….
a. NaOH dan C12H22O11
d. KCl dan H2SO4
b. C2H5OH dan CO(NH2)2
e. HCl dan NaOH
c. C2H5OH dan Ca(OH)2
21. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah….
a. Larutan CH3COOH 0,01 M
d. Larutan NaCl 0,1 M
b. Larutan CH3COOH 1 M
e. Larutan KCl 1 M
c. Larutan H2SO4 0,1 M
4
22. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling
terang dengan jumlah mol mula-mula adalah….
a. Asam asetat 0,1 mol
d. Asam asetat 10 mol
b. Asam asetat 1 mol
e. Asam klorida 1 mol
c. Asam klorida 0,01 mol
23. Perhatikanlah tabel dibawah ini !
Daya hantar / jenis elektrolit
Padatan
Lelehan
Larutan
Senyawa ionik
Nonkonduktor
...........
Konduktor
Senyawa kovalen
Nonkonduktor
…………
Konduktor
Perbedaan antara senyawa ionik dan kovalen pada lelehan secara urut adalah…..
a. Konduktor semuanya
d. Konduktor dan nonkonduktor
b. Konduktor dan semikonduktor
e. Nonkonduktor dan konduktor
c. Nonkonduktor dan semikonduktor
24. Perhatikanlah gambar dibawah ini !
Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah….
a. Larutan CO(NH2)2
d. Larutan NaCl
b. Larutan CH3COOH
e. Larutan AgCl
c. Larutan C2H5OH
25. Lampu menyala redup dan terdapat gelembung gas saat elektrode dicelupkan kedalam
larutan asam asetat. Hal ini menunjukkan bahwa….
a. Sedikit larutan asam asetat yang terionisasi
b. Asam asetat termasuk nonelektrolit
c. Asam asetat berasosiasi membentuk molekul
d. Derajat ionisasi = 0
e. Asam asetat berasosiasi dengan sempurna
26. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor
yang baik disebut dengan….
5
a. Elektrolit lemah
d. Nonelektrolit
b. Semikonduktor
e. Konduksi
c. Elektrolit kuat
27. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut :
HCl
H+(aq) + Cl-(aq)
Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah ….
a. Terurai menjadi molekul
d. Bereaksi satu arah
b. Mempunyai koefisien satu
e. Menghasilkan ion-ion
c. Mempunyai derajat ionisasi = 0
28. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun
terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh ….
a. Elektrode yang rusak
b. Derajat ionisasi 0 <
d. Derajat ionisasi
<1
=1
e. Ionisasi sempurna
c. Mempunyai derajat ionisasi = 0
29. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut
termasuk kedalam ….
a. Elektrolit lemah
d. Nonelektrolit
b. Elektrolit kuat
e. Larutan
c. Senyawa ion
30. Perhatikanlah tabel dibawah ini !
Larutan
Nyala lampu
Gelembung gas
……
Terang
Ada gelembung gas
……
Redup
Ada gelembung gas
Urutan larutan yang tepat untuk mengisi titi-titik pada tabel di atas adalah ….
a. NaCl dan C2H5OH
d. KCl dan H2SO4
b. HCl dan C12H22O11
e. NaCl dan H2SO4
c. NaCl dan CH3COOH
31. Perhatikanlah gambar berikut ini !
6
1
2
3
Peristiwa yang terjadi pada gambar di atas, dimana lampu yang pertama tidak dapat
menyala disebabkan karena ….
a. Terjadi ionisasi
d. Dapat bergerak bebas
b. Merupakan larutan nonelektrolit
e. Dapat memberikan tegangan listrik
c. Senyawa ion dalam bentuk Kristal
32. Dari gambar pada no. 18 dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapat menyala walaupun
redup. Hal tersebut dikarenakan…
a. Senyawa berbentuk padatan
b. Larutan tidak dapat larut dalam air
c. Larutan tidak dapat terionisasi
d. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion sebagian
e. Senyawa bersifat kering
33. Perhatikan gambar dibawah !
Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terang apabila
elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebut disebabkan karena….
a. Larutan tersebut telah terionisasi sempurna
b. Larutan tersebut adalah larutan gula
c. Larutan tersebut tidak dapat terionisasi
d. Jika harga larutan diatas = 0
e. Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna
34. Larutan dikatakan sebagai larutan elektrolit apabila ….
a. Larutan tersebut dapat larut dalam pelarut non air
b. Larutan tidak dapat menghasilkan ion listrik
c. Larutan tersebut tidak dapat bergerak bebas
d. Larutan tersebut dapat terionisasi sempurna
e. Larutan tersebut merupakan larutan yang sukar larut
7
35. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yang
terjadi adalah …
a. Lampu akan menyala dengan terang
b. Lampu akan redup
c. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gas
d. Lampu redup namun gelembung gas banyak
e. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas
36. Ciri – ciri larutan elektrolit adalah, kecuali ….
a. Mempunyai derajat ionisasi = 0
b. Dapat menyalakan lampu dengan terang
c. Nyala lampu redup
d. Tidak dapat menyalakan lampu, namun terdapat gas
e. Mengalami ionisasi
37. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya …
a. Larutan gula dapat menghantarkan listrik
b. Urea termasuk larutan elektrolit lemah
c. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terang
d. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuat
e. Cuka tidak dapat menyalakan lampu
38. Berdasarkan kuat dan lemahnya daya hantar listrik pada suatu larutan, larutan elektrolit
dibagi menjadi 2 yaitu …
a. Larutan elektrolit dan nonelektrolit lemah
b. Larutan elektrolit kuat dan lemah
c. Larutan elektrolit lemah dan nonelektrolit
d. Larutan nonelektrolit dan elektrolit kuat
e. Larutan elektrolit kuat dan larutan garam
39. Senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik, apabila dilarutkan kedalam air.
Hal ini disebabkan karena …
a. Akan terurai menjadi ion-ion
d. Larutan masih tetap berbentuk molekul
b. Ionnya tidak dapat bergerak bebas
e. Molekul-molekul tidak bergerak bebas
c. Senyawa tersebut berbentuk padatan
40. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …
a. Asam klorida dan etanol
d. Cuka dan urea
b. Ammonia dan asam sulfat
e. Asam nitrat dan glukosa
c. Asam asetat dan glukosa
41. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …
a. Asam nitrat (HNO3)
d. Cuka
b. Natrium klorida (NaCl)
e. glukosa
c. Ammonia (NH3)
8
42. Lampu alat uji elektrolit tidak dapat menyala dengan terang, namun terdapat gelembung
udara. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan tersebut adalah …
a. Larutan elektrolit kuat
d. Larutan elektrolit lemah
b. Larutan nonelektrolit
e. Larutan minyak
c. Larutan gula
43. Alat uji elektrolit akan memberikan gejala nyala terang dan terdapat gelembung udara,
larutan tersebut adalah …
a. Larutan garam dan asam klorida
d. Larutan urea dan air murni
b. Larutan gula dan cuka
e. Minyak dan larutan asam klorida
c. Larutan cuka dan etanol
44. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah …
a. Asam sulfat
d. Urea
b. Asam asetat
e. Alkohol
c. Etanol
45. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit …
a. Garam
d. Urea
b. Asam
e. Cuka
c. Basa
46. Pada hasil uji daya hantar listrik, ternyata memberikan gejala tidak dapat menyalakan
lampu dan terdapat gelembung udara. Larutan apakah yang diuji tersebut …
a. Asam klorida
d. Larutan minyak
b. Larutan garam
e. Larutan cuka
c. Larutan gula
47. Lampu alat uji elektrolit dapat menyala dengan terang dan menimbulkan gelembung
udara yang banyak saat kedua elektrode dicelupkan kedalam larutan asam klorida. Hal itu
disebabkan oleh …
a. Asam klorida membentuk gelembung yang sangat banyak
b. Asam klorida terionisasi sempurna
c. Asam klorida merupakan elektrolit lemah
d. Baterai yang digunakan baru
e. Larutan asam klorida yang digunakan banyak
48. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah …
a. Cuka dan gula
d. Alkohol dan cuka
b. Garam dan gula
e. Gula dan etanol
c. Garam dan cuka
49. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapi
keduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji …
a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu B
b. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu B
c. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu B
9
d. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu B
e. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B
50. Suatu larutan dapat menghantarkan listrik apabila larutan tersebut dapat terionisasi secara
sempurna. Yang dimaksud dengan ionisasi adalah …
a. Peristiwa penguraian zat menjadi ion-ion secara sempurna
b. Partikel bermuatan netral
c. Senyawa tidak dapat terionkan
d. Larutan merupakan larutan yang mempunyai ion negative
e. Molekul ion tidak dapat terurai
10
LEMBAR JAWAB
NO. A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
B
C
D
Nama
:
NIS
:
Mata Pelajaran
:
E
NO. A
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
11
B
C
D
E
JAWABAN
1. B
21. E
41. B
2. C
22. C
42. D
3. A
23. D
43. A
4. A
24. D
44. A
5. E
25. A
45. D
6. C
26. C
46. E
7. B
27. E
47. B
8. E
28. B
48. C
9. D
29. A
49. B
10. D
30. C
50. A
11. A
31. C
12. D
32. D
13. B
33. A
14. E
34. D
15. A
35. E
16. C
36. A
17. A
37. C
18. D
38. B
19. B
39. A
20. B
40. B
12
Lampiran 5
SILABUS
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah
: MAN I SEMARANG
Mata Pelajaran
: KIMIA
Kelas/Semester
:X/2
Standar Kompetensi
: 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit
Indikator
Kompetensi
Materi
Kegiatan
Dasar
Pembelajaran
Pembelajaran
3.1Mengidentifik
Larutan
Tatap Muka:
asi
sifat Elektrolit Dan
larutan
non- Nonelektrolit
elektrolit
dan
elektrolit
berdasarkan
data
hasil
percobaan.
Diskusi
dan
a. Mengidentifikasi
Tanya
jawab dengan media
video yang mengacu
pada
materi
yang
diajarkan yaitu larutan
elektrolit
nonelektrolit
Alokasi
Penilaian
dan
Sumber belajar
Waktu
4 jp
sifat- a. Teknik
Sumber :
sifat larutan non elektolit
penilaian : test
dan
tertulis.
senior
b. Bentuk
school
elektrolit
melalui
percobaan
b. Mengelompokan larutan
kedalam
larutan
non
elektrolit dan elektrolit
berdasarkan
hantaran listriknya
1
sifat
penilaian
pilihan
:
ganda,
dan keaktifan.
1. Chemistry for
high
(bilingual),
J.M.C.Johari
dan
M.
Rachmawati,
Esis, hlm 198-
Penugasan terstruktur:
• Mengidentifikasi
sifat-sifat
larutan
elektrolit
dan
nonelektrolit.
• Menjelaskan
c. Menjelaskan
penyebab
kemampuan
larutan
untuk
arus listrik
Nahadi,
Pustaka Setia,
larutan elektrolit dapat
hlm 144 – 147
senyawa kovalen polar.
arus listrik.
• Mendeskripsikan
larutan
dapat
berupa
senyawa ion dan
kovalen
polar.
(Kegiatan
Tidak
universitas,
4. Internet
menghantarkan
senyawa
3.kimia
Brady
elektrolit
bahwa
SMA,
bahwa
d. Mendekripsikan
kemampuan
larutan
2.Intisari KIMIA
elektrolit menghantarkan
berupa senyawa ion dan
penyebab
210
Mandiri
Terstruktur)
KMTT
- tidak ada KMTT
2
Guru Mata Pelajaran Kimia
Semarang, 5 Januari 2011
Peneliti
Dra. Kanti Septiyati
NIP. 19640310 199403 2 002
Ziyadatul A’mal
NIM. 73711023
Mengetahui
Kepala Sekolah MAN 1 Semarang
Drs. H. Syaefudin, M. Pd
NIP. 19651015 199203 1 003
3
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN
Sekolah
: MAN 1 SEMARANG
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester : X / 2
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
Tahun pelajaran
: 2010 / 2011
Pertemuan
: 1 (satu)
2. STANDAR KOMPETENSI : 3.
Memahami sifat-sifat
larutan non-elektrolit dan
elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi
3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit
berdasarkan data hasil percobaan.
4. INDIKATOR :
a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan
b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya
c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik
d. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen
polar.
5. TUJUAN PEMBELAJARAN :
a. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui
percobaan
b. Siswa dapat mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya
1
c. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik
d. Siswa dapat mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
6. MATERI AJAR
Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit
7. ALOKASI WAKTU
1 kali pertemuan (2 x 45 menit)
8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN
1.
Model
: active learning dengan penggunaan media video
2.
Metode pembelajaran
: diskusi, tanya jawab dan penugasan
3.
Pendekatan
: pemahaman konsep dan ekspositori
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah – langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
1
TATAP MUKA
waktu
5 mnt
a. Persensi
b. Apersepsi
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:
Apa
yang
kalian
ketahui
mengenai
larutan
elektrolit
dan
nonelektrolit.
•
Tanya
jawab
Kegiatan Awal (pendahuluan)
•
Metode
Bagaimana suatu larutan dapat dikelompokkan kedalam larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
2
•
Aplikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan seharihari.
2
75 mnt
Kegiatan inti
aan
Eksplorasi
media
• Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan
video,
Diskusi,
nonelektrolit.
Tanya
• Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai
jawab
dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Elaborasi
• Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning.
• Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok
berisi 5 siswa.
• Masing-masing kelompok memperhatikan materi yang putar melalui media
video.
• Masing-masing kelompok mencatat materi yang dianggap penting.
• Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi tentang materi yang
dicatatnya.
• Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya.
Konfirmasi
• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan diskusi tentang larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
• Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran
yang berlangsung.
3
Penggun
Penutup :
10
mnt
1. Evaluasi / Tanya jawab
3
2. Penenangan / Pendingan
Penugasan terstruktur :
•
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit.
•
Menjelaskan
penyebab
kemampuan
larutan
elektrolit
menghantarkan arus listrik.
•
Mendeskripsikan bahwa larutan dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur )KMTT :
-Tidak ada KMTT
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
a. Kognitif
Prosedur tes : Tes awal (pre-test) terlampir
b. Tanggapan Terhadap Video (Terlampir )
11. SUMBER BELAJAR
a.
:
Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis,
hlm 198-210
b.
Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147
c.
Kimia untuk universitas, Brady
d.
Internet
Semarang, 5 Januari 2011
Peneliti
Guru Mata Pelajaran Kimia
Dra. Kanti Septiyati
NIP. 19640310 199403 2 002
Ziyadatul A’mal
NIM. 73711023
Mengetahui
Kepala Sekolah MAN 1 Semarang
Drs. H. Syaefudin, M. Pd
NIP. 19651015 199203 1 003
4
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN
Sekolah
: MAN 1 SEMARANG
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester : X / 2
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
Tahun pelajaran
: 2010 / 2011
Pertemuan
: 2 (dua)
2. STANDAR KOMPETENSI : 3.
Memahami sifat-sifat
larutan non-elektrolit dan
elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi
3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit
berdasarkan data hasil percobaan.
4. INDIKATOR :
a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum pada
media video,
b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya melalui praktikum pada media video.
5. TUJUAN PEMBELAJARAN :
a. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum
pada media video,
b. Siswa mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan
sifat hantaran listriknya melalui praktikum pada media video.
6. MATERI AJAR
Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit
1
7. ALOKASI WAKTU
1 kali pertemuan (2 x 45 menit)
8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN
1.
Model
: active learning dengan penggunaan media video
2.
Metode pembelajaran
: diskusi, tanya jawab dan penugasan
3.
Pendekatan
: pemahaman konsep dan ekspositori
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah – langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
1
TATAP MUKA
waktu
5 mnt
Metode
Tanya
jawab
Kegiatan Awal (pendahuluan)
a. Persensi
b. Apersepsi
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:
•
Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui percobaan pada media praktikum.
•
Mengetahui gejala-gejala apa saja yang ditimbulkan pada larutan
yang diuji.
2
45 mnt
Kegiatan inti
Eksplorasi
• Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
• Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai
dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Elaborasi
2
Praktikum,
• Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning.
• Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok
berisi 5 siswa.
• Masing-masing kelompok memperhatikan materi yang putar melalui media
video.
• Masing-masing kelompok mencatat materi yang dianggap penting.
• Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi tentang materi yang
dicatatnya.
• Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya.
Konfirmasi
• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan diskusi tentang
praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit.
• Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran
yang berlangsung.
3
10 mnt
Penutup :
1. Evaluasi / Tanya jawab
2. Penenangan / Pendingan
Penugasan terstruktur :
•
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui praktikum pada media video.
•
Menjelaskan
penyebab
kemampuan
larutan
elektrolit
menghantarkan arus listrik pada praktikum pada media video .
(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur) KMTT :
-Tidak ada KMTT
3
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
a. Angket (terlampir)
b. Tes akhir (post-test) terlampir
11. SUMBER BELAJAR
:
1. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M.
Rachmawati, Esis, hlm 198-210
2. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147
3. Kimia universitas, Brady
4. Internet
Semarang, 12 Januari 2011
Peneliti
Guru Mata Pelajaran Kimia
Dra. Kanti Septiyati
NIP. 19640310 199403 2 002
Ziyadatul A’mal
NIM. 73711023
Mengetahui
Kepala Sekolah MAN 1 Semarang
Drs. H. Syaefudin, M. Pd
NIP. 19651015 199203 1 003
4
Lampiran 8
SILABUS
KELAS KONTROL
Nama Sekolah
: MAN I SEMARANG
Mata Pelajaran
: KIMIA
Kelas/Semester
:X/2
Standar Kompetensi
: 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit
Indikator
Kompetensi
Materi
Kegiatan
Dasar
Pembelajaran
Pembelajaran
3.1Mengidentifik
Larutan
Tatap Muka:
asi
sifat Elektrolit Dan
larutan
non- Nonelektrolit
elektrolit
dan
elektrolit
berdasarkan
data
hasil
percobaan.
a. Mengidentifikasi
Mendengarkan
penjelasan guru dan
Tanya
jawab
yang
mengacu pada materi
yang diajarkan yaitu
larutan elektrolit dan
nonelektrolit
Alokasi
Penilaian
Sumber belajar
Waktu
2 jp
sifat- a. Teknik
Sumber :
sifat larutan non elektolit
penilaian : test
dan
tertulis.
senior
b. Bentuk
school
elektrolit
melalui
percobaan
b. Mengelompokan larutan
kedalam
larutan
non
elektrolit dan elektrolit
berdasarkan
hantaran listriknya
1
sifat
penilaian
pilihan
:
ganda,
dan keaktifan.
1. Chemistry for
high
(bilingual),
J.M.C.Johari
dan
M.
Rachmawati,
Esis, hlm 198-
Penugasan terstruktur:
• Mengidentifikasi
sifat-sifat
larutan
elektrolit
dan
nonelektrolit.
• Menjelaskan
c. Menjelaskan
penyebab
kemampuan
larutan
untuk
arus listrik
Nahadi,
Pustaka Setia,
larutan elektrolit dapat
hlm 144 – 147
senyawa kovalen polar.
arus listrik.
• Mendeskripsikan
larutan
dapat
berupa
senyawa ion dan
kovalen
polar.
(Kegiatan
Tidak
universitas,
4. Internet
menghantarkan
senyawa
3.kimia
Brady
elektrolit
bahwa
SMA,
bahwa
d. Mendekripsikan
kemampuan
larutan
2.Intisari KIMIA
elektrolit menghantarkan
berupa senyawa ion dan
penyebab
210
Mandiri
Terstruktur)
KMTT
- tidak ada KMTT
2
v
v
Tatap muka :
• Siswa
a. Mengidentifikasi
berkumpul
pada kelompoknya
masing-masing,
• Siswa menyiapkan
alat
dan
yang
bahan
digunakan
dalam praktikum,
• Masing-masing
kelompok
bekerja
v
sifat-
v
2 jam
a. Teknik
v
Sumber :
sifat larutan non elektolit
penilaian
:
dan
observasi
dan,
senior
tugas kelompok.
school
elektrolit
melalui
praktikum,
b. Mengelompokan larutan
kedalam
larutan
non
1. Chemistry for
b. Bentuk
penilaian
high
(bilingual),
:
J.M.C.Johari
elektrolit dan elektrolit
keterampilan
dan
berdasarkan
dan keaktifan.
Rachmawati,
hantaran
sifat
listriknya
M.
Esis, hal 198-
melalui praktikum.
210
2.Intisari KIMIA
saling
untuk
sama
SMA,
selama praktikum
Nahadi,
berlangsung sesuai
Pustaka Setia,
dengan prosedur.
hlm 144 – 147
3.
• Masing-masing
universitas,
kelompok
mencatat
kimia
Brady
hasil
3. Internet
praktikum.
• Masing-masing
3
kelompok
membersihkan alat
dan bahan yang
telah digunakan.
Penugasan terstruktur
• Mengidentifikasi
sifat-sifat
larutan
elektrolit
dan
nonelektrolit
melalui praktikum
yang
telah
dilakuka
• Menjelaskan
penyebab
kemampuan
larutan
elektrolit
menghantarkan
arus listrik pada
praktikum
yang
telah dilakukan .
4
Semarang, 5 Januari 2011
Peneliti
Guru Mata Pelajaran Kimia
Dra. Kanti Septiyati
NIP. 19640310 199403 2 002
Ziyadatul A’mal
NIM. 73711023
Mengetahui
Kepala Sekolah MAN 1 Semarang
Drs. H. Syaefudin, M. Pd
NIP. 19651015 199203 1 003
5
Lampiran 9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN
Sekolah
: MAN 1 SEMARANG
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester : X / 2
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
Tahun pelajaran
: 2010 / 2011
Pertemuan
: 1 (satu)
2. STANDAR KOMPETENSI : 3.
Memahami sifat-sifat
larutan non-elektrolit dan
elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi
3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit
berdasarkan data hasil percobaan.
4. INDIKATOR :
a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan
b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya
c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik
d. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen
polar.
5. TUJUAN PEMBELAJARAN :
a. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui
percobaan
b. Siswa dapat mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya
1
c. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik
d. Siswa dapat mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
6. MATERI AJAR
Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit
7. ALOKASI WAKTU
1 kali pertemuan (2 x 45 menit)
8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN
1.
Model
: active learning
2.
Metode pembelajaran
: ceramah, tanya jawab dan penugasan
3.
Pendekatan
: pemahaman konsep dan ekspositori
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah – langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
1
TATAP MUKA
waktu
5 mnt
a. Persensi
b. Apersepsi
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:
Apa
yang
kalian
ketahui
mengenai
larutan
elektrolit
dan
nonelektrolit.
•
Tanya
jawab
Kegiatan Awal (pendahuluan)
•
Metode
Bagaimana suatu larutan dapat dikelompokkan kedalam larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
2
•
Aplikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan seharihari.
2
75 mnt
Kegiatan inti
jawab
Eksplorasi
• Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
• Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai
dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Elaborasi
• Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning.
• Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
• Siswa melontarkan pertanyaan kepada guru tentang materi yang telah
dijelaskan.
Konfirmasi
• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan tentang larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
• Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran
yang berlangsung.
3
Tanya
10
Penutup :
mnt
1. Evaluasi / Tanya jawab
2. Penenangan / Pendingan
Penugasan terstruktur :
•
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit.
•
Menjelaskan
penyebab
kemampuan
menghantarkan arus listrik.
3
larutan
elektrolit
•
Mendeskripsikan bahwa larutan dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur )KMTT :
-Tidak ada KMTT
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Kognitif
Prosedur tes :
a) Tes awal (pre-test)
b) Tes akhir (post-test)
11. SUMBER BELAJAR
a.
:
Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis,
hlm 198-210
b.
Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147
c.
Kimia untuk universitas, Brady
d.
Internet
Semarang, 11 Januari 2011
Peneliti
Guru Mata Pelajaran Kimia
Dra. Kanti Septiyati
NIP. 19640310 199403 2 002
Ziyadatul A’mal
NIM. 73711023
Mengetahui
Kepala Sekolah MAN 1 Semarang
Drs. H. Syaefudin, M. Pd
NIP. 19651015 199203 1 003
4
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN
Sekolah
: MAN 1 SEMARANG
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester : X / 2
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
Tahun pelajaran
: 2010 / 2011
Pertemuan
: 2 (dua)
2. STANDAR KOMPETENSI : 3.
Memahami sifat-sifat
larutan non-elektrolit dan
elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi
3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit
berdasarkan data hasil percobaan.
4. INDIKATOR :
a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum,
b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya melalui praktikum.
5. TUJUAN PEMBELAJARAN :
a. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum,
b. Siswa mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan
sifat hantaran listriknya melalui praktikum.
6. MATERI AJAR
Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit
1
7. ALOKASI WAKTU
1 kali pertemuan (2 x 45 menit)
8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN
1.
Model
: active learning
2.
Metode pembelajaran
: praktikum, penugasan
3.
Pendekatan
: pemahaman konsep dan ekspositori
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah – langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
1
TATAP MUKA
waktu
5 mnt
Metode
Tanya
jawab
Kegiatan Awal (pendahuluan)
a. Persensi
b. Apersepsi
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:
•
Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui percobaan?
•
Mengetahui gejala-gejala apa saja yang ditimbulkan pada larutan
yang diuji?
2
45 mnt
Kegiatan inti
Eksplorasi
• Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok, dengan masing-masing kelompok
terdiri dari 5 siswa.
• Siswa mendengar instruksi dari guru tantang alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum.
• Siswa mendengarkan penjelasan dari gurunya mengenai tata cara
2
Praktikum,
praktikum pada pengujian larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Elaborasi
• Siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing,
• Siswa menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum,
• Masing-masing kelompok dengan kompak melakukan praktikum sesuai
dengan prosedur.
• Masing-masing kelompok mencatat hasil praktikum.
• Masing-masing kelompok membersihkan alat dan bahan yang telah
digunakan.
Konfirmasi
• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan dari praktikum yang
telah dilakukan yaitu tentang pengujian larutan elektrolit dan nonelektrolit.
• Memotivasi siswa yang belum aktif dalam praktikum untuk aktif dalam
praktikum yang berlangsung.
3
10 mnt
Penutup :
1. Evaluasi / Tanya jawab
2. Penenangan / Pendingan
Penugasan terstruktur :
•
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui praktikum yang telah dilakukan.
•
Menjelaskan
penyebab
kemampuan
larutan
elektrolit
menghantarkan arus listrik pada praktikum yang telah dilakukan .
(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur) KMTT :
-Tidak ada KMTT
3
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
a. Psikomotorik (terlampir)
b. Afektif (terlampir)
11. SUMBER BELAJAR
:
1. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M.
Rachmawati, Esis, hlm 198-210
2. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147
3. Kimia universitas, Brady
4. Internet
Semarang, 18 Januari 2011
Peneliti
Guru Mata Pelajaran Kimia
Dra. Kanti Septiyati
NIP. 19640310 199403 2 002
Ziyadatul A’mal
NIM. 73711023
Mengetahui
Kepala Sekolah MAN 1 Semarang
Drs. H. Syaefudin, M. Pd
NIP. 19651015 199203 1 003
4
Lampiran 11
KISI – KISI SOAL PRE TEST
KELAS EKSPERIMEN
SATUAN PENDIDIKAN
: SMA
MATA PELAJARAN
: KIMIA
KELAS/ SEMESTER
:X/2
MATERI POKOK
: LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
JENJANG SOAL DAN
STANDAR
KOMPETENSI
3. Memahami sifat-
KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi
sifat larutan non-
larutan
elektrolit
dan
dan
elektrolit,
serta
reaksi
oksidasi-
sifat
PENYEBARANNYA
INDIKATOR
3.1.1
non-elektrolit
Mengidentifikasi
larutan
elektrolit
non
sifat-sifat
elektolit
dan
JUMLAH
JAWABAN
C1
C2
C3
1, 2, 3, 4,
7, 8, 9, 14,
16, 21, 22,
27, 28, 29
15,
23,
6, 17
30
24,
4
E,C,B,C
11, 12,
13,
5
4
C, A, D, E
17
B,C,A,A,A,D,C,D,A,
A,E,C,D,D,A,E
elektrolit melalui percobaan.
berdasarkan data hasil
percobaan
3.1.2
redukasi
Mengelompokan
larutan
kedalam larutan non elektrolit
dan
elektrolit
berdasarkan
sifat hantaran listriknya.
3.1.3
Menjelaskan
penyebab
kemampuan larutan elektrolit
menghantarkan arus listrik.
1
3.1.4
Mendekripsikan
bahwa
larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion dan senyawa
kovalen polar.
2
20, 26,
10, 25,
18, 19,
6
A, B, A,B,E,B
Lampiran 12
SOAL PRE TEST
Mata Pelajaran
: Kimia
Pokok Bahasan
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Waktu
: 30 Menit
Petunjuk megerjakan soal :
1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah
di sediakan
2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami
dulu maknanya sebelum di jawab
3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah
4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e
yang anda anggap benar
5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah
dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar
Contoh : Pilihan semula : a b c d e
Di betulkan
:abcde
6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru
1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah….
a. Gabungan dua zat yang saling melarut
b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut
c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven
d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu
e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut
2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi….
a. Larutan ionik dan elektrolit
d. Larutan garam dan elektrolit
b. Larutan ionik dan garam
e. Larutan nonelektrolit dan garam
c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit
3. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah……
a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik
b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik
c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul
d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara
e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu
4. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut……
1
a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas
b. Terurai menjadi molekul-molekul
c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah
d. Mempunyai derajat ionisasi = 0
e. Terdisosiasi pada larutan tertentu
5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai
berikut : MgCl2
Mg2+(aq) + 2Cl-(aq)
Hal ini karena….
a. Tergolong basa kuat
d. Derajat ionisasi yang mendekati nol
b. Konsentrasi yang besar
e. Zat terlarut mengion sempurna
c. Merupakan senyawa kovalen
6. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
nonelektrolit adalah….
a. HCl, CH3COOH , dan NaCl
d. KCl, NaOH, dan gula
b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr
e. KCl, CH3COOH, dan etanol
c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl
7. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya
adalah….
a. Urea dan cuka
d. Etanol dan gula
b. Cuka dan ammonia
e. Garam dan gula
c. Asam klorida dan garam dapur
8. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah….
a. HCl dan KCl
d. H2SO4 dan AgCl
b. H2SO4 dan HCl
e. HCl dan C2H5OH
c. CH3COOH dan NaCl
9. Perhatikanlah larutan berikut !
1). Cuka
3). Gula
5). Etanol
2). Garam dapur
4). Asam sulfat
Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang
tidak dapat menghantarkan listrik adalah….
a. 4, 2, 3
d. 2, 1, 3
2
b. 2, 1, 4
e. 2, 4, 5
c. 1, 3, 5
10. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan
menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah….
a. HCl, senyawa kovalen polar
d. C2H5OH, senyawa basa
b. CH3COOH, senyawa asam
e. CO(NH2)2, senyawa ion
c. NaOH, senyawa kovalen polar
11. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat
dialami oleh larutan…
a. HCl dan C12H22O11
d. NaCl dan CO(NH2)2
b. NaOH dan C2H5OH
e. Hanya HCl
c. NaOH dan KCl
12. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus
listrik adalah….
a. Garam dapur dan asam sulfat
d. Glukosa dan ammonia
b. Gula dan gliserin
e. Cuka dan gula
c. Etanol dan garam dapur
13. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl
dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala
ini disebabkan karena….
a. Karena air bersifat polar
b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik
c. Air merupakan pelarut yang sangat baik
d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik
e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat
14. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah….
a. Larutan CH3COOH 0,01 M
d. Larutan NaCl 0,1 M
b. Larutan CH3COOH 1 M
e. Larutan KCl 1 M
c. Larutan H2SO4 0,1 M
15. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling
terang dengan jumlah mol mula-mula adalah….
3
a. Asam asetat 0,1 mol
d. Asam asetat 10 mol
b. Asam asetat 1 mol
e. Asam klorida 1 mol
c. Asam klorida 0,01 mol
16. Perhatikanlah gambar dibawah ini !
Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah….
a.
Larutan CO(NH2)2
d. Larutan NaCl
b.
Larutan CH3COOH
e. Larutan AgCl
c.
Larutan C2H5OH
17. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor
yang baik disebut dengan….
a. Elektrolit lemah
d. Nonelektrolit
b. Semikonduktor
e. Konduksi
c. Elektrolit kuat
18. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut :
HCl
H+(aq) + Cl-(aq)
Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah ….
a. Terurai menjadi molekul
d. Bereaksi satu arah
b. Mempunyai koefisien satu
e. Menghasilkan ion-ion
c. Mempunyai derajat ionisasi = 0
19. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun
terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh ….
a. Elektrode yang rusak
b. Derajat ionisasi 0 <
d. Derajat ionisasi
<1
=1
e. Ionisasi sempurna
c. Mempunyai derajat ionisasi = 0
20. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut
termasuk kedalam ….
a. Elektrolit lemah
d. Nonelektrolit
b. Elektrolit kuat
e. Larutan
c. Senyawa ion
4
21. Perhatikanlah gambar berikut ini !
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapat
menyala walaupun redup. Hal tersebut dikarenakan…
1
2
3
1
2
3
a. Senyawa berbentuk padatan
b. Larutan tidak dapat larut dalam air
c. Larutan tidak dapat terionisasi
d. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion sebagian
e. Senyawa bersifat kering
22. Perhatikan gambar dibawah !
Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terang
apabila elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebut
disebabkan karena….
a.Larutan tersebut telah terionisasi sempurna
b.Larutan tersebut adalah larutan gula
c.Larutan tersebut tidak dapat terionisasi
d.Jika harga larutan diatas = 0
e.Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna
23. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yang
terjadi adalah …
a. Lampu akan menyala dengan terang
b. Lampu akan redup
c. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gas
d. Lampu redup namun gelembung gas banyak
e. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas
24. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya …
a. Larutan gula dapat menghantarkan listrik
b. Urea termasuk larutan elektrolit lemah
c. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terang
d. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuat
e. Cuka tidak dapat menyalakan lampu
25. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …
a. Asam klorida dan etanol
d. Cuka dan urea
b. Ammonia dan asam sulfat
e. Asam nitrat dan glukosa
c. Asam asetat dan glukosa
26. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …
a. Asam nitrat (HNO3)
d. Cuka
5
b. Natrium klorida (NaCl)
e. glukosa
c. Ammonia (NH3)
27. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah …
a. Asam sulfat
d. Urea
b. Asam asetat
e. Alkohol
c. Etanol
28. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit …
a. Garam
d. Urea
b. Asam
e. Cuka
c. Basa
29. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah …
a. Cuka dan gula
d. Alkohol dan cuka
b. Garam dan gula
e. Gula dan etanol
c. Garam dan cuka
30. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapi
keduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji …
a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu B
b. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu B
c. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu B
d. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu B
e. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B
6
LEMBAR JAWAB
NO. A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
B
C
D
Nama
:
NIS
:
Mata Pelajaran
:
E
NO. A
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
7
B
C
D
E
lampiran 12.1
JAWABAN
1. B
16. D
2. C
17. C
3. A
18. E
4. A
19. B
5. E
20. A
6. E
21. D
7. D
22. A
8. A
23. E
9. D
24. C
10. A
25. B
11. C
26. B
12. A
27. A
13. D
28. D
14. E
29. C
15. C
30. B
8
Lampiran 13
KISI – KISI SOAL POST TEST
KELAS EKSPERIMEN
SATUAN PENDIDIKAN
: SMA
MATA PELAJARAN
: KIMIA
KELAS/ SEMESTER
:X/2
MATERI POKOK
: LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR
JENJANG SOAL DAN
PENYEBARANNYA
INDIKATOR
C1
3.
Memahami 3.1 Mengidentifikasi
C2
1, 2, 3, 4,
3.1.1 Mengidentifikasi
JUMLAH
JAWABAN
C3
7, 17, 22, 16
20, 10, 12
26, 27
B, C, A, A,
A, C, B, DC,
sifat-sifat
sifat larutan non-
sifat-sifat larutan non 8,
larutan non-
elektrolit
elektolit dan elektrolit 23, 24,
A, D, E, D,
elektrolit dan
elektrolit
melalui percobaan.
E, D, A
elektrolit,
berdasarkan data
serta
hasil percobaan
reaksi
dan
3.1.2 Mengelompokan
larutan
6,
kedalam
oksidasi-
larutan non elektrolit
redukasi
dan
elektrolit
berdasarkan
sifat
1
29
9, 30
21
4
E, D, B, C,
hantaran listriknya.
13, 16, 14,
3.1.3 Menjelaskan
5
5
penyebab kemampuan 18
larutan
C, A, C, D,
E,
elektrolit
menghantarkan
arus
listrik.
25, 28
3.1.4 Mendekripsikan
bahwa
larutan
elektrolit dapat berupa
senyawa
senyawa
ion
dan
kovalen
polar.
2
15
11, 19
5
A, B, A, E, B
Lampiran 14
SOAL POST TEST
Mata Pelajaran
: Kimia
Pokok Bahasan
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Waktu
: 30 Menit
Petunjuk megerjakan soal :
1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah
di sediakan
2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami
dulu maknanya sebelum di jawab
3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah
4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e
yang anda anggap benar
5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah
dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar
Contoh : Pilihan semula : a b c d e
Di betulkan
:abcde
6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru
1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah….
a. Gabungan dua zat yang saling melarut
b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut
c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven
d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu
e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut
2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi….
a. Larutan ionik dan elektrolit
d. Larutan garam dan elektrolit
b. Larutan ionik dan garam
e. Larutan nonelektrolit dan garam
c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit
3. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut……
a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas
b. Terurai menjadi molekul-molekul
c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah
d. Mempunyai derajat ionisasi = 0
e. Terdisosiasi pada larutan tertentu
1
4. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling
terang dengan jumlah mol mula-mula adalah….
a. Asam asetat 0,1 mol
d. Asam asetat 10 mol
b. Asam asetat 1 mol
e. Asam klorida 1 mol
c. Asam klorida 0,01 mol
5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai
berikut : MgCl2
Mg2+(aq) + 2Cl-(aq)
Hal ini karena….
a. Tergolong basa kuat
d. Derajat ionisasi yang mendekati nol
b. Konsentrasi yang besar
e. Zat terlarut mengion sempurna
c. Merupakan senyawa kovalen
6. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
nonelektrolit adalah….
a. HCl, CH3COOH , dan NaCl
d. KCl, NaOH, dan gula
b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr
e. KCl, CH3COOH, dan etanol
c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl
7. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah….
a. HCl dan KCl
d. H2SO4 dan AgCl
b. H2SO4 dan HCl
e. HCl dan C2H5OH
c. CH3COOH dan NaCl
8. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah……
a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik
b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik
c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul
d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara
e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu
9. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya
adalah….
a. Urea dan cuka
d. Etanol dan gula
b. Cuka dan ammonia
e. Garam dan gula
c. Asam klorida dan garam dapur
2
10. Perhatikanlah larutan berikut !
1). Cuka
3). Gula
5). Etanol
2). Garam dapur
4). Asam sulfat
Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang
tidak dapat menghantarkan listrik adalah….
a. 4, 2, 3
d. 2, 1, 3
b. 2, 1, 4
e. 2, 4, 5
c. 1, 3, 5
11. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut :
HCl
H+(aq) + Cl-(aq)
Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah ….
a. Terurai menjadi molekul
d. Bereaksi satu arah
b. Mempunyai koefisien satu
e. Menghasilkan ion-ion
c. Mempunyai derajat ionisasi = 0
12. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah….
a. Larutan CH3COOH 0,01 M
d. Larutan NaCl 0,1 M
b. Larutan CH3COOH 1 M
e. Larutan KCl 1 M
c. Larutan H2SO4 0,1 M
13. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor
yang baik disebut dengan….
a. Elektrolit lemah
d. Nonelektrolit
b. Semikonduktor
e. Konduksi
c. Elektrolit kuat
14. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl
dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala
ini disebabkan karena….
a. Karena air bersifat polar
b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik
c. Air merupakan pelarut yang sangat baik
d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik
e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat
3
15. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan
menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah….
a. HCl, senyawa kovalen polar
d. C2H5OH, senyawa basa
b. CH3COOH, senyawa asam
e. CO(NH2)2, senyawa ion
c. NaOH, senyawa kovalen polar
16. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus
listrik adalah….
a. Garam dapur dan asam sulfat
d. Glukosa dan ammonia
b. Gula dan gliserin
e. Cuka dan gula
c. Etanol dan garam dapur
17. Perhatikanlah gambar dibawah ini !
Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah….
a.Larutan CO(NH2)2
d. Larutan NaCl
b.Larutan CH3COOH
e. Larutan AgCl
c.Larutan C2H5OH
18. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat
dialami oleh larutan…
a. HCl dan C12H22O11
d. NaCl dan CO(NH2)2
b. NaOH dan C2H5OH
e. Hanya HCl
c. NaOH dan KCl
19. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun
terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh ….
a. Elektrode yang rusak
b. Derajat ionisasi 0 <
d. Derajat ionisasi
<1
=1
e. Ionisasi sempurna
c. Mempunyai derajat ionisasi = 0
20. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah …
a. Asam sulfat
d. Urea
b. Asam asetat
e. Alkohol
c. Etanol
21. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya …
a. Larutan gula dapat menghantarkan listrik
b. Urea termasuk larutan elektrolit lemah
4
c. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terang
d. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuat
e. Cuka tidak dapat menyalakan lampu
22. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yang
terjadi adalah …
a. Lampu akan menyala dengan terang
b. Lampu akan redup
c. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gas
d. Lampu redup namun gelembung gas banyak
e. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas
23. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah …
a. Cuka dan gula
d. Alkohol dan cuka
b. Garam dan gula
e. Gula dan etanol
c. Garam dan cuka
24. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …
a. Asam klorida dan etanol
d. Cuka dan urea
b. Ammonia dan asam sulfat
e. Asam nitrat dan glukosa
c. Asam asetat dan glukosa
25. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut
termasuk kedalam ….
a. Elektrolit lemah
d. Nonelektrolit
b. Elektrolit kuat
e. Larutan
c. Senyawa ion
26. Perhatikanlah gambar berikut ini !
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapat
menyala walaupun redup. Hal tersebut dikarenakan…
a. Senyawa berbentuk padatan
b. Larutan tidak dapat larut dalam air
c. Larutan tidak dapat terionisasi
d. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion
sebagian
e. Senyawa bersifat kering
1
2
3
5
27. Perhatikan gambar dibawah !
Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terang
apabila elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebut
disebabkan karena….
a. Larutan tersebut telah terionisasi sempurna
b. Larutan tersebut adalah larutan gula
c. Larutan tersebut tidak dapat terionisasi
d. Jika harga larutan diatas = 0
e. Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna
28. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …
a. Asam nitrat (HNO3)
d. Cuka
b. Natrium klorida (NaCl)
e. glukosa
c. Ammonia (NH3)
29. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit …
a. Garam
d. Urea
b. Asam
e. Cuka
c. Basa
30. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapi
keduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji …
a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu B
b. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu B
c. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu B
d. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu B
e. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B
6
LEMBAR JAWAB
NO. A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
B
C
D
Nama
:
NIS
:
Mata Pelajaran
:
E
NO. A
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
7
B
C
D
E
Lampiran 14.1
JAWABAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
B
C
A
C
E
E
A
A
D
D
E
E
C
D
A
16. A
17. D
18. C
19. B
20. A
21. C
22. E
23. C
24. B
25. A
26. D
27. A
28. B
29. D
30. B
8
Lampiran 16
KISI-KISI TANGGAPAN TERHADAP MEDIA VIDEO
Variabel
Media
Video
Sub
INDIKATOR
Variabel
1. Pesan yang
A.
Intrinsik
disampaikan
melalui media
video sesuai
dengan materi
yang diajarkan.
2. Media video yang
diterapkan sangat
aplikatif dan
disertai dengan
contoh-contoh
yang sering
ditemukan dalam
kehidupan seharihari.
3. Media video yang
diterapkan disertai
dengan percobaan.
NO. SOAL
Positif
Negatif
3,
5
1. Media video yang
B.
diterapkan sesuai
Ekstrinsik
dengan kebutuhan
belajar masa kini.
2. Adanya
perlengkapan
yang mendukung
pemakaian media
video.
3. Adanya
lingkungan belajar
yang kondusif
selama
pembelajaran
kimia
berlangsung.
Jumlah
JUMLAH
SOAL
2
2, 4
1, 6
4
9, 10
7, 8
4
12, 15
13, 14
4
11
20
2
19, 16
17, 18
4
10
10
20
Lampiran 17
TANGGAPAN TERHADAP MEDIA VIDEO KIMIA
NAMA
:
KELAS / NO. ABSEN
:
Petunjuk pengisian
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya
2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara
3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
sebelum anda mengisi
4. pilih satu kreteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan
cara memberi ( ) “cek” pada salah satu kreteria sekor
5. tanyakanlah jika ada kesulitan
Keterangan :
SS
: Sangat setuju
S
: Setuju
N
: Netral/Tidak punya pendapat
TS
: Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
No
1.
Pertanyaan
Media video yang diterapkan sangat
membosankan
Media video yang diterapkan sangat
2.
menarik
Pesan yang disampaikan melalui media
3
video tidak sesuai dengan materi yang
diajarkan.
Media video yang diterapkan disertai
4.
dengan
penjelasan
yang
mudah
dipahami.
1
SS
S
N
TS
STS
Pesan yang disampaikan melalui media
5.
video memacu keingintahuan yang
besar.
Pesan yang disampaikan melalui media
6.
video sulit untuk dipahami.
Media
7.
yang
diterapkan
tidak
menambah semangat belajar.
Pesan yang disampaikan tidak aplikatif
8.
sehingga menurunkan motivasi belajar.
Media video yang ditampilkan disertai
9.
dengan
percobaan
mempermudah
sehingga
siswa
dalam
memahami materi.
Media video yang diterapkan sangat
10.
aplikatif dengan contoh-contoh yang
mudah ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Adanya
11.
perlengkapan
pendukung
sehingga media video dapat dijadikan
media pembelajaran.
Media video
12.
merupakan alternatif
media yang mempermudah guru dalam
menyampaikan materi kepada siswa.
Media
13.
yang
diterapkan
ketinggalan zaman.
Media
14.
video
video
tidak
efektif
jika
digunakan dalam proses belajar karena
bersifat abstrak.
Media video yang diterapkan dalam
15.
kegiatan
belajar
mengajar
sangat
2
inovatif.
Media video membuat kondisi kelas
16.
aktif
sehingga
memberikan
pengalaman baru bagi siswa.
Media video yang diterapkan membuat
17.
kondisi kelas tidak kondusif.
Media video membuat siswa tidak
18.
mandiri dalam mencari sumber belajar
yang lain.
Media video memberikan langkah
19.
awal bagi siswa dalam memperluas
pengetahuannya
tentang
larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
Media video sulit untuk diterapkan
20.
karena
membutuhkan
perlengkapan
yang rumit.
Semarang,……………2011
Observer
………………………………
3
Lampiran 17.1
JAWABAN TANGGAPAN TERHADAP VIDEO KIMIA
Nomor soal positif
Keterangan
SS
Nilai
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
Nomor soal negatif
Keterangan
SS
Nilai
1
S
2
N
3
TS
4
STS
5
N
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
TS
4
2
4
2
2
4
4
4
2
2
STS
5
1
5
1
1
5
5
5
1
1
No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
SS
1
5
1
5
5
1
1
1
5
5
S
2
4
2
4
4
2
2
2
4
4
4
SS
5
5
1
1
5
5
1
1
5
1
S
4
4
2
2
4
4
2
2
4
2
N
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
TS
2
2
4
4
2
2
4
4
2
4
STS
1
1
5
5
1
1
5
5
1
5
Lampiran 19
PROSEDUR PRAKTIKUM
DAYA HANTAR LISTRIK DALAM LARUTAN
A. Tujuan
Mengamati sifat daya hantar listrik pada beberapa larutan
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas kimia500 mL
b. Baterai 4 buah,
c. Bola lampu,
d. Kabel.
2. Bahan
a. Air,
b. Air jeruk,
c. Air sabun,
d. Larutan garam,
e. Larutan asam cuka
f. Larutan gula
C. Cara Kerja
1.
Susunlah alat uji elektrolit seperti gambar dibawah ini !
2.
Masukkan 100 mL larutan garam kedalam gelas kimia!
3.
Celupkan elektrode kedalam larutan garam tersebut dan amati nyala
lampu serta gelembung gas yang ditimbulkan disekitar batang
elektrode!
4.
Bersihkan kedua batang elektrode dengan air dan keringkan! Dengan
cara yang sama, lakukan percobaan yang sama pada larutan yang
tersedia!
D. Hasil Percobaan
No
Larutan
1.
Air
2.
Air jeruk
3.
Air sabun
4.
Lart garam
5.
Lart as cuka
6.
Lart gula
Nyala Lampu
Gelembung
Jenis
Gas
Larutan
E. Pertanyaan
1. Sebutkan ciri-ciri larutan elektrolit dan nonelektrolit ?
2. Larutan apasaja yang termasuk elektrolit dan nonelektrolit ?
F. Kesimpulan
…………
Lampiran 20
KISI-KISI ANGKET BELAJAR KIMIA
Variabel
Hasil
Belajar
Sub
INDIKATOR
Variabel
1. Adanya hasrat dan
A.
Intrinsik
keinginan belajar
kimia.
2. Adanya kebutuhan
dalam belajar
kimia.
3. Adanya harapan
dan cita-cita masa
depan dalam
mempelajari kimia
NO. SOAL
Positif
Negatif
3, 11
1, 8
1. Adanya inovasi
B.
media yang
Ekstrinsik
digunakan dalam
pembelajaran
kimia sehingga
materi lebih
mudah dipahami.
2. Adanya kegiatan
yang menarik
dalam belajar.
3. Adanya
lingkungan belajar
yang kondusif
selama
pembelajaran
kimia
berlangsung.
Jumlah
9, 13
JUMLAH
SOAL
4
2,
5,
2
4, 14
6, 15
4
3
7
10
12
2
17, 20
16, 18, 19
5
10
10
20
Lampiran 21
ANGKET BELAJAR KIMIA
NAMA
:
KELAS / NO. ABSEN
:
Petunjuk pengisian
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya
2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara
3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
sebelum anda mengisi
4. pilih satu kriteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan
cara memberi ( ) “cek” pada salah satu kriteria skor
5. tanyakanlah jika ada kesulitan
Keterangan :
SS
: Sangat setuju
S
: Setuju
N
: Netral/Tidak punya pendapat
TS
: Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
No
1.
Pertanyaan
Saya sangat senang belajar kimia
karena menarik.
Saya belajar kimia apabila ada tugas
2.
Saya tidak suka belajar kimia karena
3
sangat rumit.
Saya giat belajar kimia agar dapat
4.
meraih cita-cita.
Saya
5.
belajar
kimia
jika
guru
memberikan nilai yang baik.
1
SS
S
N
TS
STS
Saya belajar kimia jika menghadapi
6.
ujian akhir.
Saya tidak tertarik belajar kimia karena
7.
media yang diterapkan tidak inovatif.
Saya belajar kimia dengan sungguh-
8.
sungguh secara rutin.
Saya tertarik belajar kimia dengan
9.
media yang diterapkan.
Saya senang belajar kimia karena
10.
adanya praktikum.
Saya malas belajar rutin dan teratur
11.
pelajaran kimia
Saya malas belajar kimia dengan
12.
praktikum karena hanya membuang
waktu.
Saya tertarik belajar kimia dengan alat
13.
peraga
yang
digunakan
dlaam
pembelajaran.
Saya
14.
mempelajari
kimia
untuk
diterapkan dalam kehidupan seharihari.
Saya tidak senang belajar kimia karena
15.
tidak ada manfaatnya.
Saya malas belajar kimia karena guru
16.
tidak dapat menjelaskan materi dengan
jelas
Saya tertarik belajar kimia karena guru
17.
penjelasan guru sangat aplikatif
Saya bosan belajar kimia karena guru
18.
tidak aplikatif sehingga materi sulit
2
dipahami.
Saya malas mencari informasi yang
19.
berhubungan dengan materi kimia
melalui referensi-referensi lain.
Saya
20.
bersemangat
belajar
kimia
dengan praktikum karena memberikan
gambaran yang nyata mengenai materi.
Semarang,……………2011
Observer
………………………………
3
Lampiran 21.1
JAWABAN ANGKET BELAJAR KIMIA
Nomor soal positif
Keterangan
SS
Nilai
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
Nomor soal negatif
Keterangan
SS
Nilai
1
S
2
N
3
TS
4
STS
5
N
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
TS
2
2
4
2
4
4
4
2
2
2
STS
1
1
5
1
5
5
5
1
1
1
No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
SS
5
5
1
5
1
1
1
5
5
5
S
4
4
2
4
2
2
2
4
4
4
4
SS
1
1
5
5
1
1
5
1
1
5
S
2
2
4
4
2
2
4
2
2
4
N
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
TS
4
4
2
2
4
4
2
4
4
2
STS
5
5
1
1
5
5
1
5
5
1
Lampiran 23
DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS EKSPERIMEN
Kondisi siswa saat pre-test berlangsung
Proses pembelajaran dengan menggunakan media video
Aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung dengan eksperimen larutan elektrolit dan
nonelektrolit pada media video
Kondisi siswa saat diskusi
Aktivitas siswa saat post-test berlangsung
Lampiran 24
DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS KONTROL
Proses Pembelajaran Kimia Dengan Metode Ceramah
Kondisi Siswa Saat Kegiatan Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
masalah
lemahnya
proses
pembelajaran,
dimana
dalam
proses
pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan
berfikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan
anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi
yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan seharihari. Akibatnya anak didik pintar secara teoritis tetapi miskin secara
aplikasi. Proses pendidikan kita diarahkan untuk membangun dan
mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki, dengan kata lain
proses pendidikan kita tidak pernah diarahkan membentuk manusia yang
cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak
diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.
Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara.1 Tujuan pendidikan dan pengajaran diartikan sebagai
suatu bentuk usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari
siswa/mahasiswa sebagai subjek belajar, sehingga memberi arah kemana
proses belajar mengajar itu harus dibawa dan dilaksanakan. 2
1
hlm. 70
Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010),
2
Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat : Gaung Persada,
2009), hlm. 164
1
2
Dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan
pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung dengan guru. Oleh
karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari
pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki
guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena tidak semua
tujuan dapat tercapai hanya dengan satu strategi tertentu.3
Proses pembelajaran merupakan seperangkat kegiatan belajar yang
dilakukan siswa (peserta didik), dimana kegiatan belajar dilaksanakan oleh
siswa di bawah bimbingan guru. Guru bertugas merumuskan tujuan-tujuan
yang hendak dicapai pada saat mengajar, yang mana untuk mencapai
tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancangkan sejumlah
pengalaman belajar.4 Belajar dapat disimpulkan suatu komponen ilmu
pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik
yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Dimana dalam
kegiatan belajar setiap individu menggunakan tiga ranah yang berperan
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang
dianggap sulit bagi sebagian siswa. Banyaknya konsep kimia yang bersifat
abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan
ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran sulit bagi siswa sehingga
banyak siswa gagal dalam belajar kimia. Pada umumnya siswa cenderung
belajar dengan hafalan daripada secara aktif mencari untuk membangun
pemahaman mereka sendiri terhadap konsep kimia. Ada juga sebagian
siswa yang sangat paham pada konsep-konsep kimia, namun tidak mampu
mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 5 Dalam
proses
belajar
mengajar
tidak
seluruhnya
pesan/informasi
yang
disampaikan seorang guru dapat diserap oleh siswa dengan maksimal.
3
Retno Dwi Suyanti, op.cit, hlm. 41 - 42
Iskandar, op.cit, hlm. 98
5
Ibid, hlm. 42
4
3
Terkadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi.
Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat
diterima oleh siswa dengan optimal, atau tidak seluruh materi pelajaran
dapat dipahami dengan baik oleh siswa. 6
Fakta di lapangan terdapat beberapa kendala, antara lain kurangnya
partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan berbagai media yang
inovatif, yaitu kurangnya variasi dalam pengajaran serta jarangnya
digunakan media yang dapat memperjelas gambaran siswa tentang materi
larutan elektrolit dan nonelektrolit. Kendala tersebut menimbulkan
motivasi yang rendah dalam diri siswa. Pembelajaran yang tidak
melibatkan perhatian dan minat siswa disinyalir menjadi salah satu
penyebab menurunnya nilai akademik di MAN 1 Semarang. Sehingga
hasil belajar kimia belum seluruhnya mencapai nilai rata-rata KKM
sebagai yang diharapkan. 7
Salah satu hal yang menjadi hambatan lain dalam proses
pembelajaran kimia adalah transfer materi yang bersifat abstrak, yang
mana materi tidak disajikan dalam suatu bentuk yang konkret (nyata). Hal
inilah yang menyebabkan rendahnya minat siswa dalam belajar kimia
pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Indikator yang harus
dicapai dalam pembelajaran pada
materi larutan elektrolit
dan
nonelektrolit, antara lain :
1.
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit
melalui percobaan
2.
Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya
3.
Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan
arus listrik
4.
Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion
dan senyawa kovalen polar.
6
7
Ibid, hlm. 82
Kanti, Septiyati, 8.15 WIB
4
5.
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit
melalui praktikum,
6.
Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya melalui praktikum.
Dari indikator diatas, maka penelitian ini pada materi larutan elektrolit
dan nonelektrolit disajikan melalui media video dengan metode
eksperimen.
“Seperti halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek
yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang
sesuai”.8 Media video disusun dan diimplementasikan sebagai media
belajar oleh peneliti supaya dapat membantu memudahkan siswa dalam
memahami materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Oleh karena itu,
peneliti mengambil judul “EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT
DAN NONELEKTROLIT SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap
siswa dalam waktu relatif terbatas sehingga menjadikan ilmu kimia
merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa.
2. Kurangnya partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan
berbagai media yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran.
C. Penegasan Istilah
Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas terhadap judul skripsi di
atas, dan untuk menghindari kesalahpahaman mengenai pembahasan,
8
hlm. 48
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003), Cet. 5,
5
maka peneliti memberikan pembatasan dalam masing-masing istilah
sebagai berikut :
1. Media Pembelajaran
Secara harfiah kata media memiliki beberapa arti “perantara” atau
“pengantar”.
Association
for
Education
and
Communication
Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala sesuatu bentuk
yang
dipergunakan
untuk
suatu
proses
penyaluran
informasi.
Sedangkan Eucation Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda
yang dapat memanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan
belajar
mengajar,
dapat
mempengaruhi
efektifitas
program
instruksional. 9
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa)
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
2. Video
“Dilihat dari sifatnya video termasuk media audiovisual yaitu
jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung
unsur gambar yang bisa dilihat”.10 Video membantu memberikan
gambaran yang jelas mengenai materi pelajaran yang dipelajari.
3. Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
“Larutan didefinisikan campuran cairan yang dihasilkan bila
padatan, cairan, atau gas melarut dalam pelarut”.11 Sedangkan “larutan
elektrolit
adalah senyawa atau
larutannya
(dalam
air)
dapat
menghantarkan arus listrik; meliputi senyawa-senyawa asam, basa, dan
garam”.12 Sedangkan “nonelektrolit adalah senyawa dimana lelehan
9
hlm. 11
Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002),
10
Retno Dwi Suyanti, op.cit, hlm. 90
Collin Gem, Kamus Saku Kimia, (Jakarta : Erlangga, 1994), hlm. 179
12
Mulyono HAM, Kamus Kimia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. 4, hlm. 111
11
6
atau larutannya dalam pelarut air tidak dapat menghantarkan arus
listrik. Contoh nonelektrolit adalah glukosa, sukrosa, urea, gliserin, dan
sebagainya”. 13
4. Hasil Belajar
“Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar”.14 Dalam penelitian ini, aspek yang diukur
antara lain aspek kognitif (pengetahuan) berupa pre-test dan post-test.
D. Rumusan Masalah
Peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana
efektivitas media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi
larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar
kimia kelas X MAN 1 Semarang?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : Untuk mengetahui
efektivitas media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi
larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar
kimia kelas X MAN 1 Semarang?
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
1.
Bagi Peserta Didik
a.
Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar yang sedang berlangsung;
b.
Meningkatkan motivasi peserta didik dengan diterapkannaya
media video;
c.
Memberikan gambaran yang konkret pada peserta didik terhadap
materi yang diajarkan;
13
Ibid, hlm. 296
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka
Cipta, 1999), hlm. 37
14
7
d.
Meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan penerapan
media video.
2.
Bagi Pendidik
a.
Meningkatkan kreativitas pendidik dalam kegiatan belajar
mengajar yaitu dengan adanya perangkat pembelajaran yang
diterapkan sehingga mendapat kegiatan belajar mengajar yang
bermutu;
b.
Pendidik mampu memberikan gambaran yang nyata dengan
penyampaian materi larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui
praktikum dalam bentuk media video.
3.
Bagi Sekolah
a.
Memberikan perangkat pembelajaran kepada sekolah dalam
rangka perbaikan mutu pembelajaran, khususnya bagi sekolah
yang dijadikan penelitian dan sekolah lain pada umumnya;
b.
Sekolah dapat memilih media yang sesuai dengan standar
kompetensi pada materi yang diajarkan.
4.
Bagi Peneliti
a.
Mengetahui perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh
pendidik dalam proses pembelajaran kimia.
b.
Menambah pengalaman karena dapat mengalami secara langsung
proses pembelajaran dengan media video.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Media Video Sebagai Media Pembelajaran
Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang media video, harus
diketahui definisi dari media pembelajaran terlebih dahulu. Secara
harfiah kata media memiliki beberapa arti “perantara” atau “pengantar”.
Association for Education and Communication Technology (AECT)
mendefinisikan media yaitu segala sesuatu bentuk yang dipergunakan
untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Eucation
Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda
yang dapat
memanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional,1
sehingga media mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan
dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga siswa tidak
menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.2
Sedangkan pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk
membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya
menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. 3 Proses pembelajaran
memang sangat komplek, karena ada beberapa faktor yang berpengaruh
didalamnya. Dalam hal ini, salah satunya adalah proses transfer ilmu
kepada peserta didik yang menjadi bahan pembaharuan secara kontinu.
Suatu materi tidak dapat diserap secara sempurna oleh peserta didik
apabila pesan yang disampaikan tidak dapat disajikan secara baik.
1
Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002),
hlm. 11
2
Daryanto, Media Visual, (Bandung : Tarsito, 1993), hlm. 1
3
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2008), hlm. 85
8
9
Dalam suatu proses belajar mengajar ada dua unsur penting yang
saling berkaitan satu sama lain yaitu metode mengajar dan media
pengajaran yang diterapkan. Pemilihan salah satu motode mengajar
tertentu akan mempengaruhi jenis media pendidikan yang sesuai,
meskipun masih ada yang harus diperhatikan dalam memilih media.
Berikut adalah bahan pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum
memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar.
a. Peranan Dan Keuntungan Media
Fungsi atau peranan media dalam proses belajar mengajar,
diantaranya :
1) Untuk membangkitkan motivasi;
2) Untuk meningkatkan aktivitas siswa;
3) Untuk memperjelas informasi yang disampaikan guru;
4) Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian;
5) Untuk menambah variasi teknik penyajian pelajaran;
6) Untuk menambah pengertian nyata auatu informasi;
7) Pendidikan akan lebih produktif, dapat memberikan pengalaman
yang tidak diberikan oleh guru, merangsang sifat ingin tahu, dan
membuka cakrawala yang lebih luas.
8) Dapat mendorong interaksi optimal antara siswa dan guru.
b. Kelemahan Dalam Penggunaan Media
Kelemahan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media,
diantaranya :
1) Untuk memproduksi media membutuhkan dana, waktu, tenaga,
dan keterampilan;
2) Perlu pemeliharaan dan perbaikan;
3) Perlu
ruangan,
tempat
yang
aman
dan
layak
untuk
penyimpanannya.4
Peranan dan kerugian yang telah dijelaskan di atas, akan
memberikan gambaran kepada pendidik sebelum memanfaatkan media
4
Daryanto, op. cit, hlm. 4 - 5
10
dalam proses belajar mengajar. Tentu pemilihan media sendiri sangat
terkait dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik
sehingga ada hubungan diantara keduanya.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pemanfaatan media dalam
proses belajar mengajar memberikan andil yang besar oleh peserta
didik. Prestasi peserta didik akan meningkat dalam suatu mata pelajaran
apabila peserta didik tersebut memahami benar terhadap materi
pelajaran yang dipelajari. Awal lahirnya peserta didik dalam menyukai
suatu materi pelajaran adalah karena adanya motivasi, adanya dorongan
yang membuat rasa senang peserta didik dalam mempelajari materi
tersebut. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media
pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan stimulan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi
pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.5
Selain adanya motivasi yang menjadi pemicu para peserta didik
dalam mempelajari sesuatu perlu diperhatikan pula yaitu dengan
membuat suatu pembelajaran lebih konkret. Menurut Ibrahim, juga
mengungkapkan bahwa media bertujuan untuk memahami makna lebih
tepat, karena berkaitan langsung dengan indera peserta didik.
Sebagaimana definisi yang dijelaskan oleh Ibrahim Nashir dalam
karyanya yang berjudul Muqoddimah Fi Tarbiyah, yaitu :
5
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003), Cet. 5,
hlm. 15 - 16
6
Ibrahim, Nashir, Muqoddimah Fi Tarbiyah, ( Aman: Ardan, tt), hlm. 169.
11
(Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang disajikan dari
panca indera dengan tujuan untuk memahami makna secara teliti
dan cepat)
Penelitian
ini
memanfaatkan
media
video
sebagai
media
pembelajaran. Dalam proses pembelajarannya para peserta didik
melakukan pembelajaran dengan metode praktikum sebagai metode
pendukung dalam proses belajar mengajar. Praktikum ini sangat
mendukung para peserta didik dalam mengaplikasikan materi yang
telah diperoleh dengan secara nyata. Dalam proses belajar dengan
praktikum inilah para peserta didik dapat mengalami secara langsung
praktikum tersebut. Namun, melalui pengalaman langsung siswa tidak
sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat
langsung dalam perbuatan, dan tanggung jawab terhadap hasilnya.7
Menurut Edgar Dale dalam bukunya Retno Dwi Suyanti yang
berjudul
strategi
pembelajaran
kimia
mengemukakan
bahwa
pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses
perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses
mengamati
dan
mendengarkan
melalui
media
tertentu
dan
mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari
bahan pengajaran, maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh
siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman,
maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa. Pada
kelas eksperimen yang mana memanfaatkan media video sebagai media
pembelajaran sebelum praktikum dilakukan, membuat kegiatan
praktikum siswa lebih terarah. Hal ini dikarenakan siswa sudah
memiliki gambaran mengenai praktikum yang akan dilakukan. Inilah
yang menjadi alasan mengapa hasil belajar yang diperoleh siswa pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang tidak
7
51
Dimyati dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm
12
menggunakan media video sebelum praktikum. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 2.1 berikut.8
abstrak
verbal
Lambang visual
visual
radio
film
televisi
karyuawisata
demonstrasi
Pengalaman melalui drama
Pengalaman melalui benda tiruan
konkret
Pengalaman langsung
Gambar 2.1: Kerucut pengalaman
“Media video adalah media visual gerak ( motion pictures) yang
dapat
diatur
percepatan
gerakannya
(gerak
dipercepat
atau
diperlambat).”9 Video juga merupakan bahan ajar non cetak yang kaya
informasi dan tuntas karena dapat sampai kehadapan siswa secara
langsung. Disamping itu, video menambah suatu dimensi (pandangan)
baru terhadap pembelajaran, hal ini karena karakteristik teknologi video
yang dapat menyajikan gambar bergerak pada siswa, disamping suara
yang menyertainya.10
2. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
a. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
8
hlm 85
9
Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010),
Bambang Warsita, op. cit, hlm. 30
Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta : Gava Media, 2010), hlm 86 - 87
10
13
Salah satu pengelompokan larutan yaitu berdasarkan kemampuan
suatu larutan untuk menghantarkan aliran listrik.
1) Pengertian Larutan
“Solutions are homogeneous mixtures of to or more
substances in which the components are presents as atoms,
molecules, or ions.”11 Yang berarti suatu larutan adalah
campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih, yang
mana terdiri dari adanya komponen atom, molekul ataupun ion.
Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat
berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu
seragam sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian yang
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Dalam
campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat
dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah. 12
2) Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listriknya
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Jika suatu
larutan dapat menghantarkan listrik, maka larutan tersebut
disebut dengan
larutan elektrolit.
Hal ini dikarenakan,
kemampuan suatu senyawa terurai menjadi ion-ion yang dapat
bergerak bebas.
Contohnya adalah HCl. Bila gas HCl dilarutkan dalam air,
akan terjadi reaksi sebagai berikut :
HCl(g) + H2O
H3O+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi semacam ini biasanya disebut reaksi ionisasi karena
menghasilkan ion-ion yang sebelumnya tak ada.13 HCl dapat
dipandang memberikan sebuah proton kepada H2O untuk
membentuk H3O+ dan Cl-. Ion-ion positif dan negatif dibentuk
11
Spencer, L. Seanger dan Michael R. Slabaugh, Chemistry For Today (General,
Organic, And Biochemistry), (Belmont, CA : Brooks/Cole, 2004), hlm 202
12
Keenan dkk, Ilmu Kimia Untuk Universitas, (Jakarta : Erlangga, 1980), hlm. 372
13
Ibid, hlm 170
14
dalam air meskipun dalam HCl murni tak satupun ada. Muatan
positif H3O+ dinyatakan sebagai ion hidronium atau oksonium
sedangkan muatan negatif adalah ion klorida (Cl-). 14
Banyak zat-zat yang berbentuk molekul bila dilarutkan dalam
air yang sama sekali tak mempunyai kemampuan untuk
terionisasi. Contohnya alkohol dan gula. Bila senyawa-senyawa
ini dilarutkan dalam air, molekul-molekulnya hanya bercampur
dengan molekul-molekul air membentuk larutan yang homogen
tetapi larutannya tak mengandung ion-ion karena solutnya tak
bereaksi
dengan
air
solut
semacam
ini
dinamakan
nonelektrolit.15
3) Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Daya Hantarnya
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa berdasarkan
daya hantar listriknya, larutan dapat dibagi menjadi 2 yaitu
larutan elektrolit dan nonelektrolit. Sedangkan elektrolit dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu larutan elektrolit kuat dan
elektrolit lemah sesuai dengan skema penggolongan berikut :
Gambar 2.2 Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Daya
Hantarnya
Skema di atas dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan tabel
yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut :
14
Hardjono, Sastrohamidjojo, Kimia Dasar, (Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press, 2008), Cet. 3, hlm 235
15
Ibid, hlm 172
15
Tabel 2.1 Gambaran sifat larutan dari elektrolit kuat, elektrolit
lemah, dan non elektrolit.16
Jenis Larutan
Elektrolit
Kuat
Sifat
dan Contoh
Pengamatan Lain
Senyawa
− Terionisasi
NaCl,
HCl,
NaOH,
menyala
terang
Na+ +
H+
HCl
+ Cl-
n arus listrik.
− Lampu
NaCl
Cl-
sempurna.
− Menghantarka
Reaksi Ionisasi
H2SO4,
− Terdapat
NaOH
Na+
+
OH-
H2SO4
2H+
+
gelembung gas KCl, dll.
SO42K+
KCl
+ Cl-
Elektrolit
Lemah
− Terionisasi
CH3COOH,
H+
sebagian
− Menghantarka
n arus listrik
CH3COO
NH4OH,
+
-
NH4OH
NH4+ + OH-
− Lampu
menyala redup
CH3COOH
HCN,
HCN
H+ +
CN-
− Terdapat
gelembung gas Al(OH)3, dll Al(OH)3
Al3+ + 3OHNon
Elektrolit
− Tidak
C6H12O6,
C6H12O6
C12H22O11,
C12H22O11
CO(NH2)2,
CO(NH2)2
menghantarka
dan
C2H5OH
n arus listrik
C2H5OH
terionisasi
− Tidak
16
Budi, Utomo, “Pengelompokan Larutan Berdasarkan Jenisnya”,
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/pengelompokan_larut
an_berdasarkan_jenisnya.html, ((12/2/2011)08.00 WIB), hlm 1
16
− Lampu
tidak
menyala
− Tidak terdapat
gelembung gas
b. Larutan Elektrolit Dan Ikatan Kimia
1) Reaksi Ionisasi Elektrolit Kuat Dan Lemah
Umumnya air adalah pelarut (solven) yang baik untuk
senyawa ion. Larutan air yang mengandung suatu zat tertentu
akan mengandung sifat-sifat yang khas, salah satunya adalah
menghantarkan arus listrik. Sebagai contoh apabila suatu
elektroda dicelupkan kedalam air murni, bola lampu tidak akan
menyala karena air adalah konduktor listrik yang tidak cukup
baik. Tetapi bila suatu senyawa ion yang kuat seperti NaCl
dilarutkan pada air, setelah solutnya larut, bola lampu mulai
menyala dengan terang.17 Karena ion klorida adalah negatif,
maka ujung-ujung positif dari air akan mengelilingi sekitar ion
klorida. Sekarang ion-ion klorida dikelilingi oleh sekelompok
molekul air, atau dikatakan ion klorida terhidrat. Pada saat yang
sama, ion natrium mengalami hidrasi yang semacam, dengan
muatan negatif atau ujung oksigen dari molekul air menghadap
pada ion positif natrium. Karena larutan keseluruhan harus
netral, maka jumlah ion natrium terhidrat yang dibentuk harus
sama dengan jumlah ion klorida yang terhidrat. Bila elektrodaelektroda positif dan negatif dimasukkan ke dalam larutan ini,
maka ion-ion natrium bermuatan positif yang terhidrat ditarik ke
elektroda negatif dan muatan negatif dari ion klorida terhidrat
ditarik ke elektroda positif.18 Zat-zat seperti NaCl yang dalam
larutan akan terdisosiasi sempurna disebut elektrolit kuat.
17
18
James, E. Brady, op. cit, hlm 169
Hardjono, Sastrohamidjojo, op. cit, hlm. 234
17
Diantara elektrolit kuat dan nonelektrolit ada sejumlah
senyawa yang disebut elektrolit lemah. Senyawa-senyawa ini
menghasilkan larutan yang menghasilkan listrik, tetapi lemah
sekali. Contohnya asam asetat HC2H3O2. Bila elektrode dari alat
konduktor dicelupkan kedalam larutan asam ini, nyala dari bola
lampu hanya redup saja. Dalam larutan asam asetat, hanya
sebagian kecil dari molekul asam asetat yang dihasilkan reaksi
berikut ini berbentuk ion.
HC2H3O2(aq) + H2O
H3O+(aq) + C2H3O2-(aq)
Pada larutan asam asetat, molekul-molekul HC2H3O2 secara
tetap akan bertumbukan dengan molekul air dan setiap
tumbukan ada kemungkinan sebuah proton dari molekul
HC2H3O2 akan berpindah ke molekul air dan menghasilkan
H3O+ serta C2H3O2- ion. Tetapi dalam larutan ini ada pertemuan
antara ion asetat dan ion hidronium. Bila kedua ion ini bertemu,
kemungkinan besar dari ion H3O+ akan melepaskan protonnya
ke ion C2H3O2- untuk membentuk kembali molekul-molekul
HC2H3O2 dan H2O.19
2) Daya Hantar Listrik Senyawa Ionik
Yang dinaksud dengan ikatan ionik adalah ikatan antara ion
positif
dengan
ion
negatif
dalam
pembentukan
suatu
persenyawaannya. Gaya tarik menarik ion positif dan ion negatif
itu disebabkan oleh adanya gaya elektrostatik. Terbentuknya
atom menjadi ion positif dan ion negatif tergantung dari
keelektronegatifannya. Sedang besarnya muatan listrik, yang
disebut juga sebagai bilangan oksdasi atau valensi, tergantung
jumlah elektron yang dilepas atau ditarik dengan kaidah octet,
untuk membentuk konfigurasi gas mulia. Contohnya atom
Kalium (no. atom 19) dapat bereaksi dengan atom Oksigen (no.
atom 8) membentuk senyawa kalium oksidasi.
19
James, E. Brady, op. cit, hlm 172
18
K (2, 8, 8, 1) – 1 e
O (2, 6) + 2 e
Untuk
membentuk
K+ (2, 8, 8)
O-2 (2, 8)
molekul
yang
netral,
1
ion
O-2
membutuhkan 2 ion K+, menjadi20
2 K+ + 1 O-2
K2O
3) Daya Hantar Listrik Senyawa Kovalen
Di dalam struktur Lewis untuk HCl, atom Cl memperoleh
konfigurasi elektron atom gas mulia. Kecenderungan atom Cl
untuk menerima sebuah elektron dalam keadaan apapun selalu
sama. Pembentukan ikatan antara sebuah atom H dan sebuah
atom Cl pada senyawa HCl melibatkan pemakaian bersama
elektron yang menghasilkan ikatan kovalen21
Senyawa kovalen terbagi menjadi senyawa kovalen non polar
misalnya : F2, Cl2, Br2, I2, CH4 dan kovalen polar misalnya :
HCl, HBr, HI, NH3. Dari hasil percobaan, hanya senyawa yang
berikatan kovalen polar yang dapat menghantarkan arus listrik.
HCl merupakan senyawa kovalen diatom bersifat polar, dimana
pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih
elektronegatif dibanding dengan atom H. Sehingga pada HCl,
atom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif. Maka pada
molekul HCl terjadi kerapatan elektron (density elektron =
ke pihak Cl. Dengan kata lain karapatan
)
pada pihak Cl besar
membentuk momen dipol negatif, sedangkan dipihak H terjadi
kelangkaan elektron, sehingga membentuk momen dipol positif.
Kerapatan elektron pada HCl diganbarkan pada Gambar 2.4
20
Hiskia, Achmad, Kimia Dasar 1, (Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993),
hlm. 253-258
21
Ralph, H. Petrucci dan Suminar, Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern, (Jakarta :
Erlangga, 1987), hlm 273-274
19
Gambar 2.4 Struktur Lewis Senyawa HCl
Pada hakikatnya polarisasi atau pengutuban muatan listrik
dari
suatu
senyawa
terjadi
karena
adanya
perbedaan
keelektronegatifan dari atom-atom yang bersenyawa. Semakin
besar perbedaan keelektronegatifannya semakin sempurnalah
terjadinya polarisasi dan ini berarti senyawa tersebut tidak lagi
dapat dikatakan senyawa kovalen tetapi senyawa dengan ikatan
ion. Menurut kesepakatan para ahli batasnya adalah adanya
selisih keelektronegatifan lebih dari 1,7. Misalnya senyawa HCl
dengan keelektronegatifan atom H adalah 2,1 dan atom Cl
adalah 3,0 maka, selisih diantara keduanya adalah 0,9.22
Jadi walaupun molekul HCl bukan senyawa ion, jika
dilarutkan ke dalam air maka larutannya dapat menghantarkan
arus listrik karena menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas.
HCl(g) + H2O(l)
(g)
atau HCl(aq)
H3O+(aq) + Cl-(aq) atau HCl(aq)
H3O+(g) + Cl-
H+(aq) + Cl-(aq)
Larutan HCl di dalam air mengurai menjadi kation (H+) dan
anion (Cl-). Terjadinya hantaran listrik pada larutan HCl
disebabkan ion H+ menangkap elektron pada katoda dengan
membebaskan gas hidrogen. Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan
elektron pada anoda dengan menghasilkan gas klorin.23
Perhatikan Gambar 2.5 berikut.
22
Hiskia, Achmad, op. cit, hlm. 272-273
Budi. Utomo, “Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik”,
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/perbedaan_larutan_b
erdasarkan_daya_hanter_listrik.html, ((12/2/2011) 08.00 WIB)hlm 1
23
20
Gambar 2.5 Penguraian Larutan HCl dalam Air
Namun,
HCl
dalam
keadaan
murni
tidak
dapat
menghantarkan arus listrik, hal ini karena HCl dalam keadaan
murni berupa molekul-molekul tidak mengandung ion-ion, maka
cairan HCl murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.24
c. Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan
Media Video
Dari pembahasan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit di
atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik materi di atas adalah
sebagai barikut :
1) Terdapat senyawa-senyawa yang cukup rumit, seperti HCl,
NaCl, H3O+ dan sebagainya pada materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
2) Terdapat banyak penggolongan materi, seperti macam-macam
larutan elektrolit dan lainnya.
3) Terdapat reaksi kimia yang terjadi, misalnya reaksi ionisasi pada
garam dapur dan sebagainya.
4) Masing-masing
jenis
larutan
mempunyai
karakteristik
hantarannya.
24
Asep, Jamal Nur Arifin, “Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit”,
http://www.pdfchaser.com/LARUTAN-ELEKTROLIT-DAN-NON-ELEKTROLIT.html,
((12/2/2011) 08.00 WIB), hlm 19 -20
21
5) Masing-masing larutan memiliki gejala-gejala yang ditimbulkan
sendiri, seperti memiliki jumlah gelembung yang ditimbulkan,
nyala lampu dari masing-masing larutan, dll.
6) Pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit berhubungan
pula dengan materi ikatan kimia,dan materi kimia lainnya.
7) Materi larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan salah satu
materi yang dapat diperdalam dan diperjelas dengan adanya
eksperimen, sehingga materi akan mudah dipahami dan
keterampilan sains siswa dapat meningkat.
Selain keterbatasan dari faktor materi di atas, keterbatasan pun
muncul dari faktor lain yang dihadapi dalam proses belajar mengajar
kimia sehingga menurunkan hasil belajar siswa, diantaranya :
1) Rendahnya motivasi siswa, adapun untuk membangkitkan
motivasi siswa tersebut diperlukan suatu pembelajaran yang
menyenangkan. Dimana siswa tidak merasa bosan ketika proses
pembelajaran berlangsung.
2) Aktivitas siswa yang menurun, adapun untuk meningkatkan
aktivitas siswa perlu melibatkan aktivitas siswa sehingga siswa
tidak hanya mendengarkan materi yang disampaikan. Misalkan
saja ketika pembelajaran berlangsung siswa diajak untuk
berdiskusi mengenai materi yang disampaikan.
3) Informasi yang disampaikan guru kurang jelas sehingga
efektivitas serta efisiensi penyampaian rendah. Adapun untuk
mengatasi hal tersebut siswa diajak untuk menulis kembali
materi yang telah disamapikan sehingga informasi yang telah
disampaikan oleh guru dapat tertangkap oleh siswa.
4) Teknik penyajian pelajaran kurang bervariasi. Adapun untuk
mengatasi keterbatasan tersebut siswa memerlukan penyajian
yang berbeda dari sebelumnya sehingga pembelajaran tidak
monoton. Misalkan dengan pemanfaatan media pembelajaran.
22
5) Informasi yang disampaikan tidak disajikan secara konkret.
Adapun solusi yang diambil adalah menyampaikan materi yang
disertai dengan contoh atau disajikan dengan eksperimen.
6) Pembelajaran yang kurang produktif. Adapun untuk menjadikan
pembelajaran lebih produktif adalah dengan memberikan
pengalaman yang tidak diberikan oleh seorang guru, sehingga
pembelajaran tersebut dapat merangsang rasa ingin tahu siswa.
7) Interaksi siswa dan guru tidak optimal. Solusi yang diambil
adalah apabila dalam penyampaian materi terjadi interaksi
diantara keduanya. Misalkan dengan adanya tanya jawab setelah
proses belajar mengajar berlangsung.
Dari keterbatasan yang dihadapi baik dari faktor materi larutan
elektrolit dan nonelektrolit maupun dari faktor lain yang telah
dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini mencoba memberikan
pemecahan dalam pembelajaran pada materi tersebut. Sehingga
materi yang disampaikan akan lebih mudah diserap oleh peserta
didik dan pembelajaran akan menjadi pembelajaran yang berkualitas.
Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat
peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya
menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar.25 Oleh Karena itu,
agar pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelekrolit
dapat diterima dengan baik, maka peneliti mencoba memanfaatkan
media video sebagai media pembelajaran.
Penggunaan media video dalam kegiatan pembelajaran yaitu
untuk menjembatani keterbatasan pengalaman peserta didik terhadap
objek yang langkahnya terlalu cepat atau lambat, memberikan
pengalaman nyata kepada peserta didik, memicu keterlibatan peserta
didik secara aktif dalam pembelajaran (melalui diskusi), mendorong
25
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2008), hlm. 85
23
munculnya pola pembelajaran yang bervariasi (seperti diskusi,
melakukan kajian pustaka, melakukan penelitian lapangan, membuat
laporan ilmiah, presentasi dan sebagainya), dan sekaligus membuat
pesan yang disampaikan sulit dilupakan oleh peserta didik.26
Media video mempunyai potensi yang besar jika dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Hal ini
dikarenakan, media video disajikan agar suatu pembelajaran lebih
menarik dan membuat suatu materi lebih konkret. Sehingga peserta
didik dapat secara langsung mengamati materi yang disajikan
melalui media tersebut. Media video ini berisi penjelasan materi
yang disertai pula dengan percobaan uji elektrolit. Adanya percobaan
inilah yang memperkuat materi yang disampaikan. Berikut adalah
keunggulan dan kelemahan media video, diantaranya :
1) Keuntungan Media Video
Keuntungan menggunakan media video antara lain : ukuran
tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan. Video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya
informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa
secara langsung, video menambah suatu dimensi baru terhadap
pembelajaran.
2) Kelemahan Media Video
Kelemahan media video antara lain :
a)
Fine
details
artinya
media
tayangnya
tidak
dapat
menampilkan obyek sampai yang sekecil-kecilnya dengan
sempurna.
b) Size information artinya tidak dapat menampilkan obyek
dengan ukuran yang sebenarnya.
c)
Third dimention artinya gambar yang diproyeksikan oleh
video umumnya berbentuk dua dimensi.
26 26
Bambang Warsita, op. cit., hlm. 32
24
d) Opposition artinya pengambilan yang kurang tepat dapat
menyebabkan timbulnya keraguan siswa dalam menafsirkan
gambar yang dilihatnya.
e)
Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi
untuk dapat menampilkan gambar yang ada didalamnya.
f)
Budget artinya biaya untuk membuat program video
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.27
Dengan
pemanfaatan
media
video
sebagai
media
pembelajaran diharapkan merupakan alternatif yang sesuai
dengan materi larutan elektrolit dan noneletrolit yang diajarkan.
Dan dengan adanya kesesuaian antara materi yang diajarkan
dengan media yang digunakan dapat berpengaruh pula pada
hasil belajar yang diperoleh peserta didik.
d. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
1) Definisi Belajar
Belajar (learning) adalah suatu proses yang kompleks yang
terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia
masih bayi sampai ke liang lahat nanti (Sadiman, dkk., 1986: 2).
Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses
belajar
terjadi
dalam
diri
peserta
didik
sesuai
dengan
perkembangan dan lingkungannya. Konsep belajar sebagai suatu
upaya atau proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat
interaksi peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada
disekitarnya. Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah
laku
tersebut
meliputi
perubahan
pengetahuan
(kognitif),
keterampilan (psikomotorik), dan nilai sikap (afektif).28
Oleh karena itu, belajar merupakan aktivitas mental/psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
27
28
Daryanto, op. cit, hlm 90-91
Ibid. hlm. 62
25
menghasilkan perubahan-perubahan baik dalam pengetahuan,
keterampilan maupun sikap.
2) Hasil Belajar
“Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar”.29 Menurut Keller, hasil belajar adalah
prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, sedangkan usaha
adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas
belajar. Ini berarti besarnya usaha adalah indikator dari adanya
motivasi; sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya
usaha yang dilakukan oleh anak.30
Untuk mengungkap hasil belajar siswa pada penelitian ini
dapat digunakan tiga aspek, yaitu :
a)
Kognitif
yaitu
kemampuan
yang
berkenaan
dengan
pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
evaluasi. 31 Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai
tiap aspek sebagaimana diberikan dalam taksonomi Bloom
(1956).
(1) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan
(knowledge)
adalah
kemampuan
seseorang untuk mengingat-ngingat kembali (recall) atau
menganali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala,
rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunakannya.
(2) Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan
29
Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka
Cipta, 1999), hlm. 37
30
Ibid, hlm. 39
31
Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat : Gaung Persada,
2009), hlm. 105 - 106
26
diingat. Dengan kata lain, memahami, adalah mengetahui
tentang sesuatu dan dapat melihatnyadari berbagai segi.
(3) Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan
atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun
metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teoriteori, dan sebagainya dalam situasi yang baru dan
konkret.
(4) Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagianbagian yang lebih kecil dan mampu memahami
hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang
satu dengan faktor-faktor lainnya.
(5) Sintesis (synthesis)
Kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari
proses berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses
yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara
logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang
berstruktur atau berbentuk pola baru.32
(6) Penilaian (evaluation)
Adalah
kemampuan
membuat
penilaian
dan
mengambil keputusan dari hasil penilaiannya.33
b) Afektif yaitu kemampuan yang menggunakan perasaan,
emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran.34
Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan.
(1) Menerima (receiving)
32
Anas, Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajagrafindo Persada,
2008), hlm 50 - 51
33
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Putaka Pelajar, 2009), hlm. 51
34
Iskandar, op. cit, hlm. 105 - 106
27
Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau
kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena atau stimuli
khusus (kegiatan dalam kelas, music, baca buku, dan
sebagainya). Dipandang dari segi pengajaran, jenjang ini
berhubungan dengan menimbulkan, mempertahankan,
dan mengarahkan perhatian siswa. Hasil belajar dalam
jenjang ini berjenjang mulai dari kesadaran bahwa
sesuatu itu ada sampai kepada minat khusus dari pihak
siswa.
(2) Menjawab (responding)
Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa.
Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan
kemauan untuk menjawab (misalnya secara sukarela
membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam
menjawab (misalnya membaca untuk kenikmatan atau
kegembiraan).
(3) Menilai (valuing)
Jenjang ini bretalian dengan nilai yang dikenakan
siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku
tertentu. Jenjang ini berjenjang mulai dari hanya sekadar
penerimaan nilai (ingin memperbaiki keterampilan
kelompok) sampai ke tingkat komitmen yang lebih tinggi
(menerima tanggung jawab untuk fungsi kelompok yang
lebih efektif).
(4) Organisasi (organization)
Tingkat ini berhubungan dengan menyatukna nilainilai yang berbeda, menyelesaikan / memecahkan konflik
diantara nilai-nilai itu, dan mulai membentuk suatu
system nilai yang konsisten secara internal. Hasil belajar
bertalian dengan konseptualisasi suatu nilai (mengakui
tanggung jawab tiap individu untuk memperbaiki
28
hubungan-hubungan manusia) atau dengan organisasi
suatu system nilai (merencanakan suatu pekerjaan yang
memenuhi kebutuhannya baik dalam hal keamanan
ekonomis maupun pelayanan sosial).
(5) Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai
(characterization by a value or value complex)
Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang
mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang
cukup lama sehingga membentuk karakteristik “pola
hidup”. Jadi, tingkah lakunya menetap, konsisten, dan
dapat diramalkan. Hasil belajar meliputi sangat banyak
kegiatan, tapi penekanan lebih besar diletakkan pada
kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau
karakteristik siswa itu.35
c)
Psikomotorik
yaitu
kemampuan
yang
mengutamakan
keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan
kreativitas. 36
(1) Persepsi (perception) adalah kemampuan hasil belajar
psikomotorik yang paling rendah. Persepsi adalah
kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala
lain.
(2) Kesiapan (set) adalah kemampuan menempatkan diri
untuk memulai suatu gerakan. Misalnya kesiapan
menempatkan diri sebelum lari, menari, mengetik,
memperagakan, sholat, mendemonstrasikan penggunaan
termometer dan sebgainya.
35
36
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), Cet. 5, hlm 117 - 118
Ibid, hlm. 105 - 106
29
(3) Gerakan
terbimbing
(guided
response)
adalah
kemampuan melakukan gerakan meniru odel yang
dicontohkan.
(4) Gerakan terbiasa (mechanism) adalam kemampuan
melakukan gerakan tanpa ada model contoh.kemampuan
dicapai karena latihan berulang -ulang sehingga menjadi
kebiasaan.
(5) Gerakan
kompleks
(adaption)
adalah kemampuan
melakukan serangkaian gerakan dengan cara, urutan, dan
irama yang tepat.
(6) Kreativitas
(origination)
adalah
kemampuan
menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada
sebelumnya atau mengkombinasikan gerakan-gerakan
yang ada menjadi kombinasi gerakan yang orisinil. 37
3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
hasil
belajar
siswa
kehidupan
anak
diantaranya, yaitu :
a) Faktor Lingkungan
Lingkungan
adalah
bagian
dari
didik.selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri
dari lingkungan alami dan lingkungan social budaya. Interaksi
dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam
mengisi kehidupan anak didik.
(1) Lingkungan Alami
Lingkuang hidup adalah lingkungan tempat tinggal
anak
didik,
hidup
dan
berusaha
di
dalamnya. 38
Lingkungan hidup diantaranya adalah lingkungan sekolah
yang baik, letak tempat tinggal keluarga siswa dan
letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
37
38
177
Purwanto, op. cit, hlm. 53
Syaiful, Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm 176-
30
belajar siswa merupakan faktor yang turut menentukan
keberhasilan belajar siswa.
(2) Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya sekolah seperti para guru,
para administrasi,
dan
teman-teman
sekelas
dapat
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Bukan
hanya itu, lingkungan sosial siswa lainnya adalah
masyarakat, tetangga dan teman sepermainan disekitar
tempat tinggal siswa.
b) Faktor Instrumental
Faktor lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa
adalah faktor instrumental yang diantaranya :
(1) Kurikulum
Kurikulum adalah unsur substansial dalam pendidikan.
Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat
berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan
dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan
sebelumnya. Itulah sebabnya, untuk semua mata pelajaran,
setiap guru memiliki kurikulum untuk mata pelajaran yang
dipegang dan diajarkan kepada peserta didik.39 Seorang
guru akan memberikan materi sesuai dengan kurikulum
yang telah disusun kepada siswa.
Oleh karena itu, siswa
akan belajar dengan keras tanpa mengenal lelah. Padahal
siswa sudah lelah belajar ketika itu. Hal inilah yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik di
sekolah.
(2) Program
Setiap sekolah memiliki program yang harus dicapai
oleh setiap sekolah. Program yang guru buat akan
mempengaruhi kemana proses belajar itu berlangsung.
39
Ibid, hlm 180
31
Gaya belajar siswa pun akan digiring ke suatu aktivitas
belajar yang sudah dirancang sebelumnya. Namun, dalam
proses belajar siswa tidak selamanya sesuai dengan yang
diharapkan. Penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan
belajar tentu ada, dan penyimpangan terseebutlah yang
menjadi keberhasilan terhambat. Itu berarti, guru belum
berhasil membelajarkan siswa yang akibatnya siswa tidak
dapat menguasai materi yang diajarkan.
(3) Sarana dan fasilitas
Saran dan fasilitas sangat berpengaruh pada kegatan
belajar siswa di sekolah. Anak didik tentu dapat belajar
lebih baik dan menyenangkan apabila sekolah dapat
memenuhi segala kebutuhan belajar siswa. Siswa dapat
mengembangkan materi pelajaran yang dipelajari dengan
fasilitas yang tersedia di sekolah.
(4) Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan.
Kehadirannya mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau
hanya ada peserta didik dalam kegiatan belajar, maka
tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
c) Kondisi Fisiologi
Kondisi fisiologi pada umumnya sangat berpengaruh
terhadap kemampuan belajar seseorang. Kondisi peserta didik
yang belajar dalam kondisi kelelahan berbeda dengan peserta
didik yang belajar dengan keadaan segar. Atau anak yang
kekurangan gizi kemampuan dalam menyerap materi berbeda
dengan anak yang berkecukupan gizi. Hal ini sangat penting
dan tentu dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang
dicapai peserta didik.
d) Kondisi Psikologi
32
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh
karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja
mempengaruhi belajar seseorang. Faktor-faktor psikologis
yang berpengaruh diantaranya :
1) Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang di luar
diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin
besar minat.40
Suatu
minat
dapat
diekspresikan
melalui
suatu
pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik
lebih
menyukai suatu hal daripada hal yang lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui aktivitas yang dikerjakannya.
2) Kecerdasan
Kecerdasan mempunyai peranan yang besar dalam ikut
menentukan berhasil dan tidaknya seseorang dalam
mempelajari
sesuatu
atau mengikuti suatu
aktivitas
pengajaran. Pesera didik yang cerdas akan lebih cepat
mencerna
dan
memahami
materi
yang
diajarkan
dibandingkan peserta didik yang mempunyai tingkat
kecerdasan rendah.
3) Bakat
Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya
prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Oleh karena
itu, hal yang tidak bijaksana apabila orangtua memakskan
kehendak nya untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan
keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat
yang dimiliki anaknya itu. Pemaksaan kehendak terhadap
40
Ibid, hlm 191
33
seorang siswa, dan juga ketidaksadaran siswa terhadap
bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan keahlian
tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya, akan berengaruh
buruk terhadap kinerja akademik atau prestasi belajarnya.41
4) Motivasi
Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif,
dan tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar.
Motivasi adalah penting bagi proses belajar, karena
motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan,
serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna
bagi kehidupan individu.42
e) Kemampuan Kognitif
Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan
untuk sampai pada penguasaan kemampaun kognitif, yaitu
persepsi, mengingat, dan berpikir.43
B. Penelitian Yang Relevan
Penulis dalam pembahasan ini akan mendeskripsikan hubungan antara
penelitian yang penulis teliti dengan penelitian yang relevan dari peneliti
terdahulu. Yang diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Skripsi yang disusun oleh Siti Munfa’ati (3104349) pada tahun 2009,
mahasiswi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan judul
“Pengaruh Sikap Siswa Dalam Pemnggunaan Media CD Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Struktur Atom Kelas X Di
Madrasah Aliyah Negeri 02 Pati Tahun Ajaran 2008 / 2009.” Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan CD pembelajaran
efektif terhadap peningkatan hasil belajar kimia materi pokok struktur
atom.
41
Muhibbin, Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2000), Cet. 5, hlm 136
42
Wasty, Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), Cet 4, hlm 121
43
Syaiful, Bahri Djamarah, op. cit, hlm 202
34
2. Skripsi yang telah disusun oleh Dewi Kurniasari (053811187) pada
tahun 2009 dengan judul “Keterpaduan Media Komik Dan CD
Multimedia Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Materi
Pokok Protista Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Lasem Tahun 2009 –
2010.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya peningkatan
hasil belajar dan aktifitas peserta didik dengan diterapkannya media
komik dan CD Multimedia.
3. Sripsi yang disusun tahun 2007 oleh Laily Atiya (3103222) dengan
judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Minat
Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA
Negeri 6 Semarang.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil
belajar PAI pada siswa kelas X SMA 6 Semarang dapat meningkat
dengan bantuan media audio visual yang diterapkan.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, perbedaan dari
penelitian sebelumnya terletak pada materi yang diambil pada penelitian
ini. Penelitian sebelumnya, materi yang diteliti diantaranya struktur atom
pada materi kimia, protista pada materi biologi, dan pada materi
pendidikan agama islam. Sedangkan pada penelitian ini, materi yang
diteliti adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit. Letak perbedaan lain
dengan penelitian sebelumnya adalah pada sampel siswa pada penelitian
masing-masing, perbedaan sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Dari
perbedaan-perbedaan tersebut, maka penelitian ini mengambil judul
“pengembangan media video kimia sebagai media pembelajaran terhadap
hasil belajar kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit
siswa kelas X MAN I Semarang”. dengan harapan hasil belajar yang
diperoleh menunjukkan adanya peningkatan.
35
C. Rumusan Hipotesis
“Hipotesis memang berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang
artinya “dibawah” dan “thesa” yang artinya kebenaran“.44 Hipotesis
sangat penting adanya, sebab penelitian akan berjalan sesuai hipotesis
yang dirumuskan sehingga hipotesis tersebut dapat terjawab.
Sehubungan dengan pengertian hipotesis tersebut, maka hipotesis
penelitian ini adalah :
= Apakah media video kimia sebagai media pembelajaran pada
materi larutan elektrolit dan nonelektrolit efektif dalam meningkatkan
hasil belajar kimia kelas X MAN 1 Semarang.
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 71
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Untuk memperoleh data tentang pemanfaatan media video kimia
sebagai media pembelajaran pada materi pokok larutan elektrolit dan
nonelektrolit, penelitian dilaksanakan :
Waktu penelitian
: Tanggal 4 Januari s/d 2 Februari 2011
Tempat penelitian
: MAN 1 Semarang
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari. 1
Variabel pada penelitian ini adalah :
1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).2 Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X1) adalah efektivitas media
video kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit.
2. Variabel Dependen
Variabel ini sering disebut dengan variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. 3 Dalam penelitian ini variabel terikatnya (X2)
adalah hasil belajar yang diperoleh peserta didik kelas X MAN 1
Semarang.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung : Alphabet, 2008), hlm. 60
2
Ibid, hlm 61
3
Ibid, hlm 61
36
37
C. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,
suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah terutama
dalam bidang pendidikan.4
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode
analisis data secara kuantitatif. Metode penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain, sehingga dalam penelitian
ini metode penelitian eksperimen digunakan untuk mengetahui pengaruh
dari media video kimia terhadap hasil belajar kimia.
Penelitian ini dititik beratkan pada pemanfaatan media video kimia
sebagai media pembelajaran. Bentuk desain eksperimen yang dilakukan
adalah pretest-posttest control group desain yaitu dapat digambarkan
sebagai berikut :
R
O1 X O2
R
O3
O4
Desain ini terdapat dua kelas yang dipilih secara cluster random
sampling, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah
perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pretest yang
baik bila nilai kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh
perlakuan adalah (O1 – O2) – (O3 – O4).5
Desain eksperimen ini dapat diterapkan pada penelitian dengan masingmasing kelas baik eksperimen maupun kelas kontrol diberi perlakuan
pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dari masingmasing kelas dengan mengganggap semua sama/identik artinya tidak ada
faktor-faktor lain yang berperan pada seluruh peserta didik dari masing4
5
Ibid, hlm 6
Ibid hlm. 112-113
38
masing kelas sehingga dapat mempengaruhi hasil dari pretest tersebut.
Selanjutnya dalam proses belajar mengajar, kelas eksperimen diberi
perlakuan dengan menggunakan media video kimia sebagai media
pembelajaran sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan media
video kimia sebagai alat bantu pembelajaran. Perlakuan yang diterima oleh
kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian diukur kembali dengan
posttest, hasil dari posttest inilah yang akan menjawab, apakah terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen yang mana kelas
tersebut menggunakan media video kimia sebagai media pembelajaran
dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan media video kimia sebagai
media pembelajaran. Desain penelitian dapat diperjelas pada Tabel 3.1
sebagai berikut :
Tabel 3.1. Desain Penelitian Eksperimen
Kelas
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
O1
X
O2
Kontrol
O3
O4
Keterangan:
O1 = nilai pretest yang diberi perlakuan.
O2 = nilai posttest yang diberi perlakuan.
O3= nilai pretest yang tidak diberi perlakuan.
O4= nilai posttest yang tidak diberi perlakuan.
Signifikansi perbedaan perubahan rata-rata (dapat diketahui dengan
jalan mengurangi perubahan rata-rata kelas coba dengan perubahan ratarata kelas pengendali) ditetapkan dengan suatu tes statistik yang sesuai.6
6
Arief, Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2007), Cet. 3, hlm 380-381
39
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti,
dan yang nantinya akan dikenai generalisasi. Generalisasi adalah suatu
cara pengambilan kesimpulan terhadap kelas individu yang lebih luas
jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh dari sekelas individu yang
sedikit jumlahnya.7 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta
didik kelas X semester genap MAN I Semarang tahun ajaran 2010/2011
yang terdiri dari 11 kelas dan masing-masing kelas berjumlah 40
peserta didik. Sehingga secara keseluruhan populasinya berjumlah 440
peserta didik. Populasi pada penelitian ini diasumsikan, sebagai berikut
:
a. Terdapat 11 kelas yang masing-masing jumlahnya sama yaitu 40
peserta didik.
b. Peserta didik mendapatkan fasilitas sama dari sekolah yang dapat
dimanfaatkan oleh para peserta didik.
c. Peserta didik mendapatkan materi yang sama dan guru yang sama
pula.
d. Kemampuan dasar yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik
sama.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian kecil individu yang dijadikan wakil dalam
peenelitian. Sampel yang baik (biasa disebut sampel yang mewakili
atau
representatif)
adalah
sampel
yang
anggota-anggotanya
mencerminkan sifat dan ciri-ciri yang terdapat pada populasi. Bahkan
sangat diharapkan keadaan sampel dapat merupakan miniature dari
populasi. 8
Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah cluster
random sampling, dimana dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
7
Tulus, Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, (Malang :
Universitas Muhammadiyah Malang, 2004), Cet. 2, hlm. 12
8
Ibid, hlm 12
40
tingkatan yang ada dalam populasi. Teknik ini menerapkan azas tanpa
pilih-pilih. Siapa saja yang menjadi anggota populasi punya kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Dalam pertimbangan populasi yang berjumlah 440 peserta didik
dengan 11 jumlah kelas maka, dipilih 2 kelas yang berfungsi sebagai
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari 11 kelas yang ada, terpilih
kelas X 6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X 7 sebagai kelas kontrol.
Pada proses pembelajaran, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran, sebaliknya
kelas kontrol tidak memanfaatkan media video namun menggunakan
metode ceramah dalam proses pembelajarannya.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
sebagai berikut :
a. Metode Tes
“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelas”.9 Fungsi tes secara umum, ada dua macam fungsi yaitu :
1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan
ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan
yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh
proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab
melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh
program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai. 10
9
Ibid, hlm. 150
Anas, Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : RajaGrafindo Persada,
2008), hlm 67
10
41
Metode tes digunakan untuk mengetahui aspek kognitif peserta
didik. Dengan adanya tes akan membantu sejauh mana tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Tes yang
digunakan meliputi pretest dan posttest.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.11 Dalam penelitian ini
dokumen yang dikumpulkan adalah berupa data siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, gambar yang mewakili adanya proses
belajar mengajar yang berlangsung.
c. Metode Angket
Metode yang digunakan untuk mengetahui aspek afektif siswa.
Dalam penelitian ini, kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol diuji menggunakan angket untuk mengetahui hasil belajar
yang dicapai pada pembelajaran dari segi sikap.
d. Metode Observasi
Metode yang digunakan untuk mengukur ketrampilan siswa
dalam kegiatan praktikum yaitu pada segi psikomotorik siswa. Pada
aspek inilah akan pula diketahui hasil belajar siswa yang dicapai,
sehingga akan diketahui antara hasil belajar dikedua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
2. Instrumen Penelitian
a. Tahap Pendahuluan
1) Tahap Persiapan yaitu tahap pembuatan tes
Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes objektif yaitu
berupa tes pilihan ganda (multiple choice test). Multiple choice
test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu
pengeertian yang belum lengkap. Atau multiple choice test terdiri
atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban
11
Ibid, hlm221
42
atau alternative (options). Kemungkinan jawaban (option) terdiri
atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa
pengecoh (distractor).
Langkah-langkah dalam penyusunan multiple choice test
adalah sebagai berikut :
a) Menentukan tujuan yang akan dicapai dalam mengadakan tes.
b) Mengadakan pembatasan materi yang akan diteskan. Materi tes
dalam penelitian ini adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit.
c) Menentukan jumlah butir soal yang akan diteskan. Sesuai
dengan kisi-kisi soal, jumlah keseluruhan soal 50 butir.
d) Menentukan kemungkinan jawaban (options). Kemungkinan
jawaban dalam penelitian ini ada 5 pilihan jawaban.
e) Menentukan kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal disusun berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan
standar kompetensi.
f) Menentukan jumlah waktu yang tersedia untuk mengerjakan
soal. Waktu yang disediakan dalam mengerjakan soal adalah
90 menit.
2) Tahap Uji Coba
Pelaksanaan uji coba instrumen berupa soal akan diberikan
kepada peserta didik yang sudah pernah mendapat materi larutan
elektrolit dan nonelektrolit. Dalam penelitian ini, uji coba soal
dilakukan pada kelas X1 IPA 4 yang berjumlah 28 peserta didik.
Alat tes tertulis yang diberikan berupa soal-soal pilihan ganda
yang berjumlah 50 soal. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui
validitas, daya pembeda, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal
dari soal yang diujikan.
3) Analisis Perangkat Tes
Langkah selanjutnya setelah uji coba soal adalah menganalisis
hasil tes. Hal ini sangatlah penting karena dapat menggungkap
hasil belajar peserta didik. Soal yang telah diujikan, kemudian
43
dianalisis untuk mengetahui validitas soal, daya pembeda, tingkat
kesukaran dan realibilitas dari soal tersebut.
a) Analisis Validitas
Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah
“sahih’. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran
pada soal yang diuji adalah teknik korelasi product moment
dengan angka kasar yang dikemukan oleh Pearson, yaitu:
r xy =
{N ∑ X
N ∑ XY - (∑ X
2
− (∑ X )
2
)(∑
}{N ∑ Y
Y)
2
− (∑ Y )
2
}
Dimana:
Rxy
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel
Y, dua variabel yang dikorelasikan.
n
= jumlah seluruh peserta didik yang mengikuti tes
X
= jumlah skor benar pada item X
Y
= jumlah skor total
XY
= jumlah hasil kali antara X dan Y
Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa
diberikan dengan 1 (bagi item yang dijawab benar) dan 0 (item
yang dijawab salah), sedangkan skor total selanjutnya
merupakan jumlah dari skor untuk semua item yang
membangun soal tersebut.12
b) Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan
tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan
rendah). Dengan rumus sebagai berikut:
D
=
BA
JA
Keterangan:
12
Suharsimi, Arikunto, op.cit, hlm. 64 - 76
−
BB
JB
44
DP = daya pembeda
BA = banyaknya peserta kelas atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya peserta kelas atas
JB = banyaknya peserta kelas bawah
c) Tingkat Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu
soal adalah indeks kesukaran ( difficulty index ). Besarnya
indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks ini
menunjukkan taraf kesukaran soal. Dengan rumus sebagai
berikut:
B
JS
=
P
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan
betul
JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes
d) Reliabilitas
Reliabilitas adalah “ajeg atau tetap” artinya ketepatan
masalah hasil tes.
Dengan rumus K.R 20 sebagai berikut:
r 11
=



k
k
- 1






S
2
−
∑
S
2
pq



Dan rumus varians sebagai berikut :
=
Keterangan:
r11 = reabilitas tes secaar keseluruhan
p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
45
q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q =
1–p)
pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
k
= banyaknya item
s
= standar deviasi dari tes.
Standar deviasi (s) dapat didapat menggunakan rumus
berikut :
s=
Keterangan :
s
= Standar Deviasi
X = Simpangan X dari x, yang dicari dari X - x
N = Banyaknya subjek pengikut tes.13
F. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini untuk menganalisis data peneliti menggunakan
teknik uji t pada hasil belajar peserta didik. Namun, sebelum
menganalisis data dengan teknik tersebut, terlebih sampel harus diuji
dengan uji normalitas, homogenitas pada analisis tahap awal dan uji
analisis deskriptif efektivitas analisis pada tahap akhir.
1. Analisis Tahap Awal
a. Uji Normalitas Data Pretest
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal ataukah tidak. Uji ini digunakan
apabila peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan proporsi
subjek, objek, kejadian, dan lain- lain. Pengujiannya menggunakan
rumus Chi-kuadrat. Rumus yang dipakai adalah:14
13
Ibid, hlm. 86 - 113
Sanbas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
Dalam Penelitian, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), hlm.76.
14
46
k
(oi − ei )2
i =1
ei
χ2 = ∑
k
( fo − fh)2
i =1
fh
=∑
Keterangan :
: normalitas sampel
oi = f0 : frekuensi yang diobservasi
ei = fh: frekuensi yang diharapkan15
Teknik chi-square atau chi-Kuadrat ini digunakan untuk
menguji signifikasi perbedaan frekuensi. Dalam Chi-Kuadrat ada
dua hal yang dibandingkan, yakni frekuensi pengamatan dan
frekuensi teoritik atau yang diharapkan. Pengujian normalitas data
dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan prosedur sebagai
berikut:
1) Menentukan rentang nilai (R), yaitu data terbesar dikurangi
data terkecil.
2) Menentukan banyak kelas interval (k) dengan rumus Sturges:16
k = 1+(3,3) log n
3) Menentukan panjang interval (P), dengan rumus:17
( )
P=
4) Membuat tabel distribusi frekuensi
5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval
6) Menghitung rata-rata ×, yaitu dengan rumus:18
(X ) =
∑f x
∑f
i
i
i
fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda Xi
xi = tanda kelas interval
7) Menghitung variansi, dengan rumus: 19
15
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. 12, hlm. 107.
Ibid, hlm. 35.
17
Ibid,, hlm. 23.
18
Ibid, hlm. 54.
16
47
n ∑ f i x i − (∑ f i x i )
2
2
s =
2
n( n − 1)
8) Menghitung nilai Z, dengan rumus:20
Z=
Bk − x
s
Atau
Z=
Bk = Batas kelas
x = Rata-rata
s = Standar deviasi
9) Menentukan luas daerah tiap kelas interval
10) Menghitung frekuensi eksipotori (fh), dengan rumus:
fh = n x ld
Keterangan :
n = jumlah sampel
ld = luas daerah
11) Membuat daftar frekuensi observasi (fo), dengan frekuensi
ekspositori sebagai berikut:
Kelas
Bk
Zi
Luas
Daerah
P(Zi)
Fh
12) Menghitung nilai Chi Kuadrat (χ2 ), dengan rumus:21
χ
2
=
k
∑
i =1
(o i
− ei )
=
ei
2
k
∑
i =1
( fo −
fh )
2
fh
19 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), Cet. 6, hlm. 95.
20
Tulus Winarsunu, op.cit., hlm. 67
21
Sugiyono, op.cit, hlm 107
fo
48
13) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini,
data disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas
k buah kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria
pengujian digunakan rumus: dk= k – 1, dimana k adalah
banyaknya kelas interval, dan taraf nyata
= 0,05
14) Menentukan harga χ2 tabel
15) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian
yaitu ketika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel dengan derajat kebebasan dk
= k-1 dengan taraf signifikasi 5% berdistribusi normal. 22
b.
Uji Homogenitas Data Pretest
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
tersebut homogen ataukah tidak. Prosedur yang digunakan untuk
menguji homogenitas varian dalam kelas adalah dengan jalan
menemukan harga Fhitung. Penafsirannya bilamana harga Fhitung <
Ftabel maka data terdistribusi homogen. Namun jika Fhitung > Ftabel
maka data tidak terdistribusi homogen.
Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas varian
adalah:23
Fhitung =
Adapun
Var. Tertinggi
Var. Terendah
langkah-langkah
perhitungannya
berikut.
1) Menghitung rata-rata (×)
2) Menghitung varians (SD2) dengan rumus:
Varians
( SD
2
) =
∑
X
2
−
(N
(∑
− 1)
3) Menghitung Fhitung dengan rumus:
22
23
Sudjana, op. cit., hlm. 273.
Tulus Winarsunu , op. cit., Cet . 4, hlm. 10.
X
N
)
2
adalah
sebagai
49
Fhitung =
Var. Tertinggi
Var. Terendah
4) Membandingakan Fhitung dimana untuk = 5% dengan dk = k1 = 40-1 = 39.
5) Apabila Fhitung < Ftabel maka data berdistribusi homogen.
c.
Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui
apakah nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai
rata-rata nilai yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Jika rata-rata
kedua kelas tersebut tidak berbeda berarti kelas itu mempunyai
kondisi yang sama. Hipotesis yang akan diujikan adalah:
Ho : µ1= µ 2
Hi : µ 1 > µ 2
Keterangan:
µ1
: rata-rata data kelas eksperiman
µ2
: rata-rata data kelas kontrol
Uji beda dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus t-test
untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal
dari dua buah distribusi.24 Bentuk rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:25
t=
dengan
(n1 −1)S1 + (n2 −1)S 2
S=
n1 + n2 − 2
2
2
Keterangan:
24
Tulus Winarsunu, op. cit., hlm. 81.
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru
Algesindo, 1995), Cet. 3, hlm. 239.
25
50
= rata-rata data kelas eksperimen
= rata-rata data kelas kontrol
n1
= banyaknya peserta didik kelas eksperimen
n2
= Banyaknya peserta didik kelas kontrol
S
= Simpangan baku gabungan
S1
= Simpangan baku kelas eksperimen
S2
= Simpangan baku kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah terima Ho jika thitung < ttabel. Dengan
derajat kebebasan dk (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – 1/2 ), tolak Ho
untuk harga thitung > ttabel.
2. Analisis Tahap Akhir
Langkah-langkah analisis tahap akhir pada dasarnya sama dengan
analisis tahap awal, tetapi data yang digunakan adalah data hasil belajar
kelas eksperimen dan kelas kontrol (posttest). Tahap-tahapan tersebut
adalah sebagai berikut.
a.
Uji Normalitas Data Posttest
Langkah-langkah pada uji normalitas data sama dengan
langkah-langkah pada uji normalitas pada uji normalitas data
Pretest.
b.
Uji Homogenitas Data Posttest
Langkah-langkah pada uji data homogenitas sama dengan
langkah-langkah pada uji homogenitas pada uji homogenitas data
Pretest.
c.
Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Digunakan untuk mengetahui koefisien perbedaan antara dua
buah distribusi data hipotesis.
26
Teknik statistik yang digunakan
adalah teknik t - test untuk menguji signifikansi perbedaan dua
buah mean yang berasal dari dua buah distribusi. Pada penelitian
26
Sudjana, op. cit., hlm. 239.
51
ini, data yang digunakan pada perhitungan ini adalah data posttest.
Hipotesis Ho dan Hi adalah:
Ho : µ1
µ2
Hi : µ 1
µ2
Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 27
t=
dengan
(n1 −1)S1 + (n2 −1)S 2
S=
n1 + n2 − 2
2
2
Keterangan:
= Rata-rata data kelas eksperimen
= Rata-rata data kelas kontrol
d.
n1
= Banyaknya peserta didik kelas eksperimen
n2
= Banyaknya peserta didik kelas kontrol
S
= Simpangan baku gabungan
S1
= Simpangan baku (varians) kelas eksperimen
S2
= Simpangan baku (varians) kelas kontrol
Uji Analisis Aspek Afektif Siswa
Penilaian afektif peserta didik menggunakan analisis rata-rata
dan analisis nilai. Analisis nilai dapat dirumuskan sebagai berikut :
NP =
× 100
Keterangan :
27
NP
= nilai persen yang dicari atau diharapkan
R
= skor mentah yang diperoleh peserta didik
SM
= skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan
Nana Sudjana, loc. Cit.
52
100
e.
= bilangan tetap28
Uji Analisis Aspek Psikomotorik Siswa
Penilaian psikomotorik peserta didik menggunakan analisis nilai
yang sama pada penilaian aspek afektif.
Hasil dari perhitungan aspek kognitif, dan afektif serta
psikomotorik dapat dijelaskan pada Tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.2 Pedoman Penilaian
Tingkat
Nilai Huruf Bobot
Predikat
86 – 100 %
A
4
Sangat Baik
76 – 85 %
B
3
Baik
60 – 75 %
C
2
Cukup
55 – 59 %
D
1
Kurang
54 %
KS
0
Kurang
Penguasaan
Sekali
Dari segi proses, pembentukan kompetensi dapat dikatakan
berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik,
mental, maupun sosial dalam proses pembentukan kompetensi
dapat, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi,
semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.
Dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dapat dikatakan
berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif. Maka
dapat dikatakan setidak-tidaknya sebagian besar (75%) sesuai
dengan kompetensi dasar.29
28
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 102
29
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Pedoman Praktis, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 8, hlm. 257
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1.
Kondisi Sebelum Penelitian
MAN 1 Semarang merupakan salah satu Madrasah Aliyah yang
terdapat di kota Semarang. Dari hasil observasi awal, kondisi peserta
didik MAN 1 Semarang dalam proses pembelajaran cenderung pasif.
Peserta didik tidak dituntut untuk belajar secara aktif dan mandiri.
Peserta didik terbiasa mendengarkan penjelasan dari pendidik, menulis
hasil pembelajaran dan bertanya. Namun, peserta didik yang dapat
bertanya kepada gurunya pun hanya beberapa siswa saja. Dan terkadang
hanya peserta didik yang sama yang dapat mengajukan pertanyaan. Dari
kondisi pembelajaran yang demikian, tentu saja dapat berdampak pada
hasil belajar yang diperoleh. Terlihat hanya beberapa peserta didik yang
dapat memenuhi standar nilai yang ditentukan.
Mencermati dari permasalahan di atas, peserta didik membutuhkan
suatu pembelajaran yang aktif, pembelajaran yang dapat menyatukan
ketiga aspek
dalam pembelajaran
yaitu
aspek
kognitif,
aspek
psikomotorik, dan aspek afektif terutama pada materi larutan elektrolit
dan nonelektrolit. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba memberi
alternatif pembelajaran yang menggunakan media video. Media yang
digunakan disesuaikan dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Sehingga dalam pembelajaran ini, diharapkan akan membangkitkan
motivasi peserta didik karena media video akan memberikan gambaran
tentang materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, yang kemudian
pembelajaran tersebut disertai dengan praktikum. Praktikum inilah akan
memperjelas lagi konsep yang telah diterima oleh setiap peserta didik.
Peserta didik dapat mengalami secara langsung, mengikuti proses,
mengamati prosesnya dan dapat menganalisi hasil yang telah diperoleh.
53
54
2.
Tahap Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan video kimia
sebagai media pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar kimia kelas X MAN 1
Semarang . Pelaksanaan pembelajaran di MAN 1 Semarang, meliputi
tahap berikut :
a.
Tahap Persiapan
Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dimana dalam
penelitian ini terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 4 Januari 2011, oleh karena itu sebelum penelitian
berlangsung peneliti menyusun instrument tes yang akan digunakan
seperti menyusun 50 butir soal yang digunakan untuk mengetahui
aspek kognitif peserta didik yang diteliti. Instrumen test untuk aspek
kognitif tersebut diujikan pada peserta didik kelas XI IPA 4.
Soal yang telah diujikan, kemudian dianalisis untuk mengetahui
validitas soal, daya pembeda, tingkat kesukaran dan realibilitas dari
soal tersebut.
1) Analisis Validitas
Kriteria validnya suatu soal ditentukan dari banyaknya
validitas masing-masing soal. Apabila jumlah r xy > rtabel maka
dikatakan “valid”, tetapi apabila rxy < rtabel maka tergolong “tidak
valid” dengan taraf signifikansi 5%. Hasil perhitungan validitas
butir soal, dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah
Valid
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 14,
15, 16, 17, 18, 20, 21, 22,
24, 26, 27, 28, 31, 32, 33,
35, 37, 38, 40, 41, 44, 45,
48.
32
Prosentase
64 %
55
Tidak
6, 9, 11, 13, 19, 23, 25, 29,
Valid
30, 34, 36, 39, 42, 43, 46,
18
36 %
47, 49, 50.
Perhitungan validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat di
Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan validitas soal nomor 1
dapat dilihat pada Lampiran 4.1
2) Daya Pembeda
Untuk menentukan kriteria pada daya pembeda, digunakan
klasifikasi sebagai berikut :
D = negatif
= sangat jelek
D = 0,00 – 0,20
= jelek
D = 0,20 – 0,40
= cukup
D = 0,40 – 0,70
= baik
D = 0,70 – 1,00
= baik sekali1
Hasil perhitungan daya pembeda butir soal, dapat dilihat pada
Tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah
Prosentase
Jelek Sekali
19. 25, 34, 36, 50
5
10%
Jelek
6, 13, 14, 23, 30, 39, 42,
10
20%
21
42%
14
28%
0
0%
43, 46, 47.
Cukup
7, 8, 9, 10, 11, 15, 16, 17,
18, 20, 21, 22, 24, 26, 28,
29, 32, 40, 44, 45, 49.
Baik
1, 2, 3, 4, 5, 12, 27, 31,
33, 35, 37, 38, 41, 48.
Baik Sekali
1
-
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.. 211 - 218
56
Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat
dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.4.
3) Tingkat Kesukaran
Untuk mengetahui sukar mudahnya suatu soal, dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
P = 1,00 – 0,30 = sukar
P = 0,30 – 070 = sedang
P = 0,70 – 1,00 = mudah2
Hasil perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal, dapat
dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah
Prosentase
Sukar
1, 11, 14, 19, 21, 23.
6
12 %
Sedang
2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12,
21
42%
23
46%
15, 16, 18, 20, 22, 32, 33,
35, 37, 40, 41, 48.
Mudah
3, 13, 17, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30, 31, 34, 36, 38,
39, 42, 43, 44, 45, 46, 47,
49, 50.
Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat
dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.2.
4) Reliabilitas
Untuk menentukan reabilitas suatu soal maka, apabila r11 >
rtabel dikatakan reabilitas atau soal tersebut dapat digunakan
(dipakai). Namun jika sebaliknya, maka soal tersebut tidak dapat
digunakan (dibuang).
2
Ibid, hlm. 207 - 210
57
Hasil perhitungan realibilitas butir soal, dapat dilihat pada
Tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Reliabilitas Butir Soal
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah
Prosentase
Dipakai
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 15,
31
62 %
19
38%
16, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 26,
27, 28, 31, 32, 33, 35, 37, 38,
40, 41, 44, 45, 48.
Dibuang
6, 9, 11, 13, 14, 19, 23, 25, 29,
30, 34, 36, 39, 42, 43, 46, 47,
49, 50.
Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat
dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.3.
Kemudian langkah berikutnya adalah penyusunan silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan menjadi acuan dalam
pembelajaran didalam kelas. Silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut
dapat dilihat pada Lampiran.
b.
Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di dua kelas yaitu kelas X-6
untuk kelas eksperimen dan X-7 untuk kelas kontrol. Tahapan
pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat dalah Tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan
Materi
Kelas
Kelas kontrol
Eksperimen
Pertama
Larutan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
elektrolit dan pembelajaran
pembelajaran
nonelektrolt
mengunakan
menggunakan
media video dan metode ceramah.
dengan diskusi.
58
Kedua
Praktikum
Pembelajaran
Pembelajaran
larutan
mengunakan
mengunakan
elektrolit dan metode
nonelektrolit
metode
eksperimen dan eksperimen,
evaluasi
dan
evaluasi
Dari tabel tahapan pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol
dan kelas eksperimen diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Proses Pembelajaran Pada Kelas eksperimen
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dimulai
pada tanggal 5 Januari pada pertemuan pertama. Langkahlangkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a)
Peserta didik membentuk kelompok, dengan terdiri dari 5
anggota yang sifatnya heterogen;
b) Peserta didik menyimak dengan seksama materi yang
dijelaskan melalui media video dengan metode diskusi;
c)
Peserta didik menulis materi yang dinggap penting dari
hasil penyimakan tersebut;
d) Masing-masing anggota kelompok saling bertukar informasi
dari hasil catatannya masing-masing;
e)
Masing-masing
anggota
kelompok
menambah
pengetahuannya dengan saling bertanya kepada anggota
yang lain;
f)
Peserta didik menarik kesimpulan dan mencatat dari hasil
diskusi;
g) Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya
masing-masing kepada semua kelompok.
Pada
pertemuan
pembelajaran
kedua
menggunakan
dikelas
metode
eksperimen,
kegiatan
eksperimen
dengan
berkelompok
dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Masing-masing
peserta
didik
kelompoknya masing-masing;
59
b) Peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan
untuk praktikum;
c) Peserta didik menyiapkan panduan petunjuk praktikum;
d) Masing-masing kelompok memulai praktikum dengan
menguji satu persatu bahan yang akan diuji;
e) Masing-masing mencatat hasil dari praktikum;
f) Masing-masing kelompok membersihkan bahan dan alat
yang telah digunakan;
g) Masing-masing kelompok membuat laporan dari hasil
praktikum.
h) Evaluasi.
2) Proses Pembelajaran Pada Kelas kontrol
Pertemuan pertama pada kelas kontrol dilaksanakan pada 11
Januari 2011, dimana kelas ini akan dijadikan pembanding
dengan kelas eksperimen. Kegiatan pembelajaran pada kelas
kontrol
menggunakan
eksperimen.
metode
ceramah
dengan
metode
Dengan langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
a)
Peserta didik mendengarkan penjelasan dari pendidik
mengenai materi larutan elektrolit dan nonelektrolit;
b) Peserta didik diajak untuk aktif dengan melontarkan
pertanyaan kepada pendidik mengenai materi tersebut;
c)
Peserta didik mencatat pokok bahasan yang dianggap
penting;
d) Peserta didik menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran.
Pada pertemuan kedua peserta didik melakukan pembelajaran
dengan metode eksperimen, langkah-langkahnya sebagai berikut
a) Masing-masing
peserta
didik
berkelompok
dengan
kelompoknya masing-masing;
b) Peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan
untuk praktikum;
60
c) Peserta didik menyiapkan panduan petunjuk praktikum; dan
memulai praktikum dengan menguji satu persatu bahan yang
akan diuji; dan mencatat hasil dari praktikum;
d) Masing-masing kelompok membersihkan bahan dan alat
yang telah digunakan;
e) Masing-masing kelompok membuat laporan dari hasil
praktikum.
f) Evaluasi.
c.
Tahap Evaluasi
Tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk mengetahui sejuah
mana tingkat penguasaan peserta didik dalam menguasai materi
setelah proses pembelajaran berlangsung.
1) Data Nilai Pretest Kelas eksperimen
Dari hasil penelitian pada kelas eksperimen sebelum
dimanfaatkannya media video dengan metode diskusi sebagai
media pembelajaran nilai maksimal yang diperoleh = 50,
sedangkan nilai terendah diperoleh = 10. Rentang nilai (R) = 40,
sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang
kelas (P) adalah 6,67 atau 7 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Kelas
fi
10
–
16
4
17
–
23
8
24
–
30
9
31
–
37
6
38
–
44
8
45
–
51
5
Jumlah
40
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar
perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogram
sebagai berikut:
61
10
9
8
7
6
5
frekuensi
4
3
2
1
0
4
8
9
6
8
5
Gambar 4.1 Histrogram Nilai Pretest Kelas eksperimen
2) Data Nilai Pretest Kelas kontrol
Sebelum aktifitas pembelajaran dilakukan, tes dilakukan
untuk mengetahui kondisi awal kedua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian pada kelas
kontrol, nilai maksimal mencapai = 44, sedangkan nilai terendah
diperoleh = 15. Rentang nilai (R) = 29, sedangkan banyaknya
kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 4,83 atau
5 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7
berikut :
Tabel 4.7 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas kontrol
Kelas
15
20
25
30
35
40
–
–
–
–
–
–
Jumlah
fi
19
24
29
34
39
44
8
12
1
11
5
2
39
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.3
di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut
dapat dibuat histogram sebagai berikut.
62
14
12
10
8
frekuensi
6
4
2
0
8
12
1
11
5
2
Gambar 4.2 Histrogram Nilai Pretest Kelas kontrol
3) Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Data ini diperoleh pada kelas eksperimen setelah proses
pembelajaran berlangsung, dimana dalam proses pembelajaran
memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran. Dari
data inilah akan membuktikan efektif atau tidaknya media video
yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Media video
akan dianggap efektif apabila hasil pembelajaran antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol lebih jauh perbandingannya.
Hasil penelitian pada kelas eksperimen nilai maksimal yang
diperoleh = 90, sedangkan nilai terendah diperoleh = 50.
Rentang nilai (R) = 40, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil
6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 6,66 atau 7 kelas. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas eksperimen
Kelas
fi
50
–
56
3
57
–
63
5
64
–
70
11
71
–
77
10
63
78
–
84
6
85
–
91
5
Jumlah
40
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.4
di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut
dapat dibuat histogram sebagai berikut.
12
10
8
6
frekuensi
4
2
0
3
5
11
10
6
5
Gambar 4.3 Histrogram Nilai Posttest Kelas eksperimen
4) Data Nilai Posttest Kelas Kontrol
Hasil pembelajaran di kelas kontrol diperoleh, yang mana
dalam proses pembelajaran dikelas kontrol tidak memanfaatkan
media video namun menggunakan metode ceramah sebagai
metode dalam pembelajaran. Data yang diperoleh inilah yang
akan menjadi perbaandingan dengan kelas eksperimen.
Dari hasil penelitian setelah proses pembelajaran dilakukan
pada kelas kontrol ini diperoleh bahwa nilai maksimal yang
diperoleh = 83, sedangkan nilai terendah diperoleh = 47.
Rentang nilai (R) = 36, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil
6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 6 kelas. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut :
64
Tabel 4.9 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas kontrol
Kelas
46
53
60
67
74
81
fi
–
–
52
59
3
8
–
–
66
73
10
13
–
–
80
86
3
2
Jumlah
39
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.5
frekuensi di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi
tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut.
14
12
10
8
frekuensi
6
4
2
0
3
8
10
13
3
2
Gambar 4.4 Histrogram Nilai Posttest Kelas kontrol
Hasil perhitungan data pretest dan posttest yang diperoleh
kelas eksperimen dan kelas kontrol, akan lebih jelasnya dapat
dilihat pada Lampiran 15.
5) Data Angket Aspek Afektif Peserta Didik
Hasil belajar mencakup tiga aspek yang berperan didalamnya
yang diantaranya yaitu aspek afektif. Untuk data hasil penelitian
aspek afektif di kelas eksperimen mencapai 3083. Dengan
jumlah peserta didik 40 dan jumlah seluruh soal 20 soal,
65
sehingga terdapat 800 jumlah seluruhnya sedangkan tiap soal
terdapat 5 kategori.
Hasil penelitian pada aspek afektif di kelas kontrol mencapai
nilai rata-rata 2962. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Lampiran 22.
6) Data Observasi Aspek Psikomotorik Peserta Didik
Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas
peserta didik. Untuk hasil observasi siswa diperoleh kelas
eksperimen 65,475 pada observer 1, dan 66,85 pada observer 2.
Sedangkan pada kelas kontrol 62,575 pada observer 1 dan
62,025 pada observer 2, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Lampiran 25
7) Data Tanggapan Terhadap Media Video
Penelitian ini mengkaji media video yang dimanfaatkan
untuk media pembelajaran. Dan untuk mengetahui efektif atau
tidaknya media video dalam pembelajaran, maka dilakukan
suatu eksperimen. Dari hasil dikelas eksperimen inilah, yang
akan mengungkap keefektifan dari media tersebut. dari hasil
penelitian, didapat rata-rata nilai 2708. Dengan jumlah 40
peserta didik sedang jumlah 20 soal terdapat 5 kategori.
Untuk lebih jelasnya, perhitungan dari tanggapan terhadap
media video dapat dilihat pada Lampiran 18.
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Analisis data berperan penting dalam suatu penelitian. Dalam penelitian
ini, analisis data dapat meliputi :
a.
Analisis Data Tahap Awal (Data Pretest)
Analisis awal dilakukan setelah proses belajar mengajar
berlangsung. Data yang teah diperoleh pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol kemudian dianalisis untuk mengetahui normalitas,
homogenitas, dan kesamaan diantara dua rata-rata kelas.
66
1) Uji Normalitas (Data Pretest)
Uji normalitas data pretest dilakukan untuk mengetahui
normalnya sebaran peserta didik sebelum mendapat perlakuan.
Rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat. Dengan kriteria
pengujian adalah tolak Ho χ2hitung
χ2
tabel
untuk taraf nyata
=0,05 dan dk = 6 - 1 dan terima Ho χ2hitung < χ2 tabel. Hasil uji
normalitas data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
dilihat Tabel 4.10
Tabel 4.10 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest Kelas eksperimen
Dan Kelas kontrol
No
Kelas
Kemampuan
χ2 hitung
χ2 tabel
Ket
1.
Eksperimen
Pretest
2,6211
11,1
Normal
2.
Kontrol
Pretest
5,7053
11,1
Normal
Dari data di atas, hasil dari uji Chi Kuadrat kondisi kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 15.
2) Uji Homogenitas (Data Pretest)
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas
bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan
dengan Uji Varians. Suatu populasi dikatakan homogen jika F
hitung
< F tabel. Data perhitungan varians, dapat dilihat pada Tabel
4.11 berikut.
Tabel 4.11 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Pretest)
Sumber Variasi
Kelompok Ekesperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah
1227
1095
n
40
39
30,675
28,077
Varians (s )
109,404
67,704
Standart deviasi (s)
10,460
8,228
X
2
Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varian,
berikut :
Fhitung =
var iansterbesar
var iansterkecil
67
= 109,404/67,704
= 1,616
Untuk
= 5% dengan dengan dkpembilang = nb- 1 = 40 - 1 = 39
dan dkpenyebut = nk – 1 = 39 - 1 = 38 ddiperoleh F tabeL 1,71. Karena
F
hitung
<F
tabel
maka dapat disimpulkan kelompok eksperimen
dan kelompok eksperimen 2 adalah homogen atau mempunyai
varians yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat
secara terperinci pada Lampiran 15.
3) Uji Kesamaan Rata-rata (Data Pretest)
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menuji hipotesis
sehingga dapat diketahui adanya perbedaan diantara dua ratarata kelas yaitu dikelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata
kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel < thitung <
ttabel. Ringkasan analisis uji t-test dapat dilihat pada Tabel 4.12
berikut.
Tabel 4.12. Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Pretest)
Sumber variasi
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah
n
1227
40
1095
39
30,675
28,077
109,404
10,460
67,704
8,228
2
Varians (s )
Standart deviasi (s)
Dari perhitungan diperoleh
1,99, dengan taraf signifikansi
t hitung= 1,225 dan
= 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 +
39 - 2 = 77 dengan peluang = 1 dapat disimpulkan bahwa
t tabel =
= 1 - 0,05 = 0,95. Maka,
t hitung berada
pada
daerah
penerimaan Ho artinya tidak adanya perbedaan diantara dua
kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, artinya kedua
data sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 15.
b.
Analisis Data Tahap Akhir (Data Posttest)
1) Uji Normalitas (Data Posttest)
68
Uji normalitas data posttest dilakukan untuk mengetahui
normalnya sebaran peserta didik setelah mendapat perlakuan.
Rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat. Dengan kriteria
pengujian adalah tolak Ho χ2hitung
χ2
tabel
untuk taraf nyata
=0,05 dan dk = 6 - 1 dan terima Ho χ2hitung < χ2 tabel. Hasil uji
normalitas data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen
dapat dilihat Tabel 4.13
Tabel 4.13 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest Kelas eksperimen
Dan Kelas kontrol
No
Kelas
Kemampuan
χ2 hitung
χ2 tabel
Ket
1.
Eksperimen
Posttest
3,1744
11,1
Normal
2.
Kontrol
Posttest
4,1918
11,1
Normal
Dari data pada tabel di atas, maka kedua data terdistribusi
normal. Untuk lebih perhitungannya dapat dilihat pada
Lampiran 15
2) Uji Homogenitas (Data Posttest)
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas
bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan
dengan Uji Varians. Suatu populasi dikatakan homogen jika F
hitung
< F tabel. Data perhitungan varians, dapat dilihat pada Tabel
4.14 berikut.
Tabel 4.14 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Posttest)
Sumber variasi
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah
n
2871
40
2541
39
71,775
65,154
103,871
10,192
78,818
8,878
2
Varians (s )
Standart deviasi (s)
Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varian,
berikut :
Fhitung =
var iansterbesar
var iansterkecil
69
= 103,871/78,818
= 1,318
Untuk
= 5% dengan dengan dk pembilang = nb- 1 = 40 - 1 = 39
dan dkpenyebut = nk – 1 = 39 - 1 = 38 ddiperoleh F tabeL 1,71. Karena
F
hitung
<F
tabel
maka dapat disimpulkan kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol adalah homogen atau mempunyai varians
yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara
terperinci pada Lampiran 15.
3) Uji Perbedaan Rata-rata (Data Posttest)
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menguji
hipotesis sehingga dapat diketahui adanya perbedaan diantara
dua rata-rata kelas yaitu dikelas eksperimen dan kelas kontrol.
Rata-rata kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel
< thitung < ttabel. Ringkasan analisis uji t-test dapat dilihat pada
Tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15 Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Posttest)
Sumber variasi
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah
n
2871
40
2541
39
71,775
65,154
103,871
10,192
78,818
8,878
2
Varians (s )
Standart deviasi (s)
Dari perhitungan diperoleh thitung =3,076 dan ttabel =1,99,
dengan taraf signifikansi
= 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 39 - 2
= 77 dengan peluang = 1 -
= 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat
disimpulkan bahwa thitung berada pada daerah penerimaan Ha
atau didaerah penolakan Ho artinya adanya perbedaan diantara
dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, artinya
kedua data tidak sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 15.
70
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Januari s/d 20 Januari. Dimana
dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling dalam
pemilihan sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu
kelas X.6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.7 sebagai kelas kontrol. Hasil
penelitian yang diperoleh, sebagai berikut :
1.
Nilai Kemampuan Awal (Nilai Pretest)
Sebelum penelitian dilakukan kedua kelas, kelas eksperimen dan kelas
kontrol terlebih dahulu dilakukan perlakuan yaitu pretest. Dari data yang
telah diperoleh bahwa kedua kelas terdistribusi secara normal dan
homogen. Hal ini membuktikan bahwa dalam pemilihan kelas tidak
terpaut pada kelas tertentu. Kemudian dilakukan pengujian t, untuk
mengetahui perbedaan diantara keduanya. Perhitungan diperoleh thitung
=1,225 dan ttabel =1,99, dengan taraf signifikansi
2 = 40 + 39 - 2 = 77 dengan peluang = 1 -
= 5%, dk = n1 + n2 –
= 1 - 0,05 = 0,95. Maka,
dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel. Maka thitung berada pada daerah
penerimaan Ho artinya tidak adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2.
Nilai Kemampuan Akhir (Nilai Posttest)
Hasil penelitian ini diperoleh setelah penelitian dilakukan. Pada kelas
eksperimen menggunakan media video dalam proses belajar mengajar,
sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah dalam
pembelajarannya. Setelah data posttest diperoleh kemudian dilakukan
pengujian normalitas dan homogenitas kembali. Setelah kedua data
normal, dapat dilakukan perlakuan berikutnya yaitu mengujian dengan
uji t. Dimana dengan uji t, dapat diketahui perbedaan diantara kedua
kelas tersebut. Dari perhitungan diperoleh thitung = 3,076 dan ttabel =
1,99, dengan taraf signifikansi
77 dengan peluang = 1 -
= 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 39 - 2 =
= 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat disimpulkan
bahwa thitung berada pada daerah penerimaan Ha atau didaerah penolakan
Ho artinya adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu kelas eksperimen
71
dan kelas kontrol. Selain itu dapat dilihat melalui rata-rata. Berikut
rekapitulasi rata-rata dari kedua kelas tersebut, yang mana dapat dilihat
pada Tabel 4. 16 berikut.
Tabel 4. 16 Rata-Rata Kelas eksperimen Dan Kelas kontrol
Kelas
Pretest
Posttest
Eksperimen
30,7
71,8
Kontrol
28,1
65,2
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada histogram berikut :
71,8
80
65,2
70
60
50
40
30,7
pretest
28,1
30
posttest
20
10
0
eksperimen
kontrol
Gambar 4.5 Histrogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas kontrol
Pada histogram di atas, pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut juga terlihat pada hasil
posttest yang telah diperoleh. Pada kelas eksperimen yang dalam
kegiatan pembelajarannya memanfaatkan media video memiliki nilai
rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang tidak
memanfaatkan media video dalam kegiatan pembelajarannya.
Hasil belajar yang dicapai siswa selain dipengaruhi dari faktor internal
siswa, juga berasal dari faktor eksternal siswa dalam hal ini adalah
penggunaan media pembelajaran. Fakta ini selaras dengan berbagai studi
yang dilaksanakan diberbagai Negara, dampak/pengaruh positif media
video dengan metode diskusi yang signifikan di kalangan peserta didik
72
adalah bahwa audiovisual dapat (a) meningkatkan pengetahuan; (b)
menumbuhkan keinginan atau motivasi untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan lebih lanjut; (c) meningkatkan perbendaharaan kosakata,
istilah, dan kemampuan berbahasa secara verbal dan nonverbal; (d)
meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas peserta didik; (e)
meningkatkan kekritisan daya pikir peserta didik karena dihadapkan pada
dua relitas gambar dunia; dan (f) memicu minat baca dan motivasi belajar
peserta didik.3 Pun pada kelas eksperimen setelah pembelajaran dengan
media video dilakukan, materi diulas kembali dengan metode diskusi.
Dimana metode diskusi sendiri, sangat efektif apabila digunakan dalam
proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan siswa dapat aktif bertukar
informasi dengan siswa yang lain. Sehingga pendalaman terhadap materi
akan lebih dikuasai dan optimal.
Di bandingkan dengan metode ceramah yang diterapkan dalam
penelitian ini, dimana hasil menunjukkan bahwa hasil belajar yang
diperoleh tidak lebih besar dengan hasil yang diperoleh pada kelas
eksperimen. Hal ini lebih dikarenakan karena motivasi siswa yang
menurun
sejak
awal
pembelajaran
sehingga
berpengaruh
pada
pembelajaran berikutnya . Dari Tabel 4.15 di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pemanfaatan media video di kelas eksperimen
mempengaruhi hasil belajar.
3.
Analisis Data Angket Aspek Afektif
Sedangkan pada hasil belajar pada aspek afektif rata-rata yang dicapai
adalah sebagai berikut :
Kelas
Prosentase
Eksperimen
77,1
Kontrol
74,1
Prosentase pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas
kontrol. Hal ini menunjukkan adanya hasil belajar yang berbeda diantara
3
Bambang, Warsita, Teknologi Pembelajaran : Landasan Dan Aplikasinya, op cit, hlm 32-33
73
keduanya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada histogram berikut:
77,5
77
76,5
76
75,5
75
74,5
74
73,5
73
72,5
eksperimen
kontrol
prosentase
Gambar 4.6 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Aspek Afektif
Pada kelas eksperimen memiliki hasil yang lebih tinggi, karena dalam
proses belajar mengajar yang membutuhkan suatu aktivitas siswa yang
tinggi. Hal ini dapat terlihat dari penerapan media pada proses
pembelajaran dimana, ketika media diputarkan sisiwa berusaha mencatat
kembali apa yang dijelaskan pada media tersebut. kemudian dari hasil
menyimak tersebut siswa berdiskusi dengan teman yang lain. Sedangkan
pada kelas kontrol siswa mendapatkan materi dari apa yang diterangkan
oleh pendidik, sehingga bahkan terjadi komunikasi yang sifatnya satu
arah. Hal ini dikarenakan siswa mendapatkan materi dengan tidak diberi
ruang gerak untuk mengulang kembali materi yang telah diterimanya.
4.
Analisis Data Observasi Aspek Psikomotorik
Hasil pada aspek psikomotorik dapat dilihat pada Gambar 4.7
dibawah.
74
66,85
67
66
65,475
65
64
62,575
63
62,025
62
eksperimen
kontrol
61
60
59
1
2
Gambar 4.6 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Aspek Psikomotorik
D. Keterbatasan Penelitian
Meskipun dalam penelitian ini sudah dilaksanakan seoptimal mungkin,
namun peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini. Hal tersebut
dikarenakan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi, yaitu antara lain :
1. Keterbatasan Waktu
Dalam penelitian ini, waktu penelitian yang tersedia sangat terbatas.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berusaha memaksimalkan
waktu yang tersedia. Sehingga data-data yang diperlukan dapat terpenuhi.
2. Keterbatasan Materi dan Tempat
Materi penelitian ini terbatas pada materi elektrolit dan nonelektrolit
dengan tempat penelitian di MAN 1 Semarang. Hal ini tentunya menjadi
keterbatasan, sebab hasil penelitian yang diperoleh akan berbeda jika
materi penelitian dan tempat penelitian pun berbeda.
3. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak lepas dari pengetahuaan, oleh karena itu peneliti
menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah.
Namun, peneliti sudah berusaha semaksimal untuk menjalankan
penelitian ini sesuai dengan kemampuan dan bimbingan dari dosen
pembimbing.
75
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di siswa kelas X MAN 1 Semarang
semester genap tahun ajaran 2010/2011 pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit
diperoleh kesimpulan, sebagai berikut :
1. Media video yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran efektif dalam
meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas X pada materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan metode ceramah. Hal
ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari kedua kelas. Rata-rata yang
diperoleh siswa pada kelas eksperimen ( ) mencapai 71,8 sedangkan rata-rata yang
diperoleh siswa pada kelas kontrol ( ) mencapai 65,2.
2. Dari hasil perhitungan ttest, dihasilkan bahwa thitung = 3,076 dan ttabel = 1,99 dengan
taraf nyata sebesar 5% jika thitung > ttabel maka Ha diterima artinya ada perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang memanfaatkan
media video kimia dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode
ceramah dalam proses pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
3. Hasil belajar lain yang diperoleh siswa pun terlihat pada aspek afektif, dan aspek
psikomotorik. Pembelajaran yang memanfaatkan media video pada materi larutan
elektrolit dan nonelektrolit dapat berpengaruh positif daripada pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah.
B. Saran-saran
1. Kepada guru mata pelajaran kimia bahwa tidak semua materi pelajaran kimia
diajarkan dengan pembelajaran yang sama. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu
memilih media yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.
2. Hendaknya media video dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain. Sehingga
media video dapat membangkitkan motivasi bagi siswa tersebut.
76
3. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan untuk
penelitian selanjutnya.
C. Penutup
Penulis menyadari bahwa penelitian75 ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan hasil yang telah didapat.
Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berdo’a, semoga bermanfaat adanya dan
mendapat ridho-Nya, amin ya robbal ‘alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta :
Rineka Cipta, 1999.
Achmad, Hiskia, Kimia Dasar 1, Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993.
Ali Muhidin, Sanbas dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan
Jalur Dalam Penelitian, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007.
Arikunto, Suharsimi, Evaluasi Program Pendidikan (Pedoman Teoritis Praktis
Bagi Mahasiswa Dan Praktis Pendidikan), Jakarta : Bumi Aksara, 2008
, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,
2006), Cet. 13.
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003, Cet.
5.
Asep,
Jamal Nur Arifin, “Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit”,
http://www.pdfchaser.com/LARUTAN-ELEKTROLIT-DAN-NONELEKTROLIT.html.
Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Press,
2002.
Bahri Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008.
Budi,
Utomo,
“Pengelompokan
Larutan
Berdasarkan
Jenisnya”,
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606
377/pengelompokan_larutan_berdasarkan_jenisnya.html.
,
“Perbedaan Larutan Berdasarkan
Daya Hanter Listrik”,
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606
377/perbedaan_larutan_berdasarkan_daya_hanter_listrik.html.
Collin Gem, Kamus Saku Kimia, Jakarta : Erlangga, 1994.
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2008, Cet. 5.
, Media Pembelajaran, Yogyakarta : Gava Media, 2010.
, Media Visual, Bandung : Tarsito, 1993.
Dimyati dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Dwi Suyanti , Retno, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta : Graha Ilmu,
2010.
Furchan, Arief, Pengantar Penelitian Dalam Peendidikan, Yogyakarta : Puataka
Pelajar, 2007, Cet. 3.
HAM, Mulyono, Kamus Kimia, Jakarta : Bumi Aksara, 2009, Cet. 4.
Haryanti, Mimin, Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan,
Jakarta : Gaung Persada Press, 2007.
Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), Ciputat : Gaung
Persada, 2009.
Keenan dkk, Ilmu Kimia Untuk Universitas, Jakarta : Erlangga, 1980
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Pedoman Praktis,
Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 8.
Nashir, Ibrahim, Muqoddimah Fi Tarbiyah, Aman: Ardan, tt.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta : Putaka Pelajar, 2009.
Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2002.
Ralph, H. Petrucci dan Suminar, Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern,
Jakarta : Erlangga, 1987.
Sastrohamidjojo,Hardjono, Kimia Dasar, (Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press, 2008), Cet. 3.
Seager, Spencer, L. dan Michael R. Slabaugh, Chemistry For Today (General,
Organic, And Biochemistry), Belmont, CA : Brooks/Cole, 2004.
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1998), Cet 4.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar Baru
Algesindo, 1995, Cet. 3.
Sudjiono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rajagrafindo Persada,
2008.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D Bandung : Alphabet, 2008.
, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007, Cet. 12.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi Dan Praktiknya), Jakarta
: Bumi Aksara, 2009, Cet. 7
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 2009,
Cet. 2.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru, Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 5.
Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2010, Cet 6.
Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, Jakarta :
Rineka Cipta, 2008.
Winarsunu, Tulus, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, Malang
: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004, Cet. 2.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Daftar Nama Peserta Didik Pada Kelas Eksperimen
Lampiran 1.2 Daftar Nama Peserta Didik Pada Kelas Kontrol
Lampiran 2.
Kisi-Kisi Soal Uji Coba
Lampiran 3.
Soal Uji Coba Instrumen Pembelajaran
Lampiran 4.1 Hasil Análisis Uji Coba Soal
Lampiran 4.2 Analisis Validitas Soal
Lampiran 4.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Lampiran 4.4 Analisis Reliabilitas Soal
Lampiran 4.5 Analisis Daya Beda Soal
Lampiran 5.
Silabus Kelas Eksperiman
Lampiran 6.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
Lampiran 7.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
Lampiran 8. Silabus Kelas Kontrol
Lampiran 9.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
Lampiran 11. Kisi-Kisi Soal Pre-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 12. Soal Pre-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 14. Soal Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 15.1 Analisis Uji Normalitas Data Pre-Test Kelompok Eksperimen
Lampiran 15.2 Analisis Uji Normalitas Data Post-Test Kelompok Eksperimen
Lampiran 15.3 Analisis Uji Normalitas Data Pre-Test Kelas Kontrol
Lampiran 15.4 Analisis Uji Normalitas Data Post-Test Kelas Kontrol
Lampiran 15.5 Analisis Data Pre-Test Dan Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 15.6 Tabel Uji Homogenitas Pre-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 15.7 Tabel Uji Homogenitas Post-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 15.8Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pre-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Lampiran 15.9Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Post-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Lampiran 16 Kisi-Kisi Tanggapan Terhadap Media Video Kimia
Lampiran 17 Tanggapan Terhadap Media Video Kimia
Lampiran 17.1Jawaban Tanggapan Terhadap Media Video Kimia
Lampiran 18 Rekapitulasi Perhitungan Angket Tanggapan Keseluruhan Siswa Terhadap Media
Video Kimia
Lampiran 19 Prosedur Praktikum Daya Hantar Listrik Dalam Larutan
Lampiran 20 Kisi-Kisi Angket Belajar Kimia
Lampiran 21 Angket Belajar Kimia
Lampiran 22 Rekapitulasi Angket Belajar Siswa
Lampiran 23 Dokumentasi Proses Pembelajaran Kimia Di Kelas Eksperimen
Lampiran 24 Dokumentasi Proses Pembelajaran Kimia Di Kelas Kontrol
Lampiran 25 Rekapitulasi Aspek Psikomotorik Siswa
Lampiran 26 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 27 Surat Keterangan SPSS
Lampiran 26 Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran 27 Surat Ijin Penelitian dari IAIN Walisongo Semarang
Lampiran 28 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari MAN 1 Semarang
Lampiran 29 Surat Keterangan Kegiatan Ko Kurikuler
Lampiran 30. Piagam-piagam
Lampiran 1.1
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK
KELAS X 6 (KELAS EKSPERIMEN)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Nama Siswa
Ainur Rofiq
Anindita Surya P
Anita Chakim
Annisaa Septiana
Arif Saputro
Aziza Palmer
Dahmayanti
Dini Azifah Putri
Durrotun Nafisah
Faisal Anam
Fajar S
Farah Hazna
Faridatun Nisa'
Faza S. A
Fidiana
Fika Zahroh
Khoirul M
Khoirul Munawaroh
M. Caniegia F
M. Nanang Andi H
No.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
Nama Siswa
M. Nur Farih
Mona Soraya
Neilil Muna
Ni'mah Khoirunnisa
Nur Azizah
Nurul Khikmah
Oky Bastian
Pungky Giranawati
Rizky Safira
Rohibun Maulana Huda
Roudhotu Jannah
Rozikhotul Aliyah
Rulla Aannisa Septiana
Sugeng Prasetyo
Sofi Ulfamayanti
Ukfita Khasanah
Umi Laila M
Vino Adilla H
Wintarno
M. Miftahul Rifqi
Lampiran 1.2
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK
KELAS X 7 (KELAS KONTROL)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Nama Siswa
Arifatul Mubarokah
Atya Maulani
Umi Wahyuningsih
Laila Badiah
Rindi Antika
Bella Reka Fitriani
Desta Yusticia H. N.
Karin Destyana
Muhaammad Jamaludin
Maya Pradiptasiwi
Dzul Qurnain
Riski Arya H.
Misbakhul Munir
Wisnu Andi Winata
Muzakki Mahfudz
Umi Kartini
Anita Rosikhatul Ulumi
Devi Fitriani
Puji Al Qoriah
Hidayatus Shalehah
No.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40
Nama Siswa
Umi Riyadhoh
Uun Ma'arif
Fitriana Utami
Aisyah
Adjeng Kartika
Hidayatul Istifaiyah
Nur Alifah
Ummu Hanifah
Yuliana Maula
Zakiyyatul Munawaroh
Baihaqi Rosyad
Irfan David A.
Muhammad Yusuf
Rudi S.
Isna Ms'ud
Alvian Andre
Oza Zainu Maliki
Muhammad Sulaiman
Fajar Bagus Prasetyo
Dany Tri
Lampiran 2
KISI – KISI SOAL
SATUAN PENDIDIKAN
: SMA
MATA PELAJARAN
: KIMIA
KELAS/ SEMESTER
:X/2
MATERI POKOK
: LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
JENJANG SOAL DAN
STANDAR
KOMPETENSI
3. Memahami sifat-
KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi
sifat larutan non-
larutan
elektrolit
dan
dan
elektrolit,
serta
reaksi
oksidasi-
sifat
PENYEBARANNYA
INDIKATOR
3.1.1
non-elektrolit
Mengidentifikasi
larutan
elektrolit
non
sifat-sifat
elektolit
dan
JAWABAN
C1
C2
C3
1, 3, 26,
13, 20, 21,
22, 24, 30,
38
28, 36
31, 32, 33,
B, A, C, D, C, C, D,
35, 42, 43,
A, E, D, A, E
elektrolit melalui percobaan.
berdasarkan data hasil
percobaan
JUMLAH
19
B, A, C, B, B, B, E,
46
3.1.2
redukasi
Mengelompokan
larutan
kedalam larutan non elektrolit
dan
elektrolit
2, 44, 45,
8, 9, 10,
48
11, 12, 19,
berdasarkan
6, 7, 49
14
C, A, D, C, E, D, D,
A, D, B, A, C, B, B,
29
sifat hantaran listriknya.
3.1.3
Menjelaskan
penyebab
kemampuan larutan elektrolit
4, 5, 27,
14, 17, 37
18, 25, 47
11
34, 50
A, E, E, D, A, E, A,
C, D, A, B
menghantarkan arus listrik.
3.1.4
Mendekripsikan
bahwa
larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion dan senyawa
kovalen polar.
39
15, 16, 40,
41
23
6
A, A, C, B, B, D
Lampiran 3
UJI KOMPETENSI
Pilihlah Satu Jawaban Yang Paling Tepat !
1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah….
a. Gabungan dua zat yang saling melarut
b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut
c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven
d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu
e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut
2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi….
a. Larutan ionik dan elektrolit
d. Larutan garam dan elektrolit
b. Larutan ionik dan garam
e. Larutan nonelektrolit dan garam
c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit
3. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah……
a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik
b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik
c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul
d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara
e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu
4. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut……
a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas
b. Terurai menjadi molekul-molekul
c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah
d. Mempunyai derajat ionisasi = 0
e. Terdisosiasi pada larutan tertentu
5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai
berikut : MgCl2
Mg2+(aq) + 2Cl-(aq)
Hal ini karena….
a. Tergolong basa kuat
d. Derajat ionisasi yang mendekati nol
b. Konsentrasi yang besar
e. Zat terlarut mengion sempurna
c. Merupakan senyawa kovalen
1
Data untuk menjawab soal no. 7 dan no. 8
Larutan Gelembung gas
Nyala lampu
A
Ada gas
terang
B
Sedikit gas
redup
C
Sedikit gas
Tidak menyala
D
Tidak ada gas
Tidak menyala
E
Ada gas
terang
6. Berdasarkan data di atas, larutan manakah yang merupakan larutan elektrolit kuat….
a. Larutan A dan C
d. Larutan B dan E
b. Larutan B dan D
e. Hanya larutan A
c. Larutan A dan E
7. Dari data yang sama, manakah yang tergolong kedalam larutan elektrolit lemah….
a. Larutan B
d. Larutan E dan B
b. Larutan B dan C
e. Larutan E dan C
c. Larutan A dan B
8. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
nonelektrolit adalah….
a. HCl, CH3COOH , dan NaCl
d. KCl, NaOH, dan gula
b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr
e. KCl, CH3COOH, dan etanol
c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl
9. Perhatikan larutan berikut !
1). NaOH
3). Ca(OH)2
2). KCl
4). H2SO4
5). KNO3
Urutkan larutan di atas yang termasuk kedalam larutan elektrolit yang bersifat asam, basa
dan garam adalah….
a. 1, 2, dan 4
d. 4, 3, dan 5
b. 2, 3, dan 5
e. 4, 1, dan 3
c. 1, 4, dan 5
10. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya
adalah….
2
a. Urea dan cuka
d. Etanol dan gula
b. Cuka dan ammonia
e. Garam dan gula
c. Asam klorida dan garam dapur
11. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah….
a. HCl dan KCl
d. H2SO4 dan AgCl
b. H2SO4 dan HCl
e. HCl dan C2H5OH
c. CH3COOH dan NaCl
12. Perhatikanlah larutan berikut !
1). Cuka
3). Gula
5). Etanol
2). Garam dapur
4). Asam sulfat
Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang
tidak dapat menghantarkan listrik adalah….
a. 4, 2, 3
d. 2, 1, 3
b. 2, 1, 4
e. 2, 4, 5
c. 1, 3, 5
13. Suatu elektrode yang dicelupkan kedalam suatu larutan memberikan gejala dengan
timbulnya gelembung gas, namun lampu tidak menyala. Dari gejala tersebut larutan
tergolong kedalam….
a. Nonelektrolit
d. Elektrolit kuat
b. Elektrolit lemah
e. Senyawa ionik
c. Senyawa kovalen polar
14. Larutan yang tidak dapat terurai menjadi ion-ion bebas dan tidak dapat menghantarkan
listrik adalah….
a. C12H22O11, CH3COOH, dan H2SO4
d. C12H22O11, KNO3, dan CaSO4
b. CO(NH2)2, C2H5OH, dan NaCl
e. CO(NH2)2, C2H4(OH)2, dan C12H22O11
c. C2H5OH, CH3COOH, dan C6H5OH
15. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan
menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah….
a. HCl, senyawa kovalen polar
d. C2H5OH, senyawa basa
b. CH3COOH, senyawa asam
e. CO(NH2)2, senyawa ion
c. NaOH, senyawa kovalen polar
3
16. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat
dialami oleh larutan…
a. HCl dan C12H22O11
d. NaCl dan CO(NH2)2
b. NaOH dan C2H5OH
e. Hanya HCl
c. NaOH dan KCl
17. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus
listrik adalah….
a. Garam dapur dan asam sulfat
d. Glukosa dan ammonia
b. Gula dan gliserin
e. Cuka dan gula
c. Etanol dan garam dapur
18. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl
dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala
ini disebabkan karena….
a. Karena air bersifat polar
b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik
c. Air merupakan pelarut yang sangat baik
d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik
e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat
19. Pernyataan dibawah ini yang benar berdasarkan daya hantar listriknya adalah….
a. HCl lebih baik dari NaCl
d. CH3COOH lebih baik dari HClO4
b. NH3 lebih buruk dari KCl
e. NH3 lebih baik dari CH3COOH
c. CH3COOH lebih baik dari H2SO4
20. Larutan yang memiliki derajat ionisasi ( = 0) adalah….
a. NaOH dan C12H22O11
d. KCl dan H2SO4
b. C2H5OH dan CO(NH2)2
e. HCl dan NaOH
c. C2H5OH dan Ca(OH)2
21. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah….
a. Larutan CH3COOH 0,01 M
d. Larutan NaCl 0,1 M
b. Larutan CH3COOH 1 M
e. Larutan KCl 1 M
c. Larutan H2SO4 0,1 M
4
22. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling
terang dengan jumlah mol mula-mula adalah….
a. Asam asetat 0,1 mol
d. Asam asetat 10 mol
b. Asam asetat 1 mol
e. Asam klorida 1 mol
c. Asam klorida 0,01 mol
23. Perhatikanlah tabel dibawah ini !
Daya hantar / jenis elektrolit
Padatan
Lelehan
Larutan
Senyawa ionik
Nonkonduktor
...........
Konduktor
Senyawa kovalen
Nonkonduktor
…………
Konduktor
Perbedaan antara senyawa ionik dan kovalen pada lelehan secara urut adalah…..
a. Konduktor semuanya
d. Konduktor dan nonkonduktor
b. Konduktor dan semikonduktor
e. Nonkonduktor dan konduktor
c. Nonkonduktor dan semikonduktor
24. Perhatikanlah gambar dibawah ini !
Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah….
a. Larutan CO(NH2)2
d. Larutan NaCl
b. Larutan CH3COOH
e. Larutan AgCl
c. Larutan C2H5OH
25. Lampu menyala redup dan terdapat gelembung gas saat elektrode dicelupkan kedalam
larutan asam asetat. Hal ini menunjukkan bahwa….
a. Sedikit larutan asam asetat yang terionisasi
b. Asam asetat termasuk nonelektrolit
c. Asam asetat berasosiasi membentuk molekul
d. Derajat ionisasi = 0
e. Asam asetat berasosiasi dengan sempurna
26. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor
yang baik disebut dengan….
5
a. Elektrolit lemah
d. Nonelektrolit
b. Semikonduktor
e. Konduksi
c. Elektrolit kuat
27. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut :
HCl
H+(aq) + Cl-(aq)
Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah ….
a. Terurai menjadi molekul
d. Bereaksi satu arah
b. Mempunyai koefisien satu
e. Menghasilkan ion-ion
c. Mempunyai derajat ionisasi = 0
28. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun
terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh ….
a. Elektrode yang rusak
b. Derajat ionisasi 0 <
d. Derajat ionisasi
<1
=1
e. Ionisasi sempurna
c. Mempunyai derajat ionisasi = 0
29. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut
termasuk kedalam ….
a. Elektrolit lemah
d. Nonelektrolit
b. Elektrolit kuat
e. Larutan
c. Senyawa ion
30. Perhatikanlah tabel dibawah ini !
Larutan
Nyala lampu
Gelembung gas
……
Terang
Ada gelembung gas
……
Redup
Ada gelembung gas
Urutan larutan yang tepat untuk mengisi titi-titik pada tabel di atas adalah ….
a. NaCl dan C2H5OH
d. KCl dan H2SO4
b. HCl dan C12H22O11
e. NaCl dan H2SO4
c. NaCl dan CH3COOH
31. Perhatikanlah gambar berikut ini !
6
1
2
3
Peristiwa yang terjadi pada gambar di atas, dimana lampu yang pertama tidak dapat
menyala disebabkan karena ….
a. Terjadi ionisasi
d. Dapat bergerak bebas
b. Merupakan larutan nonelektrolit
e. Dapat memberikan tegangan listrik
c. Senyawa ion dalam bentuk Kristal
32. Dari gambar pada no. 18 dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapat menyala walaupun
redup. Hal tersebut dikarenakan…
a. Senyawa berbentuk padatan
b. Larutan tidak dapat larut dalam air
c. Larutan tidak dapat terionisasi
d. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion sebagian
e. Senyawa bersifat kering
33. Perhatikan gambar dibawah !
Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terang apabila
elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebut disebabkan karena….
a. Larutan tersebut telah terionisasi sempurna
b. Larutan tersebut adalah larutan gula
c. Larutan tersebut tidak dapat terionisasi
d. Jika harga larutan diatas = 0
e. Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna
34. Larutan dikatakan sebagai larutan elektrolit apabila ….
a. Larutan tersebut dapat larut dalam pelarut non air
b. Larutan tidak dapat menghasilkan ion listrik
c. Larutan tersebut tidak dapat bergerak bebas
d. Larutan tersebut dapat terionisasi sempurna
e. Larutan tersebut merupakan larutan yang sukar larut
7
35. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yang
terjadi adalah …
a. Lampu akan menyala dengan terang
b. Lampu akan redup
c. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gas
d. Lampu redup namun gelembung gas banyak
e. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas
36. Ciri – ciri larutan elektrolit adalah, kecuali ….
a. Mempunyai derajat ionisasi = 0
b. Dapat menyalakan lampu dengan terang
c. Nyala lampu redup
d. Tidak dapat menyalakan lampu, namun terdapat gas
e. Mengalami ionisasi
37. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya …
a. Larutan gula dapat menghantarkan listrik
b. Urea termasuk larutan elektrolit lemah
c. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terang
d. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuat
e. Cuka tidak dapat menyalakan lampu
38. Berdasarkan kuat dan lemahnya daya hantar listrik pada suatu larutan, larutan elektrolit
dibagi menjadi 2 yaitu …
a. Larutan elektrolit dan nonelektrolit lemah
b. Larutan elektrolit kuat dan lemah
c. Larutan elektrolit lemah dan nonelektrolit
d. Larutan nonelektrolit dan elektrolit kuat
e. Larutan elektrolit kuat dan larutan garam
39. Senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik, apabila dilarutkan kedalam air.
Hal ini disebabkan karena …
a. Akan terurai menjadi ion-ion
d. Larutan masih tetap berbentuk molekul
b. Ionnya tidak dapat bergerak bebas
e. Molekul-molekul tidak bergerak bebas
c. Senyawa tersebut berbentuk padatan
40. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …
a. Asam klorida dan etanol
d. Cuka dan urea
b. Ammonia dan asam sulfat
e. Asam nitrat dan glukosa
c. Asam asetat dan glukosa
41. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …
a. Asam nitrat (HNO3)
d. Cuka
b. Natrium klorida (NaCl)
e. glukosa
c. Ammonia (NH3)
8
42. Lampu alat uji elektrolit tidak dapat menyala dengan terang, namun terdapat gelembung
udara. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan tersebut adalah …
a. Larutan elektrolit kuat
d. Larutan elektrolit lemah
b. Larutan nonelektrolit
e. Larutan minyak
c. Larutan gula
43. Alat uji elektrolit akan memberikan gejala nyala terang dan terdapat gelembung udara,
larutan tersebut adalah …
a. Larutan garam dan asam klorida
d. Larutan urea dan air murni
b. Larutan gula dan cuka
e. Minyak dan larutan asam klorida
c. Larutan cuka dan etanol
44. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah …
a. Asam sulfat
d. Urea
b. Asam asetat
e. Alkohol
c. Etanol
45. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit …
a. Garam
d. Urea
b. Asam
e. Cuka
c. Basa
46. Pada hasil uji daya hantar listrik, ternyata memberikan gejala tidak dapat menyalakan
lampu dan terdapat gelembung udara. Larutan apakah yang diuji tersebut …
a. Asam klorida
d. Larutan minyak
b. Larutan garam
e. Larutan cuka
c. Larutan gula
47. Lampu alat uji elektrolit dapat menyala dengan terang dan menimbulkan gelembung
udara yang banyak saat kedua elektrode dicelupkan kedalam larutan asam klorida. Hal itu
disebabkan oleh …
a. Asam klorida membentuk gelembung yang sangat banyak
b. Asam klorida terionisasi sempurna
c. Asam klorida merupakan elektrolit lemah
d. Baterai yang digunakan baru
e. Larutan asam klorida yang digunakan banyak
48. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah …
a. Cuka dan gula
d. Alkohol dan cuka
b. Garam dan gula
e. Gula dan etanol
c. Garam dan cuka
49. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapi
keduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji …
a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu B
b. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu B
c. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu B
9
d. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu B
e. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B
50. Suatu larutan dapat menghantarkan listrik apabila larutan tersebut dapat terionisasi secara
sempurna. Yang dimaksud dengan ionisasi adalah …
a. Peristiwa penguraian zat menjadi ion-ion secara sempurna
b. Partikel bermuatan netral
c. Senyawa tidak dapat terionkan
d. Larutan merupakan larutan yang mempunyai ion negative
e. Molekul ion tidak dapat terurai
10
LEMBAR JAWAB
NO. A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
B
C
D
Nama
:
NIS
:
Mata Pelajaran
:
E
NO. A
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
11
B
C
D
E
JAWABAN
1. B
21. E
41. B
2. C
22. C
42. D
3. A
23. D
43. A
4. A
24. D
44. A
5. E
25. A
45. D
6. C
26. C
46. E
7. B
27. E
47. B
8. E
28. B
48. C
9. D
29. A
49. B
10. D
30. C
50. A
11. A
31. C
12. D
32. D
13. B
33. A
14. E
34. D
15. A
35. E
16. C
36. A
17. A
37. C
18. D
38. B
19. B
39. A
20. B
40. B
12
Lampiran 5
SILABUS
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah
: MAN I SEMARANG
Mata Pelajaran
: KIMIA
Kelas/Semester
:X/2
Standar Kompetensi
: 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit
Indikator
Kompetensi
Materi
Kegiatan
Dasar
Pembelajaran
Pembelajaran
3.1Mengidentifik
Larutan
Tatap Muka:
asi
sifat Elektrolit Dan
larutan
non- Nonelektrolit
elektrolit
dan
elektrolit
berdasarkan
data
hasil
percobaan.
Diskusi
dan
a. Mengidentifikasi
Tanya
jawab dengan media
video yang mengacu
pada
materi
yang
diajarkan yaitu larutan
elektrolit
nonelektrolit
Alokasi
Penilaian
dan
Sumber belajar
Waktu
4 jp
sifat- a. Teknik
Sumber :
sifat larutan non elektolit
penilaian : test
dan
tertulis.
senior
b. Bentuk
school
elektrolit
melalui
percobaan
b. Mengelompokan larutan
kedalam
larutan
non
elektrolit dan elektrolit
berdasarkan
hantaran listriknya
1
sifat
penilaian
pilihan
:
ganda,
dan keaktifan.
1. Chemistry for
high
(bilingual),
J.M.C.Johari
dan
M.
Rachmawati,
Esis, hlm 198-
Penugasan terstruktur:
• Mengidentifikasi
sifat-sifat
larutan
elektrolit
dan
nonelektrolit.
• Menjelaskan
c. Menjelaskan
penyebab
kemampuan
larutan
untuk
arus listrik
Nahadi,
Pustaka Setia,
larutan elektrolit dapat
hlm 144 – 147
senyawa kovalen polar.
arus listrik.
• Mendeskripsikan
larutan
dapat
berupa
senyawa ion dan
kovalen
polar.
(Kegiatan
Tidak
universitas,
4. Internet
menghantarkan
senyawa
3.kimia
Brady
elektrolit
bahwa
SMA,
bahwa
d. Mendekripsikan
kemampuan
larutan
2.Intisari KIMIA
elektrolit menghantarkan
berupa senyawa ion dan
penyebab
210
Mandiri
Terstruktur)
KMTT
- tidak ada KMTT
2
Guru Mata Pelajaran Kimia
Semarang, 5 Januari 2011
Peneliti
Dra. Kanti Septiyati
NIP. 19640310 199403 2 002
Ziyadatul A’mal
NIM. 73711023
Mengetahui
Kepala Sekolah MAN 1 Semarang
Drs. H. Syaefudin, M. Pd
NIP. 19651015 199203 1 003
3
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN
Sekolah
: MAN 1 SEMARANG
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester : X / 2
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
Tahun pelajaran
: 2010 / 2011
Pertemuan
: 1 (satu)
2. STANDAR KOMPETENSI : 3.
Memahami sifat-sifat
larutan non-elektrolit dan
elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi
3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit
berdasarkan data hasil percobaan.
4. INDIKATOR :
a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan
b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya
c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik
d. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen
polar.
5. TUJUAN PEMBELAJARAN :
a. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui
percobaan
b. Siswa dapat mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya
1
c. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik
d. Siswa dapat mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
6. MATERI AJAR
Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit
7. ALOKASI WAKTU
1 kali pertemuan (2 x 45 menit)
8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN
1.
Model
: active learning dengan penggunaan media video
2.
Metode pembelajaran
: diskusi, tanya jawab dan penugasan
3.
Pendekatan
: pemahaman konsep dan ekspositori
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah – langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
1
TATAP MUKA
waktu
5 mnt
a. Persensi
b. Apersepsi
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:
Apa
yang
kalian
ketahui
mengenai
larutan
elektrolit
dan
nonelektrolit.
•
Tanya
jawab
Kegiatan Awal (pendahuluan)
•
Metode
Bagaimana suatu larutan dapat dikelompokkan kedalam larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
2
•
Aplikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan seharihari.
2
75 mnt
Kegiatan inti
aan
Eksplorasi
media
• Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan
video,
Diskusi,
nonelektrolit.
Tanya
• Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai
jawab
dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Elaborasi
• Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning.
• Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok
berisi 5 siswa.
• Masing-masing kelompok memperhatikan materi yang putar melalui media
video.
• Masing-masing kelompok mencatat materi yang dianggap penting.
• Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi tentang materi yang
dicatatnya.
• Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya.
Konfirmasi
• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan diskusi tentang larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
• Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran
yang berlangsung.
3
Penggun
Penutup :
10
mnt
1. Evaluasi / Tanya jawab
3
2. Penenangan / Pendingan
Penugasan terstruktur :
•
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit.
•
Menjelaskan
penyebab
kemampuan
larutan
elektrolit
menghantarkan arus listrik.
•
Mendeskripsikan bahwa larutan dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur )KMTT :
-Tidak ada KMTT
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
a. Kognitif
Prosedur tes : Tes awal (pre-test) terlampir
b. Tanggapan Terhadap Video (Terlampir )
11. SUMBER BELAJAR
a.
:
Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis,
hlm 198-210
b.
Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147
c.
Kimia untuk universitas, Brady
d.
Internet
Semarang, 5 Januari 2011
Peneliti
Guru Mata Pelajaran Kimia
Dra. Kanti Septiyati
NIP. 19640310 199403 2 002
Ziyadatul A’mal
NIM. 73711023
Mengetahui
Kepala Sekolah MAN 1 Semarang
Drs. H. Syaefudin, M. Pd
NIP. 19651015 199203 1 003
4
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN
Sekolah
: MAN 1 SEMARANG
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester : X / 2
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
Tahun pelajaran
: 2010 / 2011
Pertemuan
: 2 (dua)
2. STANDAR KOMPETENSI : 3.
Memahami sifat-sifat
larutan non-elektrolit dan
elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi
3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit
berdasarkan data hasil percobaan.
4. INDIKATOR :
a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum pada
media video,
b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya melalui praktikum pada media video.
5. TUJUAN PEMBELAJARAN :
a. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum
pada media video,
b. Siswa mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan
sifat hantaran listriknya melalui praktikum pada media video.
6. MATERI AJAR
Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit
1
7. ALOKASI WAKTU
1 kali pertemuan (2 x 45 menit)
8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN
1.
Model
: active learning dengan penggunaan media video
2.
Metode pembelajaran
: diskusi, tanya jawab dan penugasan
3.
Pendekatan
: pemahaman konsep dan ekspositori
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah – langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
1
TATAP MUKA
waktu
5 mnt
Metode
Tanya
jawab
Kegiatan Awal (pendahuluan)
a. Persensi
b. Apersepsi
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:
•
Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui percobaan pada media praktikum.
•
Mengetahui gejala-gejala apa saja yang ditimbulkan pada larutan
yang diuji.
2
45 mnt
Kegiatan inti
Eksplorasi
• Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
• Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai
dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Elaborasi
2
Praktikum,
• Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning.
• Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok
berisi 5 siswa.
• Masing-masing kelompok memperhatikan materi yang putar melalui media
video.
• Masing-masing kelompok mencatat materi yang dianggap penting.
• Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi tentang materi yang
dicatatnya.
• Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya.
Konfirmasi
• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan diskusi tentang
praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit.
• Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran
yang berlangsung.
3
10 mnt
Penutup :
1. Evaluasi / Tanya jawab
2. Penenangan / Pendingan
Penugasan terstruktur :
•
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui praktikum pada media video.
•
Menjelaskan
penyebab
kemampuan
larutan
elektrolit
menghantarkan arus listrik pada praktikum pada media video .
(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur) KMTT :
-Tidak ada KMTT
3
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
a. Angket (terlampir)
b. Tes akhir (post-test) terlampir
11. SUMBER BELAJAR
:
1. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M.
Rachmawati, Esis, hlm 198-210
2. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147
3. Kimia universitas, Brady
4. Internet
Semarang, 12 Januari 2011
Peneliti
Guru Mata Pelajaran Kimia
Dra. Kanti Septiyati
NIP. 19640310 199403 2 002
Ziyadatul A’mal
NIM. 73711023
Mengetahui
Kepala Sekolah MAN 1 Semarang
Drs. H. Syaefudin, M. Pd
NIP. 19651015 199203 1 003
4
Lampiran 8
SILABUS
KELAS KONTROL
Nama Sekolah
: MAN I SEMARANG
Mata Pelajaran
: KIMIA
Kelas/Semester
:X/2
Standar Kompetensi
: 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit
Indikator
Kompetensi
Materi
Kegiatan
Dasar
Pembelajaran
Pembelajaran
3.1Mengidentifik
Larutan
Tatap Muka:
asi
sifat Elektrolit Dan
larutan
non- Nonelektrolit
elektrolit
dan
elektrolit
berdasarkan
data
hasil
percobaan.
a. Mengidentifikasi
Mendengarkan
penjelasan guru dan
Tanya
jawab
yang
mengacu pada materi
yang diajarkan yaitu
larutan elektrolit dan
nonelektrolit
Alokasi
Penilaian
Sumber belajar
Waktu
2 jp
sifat- a. Teknik
Sumber :
sifat larutan non elektolit
penilaian : test
dan
tertulis.
senior
b. Bentuk
school
elektrolit
melalui
percobaan
b. Mengelompokan larutan
kedalam
larutan
non
elektrolit dan elektrolit
berdasarkan
hantaran listriknya
1
sifat
penilaian
pilihan
:
ganda,
dan keaktifan.
1. Chemistry for
high
(bilingual),
J.M.C.Johari
dan
M.
Rachmawati,
Esis, hlm 198-
Penugasan terstruktur:
• Mengidentifikasi
sifat-sifat
larutan
elektrolit
dan
nonelektrolit.
• Menjelaskan
c. Menjelaskan
penyebab
kemampuan
larutan
untuk
arus listrik
Nahadi,
Pustaka Setia,
larutan elektrolit dapat
hlm 144 – 147
senyawa kovalen polar.
arus listrik.
• Mendeskripsikan
larutan
dapat
berupa
senyawa ion dan
kovalen
polar.
(Kegiatan
Tidak
universitas,
4. Internet
menghantarkan
senyawa
3.kimia
Brady
elektrolit
bahwa
SMA,
bahwa
d. Mendekripsikan
kemampuan
larutan
2.Intisari KIMIA
elektrolit menghantarkan
berupa senyawa ion dan
penyebab
210
Mandiri
Terstruktur)
KMTT
- tidak ada KMTT
2
v
v
Tatap muka :
• Siswa
a. Mengidentifikasi
berkumpul
pada kelompoknya
masing-masing,
• Siswa menyiapkan
alat
dan
yang
bahan
digunakan
dalam praktikum,
• Masing-masing
kelompok
bekerja
v
sifat-
v
2 jam
a. Teknik
v
Sumber :
sifat larutan non elektolit
penilaian
:
dan
observasi
dan,
senior
tugas kelompok.
school
elektrolit
melalui
praktikum,
b. Mengelompokan larutan
kedalam
larutan
non
1. Chemistry for
b. Bentuk
penilaian
high
(bilingual),
:
J.M.C.Johari
elektrolit dan elektrolit
keterampilan
dan
berdasarkan
dan keaktifan.
Rachmawati,
hantaran
sifat
listriknya
M.
Esis, hal 198-
melalui praktikum.
210
2.Intisari KIMIA
saling
untuk
sama
SMA,
selama praktikum
Nahadi,
berlangsung sesuai
Pustaka Setia,
dengan prosedur.
hlm 144 – 147
3.
• Masing-masing
universitas,
kelompok
mencatat
kimia
Brady
hasil
3. Internet
praktikum.
• Masing-masing
3
kelompok
membersihkan alat
dan bahan yang
telah digunakan.
Penugasan terstruktur
• Mengidentifikasi
sifat-sifat
larutan
elektrolit
dan
nonelektrolit
melalui praktikum
yang
telah
dilakuka
• Menjelaskan
penyebab
kemampuan
larutan
elektrolit
menghantarkan
arus listrik pada
praktikum
yang
telah dilakukan .
4
Semarang, 5 Januari 2011
Peneliti
Guru Mata Pelajaran Kimia
Dra. Kanti Septiyati
NIP. 19640310 199403 2 002
Ziyadatul A’mal
NIM. 73711023
Mengetahui
Kepala Sekolah MAN 1 Semarang
Drs. H. Syaefudin, M. Pd
NIP. 19651015 199203 1 003
5
Lampiran 9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN
Sekolah
: MAN 1 SEMARANG
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester : X / 2
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
Tahun pelajaran
: 2010 / 2011
Pertemuan
: 1 (satu)
2. STANDAR KOMPETENSI : 3.
Memahami sifat-sifat
larutan non-elektrolit dan
elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi
3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit
berdasarkan data hasil percobaan.
4. INDIKATOR :
a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan
b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya
c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik
d. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen
polar.
5. TUJUAN PEMBELAJARAN :
a. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui
percobaan
b. Siswa dapat mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya
1
c. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik
d. Siswa dapat mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
6. MATERI AJAR
Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit
7. ALOKASI WAKTU
1 kali pertemuan (2 x 45 menit)
8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN
1.
Model
: active learning
2.
Metode pembelajaran
: ceramah, tanya jawab dan penugasan
3.
Pendekatan
: pemahaman konsep dan ekspositori
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah – langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
1
TATAP MUKA
waktu
5 mnt
a. Persensi
b. Apersepsi
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:
Apa
yang
kalian
ketahui
mengenai
larutan
elektrolit
dan
nonelektrolit.
•
Tanya
jawab
Kegiatan Awal (pendahuluan)
•
Metode
Bagaimana suatu larutan dapat dikelompokkan kedalam larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
2
•
Aplikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan seharihari.
2
75 mnt
Kegiatan inti
jawab
Eksplorasi
• Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
• Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai
dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Elaborasi
• Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning.
• Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
• Siswa melontarkan pertanyaan kepada guru tentang materi yang telah
dijelaskan.
Konfirmasi
• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan tentang larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
• Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran
yang berlangsung.
3
Tanya
10
Penutup :
mnt
1. Evaluasi / Tanya jawab
2. Penenangan / Pendingan
Penugasan terstruktur :
•
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit.
•
Menjelaskan
penyebab
kemampuan
menghantarkan arus listrik.
3
larutan
elektrolit
•
Mendeskripsikan bahwa larutan dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur )KMTT :
-Tidak ada KMTT
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Kognitif
Prosedur tes :
a) Tes awal (pre-test)
b) Tes akhir (post-test)
11. SUMBER BELAJAR
a.
:
Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis,
hlm 198-210
b.
Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147
c.
Kimia untuk universitas, Brady
d.
Internet
Semarang, 11 Januari 2011
Peneliti
Guru Mata Pelajaran Kimia
Dra. Kanti Septiyati
NIP. 19640310 199403 2 002
Ziyadatul A’mal
NIM. 73711023
Mengetahui
Kepala Sekolah MAN 1 Semarang
Drs. H. Syaefudin, M. Pd
NIP. 19651015 199203 1 003
4
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN
Sekolah
: MAN 1 SEMARANG
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester : X / 2
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
Tahun pelajaran
: 2010 / 2011
Pertemuan
: 2 (dua)
2. STANDAR KOMPETENSI : 3.
Memahami sifat-sifat
larutan non-elektrolit dan
elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi
3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit
berdasarkan data hasil percobaan.
4. INDIKATOR :
a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum,
b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya melalui praktikum.
5. TUJUAN PEMBELAJARAN :
a. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum,
b. Siswa mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan
sifat hantaran listriknya melalui praktikum.
6. MATERI AJAR
Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit
1
7. ALOKASI WAKTU
1 kali pertemuan (2 x 45 menit)
8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN
1.
Model
: active learning
2.
Metode pembelajaran
: praktikum, penugasan
3.
Pendekatan
: pemahaman konsep dan ekspositori
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah – langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
1
TATAP MUKA
waktu
5 mnt
Metode
Tanya
jawab
Kegiatan Awal (pendahuluan)
a. Persensi
b. Apersepsi
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut:
•
Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui percobaan?
•
Mengetahui gejala-gejala apa saja yang ditimbulkan pada larutan
yang diuji?
2
45 mnt
Kegiatan inti
Eksplorasi
• Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok, dengan masing-masing kelompok
terdiri dari 5 siswa.
• Siswa mendengar instruksi dari guru tantang alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum.
• Siswa mendengarkan penjelasan dari gurunya mengenai tata cara
2
Praktikum,
praktikum pada pengujian larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Elaborasi
• Siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing,
• Siswa menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum,
• Masing-masing kelompok dengan kompak melakukan praktikum sesuai
dengan prosedur.
• Masing-masing kelompok mencatat hasil praktikum.
• Masing-masing kelompok membersihkan alat dan bahan yang telah
digunakan.
Konfirmasi
• Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan dari praktikum yang
telah dilakukan yaitu tentang pengujian larutan elektrolit dan nonelektrolit.
• Memotivasi siswa yang belum aktif dalam praktikum untuk aktif dalam
praktikum yang berlangsung.
3
10 mnt
Penutup :
1. Evaluasi / Tanya jawab
2. Penenangan / Pendingan
Penugasan terstruktur :
•
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui praktikum yang telah dilakukan.
•
Menjelaskan
penyebab
kemampuan
larutan
elektrolit
menghantarkan arus listrik pada praktikum yang telah dilakukan .
(Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur) KMTT :
-Tidak ada KMTT
3
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
a. Psikomotorik (terlampir)
b. Afektif (terlampir)
11. SUMBER BELAJAR
:
1. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M.
Rachmawati, Esis, hlm 198-210
2. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147
3. Kimia universitas, Brady
4. Internet
Semarang, 18 Januari 2011
Peneliti
Guru Mata Pelajaran Kimia
Dra. Kanti Septiyati
NIP. 19640310 199403 2 002
Ziyadatul A’mal
NIM. 73711023
Mengetahui
Kepala Sekolah MAN 1 Semarang
Drs. H. Syaefudin, M. Pd
NIP. 19651015 199203 1 003
4
Lampiran 11
KISI – KISI SOAL PRE TEST
KELAS EKSPERIMEN
SATUAN PENDIDIKAN
: SMA
MATA PELAJARAN
: KIMIA
KELAS/ SEMESTER
:X/2
MATERI POKOK
: LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
JENJANG SOAL DAN
STANDAR
KOMPETENSI
3. Memahami sifat-
KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi
sifat larutan non-
larutan
elektrolit
dan
dan
elektrolit,
serta
reaksi
oksidasi-
sifat
PENYEBARANNYA
INDIKATOR
3.1.1
non-elektrolit
Mengidentifikasi
larutan
elektrolit
non
sifat-sifat
elektolit
dan
JUMLAH
JAWABAN
C1
C2
C3
1, 2, 3, 4,
7, 8, 9, 14,
16, 21, 22,
27, 28, 29
15,
23,
6, 17
30
24,
4
E,C,B,C
11, 12,
13,
5
4
C, A, D, E
17
B,C,A,A,A,D,C,D,A,
A,E,C,D,D,A,E
elektrolit melalui percobaan.
berdasarkan data hasil
percobaan
3.1.2
redukasi
Mengelompokan
larutan
kedalam larutan non elektrolit
dan
elektrolit
berdasarkan
sifat hantaran listriknya.
3.1.3
Menjelaskan
penyebab
kemampuan larutan elektrolit
menghantarkan arus listrik.
1
3.1.4
Mendekripsikan
bahwa
larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion dan senyawa
kovalen polar.
2
20, 26,
10, 25,
18, 19,
6
A, B, A,B,E,B
Lampiran 12
SOAL PRE TEST
Mata Pelajaran
: Kimia
Pokok Bahasan
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Waktu
: 30 Menit
Petunjuk megerjakan soal :
1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah
di sediakan
2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami
dulu maknanya sebelum di jawab
3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah
4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e
yang anda anggap benar
5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah
dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar
Contoh : Pilihan semula : a b c d e
Di betulkan
:abcde
6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru
1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah….
a. Gabungan dua zat yang saling melarut
b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut
c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven
d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu
e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut
2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi….
a. Larutan ionik dan elektrolit
d. Larutan garam dan elektrolit
b. Larutan ionik dan garam
e. Larutan nonelektrolit dan garam
c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit
3. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah……
a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik
b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik
c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul
d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara
e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu
4. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut……
1
a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas
b. Terurai menjadi molekul-molekul
c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah
d. Mempunyai derajat ionisasi = 0
e. Terdisosiasi pada larutan tertentu
5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai
berikut : MgCl2
Mg2+(aq) + 2Cl-(aq)
Hal ini karena….
a. Tergolong basa kuat
d. Derajat ionisasi yang mendekati nol
b. Konsentrasi yang besar
e. Zat terlarut mengion sempurna
c. Merupakan senyawa kovalen
6. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
nonelektrolit adalah….
a. HCl, CH3COOH , dan NaCl
d. KCl, NaOH, dan gula
b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr
e. KCl, CH3COOH, dan etanol
c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl
7. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya
adalah….
a. Urea dan cuka
d. Etanol dan gula
b. Cuka dan ammonia
e. Garam dan gula
c. Asam klorida dan garam dapur
8. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah….
a. HCl dan KCl
d. H2SO4 dan AgCl
b. H2SO4 dan HCl
e. HCl dan C2H5OH
c. CH3COOH dan NaCl
9. Perhatikanlah larutan berikut !
1). Cuka
3). Gula
5). Etanol
2). Garam dapur
4). Asam sulfat
Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang
tidak dapat menghantarkan listrik adalah….
a. 4, 2, 3
d. 2, 1, 3
2
b. 2, 1, 4
e. 2, 4, 5
c. 1, 3, 5
10. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan
menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah….
a. HCl, senyawa kovalen polar
d. C2H5OH, senyawa basa
b. CH3COOH, senyawa asam
e. CO(NH2)2, senyawa ion
c. NaOH, senyawa kovalen polar
11. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat
dialami oleh larutan…
a. HCl dan C12H22O11
d. NaCl dan CO(NH2)2
b. NaOH dan C2H5OH
e. Hanya HCl
c. NaOH dan KCl
12. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus
listrik adalah….
a. Garam dapur dan asam sulfat
d. Glukosa dan ammonia
b. Gula dan gliserin
e. Cuka dan gula
c. Etanol dan garam dapur
13. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl
dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala
ini disebabkan karena….
a. Karena air bersifat polar
b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik
c. Air merupakan pelarut yang sangat baik
d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik
e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat
14. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah….
a. Larutan CH3COOH 0,01 M
d. Larutan NaCl 0,1 M
b. Larutan CH3COOH 1 M
e. Larutan KCl 1 M
c. Larutan H2SO4 0,1 M
15. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling
terang dengan jumlah mol mula-mula adalah….
3
a. Asam asetat 0,1 mol
d. Asam asetat 10 mol
b. Asam asetat 1 mol
e. Asam klorida 1 mol
c. Asam klorida 0,01 mol
16. Perhatikanlah gambar dibawah ini !
Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah….
a.
Larutan CO(NH2)2
d. Larutan NaCl
b.
Larutan CH3COOH
e. Larutan AgCl
c.
Larutan C2H5OH
17. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor
yang baik disebut dengan….
a. Elektrolit lemah
d. Nonelektrolit
b. Semikonduktor
e. Konduksi
c. Elektrolit kuat
18. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut :
HCl
H+(aq) + Cl-(aq)
Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah ….
a. Terurai menjadi molekul
d. Bereaksi satu arah
b. Mempunyai koefisien satu
e. Menghasilkan ion-ion
c. Mempunyai derajat ionisasi = 0
19. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun
terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh ….
a. Elektrode yang rusak
b. Derajat ionisasi 0 <
d. Derajat ionisasi
<1
=1
e. Ionisasi sempurna
c. Mempunyai derajat ionisasi = 0
20. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut
termasuk kedalam ….
a. Elektrolit lemah
d. Nonelektrolit
b. Elektrolit kuat
e. Larutan
c. Senyawa ion
4
21. Perhatikanlah gambar berikut ini !
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapat
menyala walaupun redup. Hal tersebut dikarenakan…
1
2
3
1
2
3
a. Senyawa berbentuk padatan
b. Larutan tidak dapat larut dalam air
c. Larutan tidak dapat terionisasi
d. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion sebagian
e. Senyawa bersifat kering
22. Perhatikan gambar dibawah !
Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terang
apabila elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebut
disebabkan karena….
a.Larutan tersebut telah terionisasi sempurna
b.Larutan tersebut adalah larutan gula
c.Larutan tersebut tidak dapat terionisasi
d.Jika harga larutan diatas = 0
e.Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna
23. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yang
terjadi adalah …
a. Lampu akan menyala dengan terang
b. Lampu akan redup
c. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gas
d. Lampu redup namun gelembung gas banyak
e. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas
24. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya …
a. Larutan gula dapat menghantarkan listrik
b. Urea termasuk larutan elektrolit lemah
c. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terang
d. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuat
e. Cuka tidak dapat menyalakan lampu
25. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …
a. Asam klorida dan etanol
d. Cuka dan urea
b. Ammonia dan asam sulfat
e. Asam nitrat dan glukosa
c. Asam asetat dan glukosa
26. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …
a. Asam nitrat (HNO3)
d. Cuka
5
b. Natrium klorida (NaCl)
e. glukosa
c. Ammonia (NH3)
27. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah …
a. Asam sulfat
d. Urea
b. Asam asetat
e. Alkohol
c. Etanol
28. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit …
a. Garam
d. Urea
b. Asam
e. Cuka
c. Basa
29. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah …
a. Cuka dan gula
d. Alkohol dan cuka
b. Garam dan gula
e. Gula dan etanol
c. Garam dan cuka
30. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapi
keduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji …
a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu B
b. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu B
c. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu B
d. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu B
e. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B
6
LEMBAR JAWAB
NO. A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
B
C
D
Nama
:
NIS
:
Mata Pelajaran
:
E
NO. A
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
7
B
C
D
E
lampiran 12.1
JAWABAN
1. B
16. D
2. C
17. C
3. A
18. E
4. A
19. B
5. E
20. A
6. E
21. D
7. D
22. A
8. A
23. E
9. D
24. C
10. A
25. B
11. C
26. B
12. A
27. A
13. D
28. D
14. E
29. C
15. C
30. B
8
Lampiran 13
KISI – KISI SOAL POST TEST
KELAS EKSPERIMEN
SATUAN PENDIDIKAN
: SMA
MATA PELAJARAN
: KIMIA
KELAS/ SEMESTER
:X/2
MATERI POKOK
: LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR
JENJANG SOAL DAN
PENYEBARANNYA
INDIKATOR
C1
3.
Memahami 3.1 Mengidentifikasi
C2
1, 2, 3, 4,
3.1.1 Mengidentifikasi
JUMLAH
JAWABAN
C3
7, 17, 22, 16
20, 10, 12
26, 27
B, C, A, A,
A, C, B, DC,
sifat-sifat
sifat larutan non-
sifat-sifat larutan non 8,
larutan non-
elektrolit
elektolit dan elektrolit 23, 24,
A, D, E, D,
elektrolit dan
elektrolit
melalui percobaan.
E, D, A
elektrolit,
berdasarkan data
serta
hasil percobaan
reaksi
dan
3.1.2 Mengelompokan
larutan
6,
kedalam
oksidasi-
larutan non elektrolit
redukasi
dan
elektrolit
berdasarkan
sifat
1
29
9, 30
21
4
E, D, B, C,
hantaran listriknya.
13, 16, 14,
3.1.3 Menjelaskan
5
5
penyebab kemampuan 18
larutan
C, A, C, D,
E,
elektrolit
menghantarkan
arus
listrik.
25, 28
3.1.4 Mendekripsikan
bahwa
larutan
elektrolit dapat berupa
senyawa
senyawa
ion
dan
kovalen
polar.
2
15
11, 19
5
A, B, A, E, B
Lampiran 14
SOAL POST TEST
Mata Pelajaran
: Kimia
Pokok Bahasan
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Waktu
: 30 Menit
Petunjuk megerjakan soal :
1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah
di sediakan
2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami
dulu maknanya sebelum di jawab
3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah
4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e
yang anda anggap benar
5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah
dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar
Contoh : Pilihan semula : a b c d e
Di betulkan
:abcde
6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru
1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah….
a. Gabungan dua zat yang saling melarut
b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut
c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven
d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu
e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut
2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi….
a. Larutan ionik dan elektrolit
d. Larutan garam dan elektrolit
b. Larutan ionik dan garam
e. Larutan nonelektrolit dan garam
c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit
3. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut……
a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas
b. Terurai menjadi molekul-molekul
c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah
d. Mempunyai derajat ionisasi = 0
e. Terdisosiasi pada larutan tertentu
1
4. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling
terang dengan jumlah mol mula-mula adalah….
a. Asam asetat 0,1 mol
d. Asam asetat 10 mol
b. Asam asetat 1 mol
e. Asam klorida 1 mol
c. Asam klorida 0,01 mol
5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai
berikut : MgCl2
Mg2+(aq) + 2Cl-(aq)
Hal ini karena….
a. Tergolong basa kuat
d. Derajat ionisasi yang mendekati nol
b. Konsentrasi yang besar
e. Zat terlarut mengion sempurna
c. Merupakan senyawa kovalen
6. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
nonelektrolit adalah….
a. HCl, CH3COOH , dan NaCl
d. KCl, NaOH, dan gula
b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr
e. KCl, CH3COOH, dan etanol
c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl
7. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah….
a. HCl dan KCl
d. H2SO4 dan AgCl
b. H2SO4 dan HCl
e. HCl dan C2H5OH
c. CH3COOH dan NaCl
8. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah……
a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik
b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik
c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul
d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara
e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu
9. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya
adalah….
a. Urea dan cuka
d. Etanol dan gula
b. Cuka dan ammonia
e. Garam dan gula
c. Asam klorida dan garam dapur
2
10. Perhatikanlah larutan berikut !
1). Cuka
3). Gula
5). Etanol
2). Garam dapur
4). Asam sulfat
Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang
tidak dapat menghantarkan listrik adalah….
a. 4, 2, 3
d. 2, 1, 3
b. 2, 1, 4
e. 2, 4, 5
c. 1, 3, 5
11. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut :
HCl
H+(aq) + Cl-(aq)
Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah ….
a. Terurai menjadi molekul
d. Bereaksi satu arah
b. Mempunyai koefisien satu
e. Menghasilkan ion-ion
c. Mempunyai derajat ionisasi = 0
12. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah….
a. Larutan CH3COOH 0,01 M
d. Larutan NaCl 0,1 M
b. Larutan CH3COOH 1 M
e. Larutan KCl 1 M
c. Larutan H2SO4 0,1 M
13. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor
yang baik disebut dengan….
a. Elektrolit lemah
d. Nonelektrolit
b. Semikonduktor
e. Konduksi
c. Elektrolit kuat
14. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl
dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala
ini disebabkan karena….
a. Karena air bersifat polar
b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik
c. Air merupakan pelarut yang sangat baik
d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik
e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat
3
15. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan
menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah….
a. HCl, senyawa kovalen polar
d. C2H5OH, senyawa basa
b. CH3COOH, senyawa asam
e. CO(NH2)2, senyawa ion
c. NaOH, senyawa kovalen polar
16. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus
listrik adalah….
a. Garam dapur dan asam sulfat
d. Glukosa dan ammonia
b. Gula dan gliserin
e. Cuka dan gula
c. Etanol dan garam dapur
17. Perhatikanlah gambar dibawah ini !
Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah….
a.Larutan CO(NH2)2
d. Larutan NaCl
b.Larutan CH3COOH
e. Larutan AgCl
c.Larutan C2H5OH
18. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat
dialami oleh larutan…
a. HCl dan C12H22O11
d. NaCl dan CO(NH2)2
b. NaOH dan C2H5OH
e. Hanya HCl
c. NaOH dan KCl
19. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun
terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh ….
a. Elektrode yang rusak
b. Derajat ionisasi 0 <
d. Derajat ionisasi
<1
=1
e. Ionisasi sempurna
c. Mempunyai derajat ionisasi = 0
20. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah …
a. Asam sulfat
d. Urea
b. Asam asetat
e. Alkohol
c. Etanol
21. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya …
a. Larutan gula dapat menghantarkan listrik
b. Urea termasuk larutan elektrolit lemah
4
c. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terang
d. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuat
e. Cuka tidak dapat menyalakan lampu
22. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yang
terjadi adalah …
a. Lampu akan menyala dengan terang
b. Lampu akan redup
c. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gas
d. Lampu redup namun gelembung gas banyak
e. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas
23. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah …
a. Cuka dan gula
d. Alkohol dan cuka
b. Garam dan gula
e. Gula dan etanol
c. Garam dan cuka
24. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …
a. Asam klorida dan etanol
d. Cuka dan urea
b. Ammonia dan asam sulfat
e. Asam nitrat dan glukosa
c. Asam asetat dan glukosa
25. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut
termasuk kedalam ….
a. Elektrolit lemah
d. Nonelektrolit
b. Elektrolit kuat
e. Larutan
c. Senyawa ion
26. Perhatikanlah gambar berikut ini !
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapat
menyala walaupun redup. Hal tersebut dikarenakan…
a. Senyawa berbentuk padatan
b. Larutan tidak dapat larut dalam air
c. Larutan tidak dapat terionisasi
d. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion
sebagian
e. Senyawa bersifat kering
1
2
3
5
27. Perhatikan gambar dibawah !
Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terang
apabila elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebut
disebabkan karena….
a. Larutan tersebut telah terionisasi sempurna
b. Larutan tersebut adalah larutan gula
c. Larutan tersebut tidak dapat terionisasi
d. Jika harga larutan diatas = 0
e. Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna
28. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah …
a. Asam nitrat (HNO3)
d. Cuka
b. Natrium klorida (NaCl)
e. glukosa
c. Ammonia (NH3)
29. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit …
a. Garam
d. Urea
b. Asam
e. Cuka
c. Basa
30. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapi
keduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji …
a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu B
b. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu B
c. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu B
d. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu B
e. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B
6
LEMBAR JAWAB
NO. A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
B
C
D
Nama
:
NIS
:
Mata Pelajaran
:
E
NO. A
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
7
B
C
D
E
Lampiran 14.1
JAWABAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
B
C
A
C
E
E
A
A
D
D
E
E
C
D
A
16. A
17. D
18. C
19. B
20. A
21. C
22. E
23. C
24. B
25. A
26. D
27. A
28. B
29. D
30. B
8
Lampiran 16
KISI-KISI TANGGAPAN TERHADAP MEDIA VIDEO
Variabel
Media
Video
Sub
INDIKATOR
Variabel
1. Pesan yang
A.
Intrinsik
disampaikan
melalui media
video sesuai
dengan materi
yang diajarkan.
2. Media video yang
diterapkan sangat
aplikatif dan
disertai dengan
contoh-contoh
yang sering
ditemukan dalam
kehidupan seharihari.
3. Media video yang
diterapkan disertai
dengan percobaan.
NO. SOAL
Positif
Negatif
3,
5
1. Media video yang
B.
diterapkan sesuai
Ekstrinsik
dengan kebutuhan
belajar masa kini.
2. Adanya
perlengkapan
yang mendukung
pemakaian media
video.
3. Adanya
lingkungan belajar
yang kondusif
selama
pembelajaran
kimia
berlangsung.
Jumlah
JUMLAH
SOAL
2
2, 4
1, 6
4
9, 10
7, 8
4
12, 15
13, 14
4
11
20
2
19, 16
17, 18
4
10
10
20
Lampiran 17
TANGGAPAN TERHADAP MEDIA VIDEO KIMIA
NAMA
:
KELAS / NO. ABSEN
:
Petunjuk pengisian
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya
2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara
3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
sebelum anda mengisi
4. pilih satu kreteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan
cara memberi ( ) “cek” pada salah satu kreteria sekor
5. tanyakanlah jika ada kesulitan
Keterangan :
SS
: Sangat setuju
S
: Setuju
N
: Netral/Tidak punya pendapat
TS
: Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
No
1.
Pertanyaan
Media video yang diterapkan sangat
membosankan
Media video yang diterapkan sangat
2.
menarik
Pesan yang disampaikan melalui media
3
video tidak sesuai dengan materi yang
diajarkan.
Media video yang diterapkan disertai
4.
dengan
penjelasan
yang
mudah
dipahami.
1
SS
S
N
TS
STS
Pesan yang disampaikan melalui media
5.
video memacu keingintahuan yang
besar.
Pesan yang disampaikan melalui media
6.
video sulit untuk dipahami.
Media
7.
yang
diterapkan
tidak
menambah semangat belajar.
Pesan yang disampaikan tidak aplikatif
8.
sehingga menurunkan motivasi belajar.
Media video yang ditampilkan disertai
9.
dengan
percobaan
mempermudah
sehingga
siswa
dalam
memahami materi.
Media video yang diterapkan sangat
10.
aplikatif dengan contoh-contoh yang
mudah ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Adanya
11.
perlengkapan
pendukung
sehingga media video dapat dijadikan
media pembelajaran.
Media video
12.
merupakan alternatif
media yang mempermudah guru dalam
menyampaikan materi kepada siswa.
Media
13.
yang
diterapkan
ketinggalan zaman.
Media
14.
video
video
tidak
efektif
jika
digunakan dalam proses belajar karena
bersifat abstrak.
Media video yang diterapkan dalam
15.
kegiatan
belajar
mengajar
sangat
2
inovatif.
Media video membuat kondisi kelas
16.
aktif
sehingga
memberikan
pengalaman baru bagi siswa.
Media video yang diterapkan membuat
17.
kondisi kelas tidak kondusif.
Media video membuat siswa tidak
18.
mandiri dalam mencari sumber belajar
yang lain.
Media video memberikan langkah
19.
awal bagi siswa dalam memperluas
pengetahuannya
tentang
larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
Media video sulit untuk diterapkan
20.
karena
membutuhkan
perlengkapan
yang rumit.
Semarang,……………2011
Observer
………………………………
3
Lampiran 17.1
JAWABAN TANGGAPAN TERHADAP VIDEO KIMIA
Nomor soal positif
Keterangan
SS
Nilai
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
Nomor soal negatif
Keterangan
SS
Nilai
1
S
2
N
3
TS
4
STS
5
N
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
TS
4
2
4
2
2
4
4
4
2
2
STS
5
1
5
1
1
5
5
5
1
1
No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
SS
1
5
1
5
5
1
1
1
5
5
S
2
4
2
4
4
2
2
2
4
4
4
SS
5
5
1
1
5
5
1
1
5
1
S
4
4
2
2
4
4
2
2
4
2
N
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
TS
2
2
4
4
2
2
4
4
2
4
STS
1
1
5
5
1
1
5
5
1
5
Lampiran 19
PROSEDUR PRAKTIKUM
DAYA HANTAR LISTRIK DALAM LARUTAN
A. Tujuan
Mengamati sifat daya hantar listrik pada beberapa larutan
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas kimia500 mL
b. Baterai 4 buah,
c. Bola lampu,
d. Kabel.
2. Bahan
a. Air,
b. Air jeruk,
c. Air sabun,
d. Larutan garam,
e. Larutan asam cuka
f. Larutan gula
C. Cara Kerja
1.
Susunlah alat uji elektrolit seperti gambar dibawah ini !
2.
Masukkan 100 mL larutan garam kedalam gelas kimia!
3.
Celupkan elektrode kedalam larutan garam tersebut dan amati nyala
lampu serta gelembung gas yang ditimbulkan disekitar batang
elektrode!
4.
Bersihkan kedua batang elektrode dengan air dan keringkan! Dengan
cara yang sama, lakukan percobaan yang sama pada larutan yang
tersedia!
D. Hasil Percobaan
No
Larutan
1.
Air
2.
Air jeruk
3.
Air sabun
4.
Lart garam
5.
Lart as cuka
6.
Lart gula
Nyala Lampu
Gelembung
Jenis
Gas
Larutan
E. Pertanyaan
1. Sebutkan ciri-ciri larutan elektrolit dan nonelektrolit ?
2. Larutan apasaja yang termasuk elektrolit dan nonelektrolit ?
F. Kesimpulan
…………
Lampiran 20
KISI-KISI ANGKET BELAJAR KIMIA
Variabel
Hasil
Belajar
Sub
INDIKATOR
Variabel
1. Adanya hasrat dan
A.
Intrinsik
keinginan belajar
kimia.
2. Adanya kebutuhan
dalam belajar
kimia.
3. Adanya harapan
dan cita-cita masa
depan dalam
mempelajari kimia
NO. SOAL
Positif
Negatif
3, 11
1, 8
1. Adanya inovasi
B.
media yang
Ekstrinsik
digunakan dalam
pembelajaran
kimia sehingga
materi lebih
mudah dipahami.
2. Adanya kegiatan
yang menarik
dalam belajar.
3. Adanya
lingkungan belajar
yang kondusif
selama
pembelajaran
kimia
berlangsung.
Jumlah
9, 13
JUMLAH
SOAL
4
2,
5,
2
4, 14
6, 15
4
3
7
10
12
2
17, 20
16, 18, 19
5
10
10
20
Lampiran 21
ANGKET BELAJAR KIMIA
NAMA
:
KELAS / NO. ABSEN
:
Petunjuk pengisian
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya
2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara
3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
sebelum anda mengisi
4. pilih satu kriteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan
cara memberi ( ) “cek” pada salah satu kriteria skor
5. tanyakanlah jika ada kesulitan
Keterangan :
SS
: Sangat setuju
S
: Setuju
N
: Netral/Tidak punya pendapat
TS
: Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
No
1.
Pertanyaan
Saya sangat senang belajar kimia
karena menarik.
Saya belajar kimia apabila ada tugas
2.
Saya tidak suka belajar kimia karena
3
sangat rumit.
Saya giat belajar kimia agar dapat
4.
meraih cita-cita.
Saya
5.
belajar
kimia
jika
guru
memberikan nilai yang baik.
1
SS
S
N
TS
STS
Saya belajar kimia jika menghadapi
6.
ujian akhir.
Saya tidak tertarik belajar kimia karena
7.
media yang diterapkan tidak inovatif.
Saya belajar kimia dengan sungguh-
8.
sungguh secara rutin.
Saya tertarik belajar kimia dengan
9.
media yang diterapkan.
Saya senang belajar kimia karena
10.
adanya praktikum.
Saya malas belajar rutin dan teratur
11.
pelajaran kimia
Saya malas belajar kimia dengan
12.
praktikum karena hanya membuang
waktu.
Saya tertarik belajar kimia dengan alat
13.
peraga
yang
digunakan
dlaam
pembelajaran.
Saya
14.
mempelajari
kimia
untuk
diterapkan dalam kehidupan seharihari.
Saya tidak senang belajar kimia karena
15.
tidak ada manfaatnya.
Saya malas belajar kimia karena guru
16.
tidak dapat menjelaskan materi dengan
jelas
Saya tertarik belajar kimia karena guru
17.
penjelasan guru sangat aplikatif
Saya bosan belajar kimia karena guru
18.
tidak aplikatif sehingga materi sulit
2
dipahami.
Saya malas mencari informasi yang
19.
berhubungan dengan materi kimia
melalui referensi-referensi lain.
Saya
20.
bersemangat
belajar
kimia
dengan praktikum karena memberikan
gambaran yang nyata mengenai materi.
Semarang,……………2011
Observer
………………………………
3
Lampiran 21.1
JAWABAN ANGKET BELAJAR KIMIA
Nomor soal positif
Keterangan
SS
Nilai
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
Nomor soal negatif
Keterangan
SS
Nilai
1
S
2
N
3
TS
4
STS
5
N
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
TS
2
2
4
2
4
4
4
2
2
2
STS
1
1
5
1
5
5
5
1
1
1
No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
SS
5
5
1
5
1
1
1
5
5
5
S
4
4
2
4
2
2
2
4
4
4
4
SS
1
1
5
5
1
1
5
1
1
5
S
2
2
4
4
2
2
4
2
2
4
N
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
TS
4
4
2
2
4
4
2
4
4
2
STS
5
5
1
1
5
5
1
5
5
1
Lampiran 23
DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS EKSPERIMEN
Kondisi siswa saat pre-test berlangsung
Proses pembelajaran dengan menggunakan media video
Aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung dengan eksperimen larutan elektrolit dan
nonelektrolit pada media video
Kondisi siswa saat diskusi
Aktivitas siswa saat post-test berlangsung
Lampiran 24
DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS KONTROL
Proses Pembelajaran Kimia Dengan Metode Ceramah
Kondisi Siswa Saat Kegiatan Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ziyadatul A’mal
Tempat / Tanggal Lahir
: Pemalang, 7 Februari 1989
Alamat Asal
: Jl. Maryan No. 36 RT 01 RW 04
Kelurahan Pegiringan Kecamatan Bantarbolang
Kota Pemalang
Alamat Sekarang
: Jl. Margoyoso No. 07 RT 04 RW 04
Kelurahan Tambakaji Kecamatan Ngaliyan
Kota Semarang
Jenjang Pendidikan :
1. MI Nurul Ulum Pegiringan
Lulus Tahun 2001
2. SMPN2 Bantarbolang
Lulus Tahun 2004
3. SMA Muhammadiyah 2 Pemalang
Lulus Tahun 2007
4. IAIN Walisongo Semarang
Angkatan
2007
Semarang, Juli 2011
Penulis,
Ziyadatul A’mal.
073711023
Download