EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Ilmu Tarbiyah Jurusan Tadris Kimia Disusun Oleh: ZIYADATUL A’MAL NIM: 073711023 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 ABSTRAK Ziyadatul A’mal (NIM : 073711023). Efektivitas Video Sebagai Media Pembelajaran Pada Materi Pokok Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Siswa Kelas X MAN 1 Semarang Fakta di lapangan mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi sebagian siswa. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas, siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada secara aktif sehingga siswa tidak mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa tidak mendapatkan materi secara konkret (nyata). Hal inilah yang menyebabkan rendahnya minat siswa dalam belajar kimia, sehingga diperlukan suatu terobosan yang dapat membantu siswa dalam prose belajar mengajar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivan media video kimia pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit terhadap hasil belajar kimia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu membandingkan antara kelompok eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.6 sebagai kelas eksperimen dan X.7 sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes, dokumentasi, angket dan tanggapan terhadap media video sebagai pelengkap. Data yang terkumpul sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Pada uji normalitas diperoleh kelompok eksperimen χ2hitung = 2, 6211 dan kelompok kelas kontrol χ2 hitung = 6, 4499 dengan α= 5%. Dari data distribusi chi-kuadrat χ2 tabel (0,95)(5) yang diperoleh adalah 11,1, karena χ2 hitung < χ2 tabel maka disimpulkan data tersebut normal. Uji homogenitas antar kelompok eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji kesamaan 2 varian, diperoleh Fhitung = 1,613 dan Ftabel = 1,76 dengan taraf nyata 0,05, data pembilang = 38 dan data penyebut= 39, maka disimpulkan Fhitung < Ftabel. Artinya kedua kelompok homogen. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis uji t. Uji t dilakukan untuk membandingkan hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kelas kontrol yang menunjukkan bahwa rerata hasil belajar kelompok eksperimen adalah 71,775, sedang rerata hasil belajar kelompok kelas kontrol adalah 65,145. Berdasarkan uji t satu pihak, yaitu pihak kanan diperoleh thitung = 3, 076 dan ttabel = 1,99, berarti thitung > ttabel, sehingga thitung berada pada daerah penerimaan Ha atau didaerah penolakan Ho.. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia dengan memanfaatkan media video berpengaruh positif pada hasil belajar. NOTA PEMBIMBING Semarang, Juni 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Efektivitas Video Sebagai Media Pembelajaran Pada Materi Pokok Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Siswa Kelas X MAN 1 Semarang Nama : Ziyadatul A’mal NIM : 073711023 Jurusan : Tadris Program Studi : Tadris Kimia Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah. Wassalamu’alaikum wr.wb. NOTA PEMBIMBING Semarang, Juni 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Efektivitas Video Sebagai Media Pembelajaran Pada Materi Pokok Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Siswa Kelas X MAN 1 Semarang Nama : Ziyadatul A’mal NIM : 073711023 Jurusan : Tadris Program Studi : Tadris Kimia Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah. Wassalamu’alaikum wr.wb. MOTTO ... É=≈t6ø9F{$# ’Í<'ρT[{ ×οuö9Ïã öΝÎηÅÁ|Ás% ’Îû šχ%x. ô‰s)s9 Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal ... 1 1 Muhammad Rifa’i dan Rosihin Abdul Ghani, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: Wicaksana, 1991). PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya tulis yang sederhana ini untuk orang-orang yang telah memberi arti dalam hidupku, 1. Allah yang Maha Rahim dan Rasulullah yang selalu tertanam dalam hati, Insya Allah. 2. Ayahanda (Damiri) dan Ibunda (Kusriyah) yang sangat aku cinta dan aku sayangi, terimakasih atas segala dukungan, nasihat dan do’a yang kalian berikan tanpa henti. 3. Bu Atik Rahmawati dan Pak Abdul Wahid atas bimbingannya. 4. Bu Kanti Septiyanti dan segenap keluarga besar MAN 1 Semarang 5. Sahabat-sahabatku TK-07 (Raenah, Kirom, Umi Zaroh dan Yuli) atas saran dan motivasinya selama proses pembuatan karya tulis ini. 6. De’ Hani Ammaria, Mba Nur, Mba Sugik dan Mba Vera atas dukungannya serta Mba Ulfi, Mba Umi dan anak-anak kos putri Asyifa’ atas perhatiannya. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Rabb al-Izzati, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya. Terlebih kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam. Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Dr. Suja’i, M.Ag sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,. 2. Atik Rahmawati, M. Si dan Drs. H. Abdul Wahid, M. Ag sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi. 3. Drs. H. Syaefudin, M. Pd sebagai kepala sekolah MAN 1 Semarang yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di MAN 1 Semarang. 4. Dra. Kanti Septiyati sebagai guru pengampu bidang studi kimia MAN 1 Semarang, yang memberikan banyak arahan dan informasi selama proses penelitian. 5. Suwahono, M.Pd atas segala arahan dan motivasi. 6. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah. 7. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah memberikan layanan yang baik bagi penulis. 8. Kedua orang tua dan keluarga besarku yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita, 9. Teman-teman penulis yang ikut memberikan motivasi selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin. Semarang, Juni 2011 Penulis Ziyadatul A’mal 073711023 DAFTAR ISI Halaman Judul .......................................................................................... i Halaman Abstrak ...................................................................................... ii Halaman Nota Pembimbing ..................................................................... iii Halaman Pengesahan ............................................................................... iv Halaman Motto ......................................................................................... v Halaman Persembahan ............................................................................. vi Halaman Pernyataan Keaslian .................................................................. vii Kata Pengantar ......................................................................................... viii Halaman Daftar Isi ................................................................................... ix Daftar Tabel ............................................................................................. x Daftar Histogram ...................................................................................... xi BAB I BAB II : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................. 4 C. Penegasan Istilah ....................................................... 4 D. Perumusan Masalah ................................................. 6 E. Tujuan Penelitian ..................................................... 6 F. Manfaat penelitian .................................................... 6 : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. 2. Media Video Sebagai Media Pembelajaran ...... 8 a. Peranan Dan Keuntungan Media................. 9 b. Kelemahan Dalam Penggunaan Media ...... 9 Larutan elektrolit dan nonelektrolit ................. 12 a. Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit ........ 12 1) Pengertian Larutan ............................. 13 2) Perbedaan Larutan Berdasar Daya Hantar Listriknya ................................ 3) Pengelompokkan Larutan Berdasarkan 13 b. Jenisnya............................................... 14 Larutan Elektrolit Dan Ikatan Kimia ........ 16 1) Reaksi Ionisasi Elektrolit Kuat Dan Lemah ................................................ 16 2) Daya Hantar Listrik Senyawa Ionik .. 17 3) Daya Hantar Listrik Senyawa Kovalen .............................................. 3. 4. BAB III 18 Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Noneektrolit Menggunakan Media Video ....... 20 a. Keuntungan Media Video .......................... 23 b. Kelemahan Media Video .......................... 23 Hasil Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya ................................... 24 a. Definisi Belajar ......................................... 24 b. Hasil Belajar ............................................. 25 c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....................................................... 29 1) Faktor Lingkungan ............................. 29 2) Faktor Instrumental ............................ 30 3) Kondisi Fisiologi ............................... 31 4) Kondisi Psikologi ............................... 32 5) Kemampuan Kognitif ........................ 33 B. Penelitian Yang Relevan .......................................... 33 C. Rumusan Hipotesis .................................................. 35 : METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................... 36 B. Variabel Penelitian .................................................... 36 C. Metode Penelitian...................................................... 37 D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel . 39 E. Teknik Pengumpulan Data ....................................... 40 F. Teknik Analisis Data ................................................ 45 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................... BAB V 53 1. Kondisi Sebelum Penelitian .............................. 53 2. Tahap Penelitian ............................................... 54 a. Tahap Persiapan ......................................... 54 b. Tahap Pelaksanaan ..................................... 57 c. Tahap Evaluasi ........................................... 60 B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .................... 65 1. Analisis Data Awal (Data Pretest) ..................... 65 2. Analisis Data Akhir (Data Posttest) ................... 67 C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................... 70 D. Keterbatasan Penelitian ............................................. 74 : PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................... 75 B. Saran-saran ................................................................ 75 C. Penutup...................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Gambaran sifat larutan dari elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit ........................................... 15 Tabel 3.1. Desain Penelitian Eksperimen ................................................ 38 Tabel 3.2 Pedoman Penilaian ................................................................... 52 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal .................................... 54 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal .......................... 55 Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal ...................... 56 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Reliabilitas Butir Soal ................................ 57 Tabel 4.5 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 57 Tabel 4.6 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ................... 60 Tabel 4.7 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Kontrol .......................... 61 Tabel 4.8 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ................... 62 Tabel 4.9 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas Kontrol ........................ 64 Tabel 4.10 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol .................................................................... 66 Tabel 4.11 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Pretest) .................. 66 Tabel 4.12 Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Pretest) .......................... 67 Tabel 4.13 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ................................................................... 68 Tabel 4.14 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Posttest) ................. 68 Tabel 4.15 Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Posttest) ......................... 69 Tabel 4.16 Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas kontrol ................... 71 DAFTAR HISTOGRAM Gambar 4.1 Histrogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen ........................ 61 Gambar 4.2 Histrogram Nilai Pretest Kelas Kontrol ............................... 62 Gambar 4.3 Histrogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen ........................ 63 Gambar 4.4 Histrogram Nilai Posttest Kelas Kontrol ............................. 64 Gambar 4.5 Histrogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ................................................................................ 71 Gambar 4.6 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Aspek Afektif ......................................................... 73 Gambar 4.7 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Aspek Psikomotorik ............................................... 74 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran, dimana dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan seharihari. Akibatnya anak didik pintar secara teoritis tetapi miskin secara aplikasi. Proses pendidikan kita diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki, dengan kata lain proses pendidikan kita tidak pernah diarahkan membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1 Tujuan pendidikan dan pengajaran diartikan sebagai suatu bentuk usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari siswa/mahasiswa sebagai subjek belajar, sehingga memberi arah kemana proses belajar mengajar itu harus dibawa dan dilaksanakan. 2 1 hlm. 70 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), 2 Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat : Gaung Persada, 2009), hlm. 164 1 2 Dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung dengan guru. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena tidak semua tujuan dapat tercapai hanya dengan satu strategi tertentu.3 Proses pembelajaran merupakan seperangkat kegiatan belajar yang dilakukan siswa (peserta didik), dimana kegiatan belajar dilaksanakan oleh siswa di bawah bimbingan guru. Guru bertugas merumuskan tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada saat mengajar, yang mana untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancangkan sejumlah pengalaman belajar.4 Belajar dapat disimpulkan suatu komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Dimana dalam kegiatan belajar setiap individu menggunakan tiga ranah yang berperan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi sebagian siswa. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran sulit bagi siswa sehingga banyak siswa gagal dalam belajar kimia. Pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada secara aktif mencari untuk membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep kimia. Ada juga sebagian siswa yang sangat paham pada konsep-konsep kimia, namun tidak mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 5 Dalam proses belajar mengajar tidak seluruhnya pesan/informasi yang disampaikan seorang guru dapat diserap oleh siswa dengan maksimal. 3 Retno Dwi Suyanti, op.cit, hlm. 41 - 42 Iskandar, op.cit, hlm. 98 5 Ibid, hlm. 42 4 3 Terkadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, atau tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa. 6 Fakta di lapangan terdapat beberapa kendala, antara lain kurangnya partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan berbagai media yang inovatif, yaitu kurangnya variasi dalam pengajaran serta jarangnya digunakan media yang dapat memperjelas gambaran siswa tentang materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Kendala tersebut menimbulkan motivasi yang rendah dalam diri siswa. Pembelajaran yang tidak melibatkan perhatian dan minat siswa disinyalir menjadi salah satu penyebab menurunnya nilai akademik di MAN 1 Semarang. Sehingga hasil belajar kimia belum seluruhnya mencapai nilai rata-rata KKM sebagai yang diharapkan. 7 Salah satu hal yang menjadi hambatan lain dalam proses pembelajaran kimia adalah transfer materi yang bersifat abstrak, yang mana materi tidak disajikan dalam suatu bentuk yang konkret (nyata). Hal inilah yang menyebabkan rendahnya minat siswa dalam belajar kimia pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Indikator yang harus dicapai dalam pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, antara lain : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan 2. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya 3. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik 4. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 6 7 Ibid, hlm. 82 Kanti, Septiyati, 8.15 WIB 4 5. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum, 6. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya melalui praktikum. Dari indikator diatas, maka penelitian ini pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit disajikan melalui media video dengan metode eksperimen. “Seperti halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai”.8 Media video disusun dan diimplementasikan sebagai media belajar oleh peneliti supaya dapat membantu memudahkan siswa dalam memahami materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas sehingga menjadikan ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa. 2. Kurangnya partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan berbagai media yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran. C. Penegasan Istilah Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas terhadap judul skripsi di atas, dan untuk menghindari kesalahpahaman mengenai pembahasan, 8 hlm. 48 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003), Cet. 5, 5 maka peneliti memberikan pembatasan dalam masing-masing istilah sebagai berikut : 1. Media Pembelajaran Secara harfiah kata media memiliki beberapa arti “perantara” atau “pengantar”. Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala sesuatu bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Eucation Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat memanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional. 9 Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. 2. Video “Dilihat dari sifatnya video termasuk media audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat”.10 Video membantu memberikan gambaran yang jelas mengenai materi pelajaran yang dipelajari. 3. Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit “Larutan didefinisikan campuran cairan yang dihasilkan bila padatan, cairan, atau gas melarut dalam pelarut”.11 Sedangkan “larutan elektrolit adalah senyawa atau larutannya (dalam air) dapat menghantarkan arus listrik; meliputi senyawa-senyawa asam, basa, dan garam”.12 Sedangkan “nonelektrolit adalah senyawa dimana lelehan 9 hlm. 11 Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), 10 Retno Dwi Suyanti, op.cit, hlm. 90 Collin Gem, Kamus Saku Kimia, (Jakarta : Erlangga, 1994), hlm. 179 12 Mulyono HAM, Kamus Kimia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. 4, hlm. 111 11 6 atau larutannya dalam pelarut air tidak dapat menghantarkan arus listrik. Contoh nonelektrolit adalah glukosa, sukrosa, urea, gliserin, dan sebagainya”. 13 4. Hasil Belajar “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.14 Dalam penelitian ini, aspek yang diukur antara lain aspek kognitif (pengetahuan) berupa pre-test dan post-test. D. Rumusan Masalah Peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana efektivitas media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar kimia kelas X MAN 1 Semarang? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : Untuk mengetahui efektivitas media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar kimia kelas X MAN 1 Semarang? F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peserta Didik a. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung; b. Meningkatkan motivasi peserta didik dengan diterapkannaya media video; c. Memberikan gambaran yang konkret pada peserta didik terhadap materi yang diajarkan; 13 Ibid, hlm. 296 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), hlm. 37 14 7 d. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan penerapan media video. 2. Bagi Pendidik a. Meningkatkan kreativitas pendidik dalam kegiatan belajar mengajar yaitu dengan adanya perangkat pembelajaran yang diterapkan sehingga mendapat kegiatan belajar mengajar yang bermutu; b. Pendidik mampu memberikan gambaran yang nyata dengan penyampaian materi larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui praktikum dalam bentuk media video. 3. Bagi Sekolah a. Memberikan perangkat pembelajaran kepada sekolah dalam rangka perbaikan mutu pembelajaran, khususnya bagi sekolah yang dijadikan penelitian dan sekolah lain pada umumnya; b. Sekolah dapat memilih media yang sesuai dengan standar kompetensi pada materi yang diajarkan. 4. Bagi Peneliti a. Mengetahui perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dalam proses pembelajaran kimia. b. Menambah pengalaman karena dapat mengalami secara langsung proses pembelajaran dengan media video. 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Media Video Sebagai Media Pembelajaran Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang media video, harus diketahui definisi dari media pembelajaran terlebih dahulu. Secara harfiah kata media memiliki beberapa arti “perantara” atau “pengantar”. Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala sesuatu bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Eucation Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat memanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional,1 sehingga media mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.2 Sedangkan pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. 3 Proses pembelajaran memang sangat komplek, karena ada beberapa faktor yang berpengaruh didalamnya. Dalam hal ini, salah satunya adalah proses transfer ilmu kepada peserta didik yang menjadi bahan pembaharuan secara kontinu. Suatu materi tidak dapat diserap secara sempurna oleh peserta didik apabila pesan yang disampaikan tidak dapat disajikan secara baik. 1 Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hlm. 11 2 Daryanto, Media Visual, (Bandung : Tarsito, 1993), hlm. 1 3 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm. 85 8 9 Dalam suatu proses belajar mengajar ada dua unsur penting yang saling berkaitan satu sama lain yaitu metode mengajar dan media pengajaran yang diterapkan. Pemilihan salah satu motode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pendidikan yang sesuai, meskipun masih ada yang harus diperhatikan dalam memilih media. Berikut adalah bahan pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar. a. Peranan Dan Keuntungan Media Fungsi atau peranan media dalam proses belajar mengajar, diantaranya : 1) Untuk membangkitkan motivasi; 2) Untuk meningkatkan aktivitas siswa; 3) Untuk memperjelas informasi yang disampaikan guru; 4) Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian; 5) Untuk menambah variasi teknik penyajian pelajaran; 6) Untuk menambah pengertian nyata auatu informasi; 7) Pendidikan akan lebih produktif, dapat memberikan pengalaman yang tidak diberikan oleh guru, merangsang sifat ingin tahu, dan membuka cakrawala yang lebih luas. 8) Dapat mendorong interaksi optimal antara siswa dan guru. b. Kelemahan Dalam Penggunaan Media Kelemahan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media, diantaranya : 1) Untuk memproduksi media membutuhkan dana, waktu, tenaga, dan keterampilan; 2) Perlu pemeliharaan dan perbaikan; 3) Perlu ruangan, tempat yang aman dan layak untuk penyimpanannya.4 Peranan dan kerugian yang telah dijelaskan di atas, akan memberikan gambaran kepada pendidik sebelum memanfaatkan media 4 Daryanto, op. cit, hlm. 4 - 5 10 dalam proses belajar mengajar. Tentu pemilihan media sendiri sangat terkait dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik sehingga ada hubungan diantara keduanya. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pemanfaatan media dalam proses belajar mengajar memberikan andil yang besar oleh peserta didik. Prestasi peserta didik akan meningkat dalam suatu mata pelajaran apabila peserta didik tersebut memahami benar terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Awal lahirnya peserta didik dalam menyukai suatu materi pelajaran adalah karena adanya motivasi, adanya dorongan yang membuat rasa senang peserta didik dalam mempelajari materi tersebut. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan stimulan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.5 Selain adanya motivasi yang menjadi pemicu para peserta didik dalam mempelajari sesuatu perlu diperhatikan pula yaitu dengan membuat suatu pembelajaran lebih konkret. Menurut Ibrahim, juga mengungkapkan bahwa media bertujuan untuk memahami makna lebih tepat, karena berkaitan langsung dengan indera peserta didik. Sebagaimana definisi yang dijelaskan oleh Ibrahim Nashir dalam karyanya yang berjudul Muqoddimah Fi Tarbiyah, yaitu : 5 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003), Cet. 5, hlm. 15 - 16 6 Ibrahim, Nashir, Muqoddimah Fi Tarbiyah, ( Aman: Ardan, tt), hlm. 169. 11 (Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang disajikan dari panca indera dengan tujuan untuk memahami makna secara teliti dan cepat) Penelitian ini memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran. Dalam proses pembelajarannya para peserta didik melakukan pembelajaran dengan metode praktikum sebagai metode pendukung dalam proses belajar mengajar. Praktikum ini sangat mendukung para peserta didik dalam mengaplikasikan materi yang telah diperoleh dengan secara nyata. Dalam proses belajar dengan praktikum inilah para peserta didik dapat mengalami secara langsung praktikum tersebut. Namun, melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan tanggung jawab terhadap hasilnya.7 Menurut Edgar Dale dalam bukunya Retno Dwi Suyanti yang berjudul strategi pembelajaran kimia mengemukakan bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa. Pada kelas eksperimen yang mana memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran sebelum praktikum dilakukan, membuat kegiatan praktikum siswa lebih terarah. Hal ini dikarenakan siswa sudah memiliki gambaran mengenai praktikum yang akan dilakukan. Inilah yang menjadi alasan mengapa hasil belajar yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang tidak 7 51 Dimyati dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm 12 menggunakan media video sebelum praktikum. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.8 abstrak verbal Lambang visual visual radio film televisi karyuawisata demonstrasi Pengalaman melalui drama Pengalaman melalui benda tiruan konkret Pengalaman langsung Gambar 2.1: Kerucut pengalaman “Media video adalah media visual gerak ( motion pictures) yang dapat diatur percepatan gerakannya (gerak dipercepat atau diperlambat).”9 Video juga merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung. Disamping itu, video menambah suatu dimensi (pandangan) baru terhadap pembelajaran, hal ini karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar bergerak pada siswa, disamping suara yang menyertainya.10 2. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit a. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit 8 hlm 85 9 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), Bambang Warsita, op. cit, hlm. 30 Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta : Gava Media, 2010), hlm 86 - 87 10 13 Salah satu pengelompokan larutan yaitu berdasarkan kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan aliran listrik. 1) Pengertian Larutan “Solutions are homogeneous mixtures of to or more substances in which the components are presents as atoms, molecules, or ions.”11 Yang berarti suatu larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih, yang mana terdiri dari adanya komponen atom, molekul ataupun ion. Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah. 12 2) Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listriknya Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Jika suatu larutan dapat menghantarkan listrik, maka larutan tersebut disebut dengan larutan elektrolit. Hal ini dikarenakan, kemampuan suatu senyawa terurai menjadi ion-ion yang dapat bergerak bebas. Contohnya adalah HCl. Bila gas HCl dilarutkan dalam air, akan terjadi reaksi sebagai berikut : HCl(g) + H2O H3O+(aq) + Cl-(aq) Reaksi semacam ini biasanya disebut reaksi ionisasi karena menghasilkan ion-ion yang sebelumnya tak ada.13 HCl dapat dipandang memberikan sebuah proton kepada H2O untuk membentuk H3O+ dan Cl-. Ion-ion positif dan negatif dibentuk 11 Spencer, L. Seanger dan Michael R. Slabaugh, Chemistry For Today (General, Organic, And Biochemistry), (Belmont, CA : Brooks/Cole, 2004), hlm 202 12 Keenan dkk, Ilmu Kimia Untuk Universitas, (Jakarta : Erlangga, 1980), hlm. 372 13 Ibid, hlm 170 14 dalam air meskipun dalam HCl murni tak satupun ada. Muatan positif H3O+ dinyatakan sebagai ion hidronium atau oksonium sedangkan muatan negatif adalah ion klorida (Cl-). 14 Banyak zat-zat yang berbentuk molekul bila dilarutkan dalam air yang sama sekali tak mempunyai kemampuan untuk terionisasi. Contohnya alkohol dan gula. Bila senyawa-senyawa ini dilarutkan dalam air, molekul-molekulnya hanya bercampur dengan molekul-molekul air membentuk larutan yang homogen tetapi larutannya tak mengandung ion-ion karena solutnya tak bereaksi dengan air solut semacam ini dinamakan nonelektrolit.15 3) Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Daya Hantarnya Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat dibagi menjadi 2 yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Sedangkan elektrolit dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah sesuai dengan skema penggolongan berikut : Gambar 2.2 Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Daya Hantarnya Skema di atas dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan tabel yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut : 14 Hardjono, Sastrohamidjojo, Kimia Dasar, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2008), Cet. 3, hlm 235 15 Ibid, hlm 172 15 Tabel 2.1 Gambaran sifat larutan dari elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit.16 Jenis Larutan Elektrolit Kuat Sifat dan Contoh Pengamatan Lain Senyawa − Terionisasi NaCl, HCl, NaOH, menyala terang Na+ + H+ HCl + Cl- n arus listrik. − Lampu NaCl Cl- sempurna. − Menghantarka Reaksi Ionisasi H2SO4, − Terdapat NaOH Na+ + OH- H2SO4 2H+ + gelembung gas KCl, dll. SO42K+ KCl + Cl- Elektrolit Lemah − Terionisasi CH3COOH, H+ sebagian − Menghantarka n arus listrik CH3COO NH4OH, + - NH4OH NH4+ + OH- − Lampu menyala redup CH3COOH HCN, HCN H+ + CN- − Terdapat gelembung gas Al(OH)3, dll Al(OH)3 Al3+ + 3OHNon Elektrolit − Tidak C6H12O6, C6H12O6 C12H22O11, C12H22O11 CO(NH2)2, CO(NH2)2 menghantarka dan C2H5OH n arus listrik C2H5OH terionisasi − Tidak 16 Budi, Utomo, “Pengelompokan Larutan Berdasarkan Jenisnya”, http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/pengelompokan_larut an_berdasarkan_jenisnya.html, ((12/2/2011)08.00 WIB), hlm 1 16 − Lampu tidak menyala − Tidak terdapat gelembung gas b. Larutan Elektrolit Dan Ikatan Kimia 1) Reaksi Ionisasi Elektrolit Kuat Dan Lemah Umumnya air adalah pelarut (solven) yang baik untuk senyawa ion. Larutan air yang mengandung suatu zat tertentu akan mengandung sifat-sifat yang khas, salah satunya adalah menghantarkan arus listrik. Sebagai contoh apabila suatu elektroda dicelupkan kedalam air murni, bola lampu tidak akan menyala karena air adalah konduktor listrik yang tidak cukup baik. Tetapi bila suatu senyawa ion yang kuat seperti NaCl dilarutkan pada air, setelah solutnya larut, bola lampu mulai menyala dengan terang.17 Karena ion klorida adalah negatif, maka ujung-ujung positif dari air akan mengelilingi sekitar ion klorida. Sekarang ion-ion klorida dikelilingi oleh sekelompok molekul air, atau dikatakan ion klorida terhidrat. Pada saat yang sama, ion natrium mengalami hidrasi yang semacam, dengan muatan negatif atau ujung oksigen dari molekul air menghadap pada ion positif natrium. Karena larutan keseluruhan harus netral, maka jumlah ion natrium terhidrat yang dibentuk harus sama dengan jumlah ion klorida yang terhidrat. Bila elektrodaelektroda positif dan negatif dimasukkan ke dalam larutan ini, maka ion-ion natrium bermuatan positif yang terhidrat ditarik ke elektroda negatif dan muatan negatif dari ion klorida terhidrat ditarik ke elektroda positif.18 Zat-zat seperti NaCl yang dalam larutan akan terdisosiasi sempurna disebut elektrolit kuat. 17 18 James, E. Brady, op. cit, hlm 169 Hardjono, Sastrohamidjojo, op. cit, hlm. 234 17 Diantara elektrolit kuat dan nonelektrolit ada sejumlah senyawa yang disebut elektrolit lemah. Senyawa-senyawa ini menghasilkan larutan yang menghasilkan listrik, tetapi lemah sekali. Contohnya asam asetat HC2H3O2. Bila elektrode dari alat konduktor dicelupkan kedalam larutan asam ini, nyala dari bola lampu hanya redup saja. Dalam larutan asam asetat, hanya sebagian kecil dari molekul asam asetat yang dihasilkan reaksi berikut ini berbentuk ion. HC2H3O2(aq) + H2O H3O+(aq) + C2H3O2-(aq) Pada larutan asam asetat, molekul-molekul HC2H3O2 secara tetap akan bertumbukan dengan molekul air dan setiap tumbukan ada kemungkinan sebuah proton dari molekul HC2H3O2 akan berpindah ke molekul air dan menghasilkan H3O+ serta C2H3O2- ion. Tetapi dalam larutan ini ada pertemuan antara ion asetat dan ion hidronium. Bila kedua ion ini bertemu, kemungkinan besar dari ion H3O+ akan melepaskan protonnya ke ion C2H3O2- untuk membentuk kembali molekul-molekul HC2H3O2 dan H2O.19 2) Daya Hantar Listrik Senyawa Ionik Yang dinaksud dengan ikatan ionik adalah ikatan antara ion positif dengan ion negatif dalam pembentukan suatu persenyawaannya. Gaya tarik menarik ion positif dan ion negatif itu disebabkan oleh adanya gaya elektrostatik. Terbentuknya atom menjadi ion positif dan ion negatif tergantung dari keelektronegatifannya. Sedang besarnya muatan listrik, yang disebut juga sebagai bilangan oksdasi atau valensi, tergantung jumlah elektron yang dilepas atau ditarik dengan kaidah octet, untuk membentuk konfigurasi gas mulia. Contohnya atom Kalium (no. atom 19) dapat bereaksi dengan atom Oksigen (no. atom 8) membentuk senyawa kalium oksidasi. 19 James, E. Brady, op. cit, hlm 172 18 K (2, 8, 8, 1) – 1 e O (2, 6) + 2 e Untuk membentuk K+ (2, 8, 8) O-2 (2, 8) molekul yang netral, 1 ion O-2 membutuhkan 2 ion K+, menjadi20 2 K+ + 1 O-2 K2O 3) Daya Hantar Listrik Senyawa Kovalen Di dalam struktur Lewis untuk HCl, atom Cl memperoleh konfigurasi elektron atom gas mulia. Kecenderungan atom Cl untuk menerima sebuah elektron dalam keadaan apapun selalu sama. Pembentukan ikatan antara sebuah atom H dan sebuah atom Cl pada senyawa HCl melibatkan pemakaian bersama elektron yang menghasilkan ikatan kovalen21 Senyawa kovalen terbagi menjadi senyawa kovalen non polar misalnya : F2, Cl2, Br2, I2, CH4 dan kovalen polar misalnya : HCl, HBr, HI, NH3. Dari hasil percobaan, hanya senyawa yang berikatan kovalen polar yang dapat menghantarkan arus listrik. HCl merupakan senyawa kovalen diatom bersifat polar, dimana pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih elektronegatif dibanding dengan atom H. Sehingga pada HCl, atom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif. Maka pada molekul HCl terjadi kerapatan elektron (density elektron = ke pihak Cl. Dengan kata lain karapatan ) pada pihak Cl besar membentuk momen dipol negatif, sedangkan dipihak H terjadi kelangkaan elektron, sehingga membentuk momen dipol positif. Kerapatan elektron pada HCl diganbarkan pada Gambar 2.4 20 Hiskia, Achmad, Kimia Dasar 1, (Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993), hlm. 253-258 21 Ralph, H. Petrucci dan Suminar, Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern, (Jakarta : Erlangga, 1987), hlm 273-274 19 Gambar 2.4 Struktur Lewis Senyawa HCl Pada hakikatnya polarisasi atau pengutuban muatan listrik dari suatu senyawa terjadi karena adanya perbedaan keelektronegatifan dari atom-atom yang bersenyawa. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya semakin sempurnalah terjadinya polarisasi dan ini berarti senyawa tersebut tidak lagi dapat dikatakan senyawa kovalen tetapi senyawa dengan ikatan ion. Menurut kesepakatan para ahli batasnya adalah adanya selisih keelektronegatifan lebih dari 1,7. Misalnya senyawa HCl dengan keelektronegatifan atom H adalah 2,1 dan atom Cl adalah 3,0 maka, selisih diantara keduanya adalah 0,9.22 Jadi walaupun molekul HCl bukan senyawa ion, jika dilarutkan ke dalam air maka larutannya dapat menghantarkan arus listrik karena menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas. HCl(g) + H2O(l) (g) atau HCl(aq) H3O+(aq) + Cl-(aq) atau HCl(aq) H3O+(g) + Cl- H+(aq) + Cl-(aq) Larutan HCl di dalam air mengurai menjadi kation (H+) dan anion (Cl-). Terjadinya hantaran listrik pada larutan HCl disebabkan ion H+ menangkap elektron pada katoda dengan membebaskan gas hidrogen. Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan elektron pada anoda dengan menghasilkan gas klorin.23 Perhatikan Gambar 2.5 berikut. 22 Hiskia, Achmad, op. cit, hlm. 272-273 Budi. Utomo, “Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik”, http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/perbedaan_larutan_b erdasarkan_daya_hanter_listrik.html, ((12/2/2011) 08.00 WIB)hlm 1 23 20 Gambar 2.5 Penguraian Larutan HCl dalam Air Namun, HCl dalam keadaan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik, hal ini karena HCl dalam keadaan murni berupa molekul-molekul tidak mengandung ion-ion, maka cairan HCl murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.24 c. Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Media Video Dari pembahasan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik materi di atas adalah sebagai barikut : 1) Terdapat senyawa-senyawa yang cukup rumit, seperti HCl, NaCl, H3O+ dan sebagainya pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2) Terdapat banyak penggolongan materi, seperti macam-macam larutan elektrolit dan lainnya. 3) Terdapat reaksi kimia yang terjadi, misalnya reaksi ionisasi pada garam dapur dan sebagainya. 4) Masing-masing jenis larutan mempunyai karakteristik hantarannya. 24 Asep, Jamal Nur Arifin, “Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit”, http://www.pdfchaser.com/LARUTAN-ELEKTROLIT-DAN-NON-ELEKTROLIT.html, ((12/2/2011) 08.00 WIB), hlm 19 -20 21 5) Masing-masing larutan memiliki gejala-gejala yang ditimbulkan sendiri, seperti memiliki jumlah gelembung yang ditimbulkan, nyala lampu dari masing-masing larutan, dll. 6) Pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit berhubungan pula dengan materi ikatan kimia,dan materi kimia lainnya. 7) Materi larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan salah satu materi yang dapat diperdalam dan diperjelas dengan adanya eksperimen, sehingga materi akan mudah dipahami dan keterampilan sains siswa dapat meningkat. Selain keterbatasan dari faktor materi di atas, keterbatasan pun muncul dari faktor lain yang dihadapi dalam proses belajar mengajar kimia sehingga menurunkan hasil belajar siswa, diantaranya : 1) Rendahnya motivasi siswa, adapun untuk membangkitkan motivasi siswa tersebut diperlukan suatu pembelajaran yang menyenangkan. Dimana siswa tidak merasa bosan ketika proses pembelajaran berlangsung. 2) Aktivitas siswa yang menurun, adapun untuk meningkatkan aktivitas siswa perlu melibatkan aktivitas siswa sehingga siswa tidak hanya mendengarkan materi yang disampaikan. Misalkan saja ketika pembelajaran berlangsung siswa diajak untuk berdiskusi mengenai materi yang disampaikan. 3) Informasi yang disampaikan guru kurang jelas sehingga efektivitas serta efisiensi penyampaian rendah. Adapun untuk mengatasi hal tersebut siswa diajak untuk menulis kembali materi yang telah disamapikan sehingga informasi yang telah disampaikan oleh guru dapat tertangkap oleh siswa. 4) Teknik penyajian pelajaran kurang bervariasi. Adapun untuk mengatasi keterbatasan tersebut siswa memerlukan penyajian yang berbeda dari sebelumnya sehingga pembelajaran tidak monoton. Misalkan dengan pemanfaatan media pembelajaran. 22 5) Informasi yang disampaikan tidak disajikan secara konkret. Adapun solusi yang diambil adalah menyampaikan materi yang disertai dengan contoh atau disajikan dengan eksperimen. 6) Pembelajaran yang kurang produktif. Adapun untuk menjadikan pembelajaran lebih produktif adalah dengan memberikan pengalaman yang tidak diberikan oleh seorang guru, sehingga pembelajaran tersebut dapat merangsang rasa ingin tahu siswa. 7) Interaksi siswa dan guru tidak optimal. Solusi yang diambil adalah apabila dalam penyampaian materi terjadi interaksi diantara keduanya. Misalkan dengan adanya tanya jawab setelah proses belajar mengajar berlangsung. Dari keterbatasan yang dihadapi baik dari faktor materi larutan elektrolit dan nonelektrolit maupun dari faktor lain yang telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini mencoba memberikan pemecahan dalam pembelajaran pada materi tersebut. Sehingga materi yang disampaikan akan lebih mudah diserap oleh peserta didik dan pembelajaran akan menjadi pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar.25 Oleh Karena itu, agar pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelekrolit dapat diterima dengan baik, maka peneliti mencoba memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran. Penggunaan media video dalam kegiatan pembelajaran yaitu untuk menjembatani keterbatasan pengalaman peserta didik terhadap objek yang langkahnya terlalu cepat atau lambat, memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik, memicu keterlibatan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran (melalui diskusi), mendorong 25 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm. 85 23 munculnya pola pembelajaran yang bervariasi (seperti diskusi, melakukan kajian pustaka, melakukan penelitian lapangan, membuat laporan ilmiah, presentasi dan sebagainya), dan sekaligus membuat pesan yang disampaikan sulit dilupakan oleh peserta didik.26 Media video mempunyai potensi yang besar jika dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, media video disajikan agar suatu pembelajaran lebih menarik dan membuat suatu materi lebih konkret. Sehingga peserta didik dapat secara langsung mengamati materi yang disajikan melalui media tersebut. Media video ini berisi penjelasan materi yang disertai pula dengan percobaan uji elektrolit. Adanya percobaan inilah yang memperkuat materi yang disampaikan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahan media video, diantaranya : 1) Keuntungan Media Video Keuntungan menggunakan media video antara lain : ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. 2) Kelemahan Media Video Kelemahan media video antara lain : a) Fine details artinya media tayangnya tidak dapat menampilkan obyek sampai yang sekecil-kecilnya dengan sempurna. b) Size information artinya tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran yang sebenarnya. c) Third dimention artinya gambar yang diproyeksikan oleh video umumnya berbentuk dua dimensi. 26 26 Bambang Warsita, op. cit., hlm. 32 24 d) Opposition artinya pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan siswa dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya. e) Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada didalamnya. f) Budget artinya biaya untuk membuat program video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.27 Dengan pemanfaatan media video sebagai media pembelajaran diharapkan merupakan alternatif yang sesuai dengan materi larutan elektrolit dan noneletrolit yang diajarkan. Dan dengan adanya kesesuaian antara materi yang diajarkan dengan media yang digunakan dapat berpengaruh pula pada hasil belajar yang diperoleh peserta didik. d. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya 1) Definisi Belajar Belajar (learning) adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti (Sadiman, dkk., 1986: 2). Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya. Konsep belajar sebagai suatu upaya atau proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat interaksi peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada disekitarnya. Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan nilai sikap (afektif).28 Oleh karena itu, belajar merupakan aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang 27 28 Daryanto, op. cit, hlm 90-91 Ibid. hlm. 62 25 menghasilkan perubahan-perubahan baik dalam pengetahuan, keterampilan maupun sikap. 2) Hasil Belajar “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.29 Menurut Keller, hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Ini berarti besarnya usaha adalah indikator dari adanya motivasi; sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak.30 Untuk mengungkap hasil belajar siswa pada penelitian ini dapat digunakan tiga aspek, yaitu : a) Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. 31 Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai tiap aspek sebagaimana diberikan dalam taksonomi Bloom (1956). (1) Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ngingat kembali (recall) atau menganali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. (2) Pemahaman (comprehension) Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan 29 Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), hlm. 37 30 Ibid, hlm. 39 31 Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat : Gaung Persada, 2009), hlm. 105 - 106 26 diingat. Dengan kata lain, memahami, adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnyadari berbagai segi. (3) Penerapan (application) Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teoriteori, dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret. (4) Analisis (analysis) Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagianbagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. (5) Sintesis (synthesis) Kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.32 (6) Penilaian (evaluation) Adalah kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil penilaiannya.33 b) Afektif yaitu kemampuan yang menggunakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran.34 Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan. (1) Menerima (receiving) 32 Anas, Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2008), hlm 50 - 51 33 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Putaka Pelajar, 2009), hlm. 51 34 Iskandar, op. cit, hlm. 105 - 106 27 Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena atau stimuli khusus (kegiatan dalam kelas, music, baca buku, dan sebagainya). Dipandang dari segi pengajaran, jenjang ini berhubungan dengan menimbulkan, mempertahankan, dan mengarahkan perhatian siswa. Hasil belajar dalam jenjang ini berjenjang mulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada sampai kepada minat khusus dari pihak siswa. (2) Menjawab (responding) Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya secara sukarela membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam menjawab (misalnya membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan). (3) Menilai (valuing) Jenjang ini bretalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu. Jenjang ini berjenjang mulai dari hanya sekadar penerimaan nilai (ingin memperbaiki keterampilan kelompok) sampai ke tingkat komitmen yang lebih tinggi (menerima tanggung jawab untuk fungsi kelompok yang lebih efektif). (4) Organisasi (organization) Tingkat ini berhubungan dengan menyatukna nilainilai yang berbeda, menyelesaikan / memecahkan konflik diantara nilai-nilai itu, dan mulai membentuk suatu system nilai yang konsisten secara internal. Hasil belajar bertalian dengan konseptualisasi suatu nilai (mengakui tanggung jawab tiap individu untuk memperbaiki 28 hubungan-hubungan manusia) atau dengan organisasi suatu system nilai (merencanakan suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhannya baik dalam hal keamanan ekonomis maupun pelayanan sosial). (5) Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai (characterization by a value or value complex) Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga membentuk karakteristik “pola hidup”. Jadi, tingkah lakunya menetap, konsisten, dan dapat diramalkan. Hasil belajar meliputi sangat banyak kegiatan, tapi penekanan lebih besar diletakkan pada kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau karakteristik siswa itu.35 c) Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan kreativitas. 36 (1) Persepsi (perception) adalah kemampuan hasil belajar psikomotorik yang paling rendah. Persepsi adalah kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain. (2) Kesiapan (set) adalah kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan. Misalnya kesiapan menempatkan diri sebelum lari, menari, mengetik, memperagakan, sholat, mendemonstrasikan penggunaan termometer dan sebgainya. 35 36 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), Cet. 5, hlm 117 - 118 Ibid, hlm. 105 - 106 29 (3) Gerakan terbimbing (guided response) adalah kemampuan melakukan gerakan meniru odel yang dicontohkan. (4) Gerakan terbiasa (mechanism) adalam kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model contoh.kemampuan dicapai karena latihan berulang -ulang sehingga menjadi kebiasaan. (5) Gerakan kompleks (adaption) adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan cara, urutan, dan irama yang tepat. (6) Kreativitas (origination) adalah kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada sebelumnya atau mengkombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi kombinasi gerakan yang orisinil. 37 3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kehidupan anak diantaranya, yaitu : a) Faktor Lingkungan Lingkungan adalah bagian dari didik.selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan social budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik. (1) Lingkungan Alami Lingkuang hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya. 38 Lingkungan hidup diantaranya adalah lingkungan sekolah yang baik, letak tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu 37 38 177 Purwanto, op. cit, hlm. 53 Syaiful, Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm 176- 30 belajar siswa merupakan faktor yang turut menentukan keberhasilan belajar siswa. (2) Lingkungan Sosial Budaya Lingkungan sosial budaya sekolah seperti para guru, para administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Bukan hanya itu, lingkungan sosial siswa lainnya adalah masyarakat, tetangga dan teman sepermainan disekitar tempat tinggal siswa. b) Faktor Instrumental Faktor lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa adalah faktor instrumental yang diantaranya : (1) Kurikulum Kurikulum adalah unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya. Itulah sebabnya, untuk semua mata pelajaran, setiap guru memiliki kurikulum untuk mata pelajaran yang dipegang dan diajarkan kepada peserta didik.39 Seorang guru akan memberikan materi sesuai dengan kurikulum yang telah disusun kepada siswa. Oleh karena itu, siswa akan belajar dengan keras tanpa mengenal lelah. Padahal siswa sudah lelah belajar ketika itu. Hal inilah yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik di sekolah. (2) Program Setiap sekolah memiliki program yang harus dicapai oleh setiap sekolah. Program yang guru buat akan mempengaruhi kemana proses belajar itu berlangsung. 39 Ibid, hlm 180 31 Gaya belajar siswa pun akan digiring ke suatu aktivitas belajar yang sudah dirancang sebelumnya. Namun, dalam proses belajar siswa tidak selamanya sesuai dengan yang diharapkan. Penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan belajar tentu ada, dan penyimpangan terseebutlah yang menjadi keberhasilan terhambat. Itu berarti, guru belum berhasil membelajarkan siswa yang akibatnya siswa tidak dapat menguasai materi yang diajarkan. (3) Sarana dan fasilitas Saran dan fasilitas sangat berpengaruh pada kegatan belajar siswa di sekolah. Anak didik tentu dapat belajar lebih baik dan menyenangkan apabila sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar siswa. Siswa dapat mengembangkan materi pelajaran yang dipelajari dengan fasilitas yang tersedia di sekolah. (4) Guru Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadirannya mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada peserta didik dalam kegiatan belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah. c) Kondisi Fisiologi Kondisi fisiologi pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Kondisi peserta didik yang belajar dalam kondisi kelelahan berbeda dengan peserta didik yang belajar dengan keadaan segar. Atau anak yang kekurangan gizi kemampuan dalam menyerap materi berbeda dengan anak yang berkecukupan gizi. Hal ini sangat penting dan tentu dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang dicapai peserta didik. d) Kondisi Psikologi 32 Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh diantaranya : 1) Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.40 Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal yang lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui aktivitas yang dikerjakannya. 2) Kecerdasan Kecerdasan mempunyai peranan yang besar dalam ikut menentukan berhasil dan tidaknya seseorang dalam mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu aktivitas pengajaran. Pesera didik yang cerdas akan lebih cepat mencerna dan memahami materi yang diajarkan dibandingkan peserta didik yang mempunyai tingkat kecerdasan rendah. 3) Bakat Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Oleh karena itu, hal yang tidak bijaksana apabila orangtua memakskan kehendak nya untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya itu. Pemaksaan kehendak terhadap 40 Ibid, hlm 191 33 seorang siswa, dan juga ketidaksadaran siswa terhadap bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan keahlian tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya, akan berengaruh buruk terhadap kinerja akademik atau prestasi belajarnya.41 4) Motivasi Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. Motivasi adalah penting bagi proses belajar, karena motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu.42 e) Kemampuan Kognitif Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampaun kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir.43 B. Penelitian Yang Relevan Penulis dalam pembahasan ini akan mendeskripsikan hubungan antara penelitian yang penulis teliti dengan penelitian yang relevan dari peneliti terdahulu. Yang diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Skripsi yang disusun oleh Siti Munfa’ati (3104349) pada tahun 2009, mahasiswi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan judul “Pengaruh Sikap Siswa Dalam Pemnggunaan Media CD Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Struktur Atom Kelas X Di Madrasah Aliyah Negeri 02 Pati Tahun Ajaran 2008 / 2009.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan CD pembelajaran efektif terhadap peningkatan hasil belajar kimia materi pokok struktur atom. 41 Muhibbin, Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 5, hlm 136 42 Wasty, Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), Cet 4, hlm 121 43 Syaiful, Bahri Djamarah, op. cit, hlm 202 34 2. Skripsi yang telah disusun oleh Dewi Kurniasari (053811187) pada tahun 2009 dengan judul “Keterpaduan Media Komik Dan CD Multimedia Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Materi Pokok Protista Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Lasem Tahun 2009 – 2010.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar dan aktifitas peserta didik dengan diterapkannya media komik dan CD Multimedia. 3. Sripsi yang disusun tahun 2007 oleh Laily Atiya (3103222) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Minat Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 6 Semarang.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil belajar PAI pada siswa kelas X SMA 6 Semarang dapat meningkat dengan bantuan media audio visual yang diterapkan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, perbedaan dari penelitian sebelumnya terletak pada materi yang diambil pada penelitian ini. Penelitian sebelumnya, materi yang diteliti diantaranya struktur atom pada materi kimia, protista pada materi biologi, dan pada materi pendidikan agama islam. Sedangkan pada penelitian ini, materi yang diteliti adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit. Letak perbedaan lain dengan penelitian sebelumnya adalah pada sampel siswa pada penelitian masing-masing, perbedaan sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Dari perbedaan-perbedaan tersebut, maka penelitian ini mengambil judul “pengembangan media video kimia sebagai media pembelajaran terhadap hasil belajar kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X MAN I Semarang”. dengan harapan hasil belajar yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan. 35 C. Rumusan Hipotesis “Hipotesis memang berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya “dibawah” dan “thesa” yang artinya kebenaran“.44 Hipotesis sangat penting adanya, sebab penelitian akan berjalan sesuai hipotesis yang dirumuskan sehingga hipotesis tersebut dapat terjawab. Sehubungan dengan pengertian hipotesis tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah : = Apakah media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit efektif dalam meningkatkan hasil belajar kimia kelas X MAN 1 Semarang. 44 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 71 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Untuk memperoleh data tentang pemanfaatan media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit, penelitian dilaksanakan : Waktu penelitian : Tanggal 4 Januari s/d 2 Februari 2011 Tempat penelitian : MAN 1 Semarang B. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. 1 Variabel pada penelitian ini adalah : 1. Variabel Independen Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).2 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X1) adalah efektivitas media video kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2. Variabel Dependen Variabel ini sering disebut dengan variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. 3 Dalam penelitian ini variabel terikatnya (X2) adalah hasil belajar yang diperoleh peserta didik kelas X MAN 1 Semarang. 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung : Alphabet, 2008), hlm. 60 2 Ibid, hlm 61 3 Ibid, hlm 61 36 37 C. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah terutama dalam bidang pendidikan.4 Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode analisis data secara kuantitatif. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain, sehingga dalam penelitian ini metode penelitian eksperimen digunakan untuk mengetahui pengaruh dari media video kimia terhadap hasil belajar kimia. Penelitian ini dititik beratkan pada pemanfaatan media video kimia sebagai media pembelajaran. Bentuk desain eksperimen yang dilakukan adalah pretest-posttest control group desain yaitu dapat digambarkan sebagai berikut : R O1 X O2 R O3 O4 Desain ini terdapat dua kelas yang dipilih secara cluster random sampling, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O1 – O2) – (O3 – O4).5 Desain eksperimen ini dapat diterapkan pada penelitian dengan masingmasing kelas baik eksperimen maupun kelas kontrol diberi perlakuan pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dari masingmasing kelas dengan mengganggap semua sama/identik artinya tidak ada faktor-faktor lain yang berperan pada seluruh peserta didik dari masing4 5 Ibid, hlm 6 Ibid hlm. 112-113 38 masing kelas sehingga dapat mempengaruhi hasil dari pretest tersebut. Selanjutnya dalam proses belajar mengajar, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan media video kimia sebagai media pembelajaran sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan media video kimia sebagai alat bantu pembelajaran. Perlakuan yang diterima oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian diukur kembali dengan posttest, hasil dari posttest inilah yang akan menjawab, apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen yang mana kelas tersebut menggunakan media video kimia sebagai media pembelajaran dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan media video kimia sebagai media pembelajaran. Desain penelitian dapat diperjelas pada Tabel 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.1. Desain Penelitian Eksperimen Kelas Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O1 X O2 Kontrol O3 O4 Keterangan: O1 = nilai pretest yang diberi perlakuan. O2 = nilai posttest yang diberi perlakuan. O3= nilai pretest yang tidak diberi perlakuan. O4= nilai posttest yang tidak diberi perlakuan. Signifikansi perbedaan perubahan rata-rata (dapat diketahui dengan jalan mengurangi perubahan rata-rata kelas coba dengan perubahan ratarata kelas pengendali) ditetapkan dengan suatu tes statistik yang sesuai.6 6 Arief, Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007), Cet. 3, hlm 380-381 39 D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti, dan yang nantinya akan dikenai generalisasi. Generalisasi adalah suatu cara pengambilan kesimpulan terhadap kelas individu yang lebih luas jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh dari sekelas individu yang sedikit jumlahnya.7 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X semester genap MAN I Semarang tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 11 kelas dan masing-masing kelas berjumlah 40 peserta didik. Sehingga secara keseluruhan populasinya berjumlah 440 peserta didik. Populasi pada penelitian ini diasumsikan, sebagai berikut : a. Terdapat 11 kelas yang masing-masing jumlahnya sama yaitu 40 peserta didik. b. Peserta didik mendapatkan fasilitas sama dari sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh para peserta didik. c. Peserta didik mendapatkan materi yang sama dan guru yang sama pula. d. Kemampuan dasar yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik sama. 2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian kecil individu yang dijadikan wakil dalam peenelitian. Sampel yang baik (biasa disebut sampel yang mewakili atau representatif) adalah sampel yang anggota-anggotanya mencerminkan sifat dan ciri-ciri yang terdapat pada populasi. Bahkan sangat diharapkan keadaan sampel dapat merupakan miniature dari populasi. 8 Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah cluster random sampling, dimana dilakukan secara acak tanpa memperhatikan 7 Tulus, Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, (Malang : Universitas Muhammadiyah Malang, 2004), Cet. 2, hlm. 12 8 Ibid, hlm 12 40 tingkatan yang ada dalam populasi. Teknik ini menerapkan azas tanpa pilih-pilih. Siapa saja yang menjadi anggota populasi punya kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Dalam pertimbangan populasi yang berjumlah 440 peserta didik dengan 11 jumlah kelas maka, dipilih 2 kelas yang berfungsi sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari 11 kelas yang ada, terpilih kelas X 6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X 7 sebagai kelas kontrol. Pada proses pembelajaran, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran, sebaliknya kelas kontrol tidak memanfaatkan media video namun menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajarannya. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut : a. Metode Tes “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelas”.9 Fungsi tes secara umum, ada dua macam fungsi yaitu : 1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. 2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai. 10 9 Ibid, hlm. 150 Anas, Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2008), hlm 67 10 41 Metode tes digunakan untuk mengetahui aspek kognitif peserta didik. Dengan adanya tes akan membantu sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Tes yang digunakan meliputi pretest dan posttest. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.11 Dalam penelitian ini dokumen yang dikumpulkan adalah berupa data siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, gambar yang mewakili adanya proses belajar mengajar yang berlangsung. c. Metode Angket Metode yang digunakan untuk mengetahui aspek afektif siswa. Dalam penelitian ini, kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji menggunakan angket untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai pada pembelajaran dari segi sikap. d. Metode Observasi Metode yang digunakan untuk mengukur ketrampilan siswa dalam kegiatan praktikum yaitu pada segi psikomotorik siswa. Pada aspek inilah akan pula diketahui hasil belajar siswa yang dicapai, sehingga akan diketahui antara hasil belajar dikedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Instrumen Penelitian a. Tahap Pendahuluan 1) Tahap Persiapan yaitu tahap pembuatan tes Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes objektif yaitu berupa tes pilihan ganda (multiple choice test). Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengeertian yang belum lengkap. Atau multiple choice test terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban 11 Ibid, hlm221 42 atau alternative (options). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor). Langkah-langkah dalam penyusunan multiple choice test adalah sebagai berikut : a) Menentukan tujuan yang akan dicapai dalam mengadakan tes. b) Mengadakan pembatasan materi yang akan diteskan. Materi tes dalam penelitian ini adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit. c) Menentukan jumlah butir soal yang akan diteskan. Sesuai dengan kisi-kisi soal, jumlah keseluruhan soal 50 butir. d) Menentukan kemungkinan jawaban (options). Kemungkinan jawaban dalam penelitian ini ada 5 pilihan jawaban. e) Menentukan kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan standar kompetensi. f) Menentukan jumlah waktu yang tersedia untuk mengerjakan soal. Waktu yang disediakan dalam mengerjakan soal adalah 90 menit. 2) Tahap Uji Coba Pelaksanaan uji coba instrumen berupa soal akan diberikan kepada peserta didik yang sudah pernah mendapat materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Dalam penelitian ini, uji coba soal dilakukan pada kelas X1 IPA 4 yang berjumlah 28 peserta didik. Alat tes tertulis yang diberikan berupa soal-soal pilihan ganda yang berjumlah 50 soal. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui validitas, daya pembeda, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal dari soal yang diujikan. 3) Analisis Perangkat Tes Langkah selanjutnya setelah uji coba soal adalah menganalisis hasil tes. Hal ini sangatlah penting karena dapat menggungkap hasil belajar peserta didik. Soal yang telah diujikan, kemudian 43 dianalisis untuk mengetahui validitas soal, daya pembeda, tingkat kesukaran dan realibilitas dari soal tersebut. a) Analisis Validitas Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah “sahih’. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran pada soal yang diuji adalah teknik korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukan oleh Pearson, yaitu: r xy = {N ∑ X N ∑ XY - (∑ X 2 − (∑ X ) 2 )(∑ }{N ∑ Y Y) 2 − (∑ Y ) 2 } Dimana: Rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. n = jumlah seluruh peserta didik yang mengikuti tes X = jumlah skor benar pada item X Y = jumlah skor total XY = jumlah hasil kali antara X dan Y Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa diberikan dengan 1 (bagi item yang dijawab benar) dan 0 (item yang dijawab salah), sedangkan skor total selanjutnya merupakan jumlah dari skor untuk semua item yang membangun soal tersebut.12 b) Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan rendah). Dengan rumus sebagai berikut: D = BA JA Keterangan: 12 Suharsimi, Arikunto, op.cit, hlm. 64 - 76 − BB JB 44 DP = daya pembeda BA = banyaknya peserta kelas atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab benar JA = banyaknya peserta kelas atas JB = banyaknya peserta kelas bawah c) Tingkat Kesukaran Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal adalah indeks kesukaran ( difficulty index ). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Dengan rumus sebagai berikut: B JS = P Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes d) Reliabilitas Reliabilitas adalah “ajeg atau tetap” artinya ketepatan masalah hasil tes. Dengan rumus K.R 20 sebagai berikut: r 11 = k k - 1 S 2 − ∑ S 2 pq Dan rumus varians sebagai berikut : = Keterangan: r11 = reabilitas tes secaar keseluruhan p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar 45 q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1–p) pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q k = banyaknya item s = standar deviasi dari tes. Standar deviasi (s) dapat didapat menggunakan rumus berikut : s= Keterangan : s = Standar Deviasi X = Simpangan X dari x, yang dicari dari X - x N = Banyaknya subjek pengikut tes.13 F. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini untuk menganalisis data peneliti menggunakan teknik uji t pada hasil belajar peserta didik. Namun, sebelum menganalisis data dengan teknik tersebut, terlebih sampel harus diuji dengan uji normalitas, homogenitas pada analisis tahap awal dan uji analisis deskriptif efektivitas analisis pada tahap akhir. 1. Analisis Tahap Awal a. Uji Normalitas Data Pretest Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal ataukah tidak. Uji ini digunakan apabila peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan proporsi subjek, objek, kejadian, dan lain- lain. Pengujiannya menggunakan rumus Chi-kuadrat. Rumus yang dipakai adalah:14 13 Ibid, hlm. 86 - 113 Sanbas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), hlm.76. 14 46 k (oi − ei )2 i =1 ei χ2 = ∑ k ( fo − fh)2 i =1 fh =∑ Keterangan : : normalitas sampel oi = f0 : frekuensi yang diobservasi ei = fh: frekuensi yang diharapkan15 Teknik chi-square atau chi-Kuadrat ini digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan frekuensi. Dalam Chi-Kuadrat ada dua hal yang dibandingkan, yakni frekuensi pengamatan dan frekuensi teoritik atau yang diharapkan. Pengujian normalitas data dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan prosedur sebagai berikut: 1) Menentukan rentang nilai (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. 2) Menentukan banyak kelas interval (k) dengan rumus Sturges:16 k = 1+(3,3) log n 3) Menentukan panjang interval (P), dengan rumus:17 ( ) P= 4) Membuat tabel distribusi frekuensi 5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval 6) Menghitung rata-rata ×, yaitu dengan rumus:18 (X ) = ∑f x ∑f i i i fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda Xi xi = tanda kelas interval 7) Menghitung variansi, dengan rumus: 19 15 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. 12, hlm. 107. Ibid, hlm. 35. 17 Ibid,, hlm. 23. 18 Ibid, hlm. 54. 16 47 n ∑ f i x i − (∑ f i x i ) 2 2 s = 2 n( n − 1) 8) Menghitung nilai Z, dengan rumus:20 Z= Bk − x s Atau Z= Bk = Batas kelas x = Rata-rata s = Standar deviasi 9) Menentukan luas daerah tiap kelas interval 10) Menghitung frekuensi eksipotori (fh), dengan rumus: fh = n x ld Keterangan : n = jumlah sampel ld = luas daerah 11) Membuat daftar frekuensi observasi (fo), dengan frekuensi ekspositori sebagai berikut: Kelas Bk Zi Luas Daerah P(Zi) Fh 12) Menghitung nilai Chi Kuadrat (χ2 ), dengan rumus:21 χ 2 = k ∑ i =1 (o i − ei ) = ei 2 k ∑ i =1 ( fo − fh ) 2 fh 19 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), Cet. 6, hlm. 95. 20 Tulus Winarsunu, op.cit., hlm. 67 21 Sugiyono, op.cit, hlm 107 fo 48 13) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini, data disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas k buah kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian digunakan rumus: dk= k – 1, dimana k adalah banyaknya kelas interval, dan taraf nyata = 0,05 14) Menentukan harga χ2 tabel 15) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian yaitu ketika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel dengan derajat kebebasan dk = k-1 dengan taraf signifikasi 5% berdistribusi normal. 22 b. Uji Homogenitas Data Pretest Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut homogen ataukah tidak. Prosedur yang digunakan untuk menguji homogenitas varian dalam kelas adalah dengan jalan menemukan harga Fhitung. Penafsirannya bilamana harga Fhitung < Ftabel maka data terdistribusi homogen. Namun jika Fhitung > Ftabel maka data tidak terdistribusi homogen. Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas varian adalah:23 Fhitung = Adapun Var. Tertinggi Var. Terendah langkah-langkah perhitungannya berikut. 1) Menghitung rata-rata (×) 2) Menghitung varians (SD2) dengan rumus: Varians ( SD 2 ) = ∑ X 2 − (N (∑ − 1) 3) Menghitung Fhitung dengan rumus: 22 23 Sudjana, op. cit., hlm. 273. Tulus Winarsunu , op. cit., Cet . 4, hlm. 10. X N ) 2 adalah sebagai 49 Fhitung = Var. Tertinggi Var. Terendah 4) Membandingakan Fhitung dimana untuk = 5% dengan dk = k1 = 40-1 = 39. 5) Apabila Fhitung < Ftabel maka data berdistribusi homogen. c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rata-rata nilai yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Jika rata-rata kedua kelas tersebut tidak berbeda berarti kelas itu mempunyai kondisi yang sama. Hipotesis yang akan diujikan adalah: Ho : µ1= µ 2 Hi : µ 1 > µ 2 Keterangan: µ1 : rata-rata data kelas eksperiman µ2 : rata-rata data kelas kontrol Uji beda dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus t-test untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah distribusi.24 Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:25 t= dengan (n1 −1)S1 + (n2 −1)S 2 S= n1 + n2 − 2 2 2 Keterangan: 24 Tulus Winarsunu, op. cit., hlm. 81. Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo, 1995), Cet. 3, hlm. 239. 25 50 = rata-rata data kelas eksperimen = rata-rata data kelas kontrol n1 = banyaknya peserta didik kelas eksperimen n2 = Banyaknya peserta didik kelas kontrol S = Simpangan baku gabungan S1 = Simpangan baku kelas eksperimen S2 = Simpangan baku kelas kontrol Kriteria pengujian adalah terima Ho jika thitung < ttabel. Dengan derajat kebebasan dk (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – 1/2 ), tolak Ho untuk harga thitung > ttabel. 2. Analisis Tahap Akhir Langkah-langkah analisis tahap akhir pada dasarnya sama dengan analisis tahap awal, tetapi data yang digunakan adalah data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol (posttest). Tahap-tahapan tersebut adalah sebagai berikut. a. Uji Normalitas Data Posttest Langkah-langkah pada uji normalitas data sama dengan langkah-langkah pada uji normalitas pada uji normalitas data Pretest. b. Uji Homogenitas Data Posttest Langkah-langkah pada uji data homogenitas sama dengan langkah-langkah pada uji homogenitas pada uji homogenitas data Pretest. c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Digunakan untuk mengetahui koefisien perbedaan antara dua buah distribusi data hipotesis. 26 Teknik statistik yang digunakan adalah teknik t - test untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah distribusi. Pada penelitian 26 Sudjana, op. cit., hlm. 239. 51 ini, data yang digunakan pada perhitungan ini adalah data posttest. Hipotesis Ho dan Hi adalah: Ho : µ1 µ2 Hi : µ 1 µ2 Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 27 t= dengan (n1 −1)S1 + (n2 −1)S 2 S= n1 + n2 − 2 2 2 Keterangan: = Rata-rata data kelas eksperimen = Rata-rata data kelas kontrol d. n1 = Banyaknya peserta didik kelas eksperimen n2 = Banyaknya peserta didik kelas kontrol S = Simpangan baku gabungan S1 = Simpangan baku (varians) kelas eksperimen S2 = Simpangan baku (varians) kelas kontrol Uji Analisis Aspek Afektif Siswa Penilaian afektif peserta didik menggunakan analisis rata-rata dan analisis nilai. Analisis nilai dapat dirumuskan sebagai berikut : NP = × 100 Keterangan : 27 NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh peserta didik SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan Nana Sudjana, loc. Cit. 52 100 e. = bilangan tetap28 Uji Analisis Aspek Psikomotorik Siswa Penilaian psikomotorik peserta didik menggunakan analisis nilai yang sama pada penilaian aspek afektif. Hasil dari perhitungan aspek kognitif, dan afektif serta psikomotorik dapat dijelaskan pada Tabel 3.2 sebagai berikut : Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Tingkat Nilai Huruf Bobot Predikat 86 – 100 % A 4 Sangat Baik 76 – 85 % B 3 Baik 60 – 75 % C 2 Cukup 55 – 59 % D 1 Kurang 54 % KS 0 Kurang Penguasaan Sekali Dari segi proses, pembentukan kompetensi dapat dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembentukan kompetensi dapat, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif. Maka dapat dikatakan setidak-tidaknya sebagian besar (75%) sesuai dengan kompetensi dasar.29 28 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 102 29 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Pedoman Praktis, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 8, hlm. 257 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi Sebelum Penelitian MAN 1 Semarang merupakan salah satu Madrasah Aliyah yang terdapat di kota Semarang. Dari hasil observasi awal, kondisi peserta didik MAN 1 Semarang dalam proses pembelajaran cenderung pasif. Peserta didik tidak dituntut untuk belajar secara aktif dan mandiri. Peserta didik terbiasa mendengarkan penjelasan dari pendidik, menulis hasil pembelajaran dan bertanya. Namun, peserta didik yang dapat bertanya kepada gurunya pun hanya beberapa siswa saja. Dan terkadang hanya peserta didik yang sama yang dapat mengajukan pertanyaan. Dari kondisi pembelajaran yang demikian, tentu saja dapat berdampak pada hasil belajar yang diperoleh. Terlihat hanya beberapa peserta didik yang dapat memenuhi standar nilai yang ditentukan. Mencermati dari permasalahan di atas, peserta didik membutuhkan suatu pembelajaran yang aktif, pembelajaran yang dapat menyatukan ketiga aspek dalam pembelajaran yaitu aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif terutama pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba memberi alternatif pembelajaran yang menggunakan media video. Media yang digunakan disesuaikan dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Sehingga dalam pembelajaran ini, diharapkan akan membangkitkan motivasi peserta didik karena media video akan memberikan gambaran tentang materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, yang kemudian pembelajaran tersebut disertai dengan praktikum. Praktikum inilah akan memperjelas lagi konsep yang telah diterima oleh setiap peserta didik. Peserta didik dapat mengalami secara langsung, mengikuti proses, mengamati prosesnya dan dapat menganalisi hasil yang telah diperoleh. 53 54 2. Tahap Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan video kimia sebagai media pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar kimia kelas X MAN 1 Semarang . Pelaksanaan pembelajaran di MAN 1 Semarang, meliputi tahap berikut : a. Tahap Persiapan Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dimana dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Januari 2011, oleh karena itu sebelum penelitian berlangsung peneliti menyusun instrument tes yang akan digunakan seperti menyusun 50 butir soal yang digunakan untuk mengetahui aspek kognitif peserta didik yang diteliti. Instrumen test untuk aspek kognitif tersebut diujikan pada peserta didik kelas XI IPA 4. Soal yang telah diujikan, kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas soal, daya pembeda, tingkat kesukaran dan realibilitas dari soal tersebut. 1) Analisis Validitas Kriteria validnya suatu soal ditentukan dari banyaknya validitas masing-masing soal. Apabila jumlah r xy > rtabel maka dikatakan “valid”, tetapi apabila rxy < rtabel maka tergolong “tidak valid” dengan taraf signifikansi 5%. Hasil perhitungan validitas butir soal, dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 31, 32, 33, 35, 37, 38, 40, 41, 44, 45, 48. 32 Prosentase 64 % 55 Tidak 6, 9, 11, 13, 19, 23, 25, 29, Valid 30, 34, 36, 39, 42, 43, 46, 18 36 % 47, 49, 50. Perhitungan validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan validitas soal nomor 1 dapat dilihat pada Lampiran 4.1 2) Daya Pembeda Untuk menentukan kriteria pada daya pembeda, digunakan klasifikasi sebagai berikut : D = negatif = sangat jelek D = 0,00 – 0,20 = jelek D = 0,20 – 0,40 = cukup D = 0,40 – 0,70 = baik D = 0,70 – 1,00 = baik sekali1 Hasil perhitungan daya pembeda butir soal, dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase Jelek Sekali 19. 25, 34, 36, 50 5 10% Jelek 6, 13, 14, 23, 30, 39, 42, 10 20% 21 42% 14 28% 0 0% 43, 46, 47. Cukup 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 28, 29, 32, 40, 44, 45, 49. Baik 1, 2, 3, 4, 5, 12, 27, 31, 33, 35, 37, 38, 41, 48. Baik Sekali 1 - Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.. 211 - 218 56 Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.4. 3) Tingkat Kesukaran Untuk mengetahui sukar mudahnya suatu soal, dapat diklasifikasikan sebagai berikut : P = 1,00 – 0,30 = sukar P = 0,30 – 070 = sedang P = 0,70 – 1,00 = mudah2 Hasil perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal, dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase Sukar 1, 11, 14, 19, 21, 23. 6 12 % Sedang 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 21 42% 23 46% 15, 16, 18, 20, 22, 32, 33, 35, 37, 40, 41, 48. Mudah 3, 13, 17, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 36, 38, 39, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 49, 50. Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.2. 4) Reliabilitas Untuk menentukan reabilitas suatu soal maka, apabila r11 > rtabel dikatakan reabilitas atau soal tersebut dapat digunakan (dipakai). Namun jika sebaliknya, maka soal tersebut tidak dapat digunakan (dibuang). 2 Ibid, hlm. 207 - 210 57 Hasil perhitungan realibilitas butir soal, dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase Dipakai 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 15, 31 62 % 19 38% 16, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 31, 32, 33, 35, 37, 38, 40, 41, 44, 45, 48. Dibuang 6, 9, 11, 13, 14, 19, 23, 25, 29, 30, 34, 36, 39, 42, 43, 46, 47, 49, 50. Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.3. Kemudian langkah berikutnya adalah penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan menjadi acuan dalam pembelajaran didalam kelas. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut dapat dilihat pada Lampiran. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di dua kelas yaitu kelas X-6 untuk kelas eksperimen dan X-7 untuk kelas kontrol. Tahapan pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat dalah Tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Materi Kelas Kelas kontrol Eksperimen Pertama Larutan Pelaksanaan Pelaksanaan elektrolit dan pembelajaran pembelajaran nonelektrolt mengunakan menggunakan media video dan metode ceramah. dengan diskusi. 58 Kedua Praktikum Pembelajaran Pembelajaran larutan mengunakan mengunakan elektrolit dan metode nonelektrolit metode eksperimen dan eksperimen, evaluasi dan evaluasi Dari tabel tahapan pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diatas dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Proses Pembelajaran Pada Kelas eksperimen Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dimulai pada tanggal 5 Januari pada pertemuan pertama. Langkahlangkah pembelajarannya adalah sebagai berikut : a) Peserta didik membentuk kelompok, dengan terdiri dari 5 anggota yang sifatnya heterogen; b) Peserta didik menyimak dengan seksama materi yang dijelaskan melalui media video dengan metode diskusi; c) Peserta didik menulis materi yang dinggap penting dari hasil penyimakan tersebut; d) Masing-masing anggota kelompok saling bertukar informasi dari hasil catatannya masing-masing; e) Masing-masing anggota kelompok menambah pengetahuannya dengan saling bertanya kepada anggota yang lain; f) Peserta didik menarik kesimpulan dan mencatat dari hasil diskusi; g) Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya masing-masing kepada semua kelompok. Pada pertemuan pembelajaran kedua menggunakan dikelas metode eksperimen, kegiatan eksperimen dengan berkelompok dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Masing-masing peserta didik kelompoknya masing-masing; 59 b) Peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk praktikum; c) Peserta didik menyiapkan panduan petunjuk praktikum; d) Masing-masing kelompok memulai praktikum dengan menguji satu persatu bahan yang akan diuji; e) Masing-masing mencatat hasil dari praktikum; f) Masing-masing kelompok membersihkan bahan dan alat yang telah digunakan; g) Masing-masing kelompok membuat laporan dari hasil praktikum. h) Evaluasi. 2) Proses Pembelajaran Pada Kelas kontrol Pertemuan pertama pada kelas kontrol dilaksanakan pada 11 Januari 2011, dimana kelas ini akan dijadikan pembanding dengan kelas eksperimen. Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan eksperimen. metode ceramah dengan metode Dengan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut : a) Peserta didik mendengarkan penjelasan dari pendidik mengenai materi larutan elektrolit dan nonelektrolit; b) Peserta didik diajak untuk aktif dengan melontarkan pertanyaan kepada pendidik mengenai materi tersebut; c) Peserta didik mencatat pokok bahasan yang dianggap penting; d) Peserta didik menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran. Pada pertemuan kedua peserta didik melakukan pembelajaran dengan metode eksperimen, langkah-langkahnya sebagai berikut a) Masing-masing peserta didik berkelompok dengan kelompoknya masing-masing; b) Peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk praktikum; 60 c) Peserta didik menyiapkan panduan petunjuk praktikum; dan memulai praktikum dengan menguji satu persatu bahan yang akan diuji; dan mencatat hasil dari praktikum; d) Masing-masing kelompok membersihkan bahan dan alat yang telah digunakan; e) Masing-masing kelompok membuat laporan dari hasil praktikum. f) Evaluasi. c. Tahap Evaluasi Tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk mengetahui sejuah mana tingkat penguasaan peserta didik dalam menguasai materi setelah proses pembelajaran berlangsung. 1) Data Nilai Pretest Kelas eksperimen Dari hasil penelitian pada kelas eksperimen sebelum dimanfaatkannya media video dengan metode diskusi sebagai media pembelajaran nilai maksimal yang diperoleh = 50, sedangkan nilai terendah diperoleh = 10. Rentang nilai (R) = 40, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 6,67 atau 7 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Eksperimen Kelas fi 10 – 16 4 17 – 23 8 24 – 30 9 31 – 37 6 38 – 44 8 45 – 51 5 Jumlah 40 Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut: 61 10 9 8 7 6 5 frekuensi 4 3 2 1 0 4 8 9 6 8 5 Gambar 4.1 Histrogram Nilai Pretest Kelas eksperimen 2) Data Nilai Pretest Kelas kontrol Sebelum aktifitas pembelajaran dilakukan, tes dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian pada kelas kontrol, nilai maksimal mencapai = 44, sedangkan nilai terendah diperoleh = 15. Rentang nilai (R) = 29, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 4,83 atau 5 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut : Tabel 4.7 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas kontrol Kelas 15 20 25 30 35 40 – – – – – – Jumlah fi 19 24 29 34 39 44 8 12 1 11 5 2 39 Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.3 di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut. 62 14 12 10 8 frekuensi 6 4 2 0 8 12 1 11 5 2 Gambar 4.2 Histrogram Nilai Pretest Kelas kontrol 3) Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen Data ini diperoleh pada kelas eksperimen setelah proses pembelajaran berlangsung, dimana dalam proses pembelajaran memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran. Dari data inilah akan membuktikan efektif atau tidaknya media video yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Media video akan dianggap efektif apabila hasil pembelajaran antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol lebih jauh perbandingannya. Hasil penelitian pada kelas eksperimen nilai maksimal yang diperoleh = 90, sedangkan nilai terendah diperoleh = 50. Rentang nilai (R) = 40, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 6,66 atau 7 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut : Tabel 4.8 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas eksperimen Kelas fi 50 – 56 3 57 – 63 5 64 – 70 11 71 – 77 10 63 78 – 84 6 85 – 91 5 Jumlah 40 Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.4 di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut. 12 10 8 6 frekuensi 4 2 0 3 5 11 10 6 5 Gambar 4.3 Histrogram Nilai Posttest Kelas eksperimen 4) Data Nilai Posttest Kelas Kontrol Hasil pembelajaran di kelas kontrol diperoleh, yang mana dalam proses pembelajaran dikelas kontrol tidak memanfaatkan media video namun menggunakan metode ceramah sebagai metode dalam pembelajaran. Data yang diperoleh inilah yang akan menjadi perbaandingan dengan kelas eksperimen. Dari hasil penelitian setelah proses pembelajaran dilakukan pada kelas kontrol ini diperoleh bahwa nilai maksimal yang diperoleh = 83, sedangkan nilai terendah diperoleh = 47. Rentang nilai (R) = 36, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 6 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut : 64 Tabel 4.9 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas kontrol Kelas 46 53 60 67 74 81 fi – – 52 59 3 8 – – 66 73 10 13 – – 80 86 3 2 Jumlah 39 Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.5 frekuensi di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut. 14 12 10 8 frekuensi 6 4 2 0 3 8 10 13 3 2 Gambar 4.4 Histrogram Nilai Posttest Kelas kontrol Hasil perhitungan data pretest dan posttest yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol, akan lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 15. 5) Data Angket Aspek Afektif Peserta Didik Hasil belajar mencakup tiga aspek yang berperan didalamnya yang diantaranya yaitu aspek afektif. Untuk data hasil penelitian aspek afektif di kelas eksperimen mencapai 3083. Dengan jumlah peserta didik 40 dan jumlah seluruh soal 20 soal, 65 sehingga terdapat 800 jumlah seluruhnya sedangkan tiap soal terdapat 5 kategori. Hasil penelitian pada aspek afektif di kelas kontrol mencapai nilai rata-rata 2962. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 22. 6) Data Observasi Aspek Psikomotorik Peserta Didik Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas peserta didik. Untuk hasil observasi siswa diperoleh kelas eksperimen 65,475 pada observer 1, dan 66,85 pada observer 2. Sedangkan pada kelas kontrol 62,575 pada observer 1 dan 62,025 pada observer 2, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 25 7) Data Tanggapan Terhadap Media Video Penelitian ini mengkaji media video yang dimanfaatkan untuk media pembelajaran. Dan untuk mengetahui efektif atau tidaknya media video dalam pembelajaran, maka dilakukan suatu eksperimen. Dari hasil dikelas eksperimen inilah, yang akan mengungkap keefektifan dari media tersebut. dari hasil penelitian, didapat rata-rata nilai 2708. Dengan jumlah 40 peserta didik sedang jumlah 20 soal terdapat 5 kategori. Untuk lebih jelasnya, perhitungan dari tanggapan terhadap media video dapat dilihat pada Lampiran 18. B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Analisis data berperan penting dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, analisis data dapat meliputi : a. Analisis Data Tahap Awal (Data Pretest) Analisis awal dilakukan setelah proses belajar mengajar berlangsung. Data yang teah diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian dianalisis untuk mengetahui normalitas, homogenitas, dan kesamaan diantara dua rata-rata kelas. 66 1) Uji Normalitas (Data Pretest) Uji normalitas data pretest dilakukan untuk mengetahui normalnya sebaran peserta didik sebelum mendapat perlakuan. Rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat. Dengan kriteria pengujian adalah tolak Ho χ2hitung χ2 tabel untuk taraf nyata =0,05 dan dk = 6 - 1 dan terima Ho χ2hitung < χ2 tabel. Hasil uji normalitas data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat Tabel 4.10 Tabel 4.10 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest Kelas eksperimen Dan Kelas kontrol No Kelas Kemampuan χ2 hitung χ2 tabel Ket 1. Eksperimen Pretest 2,6211 11,1 Normal 2. Kontrol Pretest 5,7053 11,1 Normal Dari data di atas, hasil dari uji Chi Kuadrat kondisi kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 15. 2) Uji Homogenitas (Data Pretest) Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan Uji Varians. Suatu populasi dikatakan homogen jika F hitung < F tabel. Data perhitungan varians, dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut. Tabel 4.11 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Pretest) Sumber Variasi Kelompok Ekesperimen Kelompok Kontrol Jumlah 1227 1095 n 40 39 30,675 28,077 Varians (s ) 109,404 67,704 Standart deviasi (s) 10,460 8,228 X 2 Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varian, berikut : Fhitung = var iansterbesar var iansterkecil 67 = 109,404/67,704 = 1,616 Untuk = 5% dengan dengan dkpembilang = nb- 1 = 40 - 1 = 39 dan dkpenyebut = nk – 1 = 39 - 1 = 38 ddiperoleh F tabeL 1,71. Karena F hitung <F tabel maka dapat disimpulkan kelompok eksperimen dan kelompok eksperimen 2 adalah homogen atau mempunyai varians yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara terperinci pada Lampiran 15. 3) Uji Kesamaan Rata-rata (Data Pretest) Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menuji hipotesis sehingga dapat diketahui adanya perbedaan diantara dua ratarata kelas yaitu dikelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel < thitung < ttabel. Ringkasan analisis uji t-test dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut. Tabel 4.12. Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Pretest) Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jumlah n 1227 40 1095 39 30,675 28,077 109,404 10,460 67,704 8,228 2 Varians (s ) Standart deviasi (s) Dari perhitungan diperoleh 1,99, dengan taraf signifikansi t hitung= 1,225 dan = 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 39 - 2 = 77 dengan peluang = 1 dapat disimpulkan bahwa t tabel = = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, t hitung berada pada daerah penerimaan Ho artinya tidak adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, artinya kedua data sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15. b. Analisis Data Tahap Akhir (Data Posttest) 1) Uji Normalitas (Data Posttest) 68 Uji normalitas data posttest dilakukan untuk mengetahui normalnya sebaran peserta didik setelah mendapat perlakuan. Rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat. Dengan kriteria pengujian adalah tolak Ho χ2hitung χ2 tabel untuk taraf nyata =0,05 dan dk = 6 - 1 dan terima Ho χ2hitung < χ2 tabel. Hasil uji normalitas data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat Tabel 4.13 Tabel 4.13 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest Kelas eksperimen Dan Kelas kontrol No Kelas Kemampuan χ2 hitung χ2 tabel Ket 1. Eksperimen Posttest 3,1744 11,1 Normal 2. Kontrol Posttest 4,1918 11,1 Normal Dari data pada tabel di atas, maka kedua data terdistribusi normal. Untuk lebih perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 15 2) Uji Homogenitas (Data Posttest) Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan Uji Varians. Suatu populasi dikatakan homogen jika F hitung < F tabel. Data perhitungan varians, dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut. Tabel 4.14 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Posttest) Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jumlah n 2871 40 2541 39 71,775 65,154 103,871 10,192 78,818 8,878 2 Varians (s ) Standart deviasi (s) Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varian, berikut : Fhitung = var iansterbesar var iansterkecil 69 = 103,871/78,818 = 1,318 Untuk = 5% dengan dengan dk pembilang = nb- 1 = 40 - 1 = 39 dan dkpenyebut = nk – 1 = 39 - 1 = 38 ddiperoleh F tabeL 1,71. Karena F hitung <F tabel maka dapat disimpulkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen atau mempunyai varians yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara terperinci pada Lampiran 15. 3) Uji Perbedaan Rata-rata (Data Posttest) Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis sehingga dapat diketahui adanya perbedaan diantara dua rata-rata kelas yaitu dikelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel < thitung < ttabel. Ringkasan analisis uji t-test dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut. Tabel 4.15 Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Posttest) Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jumlah n 2871 40 2541 39 71,775 65,154 103,871 10,192 78,818 8,878 2 Varians (s ) Standart deviasi (s) Dari perhitungan diperoleh thitung =3,076 dan ttabel =1,99, dengan taraf signifikansi = 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 39 - 2 = 77 dengan peluang = 1 - = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat disimpulkan bahwa thitung berada pada daerah penerimaan Ha atau didaerah penolakan Ho artinya adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, artinya kedua data tidak sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15. 70 C. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Januari s/d 20 Januari. Dimana dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling dalam pemilihan sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas X.6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.7 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian yang diperoleh, sebagai berikut : 1. Nilai Kemampuan Awal (Nilai Pretest) Sebelum penelitian dilakukan kedua kelas, kelas eksperimen dan kelas kontrol terlebih dahulu dilakukan perlakuan yaitu pretest. Dari data yang telah diperoleh bahwa kedua kelas terdistribusi secara normal dan homogen. Hal ini membuktikan bahwa dalam pemilihan kelas tidak terpaut pada kelas tertentu. Kemudian dilakukan pengujian t, untuk mengetahui perbedaan diantara keduanya. Perhitungan diperoleh thitung =1,225 dan ttabel =1,99, dengan taraf signifikansi 2 = 40 + 39 - 2 = 77 dengan peluang = 1 - = 5%, dk = n1 + n2 – = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel. Maka thitung berada pada daerah penerimaan Ho artinya tidak adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Nilai Kemampuan Akhir (Nilai Posttest) Hasil penelitian ini diperoleh setelah penelitian dilakukan. Pada kelas eksperimen menggunakan media video dalam proses belajar mengajar, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannya. Setelah data posttest diperoleh kemudian dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas kembali. Setelah kedua data normal, dapat dilakukan perlakuan berikutnya yaitu mengujian dengan uji t. Dimana dengan uji t, dapat diketahui perbedaan diantara kedua kelas tersebut. Dari perhitungan diperoleh thitung = 3,076 dan ttabel = 1,99, dengan taraf signifikansi 77 dengan peluang = 1 - = 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 39 - 2 = = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat disimpulkan bahwa thitung berada pada daerah penerimaan Ha atau didaerah penolakan Ho artinya adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu kelas eksperimen 71 dan kelas kontrol. Selain itu dapat dilihat melalui rata-rata. Berikut rekapitulasi rata-rata dari kedua kelas tersebut, yang mana dapat dilihat pada Tabel 4. 16 berikut. Tabel 4. 16 Rata-Rata Kelas eksperimen Dan Kelas kontrol Kelas Pretest Posttest Eksperimen 30,7 71,8 Kontrol 28,1 65,2 Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada histogram berikut : 71,8 80 65,2 70 60 50 40 30,7 pretest 28,1 30 posttest 20 10 0 eksperimen kontrol Gambar 4.5 Histrogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas kontrol Pada histogram di atas, pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut juga terlihat pada hasil posttest yang telah diperoleh. Pada kelas eksperimen yang dalam kegiatan pembelajarannya memanfaatkan media video memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang tidak memanfaatkan media video dalam kegiatan pembelajarannya. Hasil belajar yang dicapai siswa selain dipengaruhi dari faktor internal siswa, juga berasal dari faktor eksternal siswa dalam hal ini adalah penggunaan media pembelajaran. Fakta ini selaras dengan berbagai studi yang dilaksanakan diberbagai Negara, dampak/pengaruh positif media video dengan metode diskusi yang signifikan di kalangan peserta didik 72 adalah bahwa audiovisual dapat (a) meningkatkan pengetahuan; (b) menumbuhkan keinginan atau motivasi untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lebih lanjut; (c) meningkatkan perbendaharaan kosakata, istilah, dan kemampuan berbahasa secara verbal dan nonverbal; (d) meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas peserta didik; (e) meningkatkan kekritisan daya pikir peserta didik karena dihadapkan pada dua relitas gambar dunia; dan (f) memicu minat baca dan motivasi belajar peserta didik.3 Pun pada kelas eksperimen setelah pembelajaran dengan media video dilakukan, materi diulas kembali dengan metode diskusi. Dimana metode diskusi sendiri, sangat efektif apabila digunakan dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan siswa dapat aktif bertukar informasi dengan siswa yang lain. Sehingga pendalaman terhadap materi akan lebih dikuasai dan optimal. Di bandingkan dengan metode ceramah yang diterapkan dalam penelitian ini, dimana hasil menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh tidak lebih besar dengan hasil yang diperoleh pada kelas eksperimen. Hal ini lebih dikarenakan karena motivasi siswa yang menurun sejak awal pembelajaran sehingga berpengaruh pada pembelajaran berikutnya . Dari Tabel 4.15 di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan media video di kelas eksperimen mempengaruhi hasil belajar. 3. Analisis Data Angket Aspek Afektif Sedangkan pada hasil belajar pada aspek afektif rata-rata yang dicapai adalah sebagai berikut : Kelas Prosentase Eksperimen 77,1 Kontrol 74,1 Prosentase pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan adanya hasil belajar yang berbeda diantara 3 Bambang, Warsita, Teknologi Pembelajaran : Landasan Dan Aplikasinya, op cit, hlm 32-33 73 keduanya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada histogram berikut: 77,5 77 76,5 76 75,5 75 74,5 74 73,5 73 72,5 eksperimen kontrol prosentase Gambar 4.6 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Aspek Afektif Pada kelas eksperimen memiliki hasil yang lebih tinggi, karena dalam proses belajar mengajar yang membutuhkan suatu aktivitas siswa yang tinggi. Hal ini dapat terlihat dari penerapan media pada proses pembelajaran dimana, ketika media diputarkan sisiwa berusaha mencatat kembali apa yang dijelaskan pada media tersebut. kemudian dari hasil menyimak tersebut siswa berdiskusi dengan teman yang lain. Sedangkan pada kelas kontrol siswa mendapatkan materi dari apa yang diterangkan oleh pendidik, sehingga bahkan terjadi komunikasi yang sifatnya satu arah. Hal ini dikarenakan siswa mendapatkan materi dengan tidak diberi ruang gerak untuk mengulang kembali materi yang telah diterimanya. 4. Analisis Data Observasi Aspek Psikomotorik Hasil pada aspek psikomotorik dapat dilihat pada Gambar 4.7 dibawah. 74 66,85 67 66 65,475 65 64 62,575 63 62,025 62 eksperimen kontrol 61 60 59 1 2 Gambar 4.6 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Aspek Psikomotorik D. Keterbatasan Penelitian Meskipun dalam penelitian ini sudah dilaksanakan seoptimal mungkin, namun peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi, yaitu antara lain : 1. Keterbatasan Waktu Dalam penelitian ini, waktu penelitian yang tersedia sangat terbatas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berusaha memaksimalkan waktu yang tersedia. Sehingga data-data yang diperlukan dapat terpenuhi. 2. Keterbatasan Materi dan Tempat Materi penelitian ini terbatas pada materi elektrolit dan nonelektrolit dengan tempat penelitian di MAN 1 Semarang. Hal ini tentunya menjadi keterbatasan, sebab hasil penelitian yang diperoleh akan berbeda jika materi penelitian dan tempat penelitian pun berbeda. 3. Keterbatasan Kemampuan Penelitian tidak lepas dari pengetahuaan, oleh karena itu peneliti menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah. Namun, peneliti sudah berusaha semaksimal untuk menjalankan penelitian ini sesuai dengan kemampuan dan bimbingan dari dosen pembimbing. 75 BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di siswa kelas X MAN 1 Semarang semester genap tahun ajaran 2010/2011 pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit diperoleh kesimpulan, sebagai berikut : 1. Media video yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran efektif dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas X pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan metode ceramah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari kedua kelas. Rata-rata yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen ( ) mencapai 71,8 sedangkan rata-rata yang diperoleh siswa pada kelas kontrol ( ) mencapai 65,2. 2. Dari hasil perhitungan ttest, dihasilkan bahwa thitung = 3,076 dan ttabel = 1,99 dengan taraf nyata sebesar 5% jika thitung > ttabel maka Ha diterima artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang memanfaatkan media video kimia dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. 3. Hasil belajar lain yang diperoleh siswa pun terlihat pada aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Pembelajaran yang memanfaatkan media video pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat berpengaruh positif daripada pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. B. Saran-saran 1. Kepada guru mata pelajaran kimia bahwa tidak semua materi pelajaran kimia diajarkan dengan pembelajaran yang sama. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu memilih media yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan. 2. Hendaknya media video dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain. Sehingga media video dapat membangkitkan motivasi bagi siswa tersebut. 76 3. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. C. Penutup Penulis menyadari bahwa penelitian75 ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan hasil yang telah didapat. Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berdo’a, semoga bermanfaat adanya dan mendapat ridho-Nya, amin ya robbal ‘alamin. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 1999. Achmad, Hiskia, Kimia Dasar 1, Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993. Ali Muhidin, Sanbas dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007. Arikunto, Suharsimi, Evaluasi Program Pendidikan (Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktis Pendidikan), Jakarta : Bumi Aksara, 2008 , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), Cet. 13. Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003, Cet. 5. Asep, Jamal Nur Arifin, “Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit”, http://www.pdfchaser.com/LARUTAN-ELEKTROLIT-DAN-NONELEKTROLIT.html. Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Press, 2002. Bahri Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008. Budi, Utomo, “Pengelompokan Larutan Berdasarkan Jenisnya”, http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606 377/pengelompokan_larutan_berdasarkan_jenisnya.html. , “Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hanter Listrik”, http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606 377/perbedaan_larutan_berdasarkan_daya_hanter_listrik.html. Collin Gem, Kamus Saku Kimia, Jakarta : Erlangga, 1994. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2008, Cet. 5. , Media Pembelajaran, Yogyakarta : Gava Media, 2010. , Media Visual, Bandung : Tarsito, 1993. Dimyati dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Dwi Suyanti , Retno, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010. Furchan, Arief, Pengantar Penelitian Dalam Peendidikan, Yogyakarta : Puataka Pelajar, 2007, Cet. 3. HAM, Mulyono, Kamus Kimia, Jakarta : Bumi Aksara, 2009, Cet. 4. Haryanti, Mimin, Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : Gaung Persada Press, 2007. Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), Ciputat : Gaung Persada, 2009. Keenan dkk, Ilmu Kimia Untuk Universitas, Jakarta : Erlangga, 1980 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Pedoman Praktis, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 8. Nashir, Ibrahim, Muqoddimah Fi Tarbiyah, Aman: Ardan, tt. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta : Putaka Pelajar, 2009. Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002. Ralph, H. Petrucci dan Suminar, Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern, Jakarta : Erlangga, 1987. Sastrohamidjojo,Hardjono, Kimia Dasar, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2008), Cet. 3. Seager, Spencer, L. dan Michael R. Slabaugh, Chemistry For Today (General, Organic, And Biochemistry), Belmont, CA : Brooks/Cole, 2004. Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1998), Cet 4. Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo, 1995, Cet. 3. Sudjiono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2008. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Bandung : Alphabet, 2008. , Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007, Cet. 12. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi Dan Praktiknya), Jakarta : Bumi Aksara, 2009, Cet. 7 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 2009, Cet. 2. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 5. Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010, Cet 6. Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, Jakarta : Rineka Cipta, 2008. Winarsunu, Tulus, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, Malang : Universitas Muhammadiyah Malang, 2004, Cet. 2. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Daftar Nama Peserta Didik Pada Kelas Eksperimen Lampiran 1.2 Daftar Nama Peserta Didik Pada Kelas Kontrol Lampiran 2. Kisi-Kisi Soal Uji Coba Lampiran 3. Soal Uji Coba Instrumen Pembelajaran Lampiran 4.1 Hasil Análisis Uji Coba Soal Lampiran 4.2 Analisis Validitas Soal Lampiran 4.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Lampiran 4.4 Analisis Reliabilitas Soal Lampiran 4.5 Analisis Daya Beda Soal Lampiran 5. Silabus Kelas Eksperiman Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen Lampiran 8. Silabus Kelas Kontrol Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Lampiran 11. Kisi-Kisi Soal Pre-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 12. Soal Pre-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 14. Soal Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 15.1 Analisis Uji Normalitas Data Pre-Test Kelompok Eksperimen Lampiran 15.2 Analisis Uji Normalitas Data Post-Test Kelompok Eksperimen Lampiran 15.3 Analisis Uji Normalitas Data Pre-Test Kelas Kontrol Lampiran 15.4 Analisis Uji Normalitas Data Post-Test Kelas Kontrol Lampiran 15.5 Analisis Data Pre-Test Dan Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 15.6 Tabel Uji Homogenitas Pre-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 15.7 Tabel Uji Homogenitas Post-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 15.8Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pre-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 15.9Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Post-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 16 Kisi-Kisi Tanggapan Terhadap Media Video Kimia Lampiran 17 Tanggapan Terhadap Media Video Kimia Lampiran 17.1Jawaban Tanggapan Terhadap Media Video Kimia Lampiran 18 Rekapitulasi Perhitungan Angket Tanggapan Keseluruhan Siswa Terhadap Media Video Kimia Lampiran 19 Prosedur Praktikum Daya Hantar Listrik Dalam Larutan Lampiran 20 Kisi-Kisi Angket Belajar Kimia Lampiran 21 Angket Belajar Kimia Lampiran 22 Rekapitulasi Angket Belajar Siswa Lampiran 23 Dokumentasi Proses Pembelajaran Kimia Di Kelas Eksperimen Lampiran 24 Dokumentasi Proses Pembelajaran Kimia Di Kelas Kontrol Lampiran 25 Rekapitulasi Aspek Psikomotorik Siswa Lampiran 26 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 27 Surat Keterangan SPSS Lampiran 26 Surat Penunjukan Pembimbing Lampiran 27 Surat Ijin Penelitian dari IAIN Walisongo Semarang Lampiran 28 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari MAN 1 Semarang Lampiran 29 Surat Keterangan Kegiatan Ko Kurikuler Lampiran 30. Piagam-piagam Lampiran 1.1 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS X 6 (KELAS EKSPERIMEN) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Nama Siswa Ainur Rofiq Anindita Surya P Anita Chakim Annisaa Septiana Arif Saputro Aziza Palmer Dahmayanti Dini Azifah Putri Durrotun Nafisah Faisal Anam Fajar S Farah Hazna Faridatun Nisa' Faza S. A Fidiana Fika Zahroh Khoirul M Khoirul Munawaroh M. Caniegia F M. Nanang Andi H No. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. Nama Siswa M. Nur Farih Mona Soraya Neilil Muna Ni'mah Khoirunnisa Nur Azizah Nurul Khikmah Oky Bastian Pungky Giranawati Rizky Safira Rohibun Maulana Huda Roudhotu Jannah Rozikhotul Aliyah Rulla Aannisa Septiana Sugeng Prasetyo Sofi Ulfamayanti Ukfita Khasanah Umi Laila M Vino Adilla H Wintarno M. Miftahul Rifqi Lampiran 1.2 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS X 7 (KELAS KONTROL) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Nama Siswa Arifatul Mubarokah Atya Maulani Umi Wahyuningsih Laila Badiah Rindi Antika Bella Reka Fitriani Desta Yusticia H. N. Karin Destyana Muhaammad Jamaludin Maya Pradiptasiwi Dzul Qurnain Riski Arya H. Misbakhul Munir Wisnu Andi Winata Muzakki Mahfudz Umi Kartini Anita Rosikhatul Ulumi Devi Fitriani Puji Al Qoriah Hidayatus Shalehah No. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40 Nama Siswa Umi Riyadhoh Uun Ma'arif Fitriana Utami Aisyah Adjeng Kartika Hidayatul Istifaiyah Nur Alifah Ummu Hanifah Yuliana Maula Zakiyyatul Munawaroh Baihaqi Rosyad Irfan David A. Muhammad Yusuf Rudi S. Isna Ms'ud Alvian Andre Oza Zainu Maliki Muhammad Sulaiman Fajar Bagus Prasetyo Dany Tri Lampiran 2 KISI – KISI SOAL SATUAN PENDIDIKAN : SMA MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS/ SEMESTER :X/2 MATERI POKOK : LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT JENJANG SOAL DAN STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat- KOMPETENSI DASAR 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non- larutan elektrolit dan dan elektrolit, serta reaksi oksidasi- sifat PENYEBARANNYA INDIKATOR 3.1.1 non-elektrolit Mengidentifikasi larutan elektrolit non sifat-sifat elektolit dan JAWABAN C1 C2 C3 1, 3, 26, 13, 20, 21, 22, 24, 30, 38 28, 36 31, 32, 33, B, A, C, D, C, C, D, 35, 42, 43, A, E, D, A, E elektrolit melalui percobaan. berdasarkan data hasil percobaan JUMLAH 19 B, A, C, B, B, B, E, 46 3.1.2 redukasi Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit 2, 44, 45, 8, 9, 10, 48 11, 12, 19, berdasarkan 6, 7, 49 14 C, A, D, C, E, D, D, A, D, B, A, C, B, B, 29 sifat hantaran listriknya. 3.1.3 Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit 4, 5, 27, 14, 17, 37 18, 25, 47 11 34, 50 A, E, E, D, A, E, A, C, D, A, B menghantarkan arus listrik. 3.1.4 Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 39 15, 16, 40, 41 23 6 A, A, C, B, B, D Lampiran 3 UJI KOMPETENSI Pilihlah Satu Jawaban Yang Paling Tepat ! 1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah…. a. Gabungan dua zat yang saling melarut b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut 2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi…. a. Larutan ionik dan elektrolit d. Larutan garam dan elektrolit b. Larutan ionik dan garam e. Larutan nonelektrolit dan garam c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit 3. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah…… a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu 4. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut…… a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas b. Terurai menjadi molekul-molekul c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah d. Mempunyai derajat ionisasi = 0 e. Terdisosiasi pada larutan tertentu 5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai berikut : MgCl2 Mg2+(aq) + 2Cl-(aq) Hal ini karena…. a. Tergolong basa kuat d. Derajat ionisasi yang mendekati nol b. Konsentrasi yang besar e. Zat terlarut mengion sempurna c. Merupakan senyawa kovalen 1 Data untuk menjawab soal no. 7 dan no. 8 Larutan Gelembung gas Nyala lampu A Ada gas terang B Sedikit gas redup C Sedikit gas Tidak menyala D Tidak ada gas Tidak menyala E Ada gas terang 6. Berdasarkan data di atas, larutan manakah yang merupakan larutan elektrolit kuat…. a. Larutan A dan C d. Larutan B dan E b. Larutan B dan D e. Hanya larutan A c. Larutan A dan E 7. Dari data yang sama, manakah yang tergolong kedalam larutan elektrolit lemah…. a. Larutan B d. Larutan E dan B b. Larutan B dan C e. Larutan E dan C c. Larutan A dan B 8. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit adalah…. a. HCl, CH3COOH , dan NaCl d. KCl, NaOH, dan gula b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr e. KCl, CH3COOH, dan etanol c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl 9. Perhatikan larutan berikut ! 1). NaOH 3). Ca(OH)2 2). KCl 4). H2SO4 5). KNO3 Urutkan larutan di atas yang termasuk kedalam larutan elektrolit yang bersifat asam, basa dan garam adalah…. a. 1, 2, dan 4 d. 4, 3, dan 5 b. 2, 3, dan 5 e. 4, 1, dan 3 c. 1, 4, dan 5 10. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya adalah…. 2 a. Urea dan cuka d. Etanol dan gula b. Cuka dan ammonia e. Garam dan gula c. Asam klorida dan garam dapur 11. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah…. a. HCl dan KCl d. H2SO4 dan AgCl b. H2SO4 dan HCl e. HCl dan C2H5OH c. CH3COOH dan NaCl 12. Perhatikanlah larutan berikut ! 1). Cuka 3). Gula 5). Etanol 2). Garam dapur 4). Asam sulfat Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang tidak dapat menghantarkan listrik adalah…. a. 4, 2, 3 d. 2, 1, 3 b. 2, 1, 4 e. 2, 4, 5 c. 1, 3, 5 13. Suatu elektrode yang dicelupkan kedalam suatu larutan memberikan gejala dengan timbulnya gelembung gas, namun lampu tidak menyala. Dari gejala tersebut larutan tergolong kedalam…. a. Nonelektrolit d. Elektrolit kuat b. Elektrolit lemah e. Senyawa ionik c. Senyawa kovalen polar 14. Larutan yang tidak dapat terurai menjadi ion-ion bebas dan tidak dapat menghantarkan listrik adalah…. a. C12H22O11, CH3COOH, dan H2SO4 d. C12H22O11, KNO3, dan CaSO4 b. CO(NH2)2, C2H5OH, dan NaCl e. CO(NH2)2, C2H4(OH)2, dan C12H22O11 c. C2H5OH, CH3COOH, dan C6H5OH 15. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah…. a. HCl, senyawa kovalen polar d. C2H5OH, senyawa basa b. CH3COOH, senyawa asam e. CO(NH2)2, senyawa ion c. NaOH, senyawa kovalen polar 3 16. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat dialami oleh larutan… a. HCl dan C12H22O11 d. NaCl dan CO(NH2)2 b. NaOH dan C2H5OH e. Hanya HCl c. NaOH dan KCl 17. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus listrik adalah…. a. Garam dapur dan asam sulfat d. Glukosa dan ammonia b. Gula dan gliserin e. Cuka dan gula c. Etanol dan garam dapur 18. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala ini disebabkan karena…. a. Karena air bersifat polar b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik c. Air merupakan pelarut yang sangat baik d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat 19. Pernyataan dibawah ini yang benar berdasarkan daya hantar listriknya adalah…. a. HCl lebih baik dari NaCl d. CH3COOH lebih baik dari HClO4 b. NH3 lebih buruk dari KCl e. NH3 lebih baik dari CH3COOH c. CH3COOH lebih baik dari H2SO4 20. Larutan yang memiliki derajat ionisasi ( = 0) adalah…. a. NaOH dan C12H22O11 d. KCl dan H2SO4 b. C2H5OH dan CO(NH2)2 e. HCl dan NaOH c. C2H5OH dan Ca(OH)2 21. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah…. a. Larutan CH3COOH 0,01 M d. Larutan NaCl 0,1 M b. Larutan CH3COOH 1 M e. Larutan KCl 1 M c. Larutan H2SO4 0,1 M 4 22. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling terang dengan jumlah mol mula-mula adalah…. a. Asam asetat 0,1 mol d. Asam asetat 10 mol b. Asam asetat 1 mol e. Asam klorida 1 mol c. Asam klorida 0,01 mol 23. Perhatikanlah tabel dibawah ini ! Daya hantar / jenis elektrolit Padatan Lelehan Larutan Senyawa ionik Nonkonduktor ........... Konduktor Senyawa kovalen Nonkonduktor ………… Konduktor Perbedaan antara senyawa ionik dan kovalen pada lelehan secara urut adalah….. a. Konduktor semuanya d. Konduktor dan nonkonduktor b. Konduktor dan semikonduktor e. Nonkonduktor dan konduktor c. Nonkonduktor dan semikonduktor 24. Perhatikanlah gambar dibawah ini ! Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah…. a. Larutan CO(NH2)2 d. Larutan NaCl b. Larutan CH3COOH e. Larutan AgCl c. Larutan C2H5OH 25. Lampu menyala redup dan terdapat gelembung gas saat elektrode dicelupkan kedalam larutan asam asetat. Hal ini menunjukkan bahwa…. a. Sedikit larutan asam asetat yang terionisasi b. Asam asetat termasuk nonelektrolit c. Asam asetat berasosiasi membentuk molekul d. Derajat ionisasi = 0 e. Asam asetat berasosiasi dengan sempurna 26. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor yang baik disebut dengan…. 5 a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit b. Semikonduktor e. Konduksi c. Elektrolit kuat 27. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut : HCl H+(aq) + Cl-(aq) Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah …. a. Terurai menjadi molekul d. Bereaksi satu arah b. Mempunyai koefisien satu e. Menghasilkan ion-ion c. Mempunyai derajat ionisasi = 0 28. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh …. a. Elektrode yang rusak b. Derajat ionisasi 0 < d. Derajat ionisasi <1 =1 e. Ionisasi sempurna c. Mempunyai derajat ionisasi = 0 29. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut termasuk kedalam …. a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit b. Elektrolit kuat e. Larutan c. Senyawa ion 30. Perhatikanlah tabel dibawah ini ! Larutan Nyala lampu Gelembung gas …… Terang Ada gelembung gas …… Redup Ada gelembung gas Urutan larutan yang tepat untuk mengisi titi-titik pada tabel di atas adalah …. a. NaCl dan C2H5OH d. KCl dan H2SO4 b. HCl dan C12H22O11 e. NaCl dan H2SO4 c. NaCl dan CH3COOH 31. Perhatikanlah gambar berikut ini ! 6 1 2 3 Peristiwa yang terjadi pada gambar di atas, dimana lampu yang pertama tidak dapat menyala disebabkan karena …. a. Terjadi ionisasi d. Dapat bergerak bebas b. Merupakan larutan nonelektrolit e. Dapat memberikan tegangan listrik c. Senyawa ion dalam bentuk Kristal 32. Dari gambar pada no. 18 dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapat menyala walaupun redup. Hal tersebut dikarenakan… a. Senyawa berbentuk padatan b. Larutan tidak dapat larut dalam air c. Larutan tidak dapat terionisasi d. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion sebagian e. Senyawa bersifat kering 33. Perhatikan gambar dibawah ! Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terang apabila elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebut disebabkan karena…. a. Larutan tersebut telah terionisasi sempurna b. Larutan tersebut adalah larutan gula c. Larutan tersebut tidak dapat terionisasi d. Jika harga larutan diatas = 0 e. Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna 34. Larutan dikatakan sebagai larutan elektrolit apabila …. a. Larutan tersebut dapat larut dalam pelarut non air b. Larutan tidak dapat menghasilkan ion listrik c. Larutan tersebut tidak dapat bergerak bebas d. Larutan tersebut dapat terionisasi sempurna e. Larutan tersebut merupakan larutan yang sukar larut 7 35. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yang terjadi adalah … a. Lampu akan menyala dengan terang b. Lampu akan redup c. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gas d. Lampu redup namun gelembung gas banyak e. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas 36. Ciri – ciri larutan elektrolit adalah, kecuali …. a. Mempunyai derajat ionisasi = 0 b. Dapat menyalakan lampu dengan terang c. Nyala lampu redup d. Tidak dapat menyalakan lampu, namun terdapat gas e. Mengalami ionisasi 37. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya … a. Larutan gula dapat menghantarkan listrik b. Urea termasuk larutan elektrolit lemah c. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terang d. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuat e. Cuka tidak dapat menyalakan lampu 38. Berdasarkan kuat dan lemahnya daya hantar listrik pada suatu larutan, larutan elektrolit dibagi menjadi 2 yaitu … a. Larutan elektrolit dan nonelektrolit lemah b. Larutan elektrolit kuat dan lemah c. Larutan elektrolit lemah dan nonelektrolit d. Larutan nonelektrolit dan elektrolit kuat e. Larutan elektrolit kuat dan larutan garam 39. Senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik, apabila dilarutkan kedalam air. Hal ini disebabkan karena … a. Akan terurai menjadi ion-ion d. Larutan masih tetap berbentuk molekul b. Ionnya tidak dapat bergerak bebas e. Molekul-molekul tidak bergerak bebas c. Senyawa tersebut berbentuk padatan 40. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah … a. Asam klorida dan etanol d. Cuka dan urea b. Ammonia dan asam sulfat e. Asam nitrat dan glukosa c. Asam asetat dan glukosa 41. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah … a. Asam nitrat (HNO3) d. Cuka b. Natrium klorida (NaCl) e. glukosa c. Ammonia (NH3) 8 42. Lampu alat uji elektrolit tidak dapat menyala dengan terang, namun terdapat gelembung udara. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan tersebut adalah … a. Larutan elektrolit kuat d. Larutan elektrolit lemah b. Larutan nonelektrolit e. Larutan minyak c. Larutan gula 43. Alat uji elektrolit akan memberikan gejala nyala terang dan terdapat gelembung udara, larutan tersebut adalah … a. Larutan garam dan asam klorida d. Larutan urea dan air murni b. Larutan gula dan cuka e. Minyak dan larutan asam klorida c. Larutan cuka dan etanol 44. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah … a. Asam sulfat d. Urea b. Asam asetat e. Alkohol c. Etanol 45. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit … a. Garam d. Urea b. Asam e. Cuka c. Basa 46. Pada hasil uji daya hantar listrik, ternyata memberikan gejala tidak dapat menyalakan lampu dan terdapat gelembung udara. Larutan apakah yang diuji tersebut … a. Asam klorida d. Larutan minyak b. Larutan garam e. Larutan cuka c. Larutan gula 47. Lampu alat uji elektrolit dapat menyala dengan terang dan menimbulkan gelembung udara yang banyak saat kedua elektrode dicelupkan kedalam larutan asam klorida. Hal itu disebabkan oleh … a. Asam klorida membentuk gelembung yang sangat banyak b. Asam klorida terionisasi sempurna c. Asam klorida merupakan elektrolit lemah d. Baterai yang digunakan baru e. Larutan asam klorida yang digunakan banyak 48. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah … a. Cuka dan gula d. Alkohol dan cuka b. Garam dan gula e. Gula dan etanol c. Garam dan cuka 49. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapi keduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji … a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu B b. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu B c. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu B 9 d. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu B e. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B 50. Suatu larutan dapat menghantarkan listrik apabila larutan tersebut dapat terionisasi secara sempurna. Yang dimaksud dengan ionisasi adalah … a. Peristiwa penguraian zat menjadi ion-ion secara sempurna b. Partikel bermuatan netral c. Senyawa tidak dapat terionkan d. Larutan merupakan larutan yang mempunyai ion negative e. Molekul ion tidak dapat terurai 10 LEMBAR JAWAB NO. A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 B C D Nama : NIS : Mata Pelajaran : E NO. A 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 11 B C D E JAWABAN 1. B 21. E 41. B 2. C 22. C 42. D 3. A 23. D 43. A 4. A 24. D 44. A 5. E 25. A 45. D 6. C 26. C 46. E 7. B 27. E 47. B 8. E 28. B 48. C 9. D 29. A 49. B 10. D 30. C 50. A 11. A 31. C 12. D 32. D 13. B 33. A 14. E 34. D 15. A 35. E 16. C 36. A 17. A 37. C 18. D 38. B 19. B 39. A 20. B 40. B 12 Lampiran 5 SILABUS KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : MAN I SEMARANG Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester :X/2 Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Alokasi Waktu : 4 x 45 menit Indikator Kompetensi Materi Kegiatan Dasar Pembelajaran Pembelajaran 3.1Mengidentifik Larutan Tatap Muka: asi sifat Elektrolit Dan larutan non- Nonelektrolit elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. Diskusi dan a. Mengidentifikasi Tanya jawab dengan media video yang mengacu pada materi yang diajarkan yaitu larutan elektrolit nonelektrolit Alokasi Penilaian dan Sumber belajar Waktu 4 jp sifat- a. Teknik Sumber : sifat larutan non elektolit penilaian : test dan tertulis. senior b. Bentuk school elektrolit melalui percobaan b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan hantaran listriknya 1 sifat penilaian pilihan : ganda, dan keaktifan. 1. Chemistry for high (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis, hlm 198- Penugasan terstruktur: • Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Menjelaskan c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan untuk arus listrik Nahadi, Pustaka Setia, larutan elektrolit dapat hlm 144 – 147 senyawa kovalen polar. arus listrik. • Mendeskripsikan larutan dapat berupa senyawa ion dan kovalen polar. (Kegiatan Tidak universitas, 4. Internet menghantarkan senyawa 3.kimia Brady elektrolit bahwa SMA, bahwa d. Mendekripsikan kemampuan larutan 2.Intisari KIMIA elektrolit menghantarkan berupa senyawa ion dan penyebab 210 Mandiri Terstruktur) KMTT - tidak ada KMTT 2 Guru Mata Pelajaran Kimia Semarang, 5 Januari 2011 Peneliti Dra. Kanti Septiyati NIP. 19640310 199403 2 002 Ziyadatul A’mal NIM. 73711023 Mengetahui Kepala Sekolah MAN 1 Semarang Drs. H. Syaefudin, M. Pd NIP. 19651015 199203 1 003 3 Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN 1. IDENTITAS MATA PELAJARAN Sekolah : MAN 1 SEMARANG Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Tahun pelajaran : 2010 / 2011 Pertemuan : 1 (satu) 2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi 3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. 4. INDIKATOR : a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik d. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 5. TUJUAN PEMBELAJARAN : a. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan b. Siswa dapat mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya 1 c. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik d. Siswa dapat mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 6. MATERI AJAR Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit 7. ALOKASI WAKTU 1 kali pertemuan (2 x 45 menit) 8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN 1. Model : active learning dengan penggunaan media video 2. Metode pembelajaran : diskusi, tanya jawab dan penugasan 3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori 9. KEGIATAN PEMBELAJARAN Langkah – langkah Pembelajaran: No Kegiatan Pembelajaran 1 TATAP MUKA waktu 5 mnt a. Persensi b. Apersepsi Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut: Apa yang kalian ketahui mengenai larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Tanya jawab Kegiatan Awal (pendahuluan) • Metode Bagaimana suatu larutan dapat dikelompokkan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2 • Aplikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan seharihari. 2 75 mnt Kegiatan inti aan Eksplorasi media • Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan video, Diskusi, nonelektrolit. Tanya • Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai jawab dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Elaborasi • Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning. • Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok berisi 5 siswa. • Masing-masing kelompok memperhatikan materi yang putar melalui media video. • Masing-masing kelompok mencatat materi yang dianggap penting. • Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi tentang materi yang dicatatnya. • Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya. Konfirmasi • Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan diskusi tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung. 3 Penggun Penutup : 10 mnt 1. Evaluasi / Tanya jawab 3 2. Penenangan / Pendingan Penugasan terstruktur : • Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. • Mendeskripsikan bahwa larutan dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. (Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur )KMTT : -Tidak ada KMTT 10. PENILAIAN HASIL BELAJAR a. Kognitif Prosedur tes : Tes awal (pre-test) terlampir b. Tanggapan Terhadap Video (Terlampir ) 11. SUMBER BELAJAR a. : Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis, hlm 198-210 b. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147 c. Kimia untuk universitas, Brady d. Internet Semarang, 5 Januari 2011 Peneliti Guru Mata Pelajaran Kimia Dra. Kanti Septiyati NIP. 19640310 199403 2 002 Ziyadatul A’mal NIM. 73711023 Mengetahui Kepala Sekolah MAN 1 Semarang Drs. H. Syaefudin, M. Pd NIP. 19651015 199203 1 003 4 Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN 1. IDENTITAS MATA PELAJARAN Sekolah : MAN 1 SEMARANG Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Tahun pelajaran : 2010 / 2011 Pertemuan : 2 (dua) 2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi 3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. 4. INDIKATOR : a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum pada media video, b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya melalui praktikum pada media video. 5. TUJUAN PEMBELAJARAN : a. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum pada media video, b. Siswa mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya melalui praktikum pada media video. 6. MATERI AJAR Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit 1 7. ALOKASI WAKTU 1 kali pertemuan (2 x 45 menit) 8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN 1. Model : active learning dengan penggunaan media video 2. Metode pembelajaran : diskusi, tanya jawab dan penugasan 3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori 9. KEGIATAN PEMBELAJARAN Langkah – langkah Pembelajaran: No Kegiatan Pembelajaran 1 TATAP MUKA waktu 5 mnt Metode Tanya jawab Kegiatan Awal (pendahuluan) a. Persensi b. Apersepsi Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut: • Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan pada media praktikum. • Mengetahui gejala-gejala apa saja yang ditimbulkan pada larutan yang diuji. 2 45 mnt Kegiatan inti Eksplorasi • Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Elaborasi 2 Praktikum, • Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning. • Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok berisi 5 siswa. • Masing-masing kelompok memperhatikan materi yang putar melalui media video. • Masing-masing kelompok mencatat materi yang dianggap penting. • Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi tentang materi yang dicatatnya. • Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya. Konfirmasi • Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan diskusi tentang praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung. 3 10 mnt Penutup : 1. Evaluasi / Tanya jawab 2. Penenangan / Pendingan Penugasan terstruktur : • Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui praktikum pada media video. • Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik pada praktikum pada media video . (Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur) KMTT : -Tidak ada KMTT 3 10. PENILAIAN HASIL BELAJAR a. Angket (terlampir) b. Tes akhir (post-test) terlampir 11. SUMBER BELAJAR : 1. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis, hlm 198-210 2. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147 3. Kimia universitas, Brady 4. Internet Semarang, 12 Januari 2011 Peneliti Guru Mata Pelajaran Kimia Dra. Kanti Septiyati NIP. 19640310 199403 2 002 Ziyadatul A’mal NIM. 73711023 Mengetahui Kepala Sekolah MAN 1 Semarang Drs. H. Syaefudin, M. Pd NIP. 19651015 199203 1 003 4 Lampiran 8 SILABUS KELAS KONTROL Nama Sekolah : MAN I SEMARANG Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester :X/2 Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Alokasi Waktu : 4 x 45 menit Indikator Kompetensi Materi Kegiatan Dasar Pembelajaran Pembelajaran 3.1Mengidentifik Larutan Tatap Muka: asi sifat Elektrolit Dan larutan non- Nonelektrolit elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. a. Mengidentifikasi Mendengarkan penjelasan guru dan Tanya jawab yang mengacu pada materi yang diajarkan yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit Alokasi Penilaian Sumber belajar Waktu 2 jp sifat- a. Teknik Sumber : sifat larutan non elektolit penilaian : test dan tertulis. senior b. Bentuk school elektrolit melalui percobaan b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan hantaran listriknya 1 sifat penilaian pilihan : ganda, dan keaktifan. 1. Chemistry for high (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis, hlm 198- Penugasan terstruktur: • Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Menjelaskan c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan untuk arus listrik Nahadi, Pustaka Setia, larutan elektrolit dapat hlm 144 – 147 senyawa kovalen polar. arus listrik. • Mendeskripsikan larutan dapat berupa senyawa ion dan kovalen polar. (Kegiatan Tidak universitas, 4. Internet menghantarkan senyawa 3.kimia Brady elektrolit bahwa SMA, bahwa d. Mendekripsikan kemampuan larutan 2.Intisari KIMIA elektrolit menghantarkan berupa senyawa ion dan penyebab 210 Mandiri Terstruktur) KMTT - tidak ada KMTT 2 v v Tatap muka : • Siswa a. Mengidentifikasi berkumpul pada kelompoknya masing-masing, • Siswa menyiapkan alat dan yang bahan digunakan dalam praktikum, • Masing-masing kelompok bekerja v sifat- v 2 jam a. Teknik v Sumber : sifat larutan non elektolit penilaian : dan observasi dan, senior tugas kelompok. school elektrolit melalui praktikum, b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non 1. Chemistry for b. Bentuk penilaian high (bilingual), : J.M.C.Johari elektrolit dan elektrolit keterampilan dan berdasarkan dan keaktifan. Rachmawati, hantaran sifat listriknya M. Esis, hal 198- melalui praktikum. 210 2.Intisari KIMIA saling untuk sama SMA, selama praktikum Nahadi, berlangsung sesuai Pustaka Setia, dengan prosedur. hlm 144 – 147 3. • Masing-masing universitas, kelompok mencatat kimia Brady hasil 3. Internet praktikum. • Masing-masing 3 kelompok membersihkan alat dan bahan yang telah digunakan. Penugasan terstruktur • Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui praktikum yang telah dilakuka • Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik pada praktikum yang telah dilakukan . 4 Semarang, 5 Januari 2011 Peneliti Guru Mata Pelajaran Kimia Dra. Kanti Septiyati NIP. 19640310 199403 2 002 Ziyadatul A’mal NIM. 73711023 Mengetahui Kepala Sekolah MAN 1 Semarang Drs. H. Syaefudin, M. Pd NIP. 19651015 199203 1 003 5 Lampiran 9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL 1. IDENTITAS MATA PELAJARAN Sekolah : MAN 1 SEMARANG Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Tahun pelajaran : 2010 / 2011 Pertemuan : 1 (satu) 2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi 3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. 4. INDIKATOR : a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik d. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 5. TUJUAN PEMBELAJARAN : a. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan b. Siswa dapat mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya 1 c. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik d. Siswa dapat mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 6. MATERI AJAR Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit 7. ALOKASI WAKTU 1 kali pertemuan (2 x 45 menit) 8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN 1. Model : active learning 2. Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab dan penugasan 3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori 9. KEGIATAN PEMBELAJARAN Langkah – langkah Pembelajaran: No Kegiatan Pembelajaran 1 TATAP MUKA waktu 5 mnt a. Persensi b. Apersepsi Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut: Apa yang kalian ketahui mengenai larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Tanya jawab Kegiatan Awal (pendahuluan) • Metode Bagaimana suatu larutan dapat dikelompokkan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2 • Aplikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan seharihari. 2 75 mnt Kegiatan inti jawab Eksplorasi • Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Elaborasi • Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning. • Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Siswa melontarkan pertanyaan kepada guru tentang materi yang telah dijelaskan. Konfirmasi • Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung. 3 Tanya 10 Penutup : mnt 1. Evaluasi / Tanya jawab 2. Penenangan / Pendingan Penugasan terstruktur : • Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Menjelaskan penyebab kemampuan menghantarkan arus listrik. 3 larutan elektrolit • Mendeskripsikan bahwa larutan dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. (Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur )KMTT : -Tidak ada KMTT 10. PENILAIAN HASIL BELAJAR Kognitif Prosedur tes : a) Tes awal (pre-test) b) Tes akhir (post-test) 11. SUMBER BELAJAR a. : Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis, hlm 198-210 b. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147 c. Kimia untuk universitas, Brady d. Internet Semarang, 11 Januari 2011 Peneliti Guru Mata Pelajaran Kimia Dra. Kanti Septiyati NIP. 19640310 199403 2 002 Ziyadatul A’mal NIM. 73711023 Mengetahui Kepala Sekolah MAN 1 Semarang Drs. H. Syaefudin, M. Pd NIP. 19651015 199203 1 003 4 Lampiran 10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL 1. IDENTITAS MATA PELAJARAN Sekolah : MAN 1 SEMARANG Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Tahun pelajaran : 2010 / 2011 Pertemuan : 2 (dua) 2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi 3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. 4. INDIKATOR : a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum, b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya melalui praktikum. 5. TUJUAN PEMBELAJARAN : a. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum, b. Siswa mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya melalui praktikum. 6. MATERI AJAR Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit 1 7. ALOKASI WAKTU 1 kali pertemuan (2 x 45 menit) 8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN 1. Model : active learning 2. Metode pembelajaran : praktikum, penugasan 3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori 9. KEGIATAN PEMBELAJARAN Langkah – langkah Pembelajaran: No Kegiatan Pembelajaran 1 TATAP MUKA waktu 5 mnt Metode Tanya jawab Kegiatan Awal (pendahuluan) a. Persensi b. Apersepsi Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut: • Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan? • Mengetahui gejala-gejala apa saja yang ditimbulkan pada larutan yang diuji? 2 45 mnt Kegiatan inti Eksplorasi • Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok, dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. • Siswa mendengar instruksi dari guru tantang alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum. • Siswa mendengarkan penjelasan dari gurunya mengenai tata cara 2 Praktikum, praktikum pada pengujian larutan elektrolit dan nonelektrolit. Elaborasi • Siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing, • Siswa menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum, • Masing-masing kelompok dengan kompak melakukan praktikum sesuai dengan prosedur. • Masing-masing kelompok mencatat hasil praktikum. • Masing-masing kelompok membersihkan alat dan bahan yang telah digunakan. Konfirmasi • Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu tentang pengujian larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Memotivasi siswa yang belum aktif dalam praktikum untuk aktif dalam praktikum yang berlangsung. 3 10 mnt Penutup : 1. Evaluasi / Tanya jawab 2. Penenangan / Pendingan Penugasan terstruktur : • Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui praktikum yang telah dilakukan. • Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik pada praktikum yang telah dilakukan . (Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur) KMTT : -Tidak ada KMTT 3 10. PENILAIAN HASIL BELAJAR a. Psikomotorik (terlampir) b. Afektif (terlampir) 11. SUMBER BELAJAR : 1. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis, hlm 198-210 2. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147 3. Kimia universitas, Brady 4. Internet Semarang, 18 Januari 2011 Peneliti Guru Mata Pelajaran Kimia Dra. Kanti Septiyati NIP. 19640310 199403 2 002 Ziyadatul A’mal NIM. 73711023 Mengetahui Kepala Sekolah MAN 1 Semarang Drs. H. Syaefudin, M. Pd NIP. 19651015 199203 1 003 4 Lampiran 11 KISI – KISI SOAL PRE TEST KELAS EKSPERIMEN SATUAN PENDIDIKAN : SMA MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS/ SEMESTER :X/2 MATERI POKOK : LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT JENJANG SOAL DAN STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat- KOMPETENSI DASAR 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non- larutan elektrolit dan dan elektrolit, serta reaksi oksidasi- sifat PENYEBARANNYA INDIKATOR 3.1.1 non-elektrolit Mengidentifikasi larutan elektrolit non sifat-sifat elektolit dan JUMLAH JAWABAN C1 C2 C3 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 14, 16, 21, 22, 27, 28, 29 15, 23, 6, 17 30 24, 4 E,C,B,C 11, 12, 13, 5 4 C, A, D, E 17 B,C,A,A,A,D,C,D,A, A,E,C,D,D,A,E elektrolit melalui percobaan. berdasarkan data hasil percobaan 3.1.2 redukasi Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya. 3.1.3 Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. 1 3.1.4 Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 2 20, 26, 10, 25, 18, 19, 6 A, B, A,B,E,B Lampiran 12 SOAL PRE TEST Mata Pelajaran : Kimia Pokok Bahasan : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Waktu : 30 Menit Petunjuk megerjakan soal : 1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah di sediakan 2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami dulu maknanya sebelum di jawab 3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah 4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e yang anda anggap benar 5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar Contoh : Pilihan semula : a b c d e Di betulkan :abcde 6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru 1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah…. a. Gabungan dua zat yang saling melarut b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut 2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi…. a. Larutan ionik dan elektrolit d. Larutan garam dan elektrolit b. Larutan ionik dan garam e. Larutan nonelektrolit dan garam c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit 3. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah…… a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu 4. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut…… 1 a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas b. Terurai menjadi molekul-molekul c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah d. Mempunyai derajat ionisasi = 0 e. Terdisosiasi pada larutan tertentu 5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai berikut : MgCl2 Mg2+(aq) + 2Cl-(aq) Hal ini karena…. a. Tergolong basa kuat d. Derajat ionisasi yang mendekati nol b. Konsentrasi yang besar e. Zat terlarut mengion sempurna c. Merupakan senyawa kovalen 6. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit adalah…. a. HCl, CH3COOH , dan NaCl d. KCl, NaOH, dan gula b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr e. KCl, CH3COOH, dan etanol c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl 7. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya adalah…. a. Urea dan cuka d. Etanol dan gula b. Cuka dan ammonia e. Garam dan gula c. Asam klorida dan garam dapur 8. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah…. a. HCl dan KCl d. H2SO4 dan AgCl b. H2SO4 dan HCl e. HCl dan C2H5OH c. CH3COOH dan NaCl 9. Perhatikanlah larutan berikut ! 1). Cuka 3). Gula 5). Etanol 2). Garam dapur 4). Asam sulfat Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang tidak dapat menghantarkan listrik adalah…. a. 4, 2, 3 d. 2, 1, 3 2 b. 2, 1, 4 e. 2, 4, 5 c. 1, 3, 5 10. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah…. a. HCl, senyawa kovalen polar d. C2H5OH, senyawa basa b. CH3COOH, senyawa asam e. CO(NH2)2, senyawa ion c. NaOH, senyawa kovalen polar 11. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat dialami oleh larutan… a. HCl dan C12H22O11 d. NaCl dan CO(NH2)2 b. NaOH dan C2H5OH e. Hanya HCl c. NaOH dan KCl 12. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus listrik adalah…. a. Garam dapur dan asam sulfat d. Glukosa dan ammonia b. Gula dan gliserin e. Cuka dan gula c. Etanol dan garam dapur 13. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala ini disebabkan karena…. a. Karena air bersifat polar b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik c. Air merupakan pelarut yang sangat baik d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat 14. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah…. a. Larutan CH3COOH 0,01 M d. Larutan NaCl 0,1 M b. Larutan CH3COOH 1 M e. Larutan KCl 1 M c. Larutan H2SO4 0,1 M 15. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling terang dengan jumlah mol mula-mula adalah…. 3 a. Asam asetat 0,1 mol d. Asam asetat 10 mol b. Asam asetat 1 mol e. Asam klorida 1 mol c. Asam klorida 0,01 mol 16. Perhatikanlah gambar dibawah ini ! Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah…. a. Larutan CO(NH2)2 d. Larutan NaCl b. Larutan CH3COOH e. Larutan AgCl c. Larutan C2H5OH 17. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor yang baik disebut dengan…. a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit b. Semikonduktor e. Konduksi c. Elektrolit kuat 18. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut : HCl H+(aq) + Cl-(aq) Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah …. a. Terurai menjadi molekul d. Bereaksi satu arah b. Mempunyai koefisien satu e. Menghasilkan ion-ion c. Mempunyai derajat ionisasi = 0 19. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh …. a. Elektrode yang rusak b. Derajat ionisasi 0 < d. Derajat ionisasi <1 =1 e. Ionisasi sempurna c. Mempunyai derajat ionisasi = 0 20. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut termasuk kedalam …. a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit b. Elektrolit kuat e. Larutan c. Senyawa ion 4 21. Perhatikanlah gambar berikut ini ! Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapat menyala walaupun redup. Hal tersebut dikarenakan… 1 2 3 1 2 3 a. Senyawa berbentuk padatan b. Larutan tidak dapat larut dalam air c. Larutan tidak dapat terionisasi d. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion sebagian e. Senyawa bersifat kering 22. Perhatikan gambar dibawah ! Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terang apabila elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebut disebabkan karena…. a.Larutan tersebut telah terionisasi sempurna b.Larutan tersebut adalah larutan gula c.Larutan tersebut tidak dapat terionisasi d.Jika harga larutan diatas = 0 e.Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna 23. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yang terjadi adalah … a. Lampu akan menyala dengan terang b. Lampu akan redup c. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gas d. Lampu redup namun gelembung gas banyak e. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas 24. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya … a. Larutan gula dapat menghantarkan listrik b. Urea termasuk larutan elektrolit lemah c. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terang d. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuat e. Cuka tidak dapat menyalakan lampu 25. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah … a. Asam klorida dan etanol d. Cuka dan urea b. Ammonia dan asam sulfat e. Asam nitrat dan glukosa c. Asam asetat dan glukosa 26. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah … a. Asam nitrat (HNO3) d. Cuka 5 b. Natrium klorida (NaCl) e. glukosa c. Ammonia (NH3) 27. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah … a. Asam sulfat d. Urea b. Asam asetat e. Alkohol c. Etanol 28. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit … a. Garam d. Urea b. Asam e. Cuka c. Basa 29. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah … a. Cuka dan gula d. Alkohol dan cuka b. Garam dan gula e. Gula dan etanol c. Garam dan cuka 30. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapi keduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji … a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu B b. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu B c. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu B d. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu B e. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B 6 LEMBAR JAWAB NO. A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 B C D Nama : NIS : Mata Pelajaran : E NO. A 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 7 B C D E lampiran 12.1 JAWABAN 1. B 16. D 2. C 17. C 3. A 18. E 4. A 19. B 5. E 20. A 6. E 21. D 7. D 22. A 8. A 23. E 9. D 24. C 10. A 25. B 11. C 26. B 12. A 27. A 13. D 28. D 14. E 29. C 15. C 30. B 8 Lampiran 13 KISI – KISI SOAL POST TEST KELAS EKSPERIMEN SATUAN PENDIDIKAN : SMA MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS/ SEMESTER :X/2 MATERI POKOK : LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR JENJANG SOAL DAN PENYEBARANNYA INDIKATOR C1 3. Memahami 3.1 Mengidentifikasi C2 1, 2, 3, 4, 3.1.1 Mengidentifikasi JUMLAH JAWABAN C3 7, 17, 22, 16 20, 10, 12 26, 27 B, C, A, A, A, C, B, DC, sifat-sifat sifat larutan non- sifat-sifat larutan non 8, larutan non- elektrolit elektolit dan elektrolit 23, 24, A, D, E, D, elektrolit dan elektrolit melalui percobaan. E, D, A elektrolit, berdasarkan data serta hasil percobaan reaksi dan 3.1.2 Mengelompokan larutan 6, kedalam oksidasi- larutan non elektrolit redukasi dan elektrolit berdasarkan sifat 1 29 9, 30 21 4 E, D, B, C, hantaran listriknya. 13, 16, 14, 3.1.3 Menjelaskan 5 5 penyebab kemampuan 18 larutan C, A, C, D, E, elektrolit menghantarkan arus listrik. 25, 28 3.1.4 Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa senyawa ion dan kovalen polar. 2 15 11, 19 5 A, B, A, E, B Lampiran 14 SOAL POST TEST Mata Pelajaran : Kimia Pokok Bahasan : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Waktu : 30 Menit Petunjuk megerjakan soal : 1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah di sediakan 2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami dulu maknanya sebelum di jawab 3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah 4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e yang anda anggap benar 5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar Contoh : Pilihan semula : a b c d e Di betulkan :abcde 6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru 1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah…. a. Gabungan dua zat yang saling melarut b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut 2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi…. a. Larutan ionik dan elektrolit d. Larutan garam dan elektrolit b. Larutan ionik dan garam e. Larutan nonelektrolit dan garam c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit 3. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut…… a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas b. Terurai menjadi molekul-molekul c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah d. Mempunyai derajat ionisasi = 0 e. Terdisosiasi pada larutan tertentu 1 4. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling terang dengan jumlah mol mula-mula adalah…. a. Asam asetat 0,1 mol d. Asam asetat 10 mol b. Asam asetat 1 mol e. Asam klorida 1 mol c. Asam klorida 0,01 mol 5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai berikut : MgCl2 Mg2+(aq) + 2Cl-(aq) Hal ini karena…. a. Tergolong basa kuat d. Derajat ionisasi yang mendekati nol b. Konsentrasi yang besar e. Zat terlarut mengion sempurna c. Merupakan senyawa kovalen 6. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit adalah…. a. HCl, CH3COOH , dan NaCl d. KCl, NaOH, dan gula b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr e. KCl, CH3COOH, dan etanol c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl 7. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah…. a. HCl dan KCl d. H2SO4 dan AgCl b. H2SO4 dan HCl e. HCl dan C2H5OH c. CH3COOH dan NaCl 8. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah…… a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu 9. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya adalah…. a. Urea dan cuka d. Etanol dan gula b. Cuka dan ammonia e. Garam dan gula c. Asam klorida dan garam dapur 2 10. Perhatikanlah larutan berikut ! 1). Cuka 3). Gula 5). Etanol 2). Garam dapur 4). Asam sulfat Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang tidak dapat menghantarkan listrik adalah…. a. 4, 2, 3 d. 2, 1, 3 b. 2, 1, 4 e. 2, 4, 5 c. 1, 3, 5 11. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut : HCl H+(aq) + Cl-(aq) Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah …. a. Terurai menjadi molekul d. Bereaksi satu arah b. Mempunyai koefisien satu e. Menghasilkan ion-ion c. Mempunyai derajat ionisasi = 0 12. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah…. a. Larutan CH3COOH 0,01 M d. Larutan NaCl 0,1 M b. Larutan CH3COOH 1 M e. Larutan KCl 1 M c. Larutan H2SO4 0,1 M 13. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor yang baik disebut dengan…. a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit b. Semikonduktor e. Konduksi c. Elektrolit kuat 14. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala ini disebabkan karena…. a. Karena air bersifat polar b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik c. Air merupakan pelarut yang sangat baik d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat 3 15. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah…. a. HCl, senyawa kovalen polar d. C2H5OH, senyawa basa b. CH3COOH, senyawa asam e. CO(NH2)2, senyawa ion c. NaOH, senyawa kovalen polar 16. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus listrik adalah…. a. Garam dapur dan asam sulfat d. Glukosa dan ammonia b. Gula dan gliserin e. Cuka dan gula c. Etanol dan garam dapur 17. Perhatikanlah gambar dibawah ini ! Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah…. a.Larutan CO(NH2)2 d. Larutan NaCl b.Larutan CH3COOH e. Larutan AgCl c.Larutan C2H5OH 18. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat dialami oleh larutan… a. HCl dan C12H22O11 d. NaCl dan CO(NH2)2 b. NaOH dan C2H5OH e. Hanya HCl c. NaOH dan KCl 19. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh …. a. Elektrode yang rusak b. Derajat ionisasi 0 < d. Derajat ionisasi <1 =1 e. Ionisasi sempurna c. Mempunyai derajat ionisasi = 0 20. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah … a. Asam sulfat d. Urea b. Asam asetat e. Alkohol c. Etanol 21. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya … a. Larutan gula dapat menghantarkan listrik b. Urea termasuk larutan elektrolit lemah 4 c. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terang d. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuat e. Cuka tidak dapat menyalakan lampu 22. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yang terjadi adalah … a. Lampu akan menyala dengan terang b. Lampu akan redup c. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gas d. Lampu redup namun gelembung gas banyak e. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas 23. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah … a. Cuka dan gula d. Alkohol dan cuka b. Garam dan gula e. Gula dan etanol c. Garam dan cuka 24. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah … a. Asam klorida dan etanol d. Cuka dan urea b. Ammonia dan asam sulfat e. Asam nitrat dan glukosa c. Asam asetat dan glukosa 25. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut termasuk kedalam …. a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit b. Elektrolit kuat e. Larutan c. Senyawa ion 26. Perhatikanlah gambar berikut ini ! Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapat menyala walaupun redup. Hal tersebut dikarenakan… a. Senyawa berbentuk padatan b. Larutan tidak dapat larut dalam air c. Larutan tidak dapat terionisasi d. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion sebagian e. Senyawa bersifat kering 1 2 3 5 27. Perhatikan gambar dibawah ! Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terang apabila elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebut disebabkan karena…. a. Larutan tersebut telah terionisasi sempurna b. Larutan tersebut adalah larutan gula c. Larutan tersebut tidak dapat terionisasi d. Jika harga larutan diatas = 0 e. Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna 28. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah … a. Asam nitrat (HNO3) d. Cuka b. Natrium klorida (NaCl) e. glukosa c. Ammonia (NH3) 29. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit … a. Garam d. Urea b. Asam e. Cuka c. Basa 30. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapi keduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji … a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu B b. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu B c. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu B d. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu B e. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B 6 LEMBAR JAWAB NO. A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 B C D Nama : NIS : Mata Pelajaran : E NO. A 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 7 B C D E Lampiran 14.1 JAWABAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. B C A C E E A A D D E E C D A 16. A 17. D 18. C 19. B 20. A 21. C 22. E 23. C 24. B 25. A 26. D 27. A 28. B 29. D 30. B 8 Lampiran 16 KISI-KISI TANGGAPAN TERHADAP MEDIA VIDEO Variabel Media Video Sub INDIKATOR Variabel 1. Pesan yang A. Intrinsik disampaikan melalui media video sesuai dengan materi yang diajarkan. 2. Media video yang diterapkan sangat aplikatif dan disertai dengan contoh-contoh yang sering ditemukan dalam kehidupan seharihari. 3. Media video yang diterapkan disertai dengan percobaan. NO. SOAL Positif Negatif 3, 5 1. Media video yang B. diterapkan sesuai Ekstrinsik dengan kebutuhan belajar masa kini. 2. Adanya perlengkapan yang mendukung pemakaian media video. 3. Adanya lingkungan belajar yang kondusif selama pembelajaran kimia berlangsung. Jumlah JUMLAH SOAL 2 2, 4 1, 6 4 9, 10 7, 8 4 12, 15 13, 14 4 11 20 2 19, 16 17, 18 4 10 10 20 Lampiran 17 TANGGAPAN TERHADAP MEDIA VIDEO KIMIA NAMA : KELAS / NO. ABSEN : Petunjuk pengisian 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya 2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara 3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sebelum anda mengisi 4. pilih satu kreteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan cara memberi ( ) “cek” pada salah satu kreteria sekor 5. tanyakanlah jika ada kesulitan Keterangan : SS : Sangat setuju S : Setuju N : Netral/Tidak punya pendapat TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju No 1. Pertanyaan Media video yang diterapkan sangat membosankan Media video yang diterapkan sangat 2. menarik Pesan yang disampaikan melalui media 3 video tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Media video yang diterapkan disertai 4. dengan penjelasan yang mudah dipahami. 1 SS S N TS STS Pesan yang disampaikan melalui media 5. video memacu keingintahuan yang besar. Pesan yang disampaikan melalui media 6. video sulit untuk dipahami. Media 7. yang diterapkan tidak menambah semangat belajar. Pesan yang disampaikan tidak aplikatif 8. sehingga menurunkan motivasi belajar. Media video yang ditampilkan disertai 9. dengan percobaan mempermudah sehingga siswa dalam memahami materi. Media video yang diterapkan sangat 10. aplikatif dengan contoh-contoh yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya 11. perlengkapan pendukung sehingga media video dapat dijadikan media pembelajaran. Media video 12. merupakan alternatif media yang mempermudah guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Media 13. yang diterapkan ketinggalan zaman. Media 14. video video tidak efektif jika digunakan dalam proses belajar karena bersifat abstrak. Media video yang diterapkan dalam 15. kegiatan belajar mengajar sangat 2 inovatif. Media video membuat kondisi kelas 16. aktif sehingga memberikan pengalaman baru bagi siswa. Media video yang diterapkan membuat 17. kondisi kelas tidak kondusif. Media video membuat siswa tidak 18. mandiri dalam mencari sumber belajar yang lain. Media video memberikan langkah 19. awal bagi siswa dalam memperluas pengetahuannya tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. Media video sulit untuk diterapkan 20. karena membutuhkan perlengkapan yang rumit. Semarang,……………2011 Observer ……………………………… 3 Lampiran 17.1 JAWABAN TANGGAPAN TERHADAP VIDEO KIMIA Nomor soal positif Keterangan SS Nilai 5 S 4 N 3 TS 2 STS 1 Nomor soal negatif Keterangan SS Nilai 1 S 2 N 3 TS 4 STS 5 N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 TS 4 2 4 2 2 4 4 4 2 2 STS 5 1 5 1 1 5 5 5 1 1 No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SS 1 5 1 5 5 1 1 1 5 5 S 2 4 2 4 4 2 2 2 4 4 4 SS 5 5 1 1 5 5 1 1 5 1 S 4 4 2 2 4 4 2 2 4 2 N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 TS 2 2 4 4 2 2 4 4 2 4 STS 1 1 5 5 1 1 5 5 1 5 Lampiran 19 PROSEDUR PRAKTIKUM DAYA HANTAR LISTRIK DALAM LARUTAN A. Tujuan Mengamati sifat daya hantar listrik pada beberapa larutan B. Alat dan Bahan 1. Alat a. Gelas kimia500 mL b. Baterai 4 buah, c. Bola lampu, d. Kabel. 2. Bahan a. Air, b. Air jeruk, c. Air sabun, d. Larutan garam, e. Larutan asam cuka f. Larutan gula C. Cara Kerja 1. Susunlah alat uji elektrolit seperti gambar dibawah ini ! 2. Masukkan 100 mL larutan garam kedalam gelas kimia! 3. Celupkan elektrode kedalam larutan garam tersebut dan amati nyala lampu serta gelembung gas yang ditimbulkan disekitar batang elektrode! 4. Bersihkan kedua batang elektrode dengan air dan keringkan! Dengan cara yang sama, lakukan percobaan yang sama pada larutan yang tersedia! D. Hasil Percobaan No Larutan 1. Air 2. Air jeruk 3. Air sabun 4. Lart garam 5. Lart as cuka 6. Lart gula Nyala Lampu Gelembung Jenis Gas Larutan E. Pertanyaan 1. Sebutkan ciri-ciri larutan elektrolit dan nonelektrolit ? 2. Larutan apasaja yang termasuk elektrolit dan nonelektrolit ? F. Kesimpulan ………… Lampiran 20 KISI-KISI ANGKET BELAJAR KIMIA Variabel Hasil Belajar Sub INDIKATOR Variabel 1. Adanya hasrat dan A. Intrinsik keinginan belajar kimia. 2. Adanya kebutuhan dalam belajar kimia. 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan dalam mempelajari kimia NO. SOAL Positif Negatif 3, 11 1, 8 1. Adanya inovasi B. media yang Ekstrinsik digunakan dalam pembelajaran kimia sehingga materi lebih mudah dipahami. 2. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. 3. Adanya lingkungan belajar yang kondusif selama pembelajaran kimia berlangsung. Jumlah 9, 13 JUMLAH SOAL 4 2, 5, 2 4, 14 6, 15 4 3 7 10 12 2 17, 20 16, 18, 19 5 10 10 20 Lampiran 21 ANGKET BELAJAR KIMIA NAMA : KELAS / NO. ABSEN : Petunjuk pengisian 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya 2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara 3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sebelum anda mengisi 4. pilih satu kriteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan cara memberi ( ) “cek” pada salah satu kriteria skor 5. tanyakanlah jika ada kesulitan Keterangan : SS : Sangat setuju S : Setuju N : Netral/Tidak punya pendapat TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju No 1. Pertanyaan Saya sangat senang belajar kimia karena menarik. Saya belajar kimia apabila ada tugas 2. Saya tidak suka belajar kimia karena 3 sangat rumit. Saya giat belajar kimia agar dapat 4. meraih cita-cita. Saya 5. belajar kimia jika guru memberikan nilai yang baik. 1 SS S N TS STS Saya belajar kimia jika menghadapi 6. ujian akhir. Saya tidak tertarik belajar kimia karena 7. media yang diterapkan tidak inovatif. Saya belajar kimia dengan sungguh- 8. sungguh secara rutin. Saya tertarik belajar kimia dengan 9. media yang diterapkan. Saya senang belajar kimia karena 10. adanya praktikum. Saya malas belajar rutin dan teratur 11. pelajaran kimia Saya malas belajar kimia dengan 12. praktikum karena hanya membuang waktu. Saya tertarik belajar kimia dengan alat 13. peraga yang digunakan dlaam pembelajaran. Saya 14. mempelajari kimia untuk diterapkan dalam kehidupan seharihari. Saya tidak senang belajar kimia karena 15. tidak ada manfaatnya. Saya malas belajar kimia karena guru 16. tidak dapat menjelaskan materi dengan jelas Saya tertarik belajar kimia karena guru 17. penjelasan guru sangat aplikatif Saya bosan belajar kimia karena guru 18. tidak aplikatif sehingga materi sulit 2 dipahami. Saya malas mencari informasi yang 19. berhubungan dengan materi kimia melalui referensi-referensi lain. Saya 20. bersemangat belajar kimia dengan praktikum karena memberikan gambaran yang nyata mengenai materi. Semarang,……………2011 Observer ……………………………… 3 Lampiran 21.1 JAWABAN ANGKET BELAJAR KIMIA Nomor soal positif Keterangan SS Nilai 5 S 4 N 3 TS 2 STS 1 Nomor soal negatif Keterangan SS Nilai 1 S 2 N 3 TS 4 STS 5 N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 TS 2 2 4 2 4 4 4 2 2 2 STS 1 1 5 1 5 5 5 1 1 1 No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SS 5 5 1 5 1 1 1 5 5 5 S 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 SS 1 1 5 5 1 1 5 1 1 5 S 2 2 4 4 2 2 4 2 2 4 N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 TS 4 4 2 2 4 4 2 4 4 2 STS 5 5 1 1 5 5 1 5 5 1 Lampiran 23 DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS EKSPERIMEN Kondisi siswa saat pre-test berlangsung Proses pembelajaran dengan menggunakan media video Aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung dengan eksperimen larutan elektrolit dan nonelektrolit pada media video Kondisi siswa saat diskusi Aktivitas siswa saat post-test berlangsung Lampiran 24 DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS KONTROL Proses Pembelajaran Kimia Dengan Metode Ceramah Kondisi Siswa Saat Kegiatan Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran, dimana dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan seharihari. Akibatnya anak didik pintar secara teoritis tetapi miskin secara aplikasi. Proses pendidikan kita diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki, dengan kata lain proses pendidikan kita tidak pernah diarahkan membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1 Tujuan pendidikan dan pengajaran diartikan sebagai suatu bentuk usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari siswa/mahasiswa sebagai subjek belajar, sehingga memberi arah kemana proses belajar mengajar itu harus dibawa dan dilaksanakan. 2 1 hlm. 70 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), 2 Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat : Gaung Persada, 2009), hlm. 164 1 2 Dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung dengan guru. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena tidak semua tujuan dapat tercapai hanya dengan satu strategi tertentu.3 Proses pembelajaran merupakan seperangkat kegiatan belajar yang dilakukan siswa (peserta didik), dimana kegiatan belajar dilaksanakan oleh siswa di bawah bimbingan guru. Guru bertugas merumuskan tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada saat mengajar, yang mana untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancangkan sejumlah pengalaman belajar.4 Belajar dapat disimpulkan suatu komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Dimana dalam kegiatan belajar setiap individu menggunakan tiga ranah yang berperan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi sebagian siswa. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran sulit bagi siswa sehingga banyak siswa gagal dalam belajar kimia. Pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada secara aktif mencari untuk membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep kimia. Ada juga sebagian siswa yang sangat paham pada konsep-konsep kimia, namun tidak mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 5 Dalam proses belajar mengajar tidak seluruhnya pesan/informasi yang disampaikan seorang guru dapat diserap oleh siswa dengan maksimal. 3 Retno Dwi Suyanti, op.cit, hlm. 41 - 42 Iskandar, op.cit, hlm. 98 5 Ibid, hlm. 42 4 3 Terkadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, atau tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa. 6 Fakta di lapangan terdapat beberapa kendala, antara lain kurangnya partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan berbagai media yang inovatif, yaitu kurangnya variasi dalam pengajaran serta jarangnya digunakan media yang dapat memperjelas gambaran siswa tentang materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Kendala tersebut menimbulkan motivasi yang rendah dalam diri siswa. Pembelajaran yang tidak melibatkan perhatian dan minat siswa disinyalir menjadi salah satu penyebab menurunnya nilai akademik di MAN 1 Semarang. Sehingga hasil belajar kimia belum seluruhnya mencapai nilai rata-rata KKM sebagai yang diharapkan. 7 Salah satu hal yang menjadi hambatan lain dalam proses pembelajaran kimia adalah transfer materi yang bersifat abstrak, yang mana materi tidak disajikan dalam suatu bentuk yang konkret (nyata). Hal inilah yang menyebabkan rendahnya minat siswa dalam belajar kimia pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Indikator yang harus dicapai dalam pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, antara lain : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan 2. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya 3. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik 4. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 6 7 Ibid, hlm. 82 Kanti, Septiyati, 8.15 WIB 4 5. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum, 6. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya melalui praktikum. Dari indikator diatas, maka penelitian ini pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit disajikan melalui media video dengan metode eksperimen. “Seperti halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai”.8 Media video disusun dan diimplementasikan sebagai media belajar oleh peneliti supaya dapat membantu memudahkan siswa dalam memahami materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas sehingga menjadikan ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa. 2. Kurangnya partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan berbagai media yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran. C. Penegasan Istilah Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas terhadap judul skripsi di atas, dan untuk menghindari kesalahpahaman mengenai pembahasan, 8 hlm. 48 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003), Cet. 5, 5 maka peneliti memberikan pembatasan dalam masing-masing istilah sebagai berikut : 1. Media Pembelajaran Secara harfiah kata media memiliki beberapa arti “perantara” atau “pengantar”. Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala sesuatu bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Eucation Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat memanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional. 9 Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. 2. Video “Dilihat dari sifatnya video termasuk media audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat”.10 Video membantu memberikan gambaran yang jelas mengenai materi pelajaran yang dipelajari. 3. Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit “Larutan didefinisikan campuran cairan yang dihasilkan bila padatan, cairan, atau gas melarut dalam pelarut”.11 Sedangkan “larutan elektrolit adalah senyawa atau larutannya (dalam air) dapat menghantarkan arus listrik; meliputi senyawa-senyawa asam, basa, dan garam”.12 Sedangkan “nonelektrolit adalah senyawa dimana lelehan 9 hlm. 11 Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), 10 Retno Dwi Suyanti, op.cit, hlm. 90 Collin Gem, Kamus Saku Kimia, (Jakarta : Erlangga, 1994), hlm. 179 12 Mulyono HAM, Kamus Kimia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. 4, hlm. 111 11 6 atau larutannya dalam pelarut air tidak dapat menghantarkan arus listrik. Contoh nonelektrolit adalah glukosa, sukrosa, urea, gliserin, dan sebagainya”. 13 4. Hasil Belajar “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.14 Dalam penelitian ini, aspek yang diukur antara lain aspek kognitif (pengetahuan) berupa pre-test dan post-test. D. Rumusan Masalah Peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana efektivitas media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar kimia kelas X MAN 1 Semarang? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : Untuk mengetahui efektivitas media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar kimia kelas X MAN 1 Semarang? F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peserta Didik a. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung; b. Meningkatkan motivasi peserta didik dengan diterapkannaya media video; c. Memberikan gambaran yang konkret pada peserta didik terhadap materi yang diajarkan; 13 Ibid, hlm. 296 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), hlm. 37 14 7 d. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan penerapan media video. 2. Bagi Pendidik a. Meningkatkan kreativitas pendidik dalam kegiatan belajar mengajar yaitu dengan adanya perangkat pembelajaran yang diterapkan sehingga mendapat kegiatan belajar mengajar yang bermutu; b. Pendidik mampu memberikan gambaran yang nyata dengan penyampaian materi larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui praktikum dalam bentuk media video. 3. Bagi Sekolah a. Memberikan perangkat pembelajaran kepada sekolah dalam rangka perbaikan mutu pembelajaran, khususnya bagi sekolah yang dijadikan penelitian dan sekolah lain pada umumnya; b. Sekolah dapat memilih media yang sesuai dengan standar kompetensi pada materi yang diajarkan. 4. Bagi Peneliti a. Mengetahui perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dalam proses pembelajaran kimia. b. Menambah pengalaman karena dapat mengalami secara langsung proses pembelajaran dengan media video. 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Media Video Sebagai Media Pembelajaran Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang media video, harus diketahui definisi dari media pembelajaran terlebih dahulu. Secara harfiah kata media memiliki beberapa arti “perantara” atau “pengantar”. Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala sesuatu bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Eucation Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat memanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional,1 sehingga media mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.2 Sedangkan pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. 3 Proses pembelajaran memang sangat komplek, karena ada beberapa faktor yang berpengaruh didalamnya. Dalam hal ini, salah satunya adalah proses transfer ilmu kepada peserta didik yang menjadi bahan pembaharuan secara kontinu. Suatu materi tidak dapat diserap secara sempurna oleh peserta didik apabila pesan yang disampaikan tidak dapat disajikan secara baik. 1 Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hlm. 11 2 Daryanto, Media Visual, (Bandung : Tarsito, 1993), hlm. 1 3 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm. 85 8 9 Dalam suatu proses belajar mengajar ada dua unsur penting yang saling berkaitan satu sama lain yaitu metode mengajar dan media pengajaran yang diterapkan. Pemilihan salah satu motode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pendidikan yang sesuai, meskipun masih ada yang harus diperhatikan dalam memilih media. Berikut adalah bahan pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar. a. Peranan Dan Keuntungan Media Fungsi atau peranan media dalam proses belajar mengajar, diantaranya : 1) Untuk membangkitkan motivasi; 2) Untuk meningkatkan aktivitas siswa; 3) Untuk memperjelas informasi yang disampaikan guru; 4) Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian; 5) Untuk menambah variasi teknik penyajian pelajaran; 6) Untuk menambah pengertian nyata auatu informasi; 7) Pendidikan akan lebih produktif, dapat memberikan pengalaman yang tidak diberikan oleh guru, merangsang sifat ingin tahu, dan membuka cakrawala yang lebih luas. 8) Dapat mendorong interaksi optimal antara siswa dan guru. b. Kelemahan Dalam Penggunaan Media Kelemahan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media, diantaranya : 1) Untuk memproduksi media membutuhkan dana, waktu, tenaga, dan keterampilan; 2) Perlu pemeliharaan dan perbaikan; 3) Perlu ruangan, tempat yang aman dan layak untuk penyimpanannya.4 Peranan dan kerugian yang telah dijelaskan di atas, akan memberikan gambaran kepada pendidik sebelum memanfaatkan media 4 Daryanto, op. cit, hlm. 4 - 5 10 dalam proses belajar mengajar. Tentu pemilihan media sendiri sangat terkait dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik sehingga ada hubungan diantara keduanya. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pemanfaatan media dalam proses belajar mengajar memberikan andil yang besar oleh peserta didik. Prestasi peserta didik akan meningkat dalam suatu mata pelajaran apabila peserta didik tersebut memahami benar terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Awal lahirnya peserta didik dalam menyukai suatu materi pelajaran adalah karena adanya motivasi, adanya dorongan yang membuat rasa senang peserta didik dalam mempelajari materi tersebut. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan stimulan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.5 Selain adanya motivasi yang menjadi pemicu para peserta didik dalam mempelajari sesuatu perlu diperhatikan pula yaitu dengan membuat suatu pembelajaran lebih konkret. Menurut Ibrahim, juga mengungkapkan bahwa media bertujuan untuk memahami makna lebih tepat, karena berkaitan langsung dengan indera peserta didik. Sebagaimana definisi yang dijelaskan oleh Ibrahim Nashir dalam karyanya yang berjudul Muqoddimah Fi Tarbiyah, yaitu : 5 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003), Cet. 5, hlm. 15 - 16 6 Ibrahim, Nashir, Muqoddimah Fi Tarbiyah, ( Aman: Ardan, tt), hlm. 169. 11 (Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang disajikan dari panca indera dengan tujuan untuk memahami makna secara teliti dan cepat) Penelitian ini memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran. Dalam proses pembelajarannya para peserta didik melakukan pembelajaran dengan metode praktikum sebagai metode pendukung dalam proses belajar mengajar. Praktikum ini sangat mendukung para peserta didik dalam mengaplikasikan materi yang telah diperoleh dengan secara nyata. Dalam proses belajar dengan praktikum inilah para peserta didik dapat mengalami secara langsung praktikum tersebut. Namun, melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan tanggung jawab terhadap hasilnya.7 Menurut Edgar Dale dalam bukunya Retno Dwi Suyanti yang berjudul strategi pembelajaran kimia mengemukakan bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa. Pada kelas eksperimen yang mana memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran sebelum praktikum dilakukan, membuat kegiatan praktikum siswa lebih terarah. Hal ini dikarenakan siswa sudah memiliki gambaran mengenai praktikum yang akan dilakukan. Inilah yang menjadi alasan mengapa hasil belajar yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang tidak 7 51 Dimyati dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm 12 menggunakan media video sebelum praktikum. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.8 abstrak verbal Lambang visual visual radio film televisi karyuawisata demonstrasi Pengalaman melalui drama Pengalaman melalui benda tiruan konkret Pengalaman langsung Gambar 2.1: Kerucut pengalaman “Media video adalah media visual gerak ( motion pictures) yang dapat diatur percepatan gerakannya (gerak dipercepat atau diperlambat).”9 Video juga merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung. Disamping itu, video menambah suatu dimensi (pandangan) baru terhadap pembelajaran, hal ini karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar bergerak pada siswa, disamping suara yang menyertainya.10 2. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit a. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit 8 hlm 85 9 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), Bambang Warsita, op. cit, hlm. 30 Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta : Gava Media, 2010), hlm 86 - 87 10 13 Salah satu pengelompokan larutan yaitu berdasarkan kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan aliran listrik. 1) Pengertian Larutan “Solutions are homogeneous mixtures of to or more substances in which the components are presents as atoms, molecules, or ions.”11 Yang berarti suatu larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih, yang mana terdiri dari adanya komponen atom, molekul ataupun ion. Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah. 12 2) Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listriknya Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Jika suatu larutan dapat menghantarkan listrik, maka larutan tersebut disebut dengan larutan elektrolit. Hal ini dikarenakan, kemampuan suatu senyawa terurai menjadi ion-ion yang dapat bergerak bebas. Contohnya adalah HCl. Bila gas HCl dilarutkan dalam air, akan terjadi reaksi sebagai berikut : HCl(g) + H2O H3O+(aq) + Cl-(aq) Reaksi semacam ini biasanya disebut reaksi ionisasi karena menghasilkan ion-ion yang sebelumnya tak ada.13 HCl dapat dipandang memberikan sebuah proton kepada H2O untuk membentuk H3O+ dan Cl-. Ion-ion positif dan negatif dibentuk 11 Spencer, L. Seanger dan Michael R. Slabaugh, Chemistry For Today (General, Organic, And Biochemistry), (Belmont, CA : Brooks/Cole, 2004), hlm 202 12 Keenan dkk, Ilmu Kimia Untuk Universitas, (Jakarta : Erlangga, 1980), hlm. 372 13 Ibid, hlm 170 14 dalam air meskipun dalam HCl murni tak satupun ada. Muatan positif H3O+ dinyatakan sebagai ion hidronium atau oksonium sedangkan muatan negatif adalah ion klorida (Cl-). 14 Banyak zat-zat yang berbentuk molekul bila dilarutkan dalam air yang sama sekali tak mempunyai kemampuan untuk terionisasi. Contohnya alkohol dan gula. Bila senyawa-senyawa ini dilarutkan dalam air, molekul-molekulnya hanya bercampur dengan molekul-molekul air membentuk larutan yang homogen tetapi larutannya tak mengandung ion-ion karena solutnya tak bereaksi dengan air solut semacam ini dinamakan nonelektrolit.15 3) Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Daya Hantarnya Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat dibagi menjadi 2 yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Sedangkan elektrolit dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah sesuai dengan skema penggolongan berikut : Gambar 2.2 Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Daya Hantarnya Skema di atas dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan tabel yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut : 14 Hardjono, Sastrohamidjojo, Kimia Dasar, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2008), Cet. 3, hlm 235 15 Ibid, hlm 172 15 Tabel 2.1 Gambaran sifat larutan dari elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit.16 Jenis Larutan Elektrolit Kuat Sifat dan Contoh Pengamatan Lain Senyawa − Terionisasi NaCl, HCl, NaOH, menyala terang Na+ + H+ HCl + Cl- n arus listrik. − Lampu NaCl Cl- sempurna. − Menghantarka Reaksi Ionisasi H2SO4, − Terdapat NaOH Na+ + OH- H2SO4 2H+ + gelembung gas KCl, dll. SO42K+ KCl + Cl- Elektrolit Lemah − Terionisasi CH3COOH, H+ sebagian − Menghantarka n arus listrik CH3COO NH4OH, + - NH4OH NH4+ + OH- − Lampu menyala redup CH3COOH HCN, HCN H+ + CN- − Terdapat gelembung gas Al(OH)3, dll Al(OH)3 Al3+ + 3OHNon Elektrolit − Tidak C6H12O6, C6H12O6 C12H22O11, C12H22O11 CO(NH2)2, CO(NH2)2 menghantarka dan C2H5OH n arus listrik C2H5OH terionisasi − Tidak 16 Budi, Utomo, “Pengelompokan Larutan Berdasarkan Jenisnya”, http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/pengelompokan_larut an_berdasarkan_jenisnya.html, ((12/2/2011)08.00 WIB), hlm 1 16 − Lampu tidak menyala − Tidak terdapat gelembung gas b. Larutan Elektrolit Dan Ikatan Kimia 1) Reaksi Ionisasi Elektrolit Kuat Dan Lemah Umumnya air adalah pelarut (solven) yang baik untuk senyawa ion. Larutan air yang mengandung suatu zat tertentu akan mengandung sifat-sifat yang khas, salah satunya adalah menghantarkan arus listrik. Sebagai contoh apabila suatu elektroda dicelupkan kedalam air murni, bola lampu tidak akan menyala karena air adalah konduktor listrik yang tidak cukup baik. Tetapi bila suatu senyawa ion yang kuat seperti NaCl dilarutkan pada air, setelah solutnya larut, bola lampu mulai menyala dengan terang.17 Karena ion klorida adalah negatif, maka ujung-ujung positif dari air akan mengelilingi sekitar ion klorida. Sekarang ion-ion klorida dikelilingi oleh sekelompok molekul air, atau dikatakan ion klorida terhidrat. Pada saat yang sama, ion natrium mengalami hidrasi yang semacam, dengan muatan negatif atau ujung oksigen dari molekul air menghadap pada ion positif natrium. Karena larutan keseluruhan harus netral, maka jumlah ion natrium terhidrat yang dibentuk harus sama dengan jumlah ion klorida yang terhidrat. Bila elektrodaelektroda positif dan negatif dimasukkan ke dalam larutan ini, maka ion-ion natrium bermuatan positif yang terhidrat ditarik ke elektroda negatif dan muatan negatif dari ion klorida terhidrat ditarik ke elektroda positif.18 Zat-zat seperti NaCl yang dalam larutan akan terdisosiasi sempurna disebut elektrolit kuat. 17 18 James, E. Brady, op. cit, hlm 169 Hardjono, Sastrohamidjojo, op. cit, hlm. 234 17 Diantara elektrolit kuat dan nonelektrolit ada sejumlah senyawa yang disebut elektrolit lemah. Senyawa-senyawa ini menghasilkan larutan yang menghasilkan listrik, tetapi lemah sekali. Contohnya asam asetat HC2H3O2. Bila elektrode dari alat konduktor dicelupkan kedalam larutan asam ini, nyala dari bola lampu hanya redup saja. Dalam larutan asam asetat, hanya sebagian kecil dari molekul asam asetat yang dihasilkan reaksi berikut ini berbentuk ion. HC2H3O2(aq) + H2O H3O+(aq) + C2H3O2-(aq) Pada larutan asam asetat, molekul-molekul HC2H3O2 secara tetap akan bertumbukan dengan molekul air dan setiap tumbukan ada kemungkinan sebuah proton dari molekul HC2H3O2 akan berpindah ke molekul air dan menghasilkan H3O+ serta C2H3O2- ion. Tetapi dalam larutan ini ada pertemuan antara ion asetat dan ion hidronium. Bila kedua ion ini bertemu, kemungkinan besar dari ion H3O+ akan melepaskan protonnya ke ion C2H3O2- untuk membentuk kembali molekul-molekul HC2H3O2 dan H2O.19 2) Daya Hantar Listrik Senyawa Ionik Yang dinaksud dengan ikatan ionik adalah ikatan antara ion positif dengan ion negatif dalam pembentukan suatu persenyawaannya. Gaya tarik menarik ion positif dan ion negatif itu disebabkan oleh adanya gaya elektrostatik. Terbentuknya atom menjadi ion positif dan ion negatif tergantung dari keelektronegatifannya. Sedang besarnya muatan listrik, yang disebut juga sebagai bilangan oksdasi atau valensi, tergantung jumlah elektron yang dilepas atau ditarik dengan kaidah octet, untuk membentuk konfigurasi gas mulia. Contohnya atom Kalium (no. atom 19) dapat bereaksi dengan atom Oksigen (no. atom 8) membentuk senyawa kalium oksidasi. 19 James, E. Brady, op. cit, hlm 172 18 K (2, 8, 8, 1) – 1 e O (2, 6) + 2 e Untuk membentuk K+ (2, 8, 8) O-2 (2, 8) molekul yang netral, 1 ion O-2 membutuhkan 2 ion K+, menjadi20 2 K+ + 1 O-2 K2O 3) Daya Hantar Listrik Senyawa Kovalen Di dalam struktur Lewis untuk HCl, atom Cl memperoleh konfigurasi elektron atom gas mulia. Kecenderungan atom Cl untuk menerima sebuah elektron dalam keadaan apapun selalu sama. Pembentukan ikatan antara sebuah atom H dan sebuah atom Cl pada senyawa HCl melibatkan pemakaian bersama elektron yang menghasilkan ikatan kovalen21 Senyawa kovalen terbagi menjadi senyawa kovalen non polar misalnya : F2, Cl2, Br2, I2, CH4 dan kovalen polar misalnya : HCl, HBr, HI, NH3. Dari hasil percobaan, hanya senyawa yang berikatan kovalen polar yang dapat menghantarkan arus listrik. HCl merupakan senyawa kovalen diatom bersifat polar, dimana pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih elektronegatif dibanding dengan atom H. Sehingga pada HCl, atom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif. Maka pada molekul HCl terjadi kerapatan elektron (density elektron = ke pihak Cl. Dengan kata lain karapatan ) pada pihak Cl besar membentuk momen dipol negatif, sedangkan dipihak H terjadi kelangkaan elektron, sehingga membentuk momen dipol positif. Kerapatan elektron pada HCl diganbarkan pada Gambar 2.4 20 Hiskia, Achmad, Kimia Dasar 1, (Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993), hlm. 253-258 21 Ralph, H. Petrucci dan Suminar, Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern, (Jakarta : Erlangga, 1987), hlm 273-274 19 Gambar 2.4 Struktur Lewis Senyawa HCl Pada hakikatnya polarisasi atau pengutuban muatan listrik dari suatu senyawa terjadi karena adanya perbedaan keelektronegatifan dari atom-atom yang bersenyawa. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya semakin sempurnalah terjadinya polarisasi dan ini berarti senyawa tersebut tidak lagi dapat dikatakan senyawa kovalen tetapi senyawa dengan ikatan ion. Menurut kesepakatan para ahli batasnya adalah adanya selisih keelektronegatifan lebih dari 1,7. Misalnya senyawa HCl dengan keelektronegatifan atom H adalah 2,1 dan atom Cl adalah 3,0 maka, selisih diantara keduanya adalah 0,9.22 Jadi walaupun molekul HCl bukan senyawa ion, jika dilarutkan ke dalam air maka larutannya dapat menghantarkan arus listrik karena menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas. HCl(g) + H2O(l) (g) atau HCl(aq) H3O+(aq) + Cl-(aq) atau HCl(aq) H3O+(g) + Cl- H+(aq) + Cl-(aq) Larutan HCl di dalam air mengurai menjadi kation (H+) dan anion (Cl-). Terjadinya hantaran listrik pada larutan HCl disebabkan ion H+ menangkap elektron pada katoda dengan membebaskan gas hidrogen. Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan elektron pada anoda dengan menghasilkan gas klorin.23 Perhatikan Gambar 2.5 berikut. 22 Hiskia, Achmad, op. cit, hlm. 272-273 Budi. Utomo, “Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik”, http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606377/perbedaan_larutan_b erdasarkan_daya_hanter_listrik.html, ((12/2/2011) 08.00 WIB)hlm 1 23 20 Gambar 2.5 Penguraian Larutan HCl dalam Air Namun, HCl dalam keadaan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik, hal ini karena HCl dalam keadaan murni berupa molekul-molekul tidak mengandung ion-ion, maka cairan HCl murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.24 c. Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Menggunakan Media Video Dari pembahasan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik materi di atas adalah sebagai barikut : 1) Terdapat senyawa-senyawa yang cukup rumit, seperti HCl, NaCl, H3O+ dan sebagainya pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2) Terdapat banyak penggolongan materi, seperti macam-macam larutan elektrolit dan lainnya. 3) Terdapat reaksi kimia yang terjadi, misalnya reaksi ionisasi pada garam dapur dan sebagainya. 4) Masing-masing jenis larutan mempunyai karakteristik hantarannya. 24 Asep, Jamal Nur Arifin, “Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit”, http://www.pdfchaser.com/LARUTAN-ELEKTROLIT-DAN-NON-ELEKTROLIT.html, ((12/2/2011) 08.00 WIB), hlm 19 -20 21 5) Masing-masing larutan memiliki gejala-gejala yang ditimbulkan sendiri, seperti memiliki jumlah gelembung yang ditimbulkan, nyala lampu dari masing-masing larutan, dll. 6) Pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit berhubungan pula dengan materi ikatan kimia,dan materi kimia lainnya. 7) Materi larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan salah satu materi yang dapat diperdalam dan diperjelas dengan adanya eksperimen, sehingga materi akan mudah dipahami dan keterampilan sains siswa dapat meningkat. Selain keterbatasan dari faktor materi di atas, keterbatasan pun muncul dari faktor lain yang dihadapi dalam proses belajar mengajar kimia sehingga menurunkan hasil belajar siswa, diantaranya : 1) Rendahnya motivasi siswa, adapun untuk membangkitkan motivasi siswa tersebut diperlukan suatu pembelajaran yang menyenangkan. Dimana siswa tidak merasa bosan ketika proses pembelajaran berlangsung. 2) Aktivitas siswa yang menurun, adapun untuk meningkatkan aktivitas siswa perlu melibatkan aktivitas siswa sehingga siswa tidak hanya mendengarkan materi yang disampaikan. Misalkan saja ketika pembelajaran berlangsung siswa diajak untuk berdiskusi mengenai materi yang disampaikan. 3) Informasi yang disampaikan guru kurang jelas sehingga efektivitas serta efisiensi penyampaian rendah. Adapun untuk mengatasi hal tersebut siswa diajak untuk menulis kembali materi yang telah disamapikan sehingga informasi yang telah disampaikan oleh guru dapat tertangkap oleh siswa. 4) Teknik penyajian pelajaran kurang bervariasi. Adapun untuk mengatasi keterbatasan tersebut siswa memerlukan penyajian yang berbeda dari sebelumnya sehingga pembelajaran tidak monoton. Misalkan dengan pemanfaatan media pembelajaran. 22 5) Informasi yang disampaikan tidak disajikan secara konkret. Adapun solusi yang diambil adalah menyampaikan materi yang disertai dengan contoh atau disajikan dengan eksperimen. 6) Pembelajaran yang kurang produktif. Adapun untuk menjadikan pembelajaran lebih produktif adalah dengan memberikan pengalaman yang tidak diberikan oleh seorang guru, sehingga pembelajaran tersebut dapat merangsang rasa ingin tahu siswa. 7) Interaksi siswa dan guru tidak optimal. Solusi yang diambil adalah apabila dalam penyampaian materi terjadi interaksi diantara keduanya. Misalkan dengan adanya tanya jawab setelah proses belajar mengajar berlangsung. Dari keterbatasan yang dihadapi baik dari faktor materi larutan elektrolit dan nonelektrolit maupun dari faktor lain yang telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini mencoba memberikan pemecahan dalam pembelajaran pada materi tersebut. Sehingga materi yang disampaikan akan lebih mudah diserap oleh peserta didik dan pembelajaran akan menjadi pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar.25 Oleh Karena itu, agar pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelekrolit dapat diterima dengan baik, maka peneliti mencoba memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran. Penggunaan media video dalam kegiatan pembelajaran yaitu untuk menjembatani keterbatasan pengalaman peserta didik terhadap objek yang langkahnya terlalu cepat atau lambat, memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik, memicu keterlibatan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran (melalui diskusi), mendorong 25 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm. 85 23 munculnya pola pembelajaran yang bervariasi (seperti diskusi, melakukan kajian pustaka, melakukan penelitian lapangan, membuat laporan ilmiah, presentasi dan sebagainya), dan sekaligus membuat pesan yang disampaikan sulit dilupakan oleh peserta didik.26 Media video mempunyai potensi yang besar jika dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, media video disajikan agar suatu pembelajaran lebih menarik dan membuat suatu materi lebih konkret. Sehingga peserta didik dapat secara langsung mengamati materi yang disajikan melalui media tersebut. Media video ini berisi penjelasan materi yang disertai pula dengan percobaan uji elektrolit. Adanya percobaan inilah yang memperkuat materi yang disampaikan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahan media video, diantaranya : 1) Keuntungan Media Video Keuntungan menggunakan media video antara lain : ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. 2) Kelemahan Media Video Kelemahan media video antara lain : a) Fine details artinya media tayangnya tidak dapat menampilkan obyek sampai yang sekecil-kecilnya dengan sempurna. b) Size information artinya tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran yang sebenarnya. c) Third dimention artinya gambar yang diproyeksikan oleh video umumnya berbentuk dua dimensi. 26 26 Bambang Warsita, op. cit., hlm. 32 24 d) Opposition artinya pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan siswa dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya. e) Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada didalamnya. f) Budget artinya biaya untuk membuat program video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.27 Dengan pemanfaatan media video sebagai media pembelajaran diharapkan merupakan alternatif yang sesuai dengan materi larutan elektrolit dan noneletrolit yang diajarkan. Dan dengan adanya kesesuaian antara materi yang diajarkan dengan media yang digunakan dapat berpengaruh pula pada hasil belajar yang diperoleh peserta didik. d. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya 1) Definisi Belajar Belajar (learning) adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti (Sadiman, dkk., 1986: 2). Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya. Konsep belajar sebagai suatu upaya atau proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat interaksi peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada disekitarnya. Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan nilai sikap (afektif).28 Oleh karena itu, belajar merupakan aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang 27 28 Daryanto, op. cit, hlm 90-91 Ibid. hlm. 62 25 menghasilkan perubahan-perubahan baik dalam pengetahuan, keterampilan maupun sikap. 2) Hasil Belajar “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.29 Menurut Keller, hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Ini berarti besarnya usaha adalah indikator dari adanya motivasi; sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak.30 Untuk mengungkap hasil belajar siswa pada penelitian ini dapat digunakan tiga aspek, yaitu : a) Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. 31 Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai tiap aspek sebagaimana diberikan dalam taksonomi Bloom (1956). (1) Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ngingat kembali (recall) atau menganali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. (2) Pemahaman (comprehension) Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan 29 Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), hlm. 37 30 Ibid, hlm. 39 31 Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat : Gaung Persada, 2009), hlm. 105 - 106 26 diingat. Dengan kata lain, memahami, adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnyadari berbagai segi. (3) Penerapan (application) Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teoriteori, dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret. (4) Analisis (analysis) Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagianbagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. (5) Sintesis (synthesis) Kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.32 (6) Penilaian (evaluation) Adalah kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil penilaiannya.33 b) Afektif yaitu kemampuan yang menggunakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran.34 Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan. (1) Menerima (receiving) 32 Anas, Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2008), hlm 50 - 51 33 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Putaka Pelajar, 2009), hlm. 51 34 Iskandar, op. cit, hlm. 105 - 106 27 Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena atau stimuli khusus (kegiatan dalam kelas, music, baca buku, dan sebagainya). Dipandang dari segi pengajaran, jenjang ini berhubungan dengan menimbulkan, mempertahankan, dan mengarahkan perhatian siswa. Hasil belajar dalam jenjang ini berjenjang mulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada sampai kepada minat khusus dari pihak siswa. (2) Menjawab (responding) Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya secara sukarela membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam menjawab (misalnya membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan). (3) Menilai (valuing) Jenjang ini bretalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu. Jenjang ini berjenjang mulai dari hanya sekadar penerimaan nilai (ingin memperbaiki keterampilan kelompok) sampai ke tingkat komitmen yang lebih tinggi (menerima tanggung jawab untuk fungsi kelompok yang lebih efektif). (4) Organisasi (organization) Tingkat ini berhubungan dengan menyatukna nilainilai yang berbeda, menyelesaikan / memecahkan konflik diantara nilai-nilai itu, dan mulai membentuk suatu system nilai yang konsisten secara internal. Hasil belajar bertalian dengan konseptualisasi suatu nilai (mengakui tanggung jawab tiap individu untuk memperbaiki 28 hubungan-hubungan manusia) atau dengan organisasi suatu system nilai (merencanakan suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhannya baik dalam hal keamanan ekonomis maupun pelayanan sosial). (5) Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai (characterization by a value or value complex) Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga membentuk karakteristik “pola hidup”. Jadi, tingkah lakunya menetap, konsisten, dan dapat diramalkan. Hasil belajar meliputi sangat banyak kegiatan, tapi penekanan lebih besar diletakkan pada kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau karakteristik siswa itu.35 c) Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan kreativitas. 36 (1) Persepsi (perception) adalah kemampuan hasil belajar psikomotorik yang paling rendah. Persepsi adalah kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain. (2) Kesiapan (set) adalah kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan. Misalnya kesiapan menempatkan diri sebelum lari, menari, mengetik, memperagakan, sholat, mendemonstrasikan penggunaan termometer dan sebgainya. 35 36 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), Cet. 5, hlm 117 - 118 Ibid, hlm. 105 - 106 29 (3) Gerakan terbimbing (guided response) adalah kemampuan melakukan gerakan meniru odel yang dicontohkan. (4) Gerakan terbiasa (mechanism) adalam kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model contoh.kemampuan dicapai karena latihan berulang -ulang sehingga menjadi kebiasaan. (5) Gerakan kompleks (adaption) adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan cara, urutan, dan irama yang tepat. (6) Kreativitas (origination) adalah kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada sebelumnya atau mengkombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi kombinasi gerakan yang orisinil. 37 3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kehidupan anak diantaranya, yaitu : a) Faktor Lingkungan Lingkungan adalah bagian dari didik.selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan social budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik. (1) Lingkungan Alami Lingkuang hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya. 38 Lingkungan hidup diantaranya adalah lingkungan sekolah yang baik, letak tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu 37 38 177 Purwanto, op. cit, hlm. 53 Syaiful, Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm 176- 30 belajar siswa merupakan faktor yang turut menentukan keberhasilan belajar siswa. (2) Lingkungan Sosial Budaya Lingkungan sosial budaya sekolah seperti para guru, para administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Bukan hanya itu, lingkungan sosial siswa lainnya adalah masyarakat, tetangga dan teman sepermainan disekitar tempat tinggal siswa. b) Faktor Instrumental Faktor lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa adalah faktor instrumental yang diantaranya : (1) Kurikulum Kurikulum adalah unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya. Itulah sebabnya, untuk semua mata pelajaran, setiap guru memiliki kurikulum untuk mata pelajaran yang dipegang dan diajarkan kepada peserta didik.39 Seorang guru akan memberikan materi sesuai dengan kurikulum yang telah disusun kepada siswa. Oleh karena itu, siswa akan belajar dengan keras tanpa mengenal lelah. Padahal siswa sudah lelah belajar ketika itu. Hal inilah yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik di sekolah. (2) Program Setiap sekolah memiliki program yang harus dicapai oleh setiap sekolah. Program yang guru buat akan mempengaruhi kemana proses belajar itu berlangsung. 39 Ibid, hlm 180 31 Gaya belajar siswa pun akan digiring ke suatu aktivitas belajar yang sudah dirancang sebelumnya. Namun, dalam proses belajar siswa tidak selamanya sesuai dengan yang diharapkan. Penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan belajar tentu ada, dan penyimpangan terseebutlah yang menjadi keberhasilan terhambat. Itu berarti, guru belum berhasil membelajarkan siswa yang akibatnya siswa tidak dapat menguasai materi yang diajarkan. (3) Sarana dan fasilitas Saran dan fasilitas sangat berpengaruh pada kegatan belajar siswa di sekolah. Anak didik tentu dapat belajar lebih baik dan menyenangkan apabila sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar siswa. Siswa dapat mengembangkan materi pelajaran yang dipelajari dengan fasilitas yang tersedia di sekolah. (4) Guru Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadirannya mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada peserta didik dalam kegiatan belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah. c) Kondisi Fisiologi Kondisi fisiologi pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Kondisi peserta didik yang belajar dalam kondisi kelelahan berbeda dengan peserta didik yang belajar dengan keadaan segar. Atau anak yang kekurangan gizi kemampuan dalam menyerap materi berbeda dengan anak yang berkecukupan gizi. Hal ini sangat penting dan tentu dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang dicapai peserta didik. d) Kondisi Psikologi 32 Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh diantaranya : 1) Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.40 Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal yang lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui aktivitas yang dikerjakannya. 2) Kecerdasan Kecerdasan mempunyai peranan yang besar dalam ikut menentukan berhasil dan tidaknya seseorang dalam mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu aktivitas pengajaran. Pesera didik yang cerdas akan lebih cepat mencerna dan memahami materi yang diajarkan dibandingkan peserta didik yang mempunyai tingkat kecerdasan rendah. 3) Bakat Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Oleh karena itu, hal yang tidak bijaksana apabila orangtua memakskan kehendak nya untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya itu. Pemaksaan kehendak terhadap 40 Ibid, hlm 191 33 seorang siswa, dan juga ketidaksadaran siswa terhadap bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan keahlian tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya, akan berengaruh buruk terhadap kinerja akademik atau prestasi belajarnya.41 4) Motivasi Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. Motivasi adalah penting bagi proses belajar, karena motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu.42 e) Kemampuan Kognitif Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampaun kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir.43 B. Penelitian Yang Relevan Penulis dalam pembahasan ini akan mendeskripsikan hubungan antara penelitian yang penulis teliti dengan penelitian yang relevan dari peneliti terdahulu. Yang diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Skripsi yang disusun oleh Siti Munfa’ati (3104349) pada tahun 2009, mahasiswi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan judul “Pengaruh Sikap Siswa Dalam Pemnggunaan Media CD Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Struktur Atom Kelas X Di Madrasah Aliyah Negeri 02 Pati Tahun Ajaran 2008 / 2009.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan CD pembelajaran efektif terhadap peningkatan hasil belajar kimia materi pokok struktur atom. 41 Muhibbin, Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 5, hlm 136 42 Wasty, Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), Cet 4, hlm 121 43 Syaiful, Bahri Djamarah, op. cit, hlm 202 34 2. Skripsi yang telah disusun oleh Dewi Kurniasari (053811187) pada tahun 2009 dengan judul “Keterpaduan Media Komik Dan CD Multimedia Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Materi Pokok Protista Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Lasem Tahun 2009 – 2010.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar dan aktifitas peserta didik dengan diterapkannya media komik dan CD Multimedia. 3. Sripsi yang disusun tahun 2007 oleh Laily Atiya (3103222) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Minat Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 6 Semarang.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil belajar PAI pada siswa kelas X SMA 6 Semarang dapat meningkat dengan bantuan media audio visual yang diterapkan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, perbedaan dari penelitian sebelumnya terletak pada materi yang diambil pada penelitian ini. Penelitian sebelumnya, materi yang diteliti diantaranya struktur atom pada materi kimia, protista pada materi biologi, dan pada materi pendidikan agama islam. Sedangkan pada penelitian ini, materi yang diteliti adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit. Letak perbedaan lain dengan penelitian sebelumnya adalah pada sampel siswa pada penelitian masing-masing, perbedaan sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Dari perbedaan-perbedaan tersebut, maka penelitian ini mengambil judul “pengembangan media video kimia sebagai media pembelajaran terhadap hasil belajar kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X MAN I Semarang”. dengan harapan hasil belajar yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan. 35 C. Rumusan Hipotesis “Hipotesis memang berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya “dibawah” dan “thesa” yang artinya kebenaran“.44 Hipotesis sangat penting adanya, sebab penelitian akan berjalan sesuai hipotesis yang dirumuskan sehingga hipotesis tersebut dapat terjawab. Sehubungan dengan pengertian hipotesis tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah : = Apakah media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit efektif dalam meningkatkan hasil belajar kimia kelas X MAN 1 Semarang. 44 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 71 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Untuk memperoleh data tentang pemanfaatan media video kimia sebagai media pembelajaran pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit, penelitian dilaksanakan : Waktu penelitian : Tanggal 4 Januari s/d 2 Februari 2011 Tempat penelitian : MAN 1 Semarang B. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. 1 Variabel pada penelitian ini adalah : 1. Variabel Independen Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).2 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X1) adalah efektivitas media video kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2. Variabel Dependen Variabel ini sering disebut dengan variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. 3 Dalam penelitian ini variabel terikatnya (X2) adalah hasil belajar yang diperoleh peserta didik kelas X MAN 1 Semarang. 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung : Alphabet, 2008), hlm. 60 2 Ibid, hlm 61 3 Ibid, hlm 61 36 37 C. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah terutama dalam bidang pendidikan.4 Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode analisis data secara kuantitatif. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain, sehingga dalam penelitian ini metode penelitian eksperimen digunakan untuk mengetahui pengaruh dari media video kimia terhadap hasil belajar kimia. Penelitian ini dititik beratkan pada pemanfaatan media video kimia sebagai media pembelajaran. Bentuk desain eksperimen yang dilakukan adalah pretest-posttest control group desain yaitu dapat digambarkan sebagai berikut : R O1 X O2 R O3 O4 Desain ini terdapat dua kelas yang dipilih secara cluster random sampling, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O1 – O2) – (O3 – O4).5 Desain eksperimen ini dapat diterapkan pada penelitian dengan masingmasing kelas baik eksperimen maupun kelas kontrol diberi perlakuan pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dari masingmasing kelas dengan mengganggap semua sama/identik artinya tidak ada faktor-faktor lain yang berperan pada seluruh peserta didik dari masing4 5 Ibid, hlm 6 Ibid hlm. 112-113 38 masing kelas sehingga dapat mempengaruhi hasil dari pretest tersebut. Selanjutnya dalam proses belajar mengajar, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan media video kimia sebagai media pembelajaran sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan media video kimia sebagai alat bantu pembelajaran. Perlakuan yang diterima oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian diukur kembali dengan posttest, hasil dari posttest inilah yang akan menjawab, apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen yang mana kelas tersebut menggunakan media video kimia sebagai media pembelajaran dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan media video kimia sebagai media pembelajaran. Desain penelitian dapat diperjelas pada Tabel 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.1. Desain Penelitian Eksperimen Kelas Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O1 X O2 Kontrol O3 O4 Keterangan: O1 = nilai pretest yang diberi perlakuan. O2 = nilai posttest yang diberi perlakuan. O3= nilai pretest yang tidak diberi perlakuan. O4= nilai posttest yang tidak diberi perlakuan. Signifikansi perbedaan perubahan rata-rata (dapat diketahui dengan jalan mengurangi perubahan rata-rata kelas coba dengan perubahan ratarata kelas pengendali) ditetapkan dengan suatu tes statistik yang sesuai.6 6 Arief, Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007), Cet. 3, hlm 380-381 39 D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti, dan yang nantinya akan dikenai generalisasi. Generalisasi adalah suatu cara pengambilan kesimpulan terhadap kelas individu yang lebih luas jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh dari sekelas individu yang sedikit jumlahnya.7 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X semester genap MAN I Semarang tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 11 kelas dan masing-masing kelas berjumlah 40 peserta didik. Sehingga secara keseluruhan populasinya berjumlah 440 peserta didik. Populasi pada penelitian ini diasumsikan, sebagai berikut : a. Terdapat 11 kelas yang masing-masing jumlahnya sama yaitu 40 peserta didik. b. Peserta didik mendapatkan fasilitas sama dari sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh para peserta didik. c. Peserta didik mendapatkan materi yang sama dan guru yang sama pula. d. Kemampuan dasar yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik sama. 2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian kecil individu yang dijadikan wakil dalam peenelitian. Sampel yang baik (biasa disebut sampel yang mewakili atau representatif) adalah sampel yang anggota-anggotanya mencerminkan sifat dan ciri-ciri yang terdapat pada populasi. Bahkan sangat diharapkan keadaan sampel dapat merupakan miniature dari populasi. 8 Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah cluster random sampling, dimana dilakukan secara acak tanpa memperhatikan 7 Tulus, Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, (Malang : Universitas Muhammadiyah Malang, 2004), Cet. 2, hlm. 12 8 Ibid, hlm 12 40 tingkatan yang ada dalam populasi. Teknik ini menerapkan azas tanpa pilih-pilih. Siapa saja yang menjadi anggota populasi punya kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Dalam pertimbangan populasi yang berjumlah 440 peserta didik dengan 11 jumlah kelas maka, dipilih 2 kelas yang berfungsi sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari 11 kelas yang ada, terpilih kelas X 6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X 7 sebagai kelas kontrol. Pada proses pembelajaran, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran, sebaliknya kelas kontrol tidak memanfaatkan media video namun menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajarannya. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut : a. Metode Tes “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelas”.9 Fungsi tes secara umum, ada dua macam fungsi yaitu : 1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. 2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai. 10 9 Ibid, hlm. 150 Anas, Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2008), hlm 67 10 41 Metode tes digunakan untuk mengetahui aspek kognitif peserta didik. Dengan adanya tes akan membantu sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Tes yang digunakan meliputi pretest dan posttest. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.11 Dalam penelitian ini dokumen yang dikumpulkan adalah berupa data siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, gambar yang mewakili adanya proses belajar mengajar yang berlangsung. c. Metode Angket Metode yang digunakan untuk mengetahui aspek afektif siswa. Dalam penelitian ini, kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji menggunakan angket untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai pada pembelajaran dari segi sikap. d. Metode Observasi Metode yang digunakan untuk mengukur ketrampilan siswa dalam kegiatan praktikum yaitu pada segi psikomotorik siswa. Pada aspek inilah akan pula diketahui hasil belajar siswa yang dicapai, sehingga akan diketahui antara hasil belajar dikedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Instrumen Penelitian a. Tahap Pendahuluan 1) Tahap Persiapan yaitu tahap pembuatan tes Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes objektif yaitu berupa tes pilihan ganda (multiple choice test). Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengeertian yang belum lengkap. Atau multiple choice test terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban 11 Ibid, hlm221 42 atau alternative (options). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor). Langkah-langkah dalam penyusunan multiple choice test adalah sebagai berikut : a) Menentukan tujuan yang akan dicapai dalam mengadakan tes. b) Mengadakan pembatasan materi yang akan diteskan. Materi tes dalam penelitian ini adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit. c) Menentukan jumlah butir soal yang akan diteskan. Sesuai dengan kisi-kisi soal, jumlah keseluruhan soal 50 butir. d) Menentukan kemungkinan jawaban (options). Kemungkinan jawaban dalam penelitian ini ada 5 pilihan jawaban. e) Menentukan kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan standar kompetensi. f) Menentukan jumlah waktu yang tersedia untuk mengerjakan soal. Waktu yang disediakan dalam mengerjakan soal adalah 90 menit. 2) Tahap Uji Coba Pelaksanaan uji coba instrumen berupa soal akan diberikan kepada peserta didik yang sudah pernah mendapat materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Dalam penelitian ini, uji coba soal dilakukan pada kelas X1 IPA 4 yang berjumlah 28 peserta didik. Alat tes tertulis yang diberikan berupa soal-soal pilihan ganda yang berjumlah 50 soal. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui validitas, daya pembeda, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal dari soal yang diujikan. 3) Analisis Perangkat Tes Langkah selanjutnya setelah uji coba soal adalah menganalisis hasil tes. Hal ini sangatlah penting karena dapat menggungkap hasil belajar peserta didik. Soal yang telah diujikan, kemudian 43 dianalisis untuk mengetahui validitas soal, daya pembeda, tingkat kesukaran dan realibilitas dari soal tersebut. a) Analisis Validitas Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah “sahih’. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran pada soal yang diuji adalah teknik korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukan oleh Pearson, yaitu: r xy = {N ∑ X N ∑ XY - (∑ X 2 − (∑ X ) 2 )(∑ }{N ∑ Y Y) 2 − (∑ Y ) 2 } Dimana: Rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. n = jumlah seluruh peserta didik yang mengikuti tes X = jumlah skor benar pada item X Y = jumlah skor total XY = jumlah hasil kali antara X dan Y Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa diberikan dengan 1 (bagi item yang dijawab benar) dan 0 (item yang dijawab salah), sedangkan skor total selanjutnya merupakan jumlah dari skor untuk semua item yang membangun soal tersebut.12 b) Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan rendah). Dengan rumus sebagai berikut: D = BA JA Keterangan: 12 Suharsimi, Arikunto, op.cit, hlm. 64 - 76 − BB JB 44 DP = daya pembeda BA = banyaknya peserta kelas atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab benar JA = banyaknya peserta kelas atas JB = banyaknya peserta kelas bawah c) Tingkat Kesukaran Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal adalah indeks kesukaran ( difficulty index ). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Dengan rumus sebagai berikut: B JS = P Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes d) Reliabilitas Reliabilitas adalah “ajeg atau tetap” artinya ketepatan masalah hasil tes. Dengan rumus K.R 20 sebagai berikut: r 11 = k k - 1 S 2 − ∑ S 2 pq Dan rumus varians sebagai berikut : = Keterangan: r11 = reabilitas tes secaar keseluruhan p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar 45 q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1–p) pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q k = banyaknya item s = standar deviasi dari tes. Standar deviasi (s) dapat didapat menggunakan rumus berikut : s= Keterangan : s = Standar Deviasi X = Simpangan X dari x, yang dicari dari X - x N = Banyaknya subjek pengikut tes.13 F. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini untuk menganalisis data peneliti menggunakan teknik uji t pada hasil belajar peserta didik. Namun, sebelum menganalisis data dengan teknik tersebut, terlebih sampel harus diuji dengan uji normalitas, homogenitas pada analisis tahap awal dan uji analisis deskriptif efektivitas analisis pada tahap akhir. 1. Analisis Tahap Awal a. Uji Normalitas Data Pretest Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal ataukah tidak. Uji ini digunakan apabila peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan proporsi subjek, objek, kejadian, dan lain- lain. Pengujiannya menggunakan rumus Chi-kuadrat. Rumus yang dipakai adalah:14 13 Ibid, hlm. 86 - 113 Sanbas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), hlm.76. 14 46 k (oi − ei )2 i =1 ei χ2 = ∑ k ( fo − fh)2 i =1 fh =∑ Keterangan : : normalitas sampel oi = f0 : frekuensi yang diobservasi ei = fh: frekuensi yang diharapkan15 Teknik chi-square atau chi-Kuadrat ini digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan frekuensi. Dalam Chi-Kuadrat ada dua hal yang dibandingkan, yakni frekuensi pengamatan dan frekuensi teoritik atau yang diharapkan. Pengujian normalitas data dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan prosedur sebagai berikut: 1) Menentukan rentang nilai (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. 2) Menentukan banyak kelas interval (k) dengan rumus Sturges:16 k = 1+(3,3) log n 3) Menentukan panjang interval (P), dengan rumus:17 ( ) P= 4) Membuat tabel distribusi frekuensi 5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval 6) Menghitung rata-rata ×, yaitu dengan rumus:18 (X ) = ∑f x ∑f i i i fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda Xi xi = tanda kelas interval 7) Menghitung variansi, dengan rumus: 19 15 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. 12, hlm. 107. Ibid, hlm. 35. 17 Ibid,, hlm. 23. 18 Ibid, hlm. 54. 16 47 n ∑ f i x i − (∑ f i x i ) 2 2 s = 2 n( n − 1) 8) Menghitung nilai Z, dengan rumus:20 Z= Bk − x s Atau Z= Bk = Batas kelas x = Rata-rata s = Standar deviasi 9) Menentukan luas daerah tiap kelas interval 10) Menghitung frekuensi eksipotori (fh), dengan rumus: fh = n x ld Keterangan : n = jumlah sampel ld = luas daerah 11) Membuat daftar frekuensi observasi (fo), dengan frekuensi ekspositori sebagai berikut: Kelas Bk Zi Luas Daerah P(Zi) Fh 12) Menghitung nilai Chi Kuadrat (χ2 ), dengan rumus:21 χ 2 = k ∑ i =1 (o i − ei ) = ei 2 k ∑ i =1 ( fo − fh ) 2 fh 19 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), Cet. 6, hlm. 95. 20 Tulus Winarsunu, op.cit., hlm. 67 21 Sugiyono, op.cit, hlm 107 fo 48 13) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini, data disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas k buah kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian digunakan rumus: dk= k – 1, dimana k adalah banyaknya kelas interval, dan taraf nyata = 0,05 14) Menentukan harga χ2 tabel 15) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian yaitu ketika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel dengan derajat kebebasan dk = k-1 dengan taraf signifikasi 5% berdistribusi normal. 22 b. Uji Homogenitas Data Pretest Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut homogen ataukah tidak. Prosedur yang digunakan untuk menguji homogenitas varian dalam kelas adalah dengan jalan menemukan harga Fhitung. Penafsirannya bilamana harga Fhitung < Ftabel maka data terdistribusi homogen. Namun jika Fhitung > Ftabel maka data tidak terdistribusi homogen. Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas varian adalah:23 Fhitung = Adapun Var. Tertinggi Var. Terendah langkah-langkah perhitungannya berikut. 1) Menghitung rata-rata (×) 2) Menghitung varians (SD2) dengan rumus: Varians ( SD 2 ) = ∑ X 2 − (N (∑ − 1) 3) Menghitung Fhitung dengan rumus: 22 23 Sudjana, op. cit., hlm. 273. Tulus Winarsunu , op. cit., Cet . 4, hlm. 10. X N ) 2 adalah sebagai 49 Fhitung = Var. Tertinggi Var. Terendah 4) Membandingakan Fhitung dimana untuk = 5% dengan dk = k1 = 40-1 = 39. 5) Apabila Fhitung < Ftabel maka data berdistribusi homogen. c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rata-rata nilai yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Jika rata-rata kedua kelas tersebut tidak berbeda berarti kelas itu mempunyai kondisi yang sama. Hipotesis yang akan diujikan adalah: Ho : µ1= µ 2 Hi : µ 1 > µ 2 Keterangan: µ1 : rata-rata data kelas eksperiman µ2 : rata-rata data kelas kontrol Uji beda dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus t-test untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah distribusi.24 Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:25 t= dengan (n1 −1)S1 + (n2 −1)S 2 S= n1 + n2 − 2 2 2 Keterangan: 24 Tulus Winarsunu, op. cit., hlm. 81. Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo, 1995), Cet. 3, hlm. 239. 25 50 = rata-rata data kelas eksperimen = rata-rata data kelas kontrol n1 = banyaknya peserta didik kelas eksperimen n2 = Banyaknya peserta didik kelas kontrol S = Simpangan baku gabungan S1 = Simpangan baku kelas eksperimen S2 = Simpangan baku kelas kontrol Kriteria pengujian adalah terima Ho jika thitung < ttabel. Dengan derajat kebebasan dk (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – 1/2 ), tolak Ho untuk harga thitung > ttabel. 2. Analisis Tahap Akhir Langkah-langkah analisis tahap akhir pada dasarnya sama dengan analisis tahap awal, tetapi data yang digunakan adalah data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol (posttest). Tahap-tahapan tersebut adalah sebagai berikut. a. Uji Normalitas Data Posttest Langkah-langkah pada uji normalitas data sama dengan langkah-langkah pada uji normalitas pada uji normalitas data Pretest. b. Uji Homogenitas Data Posttest Langkah-langkah pada uji data homogenitas sama dengan langkah-langkah pada uji homogenitas pada uji homogenitas data Pretest. c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Digunakan untuk mengetahui koefisien perbedaan antara dua buah distribusi data hipotesis. 26 Teknik statistik yang digunakan adalah teknik t - test untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah distribusi. Pada penelitian 26 Sudjana, op. cit., hlm. 239. 51 ini, data yang digunakan pada perhitungan ini adalah data posttest. Hipotesis Ho dan Hi adalah: Ho : µ1 µ2 Hi : µ 1 µ2 Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 27 t= dengan (n1 −1)S1 + (n2 −1)S 2 S= n1 + n2 − 2 2 2 Keterangan: = Rata-rata data kelas eksperimen = Rata-rata data kelas kontrol d. n1 = Banyaknya peserta didik kelas eksperimen n2 = Banyaknya peserta didik kelas kontrol S = Simpangan baku gabungan S1 = Simpangan baku (varians) kelas eksperimen S2 = Simpangan baku (varians) kelas kontrol Uji Analisis Aspek Afektif Siswa Penilaian afektif peserta didik menggunakan analisis rata-rata dan analisis nilai. Analisis nilai dapat dirumuskan sebagai berikut : NP = × 100 Keterangan : 27 NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh peserta didik SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan Nana Sudjana, loc. Cit. 52 100 e. = bilangan tetap28 Uji Analisis Aspek Psikomotorik Siswa Penilaian psikomotorik peserta didik menggunakan analisis nilai yang sama pada penilaian aspek afektif. Hasil dari perhitungan aspek kognitif, dan afektif serta psikomotorik dapat dijelaskan pada Tabel 3.2 sebagai berikut : Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Tingkat Nilai Huruf Bobot Predikat 86 – 100 % A 4 Sangat Baik 76 – 85 % B 3 Baik 60 – 75 % C 2 Cukup 55 – 59 % D 1 Kurang 54 % KS 0 Kurang Penguasaan Sekali Dari segi proses, pembentukan kompetensi dapat dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembentukan kompetensi dapat, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif. Maka dapat dikatakan setidak-tidaknya sebagian besar (75%) sesuai dengan kompetensi dasar.29 28 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 102 29 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Pedoman Praktis, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 8, hlm. 257 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi Sebelum Penelitian MAN 1 Semarang merupakan salah satu Madrasah Aliyah yang terdapat di kota Semarang. Dari hasil observasi awal, kondisi peserta didik MAN 1 Semarang dalam proses pembelajaran cenderung pasif. Peserta didik tidak dituntut untuk belajar secara aktif dan mandiri. Peserta didik terbiasa mendengarkan penjelasan dari pendidik, menulis hasil pembelajaran dan bertanya. Namun, peserta didik yang dapat bertanya kepada gurunya pun hanya beberapa siswa saja. Dan terkadang hanya peserta didik yang sama yang dapat mengajukan pertanyaan. Dari kondisi pembelajaran yang demikian, tentu saja dapat berdampak pada hasil belajar yang diperoleh. Terlihat hanya beberapa peserta didik yang dapat memenuhi standar nilai yang ditentukan. Mencermati dari permasalahan di atas, peserta didik membutuhkan suatu pembelajaran yang aktif, pembelajaran yang dapat menyatukan ketiga aspek dalam pembelajaran yaitu aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif terutama pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba memberi alternatif pembelajaran yang menggunakan media video. Media yang digunakan disesuaikan dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Sehingga dalam pembelajaran ini, diharapkan akan membangkitkan motivasi peserta didik karena media video akan memberikan gambaran tentang materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, yang kemudian pembelajaran tersebut disertai dengan praktikum. Praktikum inilah akan memperjelas lagi konsep yang telah diterima oleh setiap peserta didik. Peserta didik dapat mengalami secara langsung, mengikuti proses, mengamati prosesnya dan dapat menganalisi hasil yang telah diperoleh. 53 54 2. Tahap Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan video kimia sebagai media pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar kimia kelas X MAN 1 Semarang . Pelaksanaan pembelajaran di MAN 1 Semarang, meliputi tahap berikut : a. Tahap Persiapan Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dimana dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Januari 2011, oleh karena itu sebelum penelitian berlangsung peneliti menyusun instrument tes yang akan digunakan seperti menyusun 50 butir soal yang digunakan untuk mengetahui aspek kognitif peserta didik yang diteliti. Instrumen test untuk aspek kognitif tersebut diujikan pada peserta didik kelas XI IPA 4. Soal yang telah diujikan, kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas soal, daya pembeda, tingkat kesukaran dan realibilitas dari soal tersebut. 1) Analisis Validitas Kriteria validnya suatu soal ditentukan dari banyaknya validitas masing-masing soal. Apabila jumlah r xy > rtabel maka dikatakan “valid”, tetapi apabila rxy < rtabel maka tergolong “tidak valid” dengan taraf signifikansi 5%. Hasil perhitungan validitas butir soal, dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 31, 32, 33, 35, 37, 38, 40, 41, 44, 45, 48. 32 Prosentase 64 % 55 Tidak 6, 9, 11, 13, 19, 23, 25, 29, Valid 30, 34, 36, 39, 42, 43, 46, 18 36 % 47, 49, 50. Perhitungan validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan validitas soal nomor 1 dapat dilihat pada Lampiran 4.1 2) Daya Pembeda Untuk menentukan kriteria pada daya pembeda, digunakan klasifikasi sebagai berikut : D = negatif = sangat jelek D = 0,00 – 0,20 = jelek D = 0,20 – 0,40 = cukup D = 0,40 – 0,70 = baik D = 0,70 – 1,00 = baik sekali1 Hasil perhitungan daya pembeda butir soal, dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase Jelek Sekali 19. 25, 34, 36, 50 5 10% Jelek 6, 13, 14, 23, 30, 39, 42, 10 20% 21 42% 14 28% 0 0% 43, 46, 47. Cukup 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 28, 29, 32, 40, 44, 45, 49. Baik 1, 2, 3, 4, 5, 12, 27, 31, 33, 35, 37, 38, 41, 48. Baik Sekali 1 - Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.. 211 - 218 56 Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.4. 3) Tingkat Kesukaran Untuk mengetahui sukar mudahnya suatu soal, dapat diklasifikasikan sebagai berikut : P = 1,00 – 0,30 = sukar P = 0,30 – 070 = sedang P = 0,70 – 1,00 = mudah2 Hasil perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal, dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase Sukar 1, 11, 14, 19, 21, 23. 6 12 % Sedang 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 21 42% 23 46% 15, 16, 18, 20, 22, 32, 33, 35, 37, 40, 41, 48. Mudah 3, 13, 17, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 36, 38, 39, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 49, 50. Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.2. 4) Reliabilitas Untuk menentukan reabilitas suatu soal maka, apabila r11 > rtabel dikatakan reabilitas atau soal tersebut dapat digunakan (dipakai). Namun jika sebaliknya, maka soal tersebut tidak dapat digunakan (dibuang). 2 Ibid, hlm. 207 - 210 57 Hasil perhitungan realibilitas butir soal, dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase Dipakai 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 15, 31 62 % 19 38% 16, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 31, 32, 33, 35, 37, 38, 40, 41, 44, 45, 48. Dibuang 6, 9, 11, 13, 14, 19, 23, 25, 29, 30, 34, 36, 39, 42, 43, 46, 47, 49, 50. Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 4 dan untuk contoh perhitungan soal nomor 1 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.3. Kemudian langkah berikutnya adalah penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan menjadi acuan dalam pembelajaran didalam kelas. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut dapat dilihat pada Lampiran. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di dua kelas yaitu kelas X-6 untuk kelas eksperimen dan X-7 untuk kelas kontrol. Tahapan pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat dalah Tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Materi Kelas Kelas kontrol Eksperimen Pertama Larutan Pelaksanaan Pelaksanaan elektrolit dan pembelajaran pembelajaran nonelektrolt mengunakan menggunakan media video dan metode ceramah. dengan diskusi. 58 Kedua Praktikum Pembelajaran Pembelajaran larutan mengunakan mengunakan elektrolit dan metode nonelektrolit metode eksperimen dan eksperimen, evaluasi dan evaluasi Dari tabel tahapan pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diatas dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Proses Pembelajaran Pada Kelas eksperimen Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dimulai pada tanggal 5 Januari pada pertemuan pertama. Langkahlangkah pembelajarannya adalah sebagai berikut : a) Peserta didik membentuk kelompok, dengan terdiri dari 5 anggota yang sifatnya heterogen; b) Peserta didik menyimak dengan seksama materi yang dijelaskan melalui media video dengan metode diskusi; c) Peserta didik menulis materi yang dinggap penting dari hasil penyimakan tersebut; d) Masing-masing anggota kelompok saling bertukar informasi dari hasil catatannya masing-masing; e) Masing-masing anggota kelompok menambah pengetahuannya dengan saling bertanya kepada anggota yang lain; f) Peserta didik menarik kesimpulan dan mencatat dari hasil diskusi; g) Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya masing-masing kepada semua kelompok. Pada pertemuan pembelajaran kedua menggunakan dikelas metode eksperimen, kegiatan eksperimen dengan berkelompok dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Masing-masing peserta didik kelompoknya masing-masing; 59 b) Peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk praktikum; c) Peserta didik menyiapkan panduan petunjuk praktikum; d) Masing-masing kelompok memulai praktikum dengan menguji satu persatu bahan yang akan diuji; e) Masing-masing mencatat hasil dari praktikum; f) Masing-masing kelompok membersihkan bahan dan alat yang telah digunakan; g) Masing-masing kelompok membuat laporan dari hasil praktikum. h) Evaluasi. 2) Proses Pembelajaran Pada Kelas kontrol Pertemuan pertama pada kelas kontrol dilaksanakan pada 11 Januari 2011, dimana kelas ini akan dijadikan pembanding dengan kelas eksperimen. Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan eksperimen. metode ceramah dengan metode Dengan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut : a) Peserta didik mendengarkan penjelasan dari pendidik mengenai materi larutan elektrolit dan nonelektrolit; b) Peserta didik diajak untuk aktif dengan melontarkan pertanyaan kepada pendidik mengenai materi tersebut; c) Peserta didik mencatat pokok bahasan yang dianggap penting; d) Peserta didik menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran. Pada pertemuan kedua peserta didik melakukan pembelajaran dengan metode eksperimen, langkah-langkahnya sebagai berikut a) Masing-masing peserta didik berkelompok dengan kelompoknya masing-masing; b) Peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk praktikum; 60 c) Peserta didik menyiapkan panduan petunjuk praktikum; dan memulai praktikum dengan menguji satu persatu bahan yang akan diuji; dan mencatat hasil dari praktikum; d) Masing-masing kelompok membersihkan bahan dan alat yang telah digunakan; e) Masing-masing kelompok membuat laporan dari hasil praktikum. f) Evaluasi. c. Tahap Evaluasi Tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk mengetahui sejuah mana tingkat penguasaan peserta didik dalam menguasai materi setelah proses pembelajaran berlangsung. 1) Data Nilai Pretest Kelas eksperimen Dari hasil penelitian pada kelas eksperimen sebelum dimanfaatkannya media video dengan metode diskusi sebagai media pembelajaran nilai maksimal yang diperoleh = 50, sedangkan nilai terendah diperoleh = 10. Rentang nilai (R) = 40, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 6,67 atau 7 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Eksperimen Kelas fi 10 – 16 4 17 – 23 8 24 – 30 9 31 – 37 6 38 – 44 8 45 – 51 5 Jumlah 40 Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut: 61 10 9 8 7 6 5 frekuensi 4 3 2 1 0 4 8 9 6 8 5 Gambar 4.1 Histrogram Nilai Pretest Kelas eksperimen 2) Data Nilai Pretest Kelas kontrol Sebelum aktifitas pembelajaran dilakukan, tes dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian pada kelas kontrol, nilai maksimal mencapai = 44, sedangkan nilai terendah diperoleh = 15. Rentang nilai (R) = 29, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 4,83 atau 5 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut : Tabel 4.7 Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas kontrol Kelas 15 20 25 30 35 40 – – – – – – Jumlah fi 19 24 29 34 39 44 8 12 1 11 5 2 39 Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.3 di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut. 62 14 12 10 8 frekuensi 6 4 2 0 8 12 1 11 5 2 Gambar 4.2 Histrogram Nilai Pretest Kelas kontrol 3) Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen Data ini diperoleh pada kelas eksperimen setelah proses pembelajaran berlangsung, dimana dalam proses pembelajaran memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran. Dari data inilah akan membuktikan efektif atau tidaknya media video yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Media video akan dianggap efektif apabila hasil pembelajaran antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol lebih jauh perbandingannya. Hasil penelitian pada kelas eksperimen nilai maksimal yang diperoleh = 90, sedangkan nilai terendah diperoleh = 50. Rentang nilai (R) = 40, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 6,66 atau 7 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut : Tabel 4.8 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas eksperimen Kelas fi 50 – 56 3 57 – 63 5 64 – 70 11 71 – 77 10 63 78 – 84 6 85 – 91 5 Jumlah 40 Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.4 di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut. 12 10 8 6 frekuensi 4 2 0 3 5 11 10 6 5 Gambar 4.3 Histrogram Nilai Posttest Kelas eksperimen 4) Data Nilai Posttest Kelas Kontrol Hasil pembelajaran di kelas kontrol diperoleh, yang mana dalam proses pembelajaran dikelas kontrol tidak memanfaatkan media video namun menggunakan metode ceramah sebagai metode dalam pembelajaran. Data yang diperoleh inilah yang akan menjadi perbaandingan dengan kelas eksperimen. Dari hasil penelitian setelah proses pembelajaran dilakukan pada kelas kontrol ini diperoleh bahwa nilai maksimal yang diperoleh = 83, sedangkan nilai terendah diperoleh = 47. Rentang nilai (R) = 36, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 6 kelas dan panjang kelas (P) adalah 6 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut : 64 Tabel 4.9 Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas kontrol Kelas 46 53 60 67 74 81 fi – – 52 59 3 8 – – 66 73 10 13 – – 80 86 3 2 Jumlah 39 Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari Tabel 4.5 frekuensi di atas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut. 14 12 10 8 frekuensi 6 4 2 0 3 8 10 13 3 2 Gambar 4.4 Histrogram Nilai Posttest Kelas kontrol Hasil perhitungan data pretest dan posttest yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol, akan lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 15. 5) Data Angket Aspek Afektif Peserta Didik Hasil belajar mencakup tiga aspek yang berperan didalamnya yang diantaranya yaitu aspek afektif. Untuk data hasil penelitian aspek afektif di kelas eksperimen mencapai 3083. Dengan jumlah peserta didik 40 dan jumlah seluruh soal 20 soal, 65 sehingga terdapat 800 jumlah seluruhnya sedangkan tiap soal terdapat 5 kategori. Hasil penelitian pada aspek afektif di kelas kontrol mencapai nilai rata-rata 2962. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 22. 6) Data Observasi Aspek Psikomotorik Peserta Didik Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas peserta didik. Untuk hasil observasi siswa diperoleh kelas eksperimen 65,475 pada observer 1, dan 66,85 pada observer 2. Sedangkan pada kelas kontrol 62,575 pada observer 1 dan 62,025 pada observer 2, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 25 7) Data Tanggapan Terhadap Media Video Penelitian ini mengkaji media video yang dimanfaatkan untuk media pembelajaran. Dan untuk mengetahui efektif atau tidaknya media video dalam pembelajaran, maka dilakukan suatu eksperimen. Dari hasil dikelas eksperimen inilah, yang akan mengungkap keefektifan dari media tersebut. dari hasil penelitian, didapat rata-rata nilai 2708. Dengan jumlah 40 peserta didik sedang jumlah 20 soal terdapat 5 kategori. Untuk lebih jelasnya, perhitungan dari tanggapan terhadap media video dapat dilihat pada Lampiran 18. B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Analisis data berperan penting dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, analisis data dapat meliputi : a. Analisis Data Tahap Awal (Data Pretest) Analisis awal dilakukan setelah proses belajar mengajar berlangsung. Data yang teah diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian dianalisis untuk mengetahui normalitas, homogenitas, dan kesamaan diantara dua rata-rata kelas. 66 1) Uji Normalitas (Data Pretest) Uji normalitas data pretest dilakukan untuk mengetahui normalnya sebaran peserta didik sebelum mendapat perlakuan. Rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat. Dengan kriteria pengujian adalah tolak Ho χ2hitung χ2 tabel untuk taraf nyata =0,05 dan dk = 6 - 1 dan terima Ho χ2hitung < χ2 tabel. Hasil uji normalitas data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat Tabel 4.10 Tabel 4.10 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest Kelas eksperimen Dan Kelas kontrol No Kelas Kemampuan χ2 hitung χ2 tabel Ket 1. Eksperimen Pretest 2,6211 11,1 Normal 2. Kontrol Pretest 5,7053 11,1 Normal Dari data di atas, hasil dari uji Chi Kuadrat kondisi kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 15. 2) Uji Homogenitas (Data Pretest) Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan Uji Varians. Suatu populasi dikatakan homogen jika F hitung < F tabel. Data perhitungan varians, dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut. Tabel 4.11 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Pretest) Sumber Variasi Kelompok Ekesperimen Kelompok Kontrol Jumlah 1227 1095 n 40 39 30,675 28,077 Varians (s ) 109,404 67,704 Standart deviasi (s) 10,460 8,228 X 2 Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varian, berikut : Fhitung = var iansterbesar var iansterkecil 67 = 109,404/67,704 = 1,616 Untuk = 5% dengan dengan dkpembilang = nb- 1 = 40 - 1 = 39 dan dkpenyebut = nk – 1 = 39 - 1 = 38 ddiperoleh F tabeL 1,71. Karena F hitung <F tabel maka dapat disimpulkan kelompok eksperimen dan kelompok eksperimen 2 adalah homogen atau mempunyai varians yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara terperinci pada Lampiran 15. 3) Uji Kesamaan Rata-rata (Data Pretest) Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menuji hipotesis sehingga dapat diketahui adanya perbedaan diantara dua ratarata kelas yaitu dikelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel < thitung < ttabel. Ringkasan analisis uji t-test dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut. Tabel 4.12. Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Pretest) Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jumlah n 1227 40 1095 39 30,675 28,077 109,404 10,460 67,704 8,228 2 Varians (s ) Standart deviasi (s) Dari perhitungan diperoleh 1,99, dengan taraf signifikansi t hitung= 1,225 dan = 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 39 - 2 = 77 dengan peluang = 1 dapat disimpulkan bahwa t tabel = = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, t hitung berada pada daerah penerimaan Ho artinya tidak adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, artinya kedua data sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15. b. Analisis Data Tahap Akhir (Data Posttest) 1) Uji Normalitas (Data Posttest) 68 Uji normalitas data posttest dilakukan untuk mengetahui normalnya sebaran peserta didik setelah mendapat perlakuan. Rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat. Dengan kriteria pengujian adalah tolak Ho χ2hitung χ2 tabel untuk taraf nyata =0,05 dan dk = 6 - 1 dan terima Ho χ2hitung < χ2 tabel. Hasil uji normalitas data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat Tabel 4.13 Tabel 4.13 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest Kelas eksperimen Dan Kelas kontrol No Kelas Kemampuan χ2 hitung χ2 tabel Ket 1. Eksperimen Posttest 3,1744 11,1 Normal 2. Kontrol Posttest 4,1918 11,1 Normal Dari data pada tabel di atas, maka kedua data terdistribusi normal. Untuk lebih perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 15 2) Uji Homogenitas (Data Posttest) Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan Uji Varians. Suatu populasi dikatakan homogen jika F hitung < F tabel. Data perhitungan varians, dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut. Tabel 4.14 Sumber Data Perhitungan Varians (Data Posttest) Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jumlah n 2871 40 2541 39 71,775 65,154 103,871 10,192 78,818 8,878 2 Varians (s ) Standart deviasi (s) Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varian, berikut : Fhitung = var iansterbesar var iansterkecil 69 = 103,871/78,818 = 1,318 Untuk = 5% dengan dengan dk pembilang = nb- 1 = 40 - 1 = 39 dan dkpenyebut = nk – 1 = 39 - 1 = 38 ddiperoleh F tabeL 1,71. Karena F hitung <F tabel maka dapat disimpulkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen atau mempunyai varians yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara terperinci pada Lampiran 15. 3) Uji Perbedaan Rata-rata (Data Posttest) Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis sehingga dapat diketahui adanya perbedaan diantara dua rata-rata kelas yaitu dikelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel < thitung < ttabel. Ringkasan analisis uji t-test dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut. Tabel 4.15 Ringkasan Analisis Uji t-test (Data Posttest) Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jumlah n 2871 40 2541 39 71,775 65,154 103,871 10,192 78,818 8,878 2 Varians (s ) Standart deviasi (s) Dari perhitungan diperoleh thitung =3,076 dan ttabel =1,99, dengan taraf signifikansi = 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 39 - 2 = 77 dengan peluang = 1 - = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat disimpulkan bahwa thitung berada pada daerah penerimaan Ha atau didaerah penolakan Ho artinya adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, artinya kedua data tidak sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15. 70 C. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Januari s/d 20 Januari. Dimana dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling dalam pemilihan sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas X.6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.7 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian yang diperoleh, sebagai berikut : 1. Nilai Kemampuan Awal (Nilai Pretest) Sebelum penelitian dilakukan kedua kelas, kelas eksperimen dan kelas kontrol terlebih dahulu dilakukan perlakuan yaitu pretest. Dari data yang telah diperoleh bahwa kedua kelas terdistribusi secara normal dan homogen. Hal ini membuktikan bahwa dalam pemilihan kelas tidak terpaut pada kelas tertentu. Kemudian dilakukan pengujian t, untuk mengetahui perbedaan diantara keduanya. Perhitungan diperoleh thitung =1,225 dan ttabel =1,99, dengan taraf signifikansi 2 = 40 + 39 - 2 = 77 dengan peluang = 1 - = 5%, dk = n1 + n2 – = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel. Maka thitung berada pada daerah penerimaan Ho artinya tidak adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Nilai Kemampuan Akhir (Nilai Posttest) Hasil penelitian ini diperoleh setelah penelitian dilakukan. Pada kelas eksperimen menggunakan media video dalam proses belajar mengajar, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannya. Setelah data posttest diperoleh kemudian dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas kembali. Setelah kedua data normal, dapat dilakukan perlakuan berikutnya yaitu mengujian dengan uji t. Dimana dengan uji t, dapat diketahui perbedaan diantara kedua kelas tersebut. Dari perhitungan diperoleh thitung = 3,076 dan ttabel = 1,99, dengan taraf signifikansi 77 dengan peluang = 1 - = 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 39 - 2 = = 1 - 0,05 = 0,95. Maka, dapat disimpulkan bahwa thitung berada pada daerah penerimaan Ha atau didaerah penolakan Ho artinya adanya perbedaan diantara dua kelas yaitu kelas eksperimen 71 dan kelas kontrol. Selain itu dapat dilihat melalui rata-rata. Berikut rekapitulasi rata-rata dari kedua kelas tersebut, yang mana dapat dilihat pada Tabel 4. 16 berikut. Tabel 4. 16 Rata-Rata Kelas eksperimen Dan Kelas kontrol Kelas Pretest Posttest Eksperimen 30,7 71,8 Kontrol 28,1 65,2 Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada histogram berikut : 71,8 80 65,2 70 60 50 40 30,7 pretest 28,1 30 posttest 20 10 0 eksperimen kontrol Gambar 4.5 Histrogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas kontrol Pada histogram di atas, pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut juga terlihat pada hasil posttest yang telah diperoleh. Pada kelas eksperimen yang dalam kegiatan pembelajarannya memanfaatkan media video memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang tidak memanfaatkan media video dalam kegiatan pembelajarannya. Hasil belajar yang dicapai siswa selain dipengaruhi dari faktor internal siswa, juga berasal dari faktor eksternal siswa dalam hal ini adalah penggunaan media pembelajaran. Fakta ini selaras dengan berbagai studi yang dilaksanakan diberbagai Negara, dampak/pengaruh positif media video dengan metode diskusi yang signifikan di kalangan peserta didik 72 adalah bahwa audiovisual dapat (a) meningkatkan pengetahuan; (b) menumbuhkan keinginan atau motivasi untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lebih lanjut; (c) meningkatkan perbendaharaan kosakata, istilah, dan kemampuan berbahasa secara verbal dan nonverbal; (d) meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas peserta didik; (e) meningkatkan kekritisan daya pikir peserta didik karena dihadapkan pada dua relitas gambar dunia; dan (f) memicu minat baca dan motivasi belajar peserta didik.3 Pun pada kelas eksperimen setelah pembelajaran dengan media video dilakukan, materi diulas kembali dengan metode diskusi. Dimana metode diskusi sendiri, sangat efektif apabila digunakan dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan siswa dapat aktif bertukar informasi dengan siswa yang lain. Sehingga pendalaman terhadap materi akan lebih dikuasai dan optimal. Di bandingkan dengan metode ceramah yang diterapkan dalam penelitian ini, dimana hasil menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh tidak lebih besar dengan hasil yang diperoleh pada kelas eksperimen. Hal ini lebih dikarenakan karena motivasi siswa yang menurun sejak awal pembelajaran sehingga berpengaruh pada pembelajaran berikutnya . Dari Tabel 4.15 di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan media video di kelas eksperimen mempengaruhi hasil belajar. 3. Analisis Data Angket Aspek Afektif Sedangkan pada hasil belajar pada aspek afektif rata-rata yang dicapai adalah sebagai berikut : Kelas Prosentase Eksperimen 77,1 Kontrol 74,1 Prosentase pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan adanya hasil belajar yang berbeda diantara 3 Bambang, Warsita, Teknologi Pembelajaran : Landasan Dan Aplikasinya, op cit, hlm 32-33 73 keduanya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada histogram berikut: 77,5 77 76,5 76 75,5 75 74,5 74 73,5 73 72,5 eksperimen kontrol prosentase Gambar 4.6 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Aspek Afektif Pada kelas eksperimen memiliki hasil yang lebih tinggi, karena dalam proses belajar mengajar yang membutuhkan suatu aktivitas siswa yang tinggi. Hal ini dapat terlihat dari penerapan media pada proses pembelajaran dimana, ketika media diputarkan sisiwa berusaha mencatat kembali apa yang dijelaskan pada media tersebut. kemudian dari hasil menyimak tersebut siswa berdiskusi dengan teman yang lain. Sedangkan pada kelas kontrol siswa mendapatkan materi dari apa yang diterangkan oleh pendidik, sehingga bahkan terjadi komunikasi yang sifatnya satu arah. Hal ini dikarenakan siswa mendapatkan materi dengan tidak diberi ruang gerak untuk mengulang kembali materi yang telah diterimanya. 4. Analisis Data Observasi Aspek Psikomotorik Hasil pada aspek psikomotorik dapat dilihat pada Gambar 4.7 dibawah. 74 66,85 67 66 65,475 65 64 62,575 63 62,025 62 eksperimen kontrol 61 60 59 1 2 Gambar 4.6 Histogram Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Aspek Psikomotorik D. Keterbatasan Penelitian Meskipun dalam penelitian ini sudah dilaksanakan seoptimal mungkin, namun peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi, yaitu antara lain : 1. Keterbatasan Waktu Dalam penelitian ini, waktu penelitian yang tersedia sangat terbatas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berusaha memaksimalkan waktu yang tersedia. Sehingga data-data yang diperlukan dapat terpenuhi. 2. Keterbatasan Materi dan Tempat Materi penelitian ini terbatas pada materi elektrolit dan nonelektrolit dengan tempat penelitian di MAN 1 Semarang. Hal ini tentunya menjadi keterbatasan, sebab hasil penelitian yang diperoleh akan berbeda jika materi penelitian dan tempat penelitian pun berbeda. 3. Keterbatasan Kemampuan Penelitian tidak lepas dari pengetahuaan, oleh karena itu peneliti menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah. Namun, peneliti sudah berusaha semaksimal untuk menjalankan penelitian ini sesuai dengan kemampuan dan bimbingan dari dosen pembimbing. 75 BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di siswa kelas X MAN 1 Semarang semester genap tahun ajaran 2010/2011 pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit diperoleh kesimpulan, sebagai berikut : 1. Media video yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran efektif dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas X pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan metode ceramah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari kedua kelas. Rata-rata yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen ( ) mencapai 71,8 sedangkan rata-rata yang diperoleh siswa pada kelas kontrol ( ) mencapai 65,2. 2. Dari hasil perhitungan ttest, dihasilkan bahwa thitung = 3,076 dan ttabel = 1,99 dengan taraf nyata sebesar 5% jika thitung > ttabel maka Ha diterima artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang memanfaatkan media video kimia dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. 3. Hasil belajar lain yang diperoleh siswa pun terlihat pada aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Pembelajaran yang memanfaatkan media video pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat berpengaruh positif daripada pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. B. Saran-saran 1. Kepada guru mata pelajaran kimia bahwa tidak semua materi pelajaran kimia diajarkan dengan pembelajaran yang sama. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu memilih media yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan. 2. Hendaknya media video dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain. Sehingga media video dapat membangkitkan motivasi bagi siswa tersebut. 76 3. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. C. Penutup Penulis menyadari bahwa penelitian75 ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan hasil yang telah didapat. Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berdo’a, semoga bermanfaat adanya dan mendapat ridho-Nya, amin ya robbal ‘alamin. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 1999. Achmad, Hiskia, Kimia Dasar 1, Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993. Ali Muhidin, Sanbas dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007. Arikunto, Suharsimi, Evaluasi Program Pendidikan (Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktis Pendidikan), Jakarta : Bumi Aksara, 2008 , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), Cet. 13. Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : RajaGrasindo Persada, 2003, Cet. 5. Asep, Jamal Nur Arifin, “Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit”, http://www.pdfchaser.com/LARUTAN-ELEKTROLIT-DAN-NONELEKTROLIT.html. Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Press, 2002. Bahri Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008. Budi, Utomo, “Pengelompokan Larutan Berdasarkan Jenisnya”, http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606 377/pengelompokan_larutan_berdasarkan_jenisnya.html. , “Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hanter Listrik”, http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/budi/utomo/0606 377/perbedaan_larutan_berdasarkan_daya_hanter_listrik.html. Collin Gem, Kamus Saku Kimia, Jakarta : Erlangga, 1994. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2008, Cet. 5. , Media Pembelajaran, Yogyakarta : Gava Media, 2010. , Media Visual, Bandung : Tarsito, 1993. Dimyati dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Dwi Suyanti , Retno, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010. Furchan, Arief, Pengantar Penelitian Dalam Peendidikan, Yogyakarta : Puataka Pelajar, 2007, Cet. 3. HAM, Mulyono, Kamus Kimia, Jakarta : Bumi Aksara, 2009, Cet. 4. Haryanti, Mimin, Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : Gaung Persada Press, 2007. Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), Ciputat : Gaung Persada, 2009. Keenan dkk, Ilmu Kimia Untuk Universitas, Jakarta : Erlangga, 1980 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Pedoman Praktis, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 8. Nashir, Ibrahim, Muqoddimah Fi Tarbiyah, Aman: Ardan, tt. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta : Putaka Pelajar, 2009. Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002. Ralph, H. Petrucci dan Suminar, Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern, Jakarta : Erlangga, 1987. Sastrohamidjojo,Hardjono, Kimia Dasar, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2008), Cet. 3. Seager, Spencer, L. dan Michael R. Slabaugh, Chemistry For Today (General, Organic, And Biochemistry), Belmont, CA : Brooks/Cole, 2004. Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1998), Cet 4. Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo, 1995, Cet. 3. Sudjiono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2008. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Bandung : Alphabet, 2008. , Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007, Cet. 12. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi Dan Praktiknya), Jakarta : Bumi Aksara, 2009, Cet. 7 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 2009, Cet. 2. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 5. Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010, Cet 6. Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, Jakarta : Rineka Cipta, 2008. Winarsunu, Tulus, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, Malang : Universitas Muhammadiyah Malang, 2004, Cet. 2. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Daftar Nama Peserta Didik Pada Kelas Eksperimen Lampiran 1.2 Daftar Nama Peserta Didik Pada Kelas Kontrol Lampiran 2. Kisi-Kisi Soal Uji Coba Lampiran 3. Soal Uji Coba Instrumen Pembelajaran Lampiran 4.1 Hasil Análisis Uji Coba Soal Lampiran 4.2 Analisis Validitas Soal Lampiran 4.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Lampiran 4.4 Analisis Reliabilitas Soal Lampiran 4.5 Analisis Daya Beda Soal Lampiran 5. Silabus Kelas Eksperiman Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen Lampiran 8. Silabus Kelas Kontrol Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Lampiran 11. Kisi-Kisi Soal Pre-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 12. Soal Pre-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 14. Soal Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 15.1 Analisis Uji Normalitas Data Pre-Test Kelompok Eksperimen Lampiran 15.2 Analisis Uji Normalitas Data Post-Test Kelompok Eksperimen Lampiran 15.3 Analisis Uji Normalitas Data Pre-Test Kelas Kontrol Lampiran 15.4 Analisis Uji Normalitas Data Post-Test Kelas Kontrol Lampiran 15.5 Analisis Data Pre-Test Dan Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 15.6 Tabel Uji Homogenitas Pre-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 15.7 Tabel Uji Homogenitas Post-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 15.8Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pre-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 15.9Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Post-Test Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 16 Kisi-Kisi Tanggapan Terhadap Media Video Kimia Lampiran 17 Tanggapan Terhadap Media Video Kimia Lampiran 17.1Jawaban Tanggapan Terhadap Media Video Kimia Lampiran 18 Rekapitulasi Perhitungan Angket Tanggapan Keseluruhan Siswa Terhadap Media Video Kimia Lampiran 19 Prosedur Praktikum Daya Hantar Listrik Dalam Larutan Lampiran 20 Kisi-Kisi Angket Belajar Kimia Lampiran 21 Angket Belajar Kimia Lampiran 22 Rekapitulasi Angket Belajar Siswa Lampiran 23 Dokumentasi Proses Pembelajaran Kimia Di Kelas Eksperimen Lampiran 24 Dokumentasi Proses Pembelajaran Kimia Di Kelas Kontrol Lampiran 25 Rekapitulasi Aspek Psikomotorik Siswa Lampiran 26 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 27 Surat Keterangan SPSS Lampiran 26 Surat Penunjukan Pembimbing Lampiran 27 Surat Ijin Penelitian dari IAIN Walisongo Semarang Lampiran 28 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari MAN 1 Semarang Lampiran 29 Surat Keterangan Kegiatan Ko Kurikuler Lampiran 30. Piagam-piagam Lampiran 1.1 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS X 6 (KELAS EKSPERIMEN) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Nama Siswa Ainur Rofiq Anindita Surya P Anita Chakim Annisaa Septiana Arif Saputro Aziza Palmer Dahmayanti Dini Azifah Putri Durrotun Nafisah Faisal Anam Fajar S Farah Hazna Faridatun Nisa' Faza S. A Fidiana Fika Zahroh Khoirul M Khoirul Munawaroh M. Caniegia F M. Nanang Andi H No. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. Nama Siswa M. Nur Farih Mona Soraya Neilil Muna Ni'mah Khoirunnisa Nur Azizah Nurul Khikmah Oky Bastian Pungky Giranawati Rizky Safira Rohibun Maulana Huda Roudhotu Jannah Rozikhotul Aliyah Rulla Aannisa Septiana Sugeng Prasetyo Sofi Ulfamayanti Ukfita Khasanah Umi Laila M Vino Adilla H Wintarno M. Miftahul Rifqi Lampiran 1.2 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS X 7 (KELAS KONTROL) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Nama Siswa Arifatul Mubarokah Atya Maulani Umi Wahyuningsih Laila Badiah Rindi Antika Bella Reka Fitriani Desta Yusticia H. N. Karin Destyana Muhaammad Jamaludin Maya Pradiptasiwi Dzul Qurnain Riski Arya H. Misbakhul Munir Wisnu Andi Winata Muzakki Mahfudz Umi Kartini Anita Rosikhatul Ulumi Devi Fitriani Puji Al Qoriah Hidayatus Shalehah No. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40 Nama Siswa Umi Riyadhoh Uun Ma'arif Fitriana Utami Aisyah Adjeng Kartika Hidayatul Istifaiyah Nur Alifah Ummu Hanifah Yuliana Maula Zakiyyatul Munawaroh Baihaqi Rosyad Irfan David A. Muhammad Yusuf Rudi S. Isna Ms'ud Alvian Andre Oza Zainu Maliki Muhammad Sulaiman Fajar Bagus Prasetyo Dany Tri Lampiran 2 KISI – KISI SOAL SATUAN PENDIDIKAN : SMA MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS/ SEMESTER :X/2 MATERI POKOK : LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT JENJANG SOAL DAN STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat- KOMPETENSI DASAR 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non- larutan elektrolit dan dan elektrolit, serta reaksi oksidasi- sifat PENYEBARANNYA INDIKATOR 3.1.1 non-elektrolit Mengidentifikasi larutan elektrolit non sifat-sifat elektolit dan JAWABAN C1 C2 C3 1, 3, 26, 13, 20, 21, 22, 24, 30, 38 28, 36 31, 32, 33, B, A, C, D, C, C, D, 35, 42, 43, A, E, D, A, E elektrolit melalui percobaan. berdasarkan data hasil percobaan JUMLAH 19 B, A, C, B, B, B, E, 46 3.1.2 redukasi Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit 2, 44, 45, 8, 9, 10, 48 11, 12, 19, berdasarkan 6, 7, 49 14 C, A, D, C, E, D, D, A, D, B, A, C, B, B, 29 sifat hantaran listriknya. 3.1.3 Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit 4, 5, 27, 14, 17, 37 18, 25, 47 11 34, 50 A, E, E, D, A, E, A, C, D, A, B menghantarkan arus listrik. 3.1.4 Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 39 15, 16, 40, 41 23 6 A, A, C, B, B, D Lampiran 3 UJI KOMPETENSI Pilihlah Satu Jawaban Yang Paling Tepat ! 1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah…. a. Gabungan dua zat yang saling melarut b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut 2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi…. a. Larutan ionik dan elektrolit d. Larutan garam dan elektrolit b. Larutan ionik dan garam e. Larutan nonelektrolit dan garam c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit 3. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah…… a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu 4. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut…… a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas b. Terurai menjadi molekul-molekul c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah d. Mempunyai derajat ionisasi = 0 e. Terdisosiasi pada larutan tertentu 5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai berikut : MgCl2 Mg2+(aq) + 2Cl-(aq) Hal ini karena…. a. Tergolong basa kuat d. Derajat ionisasi yang mendekati nol b. Konsentrasi yang besar e. Zat terlarut mengion sempurna c. Merupakan senyawa kovalen 1 Data untuk menjawab soal no. 7 dan no. 8 Larutan Gelembung gas Nyala lampu A Ada gas terang B Sedikit gas redup C Sedikit gas Tidak menyala D Tidak ada gas Tidak menyala E Ada gas terang 6. Berdasarkan data di atas, larutan manakah yang merupakan larutan elektrolit kuat…. a. Larutan A dan C d. Larutan B dan E b. Larutan B dan D e. Hanya larutan A c. Larutan A dan E 7. Dari data yang sama, manakah yang tergolong kedalam larutan elektrolit lemah…. a. Larutan B d. Larutan E dan B b. Larutan B dan C e. Larutan E dan C c. Larutan A dan B 8. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit adalah…. a. HCl, CH3COOH , dan NaCl d. KCl, NaOH, dan gula b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr e. KCl, CH3COOH, dan etanol c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl 9. Perhatikan larutan berikut ! 1). NaOH 3). Ca(OH)2 2). KCl 4). H2SO4 5). KNO3 Urutkan larutan di atas yang termasuk kedalam larutan elektrolit yang bersifat asam, basa dan garam adalah…. a. 1, 2, dan 4 d. 4, 3, dan 5 b. 2, 3, dan 5 e. 4, 1, dan 3 c. 1, 4, dan 5 10. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya adalah…. 2 a. Urea dan cuka d. Etanol dan gula b. Cuka dan ammonia e. Garam dan gula c. Asam klorida dan garam dapur 11. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah…. a. HCl dan KCl d. H2SO4 dan AgCl b. H2SO4 dan HCl e. HCl dan C2H5OH c. CH3COOH dan NaCl 12. Perhatikanlah larutan berikut ! 1). Cuka 3). Gula 5). Etanol 2). Garam dapur 4). Asam sulfat Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang tidak dapat menghantarkan listrik adalah…. a. 4, 2, 3 d. 2, 1, 3 b. 2, 1, 4 e. 2, 4, 5 c. 1, 3, 5 13. Suatu elektrode yang dicelupkan kedalam suatu larutan memberikan gejala dengan timbulnya gelembung gas, namun lampu tidak menyala. Dari gejala tersebut larutan tergolong kedalam…. a. Nonelektrolit d. Elektrolit kuat b. Elektrolit lemah e. Senyawa ionik c. Senyawa kovalen polar 14. Larutan yang tidak dapat terurai menjadi ion-ion bebas dan tidak dapat menghantarkan listrik adalah…. a. C12H22O11, CH3COOH, dan H2SO4 d. C12H22O11, KNO3, dan CaSO4 b. CO(NH2)2, C2H5OH, dan NaCl e. CO(NH2)2, C2H4(OH)2, dan C12H22O11 c. C2H5OH, CH3COOH, dan C6H5OH 15. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah…. a. HCl, senyawa kovalen polar d. C2H5OH, senyawa basa b. CH3COOH, senyawa asam e. CO(NH2)2, senyawa ion c. NaOH, senyawa kovalen polar 3 16. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat dialami oleh larutan… a. HCl dan C12H22O11 d. NaCl dan CO(NH2)2 b. NaOH dan C2H5OH e. Hanya HCl c. NaOH dan KCl 17. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus listrik adalah…. a. Garam dapur dan asam sulfat d. Glukosa dan ammonia b. Gula dan gliserin e. Cuka dan gula c. Etanol dan garam dapur 18. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala ini disebabkan karena…. a. Karena air bersifat polar b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik c. Air merupakan pelarut yang sangat baik d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat 19. Pernyataan dibawah ini yang benar berdasarkan daya hantar listriknya adalah…. a. HCl lebih baik dari NaCl d. CH3COOH lebih baik dari HClO4 b. NH3 lebih buruk dari KCl e. NH3 lebih baik dari CH3COOH c. CH3COOH lebih baik dari H2SO4 20. Larutan yang memiliki derajat ionisasi ( = 0) adalah…. a. NaOH dan C12H22O11 d. KCl dan H2SO4 b. C2H5OH dan CO(NH2)2 e. HCl dan NaOH c. C2H5OH dan Ca(OH)2 21. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah…. a. Larutan CH3COOH 0,01 M d. Larutan NaCl 0,1 M b. Larutan CH3COOH 1 M e. Larutan KCl 1 M c. Larutan H2SO4 0,1 M 4 22. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling terang dengan jumlah mol mula-mula adalah…. a. Asam asetat 0,1 mol d. Asam asetat 10 mol b. Asam asetat 1 mol e. Asam klorida 1 mol c. Asam klorida 0,01 mol 23. Perhatikanlah tabel dibawah ini ! Daya hantar / jenis elektrolit Padatan Lelehan Larutan Senyawa ionik Nonkonduktor ........... Konduktor Senyawa kovalen Nonkonduktor ………… Konduktor Perbedaan antara senyawa ionik dan kovalen pada lelehan secara urut adalah….. a. Konduktor semuanya d. Konduktor dan nonkonduktor b. Konduktor dan semikonduktor e. Nonkonduktor dan konduktor c. Nonkonduktor dan semikonduktor 24. Perhatikanlah gambar dibawah ini ! Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah…. a. Larutan CO(NH2)2 d. Larutan NaCl b. Larutan CH3COOH e. Larutan AgCl c. Larutan C2H5OH 25. Lampu menyala redup dan terdapat gelembung gas saat elektrode dicelupkan kedalam larutan asam asetat. Hal ini menunjukkan bahwa…. a. Sedikit larutan asam asetat yang terionisasi b. Asam asetat termasuk nonelektrolit c. Asam asetat berasosiasi membentuk molekul d. Derajat ionisasi = 0 e. Asam asetat berasosiasi dengan sempurna 26. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor yang baik disebut dengan…. 5 a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit b. Semikonduktor e. Konduksi c. Elektrolit kuat 27. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut : HCl H+(aq) + Cl-(aq) Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah …. a. Terurai menjadi molekul d. Bereaksi satu arah b. Mempunyai koefisien satu e. Menghasilkan ion-ion c. Mempunyai derajat ionisasi = 0 28. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh …. a. Elektrode yang rusak b. Derajat ionisasi 0 < d. Derajat ionisasi <1 =1 e. Ionisasi sempurna c. Mempunyai derajat ionisasi = 0 29. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut termasuk kedalam …. a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit b. Elektrolit kuat e. Larutan c. Senyawa ion 30. Perhatikanlah tabel dibawah ini ! Larutan Nyala lampu Gelembung gas …… Terang Ada gelembung gas …… Redup Ada gelembung gas Urutan larutan yang tepat untuk mengisi titi-titik pada tabel di atas adalah …. a. NaCl dan C2H5OH d. KCl dan H2SO4 b. HCl dan C12H22O11 e. NaCl dan H2SO4 c. NaCl dan CH3COOH 31. Perhatikanlah gambar berikut ini ! 6 1 2 3 Peristiwa yang terjadi pada gambar di atas, dimana lampu yang pertama tidak dapat menyala disebabkan karena …. a. Terjadi ionisasi d. Dapat bergerak bebas b. Merupakan larutan nonelektrolit e. Dapat memberikan tegangan listrik c. Senyawa ion dalam bentuk Kristal 32. Dari gambar pada no. 18 dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapat menyala walaupun redup. Hal tersebut dikarenakan… a. Senyawa berbentuk padatan b. Larutan tidak dapat larut dalam air c. Larutan tidak dapat terionisasi d. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion sebagian e. Senyawa bersifat kering 33. Perhatikan gambar dibawah ! Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terang apabila elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebut disebabkan karena…. a. Larutan tersebut telah terionisasi sempurna b. Larutan tersebut adalah larutan gula c. Larutan tersebut tidak dapat terionisasi d. Jika harga larutan diatas = 0 e. Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna 34. Larutan dikatakan sebagai larutan elektrolit apabila …. a. Larutan tersebut dapat larut dalam pelarut non air b. Larutan tidak dapat menghasilkan ion listrik c. Larutan tersebut tidak dapat bergerak bebas d. Larutan tersebut dapat terionisasi sempurna e. Larutan tersebut merupakan larutan yang sukar larut 7 35. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yang terjadi adalah … a. Lampu akan menyala dengan terang b. Lampu akan redup c. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gas d. Lampu redup namun gelembung gas banyak e. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas 36. Ciri – ciri larutan elektrolit adalah, kecuali …. a. Mempunyai derajat ionisasi = 0 b. Dapat menyalakan lampu dengan terang c. Nyala lampu redup d. Tidak dapat menyalakan lampu, namun terdapat gas e. Mengalami ionisasi 37. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya … a. Larutan gula dapat menghantarkan listrik b. Urea termasuk larutan elektrolit lemah c. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terang d. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuat e. Cuka tidak dapat menyalakan lampu 38. Berdasarkan kuat dan lemahnya daya hantar listrik pada suatu larutan, larutan elektrolit dibagi menjadi 2 yaitu … a. Larutan elektrolit dan nonelektrolit lemah b. Larutan elektrolit kuat dan lemah c. Larutan elektrolit lemah dan nonelektrolit d. Larutan nonelektrolit dan elektrolit kuat e. Larutan elektrolit kuat dan larutan garam 39. Senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik, apabila dilarutkan kedalam air. Hal ini disebabkan karena … a. Akan terurai menjadi ion-ion d. Larutan masih tetap berbentuk molekul b. Ionnya tidak dapat bergerak bebas e. Molekul-molekul tidak bergerak bebas c. Senyawa tersebut berbentuk padatan 40. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah … a. Asam klorida dan etanol d. Cuka dan urea b. Ammonia dan asam sulfat e. Asam nitrat dan glukosa c. Asam asetat dan glukosa 41. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah … a. Asam nitrat (HNO3) d. Cuka b. Natrium klorida (NaCl) e. glukosa c. Ammonia (NH3) 8 42. Lampu alat uji elektrolit tidak dapat menyala dengan terang, namun terdapat gelembung udara. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan tersebut adalah … a. Larutan elektrolit kuat d. Larutan elektrolit lemah b. Larutan nonelektrolit e. Larutan minyak c. Larutan gula 43. Alat uji elektrolit akan memberikan gejala nyala terang dan terdapat gelembung udara, larutan tersebut adalah … a. Larutan garam dan asam klorida d. Larutan urea dan air murni b. Larutan gula dan cuka e. Minyak dan larutan asam klorida c. Larutan cuka dan etanol 44. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah … a. Asam sulfat d. Urea b. Asam asetat e. Alkohol c. Etanol 45. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit … a. Garam d. Urea b. Asam e. Cuka c. Basa 46. Pada hasil uji daya hantar listrik, ternyata memberikan gejala tidak dapat menyalakan lampu dan terdapat gelembung udara. Larutan apakah yang diuji tersebut … a. Asam klorida d. Larutan minyak b. Larutan garam e. Larutan cuka c. Larutan gula 47. Lampu alat uji elektrolit dapat menyala dengan terang dan menimbulkan gelembung udara yang banyak saat kedua elektrode dicelupkan kedalam larutan asam klorida. Hal itu disebabkan oleh … a. Asam klorida membentuk gelembung yang sangat banyak b. Asam klorida terionisasi sempurna c. Asam klorida merupakan elektrolit lemah d. Baterai yang digunakan baru e. Larutan asam klorida yang digunakan banyak 48. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah … a. Cuka dan gula d. Alkohol dan cuka b. Garam dan gula e. Gula dan etanol c. Garam dan cuka 49. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapi keduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji … a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu B b. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu B c. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu B 9 d. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu B e. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B 50. Suatu larutan dapat menghantarkan listrik apabila larutan tersebut dapat terionisasi secara sempurna. Yang dimaksud dengan ionisasi adalah … a. Peristiwa penguraian zat menjadi ion-ion secara sempurna b. Partikel bermuatan netral c. Senyawa tidak dapat terionkan d. Larutan merupakan larutan yang mempunyai ion negative e. Molekul ion tidak dapat terurai 10 LEMBAR JAWAB NO. A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 B C D Nama : NIS : Mata Pelajaran : E NO. A 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 11 B C D E JAWABAN 1. B 21. E 41. B 2. C 22. C 42. D 3. A 23. D 43. A 4. A 24. D 44. A 5. E 25. A 45. D 6. C 26. C 46. E 7. B 27. E 47. B 8. E 28. B 48. C 9. D 29. A 49. B 10. D 30. C 50. A 11. A 31. C 12. D 32. D 13. B 33. A 14. E 34. D 15. A 35. E 16. C 36. A 17. A 37. C 18. D 38. B 19. B 39. A 20. B 40. B 12 Lampiran 5 SILABUS KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : MAN I SEMARANG Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester :X/2 Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Alokasi Waktu : 4 x 45 menit Indikator Kompetensi Materi Kegiatan Dasar Pembelajaran Pembelajaran 3.1Mengidentifik Larutan Tatap Muka: asi sifat Elektrolit Dan larutan non- Nonelektrolit elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. Diskusi dan a. Mengidentifikasi Tanya jawab dengan media video yang mengacu pada materi yang diajarkan yaitu larutan elektrolit nonelektrolit Alokasi Penilaian dan Sumber belajar Waktu 4 jp sifat- a. Teknik Sumber : sifat larutan non elektolit penilaian : test dan tertulis. senior b. Bentuk school elektrolit melalui percobaan b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan hantaran listriknya 1 sifat penilaian pilihan : ganda, dan keaktifan. 1. Chemistry for high (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis, hlm 198- Penugasan terstruktur: • Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Menjelaskan c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan untuk arus listrik Nahadi, Pustaka Setia, larutan elektrolit dapat hlm 144 – 147 senyawa kovalen polar. arus listrik. • Mendeskripsikan larutan dapat berupa senyawa ion dan kovalen polar. (Kegiatan Tidak universitas, 4. Internet menghantarkan senyawa 3.kimia Brady elektrolit bahwa SMA, bahwa d. Mendekripsikan kemampuan larutan 2.Intisari KIMIA elektrolit menghantarkan berupa senyawa ion dan penyebab 210 Mandiri Terstruktur) KMTT - tidak ada KMTT 2 Guru Mata Pelajaran Kimia Semarang, 5 Januari 2011 Peneliti Dra. Kanti Septiyati NIP. 19640310 199403 2 002 Ziyadatul A’mal NIM. 73711023 Mengetahui Kepala Sekolah MAN 1 Semarang Drs. H. Syaefudin, M. Pd NIP. 19651015 199203 1 003 3 Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN 1. IDENTITAS MATA PELAJARAN Sekolah : MAN 1 SEMARANG Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Tahun pelajaran : 2010 / 2011 Pertemuan : 1 (satu) 2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi 3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. 4. INDIKATOR : a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik d. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 5. TUJUAN PEMBELAJARAN : a. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan b. Siswa dapat mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya 1 c. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik d. Siswa dapat mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 6. MATERI AJAR Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit 7. ALOKASI WAKTU 1 kali pertemuan (2 x 45 menit) 8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN 1. Model : active learning dengan penggunaan media video 2. Metode pembelajaran : diskusi, tanya jawab dan penugasan 3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori 9. KEGIATAN PEMBELAJARAN Langkah – langkah Pembelajaran: No Kegiatan Pembelajaran 1 TATAP MUKA waktu 5 mnt a. Persensi b. Apersepsi Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut: Apa yang kalian ketahui mengenai larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Tanya jawab Kegiatan Awal (pendahuluan) • Metode Bagaimana suatu larutan dapat dikelompokkan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2 • Aplikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan seharihari. 2 75 mnt Kegiatan inti aan Eksplorasi media • Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan video, Diskusi, nonelektrolit. Tanya • Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai jawab dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Elaborasi • Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning. • Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok berisi 5 siswa. • Masing-masing kelompok memperhatikan materi yang putar melalui media video. • Masing-masing kelompok mencatat materi yang dianggap penting. • Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi tentang materi yang dicatatnya. • Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya. Konfirmasi • Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan diskusi tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung. 3 Penggun Penutup : 10 mnt 1. Evaluasi / Tanya jawab 3 2. Penenangan / Pendingan Penugasan terstruktur : • Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. • Mendeskripsikan bahwa larutan dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. (Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur )KMTT : -Tidak ada KMTT 10. PENILAIAN HASIL BELAJAR a. Kognitif Prosedur tes : Tes awal (pre-test) terlampir b. Tanggapan Terhadap Video (Terlampir ) 11. SUMBER BELAJAR a. : Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis, hlm 198-210 b. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147 c. Kimia untuk universitas, Brady d. Internet Semarang, 5 Januari 2011 Peneliti Guru Mata Pelajaran Kimia Dra. Kanti Septiyati NIP. 19640310 199403 2 002 Ziyadatul A’mal NIM. 73711023 Mengetahui Kepala Sekolah MAN 1 Semarang Drs. H. Syaefudin, M. Pd NIP. 19651015 199203 1 003 4 Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN 1. IDENTITAS MATA PELAJARAN Sekolah : MAN 1 SEMARANG Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Tahun pelajaran : 2010 / 2011 Pertemuan : 2 (dua) 2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi 3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. 4. INDIKATOR : a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum pada media video, b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya melalui praktikum pada media video. 5. TUJUAN PEMBELAJARAN : a. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum pada media video, b. Siswa mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya melalui praktikum pada media video. 6. MATERI AJAR Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit 1 7. ALOKASI WAKTU 1 kali pertemuan (2 x 45 menit) 8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN 1. Model : active learning dengan penggunaan media video 2. Metode pembelajaran : diskusi, tanya jawab dan penugasan 3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori 9. KEGIATAN PEMBELAJARAN Langkah – langkah Pembelajaran: No Kegiatan Pembelajaran 1 TATAP MUKA waktu 5 mnt Metode Tanya jawab Kegiatan Awal (pendahuluan) a. Persensi b. Apersepsi Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut: • Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan pada media praktikum. • Mengetahui gejala-gejala apa saja yang ditimbulkan pada larutan yang diuji. 2 45 mnt Kegiatan inti Eksplorasi • Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Elaborasi 2 Praktikum, • Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning. • Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok berisi 5 siswa. • Masing-masing kelompok memperhatikan materi yang putar melalui media video. • Masing-masing kelompok mencatat materi yang dianggap penting. • Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi tentang materi yang dicatatnya. • Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya. Konfirmasi • Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan diskusi tentang praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung. 3 10 mnt Penutup : 1. Evaluasi / Tanya jawab 2. Penenangan / Pendingan Penugasan terstruktur : • Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui praktikum pada media video. • Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik pada praktikum pada media video . (Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur) KMTT : -Tidak ada KMTT 3 10. PENILAIAN HASIL BELAJAR a. Angket (terlampir) b. Tes akhir (post-test) terlampir 11. SUMBER BELAJAR : 1. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis, hlm 198-210 2. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147 3. Kimia universitas, Brady 4. Internet Semarang, 12 Januari 2011 Peneliti Guru Mata Pelajaran Kimia Dra. Kanti Septiyati NIP. 19640310 199403 2 002 Ziyadatul A’mal NIM. 73711023 Mengetahui Kepala Sekolah MAN 1 Semarang Drs. H. Syaefudin, M. Pd NIP. 19651015 199203 1 003 4 Lampiran 8 SILABUS KELAS KONTROL Nama Sekolah : MAN I SEMARANG Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester :X/2 Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Alokasi Waktu : 4 x 45 menit Indikator Kompetensi Materi Kegiatan Dasar Pembelajaran Pembelajaran 3.1Mengidentifik Larutan Tatap Muka: asi sifat Elektrolit Dan larutan non- Nonelektrolit elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. a. Mengidentifikasi Mendengarkan penjelasan guru dan Tanya jawab yang mengacu pada materi yang diajarkan yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit Alokasi Penilaian Sumber belajar Waktu 2 jp sifat- a. Teknik Sumber : sifat larutan non elektolit penilaian : test dan tertulis. senior b. Bentuk school elektrolit melalui percobaan b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan hantaran listriknya 1 sifat penilaian pilihan : ganda, dan keaktifan. 1. Chemistry for high (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis, hlm 198- Penugasan terstruktur: • Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Menjelaskan c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan untuk arus listrik Nahadi, Pustaka Setia, larutan elektrolit dapat hlm 144 – 147 senyawa kovalen polar. arus listrik. • Mendeskripsikan larutan dapat berupa senyawa ion dan kovalen polar. (Kegiatan Tidak universitas, 4. Internet menghantarkan senyawa 3.kimia Brady elektrolit bahwa SMA, bahwa d. Mendekripsikan kemampuan larutan 2.Intisari KIMIA elektrolit menghantarkan berupa senyawa ion dan penyebab 210 Mandiri Terstruktur) KMTT - tidak ada KMTT 2 v v Tatap muka : • Siswa a. Mengidentifikasi berkumpul pada kelompoknya masing-masing, • Siswa menyiapkan alat dan yang bahan digunakan dalam praktikum, • Masing-masing kelompok bekerja v sifat- v 2 jam a. Teknik v Sumber : sifat larutan non elektolit penilaian : dan observasi dan, senior tugas kelompok. school elektrolit melalui praktikum, b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non 1. Chemistry for b. Bentuk penilaian high (bilingual), : J.M.C.Johari elektrolit dan elektrolit keterampilan dan berdasarkan dan keaktifan. Rachmawati, hantaran sifat listriknya M. Esis, hal 198- melalui praktikum. 210 2.Intisari KIMIA saling untuk sama SMA, selama praktikum Nahadi, berlangsung sesuai Pustaka Setia, dengan prosedur. hlm 144 – 147 3. • Masing-masing universitas, kelompok mencatat kimia Brady hasil 3. Internet praktikum. • Masing-masing 3 kelompok membersihkan alat dan bahan yang telah digunakan. Penugasan terstruktur • Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui praktikum yang telah dilakuka • Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik pada praktikum yang telah dilakukan . 4 Semarang, 5 Januari 2011 Peneliti Guru Mata Pelajaran Kimia Dra. Kanti Septiyati NIP. 19640310 199403 2 002 Ziyadatul A’mal NIM. 73711023 Mengetahui Kepala Sekolah MAN 1 Semarang Drs. H. Syaefudin, M. Pd NIP. 19651015 199203 1 003 5 Lampiran 9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL 1. IDENTITAS MATA PELAJARAN Sekolah : MAN 1 SEMARANG Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Tahun pelajaran : 2010 / 2011 Pertemuan : 1 (satu) 2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi 3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. 4. INDIKATOR : a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik d. Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 5. TUJUAN PEMBELAJARAN : a. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui percobaan b. Siswa dapat mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya 1 c. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik d. Siswa dapat mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 6. MATERI AJAR Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit 7. ALOKASI WAKTU 1 kali pertemuan (2 x 45 menit) 8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN 1. Model : active learning 2. Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab dan penugasan 3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori 9. KEGIATAN PEMBELAJARAN Langkah – langkah Pembelajaran: No Kegiatan Pembelajaran 1 TATAP MUKA waktu 5 mnt a. Persensi b. Apersepsi Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut: Apa yang kalian ketahui mengenai larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Tanya jawab Kegiatan Awal (pendahuluan) • Metode Bagaimana suatu larutan dapat dikelompokkan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2 • Aplikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan seharihari. 2 75 mnt Kegiatan inti jawab Eksplorasi • Siswa mendengarkan penjelasan gurunya tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Elaborasi • Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning. • Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Siswa melontarkan pertanyaan kepada guru tentang materi yang telah dijelaskan. Konfirmasi • Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung. 3 Tanya 10 Penutup : mnt 1. Evaluasi / Tanya jawab 2. Penenangan / Pendingan Penugasan terstruktur : • Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Menjelaskan penyebab kemampuan menghantarkan arus listrik. 3 larutan elektrolit • Mendeskripsikan bahwa larutan dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. (Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur )KMTT : -Tidak ada KMTT 10. PENILAIAN HASIL BELAJAR Kognitif Prosedur tes : a) Tes awal (pre-test) b) Tes akhir (post-test) 11. SUMBER BELAJAR a. : Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis, hlm 198-210 b. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147 c. Kimia untuk universitas, Brady d. Internet Semarang, 11 Januari 2011 Peneliti Guru Mata Pelajaran Kimia Dra. Kanti Septiyati NIP. 19640310 199403 2 002 Ziyadatul A’mal NIM. 73711023 Mengetahui Kepala Sekolah MAN 1 Semarang Drs. H. Syaefudin, M. Pd NIP. 19651015 199203 1 003 4 Lampiran 10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL 1. IDENTITAS MATA PELAJARAN Sekolah : MAN 1 SEMARANG Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Tahun pelajaran : 2010 / 2011 Pertemuan : 2 (dua) 2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi 3. KOMPETENSI DASAR : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. 4. INDIKATOR : a. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum, b. Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya melalui praktikum. 5. TUJUAN PEMBELAJARAN : a. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektolit dan elektrolit melalui praktikum, b. Siswa mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya melalui praktikum. 6. MATERI AJAR Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit 1 7. ALOKASI WAKTU 1 kali pertemuan (2 x 45 menit) 8. MODEL / PENDEKATAN / METODE PEMBELAJARAN 1. Model : active learning 2. Metode pembelajaran : praktikum, penugasan 3. Pendekatan : pemahaman konsep dan ekspositori 9. KEGIATAN PEMBELAJARAN Langkah – langkah Pembelajaran: No Kegiatan Pembelajaran 1 TATAP MUKA waktu 5 mnt Metode Tanya jawab Kegiatan Awal (pendahuluan) a. Persensi b. Apersepsi Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang informasi berikut: • Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan? • Mengetahui gejala-gejala apa saja yang ditimbulkan pada larutan yang diuji? 2 45 mnt Kegiatan inti Eksplorasi • Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok, dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. • Siswa mendengar instruksi dari guru tantang alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum. • Siswa mendengarkan penjelasan dari gurunya mengenai tata cara 2 Praktikum, praktikum pada pengujian larutan elektrolit dan nonelektrolit. Elaborasi • Siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing, • Siswa menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum, • Masing-masing kelompok dengan kompak melakukan praktikum sesuai dengan prosedur. • Masing-masing kelompok mencatat hasil praktikum. • Masing-masing kelompok membersihkan alat dan bahan yang telah digunakan. Konfirmasi • Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu tentang pengujian larutan elektrolit dan nonelektrolit. • Memotivasi siswa yang belum aktif dalam praktikum untuk aktif dalam praktikum yang berlangsung. 3 10 mnt Penutup : 1. Evaluasi / Tanya jawab 2. Penenangan / Pendingan Penugasan terstruktur : • Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui praktikum yang telah dilakukan. • Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik pada praktikum yang telah dilakukan . (Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur) KMTT : -Tidak ada KMTT 3 10. PENILAIAN HASIL BELAJAR a. Psikomotorik (terlampir) b. Afektif (terlampir) 11. SUMBER BELAJAR : 1. Chemistry for senior high school (bilingual), J.M.C.Johari dan M. Rachmawati, Esis, hlm 198-210 2. Intisari KIMIA untuk SMA, Nahadi, Pustaka Setia, hlm 144 – 147 3. Kimia universitas, Brady 4. Internet Semarang, 18 Januari 2011 Peneliti Guru Mata Pelajaran Kimia Dra. Kanti Septiyati NIP. 19640310 199403 2 002 Ziyadatul A’mal NIM. 73711023 Mengetahui Kepala Sekolah MAN 1 Semarang Drs. H. Syaefudin, M. Pd NIP. 19651015 199203 1 003 4 Lampiran 11 KISI – KISI SOAL PRE TEST KELAS EKSPERIMEN SATUAN PENDIDIKAN : SMA MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS/ SEMESTER :X/2 MATERI POKOK : LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT JENJANG SOAL DAN STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat- KOMPETENSI DASAR 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non- larutan elektrolit dan dan elektrolit, serta reaksi oksidasi- sifat PENYEBARANNYA INDIKATOR 3.1.1 non-elektrolit Mengidentifikasi larutan elektrolit non sifat-sifat elektolit dan JUMLAH JAWABAN C1 C2 C3 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 14, 16, 21, 22, 27, 28, 29 15, 23, 6, 17 30 24, 4 E,C,B,C 11, 12, 13, 5 4 C, A, D, E 17 B,C,A,A,A,D,C,D,A, A,E,C,D,D,A,E elektrolit melalui percobaan. berdasarkan data hasil percobaan 3.1.2 redukasi Mengelompokan larutan kedalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya. 3.1.3 Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. 1 3.1.4 Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 2 20, 26, 10, 25, 18, 19, 6 A, B, A,B,E,B Lampiran 12 SOAL PRE TEST Mata Pelajaran : Kimia Pokok Bahasan : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Waktu : 30 Menit Petunjuk megerjakan soal : 1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah di sediakan 2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami dulu maknanya sebelum di jawab 3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah 4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e yang anda anggap benar 5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar Contoh : Pilihan semula : a b c d e Di betulkan :abcde 6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru 1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah…. a. Gabungan dua zat yang saling melarut b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut 2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi…. a. Larutan ionik dan elektrolit d. Larutan garam dan elektrolit b. Larutan ionik dan garam e. Larutan nonelektrolit dan garam c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit 3. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah…… a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu 4. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut…… 1 a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas b. Terurai menjadi molekul-molekul c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah d. Mempunyai derajat ionisasi = 0 e. Terdisosiasi pada larutan tertentu 5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai berikut : MgCl2 Mg2+(aq) + 2Cl-(aq) Hal ini karena…. a. Tergolong basa kuat d. Derajat ionisasi yang mendekati nol b. Konsentrasi yang besar e. Zat terlarut mengion sempurna c. Merupakan senyawa kovalen 6. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit adalah…. a. HCl, CH3COOH , dan NaCl d. KCl, NaOH, dan gula b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr e. KCl, CH3COOH, dan etanol c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl 7. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya adalah…. a. Urea dan cuka d. Etanol dan gula b. Cuka dan ammonia e. Garam dan gula c. Asam klorida dan garam dapur 8. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah…. a. HCl dan KCl d. H2SO4 dan AgCl b. H2SO4 dan HCl e. HCl dan C2H5OH c. CH3COOH dan NaCl 9. Perhatikanlah larutan berikut ! 1). Cuka 3). Gula 5). Etanol 2). Garam dapur 4). Asam sulfat Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang tidak dapat menghantarkan listrik adalah…. a. 4, 2, 3 d. 2, 1, 3 2 b. 2, 1, 4 e. 2, 4, 5 c. 1, 3, 5 10. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah…. a. HCl, senyawa kovalen polar d. C2H5OH, senyawa basa b. CH3COOH, senyawa asam e. CO(NH2)2, senyawa ion c. NaOH, senyawa kovalen polar 11. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat dialami oleh larutan… a. HCl dan C12H22O11 d. NaCl dan CO(NH2)2 b. NaOH dan C2H5OH e. Hanya HCl c. NaOH dan KCl 12. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus listrik adalah…. a. Garam dapur dan asam sulfat d. Glukosa dan ammonia b. Gula dan gliserin e. Cuka dan gula c. Etanol dan garam dapur 13. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala ini disebabkan karena…. a. Karena air bersifat polar b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik c. Air merupakan pelarut yang sangat baik d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat 14. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah…. a. Larutan CH3COOH 0,01 M d. Larutan NaCl 0,1 M b. Larutan CH3COOH 1 M e. Larutan KCl 1 M c. Larutan H2SO4 0,1 M 15. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling terang dengan jumlah mol mula-mula adalah…. 3 a. Asam asetat 0,1 mol d. Asam asetat 10 mol b. Asam asetat 1 mol e. Asam klorida 1 mol c. Asam klorida 0,01 mol 16. Perhatikanlah gambar dibawah ini ! Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah…. a. Larutan CO(NH2)2 d. Larutan NaCl b. Larutan CH3COOH e. Larutan AgCl c. Larutan C2H5OH 17. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor yang baik disebut dengan…. a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit b. Semikonduktor e. Konduksi c. Elektrolit kuat 18. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut : HCl H+(aq) + Cl-(aq) Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah …. a. Terurai menjadi molekul d. Bereaksi satu arah b. Mempunyai koefisien satu e. Menghasilkan ion-ion c. Mempunyai derajat ionisasi = 0 19. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh …. a. Elektrode yang rusak b. Derajat ionisasi 0 < d. Derajat ionisasi <1 =1 e. Ionisasi sempurna c. Mempunyai derajat ionisasi = 0 20. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut termasuk kedalam …. a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit b. Elektrolit kuat e. Larutan c. Senyawa ion 4 21. Perhatikanlah gambar berikut ini ! Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapat menyala walaupun redup. Hal tersebut dikarenakan… 1 2 3 1 2 3 a. Senyawa berbentuk padatan b. Larutan tidak dapat larut dalam air c. Larutan tidak dapat terionisasi d. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion sebagian e. Senyawa bersifat kering 22. Perhatikan gambar dibawah ! Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terang apabila elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebut disebabkan karena…. a.Larutan tersebut telah terionisasi sempurna b.Larutan tersebut adalah larutan gula c.Larutan tersebut tidak dapat terionisasi d.Jika harga larutan diatas = 0 e.Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna 23. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yang terjadi adalah … a. Lampu akan menyala dengan terang b. Lampu akan redup c. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gas d. Lampu redup namun gelembung gas banyak e. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas 24. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya … a. Larutan gula dapat menghantarkan listrik b. Urea termasuk larutan elektrolit lemah c. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terang d. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuat e. Cuka tidak dapat menyalakan lampu 25. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah … a. Asam klorida dan etanol d. Cuka dan urea b. Ammonia dan asam sulfat e. Asam nitrat dan glukosa c. Asam asetat dan glukosa 26. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah … a. Asam nitrat (HNO3) d. Cuka 5 b. Natrium klorida (NaCl) e. glukosa c. Ammonia (NH3) 27. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah … a. Asam sulfat d. Urea b. Asam asetat e. Alkohol c. Etanol 28. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit … a. Garam d. Urea b. Asam e. Cuka c. Basa 29. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah … a. Cuka dan gula d. Alkohol dan cuka b. Garam dan gula e. Gula dan etanol c. Garam dan cuka 30. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapi keduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji … a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu B b. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu B c. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu B d. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu B e. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B 6 LEMBAR JAWAB NO. A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 B C D Nama : NIS : Mata Pelajaran : E NO. A 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 7 B C D E lampiran 12.1 JAWABAN 1. B 16. D 2. C 17. C 3. A 18. E 4. A 19. B 5. E 20. A 6. E 21. D 7. D 22. A 8. A 23. E 9. D 24. C 10. A 25. B 11. C 26. B 12. A 27. A 13. D 28. D 14. E 29. C 15. C 30. B 8 Lampiran 13 KISI – KISI SOAL POST TEST KELAS EKSPERIMEN SATUAN PENDIDIKAN : SMA MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS/ SEMESTER :X/2 MATERI POKOK : LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR JENJANG SOAL DAN PENYEBARANNYA INDIKATOR C1 3. Memahami 3.1 Mengidentifikasi C2 1, 2, 3, 4, 3.1.1 Mengidentifikasi JUMLAH JAWABAN C3 7, 17, 22, 16 20, 10, 12 26, 27 B, C, A, A, A, C, B, DC, sifat-sifat sifat larutan non- sifat-sifat larutan non 8, larutan non- elektrolit elektolit dan elektrolit 23, 24, A, D, E, D, elektrolit dan elektrolit melalui percobaan. E, D, A elektrolit, berdasarkan data serta hasil percobaan reaksi dan 3.1.2 Mengelompokan larutan 6, kedalam oksidasi- larutan non elektrolit redukasi dan elektrolit berdasarkan sifat 1 29 9, 30 21 4 E, D, B, C, hantaran listriknya. 13, 16, 14, 3.1.3 Menjelaskan 5 5 penyebab kemampuan 18 larutan C, A, C, D, E, elektrolit menghantarkan arus listrik. 25, 28 3.1.4 Mendekripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa senyawa ion dan kovalen polar. 2 15 11, 19 5 A, B, A, E, B Lampiran 14 SOAL POST TEST Mata Pelajaran : Kimia Pokok Bahasan : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Waktu : 30 Menit Petunjuk megerjakan soal : 1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah di sediakan 2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami dulu maknanya sebelum di jawab 3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah 4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e yang anda anggap benar 5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar Contoh : Pilihan semula : a b c d e Di betulkan :abcde 6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru 1. Definisi larutan di bawah ini, yang benar adalah…. a. Gabungan dua zat yang saling melarut b. Campuran yang homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut c. Campuran yang heterogen antara solute dan solven d. Gabungan dua zat yang memiliki sifat-sifat tertentu e. Campuran yang dapat melarutkan zat terlarut 2. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dibedakan menjadi…. a. Larutan ionik dan elektrolit d. Larutan garam dan elektrolit b. Larutan ionik dan garam e. Larutan nonelektrolit dan garam c. Larutan elektrolit dan nonelektrolit 3. Konsep larutan elektrolit adalah sebagai berikut…… a. Terdisosiasi sehingga menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas b. Terurai menjadi molekul-molekul c. Dapat bereaksi secara dinamis pada dua arah d. Mempunyai derajat ionisasi = 0 e. Terdisosiasi pada larutan tertentu 1 4. Jika asam yang mengion sebesar 0,01 mol, maka larutan yang menghasilkan nyala paling terang dengan jumlah mol mula-mula adalah…. a. Asam asetat 0,1 mol d. Asam asetat 10 mol b. Asam asetat 1 mol e. Asam klorida 1 mol c. Asam klorida 0,01 mol 5. Larutan magnesium klorida merupakan larutan elektrolit kuat dengan reaksi sebagai berikut : MgCl2 Mg2+(aq) + 2Cl-(aq) Hal ini karena…. a. Tergolong basa kuat d. Derajat ionisasi yang mendekati nol b. Konsentrasi yang besar e. Zat terlarut mengion sempurna c. Merupakan senyawa kovalen 6. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit adalah…. a. HCl, CH3COOH , dan NaCl d. KCl, NaOH, dan gula b. C12H22O11, CH3COOH, dan HBr e. KCl, CH3COOH, dan etanol c. CO(NH2)2, C2H5OH, NaCl 7. Larutan elektrolit kuat berikut yang termasuk larutan asam kuat dan garam adalah…. a. HCl dan KCl d. H2SO4 dan AgCl b. H2SO4 dan HCl e. HCl dan C2H5OH c. CH3COOH dan NaCl 8. Definisi larutan elektrolit dibawah ini adalah…… a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik b. Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik c. Larutan yang dapat terurai menjadi molekul-molekul d. Larutan yang tidak mempunyai gelembung udara e. Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu 9. Dalam kehidupan kita larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, diantaranya adalah…. a. Urea dan cuka d. Etanol dan gula b. Cuka dan ammonia e. Garam dan gula c. Asam klorida dan garam dapur 2 10. Perhatikanlah larutan berikut ! 1). Cuka 3). Gula 5). Etanol 2). Garam dapur 4). Asam sulfat Dari data di atas, manakah yang mempunyai daya hantar listrik kuat, lemah dan yang tidak dapat menghantarkan listrik adalah…. a. 4, 2, 3 d. 2, 1, 3 b. 2, 1, 4 e. 2, 4, 5 c. 1, 3, 5 11. Asam klorida termasuk elektrolit kuat, dengan reaksi sebagai berikut : HCl H+(aq) + Cl-(aq) Dapat disimpulkan bahwa elektrolit kuat adalah …. a. Terurai menjadi molekul d. Bereaksi satu arah b. Mempunyai koefisien satu e. Menghasilkan ion-ion c. Mempunyai derajat ionisasi = 0 12. Larutan berikut yang memiliki daya hantar paling baik adalah…. a. Larutan CH3COOH 0,01 M d. Larutan NaCl 0,1 M b. Larutan CH3COOH 1 M e. Larutan KCl 1 M c. Larutan H2SO4 0,1 M 13. Larutan akan berdisosiasi dengan sempurna sehingga dapat bersifat sebagai konduktor yang baik disebut dengan…. a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit b. Semikonduktor e. Konduksi c. Elektrolit kuat 14. Pada NaCl padat (kristal) tidak dapat menghantarkan listrik, namun apabila NaCl dilarutkan dengan air dapat menghantarkan listrik dan dapat menyalakan lampu. Gejala ini disebabkan karena…. a. Karena air bersifat polar b. Karena NaCl dan air dapat menghantarkan listrik c. Air merupakan pelarut yang sangat baik d. Ion-ion kristal tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak dapat menghantar listrik e. Ion-ion kristal membentuk molekul yang padat 3 15. Suatu zat apabila dilarutkan kedalam air, maka akan terurai menjadi ion-ion dan menghasilkan hantaran listrik. Senyawa yang memiliki sifat demikian adalah…. a. HCl, senyawa kovalen polar d. C2H5OH, senyawa basa b. CH3COOH, senyawa asam e. CO(NH2)2, senyawa ion c. NaOH, senyawa kovalen polar 16. Larutan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat menghantarkan arus listrik adalah…. a. Garam dapur dan asam sulfat d. Glukosa dan ammonia b. Gula dan gliserin e. Cuka dan gula c. Etanol dan garam dapur 17. Perhatikanlah gambar dibawah ini ! Larutan yang membuat lampu menyala dengan terang adalah…. a.Larutan CO(NH2)2 d. Larutan NaCl b.Larutan CH3COOH e. Larutan AgCl c.Larutan C2H5OH 18. NaCl yang dilarutkan kedalam air akan berdisosiasi membentuk ion-ion. Hal serupa dapat dialami oleh larutan… a. HCl dan C12H22O11 d. NaCl dan CO(NH2)2 b. NaOH dan C2H5OH e. Hanya HCl c. NaOH dan KCl 19. Elektrode dicelupkan kedalam larutan namun tidak dapat menyalakan lampu meskipun terdapat gelembung gas. Gejala ini disebabkan oleh …. a. Elektrode yang rusak b. Derajat ionisasi 0 < d. Derajat ionisasi <1 =1 e. Ionisasi sempurna c. Mempunyai derajat ionisasi = 0 20. Larutan berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah … a. Asam sulfat d. Urea b. Asam asetat e. Alkohol c. Etanol 21. Pernyataan dibawah ini adalah benar mengenai larutan elektrolit yaitu diantaranya … a. Larutan gula dapat menghantarkan listrik b. Urea termasuk larutan elektrolit lemah 4 c. Larutan garam dapat menyalakan lampu dengan terang d. Larutan gula merupakan larutan elektrolit kuat e. Cuka tidak dapat menyalakan lampu 22. Apabila suatu elektroda dicelupkan dalam urea yang dilarutkan dalam air, maka yang terjadi adalah … a. Lampu akan menyala dengan terang b. Lampu akan redup c. Lampu tidak menyala namun terdapat gelembung gas d. Lampu redup namun gelembung gas banyak e. Lampu tidak akan menyala dan tidak ada gelembung gas 23. Manakah yang termasuk kedalam larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah … a. Cuka dan gula d. Alkohol dan cuka b. Garam dan gula e. Gula dan etanol c. Garam dan cuka 24. Senyawa kovalen polar berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah … a. Asam klorida dan etanol d. Cuka dan urea b. Ammonia dan asam sulfat e. Asam nitrat dan glukosa c. Asam asetat dan glukosa 25. Cuka, ammonia dan asam benzoat sering kita jumpai di kehidupan kita. Contoh tersebut termasuk kedalam …. a. Elektrolit lemah d. Nonelektrolit b. Elektrolit kuat e. Larutan c. Senyawa ion 26. Perhatikanlah gambar berikut ini ! Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa lampu yang ketiga dapat menyala walaupun redup. Hal tersebut dikarenakan… a. Senyawa berbentuk padatan b. Larutan tidak dapat larut dalam air c. Larutan tidak dapat terionisasi d. Larutan berbentuk lelehan sehingga hanya mengion sebagian e. Senyawa bersifat kering 1 2 3 5 27. Perhatikan gambar dibawah ! Larutan asam klorida diatas dapat menyalakan lampu dengan terang apabila elektrodadimasukkan kedalam larutan tersebut, hal tersebut disebabkan karena…. a. Larutan tersebut telah terionisasi sempurna b. Larutan tersebut adalah larutan gula c. Larutan tersebut tidak dapat terionisasi d. Jika harga larutan diatas = 0 e. Jika larutan tersebut tidak dapat larut sempurna 28. Senyawa ionik berikut ini, yang dapat menghantarkan arus listrik adalah … a. Asam nitrat (HNO3) d. Cuka b. Natrium klorida (NaCl) e. glukosa c. Ammonia (NH3) 29. Manakah yang termasuk larutan nonelektrolit … a. Garam d. Urea b. Asam e. Cuka c. Basa 30. Lampu A dapat menyala dengan terang sedangkan lampu B menyala dengan redup, tetapi keduanya mempunyai gelembung udara. Larutan apakah yang diuji … a. Cuka pada lampu A dan gula pada lampu B b. Larutan garam pada lampu A dan cuka pada lampu B c. Larutan garam pada lampu A dan etanol pada lampu B d. Minyak pada lampu A dan cuka pada lampu B e. Asam klorida pada lampu A dan gula pada lampu B 6 LEMBAR JAWAB NO. A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 B C D Nama : NIS : Mata Pelajaran : E NO. A 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 7 B C D E Lampiran 14.1 JAWABAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. B C A C E E A A D D E E C D A 16. A 17. D 18. C 19. B 20. A 21. C 22. E 23. C 24. B 25. A 26. D 27. A 28. B 29. D 30. B 8 Lampiran 16 KISI-KISI TANGGAPAN TERHADAP MEDIA VIDEO Variabel Media Video Sub INDIKATOR Variabel 1. Pesan yang A. Intrinsik disampaikan melalui media video sesuai dengan materi yang diajarkan. 2. Media video yang diterapkan sangat aplikatif dan disertai dengan contoh-contoh yang sering ditemukan dalam kehidupan seharihari. 3. Media video yang diterapkan disertai dengan percobaan. NO. SOAL Positif Negatif 3, 5 1. Media video yang B. diterapkan sesuai Ekstrinsik dengan kebutuhan belajar masa kini. 2. Adanya perlengkapan yang mendukung pemakaian media video. 3. Adanya lingkungan belajar yang kondusif selama pembelajaran kimia berlangsung. Jumlah JUMLAH SOAL 2 2, 4 1, 6 4 9, 10 7, 8 4 12, 15 13, 14 4 11 20 2 19, 16 17, 18 4 10 10 20 Lampiran 17 TANGGAPAN TERHADAP MEDIA VIDEO KIMIA NAMA : KELAS / NO. ABSEN : Petunjuk pengisian 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya 2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara 3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sebelum anda mengisi 4. pilih satu kreteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan cara memberi ( ) “cek” pada salah satu kreteria sekor 5. tanyakanlah jika ada kesulitan Keterangan : SS : Sangat setuju S : Setuju N : Netral/Tidak punya pendapat TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju No 1. Pertanyaan Media video yang diterapkan sangat membosankan Media video yang diterapkan sangat 2. menarik Pesan yang disampaikan melalui media 3 video tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Media video yang diterapkan disertai 4. dengan penjelasan yang mudah dipahami. 1 SS S N TS STS Pesan yang disampaikan melalui media 5. video memacu keingintahuan yang besar. Pesan yang disampaikan melalui media 6. video sulit untuk dipahami. Media 7. yang diterapkan tidak menambah semangat belajar. Pesan yang disampaikan tidak aplikatif 8. sehingga menurunkan motivasi belajar. Media video yang ditampilkan disertai 9. dengan percobaan mempermudah sehingga siswa dalam memahami materi. Media video yang diterapkan sangat 10. aplikatif dengan contoh-contoh yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya 11. perlengkapan pendukung sehingga media video dapat dijadikan media pembelajaran. Media video 12. merupakan alternatif media yang mempermudah guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Media 13. yang diterapkan ketinggalan zaman. Media 14. video video tidak efektif jika digunakan dalam proses belajar karena bersifat abstrak. Media video yang diterapkan dalam 15. kegiatan belajar mengajar sangat 2 inovatif. Media video membuat kondisi kelas 16. aktif sehingga memberikan pengalaman baru bagi siswa. Media video yang diterapkan membuat 17. kondisi kelas tidak kondusif. Media video membuat siswa tidak 18. mandiri dalam mencari sumber belajar yang lain. Media video memberikan langkah 19. awal bagi siswa dalam memperluas pengetahuannya tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. Media video sulit untuk diterapkan 20. karena membutuhkan perlengkapan yang rumit. Semarang,……………2011 Observer ……………………………… 3 Lampiran 17.1 JAWABAN TANGGAPAN TERHADAP VIDEO KIMIA Nomor soal positif Keterangan SS Nilai 5 S 4 N 3 TS 2 STS 1 Nomor soal negatif Keterangan SS Nilai 1 S 2 N 3 TS 4 STS 5 N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 TS 4 2 4 2 2 4 4 4 2 2 STS 5 1 5 1 1 5 5 5 1 1 No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SS 1 5 1 5 5 1 1 1 5 5 S 2 4 2 4 4 2 2 2 4 4 4 SS 5 5 1 1 5 5 1 1 5 1 S 4 4 2 2 4 4 2 2 4 2 N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 TS 2 2 4 4 2 2 4 4 2 4 STS 1 1 5 5 1 1 5 5 1 5 Lampiran 19 PROSEDUR PRAKTIKUM DAYA HANTAR LISTRIK DALAM LARUTAN A. Tujuan Mengamati sifat daya hantar listrik pada beberapa larutan B. Alat dan Bahan 1. Alat a. Gelas kimia500 mL b. Baterai 4 buah, c. Bola lampu, d. Kabel. 2. Bahan a. Air, b. Air jeruk, c. Air sabun, d. Larutan garam, e. Larutan asam cuka f. Larutan gula C. Cara Kerja 1. Susunlah alat uji elektrolit seperti gambar dibawah ini ! 2. Masukkan 100 mL larutan garam kedalam gelas kimia! 3. Celupkan elektrode kedalam larutan garam tersebut dan amati nyala lampu serta gelembung gas yang ditimbulkan disekitar batang elektrode! 4. Bersihkan kedua batang elektrode dengan air dan keringkan! Dengan cara yang sama, lakukan percobaan yang sama pada larutan yang tersedia! D. Hasil Percobaan No Larutan 1. Air 2. Air jeruk 3. Air sabun 4. Lart garam 5. Lart as cuka 6. Lart gula Nyala Lampu Gelembung Jenis Gas Larutan E. Pertanyaan 1. Sebutkan ciri-ciri larutan elektrolit dan nonelektrolit ? 2. Larutan apasaja yang termasuk elektrolit dan nonelektrolit ? F. Kesimpulan ………… Lampiran 20 KISI-KISI ANGKET BELAJAR KIMIA Variabel Hasil Belajar Sub INDIKATOR Variabel 1. Adanya hasrat dan A. Intrinsik keinginan belajar kimia. 2. Adanya kebutuhan dalam belajar kimia. 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan dalam mempelajari kimia NO. SOAL Positif Negatif 3, 11 1, 8 1. Adanya inovasi B. media yang Ekstrinsik digunakan dalam pembelajaran kimia sehingga materi lebih mudah dipahami. 2. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. 3. Adanya lingkungan belajar yang kondusif selama pembelajaran kimia berlangsung. Jumlah 9, 13 JUMLAH SOAL 4 2, 5, 2 4, 14 6, 15 4 3 7 10 12 2 17, 20 16, 18, 19 5 10 10 20 Lampiran 21 ANGKET BELAJAR KIMIA NAMA : KELAS / NO. ABSEN : Petunjuk pengisian 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya 2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara 3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sebelum anda mengisi 4. pilih satu kriteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan cara memberi ( ) “cek” pada salah satu kriteria skor 5. tanyakanlah jika ada kesulitan Keterangan : SS : Sangat setuju S : Setuju N : Netral/Tidak punya pendapat TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju No 1. Pertanyaan Saya sangat senang belajar kimia karena menarik. Saya belajar kimia apabila ada tugas 2. Saya tidak suka belajar kimia karena 3 sangat rumit. Saya giat belajar kimia agar dapat 4. meraih cita-cita. Saya 5. belajar kimia jika guru memberikan nilai yang baik. 1 SS S N TS STS Saya belajar kimia jika menghadapi 6. ujian akhir. Saya tidak tertarik belajar kimia karena 7. media yang diterapkan tidak inovatif. Saya belajar kimia dengan sungguh- 8. sungguh secara rutin. Saya tertarik belajar kimia dengan 9. media yang diterapkan. Saya senang belajar kimia karena 10. adanya praktikum. Saya malas belajar rutin dan teratur 11. pelajaran kimia Saya malas belajar kimia dengan 12. praktikum karena hanya membuang waktu. Saya tertarik belajar kimia dengan alat 13. peraga yang digunakan dlaam pembelajaran. Saya 14. mempelajari kimia untuk diterapkan dalam kehidupan seharihari. Saya tidak senang belajar kimia karena 15. tidak ada manfaatnya. Saya malas belajar kimia karena guru 16. tidak dapat menjelaskan materi dengan jelas Saya tertarik belajar kimia karena guru 17. penjelasan guru sangat aplikatif Saya bosan belajar kimia karena guru 18. tidak aplikatif sehingga materi sulit 2 dipahami. Saya malas mencari informasi yang 19. berhubungan dengan materi kimia melalui referensi-referensi lain. Saya 20. bersemangat belajar kimia dengan praktikum karena memberikan gambaran yang nyata mengenai materi. Semarang,……………2011 Observer ……………………………… 3 Lampiran 21.1 JAWABAN ANGKET BELAJAR KIMIA Nomor soal positif Keterangan SS Nilai 5 S 4 N 3 TS 2 STS 1 Nomor soal negatif Keterangan SS Nilai 1 S 2 N 3 TS 4 STS 5 N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 TS 2 2 4 2 4 4 4 2 2 2 STS 1 1 5 1 5 5 5 1 1 1 No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SS 5 5 1 5 1 1 1 5 5 5 S 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 SS 1 1 5 5 1 1 5 1 1 5 S 2 2 4 4 2 2 4 2 2 4 N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 TS 4 4 2 2 4 4 2 4 4 2 STS 5 5 1 1 5 5 1 5 5 1 Lampiran 23 DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS EKSPERIMEN Kondisi siswa saat pre-test berlangsung Proses pembelajaran dengan menggunakan media video Aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung dengan eksperimen larutan elektrolit dan nonelektrolit pada media video Kondisi siswa saat diskusi Aktivitas siswa saat post-test berlangsung Lampiran 24 DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS KONTROL Proses Pembelajaran Kimia Dengan Metode Ceramah Kondisi Siswa Saat Kegiatan Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Ziyadatul A’mal Tempat / Tanggal Lahir : Pemalang, 7 Februari 1989 Alamat Asal : Jl. Maryan No. 36 RT 01 RW 04 Kelurahan Pegiringan Kecamatan Bantarbolang Kota Pemalang Alamat Sekarang : Jl. Margoyoso No. 07 RT 04 RW 04 Kelurahan Tambakaji Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang Jenjang Pendidikan : 1. MI Nurul Ulum Pegiringan Lulus Tahun 2001 2. SMPN2 Bantarbolang Lulus Tahun 2004 3. SMA Muhammadiyah 2 Pemalang Lulus Tahun 2007 4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007 Semarang, Juli 2011 Penulis, Ziyadatul A’mal. 073711023