III MODEL UMUM EKSPEKTASI RASIONAL LINEAR DAN SOLUSINYA 3.1 Model Ekspektasi Rasional Linear Pada karya ilmiah ini akan dipelajari model ekspektasi rasional linear. Pada model ekspektasi rasional linear, variabel-variabel yang terlibat dinyatakan dalam bentuk deviasi logaritmik dari variabel asalnya. Secara formal, jika Vt adalah sebuah vektor variabel dan V adalah nilai tengahnya maka deviasi logaritmik dari Vt didefinisikan sebagai vt = log Vt − log V . Berikut ini, lambang dan istilah yang digunakan. wt : vektor variabel endogen non-predetetermined berukuran nw × 1 yang nilainya pada saat ekspektasi dilakukan tidak diketahui. kt : vektor variabel endogen predetermined berukuran nk ×1 yang nilainya pada saat ekspektasi dilakukan sudah diketahui. Ωt : vektor yang terdiri atas variabel endogen non-predetermined dan variabel endogen predetermined berukuran (nw + nk ) × 1 . zt : vektor nz × 1 . variabel eksogen berukuran Et : operator ekspektasi pada periode t. A : matriks segi berukuran nw + nk yang melambangkan koefisien struktural dari variabel di periode selanjutnya. B : matriks segi berukuran nw + nk yang melambangkan koefisien struktural dari variabel di periode yang sedang berjalan. C : matriks berukuran (nw + nk ) × nk yang melambangkan koefisien struktural dari variabel eksogen. ε t : white noise. φ : matriks segi berukuran nz yang melambangkan koefisien struktural dari proses autoregresi variabel eksogen. Bentuk umum model ekspektasi rasional linear sebagai berikut. AEt Ωt +1 = BΩt + Czt , (1) zt = φ zt −1 + ε t , (2) dengan w Ωt = t . kt (3) Ekspektasi dari variabel eksogen dapat dituliskan sebagai Et zt +1 = φ zt + Et ε t +1 . Karena ε t adalah white noise maka Et ε t +1 = 0. Oleh karena itu, persamaan di atas menjadi Et zt +1 = φ zt . (4) 3.2 Solusi Model Ekspektasi Rasional Linear 7 Di bagian ini akan dibahas solusi model ekspektasi rasional linear yang telah diasumsikan memiliki bentuk sebagai berikut. wt = Mkt + Nzt , (5) kt +1 = Pkt + Rzt . (6) N M P R dengan , , , merupakan matriksmatriks solusi yang harus dicari. Persamaan (5) dan (6) mengekspresikan variabel endogen non-predetermined sebagai suatu fungsi dari variabel endogen predetermined dan variabel eksogen. Selanjutnya akan dijelaskan proses mencari matriks-matriks solusi tersebut dengan menggunakan metode koefisien tidak tentu. Ekspektasi dari persamaan (6) adalah Et kt +1 = PEt kt + REt zt , karena (7) kt adalah variabel endogen predetermined dan zt adalah variabel eksogen yang nilainya pada saat ekspektasi dilakukan Et kt = kt sudah diketahui maka dan Et zt = zt . Dengan mensubstitusikan Et kt = kt dan Et zt = zt , maka persamaan (7) menjadi Et kt +1 = Pkt + Rzt . (8) Ekspektasi dari persamaan (5) adalah Et wt +1 = MEt kt +1 + NEt zt +1 . (9) Dengan mensubstitusi persamaan (4) dan (7), persamaan di atas menjadi Et wt +1 = MEt kt +1 + NEt zt +1 = MEt ( Pkt + Rzt ) + NEt zt +1 = MPEt kt + MREt zt + N φ zt = MPkt + MRzt + Nφ zt = MPkt + ( MR + N φ ) zt . (10) Jika persamaan (8) dan (10) disubstitusi pada persamaan (1) maka diperoleh: AEt Ωt +1 = BΩt + Czt E w w A t t +1 = B t + Czt Et kt +1 kt MPkt + ( MR + N φ ) zt Mkt + Nzt A = B + Czt Pkt + Rzt kt MP MR + Nφ A kt + A zt R P (11) M N = B kt + zt + Czt 0 I Untuk mencari matriks-matriks M, N, P, R maka dua persamaan berikut harus terpenuhi: MP M A = B , (12) P I MR + Nφ N A = B + C . R 0 matriks-matriks uniter Q dan Z , yaitu Q H Q = I dan Z H Z = I sedemikian sehingga dipenuhi dengan S dan T adalah matriks-matriks segitiga. Selanjutnya persamaan (12) dikalikan dengan Q dan berdasarkan fakta bahwa QA = SZ −1 dan QB = TZ −1 maka akan diperoleh 0 H11 T = 11 T T 21 22 H 21 H11 M + H12 = 0 . Sehingga didapatkan 8 M = − H11−1 H12 . −1 Karena H = Z , yaitu H11 H 21 H12 Z11 H 22 Z 21 Z12 I 0 = Z 22 0 I maka H11 Z12 + H12 Z 22 = 0 atau H12 = − H11 Z12 Z 22−1 . Dengan demikian, M = Z12 Z 22−1 . (17) S21 ( H11 M + H12 ) P + S22 ( H 21 M + H 22 ) P = T21 ( H11 M + H12 ) + T22 ( H 21 M + H 22 ) . (18) Dengan menggunakan persamaan (17) dan HZ = I , persamaan (18) dapat disederhanakan menjadi (19) (14) atau ekivalen dengan P = Z 22 S22−1T22 Z 22−1 . (20) Perhatikan persamaan (13). Dengan menggunakan dekomposisi Schur yang diperumum terhadap (13) seperti sebelumnya akan didapatkan H12 MP H 22 P H12 M H 22 I . Persamaan di atas terpenuhi jika dan hanya jika S22 Z 22−1 P = T22 Z 22−1 , −1 dengan H = Z . Partisikan S, T, dan H sehingga diperoleh 0 H11 S 22 H 21 (16) Dari persamaan (15), baris keduanya dapat dituliskan sebagai QAZ = S dan QBZ = T , S11 S 21 S11 ( H11 M + H12 ) P = T11 ( H11 M + H12 ) . (13) Karena matriks A dan B mungkin singular (tidak memiliki invers), maka persamaan (12) dan (13) dapat dipandang sebagai masalah nilai eigen yang diperumum (generalized eigenvalue problem). Dengan demikian dekomposisi Schur yang diperumum (generalized Schur decomposition) atau QZ menjamin eksistensi dekomposisi M M SH P = TH I I Dari persamaan (15), baris pertamanya dapat dituliskan seperti (15) MR + N φ N QA = QB + QC R 0 (21) MR + Nφ N SH = TH + D R 0 (22) dengan didefinisikan D = QC . Selanjutnya, persamaan pada baris pertama dapat dituliskan dalam bentuk suku-suku matriks partisi seperti berikut: S11 ( H11 M + H12 ) P + S11 H11 Nφ = T11 H11 N + D1 S11 H11 Nφ = T11 H11 N + D1 N − H11−1T11−1 S11 H11 Nφ = − H11−1T11−1 D1 . ( I + φ T ⊗ G ) vecN = vecF sehingga didapatkan T −1 vecN = ( I + φ ⊗ G ) vecF (23) N dapat diperoleh dengan Matriks menggunakan operasi balikan dari vec(.). Kemudian, baris kedua dari (22) memberikan persamaan ( S 21 H11 + S22 H 21 )( MR + Nφ ) + ( S21 H12 + S22 H 22 ) R = (T21 H11 + T22 H 21 ) N + D2 . atau Dengan mendefinisikan G = − H11−1T11−1 S11 H11 dan S22 ( H 21 M + H 22 ) R + ( S 21 H11 + S 22 H 21 ) Nφ = (T21 H11 + T22 H 21 ) N + D2 . F = − H11−1T11−1 D1 , persamaan terakhir dapat dituliskan sebagai N + GN φ = F . Dengan demikian, penyelesaian untuk R adalah R = K1−1 ( K3 − K 2 ) Selanjutya persamaan di atas ditransformasikan ke dalam bentuk persamaan linear standar dengan menggunakan operator vec sebagai berikut: (24) dengan K1 = S22 ( H 21 M + H 22 ) , K 2 = ( S 21 H11 + S 22 H 21 ) Nφ , dan K 3 = (T21 H11 + T22 H1 ) N + D2 . vecN + vec(GN φ ) = vecF. Dengan menggunakan Teorema Karakteristik vec, maka persamaan di atas menjadi Jadi, matriks solusi M, N, P, dan R terdapat di persamaan (17), (23), (20), dan (24). T vecN + (φ ⊗ G ) vecN = vecF, IV APLIKASI Pada bab ini, akan dijelaskan aplikasi model ekspektasi rasional linear terhadap masalah ekonomi. Permasalahan ekonomi yang dibahas berupa persamaan struktural yang merepresentasikan masalah ekonomi yang sebenarnya. Selanjutnya, akan dicari solusi dari konstruksi persamaan struktural ke dalam model ekspektasi rasional linear. 4.1 Persamaan Struktural Pada subbab ini akan dijelaskan persamaan struktural yang akan digunakan dalam mempelajari model ekspektasi rasional linear. Ada enam persamaan struktural yang akan dijelaskan yaitu suku bunga nominal dan riil, output gap, output potensial, investment- saving, aggregate supply, dan monetarypolicy rule. 4.1.1 Suku Bunga Nominal dan Riil Dalam perekonomian dikenal dua suku bunga yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Suku bunga nominal adalah suku bunga yang dikeluarkan oleh bank atau pemberi pinjaman sedangkan suku bunga riil adalah kenaikan dalam daya beli seseorang. Misalkan akan dilakukan penghitungan suku bunga nominal dari suatu transaksi pinjam meminjam selama periode t. Jika rt adalah suku bunga riil yang diperoleh oleh pemberi pinjaman, Π t adalah tingkat inflasi