VACARE DEO Juni 2014, Minggu 3

advertisement
VACARE DEO
Juni 2014, Minggu 3
Adapun kebutuhan akan karunia-karunia untuk penyelamatan adalah konsekuensi dari
kebutuhan akan karunia-karunia untuk kesempurnaan dari kebajikan yang dicurahkan. St.Thomas
Aquino memberi bukti teologal:
“Karunia-karunia adalah kesempurnaan-kesempurnaan yang membuat seseorang
diatur untuk menerima dorongan-dorongan Allah. Maka dalam hal-hal demikian,
saat motivasi alasan tidak cukup maka dibutuhkan dorongan dari Roh Kudus, dengan
demikian butuh suatu karunia.”
KEBUTUHAN AKAN KARUNIA-KARUNIA
Rm. Yohanes Indrakusuma, CSE
(Baca: Kis. 8:26-40)
Karunia-karunia Roh Kudus bukanlah rahmat-rahmat luar biasa atau karismatis murni. Karuniakarunia diberikan bersama dengan rahmat pengudus. Karunia-karunia ini perlu untuk
kesempurnaan dalam kebajikan hidup sehari-hari dan juga untuk penyelamatan. Ada 5 alasan pokok
ketidaksempurnaan dalam kebiasaan atau kebajikan:
1.
Bila suatu kebiasaan tidak mencapai suatu obyek material yang lengkap. Misalnya: belajar
teologi tidak lengkap.
2.
Bila dalam kebiasaan kurang adanya intensitas yang harus dicapainya. Misalnya: seorang
pelajar yang melakukan seluruh tugas secara dangkal dan ceroboh.
3.
Bila kebiasaan tidak berakar pada subyek (Misalnya: kurangnya penggunaan).
4.
Bila ada ketidaksempurnaan yang hakiki yang menyinggung sifat dari kebiasaan itu sendiri. Ini
terjadi, misalnya: dalam kebiasaan beriman (sesuatu yang tak kelihatan) dan harapan (sesuatu
yang belum dimiliki).
5.
Bila ada ketidakseimbangan, karena Kebajikan-kebajikan tersebut yang adalah kebiasaankebiasaan adikodrati diterima jiwa dengan kemampuan-kemampuan manusiawi. Akibatnya,
dengan diterimanya di dalam jiwa, kebajikan yang dicurahkan beroperasi dengan cara
manusiawi.
Bila kita memiliki kebajikan yang dicurahkan secara tidak sempurna, perbuatan-perbuatan yang
dihasilkan daripadanya akan juga tidak sempurna kecuali bila perantara yang mulia campur tangan
untuk menyempurnakannya. Ini tujuan dari karunia-karunia Roh Kudus. Karunia-karunia Roh Kudus
digerakkan dan diatur bukan oleh alasan manusiawi seperti halnya kebajikan-kebajikan tetapi oleh
Roh Kudus. Mereka melimpahkan pada kebajikan-kebajikan khususnya kebajikan-kebajikan teologal
(iman, harapan, dan kasih), suasana ilahi itu yang mereka butuhkan untuk mengembangkan semua
kebenaran ilahi.
Kebajikan-kebajikan teologal memberi kita keikutsertaan dalam pengenalan adikodrati bahwa
Allah ada dari kekal (iman) dan adalah cinta (kasih) serta membuat kita mendambakanNya sebagai
kebaikan tertinggi (harapan). Obyek-obyek yang mulia ini perlu sekali. Untuk menjadi sempurna kita
perlu menerima sifat ilahi. Oleh karena itu, karunia- karunia Roh Kudus menolong kita untuk
berkembang dalam semua kebajikan yang dicurahkan, baik teologal maupun moral.
Manusia disempurnakan oleh Allah dalam 2 cara:
1. Dengan kesempurnaan kodrati dan
2. Kesempurnaan adikodrati
Walaupun kesempurnaan yang disebut terakhir lebih besar daripada yang pertama, yang pertama
kita miliki dengan lebih sempurna daripada yang disebut terakhir; karena kita memilikinya, kita
memiliki yang terakhir secara tidak sempurna, karena kita mengenal dan mencintai Allah secara
tidak sempurna.
Bagi hal-hal yang mengarah ke tujuan adikodrati namun motivasi tidak memadai, maka harus ada
tambahan dorongan dan gerak dari Roh Kudus. Ini sesuai dengan Rm. 8:14 "Semua orang, yang
dipimpin Roh Allah adalah Anak Allah" dan Mzm.143:10 mengatakan "Ajarlah aku melakukan
kehendakMu, sebab Engkaulah Allahku", karena tak seorangpun dapat menerima warisan yang
terpuji kecuali ia dibimbing dan digerakkan oleh Roh Kudus. Karena itu untuk mencapai tujuan akhir
ini perlu memiliki karunia-karunia Roh Kudus.
Segala yang pasti dan instan tampaknya menarik. Meramal masa depan, mencari kekuatan dari
jimat, dan sebagainya, menjadi hal yang diburu oleh banyak orang. Herannya, masih banyak yang
tidak percaya pada penyembuhan Ilahi yang ajaib. Menurut sebagian orang, penyembuhan dalam
nama Kristus tidak masuk akal. Namun anehnya, orang percaya pada kekuatan jimat yang tentunya
lebih tidak masuk akal. Karya Tuhan memang tidak masuk akal karena terlalu besar buat akal budi
kita yang terbatas. Karya Roh Kudus yang penuh kuasa selalu terjadi namun orang membutuhkan
rahmat untuk melihat dengan mata iman semua karya Ilahi dalam hidupnya. Walau tidak terasa,
namun karunia-karunia Roh Kudus menolong kita untuk semakin bertumbuh dalam kebajikankebajikan.
1. Kebajikan apa yang tampak berkembang dalam hidup Anda sejak mengenal Yesus secara
pribadi?
2. Apakah yang menjadi rhema dari bacaan di atas (kata/kalimat/ayat) yang menyentuh?
Ulang-ulanglah terus di dalam hati Anda.
Download