BAB II PENELITIAN TERDAHULU, TINJAUAN PUSTAKA

advertisement
10
BAB II
PENELITIAN TERDAHULU, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
PEMIKIRAN
2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Judul
Peneliti
PENGARUH IKLAN
DAN ATRIBUT
PRODUK TERHADAP
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
SMARTPHONE
SAMSUNG SERI
GALAXY (SURVEI
PADA PELANGGAN
ITC ROXY MAS)
Basrah
Saidani &
Dwi Raga
Ramadhan
(2013)
ANALISIS
PENGARUH IKLAN
MEDIA TELEVISI
TERHADAP
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
KONSUMEN PADA
PROVIDER SIMPATI
PEDE
Aprilyana
Saputri
(2009)
Metode
Hasil
Menurut analisis regresi
yang dilakukan, iklan
terlihat berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan membeli
konsumen Samsung seri
Galaxy dan dalam
penelitian ini didapatkan
persentase sumbangan
pengaruh variabel
independen (iklan dan
Kuantitatif
atribut produk) dalam
menjelaskan variabel
dependen (keputusan
pembelian sebesar 30,6%
sedangkan sisanya 69,4%.
Artinya didapat bahwa
koefisien dari kedua
variabel iklan dan atribut
produk bernilai positif
terhadap keputusan
pembelian
Nilai signifikansi antara
iklan media TV dengan
keputusan pembelian
Konsumen adalah 0,000.
Signifikansi 0,000 < 0,05
Kuantitatif sehingga hubungan kedua
variabel tersebut adalah
signifikan dan koefisien
determinan ( atau R
square) sebesar 0,598
berarti kontribusi iklan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
ANALISIS
PENGARUH IKLAN
TELEVISI
TERHADAP
KEPUTUSAN
PEMBELIAN MOTOR
YAMAHA JUPITER
MX
Angga
Sulistiono
(2012)
media TV provider
SimpatiPeDe terhadap
keputusan pembelian
sebesar 59,8% dan sisanya
sebesar 40,2% merupakan
faktor lain.
Menurut hasil perhitungan
yang diperoleh dari
penelitian keputusan
pembelian konsumen
terhadap daya tarik iklan
televisi, dihasilkan sikap
konsumen sebesar 9.487
yang artinnya dalam tabel
interpretasi adalah baik dan
dari hasil perhitungan
menggunakan metode
statistik mengenai
hubungan antara daya tarik
iklan televisi dengan
keputusan pembelian
memiliki hubungan 47.88%
Kuantitatif
dan sisanya dipengaruhi
faktor-faktor lain. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa
daya tarik iklan televisi
mempunyai hubungan yang
cukup baik terhadap
keputusan pembelian
konsumen. Karena iklan
yang ditayangkan
memberikan suatu daya
tarik seperti penggunaan
kalimat iklan, penggunaan
endorsernya dan lain-lain
sehingga konsumen tertarik
dan berkeinginan membeli
motor tersebut.
Dari ketiga data studi penelitian sebelumnya yang menjadi referensi
penulis,bahwa variable bebas yakni Terpaan Iklan Televisi memberikan pengaruh
yang besar terhadap variable terkait yang ada. Dari situ penulis dapat melihat dan
menganalisa kepustakaan serta data yang didapat dari penelitian-penelitian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
tersebut yang kemudian akan peneliti manfaatkan sebagai salah satu kriteria
keabsahan data penelitian yang akan peneliti lakukan.
2.2 Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin communis yang artinya “sama” atau
communicare, artinya “bercakap-cakap”. Secara etimologis komunikasi bertujuan
menciptakan kesamaan makna atau pengertian tentang suatu hal. Melalui
komunikasi seseorang berusaha mendefinisikan sesuatu, termasuk istilah
“komunikasi itu sendiri”. Hingga kini, terdapat ratusan definisi komunikasi yang
telah dikemukakan para ahli. Seringkali suatu definisi komunikasi berbeda atau
bahkan bertentangan dengan definisi lainnya.
Hovland1 yang dikutip oleh Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar menyatakan bahwa, “Komunikasi adalah proses yang
memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya
lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).”
Pernyataan di atas mengartikan bahwa komunikasi merupakan suatu proses
penyampaian informasi melalui suatu lambang verbal untuk dapat mengubah
perilaku seseorang. Maksud dari komunikasi dapat mengubah perilaku orang lain
disini adalah melalui sebuah pesan atau informasi si komunikator mengharapkan
seseorang dapat melakukan sesuatu yang diharapkan oleh si komunikator tersebut.
Menurut Harold D. Lasswell 2, menerangkan bahwa cara terbaik dalam
menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan, sebagai berikut: Who Says
What in Which Channel to Whom with What Effect? Paradigma di atas
menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari
pernyataan yang diajukan itu, yakni:
a. Komunikator (communicator, source, sender)
b. Pesan (Message)
c. Media (channel, media)
1
2
Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Hal 62
Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Hal 69
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
d. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)
e. Efek (effect, impact, influence)
Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu (Mulyana, 2005: 69).
2.3 Periklanan
2.3.1 Definisi Periklanan
Monle Lee dan Carla Johnson mengatakan3 “Perikalanan adalah komunikasi
komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang
ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti
televise, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar
ruang, atau kendaraan umum”. Dalam komunitas global baru, pesan-pesan
periklanan dapat ditransmisikan melalui media baru, khususnya internet.
2.3.2 Klasifikasi Periklanan
Tiada istilah tunggal, jelas, dan menyeluruh yang bisa menggambarkan
karakter kompleks periklanan dan fungsi-fungsinya yang majemuk dan saling
terkait. Monle Lee dan Carla Johnson menyatakan4 bahwa periklanan sering kali
diklasifikasikan dalam beberapa tipe besar:
1.
Periklanan Produk
Porsi utama pengeluaran periklanan dibelanjakan untuk produk: presentasi
dan promosi produk-produk baru, produk-produk yang ada, dan produkproduk hasil revisi. Sebagai contoh, pada tahun 1998 Apple bersepakat
dengan agen iklan TBWA Chiat/Day dan meluncurkan sebuah kampanye
pemasaran senilai $100 juta untuk memperkenalkan komputer iMac
barunya. Diseluruh penjuru negeri, computer ini tersedia untuk pertama
kalinya di toko-toko pada 15 Agustus dan hamper atau semuanya terjual
3
Monle, Lee. Dan Carla, Johnson. 2004.Prinsip-prinsip Periklanan dalam Perspektif Global; ahli
bahasa,Haris dan Dudy. Hal 3
4
Monle, Lee. Dan Carla, Johnson. 2004.Prinsip-prinsip Periklanan dalam Perspektif Global; ahli
bahasa,Haris dan Dudy. Hal 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
sekitar 18 Agustus. Banyak pengecer melaporkan menerima ratusan order
pemesanan. Saham Apple melonjak hingga $42 916, bertahan selama 52
minggu5.
2.
Periklanan Eceran
Berlawanan dengan iklan produk, periklanan eceran bersifat local dan
berfokus pada toko, tempat dimana beragam produk dapat dibeli atau
dimana satu jasa ditawarkan. Periklanan eceran memberikan tekanan pada
harga ketersediaan, lokasi dan jam-jam operasi.
3.
Periklanan Korporasi
Fokus periklanan ini adalah membangun identitas korporasi atau untuk
mendapatkan dukungan public terhadap sudut pandang organisasi.
Kebanyakan periklanan korporasi dirancang untuk menciptakan citra
menguntungkan bagi perusahaan dan produk-produknya; meski demikian,
periklanan citra secara khusus mengindikasikan kampanye korporasi yang
menyoroti keunggulan atau karakteristik menguntungkan dari perusahaan
sponsor6.
4.
Periklanan Bisnis ke Bisnis
Istilah ini berkaitan dengan periklanan yang ditujukan kepada para pelaku
industri, para pedagang perantara(pedagang partai besar dan pengecer), serta
para professional(seperti pengacara atau akuntan).
5.
Periklanan Politik
Periklanan politik sering digunakan para politisi untuk membujuk orang
untuk memilih mereka; dan karenanya, iklan jenis ini merupakan sebuah
bagian
penting
dari
proses
politik
di
negara
demokrasi
yang
memperbolehkan iklan para kandidat. Para pengkritik merasa prihatin bahwa
periklanan politik cenderung lebih berfokus kepada citra ketimbang isu-isu.
6.
Periklanan Direktori
5
Michael Diamond dan Julie Schmit. Buyers Flock to Apples Imac. USA Today. 19 Agustus 1998.
Hal B3
6
Monle, Lee. Dan Carla, Johnson. 2004.Prinsip-prinsip Periklanan dalam Perspektif Global; ahli
bahasa,Haris dan Dudy. Hal 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Orang merujuk periklanan direktori untuk menemukan cara membeli sebuah
produk atau jasa. Bentuk terbaik direktori yang di kenal Yellow Pages,
meskipun sekarang terdapat berbagai jenis direktori yang menjalankan
fungsi serupa. Ciri unik iklan direktori Yellow Page adalah kemampuan
untuk mengukur tanggapan. Perusahaan pengiklan bisa mencantumkan dua
nomor telepon berbeda, satu diberikan dalam iklan Yellow Page dan yang
lain digunakan dalam saluran iklan alternative, sehingga tanggapan ke iklan
Yellow Page dapay diukur. Iklan direktori adalah unik dalam arti pengguna
biasanya siap membeli produk atau jasa ketika membuka direktori7.
7.
Periklanan Respon Langsung
Periklanan respon langsung melibatkan komunikasi dua arah diantara
pengiklan dan konsumen. Periklanan tersebut dapat menggunakan
sembarang media periklanan(pos, televise, koran, atau majalah), dan
konsumen dapat menanggapinya, sering kali lewat pos, telepon atau faks.
Banyak perusahaan sekarang memperbolehkan konsumen menanggapi
secara online. Produk biasanya dikirimkan ke konsumen lewat pos.
8.
Periklanan Pelayanan Masyarakat
Periklanan pelayanan masyarakat dirancang untuk beroperasi untuk
kepentingan masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat.
Iklan-iklan ini diciptakan bebas biaya oleh para professional periklanan,
dengan ruang dan waktu iklan merupakan hibah oleh media.
9.
Periklanan Advokasi
Periklanan advokasi berkaitan dengan penyebara gagasan-gagasan dan
klarifikasi isu social yang kontroversional dan menjadi kepentingan
masyarakat.Perusahaan yang menerapkan strategi periklanan pada masalah
social seperti konservasi alam semakin bertambah banyak.
2.3.3 Fungsi-Fungsi Periklanan
7
Monle, Lee. Dan Carla, Johnson. 2004.Prinsip-prinsip Periklanan dalam Perspektif Global; ahli
bahasa,Haris dan Dudy. Hal 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Definisi dan klasifikasi hanya memberikan sebuah bahasa umum untuk
mengembangkan pemahaman tentang periklanan. Berikut adalah fungsi-fungsi
dari periklanan:
1.
Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi”; ia mengkomunikasikan
informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi penjualan. Ia memberitahu tentang
produk-produk baru.
2.
Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasive”; ia mencoba membujuk
para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap
mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut.
3.
Periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat”. Ia terus menerus
mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan
tetap membeli produk yang diiklankan tanpa mempedulikan merek
pesaingnya.
2.4
Periklanan Televisi
Selama lebih dari 40 tahun, televisi telah menjadi media paling berpengaruh
di dunia, meskipun ukuran khalayak televisi jaringan telah menurun dalam dekade
terakhir8. Meski demikian, televisi tetap menjadi media periklanan dengan
jangkauan terluas. Dua kategori utama siaran TV yang penting dalam periklanan
adalah televisi jaringan dan kabel. Pada kenyataannya, sedikit pengiklan yang
cukup mampu membayar waktu periklanan jaringan yang mahal, sehingga
kebanyakan dari mereka memilih berurusan dengan stasiun-stasiun lokal.
Televisi merupakan salah satu media yang dipilih oleh tim media (Biro
Periklanan) untuk mengkampanyekan iklan. Dengan memilih media ini, karena
mungkin saat ini media televisi sudah menjadi pilihan masyarakat untuk
menghabiskan waktu luangnya sambil mendapatkan informasi, pendidikan dan
hiburan. Terdapat beberapa bentuk iklan yang telah muncul di masyarakat.
Bentuk-bentuk iklan televisi dipilih berdasarkan tujuan dari periklanan suatu
8
Monle, Lee. Dan Carla, Johnson. 2004.Prinsip-prinsip Periklanan dalam Perspektif Global; ahli
bahasa,Haris dan Dudy. Hal 264
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
produk/jasa.9 Bentuk-bentuk iklan ditelevisi sangat tergantung pada bentuk
siarannya, diantaranya :
1. Pensponsoran. Banyak sekali acara televisi yang penayangan dan
pembuatannya dilakukan atas biaya sponsor atau pengiklan. Pihak
sponsor bersedia membiayai seluruh biaya produksi plus fee untuk
televisi.
2. Partisipasi. Melalui iklan sepanjang 15, 30 atau 60 detik, iklan
disisipkan diantara satu atau beberapa acara (spots). Pengiklan dapat
membeli waktu yang tersedia, baik atas acara yang tetap maupun yang
tidak tetap.
3. Stop Anouncement. Iklan ditempatkan pada pengantian acara. Iklan
spot 10, 20, 30, atau 60 detik dijual oleh stasiun-stasiun televisi, baik
untuk pengiklan local maupun nasional.
Bentuk iklan televisi yang ditentukan pihak perusahaan adalah
pensponsoran, karena untuk tayangan iklan hanya muncul di saat-saat acara
konser musik seperti ajang band, konser pegelaran musik kampus dan lain
sebagainya. Selama ini televisi dianggap sebagai media yang efektif untuk
beriklan, namun ada sisi kelemahan beriklan di televisi diantaranya biaya yang
besar, khalayak yag tidak selektif dan tidak luwes dalam pengaturan teknis
(jadwal iklan tidak dapat diubah begitu saja). Sebaliknya kekuatan iklan yang
ditayangkan ditelevisi dapat memberikan nilai efesensi biaya, dampak yang kuat
terhadap konsumen dengan tekanan pada sekaligus dua indera: pengelihatan dan
pendengaran, kemampuan yang lainnya iklan ditelevisi dapat mempengaruhi
persepsi khalayak sasaran.10
Media televisi adalah media yang sangat digemari masyarakat, karena
kemampuan dirinya yang dapat menampilkan gambar dan suara secara bersamaan
sehingga membuat masyarakat lebih mempercayai segala sesuatu yang dilihatnya
melalui televisi. Ketika muncul ditelevisi sebagai hiburan dan informasi, seakanakan kehadiran media sebelumnya menjadi tidak penting. Apalagi untuk pekerja
9
Shimp.A Terence. Periklanan Promosi Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta . 2000
Shimp.A Terence. Periklanan Promosi Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta. 2000.
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
periklanan, saat ini televisi menjadi media pilihan utama bagi perusaahaan dan
iklan, karena dengan beriklan di televisi tingkat efektivitas penyampaian pesannya
lebih tinggi dibandingkan media yang lain. Selain itu perusahaan dan biro iklan
dapat memilih waktu dan frekuensi pemunculan yang diinginkan.
Ada tiga keunggulan televisi. Pertama, televisi merupakan medium yang
sangat kreatif. Pesan apapun dapat diterapkan dalam karakteristik televisi. Kedua,
jaringan televisi merupakan sarana untuk menjangkau audiens massa yang tidak
terjangkau oleh media yang lain. Ketiga, televisi menawarkan prestise kepada
para pengiklan yang tidak cukup dimiliki oleh sebagian besar media lain. 11
Televisi biasa dikenal sebagai media iklan paling kuat dan menjangkau
spektrum konsumen yang luas. Jangkauannya yang luas diterjemahkan dalam
biaya yang rendah per paparan. Iklan TV mempunyai dua kekuatan yang sangat
penting. Pertama, iklan TV bisa menjadi sarana efektif untuk mendemonstrasikan
atribut produk dengan jelas dan secara persuasif menjelaskan manfaat bagi
konsumen. Kedua, iklan tv bisa menggambarkan pengguna dan pencitraan
penggunaan. Kepribadian merek, atau hal tak berwujud lainnya secara dramatis.
Meskipun demikian, karena sifat iklan yang singkat dan seringnya ditemukan
elemen kreatif yang menggangu di dalmnya, pesan yang berhubungan dengan
produk dan merek itu sendiri dapat terlewatkan. Selanjutnya, volume iklan yang
tinggi dan bahan nonprogram pada televisi menciptakan kerumunan yang
mempermudah konsumen mengabaikan atau melupakan iklan. Dan meskipun
produksi dan penempatannya mahal, pangsa pemirsa waktu utama jaringan besar
terus menurun, mengambil rata-rata efektvitas semua iklan bersertanya, misalnya,
riset memperlihatkan bahwa jumlah pemeirsa yang mengatakan bahwa mereka
memperhatikan iklan TV turun signifikan dalam dekade terakhir. Berikut adalah
kelebihan televisi sebagai media periklanan:
1.
Metode biaya per seribu televise cukup efisien: bagi satu pengiklan yang
berupaya menjangkau satu pasar utuh, spot 30 detik pada acara berating
Durianto, Darmadi dkk. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan yang Efektif, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
tinggi mungkin senilai satu sen atau kurang untuk setiap orang yang
dijangkau.
2.
Televisi memungkinkan demonstrasi produk atau jasa.
3.
Televisi gampang beradaptasi, memungkinkan adanya kombinasi suara,
warna, dan gerakan.Sebagai media visual utama, TV menggunakan teknik
bercerita dengan gambar, sebuah poin kuat dalam dunia dimana jumlah waktu
yang dicurahkan untuk membaca telah menurun
Sebagai sebuah media periklanan, televisi mengalami beberapa masalah
tersendiri, termasuk yang berikut:
1. Biaya absolut untuk memproduksi dan menayangkan komersial telah
menjadi demikian tinggi.
2. Dengan penemuan remote control dan VCR, banyak waktu pemirsa yang
digunakan untuk berpindah dari satu stasiun televisi ke stasiun lainnya.
Mengalihkan iklan dengan menggunakan remote control.
2.4.1. Elemen-Elemen Iklan di Televisi
Beragam elemen biasanya terpadu untuk menciptakan dampak visual dari
iklan-iklan di televisi. Namun elemen seperti audiovisual tidak bisa berdiri
sendiri, elemen audiovisual harus didampingi elemen-elemen lain agar dapat
menciptakan iklan televisi yang spektakuler dan efektif. Berikut ini adalah
elemen-elemen yang harus ada dalam iklan televisi: 12
1. Video, yakni yang menyangkut segala visualisasi yang muncul pada iklan
televisi
2. Audio, merupakan keseluruhan unsur audio yang ditampilkan pada iklan
televisi yang biasanya berupa musik, suara, efek suara, ataupun yang berupa
voice over dari talent yang tampil di iklan ataupun narator yang tidak
kelihatan.
3. Talent, merupakan pemeran ataupun tokoh-tokok yang muncul pada sebuah
iklan di televisi.
4. Promps, merupakan produk yang diiklankan pada iklan televisi.
12
Wells, Burnett & Moriaty. Advertising Principles and Practice, 5th Edition. Prentice Hall.2003
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
5. Setting, merupakan lokasi pembuatan iklan suatu iklan pada televisi baik.
6. Lighting, merupakan efek pencahayaan yang ditampilkan di iklan televisi
yang digunakan sebagai pelengkap iklan atau mempertegas suatu adegan
yang muncul dalam iklan televisi.
7. Graphics, merupakan keseluruhan efek grafis yang ada pada sebuah iklan
televisi yang dapat berupa tulisan (seperti ilustrasi, desain ataupun ilustrasi
foto.
8. Pacing, merupakan kecepatan dari setiap frame ataupun adegan yang
ditampilkan dalam sebuah iklan ditelevisi.
2.5. Terpaan Iklan
Liliweri13 mengatakan terpaan dalam ilmu komunikasi merupakan perilaku
penggunaan media yang menurut Alo Liliweri penggunaan media meliputi tiga hal yaitu
isi pesan, daya tarik iklan dan intensitas penayangan. Pengertian dasar dari terpaan
adalah interaksi konsumen dengan pesan dari pemasar. Terpaan iklan merupakan
suatu proses dimana terjadi respon kognitif atau pemikiran ketika seseorang
membaca, melihat, atau mendengar komunikasi. Terpaan merupakan awal yang
penting menuju tahap-tahap selanjutnya dari proses informasi.
Terpaan terjadi manakala stimulus datang dengan jarak yang dapat
diterima sensor kita. Sikap individu pun dibentuk oleh informasi yang
menerpanya. Sikap itu terbentuk melalui tahapan proses mental dalam dirinya,
mulai dari pengenalan masalah, timbulnya kebutuhan, dan pembelian produk.
Semakin sering konsumen terkena terpaan, maka mereka akan semakin ingat akan
produk atau merek. Teori Advertising Exposure Process, mengatakan apabila
konsumen terkena terpaan iklan maka akan tercipta perasaan dan sikap tertentu
terhadap merek yang kemudian akan menggerakkan konsumen untuk membeli.
Terpaan iklan sebagai variabel independen dapat diukur melalu tiga (3) dimensi,
yaitu dimensi frekuensi, dimensi durasi, dan dimensi intensitas.
13
Luna Launna. “Pengaruh Terpaan Iklan Televisi Axis Versi Pake Sedikit Dijamin Gratisnya Banyak
terhadap Brand Awareness di Kalangan Mahasiswa Bandung”. Bandung. 2013. Hal 7.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Dimensi frekuensi adalah seberapa sering konsumen menerima terpaan
iklan melalui satu atau beberapa media dalam rentang waktu tertentu. 14 Durasi
adalah lamanya sesuatu berlangsung. Durasi dapat dihitung dalam satuan tahun,
bulan, minggu, hari, jam, dan detik.15 Sedangkan intensitas ialah keadaan
tingkatan atau ukuran kemungkinan suatu iklan mendapatkan perhatian. Intensitas
iklan berarti seberapa lama terpaan iklan diterima oleh konsumen.
Proses dari terpaan iklan menurut brand advertising exposure process
adalah:
1.
Terpaan iklan dapat menciptakaan terjadinya brand awareness dalam benak
konsumen, karena iklan yang ditayangkan membawa pengaruh kognitif dan
persepsi dari khalayak, konsumen juga akan mengetahui keuntungan dan sifat
dari brand tersebut.
2.
Terpaan iklan juga akan menciptakan citra dari brand tersebut.
3.
Terpaan iklan dapat mengasosiasikan sesuatu dengan merek (brand
association)
4.
Terpaan iklan juga dapat menciptakan kesan bahwa brand disukai oleh
lingkungan sekitar kita.
Semua efek ini mengakibatkan perubahan sikap tertentu yang berakhir
pada terciptanya pembelian. Konsumen diekspos terhadap informasi pemasaran
sejalan dengan keinginan dan perilaku mencari berdasarkan tujuan mereka.
Terpaan informasi sangat penting untuk proses interpretasi konsumen.
Namun demikian perlu diperhatikan pula bahwa seiring dengan meningkatnya
jumlah informasi dalam suatu media, konsumen menjadi semakin pandai dalam
menghindari diri dari terpaan iklan, sehingga di sini frekuensi, durasi dan
intensitas dalam sebuah iklan memainkan peran sangat penting selain sisi kreatif
iklan tersebut.
Keterbukaan terhadap iklan (exposure to an Ad) membentuk berbagai
perasaan (pengaruh) dan pertimbangan (kognisi) sebagai akibat dari keterbukaan
terhadap iklan. Perasaan dan pertimbangan ini
14
pada gilirannya akan
William Wells, John Burnett & Sandra Moriaty. Advertising:Principles and Practice 3nd ed. New Jersey:
Prentice Hall. 1995. Hal 311
15
Sutisna. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2002. Hal. 287
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan dan keyakinan mereka terhadap
merek yang diperoleh dari keterbukaan terhadap iklan. Akhirnya, sikap konsumen
terhadap iklan dan keyakinan pada merek, mempengaruhi sikapnya terhadap
merek, menurut Schifmann dan Kanuk.16 Sikap yang dihasilkan dapat berupa
sikap positif maupun negatif. Iklan yang disuka akan menghasilkan pengaruh
yang positif terhadap produk dan merek, begitupun sebaliknya. Dengan segala
atribut yang dimiliki iklan, tujuan akhir iklan adalah timbulnya sikap positif
terhadap merek produk. Sikap ini mengaktifkan kebutuhan dan keinginan baru
seseorang yang terkena terpaan iklan. Sikap ini pula membuat orang merasa tidak
puas jika belum memiliki barang yang diinginkan yang pada akhirnya akan
berakibat pada minat untuk membeli produk.
2.5.1 Daya Tarik Pesan
Daya tarik pesan biasanya digunakan dalam berbagai iklan untuk
memperkenalkan produk-produk mereka. Menurut Suyanto17 daya tarik pesan
terdiri dari:
1.
Daya Tarik Selebriti
Produk atau merek dapat menonjol dalam periklanan salah satunya dengan
menggunakan figure masyarakat seperti seorang tokoh, bintang TV, aktor,
aktris,
atlet,
ilmuan
dan
sebagainya.pengiklan
dari
agensi
iklan
menggunakan selebriti yang sesuai dengan pasar sasaran dan berharap dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap produk yang
diiklankan.
2.
Daya Tarik Humor
Pengiklan juga menggunakan humor untuk mencapai sasaran komunikasi
yang bervariasi agar memicu perhatian, memandu konsumen, secara
menyeluruh
terhadap
tuntutan
produk,
mempengaruhi
sikap,
menyempurnakan kemampuan “recall” dari tuntutan dan pada akhirnya
menciptakan tindakan konsumen untuk membeli produk.
16
Leon G. Schifmann dan Leslie Lazaar Kanuk. Perilaku Konsumen ed. 7. Jakarta: PT. Indeks.
2002. Hal. 231
17
M. Suyanto. Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan Dilengkapi Sampel Iklan Terbaik Kelas
Dunia. 2004. Hal. 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
3.
Daya Tarik Kesalahan
Pengiklan menggunakan daya tarik kesalahan dan berusaha membujuk calon
konsumen dengan menerapkan perasaan bersalah yang dapat diganti dengan
menggunakan produk yang diiklankanatau ditunjukkan kesalahannya agar
konsumen tidak mengulangi kesalahan tersebut.
4.
Daya Tarik Rasional
Daya tarik rasional menekankan pada manfaat produk seperti kualitas,
harga, value, atau kinerja. Daya tarik rasional cenderung informatif dan
pengiklan menggunakan daya tarik ini umumnya mencoba untuk
meyakinkan konsumen bahwa produk mempunyai manfaat khusus yang
memuaskan konsumen.
5.
Daya Tarik Emosional
Daya tarik emosional berusaha memanfaatkan emosi positif (seperti humor,
cinta, bangga, senang, dan sejenisnya) dan emosi negatif (seperti takut,
malu, tegang, sedih, was-was, dan sejenisnya). Banyak konsumen
termotivasi untuk mengambil keputusan dan membeli sebuah produk karena
emosional dan perasaan terhadap merek lebih penting daripada pengetahuan
terhadap atribut dan pernak-pernik produk tersebut.
6.
Daya Tarik Seks
Daya tarik seks biasanya menggunakan model atraktif dengan pose yang
provokatif. Meskipun demikian daya tarik seks akan mendapat tanggapan
negative jika tidak sesuai dengan materi yang diiklankan. Iklan dengan daya
tarik seks cenderung dihindari oleh orangtua yang memiliki anak kecil.
Lebih dari itu iklan dengan daya tarik seks sering kali melanggar etika.
7.
Daya Tarik Komparatif
Pesan didasarkan pada perbandingan merek yang dijadikan fokus periklanan
dengan merek produk pesaing, dengan tujuan untuk mencapai keunggulan.
8.
Daya Tarik Spiritual
Daya tarik spiritual adalah daya tarik yang berkaitan dengan makna dan
nilai, yaitu untuk menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam konteks
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
makna yang lebih luas dan kaya, untuk menilai bahwa tindakan atau jalan
hidup seseorang mempunyai makna dibandingkan orang lain.
9.
Daya Tarik Kombinasi
Daya tarik kombinasi dalah daya tarik perpaduan dari berbagai daya tarik,
yaitu perpaduan dari daya tarik selebritis, humor, kesalahan, komparatif,
rasional, emosional, spiritual dan seks). Daya tarik ini diharapkan dapat
mensinergikan dari berbagai daya tarik sehingga menghasilkan efek
eksekusi iklan pesan iklan yang lebih baik dibandingkan dengan hanya
menggunakan satu daya tarik saja.
2.6 Minat Beli
Kotler18 mengatakan minat beli adalah tahapan yang dilakukan oleh
konsumen sebelum merencanakan pembelian suatu produk. Minat beli dapat
digambarkan suatu situasi konsumen sebelum membeli suatu merek atau produk,
atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian. Minat beli
merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap suatu rangsangan dari
pemasar yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian.19
Minat beli biasanya diawali oleh keinginan yang digerakkan oleh emosi yang
didasarkan pada harapan, kerinduan dan kehendak.20 Minat beli dianggap sebagai
perantara antara faktor-faktor motivasional yang memperngaruhi perilaku.
Iklan mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakan dan
keyakinannya akan merk produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Peranan
iklan dalam mempengaruhi penjualan melalui berbagai teknik periklanan televisi
dengan tingkatan tertentu, memberikan image tersendiri bagi konsumennya.
Keberhasilan perusahaan dalam
pemasaran
perlu didukung oleh
pemahaman yang baik mengenai perilaku konsumen, dengan adanya pemahanan
perilaku konsumen oleh perusahaan, makan perusahaan dapat merancang apa saja
yang diinginkan oleh konsumen. Tugas produsen adalah meneliti faktor-faktor
18
Arnoldus Meidika. “Pengaruh Tingkat Kredibilitas Endorser dan Tingkat Brand Awareness
terhadap Minat Beli Minuman Berenergi”. Jurnal Komunikasi, Univ. Atma Jaya. Hal.9.
19
Philip Kotler and Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. New Jersey: Indeks. 2006. hal
205
20
Sandra Moriarty, Nancy Mitchell & Williams Wells, Advertising edisi kedelapan. Jakarta:
Kencana, 2011. Hal 139
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
yang mendasari konsumen dalam memilih salah satu atau beberapa diantara
jajaran produk yang ditawarkan perusahaan.
Komunikasi yang ditujukan untuk mempengaruhi perilaku konsumen
mencerminkan informasi melalui symbol, kata-kata, gambar atau stimuli-stimuli
yang diasosiasikan dengan produk atau jasa. Informasi yang diperoleh oleh
konsumen akan membentuk kecenderungan memilih seseorang terhadap suatu
objek dan preferensi ini akan membentuk sikap konsumen terhadap objek
tersebut, sikap ini seringkali secara langsung akan mempengaruhi apakah
konsumen akan membeli produk tersebut atau tidak.
Minat beli merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk
membeli barang dan jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhannya.21
2.7
Landasan Teori, Teori Stimulus Organism Respon (S.O.R)
Hovland22 beranggapan bahwa perubahan sikap adalah serupa dengan
proses belajar. Dalam mempelajari sikap baru ada tiga variabel penting yang
menunjang proses belajar tersebut yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan.
Dimulai pada tahun 1030-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang
banyak mendapat pengaruh teori psikologi, teori S-O-R singkatan dari StimulusOrganism-Respon. Asumsi dasar dari model ini adalah media massa menimbulkan
efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model ini
menunjukkan bahwa komunikasi adalah proses aksi-reaksi. Artinya model ini
mengatakan kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan
merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-OR ini dapat berlangsung secara positif atau negatif.
Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dari model ini
adalah:
1. Pesan (stimulus, S)
2. Komunikan (organism, O): perhatian, pengertian, penerimaan
21
22
Jerome E. McCarthy. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: Erlangga. 2002. Hal. 298
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Hal 255
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
3. Efek (respon, R): perubahan sikap
Proses dari perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar. Dalam
mempelajari sikap ada tiga variabel yang penting menunjang proses belajar yaitu:
perhatian, pengertian, dan penerimaan.
Sikap yang dimaksud disini adalah kecenderungan bertindakan, berpikir,
berpersepsi, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap
bukanlah perilaku, tetapi lebih merupakan kecenderungan untuk berperilaku
dengan cara tertentu terhadap objek sikap, dengan demikian pada kenyataan tidak
ada istilah sikap berdiri sendiri. Sikap juga bukanlah rekaman masa lalu, tetapi
juga menentukan apakah seseorang harus setuju atau tidak setuju terhadap
sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan.
Sikap
mengandung
aspek
evaluatif
artinya
mengandung
nilai
menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap objek, orang, situasi, dan
mungkin aspek-aspek lain dunia, termasuk ide abstrak dan kebijaksanaan sosial.
Dengan demikian ahli psikologi sosial biasanya memandang sikap sebagai
gabungan dari komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen perilaku.
Mann menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan
stereotip yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Adapun komponen afektif
merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah
emosi, aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai
komponen sikap dan merupakan aspek-aspek yang paling bertahan terhadap
pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Komponen
perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi dengan
cara-cara tertentu23.
2.8. Hierarchy Effect Model
Hierarchy Effect Model menunjukkan proses dimana iklan bekerja, iklan
mempengaruhi konsumen. Pemasang iklan harus merancang pesan yang hendak
disampaikan di dalam iklan yang akan dipasarkan baik secara verbal maupun
non-verbal. Isi pesan sebaiknya mudah dicerna dan dimengerti oleh konsumen
23
Alex, Sobur. 2003. Psikologi Umum. Hal 358-362
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
serta mengandung informasi yang benar sehingga terjadiya pengambilan
keputusan akan pembelian produk oleh khalayak.
Hierarchy Effect Model adalah suatu tahap yang menggambarkan
tanggapan atau respon yang diterima khalayak setelah melihat iklan. Membujuk
khalayak ramai agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi
pemasaran perusahaan yaitu adanya pembelian guna mencetak penjualan dan
keuntungan, merupakan salah satu tujuan periklanan.
Menurut model Hierarchy of Effect dalam mempengaruhi konsumen, iklan
memiliki efek-efek yang terdiri atas awareness-knowledge-liking-preferenceconviction-purchase, yang dikelompokkan ke dalam tiga tahap respons seperti
tertera pada table berikut:
Tabel 2.2
Hierarchy Effect Model
Model Hirarki
Pengaruh
Awareness
Knowledge
Liking
Preference
Conviction
Tahap
Kognitif
Berdasarkan pemikiran dan
penilaian yang rasional
Afektif
Menekankan pada perasaan
(emosi), perubahan sikap dan
keyakinan
Puchase
Konatif
Mengubah
( Sumber: Philip Kotler. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Hal 782 )
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Tahap penerimaan konsumen dalam hubungannya dengan model
Hierarchy of Effect dengan pesan iklan, dapat diuraikan sebagai berikut:24
1.
Awareness (Tingkat Kesadaran)
Tahap dimana audiens mengetahui adanya produk tetapi hanya sambil lalu
(sekedar tahu), misalnya hanya tahu nama produk.
2.
Knowledge (Tingkat Pengetahuan)
Tahap dimana audiens memiliki kesadaran tentang perusahaan atau produk
tetapi tidak mengetahui lebih banyak lagi.
3.
Liking (Tingkat Kesukaan)
Tahap dimana audiens mengetahui produk tersebut, bagaimana perasaan
mereka terhadap produk atau perusahaan.
4.
Preference (Tingkat Pilihan)
Tahap dimana audiens sasaran mungkin menyukai suatu produk tetapi tidak
memilinya dibandingkan dengan produk yang lain.
5.
Conviction (Tingkat Keyakinan)
Tahap dimana audiens sasaran mungkin lebih menyukai suatu produk tertentu
tetapi tidak menimbulkan keyakinan untuk membeli.
6.
Purchase (Tingkat Pembelian)
Tahap dimana audiens sasaran mungkin memiliki keyakinan tetapi tidak
bermaksud untuk melakukan pembelian. Mereka mungkin menanti lebih
banyak informasi atau merencanakan untuk bertindak kemudian.
Selanjutnya, tahapan dalam Hierarchy of Effect tersebut dikelompokkan
dalam tiga (3) dimensi dasar yakni:
1.
Awareness dan Knowledge masuk ke dalam tahap kognitif; ini berkaitan
dengan iklan yang menyediakan informasi dan fakta. Tahap kognitif
berdasarkan atas pemikiran dan penilaian rasional atas apa yang dianjurkan
komunikator.
2.
Liking, Preference, dan Conviction masuk ke dalam tahan afektif; ini
berkaitan dengan adanya iklan yang merubah sikap, perasaan, dan keyakinan.
24
Philip Kotler. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Hal. 783
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Tahap afektif yaitu penilaian berdasarkan komponen perasaan sebelum
mengambil keputusan terakhir tentang isi pesan dari iklan.
3.
Purchase masuk ke dalam tahap konatif; ini berkaitan dengan iklan yang
dapat mengubah. Tahap konitif disini memberikan penilaian berdasarkan arti
khusus dari pesan sebagaimana disajikan oleh komunikator, dimana pada
akhirnya melakukan tindakan pembelian terhadap produk atau jasa yang
ditawarkan komunikator.
Pengembang teori Hierarchy of Effect, Lavidge & Steiner mengemukakan
bahwa untuk sampai pada tingkat dimana konsumen melakukan pembelian, iklan
tidak hanya harus menciptakan kesadaran (awareness) yang tinggi namun juga
harus dapat dipahami oleh konsumen. Setelah mengetahui semua informasi atau
knowledge mengenai sebuah iklan, maka konsumen akan lebih menghargai iklan
tersebut dan produk yang diiklankan. Selain knowledge, perusahaan juga perlu
membuat konsumen merasa tertarik (liking), sehingga konsumen akan memiliki
kecenderungan atau kesukaan (preference) terhadap iklan dan produk tersebut dan
yakin (conviction) sehingga konsumen berkeinginan kuat untuk menggunakan
produk yang diiklankan (purchase).
2.9 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pada rumusan masalah dan telaah pustaka yang telah
diuraikan dimuka mengenai variable terpaan iklan televisi BOLT! 4G
ULTRALTE versi “ULTRAMAN” serta pengaruhnya terhadap keputusan
pengunjung BOLT! Zone Bogor memilih BOLT! sebagai providernya, maka
kerangka pemikiran teoritis yang diajukan dalam penelitian ini digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Iklan TVC Bolt
Terpaan Iklan terhadap
Penonton (X1)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Minat Beli (Y1)
Download