9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Definisi 1 (Definisi

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Investasi
Definisi 1 (Definisi Investasi)
Investasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK Nomor 13 (2008)
dijabarkan sebagai berikut:
“Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk
menumbuhkan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil
investasi (seperti bunga, royalti, deviden, dan uang sewa), untuk apresiasi
nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi
seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Persediaan
dan aktiva tetap bukan merupakan investasi.”
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia mengenai PSAK Nomor 13 (2008) juga
menjelaskan tentang beberapa pengertian mengenai investasi sebagai berikut:
“1.
Investasi lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan
dimaksudkan untuk dimiliki selama satu tahun atau kurang.
2.
Investasi jangka panjang adlah investasi selain investasi lancar.
3.
Investasi properti adalah investasi pada tanah atau bangunanyang tidak
digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan
4.
Investasi dagang adalah investasi yang ditunjukan untuk mempermudah
atau mempertahankan bisnis atau hubungan perdagangan.”
(Hartanto, 2009)
Definisi 2 (Risiko Investasi)
Dalam berinvestasi, selalu ada risiko yang menyertai. Semakin tinggi ekspektasi
terhadap hasil dari suatu investasi maka kemungkinan munculnya risiko semakin
tinggi pula (higher return, higher risk). Ada beberapa sumber risiko yang bisa
mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi antara lain:
1.
Risiko tingkat bunga :
perubahan tingkat suku bunga. Interest rate risk
mempengaruhi obligasi secara langsung dibandingkan common stock.
2.
Risiko pasar bear dan bull : fluktuasi dalam keseluruhan pasar, tren pasar turun
atau naik.
9
10
3.
Risiko inflasi : faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah risiko daya
beli atau berkurangnya kemampuan membeli investasi.
4.
Risiko bisnis : risiko yang ada ketika melakukan suatu bisnis/usaha dalam
industri khusus.
5.
Risiko finansial : risiko ini berhubungan dengan penggunaan utang oleh
perusahaan. Besarnya proporsi aset oleh pembiayaan utang dan besarnya
variabilitas return adalah sama.
6.
Risiko manajemen : risiko yang muncul karena kesalahan dalam pengelolaan.
7.
Risiko likuiditas : risiko likuiditas berhubungan dengan pasar sekunder dalam
perdagangan sekuritas.
8.
Risiko nilai tukar : risiko yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang.
9.
Risiko negara (politycal risk) : banyaknya investor yang berinvestasi secara
internasional, baik secara langsung ataupun tidak langsung, stabilitas dan
kelangsungan hidup ekonomi suatu negara perlu dipertimbangkan.
(Tifany, 2010)
Definisi 3 (Investasi Berdasarkan Risiko)
Terdapat dua jenis investasi berdasarkan tingkat resiko, yaitu:
1.
Investasi bebas risiko, dimana tingkat risiko yang relatif kecil dan investasi ini
memberikan keuntungan yang rendah. Contoh dari jenis investasi ini adalah
deposito berjangka dan obligasi.
2.
Investasi berisiko, dimana investasi jenis ini memiliki tingkat pengembalian
yang berfluktuasi sehingga mungkin saja investor tidak akan mendapatkan
keuntungan dari investasinya. Contoh dari jenis investasi jenis ini adalah
investasi saham.
(Aulia, 2008)
Definisi 4 (Investasi Berdasarkan Wujudnya)
Selain itu, investasi juga dapat dibagi menjadi investasi riil dan investasi finansial.
Investasi riil melibatkan aset nyata, seperti tanah, mesin-mesin, pabrik, dan lain-lain.
Investasi finansial melibatkan kontrak-kontrak tertulis, seperti saham biasa, obligasi,
dan lain-lain. Pada perekonomian primitif, hampir semua investasi merupakan
investasi riil, sedangkan di perekonomian modern, lebih banyak dilakukan investasi
finansial. Kedua bentuk investasi tersebut bersifat komplementer, bukan kompetitif.
(Khairi, 2010)
11
2.2
Pasar Modal
Definisi 5 (Definisi Pasar Modal)
Pasar modal (capital market) merupakan tempat di mana instrumen keuangan
diperjualbelikan. Instrumen keuangan tersebut bisa berupa ekuiti (saham), surat
utang (obligasi), berbagai jenis instrumen derivatif (opsi, futures, right dan lain-lain),
reskadana, ataupun instrumen keuangan lainnya. Berdasarkan pasal 1 angka (13)
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, dinyatakan
sebagai berikut :
“Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum
dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.”
(Hartanto, 2009)
Definisi 6 (Fungsi Pasar Modal)
Fungsi pasar modal yaitu:
1.
Sebagai lembaga perantara (intermediaries) yang mempertemukan pihak yang
membutuhkan dana (investee) dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana
(investor).
2.
Mendorong alokasi dana yang efisien karena di pasar modal para investor dapat
memilih alternatif investasi yang memberikan return seoptimal yang diinginkan.
3.
Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
4.
Dapat menjadi salah satu indikator perekonomian negara.
5.
Memungkinkan investor untuk melakukan diversifikasi agar memperkecil risiko
investasi.
6.
Memberi kemudahan bagi perusahaan yang membutuhkan dana untuk perluasan
bisnisnya.
7.
Salah satu sarana pemerataan pendapatan karena seorang investor akan
mendapatkan pembagian keuntungan perusahaan (dividen) dari ataupun
pembayaran bunga dari obligasi yang dimilikinya.
8.
Menjadi sumber pendapatan negara, karena dividen dan bunga obligasi yang
dibayarkan kepada investor akan dikenakan pajak oleh negara.
9.
Mendorong peningkatan kinerja perusahaan agar perusahaan tersebut dapat
tercatat (listed) di bursa.
12
10. Membina iklim keterbukaan dalam dunia usaha karena perusahaan yang tercatat
di bursa wajib melaporkan kinerja perusahaannya kepada masyarakat.
11. Dana yang didapat oleh emiten dari penawaran saham perdana akan berjumlah
besar.
12. Dana perusahaan yang berasal dari saham berjangka waktu tidak terbatas,
sehingga tidak akan menambah utang perusahaan.
(Hartanto, 2009)
Definisi 7 (Jenis Pasar Modal)
Pasar modal dapat dibagi menjadi dua jenis yakni:
1.
Pasar perdana (Primary Market)
Pasar perdana merupakan pasar modal dimana terjadi sejumlah penawaran
saham dari suatu emiten (perusahaan yang menerbitkan saham) tertentu untuk
pertama kalinya sebelum emiten tersebut tercatat di bursa. Sedangkan proses
penawaran saham untuk pertama kalinya kepada publik disebut sebagai Initial
Public Offering (IPO). Penawaran saham ini akan dibatasi oleh suatu jangka
waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh emiten tersebut.
(Indarto, 2011)
Sebelum emiten menawarkan sahamnya di pasar perdana, emiten tersebut harus
mengeluarkan
prospektus.
Prospektus
adalah
setiap
informasi
tertulis
sehubungan dengan penawaran umum yang dibuat oleh emiten dengan tujuan
agar pihak lain berminat membeli efek yang ditawarkan oleh emiten.
Harga saham yang ditawarkan saat pasar perdana ditentukan berdasarkan
analisis fundamental emiten yang bersangkutan. Melalui pasar perdana inilah
emiten tersebut akan mendapatkan dana atas penjualan sekuritas yang
diterbitkannya.
2.
Pasar sekunder (Secondary Market)
Setelah waktu penawaran saham emiten di pasar perdana telah usai, selanjutnya
saham emiten tersebut dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Aktivitas
transaksi yang terjadi pada pasar sekunder tidak akan memberikan tambahan
dana pada emiten yang bersangkutan, karena transaksi yang terjadi hanya antar
investor saja dan tidak melibatkan perusahaan.
Namun, perdagangan saham di pasar sekunder tak kalah pentingnya. Hal ini
karena aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder akan menentukan
13
likuiditas saham tersebut di pasar perdana. Para investor yang ingin membeli
saham tersebut di pasar perdana akan mempertimbangkan faktor likuiditas ini
sebagai patokan untuk mendapatkan keuntungan selisih harga (capital gain)
yang berasal dari penjualan di pasar sekunder.
(Indarto, 2011)
Perdagangan di pasar sekunder dapat dibagi menjadi dua jenis pasar yaitu :
a. Pasar lelang (auction market)
Pasar lelang merupakan jenis pasar sekunder yang aktivitas perdagangannya
berada pada sebuah lokasi fisik. Harga akan ditentukan berdasarkan
penawaran dan permintaan. Transaksi antara pembeli dan penjual
menggunakan perantara broker yang mewakili masing-masing pihak pembeli
dan penjual. Dengan demikian, investor tidak dapat secara langsung
melakukan transaksi, tetapi dilakukan melalui perantaraan broker. Di
Indonesia pasar jenis ini diorganisir oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
b. Pasar negosiasi (negotiated market)
Pasar negosiasi terdiri dari jaringan berbagai dealer yang menciptakan pasar
tersendiri di luar lantai bursa bagi sekuritas, dengan cara membeli dari dan
menjual ke investor. Dealer di pasar negosiasi mempunyai kepentingan pada
transaksi jual beli karena sekuritas yang diperdagangkan adalah milik dealer
tersebut dan mereka mendapatkan return dari selisih jual beli yang
dilakukannya. Pasar negosiasi juga sering disebut dengan istilah over the
counter market (OTC) atau di Indonesia dikenal sebagai bursa paralel.
Transaksi yang dilakukan di bursa paralel tersebut tidak ditangani oleh suatu
organisasi perdagangan yang terorganisir seperti PT Bursa Efek Indonesia
(BEI), tetapi terjadi di luar bursa dan terhubung secara elektronis di antara
berbagai dealer-dealer yang terlibat.
(Indarto, 2011)
Definisi 8 (Pelaku Pasar Modal)
Para pelaku pasar modal terdiri dari lembaga-lembaga yang kegiatannya
berhubungan dengan pasar modal. Para pelaku ini dapat dikelompokan menjadi:
badan yang bertugas mengawasi jalannya pasar modal, pihak-pihak yang secara
langsung terlibat dalam perdagangan sekuritas, dan pihak yang mendukung
kepastian, kelancaran dan ketertiban pasar modal. Berikut penjelasannya:
14
1.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Dahulu, fungsi pengawasan pasar modal dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar
Modal (Bapepam). Namun, berdasarkan Undang-Undang nomor 21 tahun 2011,
fungsi tersebut dilimpahkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
OJK merupakan suatu lembaga yang didirikan oleh pemerintah yang mempunyai
fungsi utama melakukan pengawasan dan pembinaan atas pasar modal.
Diharapkan dengan adanya OJK ini dapat mewujudkan kegiatan pasar modal
yang teratur, wajar, transparan, efisien serta penegakan peraturan dan
melindungi kepentingan investor di pasar modal.
2.
Emiten
Emiten merupakan suatu perusahaan yang memperoleh dananya melalui pasar
modal dengan menjual sekuritas/efek kepada masyarakat. Dana yang diperoleh
tersebut dapat berupa dana jangka panjang baik berupa modal sendiri maupun
modal pinjaman.
3.
Investor
Investor merupakan pihak yang memasok dana ke pasar modal sehingga
mempunyai peranan penting dalam kemajuan pasar modal. Investor dapat
berupa suatu lembaga seperti dana pensiun, asuransi, reksa dana, dan sebagainya
atau berupa individu/perorangan.
4.
Penjamin Emisi (Underwriter)
Penjamin Emisi adalah suatu perusahaan yang menjamin dan membantu
perusahaan emiten yang memerlukan bantuan dalam menawarkan dalam pasar
modal. Atas jasanya perusahaan penjamin akan mendapat komisi berupa spread
atau selisih harga antara harga beli sekuritas dari perusahaan dengan harga jual
kepada publik.
5.
Perantara Perdagangan Sekuritas (Pialang/Broker), Pedagang Sekuritas (Dealer),
dan Perusahaan Sekuritas
Pialang/Broker adalah perusahaan yang membeli dan menjual sekuritas di bursa
atas permintaan investor, oleh karena itu maka harga sekuritas juga ditentukan
antara pialang dan investor, dan keuntungan yang diperoleh dari pialang juga
berdsarkan kesepakatan dari investor dan pialang.
Dealer adalah perusahaan yang membeli sekuritas untuk kepentingan sendiri.
Oleh karena membeli untuk kepentingan sendiri maka risiko atas harga
15
pembelian sekuritas ditanggung sendiri. Selain berfungsi sebagai pedagang
sekuritas, dealer juga dapat berfungsi sebagai perantara.
Perusahaan sekuritas (security house) adalah perusahan yang aktivitas utamanya
mencakup fungsi sebagai penjamin emisi, perantara, pedagang sekuritas dan
sebagai pengelola dana investasi di pasar modal. Perusahaan sekuritas harus
berbentuk Perseroan Terbatas.
6.
Badan Pengelola Bursa
Badan pengelola bursa merupakan suatu lembaga yang bertanggung jawab
dalam menjalankan dan mengoprasionalkan Bursa. Pada mulanya, ada dua pasar
modal di Indonesia yakni Bursa Efek Jakarta (Jakarta Stock Exchange) dan
Bursa Efek Surabaya (Surabaya Stock Exchange). Namun, sejak 1 Desember
2007, keduanya melakukan merger dan berganti nama menjadi Bursa Efek
Indonesia (Indonesia Stock Exchange) sehingga saat ini hanya ada satu pasar
modal saja di Indonesia.
7.
Tempat Penitipan Harta
Di Indonesia dikenal sebagai, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). KSEI
merupakan pihak yang menyelenggarakan penyimpanan harta dalam penitipan
untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak tanpa mempunyai hak
kepemilikan atas harta tersebut.
8.
Biro Administrasi Efek
Biro administrasi efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten
secara teratur menyediakan jasa-jasa melakukan pembukuan, transfer, dan
pencatatan, pembayaran dividen, pembagian hak opsi, emisi sertifikasi atau
laporan tahuna emiten.
9.
Wali Amanat (Trust Agent)
Wali amanat merupakan pihak yang dipercaya untuk mewakili kepentingan
seluruh pemegang obligasi atau sertifikat kredit.
10. Penanggung (Guarantor)
Penanggung adalah pihak yang menanggung kembali jumlah pokok dan atau
bunga emisi obligasi, atau sekuritas kredit dalam hal emiten cedera janji.
(Indarto, 2011)
16
2.3
Saham
Definisi 9 (Definisi Saham)
Saham merupakan salah satu jenis instrumen keuangan yang populer diperdagangkan
pada pasar modal. Saham sendiri adalah surat bukti kepemilikan atas aset-aset dari
suatu perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Jadi, seorang investor yang
memiliki saham dari suatu perusahaan, otomatis ikut memiliki aset-aset perusahaan
tersebut. Namun sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham hanya bertanggung
jawab hanya sebatas modal yang disetorkannya sehingga kreditor dari perusahaan
yang bersangkutan tidak mempunyai hak klaim atas harta pribadi para pemegang
saham.
(Indarto, 2011)
Definisi 10 (Hak Pemegang Saham)
Hak-hak pemegang saham antara lain sebagai berikut:
1.
Hak suara
Hak ini digunakan saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk ikut serta
dalam menentukan kebijaksanaan manajemen perusahaan.
2.
Hak pembagian laba
Pemegang saham memiliki hak untuk mendapatkan bagian laba yang dihasilkan
oleh perusahaan. Laba yang dibagikan kepada pemegang saham ini disebut juga
dividen dan akan dibagikan sesuai dengan kebijaksanaan manajemen
perusahaan.
3.
Hak memperhatikan proporsi kepemilikan saham
Para pemegang saham memperoleh kesempatan pertama untuk membeli saham
baru yang diterbitkan oleh perusahaan sebanyak proporsi jumlah saham yang
dimilikinya sehingga jika hak ini digunakan oleh pemegang saham, proporsi
kepemilikan saham perusahaan tersebut akan tetap. Hak untuk membeli saham
baru ini disebut dengan preemptive right.
4.
Hak pembagian harta jika perusahaan dilikuidasi
Jika oleh karena suatu hal perusahaan harus menutup usahanya (likuidasi) maka
pemegang saham berhak atas sisa harta perusahaan setelah perusahaan
menyelesaikan kewajibannya kepada kreditor.
(Halim, 2012)
17
Definisi 11 (Jenis Saham)
Terdapat dua jenis saham yang lazim dikeluarkan oleh sebuah perusahaan perseroan
terbatas (PT) yaitu:
1.
Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa merupakan jenis saham yang selalu ada dalam struktur modal
badan usaha perseroan terbatas. Jika suatu perusahaan hanya mengeluarkan satu
jenis saham saja, maka sesuai dengan ketentuan hukum saham tersebut harus
berupa saham biasa. Pemegang saham biasa memiliki hak untuk memilih
anggota dewan komisaris dan hak suara terkait masalah penting yang dihadapi
perusahaan. Hak suara dalam perusahaan memungkinkan para pemegang saham
untuk mempengaruhi keputusan perusahaan karena para anggota dewan yang
mereka pilih akan memilih dewan direksi dan membuat kebijakan perusahaan.
(Nickels, McHugh, & McHugh, 2012)
Pemegang saham jenis ini juga memiliki hak atas kekayaan perusahaan dan hak
atas pembagian laba pada urutan terakhir. Sehingga jika suatu saat perusahaan
mengalami likuidasi, pemegang saham biasa baru bisa menerima hak atas
kekayaan perusahaan setelah kewajiban kepada kreditor dan pemegang saham
prioritas sudah dipenuhi. Hal ini juga berlaku dalam menerima pendapatan
dividen dimana dividen akan diterima setelah dividen untuk saham prioritas
dibayarkan. Sebagai gantinya, dalam keadaan normal, pemegang saham biasa
mendapat hak pembagian laba yang lebih besar dari yang diperoleh saham
prioritas. Sifat pemegang saham biasa yang menjadi penerima hak yang terakhir
disebut juga residual ownership equity.
(Halim, 2012)
2.
Saham Prioritas (Preferred Stock)
Saham preferen tidak selalu diterbitkan oleh perusahaan. Hal ini, karena tidak
ada kewajiban bagi perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) untuk
menerbitkan saham preferen. Saham jenis ini memiliki keistimewaan dibanding
saham biasa yaitu:
a. Prioritas dalam pembagian dividen
Pemegang saham prioritas berhak untuk menerima pembayaran dividen
terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa. Oleh karena itu, saham
prioritas diterbitkan dengan nilai nominal untuk menentukan dividen yang
akan diterimanya.
18
b. Prioritas saat pembagian aktiva perusahaan jika mengalami likuidasi
Apabila perusahaan mengalami likuidasi, pemegang saham prioritas akan
menerima pembagian aktiva perusahaan setelah kewajiban terhadap kreditor
dipenuhi perusahaan. Dengan demikian pemegang saham prioritas memiliki
hak untuk lebih dahulu menerima pembagian aktiva perusahaan dibanding
pemegang saham biasa.
c. Dapat ditukar menjadi saham biasa
Ada perusahaan yang memberikan hak kepada pemegang saham prioritas
untuk dapat menukarkan saham prioritasnya menjadi saham biasa setelah
jangka waktu masa kepemilikan tertentu dengan rasio pertukaran tertentu.
Saham prioritas dengan hak konversi (convertible preferred stock) ini tetap
memiliki hak prioritas atas pembagian dividen dan hak tukar untuk menjadi
saham biasa.
d. Dapat dipanggil/dilunasi setiap saat
Jenis saham prioritas yang dapat dipanggil setiap saat (callable preferred
stock) setelah lewat suatu jangka waktu kepemilikan tertentu dapat
ditarik/dilunasi oleh perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Nilai
pelunasan saham prioritas biasanya telah ditentukan terlebih dahulu dan
biasanya bernilai lebih besar dibanding saat diterbitkan.
(Halim, 2012)
Definisi 12 (Nilai Saham)
Pada dasarnya suatu saham memiliki beberapa jenis nilai, antara lain :
1.
Nilai nominal yaitu nilai per lembar saham yang berkaitan dengan kepentingan
akuntansi dan hukum. Nilai nominal ini tidak mengukur nilai riil saham namun
hanya untuk menentukan besarnya modal disetor penuh dalam neraca.
2.
Nilai buku per lembar saham (book value per share) menunjukkan nilai aktiva
bersih per lembar saham yang dimiliki oleh pemegangnya. Nilai buku suatu
saham akan berarti jika nilai tersebut diperbandingkan dengan nilai pasarnya.
Semakin tinggi nilai dari rasio ini maka akan semakin besar tambahan
kesejatheraan yang dinikmati oleh pemilik saham ini.
3.
Nilai pasar (market value) merupakan nilai saham yang ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham di bursa saham. Harga pasar saham inilah
yang menentukan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
19
4.
Nilai fundamental, dimana tujuan dari perhitungan nilai fundamental saham atau
yang lebih sering disebut sebagai nilai intrinsik saham adalah untuk menentukan
harga wajar suatu saham agar harga saham tersebut mencerminkan harga saham
yang sebenarnya (riil value) sehingga tidak terlalu mahal (overpriced).
Perhitungan nilai intrinsik (intrinsic value) suatu saham adalah mencari nilai
sekarang (present value) dari semua aliran kas dimasa datang baik yang berasal
dari dividen maupun capital gain or loss.
(Christie, 2008)
Definisi 13 (Analisis Harga Saham)
Investasi yang dilakukan oleh para investor saham (common stock) diasumsikan
selalu didasarkan pada pertimbangan yang rasional, sehingga berbagai macam jenis
informasi yang akurat sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan investasi.
(Nugroho, 2009)
Secara umum, analisis penilaian harga saham dibagi menjadi dua yaitu:
1.
Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah analisis penilaian harga saham berdasarkan keadaan
keuangan internal perusahaan di masa lalu. Oleh sebab itu, dibutuhkan laporan
keuangan perusahaaan untuk melakukan analisis jenis ini. Analisis fundamental
berpedoman pada adanya hubungan antara keadaan keuangan dari perusahaan
terhadap harga sahamnya di pasaran. Keadaan keuangan perusahaan yang baik
akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut di pasar dan sebaliknya.
Penaksiran harga saham yang diperoleh dari analisis fundamental sering juga
disebut sebagai nilai intrinsik saham.
(Subalno, 2009)
2.
Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah analisis penilaian harga saham berdasarkan faktorfaktor yang berasal dari luar perusahaan. Misalnya berupa data historis dari
perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia atau dari surat kabar yang
menyajikan informasi mengenai harga saham di bursa efek. Selanjutnya, data
perdagangan tersebut akan dibentuk menjadi sebuah grafik untuk melihat trend
yang berlangsung di pasar.
(Hartanto, 2009)
20
Definisi 14 (Keuntungan Berinvestasi Saham)
Keuntungan yang didapat dengan berinvestasi saham adalah:
1.
Dividen, merupakan pembagian keuntungan yang dibagikan oleh perusahaan
dalam suatu periode kepada investor yang memiliki saham perusahaan tersebut.
Dividen yang dibagikan perusahaan bisa berupa dividen tunai (cash dividend)
atau dividen saham (stock dividend).
2.
Capital gain, merupakan keuntungan akan diperoleh jika investor menjual
saham tersebut dengan harga jual yang lebih tinggi dibanding dengan harga
belinya. Dengan demikian, capital gain merupakan selisih positif antara harga
jual dan harga beli dari suatu saham. Keuntungan jenis ini berasal dari aktivitas
perdagangan saham di pasar sekunder.
3.
Saham bonus, merupakan bonus saham yang diberikan kepada para pemegang
saham yang diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih antara harga
jual dengan harga nominal saham saat perusahaan menawarkan saham di pasar
perdana.
(Hartanto, 2009)
Definisi 15 (Risiko Berinvestasi Saham)
Investasi pada saham juga membawa beberapa resiko atau kerugian diantaranya :
1.
Capital Loss, dalam aktivitas perdagangan saham tidak selalu mendapatkan
capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya ada kalanya investor
mengalami kerugian dimana investor tersebut menjual sahamnya dengan harga
jual yang lebih rendah di bandingkan dengan harga belinya, dengan demikian
investor tersebut mengalami capital loss
2.
Opportunity loss, yaitu berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total
keutungan yang diperoleh dari investasi saham. Ini adalah kerugian karena
investor memilih untuk menanamkan modalnya di bursa saham daripada
mengambil keuntungan dari bunga deposito dengan mengharapkan keuntungan
yang lebih besar, sedangkan yang terjadi kemudian adalah perolehan keuntungan
saham lebih kecil dibandingkan bunga deposito.
3.
Delisting, jika suatu saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan Bursa Efek.
Suatu saham dapat delisting dari bursa umumnya karena kineja yang buruk
misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami
kerugian beberapa tahun, tidak membagikan deviden.
21
4.
Perusahaan mengalami pailit atau kebangkrutan, jika suatu perusahaan bangkrut,
maka tentu saja akan berdampak langsung kepada saham perusahaan tersebut.
Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, jika suatu perusahaan
bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis perusahaan tersebut akan
dikeluarkan dari bursa atau delisting.
(Sukma, 2009)
2.4
Dividen
Definisi 16 (Definisi Dividen)
Dividen merupakan suatu bentuk imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada
para pemegang saham perusahaan. Dividen berasal dari laba yang diperoleh oleh
perusahaan dari kegiatan bisnisnya. Laba yang dimaksudkan adalah total laba yang
berasal dari periode sekarang dan periode sebelumnya atau biasa disebut sebagai laba
yang ditahan.
Definisi 17 (Pembagian Dividen)
Kebijakan pembagian dividen harus dipertimbangkan baik-baik karena akan
mempengaruhi banyak pihak. Bagi perusahaan tentunya pembagian dividen akan
mengurangi jumlah kas perusahaan sehingga mempengaruhi kemampuan perusahaan
untuk membiayai kegiatan operasional dan investasinya. Sementara bagi investor,
pembagian dividen merupakan hal positif karena merupakan bentuk pengembalian
atas uang yang mereka investasikan di perusahaan. Sedangkan bagi kreditor,
pembagian dividen adalah tanda bahwa perusahaan mempunyai kemampuan untuk
melunasi kewajiban-kewajibannya. Biasanya dividen dibagikan secara periodik,
misalnya 6 bulan sekali atau setahun sekali.
(Halim, 2012)
Terdapat beberapa tanggal penting yang menjadi perhatian dalam prosedur
pembagian dividen:
1.
Tanggal pengumuman (declaration date)
Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang secara resmi diumumkan oleh
emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan
dilakukan. Pengumuman ini biasanya untuk pembagian dividen reguler. Isi
pengumuman tersebut menyampaikan hal-hal yang dianggap penting yakni:
tanggal pencatatan, tanggal pembayaran,besarnya dividen kas per lembar.
22
2.
Tanggal pencatatan (date of record)
Pada tanggal ini perusahaan melakukan pencatatan nama-nama pemegang
saham. Para pemilik saham yang terdaftar pada daftar pemegang saham tersebut
diberikan hak, sedangkan pemegang saham yang tidak terdaftar pada tanggal
pencatatan tidak diberikan hak untuk memperoleh dividen .
3.
Tanggal cum-dividend
Tanggal ini merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih
melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen
saham.
4.
Tanggal ex-dividend
Tanggal perdagangan saham tersebut sudah tidak melekat lagi hal untuk
memperoleh dividen. Jadi jika investor membeli saham pada tanggal ini atau
sesudahnya, maka investor tersebut tidak dapat mendaftarkan namanya untuk
mendapatkan dividen.
5.
Tanggal pembayaran (payment date)
Tanggal ini merupakan saat pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para
pemegang saham yang mempunyai hak atas dividen. Jadi pada tanggal
tersebut,para investor sudah dapat mengambil dividen sesuai dengan bentuk
dividen yang diumumkan oleh emiten.
(Fenandar, 2012)
Definisi 18 (Jenis Dividen)
Secara umum, jenis dividen yang dibagikan oleh perusahaan ada beberapa macam
yaitu:
1.
Dividen Kas (Cash Dividens)
Dalam praktek, dividen tunai adalah bentuk pembagian keuntungan yang paling
sering dilakukan. Dividen tunai dibayarkan dari laba ditahan. Sebenarnya, tidak
diwajibkan oleh undang-undang untuk mengumumkan dividen, sekalipun
perusahaan memiliki jumlah laba ditahan dan uang kas yang cukup untuk dapat
membagikan dividen tunai. Akan tetapi, tentu salah satu daya tarik yang
membuat investor mau menginvestasikan uangnya ke dalam saham perseroan
adalah dividen. Jika perusahaan tidak membagikan dividen kepada para
pemegang saham, bukan tidak mungkin para pemegang saham akan melepas
23
kepemilikan mereka atas saham perseroan dan selanjutnya tidak akan ada
investor baru yang ingin menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
(Hery, 2013)
2.
Dividen Aktiva Nonkas (Property Dividends)
Dividen aktiva nonkas merupakan dividen yang dibayar dengan aktiva
perusahaan yang bukan berupa kas. Menurut Standar Akuntansi Keuangan
(SAK), dividen aktiva nonkas bernilai sebesar nilai wajarnya. Dalam praktiknya,
nilai wajar ini diartikan sebagai harga pasar aktiva tersebut pada saat
pengumuman pembagian dividen dikeluarkan.
3.
Dividen Utang (Script Dividens)
Dividen utang sebenarnya merupakan bentuk perpanjangan waktu atau
penundaan pelunasan utang dividen. Utang dividen ditunda pelunasannya
dengan cara perusahaan memberikan janji utang tertulis kepada para pemegang
saham untuk nantinya dilunasi pada saat jatuh temponya. Dividen utang ini
dapat berupa wesel, obligasi atau jenis surat-surat utang lainnya yang dapat
disertai dengan bunga ataupun tanpa bunga.
4.
Dividen Likuidasi (Liquidating Dividens)
Bila dividen dibagikan dimaksudkan sebagai pembayaran kembali sebagian dari
modal yang disetor oleh pemegang saham maka dividen tersebut adalah dividen
likuidasi. Pembagian dividen likuidasi juga tidak mengakibatkan pengurangan
pada jumlah lembar saham yang beredar.
5.
Dividen Saham (Stock Dividens)
Dividen saham adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk saham. Perusahaan
akan membagikan sahamnya kepada para pemegang saham dalam jumlah
proporsional dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pemegang
saham. Beberapa tujuan perusahaan membagikan dividen saham sebagai berikut:
a. Perusahaan dapat membagikan dividen tanpa mengurangi aktivanya.
b. Dapat menambah jumlah saham yang beredar di pasar.
c. Menaikkan jumlah modal yang disetor oleh pemegang saham.
d. Mengubah laba yang ditahan menjadi modal yang disetor.
(Halim, 2012)
24
2.5
Model Perhitungan
Definisi 19 (Model pertumbuhan Nol / Zero Growth Model)
Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan tidak akan
mengalami pertumbuhan. Dengan kata lain, jumlah dividen yang dibayarkan akan
selalu sama dari waktu ke waktu. Model pertumbuhan ini sama dengan prinsip
perhitungan saham preferen karena dividen yang dibayarkan diasumsikan selalu
sama dan tidak akan mengalami perubahan pertumbuhan sepanjang waktu. Formula
yang digunakan adalah:
Dimana :
= nilai dari saham
= dividen konstan yang akan dibagikan perusahaan
= tingkat return yang diinginkan investor
(Indarto, 2011)
Definisi 20 (Model Pertumbuhan Konstan / Constant Growth Model)
Model pertumbuhan konstan disebut juga sebgai model Gordon (Gordon Growth
Model), setelah Myron J. Gordon mengembangkan dan mempopulerkan model ini.
Model ini dipakai untuk menentukan nilai saham, jika dividen yang akan dibayarkan
mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas. Formula yang
digunakan adalah:
Dimana :
= nilai dari saham
= dividen konstan yang akan dibagikan perusahaan
= tingkat return yang diinginkan investor
= tingkat pertumbuhan dividen
(Indarto, 2011)
Definisi 21 (Model Pertumbuhan Tidak Konstan / Non Constant Growth Model)
Asumsi
perusahaan
akan
membayarkan
dividen
seacara
konstan
dalam
kenyataannya kadang kala kurang tepat. Terkadang, perusahaan mengalami
pertumbuhan yang sangat baik, jauh di atas pertumbuhan normal dan sangat
25
menjanjikan selama beberapa tahun, tetapi lambat laun akan menurun. Kasus seperti
ini dapat terjadi pada perusahaan yang mampu menciptakan produk inovasi baru
yang langsung diserap pasar dan mengakibatkan perusahaan memperoleh
pertumbuhan keuntungan yang luar biasa selama beberapa tahun. Pertumbuhan
fantastis ini mungkin akan berlangsung selama beberapa tahun, dan setelah itu akan
bertumbuh dengan stabil dan tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Hal ini
dikarenakan produk tersebut telah memasuki tahap kedewasaan (maturity stage),
yang ditandai oleh semakin menurunnya permintaan akan produk tersebut. Kondisi
seperti ini bisa mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen
kepada para investor, sehingga juga bisa mempengaruhi pertumbuhan tingkat dividen
yang akan dibayarkan kepada investor, ceteris paribus. Pada beberapa tahun awal
selama masa pertumbuhan yang luar biasa, perusahaan mungkin akan mampu
membayarkan dividen dengan pertumbuhan di atas normal,dan setelah melewati
masa tersebut, pertumbuhan tingkat dividen yang dibayarkan perusahaan mungkin
akan menjadi lebih rendah dari masa sebelumnya dan selanjutnya akan bertumbuh
secara tetap.
(Indarto, 2011)
Definisi 22 (Pembagian Non Constant Growth Model)
Selanjutnya Non Constant Growth Model dapat dibagi menjadi:
1.
Two Stage Growth Model
Pada model ini, diasumsikan tingkat pertumbuhan atas dividen yang dibagikan
oleh perusahaan terbagi menjadi dua periode. Periode pertama, dimana suatu
tingkat pertumbuhan dividen berlangsung sampai dengan jangka waktu tertentu.
Kemudian, periode kedua, dimana tingkat pertumbuhan yang akan berlangsung
selama jangka waktu tak terbatas. Formula yang digunakan adalah:
Dimana :
= nilai dari saham
= dividen yang dijadikan dasar perhitungan pada periode pertama
= dividen yang dijadikan dasar perhitungan pada periode kedua
= tingkat return yang diinginkan investor
26
= tingkat pertumbuhan dividen pada periode pertama
= tingkat pertumbuhan dividen pada periode kedua
= lamanya periode pertama berlangsung
(Indarto, 2011)
2.
Three Stage Growth Model
Pada model ini, diasumsikan tingkat pertumbuhan atas dividen yang dibagikan
oleh perusahaan terbagi menjadi tiga periode. Dasar pemikiran untuk membagi
tingkat pertumbuhan dividen menjadi tiga periode berasal dari siklus hidup suatu
produk di pasar. Siklus hidup produk merupakan pergerakan penjualan dan
keuntungan produk dalam kurun waktu tertentu. Siklus hidup ini biasanya
digambarkan sebagai siklus riwayat produk sejak diperkenalkan pertama kali di
pasar hingga mengalami penarikan dari pasar. Pada umumnya, terdapat lima
tahap siklus hidup dari suatu produk. Tahap-tahap ini diantaranya yaitu, tahap
pengembangan produk (product development), tahap perkenalan (introduction),
tahap pertumbuhan (growth),
tahap kedewasaan (maturity) dan tahap
kemunduran (decline).
(Kotler & Armstrong, 2013)
Periode pertama merupakan periode saat produk berada dalam tahap
pertumbuhan dan akan berlangsung sampai dengan jangka waktu tertentu. Pada
tahap ini, dividen mengalami tingkat pertumbuhan yang tinggi. Periode kedua
merupakan periode saat produk berada dalam tahap kedewasaan dan akan
berlangsung sampai dengan jangka waktu tertentu. Pada tahap ini, dividen akan
mengalami tingkat pertumbuhan menengah. Sedangkan periode ketiga
merupakan periode saat produk berada dalam tahap kemunduran dan
diasumsikan akan berlangsung selama jangka waktu tak terbatas. Pada tahap ini,
dividen mengalami tingkat pertumbuhan yang rendah. Formula yang digunakan
adalah:
Dimana :
= nilai dari saham
= dividen yang dijadikan dasar perhitungan pada periode pertama
= dividen yang dijadikan dasar perhitungan pada periode kedua
27
= dividen yang dijadikan dasar perhitungan pada periode ketiga
= tingkat return yang diinginkan investor
= tingkat pertumbuhan dividen pada periode pertama
= tingkat pertumbuhan dividen pada periode kedua
= tingkat pertumbuhan dividen pada periode ketiga
= lamanya periode pertama berlangsung
= lamanya periode kedua berlangsung
Definisi 23 (Binomial Dividend Model)
Binomial Dividend Model merupakan pengembangan dari Dividen Discount Model
dimana tingkat pertumbuhan dividen suatu saham dianggap memiliki beberapa
kemungkinan dengan probabilitas tertentu. Sama seperti pada Dividen Discount
Model yang lain, perusahaan diasumsikan selalu membagikan dividen pada investor
setiap tahunnya. Formula yang digunakan adalah:
Dimana:
= ekspektasi harga saham
= dividen yang dibagikan perusahaan
= ekspektasi tingkat pertumbuhan dividen
= tingkat return yang diinginkan investor
(Agosto & Moretto,2013)
Definisi 24 (Stock Price’s Variance In Binomial Dividend Model)
Model ini merupakan perluasan dari Binomial Dividend Model. Model ini
menunjukkan bahwa varians dari tingkat pertumbuhan dividen akan mempengaruhi
varians harga saham.
Dimana:
= varians dari harga saham
= varians dari tingkat pertumbuhan dividen
= ekspektasi harga saham
= ekspektasi tingkat pertumbuhan dividen
28
= dividen yang dibagikan perusahaan
= tingkat return yang diinginkan investor
(Agosto & Moretto,2013)
2.6
Teori Komputer
Definisi 25 (Hypertext Markup Language / HTML)
Hypertext Markup Language (HTML) adalah sebuah standar yang digunakan secara
luas untuk menampilkan halaman web. Saat ini HTML merupakan standar internet
yang dikendalikan oleh World Wide Consortium (W3C). HTML berupa kode-kode
tag yang menginstruksikan browser untuk menghasilkan tampilan sesuai dengan
yang diinginkan. Sebuah file yang merupakan file HTML dapat dibuka dengan
menggunakan web browser seperti Microsoft Internet Explorer, Mozilla Firefox
ataupun Google Chrome. HTML juga dapat dikenali oleh aplikasi pembuka email
ataupun dari smartphone dan program lain yang memiliki kemampuan browsing.
(Sulaiman, Joni, & Swandi, 2007)
Definisi 26 (Adobe Dreamweaver)
Adobe Dreamweaver atau dulu dikenal sebagai Macromedia Dreamweaver
merupakan sebuah aplikasi komersial yang dipakai untuk membuat website. Aplikasi
ini merupakan jenis aplikasi ‘What-You-See-Is-What-You-Get’ (WYSIWYG) atau
dalam bahasa Indonesia berarti ‘Apa Yang Dilihat Itulah Yang Didapat’, karena
bentuk desain yang terlihat pada layar pembuat website akan sama dengan yang
dilihat oleh pengunjung website tersebut. Dreamweaver memiliki fitur untuk
mengkode dalam berbagai bahasa seperti HTML, XHTML, XML, CSS dan
Javascript. Selain itu, Dreamweaver juga memiliki fitur untuk mengedit kode yang
telah dibuat.
(Adam, 2011)
Definisi 27 (XAMPP)
XAMPP adalah aplikasi web server yang diperlukan untuk membangun aplikasi
berbasis web. Fungsi XAMPP adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost),
yang terdiri atas program Apache, Http server, MySQL, database, dan penerjemah
bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl.
XAMPP merupakan kepanjangan dari X(cross platform, bisa digunakan di Windows
dan Linux), Apache, MySQL, PHP dan Perl. XAMPP termasuk paket server yang
29
paling mudah digunakan sebagai paket untuk pengembangan aplikasi web. Selain itu,
XAMPP juga disediakan secara gratis.
Selain itu, juga tersedia XAMPP portable agar pengembang dapat membawa-bawa
paket ini dengan dipasang di USB pengembang sehingga dapat dengan mudah
melakukan pengembangan di komputer mana pun.
(Syahfitri, 2010)
Definisi 28 (Personal Home Page / PHP)
Personal Home Page (PHP) merupakan suatu server-side scripting language yang
dipakai
untuk
membuat
suatu
website
yang
bersifat
dinamis.
Untuk
menggunakannya, PHP akan dikodekan ke dalam file HTML dan keseluruhan file
akan diproses oleh web server. Oleh karena, pemrosesan dilakukan pada server,
maka client tidak akan melihat kode PHP yang terdapat pada file HTML.
(Loimulahti, 2012)
PHP sendiri bersifat open source dan banyak dipakai dalam pengembangan web
karena sintaksnya yang mirip dengan bahasa C, Java dan Perl sehingga mudah untuk
dipelajari. Tujuan utama dari bahasa ini adalah untuk memungkinkan para
pengembang web dapat dengan mudah membuat halaman web yang dinamis.
PHP memiliki keunggulan diantara bahasa server-side scripting yang lainnya seperti:
1.
Mudah dibuat dan kecepatan akses tinggi.
2.
Dapat berjalan dalam web server yang berbeda dan dalam sistem operasi yang
berbeda pula, seperti UNIX, Windows98, Windows NT, dan Macintosh.
3.
Diterbitkan secara gratis.
4.
Dapat berjalan pada web server Microsoft Personal Web Server, Apache, IIS,
Xitami, dan sebagainya.
5.
Termasuk bahasa yang embedded (bisa ditempel atau diletakkan dalam tag
HTML).
6.
PHP termasuk server-side programming.
7.
PHP mendukung berbagai macam sistem database seperti oracle, Sybase, mSQL,
MySQL, Solid, Postgres SQL, dan Generic ODBC.
8.
PHP juga mendukung komunikasi dengan layanan lain melalui protocol IMAP,
SNMP, NNTP, POP3, dan lain-lain.
(Saripudin, 2010)
30
Definisi 29 (Waterfall Model)
Dinamakan waterfall model karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu
tahap sebelumnya selesai dan berjalan berurutan.
Gambar 2.1 Waterfall Model
Model waterfall dibagi menjadi 5 tahapan sebagai berikut:
1.
Communication.
Permodelan
diawali
dengan
mencari
kebutuhan
dari
keseluruhan sistem yang ingin dibuat. Pada tahap ini developer bertemu dengan
pelanggan untuk mencari tahu kebutuhan dari keseluruhan sistem. Tahap ini
sering disebut dengan Project Definition.
2.
Planning. Proses pencarian kebutuhan yang diintensifkan dan difokuskan pada
software. Aktivitas ini harus didokumentasikan dalam bentuk user requirement
dan diperlihatkan kepada pelanggan agar mereka mengetahui rencana-rencana
yang akan dijalankan dan apakah rancangan sesuai dengan kebutuhan mereka.
3.
Modeling. Dalam proses ini syarat kebutuhan diubah menjadi representasi ke
dalam bentuk perancangan software sebelum proses pengkodean dimulai. Desain
harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap
sebelumnya. Proses ini harus didokumentasikan dalam bentuk software
requirement sebagai konfigurasi dari software.
4.
Construction. Desain diubah menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin,
yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini
merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis dikerjakan oleh
programmer. Kemudian setelah tahap coding selesai, semua fungsi-fungsi
software diujicobakan agar software bebas dari error dan hasilnya harus benarbenar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.
5.
Deployment. Tahapan terakhir dalam pengembangan sistem atau software.
Sistem yang telah dibuat akhirnya dapat digunakan oleh pelanggan. Pada tahap
ini juga dilakukan pemeliharaan sistem secara berkala.
(Pressman, 2010)
31
Definisi 30 (Unified Modeling Language / UML)
Unified Modeling Language (UML), suatu kumpulan aturan atau ketentuan
pemodelan yang digunakan untuk menentukan dan menggambarkan sebuah sistem
software yang sehubungan dengan obyek. UML pertama kali dipopulerkan oleh
Grady Booch dan James Rumbaugh pada tahun 1994. Standar UML dikelola oleh
Object Management Group (OMG).
(Whitten & Bentley, 2007)
Definisi 31 (Use Case Diagram)
Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan sebuah interaksi antara
sistem, user dan dengan eksternal sistem kepada user dengan cara yang mudah untuk
dimengerti oleh user. Use case diagram menggambarkan secara grafis siapa yang
akan menggunakan sistem, dan bagaimana user dapat berinteraksi dengan sistem.
Simbol yang dipakai pada use case diagram sebagai berikut:
Tabel 2.1 Simbol Use Case Diagram
Simbol
Actor
Gambar
Keterangan
Aktor adalah segala sesuatu yang dibutuhkan
untuk berinteraksi dengan sistem dalam
bertukar informasi. Aktor dapat berupa
manusia, organisasi atau sistem informasi
yang lain.
Use Case
Use case adalah fungsi dalam sistem yang
mempresentasikan
tujuan
dari
sistem,
mendeskripsikan aktivitas dan interaksi user
dengan
sistem
untuk
mencapai
tujuan
tersebut.
Hubungan
Menggambarkan hubungan antara simbol
aktor dan simbol use case pada use case
diagram.
32
Gambar 2.2 Contoh Use Case Diagram
Hubungan yang ada pada use case diagram adalah:
1.
Associations
Associations menggambarkan adanya interaksi antara sebuah use case dengan
aktor. Sebuah associations digambarkan dengan simbol garis dengan atau tanpa
anak panah. Association dibagi menjadi dua, yaitu bidirectional association dan
unidirectional association. Bidirectional association adalah asosiasi yang
berlaku dua arah, dilambangan dengan garis lurus seperti (2), unidirectional
association adalah asosiasi yang berlaku satu arah. Associations dengan anak
panah yang berasal dari aktor menunjuk ke use case menandakan bahwa aktor
sebagai inisiator use case tersebut. Sedangkan, associations tanpa anak panah
menandakan interaksi antara use case dengan aktor penerima.
Gambar 2.3 Contoh Association Pada Use Case Diagram
2.
Extends
Extends digunakan ketika fungsi dari sebuah use case terdiri dari beberapa tahap
sehingga sulit dimengerti. Dengan menggunakan extends, use case tersebut
menghasilkan use case baru yang mewakili fungsi tertentu dari use case awal.
Use case hasil dari extends disebut dengan extension use case yang menunjuk ke
use case yang menggunakan extends.
33
Gambar 2.4 Contoh Extends Pada Use Case Diagram
3.
Uses (or Includes)
Includes digunakan ketika terdapat dua atau lebih use case yang melakukan
langkah atau fungsi yang sama. Langkah tersebut akan lebih baik jika digunakan
secara terpisah dan kemudian menjadi sebuah entitas baru yang disebut abstract
use case, yang berfungsi untuk mengurangi redundansi dalam use case diagram.
Gambar 2.5 Contoh Uses (Include) Pada Use Case Diagram
4.
Depends On
Depends on digunakan ketika terdapat hubungan antar use case dimana use case
tidak dapat dilakukan apabila use case tertentu belum dilakukan. Hubungan
depends on digambarkan dengan garis bertanda panah,bermula pada use case
dan menunjuk pada use case yang digantungkan.
Gambar 2.6 Contoh Depends On Pada Use Case Diagram
34
5.
Inheritance
Inheritance digunakan untuk menggambarkan hubungan antara dua atau lebih
aktor dalam sistem yang mempunyai behaviour yang sama yang kemudian
behaviour dipisah dan ditandai sebagai aktor abstrak dengan tujuan untuk
mengurangi redundansi komunikasi di dalam sistem.
Gambar 2.7 Contoh Inheritance Pada Use Case Diagram
(Whitten & Bentley, 2007)
Definisi 32 (Use case narrative)
Use case narrative adalah sebuah dokumentasi yang berisi tentang narasi untuk dapat
mengerti apa yang terjadi di dalam pembuatan sistem atau aplikasi sehingga user
dapat mengetahui detail dari proses yang ada pada use case diagram. Berikut ini
elemen-elemen yang digunakan pada use case narrative:
1.
Precondition : kondisi yang dibutuhkan sebelum use case dijalankan.
2.
Trigger : inisialisasi event yang digunakan untuk menjalankan use case.
3.
Typical Course of Events : berisi langkah-langkah yang dijalankan oleh aktor
dan sistem.
4.
Alternate Courses : berisi langkah-langkah tambahan yang dilakukan oleh aktor
dan sistem tetapi masih didalam langkah-langkah use case.
5.
Conclusion : hasil yang diterima aktor setelah menyelesaikan use case.
6.
Post Condition : balasan yang diberikan sistem setelah aktor menyelesaikan usecase.
7.
Business Rules : peraturan yang berisi policy dan prosedur di dalam sistem yang
sedang dibuat.
8.
Implementation Constraints and Specifications : spesifikasi segala non-fungsi
yang dibutuhkan yang mungkin akan mempengaruhi relasi yang dibuat dalam
sistem tersebut dan dapat memberi bantuan yang berguna dalam perencanaan.
35
9.
Assumptions : segala asumsi yang dibuat ketika membuat use case.
10. Open Issues : segala permasalahan yang perlu diselesaikan untuk menyelesaikan
use case.
Gambar 2.8 Contoh Use Case Narrative
(Whitten & Bentley, 2007)
Definisi 33 (Activity Diagram)
Activity Diagram, yaitu diagram yang digunakan untuk menggambarkan alur kerja
(aktivitas) pada use case (proses), logika, proses bisnis dan hubungan antara aktor
dengan alur-alur kerja use case. Simbol yang dipakai pada sequence diagram sebagai
berikut:
36
Tabel 2.2 Simbol Activity Diagram
Simbol
Gambar
Keterangan
Initial Code
Menunjukkan awal dari suatu proses.
Actions
Menunjukkan langkah-langkah dari suatu proses.
Flow
Untuk menunjuk ke aksi atau proses yang lain.
Dilengkapi dengan kata-kata jika berasal dari
decision.
Decisions
Memiliki flow masuk dua atau lebih flow keluar.
Menunjukkan aktivitas yang dapat dipilih.
Merge
Menyatukan flow yang sebelumnya dipisah oleh
decisions.
Fork
Menotasikan proses paralel yang dapat terjadi
dalam suatu urutan yang terjadi secara bersamaan.
Join
Semua aksi yang masuk ke join harus diselesaikan
sebelum proses dapat dilanjutkan.
Activity
Menunjukkan akhir dari proses.
Final
(Whitten & Bentley, 2007)
Definisi 34 (Sequence diagram)
Sequence diagram menggambarkan model logika dari sebuah use case dengan
menggambarkan pesan yang dikirimkan antar obyek dalam suatu urutan waktu.
Simbol yang dipakai pada activity Diagram sebagai berikut:
37
Tabel 2.3 Simbol Sequence Diagram
Simbol
Aktor
Gambar
Keterangan
Simbol
yang
digunakan
untuk mewakili user dalam
berinteraksi dengan obyek
kelas interface. Aktor biasa
direpresentasikan
dengan
simbol seperti obyek.
Obyek
Obyek digambarkan dengan
simbol persegi panjang yang
mewakili kelas-kelas pada
class diagram.
Aktivasi
Simbol
persegi
dengan
garis
panjang
putus-putus
(lifeline)
yang
menggambarkan
waktu
dari
lamanya
obyek
saat
digunakan.
Pesan
Pesan
digunakan
untuk
menyampaikan method dari
setiap obyek.
Self-call
Sebuah
obyek
yang
mengirimkan pesan ke obyek
itu sendiri.
Return
Jawaban atas pesan yang
disampaikan
obyek.
oleh
Memiliki
suatu
simbol
seperti pesan tapi dengan
garis putus-putus.
Frame
Digunakan
untuk
menandakan
diagram
yang
pengulangan
area
pada
mengalami
(looping),
38
mengalami
seleksi
(alternative), atau memiliki
sebuah ketentuan (optional).
(Whitten & Bentley, 2007)
Definisi 35 (Class diagram)
Class diagram adalah sebuah gambaran dari struktur objek sistem yang bersifat statis
yang menunjukkan object classes bahwa bagaimana sistem terdiri dan menunjukkan
hubungan antar object classes. Object classes merupakan sekumpulan object
instance yang memiliki attribute dan behaviors yang sama. Object classes disebut
juga class.
Dalam class diagram terdapat tiga aspek utama, yaitu object instance, attribute, dan
behavior. Object instance merupakan setiap orang, tempat, benda atau kegiatan yang
spesifik dan juga merupakan value untuk attributes dari object tersebut. Object
instance terkadang disebut sebagai object. Attribute merupakan data yang mewakili
karateristik dari object. Behavior merupakan kumpulan kegiatan yang object dapat
lakukan dan berhubungan dengan fungsi yang bertindak pada data dari objek (atau
attribute). Pada cakupan object oriented, behavior pada umumnya disebut method,
operation, atau services.
39
Gambar 2.9 Contoh Class Diagram
Hubungan antara class diagram ada bermacam-macam, diantaranya adalah :
1.
Association, yaitu hubungan yang terjadi antar class yang ada. Association
memungkinkan suatu class untuk menggunakan atau mengetahui attribute atau
operation yang dimiki oleh class lain. Hubungan ini diperlukan agar sebuah
class dapat menyampaikan pesan kepada class lainnya. Association digambarkan
dengan sebuah garis tanpa tanda panah.
40
Gambar 2.10 Notasi Assosiation
2.
Aggregation, yaitu suatu bentuk relasi yang jauh lebih kuat dari association,
dimana suatu class merupakan bagian dari class yang lain, namun bersifat tidak
wajib. Aggregation digambarkan dengan sebuah garis yang memiliki bentuk
diamond kosong di salah satu ujung garisnya.
Gambar 2.11 Notasi Aggregation
3.
Composition, merupakan bentuk lain dari aggregation tetapi hubungan antar
kelas komposisi lebih erat dibandingkan aggregation maupun association karena
41
suatu class merupakan bagian wajib dari class yang lain. Composition
digambarkan dengan sebuah garis yang memiliki bentuk diamond utuh di salah
satu ujung garisnya.
Gambar 2.12 Notasi Composition
4.
Generalization, memungkinkan suatu class mewarisi attribute dan operation
yang dimiliki oleh base class. Attribute dan operation yang bisa diwarisi oleh
suatu class adalah yang memiliki access modifier public, protected, dan default.
Generalization digambarkan dengan garis yang memiliki tanda panah tertutup
kosong pada salah satu ujungnya yang mengarah ke base class.
Gambar 2.13 Notasi Inheritance
42
Dalam membuat class diagram dikenal istilah visibility. Visibility adalah tingkatan
akses external object untuk melakukan akses terhadap attribute dan method. Pada
UML terdapat tiga level visibility yaitu:
1.
Public (+) : attribute dan method dapat diakses dan dipanggil oleh semua
method pada semua class.
2.
Protected (#) : attribute dan method dapat diakses dan dipanggil hanya oleh
subclass dari class tersebut.
3.
Private (-) : attribute dan method hanya dapat diakses dan dipanggil oleh class
itu sendiri.
(Whitten & Bentley, 2007)
Definisi 36 (Delapan Aturan Emas / Eight Golden Rules)
Dalam membuat rancangan antar muka sebuah aplikasi, terdapat delapan hal utama
yang harus diperhatikan. Delapan hal tersebut kerap dikenal dengan delapan aturan
emas. Delapan aturan emas tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Berusaha untuk konsisten
Tindakan-tindakan konsisten diperlukan dalam beberapa keadaan misalnya
pemakaian warna, layout, jenis tulisan, dan pembuatan menu. Terdapat
pengecualian apabila aksi yang diimplementasikan bersifat “penting” dan
membutuhkan perhatian user seperti delete atau warning.
2.
Memenuhi kebutuhan universal
User interface dirancang dengan memperhatikan kebutuhan user yang beragam.
Keragaman ini dapat berupa umur dan kemahiran pemakaian sistem. Dengan
mengetahui kebutuhan user, maka dapat melakukan penyesuaian terhadap
sistem. Misalnya dengan memberikan penjelasan pemakaian dan shortcut bagi
expert user.
3.
Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk segala aksi yang dilakukan user, harus ada sistem yang memberikan
umpan balik dengan respon yang berbeda di setiap kondisi yang ada.
4.
Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir
Urutan aksi harus disusun dalam kelompok yang terdapat bagian awal, tengah,
dan bagian akhir. Umpan balik yang informatif setelah akhir dari dialog dapat
memberi user rasa lega dan sebuah indikasi untuk mempersiapkan ke bagian
selanjutnya dari aksi tersebut. Contoh pada waktu instalasi sebuah program ke
43
dalam komputer adanya dialog awal sampai dialog akhir yang menyatakan
instalasi telah sukses.
5.
Mencegah kesalahan/memberikan penanganan kesalahan yang sederhana.
Sebisa mungkin, desain sistem yang dibuat tidak menyebabkan user melakukan
kesalahan serius. Jika user membuat kesalahan, aplikasi harus dapat mendeteksi
kesalahan tersebut dan langsung memberikan penanganan kesalahan dengan cara
yang mudah dipahami dan instruksi yang spesifik untuk penanganannya.
6.
Memungkinkan pengembalian aksi sebelumnya
Sebisa mungkin, sebuah aplikasi memiliki fitur yang dapat membatalkan aksi.
Fitur ini dapat mengurangi kecemasan karena user mengetahui bahwa kesalahan
dapat dibatalkan dan dapat mendorong user untuk mempelajari pilihan-pilihan
yang tidak biasa.
7.
Mendukung pusat kendali internal
Memberi perasaan kepada user bahwa dialah yang memegang kendali atas
komputer dan bukanlah sebaliknya komputer yang memegang kendali. Dengan
memberikan hak ke user untuk mengubah setting dan tata letak toolbar
merupakan salah satu contoh.
8.
Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Manusia memiliki ingatan yang terbatas dalam pencernaan informasi. Jadi
tampilan layar kepada user harus dibuat sesederhana mungkin, untuk
mengurangi beban ingatan user.
(Shneiderman & Plaisant, 2010)
Definisi 37 (Lima Faktor Manusia Terukur)
Selain delapan aturan emas, lima faktor manusia terukur (five measurable human
factors) juga penting dalam membuat rancangan antar muka sebuah aplikasi,
faktor-faktor tersebut adalah:
1.
Waktu untuk belajar (time to learn)
Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh suatu anggota komunitas pengguna
untuk mempelajari aksi-aksi yang diperlukan untuk suatu tugas?
2.
Kecepatan kinerja (speed of performance)
44
Berapa lama yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas?
3.
Tingkat kesalahan pengguna (rate of errors by users)
Berapa banyak dan apa jenis kesalahan yang orang buat saat menyelesaikan
suatu tugas? Meskipun waktu untuk membuat kesalahan dan memperbaikinya
mungkin dimasukkan ke dalam kecepatan kinerja, namun penanganan kesalahan
adalah suatu komponen penting dari penggunaan antarmuka yang membutuhkan
pembelajaran yang luas.
4.
Ketahanan daya ingat (retention over time)
Seberapa baik pengguna menjaga pengetahuan mereka setelah sejam, sehari atau
seminggu?
Daya ingat sering dikaitkan dengan lamanya pembelajaran dan
banyaknya frekuensi penggunaan.
5.
Kepuasan subjektif (subjective satisfication)
Seberapa besar pengguna menyukai aspek-aspek yang ada pada antarmuka
pengguna? Jawabannya bisa diperoleh melalui wawancara ataupun survei
mengenai kepuasan dan komentar pengguna.
(Shneiderman & Plaisant, 2010)
45
Download