212 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN

advertisement
212
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Kawasan Kamojang merupakan suatu kawasan yang dulunya memiliki
nama kampung Pangkalan, wilayah ini dinamai kampung Pangkalan karena
tempat mangkal atau memberi makan hewan ternak. Pada saat itu mayoritas
penduduk yang ada di Kamojang memiliki mata pencaharian memelihara hewan
ternak dan memanfaatkan hasil bumi. Kawasan ini terbentuk pada beberapa
periode, dari pertama kali periode pada saat jaman penjajahan, periode saat
merdeka dan pada periode mempertahankan kemerdekaan. Pada zaman dulu
kawasan ini menjadi kawasan yang diperebukan oleh beberapa pihak, diantaranya
oleh masyarkat pribumi, oleh para penjajah (pada saat belum merdeka), oleh para
pemberontak yang ingin menguasai daerah (DI/TII). Sedangkan disisi lain pihak
ABRI menjadikan kawasan Kamojang menjadi tempat untuk perlindungan
setelah para bala tentara dipukul mundur oleh para penjajah. Pada prinsipnya
pasukan ABRI yang menjadikan Kamojang sebagai tempat untuk berlindung
memiliki peran baik, karena melindungi masyarakat dari serangan para penjajah
dan pemberontak. Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan menjadi
faktor utama penyeragan para penjajah ke Kamojang. Dengan adanya serangan
tersebut berikut serangan dari para pemberontak, akhirnya untuk beberapa tahun
masyarakat asli Kamojang harus mengungsi ke daerah sekitarnya demi
keamanan. Namun pada akhirnya kawasan Kamojang berhasil diduduki kembali
berkat bantuan Tentara Republik Indonesia.
Pada prinsipnya Masyarakat Kamojang merupakan masyarkat yang
menjunjung tinggi perilaku arif dalam pemanfaatan lingkungan. Hal tersebut
dilakukan karena Masyarakat Kamojang sadar bahwa mereka dapat bertahan
hidup beberapa generasi sampai dan berlanjut sampai sekarang itu adalah berkat
lingkungan yang telah memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Tanpa adanya
berkah yang diberikan alam, masyarakat Kamojang tidak dapat melanjutkan
hidupnya dan memenuhi kebutuhan disetiap harinya. Sikap peduli lingkungan
yang dimiliki oleh Masyarkat Kamojang tertuang dalam perilakunya yang masih
mempercayai pepatah berupa nasehat karuhunnya dulu dalam beretika terhadap
Fajrin Milady Ligor, 2016
Upaya Masyarkat Dalam Pelestarian Lingkungan Kawasan Kamojang Di Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
212
213
lingkungan dan merealisasikan tindakan kearifan lokal yang dilakukan oleh
leluhurnya terdahulu. Beberapa tindakan seperti program binaan kelompok
organisasi masyrakat, tindakan personal para aktivis lingkungan dan bahkan
sampai upaya pembentukan mindset cinta akan lingkungan yang direalisasikan
dengan menyekolahkan anak-anak di sekolah Adiwiyata kerap kali dilakukan
guna menjaga kelestarian kawasan Kamojang.
Seiring berkembangnya zaman, perilaku tersebut perlahan mulai memudar,
ditambah lagi asimilasi budaya kerap terjadi di Kawasan Kamojang karena ada
banyak masyarkat yang berasal dari luar Kamojang memutuskan untuk tinggal
dan menetap di Kawasan Kamojang. Meski pada dasarnya masyarakat tersebut
membawa hal positif namun budaya asing yang dibawanya secara perlahan
membawa kehancuran terhadap budaya yang selama ini telah terkemas dalam
kearifan lingkungan Masyarkat Kamojang. Rimbunnya hutan yang terdapat di
Kawasan Kamojang kerap menjadikan beberapa pihak gelap mata dan tergiur
dengan fungsi ekonomis dari hutan tersebut, sehingga memicu terjadinya aksi
nekat memanfaatkan hutan demi kepentingan pribadi.
Guna melaksanakan pesan yang telah dimandatkan oleh para leluhurnya
dan juga demi mensejahterakan kehidupan masyarakat, akhirnya beberapa tokoh
masyarkat dan aktivis lingkungan mengagas untuk melakukan suatu tindakan
dalam upaya pelestarian lingkungan kembali di kawasan Kamojang. Perjuangan
yang dilakukan oleh para tokoh masyarkat dan aktivis lingkungan tidaklah
mudah, karena dalam hal ini memerlukan partisipasi masyarkat seutuhnya guna
terealisasinya program dengan baik. Meski pada awalnya mendapatkan respon
yang minim dari masyarakat pribumi, namun pada akhirnya usaha yang
dilakukan dengan giat membuahkan hasil yang baik. Usaha yang tertuang
didalam berbagai program yang disusun oleh tokoh masyarkat dan juga peran
personal dari aktivis lingkungan yang terdapat di kawasan Kamojang seperti
pemberlakukan kembali kearifan lokal yang sempat memudar, pengenalan
konsep ptanjala, dan promosi kegiatan arif lingkungan kamojang agar mendapat
perhatian dan pelindungan hukum
yang kuat, secara perlahan dapat
mengembalikan kelestarian lingkungan Kawasan Kamojang. Perambah yang
Fajrin Milady Ligor, 2016
Upaya Masyarkat Dalam Pelestarian Lingkungan Kawasan Kamojang Di Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
214
merusak hutan secara perlahan berangsur berkurang dan berhenti melakukan
aktivitas yang merusak lingkungan.
Pembentukan zonasi lahan yang memisahkan antara lahan yang boleh
digarap, lahan yang hanya boleh dipakai untuk bertanam dan lahan yang sama
sekali tidak boleh dipakai untuk apapun (harus lestari dengan sendirinya)
dilakukan sebagai upaya pelestarian lingkungan kembali. Pembagian zonasi ini
mengadopsi dari kosep patanjala yang membagi wilayah lingkungan menjadi
tiga bagian, yaitu bagian hulu, bagian cadangan, dan bagian produksi. Langkah
yang dilakukan ini diharapkan dapat mengembalikan kembali kelestarian
lingkungan Kamojang sedikit demi sedikit, sehingga kerusakan yang terjadi di
kawasan Kamojang tidak semakin parah dan tidak mejadikan kawasan Kamojang
menjadi kawasan yang memiliki lingkungan hidup tidak baik.
Bentuk upaya pelestarian yang dilakukan oleh Masyarakat Kamojang
merupakan sebuah nilai kehidupan yang harus diwariskan secara turun-temurun
kepada generasi penerus sebagai suatu pedoman dalam memperlakukan
lingkungan secara arif dan berkelanjutan. Upaya tersebut seyogyanya dapat pula
dilakukan oleh masyarakat yang berada di berbagai daerah sebagai langkah
dalam
mewujudkan
pelestarian
lingkungan
dalam
pembangunan
yang
berkelanjutan khususnya di tempat masyarkat itu berada. Upaya pelestarian yang
dilakukan dapat disesuaikan berdasarkan bentang alam dan keadaan sosial
budaya yang dianut oleh masyarkat setempat dalam memaknai keberlanjutan
pelestarian lingkungan, mengingat bahwa peran lingkungan sangatlah besar bagi
kehidupan manusia.
Selanjutnya, upaya pelestarian lingkungan di Kawasan Kamojang yang
dituangkan dalam bentuk hasil penelitian dapat dikembangkan menjadi sebuah
informasi yang dapat disampaikan kepada generasi saat ini maupun generasi
mendatang. Pengemasan hasil penelitian dalam sebuah bahan ajar (terlampir)
pada mata pelajaran Geografi Kelas XI SMA Kurikulum 2013 khususnya pada
materi pembelajaran yang memiliki kaitan erat dengan kerusakan lingkungan,
pelestariannya dan juga perilaku arif dalam memanfaatkan sumberdaya alam
diharapkan dapat menjadi media sebagai pembuka wawasan peserta didik,
sehingga peserta didik faham dan mengerti tentang arti pentingnya menjaga
Fajrin Milady Ligor, 2016
Upaya Masyarkat Dalam Pelestarian Lingkungan Kawasan Kamojang Di Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
215
lingkungan hidup dengan mengetahui dan memaknai prinsip berlaku arif terhadap
lingkungan yang terkemas dalam bahan ajar ini. Adapun beberapa point yang
didapat dari hasil kajian lapangan yang kemudian diimplementasikan dalam
pembelajaran yaitu seperti pemeliharaan lingkungan, pembiasaan perilaku arif
terhadap lingkungan, sikap gotong royong, pendidikan mengenai kesadaran
lingkungan dan aktivitas menarik yang dapat dilakukan untuk pelestarian
lingkungan oleh peserta didik disekitar tempat tinggalnya . Harapan selanjutnya
peserta didik juga dapat menerapkan hasil pemaknaan pada bahan ajar ini
dimanapun mereka berada, bahkan dapat menularkannya kepada masyarkat yang
ada diseklilingnya.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Penelitian yang dilakukan mengenai upaya masyarakat dalam pelestarian
lingkungan hidup di Kawasan Kamojang yang kemudian dikemas untuk
dijadikan bahan ajar memiliki implikasi terhadap proses belajar mengajar di
sekolah, baik itu untuk guru, maupun peserta didik. Adapun beberapa Implikasi
yang dihasilkan dari penelitian ini, diantaranya:
1. Hasil penelitian yang membahas mengenai upaya masyarakat dalam
pelestarian lingkungan di Kawasan Kamojang dilakukan dengan metode
kualitatif, sehingga data yang dihasilkan merupakan data faktual berdasarkan
temuan di lapangan. Pengemasan hasil penelitian kedalam bahan ajar
merupakan suatu konsep yang diharapkan dapat menghasilkan atmosfir
pembelajaran yang cukup menarik di kelas karena contoh studi kasus yang
diterima oleh peserta didik merupakan kajian nyata yang dituangkan dari
hasil temuan di lapangan.
2. Hasil penelitian berupa temuan di lapangan yang kemudian dikemas dalam
bahan ajar menjadikan peserta didik memiliki penghayatan materi yang lebih
dalam sehingga peserta didik lebih tertarik untuk bisa mengaplikasikannya
pada kehidupan sehari-hari.
3. Dengan memberikan contoh studi kasus berupa pristiwa unik yang didapat
dari hasil temuan lapangan memberikan kesan penasaran kepada peserta
didik, sehingga peserta didik termotivasi akan lebih memperdalam lagi
Fajrin Milady Ligor, 2016
Upaya Masyarkat Dalam Pelestarian Lingkungan Kawasan Kamojang Di Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
216
mengenai materi ajar yang telah dibahas sebelumnya dengan menggunakan
bahan ajar tersebut.
4. Pengemasan hasil temuan di lapangan pada penelitian yang dijadikan bahan
ajar memberikan evaluasi bagi guru yang berfungsi sebagai fasilititator dalam
penyampaian materi agar lebih membuka wawasannya dalam menyampaikan
materi khususnya dalam memberikan contoh studi kasus. Dalam hal ini guru
juga dituntut untuk memiliki info terupdate mengenai peristiwa alam yang
terjadi di muka bumi, sehingga penyampaian bahan ajar dapat dilakukan
dengan menggunakan studi kasus berupa peristiwa alam yang bersifat update.
Hal ini memberikan kesan lebih menarik kepada peserta didik sehingga
peserta didik tidak bosan ketika mengikuti kagiatan belajar mengajar.
Hasil penelitian yang didapatkan dilapangan mengenai upaya masyarakat
dalam pelestarian Kawasan Kamojang jika lebih diperdalam pemaknaannya dan
diperluas penggalian datanya maka akan dapat menambah kelengkapan penelitian
ini. Adapun rekomendasi yang dapat diberikan terhadap penelitian yang
dilakukan guna dapat memperkuat arti pentingnya pelestarian lingkungan hidup
di Kawasan Kamojang, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut di Kawasan Kamojang dengan tema
upaya masyarkat dalam melestarikan lingkungan yang kemudian akan
dikemas kedalam bahan ajar yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku.
2. Pelestarian suatu kawasan ditentukan oleh peran dari masyarkat setempat
yang bekerja sama dengan pemerintahan terkait sehingga terjalin pendidikan
terhadap masyarakat dan juga secara tidak langsung melancarkan program
pemerintah yang berjalan. Pemberian informasi dan pelatihan seperti seminar
serta pendampingan dalam pengaplikasian pada program pelestarian
lingkungan perlu diberikan kepada masyarakat sebagai sarana edukasi guna
membuka wawasan dan pengetahuan masyarakat pribumi.
3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang pengemasan hasil penelitian
kedalam bahan ajar dengan model pembelajaran yang sesuai dengan tema
pelestarian lingkungan untuk diterapkan pada kegiatan pembelajaran.
Fajrin Milady Ligor, 2016
Upaya Masyarkat Dalam Pelestarian Lingkungan Kawasan Kamojang Di Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
217
Perlu adanya penelitian lebih lanjut dalam pembuatan media pembelajaran dengan
tema upaya masyarkat dalam pelestarian lingkungan di Kawasan Kamojang.
Fajrin Milady Ligor, 2016
Upaya Masyarkat Dalam Pelestarian Lingkungan Kawasan Kamojang Di Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download