BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan energi listrik dari tahun ke tahun mengalami kenaikan hal itu menunjukkan bahwa tingkat ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga peningkatan ekonomi harus dibarengi dengan peningkatan jumlah energi listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga pelaku industri pembangkitan listrik harus meningkatkan kemampuan memproduksi listrik agar bisa memenuhi kebutuhan listrik secara nasional. Salah satu perusahaan pembangkitan listrik yaitu PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG yang mempunyai 3 jenis pembangkit listrik yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Gas – Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dengan kapasitas daya yang terpasang yaitu sekitar 1496 MW, unit pembangkitan listrik Semarang mempunyai peranan yang sangat penting didalam memasok listrik Jawa – Bali, dimana memberikan peranan yaitu sekitar 16,71 % dari jumlah total daya listrik yang dihasilkan dari seluruh pembangkit listrik PT INDONESIA POWER sebesar 8791,49 MW untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. Untuk menjamin ketersediaan energi listrik, maka suatu plant pembangkitan harus dipantau dan dikontrol supaya mampu menghasilkan energi listrik. Untuk menunjang fungsi monitoring dan kontrol pada plant maka dibutuhkan suatu sistem otomasi yang mana mampu mengkomunikasikan semua perangkat otomasi yang terdapat pada plant. Salah satu bagian plant yang terdapat pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) adalah sistem suplai bahan bakar minyak ke ruang bakar. Proses ini dimaksudkan untuk menjaga suplai bahan bakar minyak ke dalam ruang bakar atau combustion chamber yang kemudian hasil pembakaran pada ruang bakar digunakan untuk memutar turbin dan juga memutar generator dari hasil putaran tersebut menghasilkan tenaga listrik. Sistem suplai bahan bakar ini dilengkapi dengan sistem pengkabutan bahan 1 2 bakar (atomizing air). Sistem ini memiliki fungsi utama untuk menyediakan udara bertekanan yang dibutuhkan untuk memecah bahan bakar minyak menjadi partikel halus. Bahan bakar yang sudah menjadi partikel halus ini yang kemudian digunakan untuk proses pembakaran pada combustion chamber. Jika Sistem ini gagal, maka pembakaran pada combustion chamber menjadi tidak sempurna. Pembakaran yang tidak sempurna ini selain mengakibatkan efisiensi pembakaran menjadi berkurang, juga mengakibatkan sisa berupa kotoran di combustion chamber dan asap berlebih. Berdasarkan latar belakang tersebut, sistem pengkabutan bahan bakar mempunyai peranan yang sangat penting didalam menjaga kelangsungan berjalannya suatu sistem produksi listrik pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) sehingga harus mampu dikontrol dan dimonitor dengan baik agar tidak terjadi suatu kegagalan pada sistem tersebut. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang bisa diambil adalah bagaimana merancang suatu sistem otomasi pada sistem pengkabutan bahan bakar di PLTGU Tambak Lorok Semarang. I.3. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah sistem otomasi yang dirancang di sistem pengkabutan bahan bakar sebelum masuk ruang bakar di PLTGU Tambak Lorok Semarang. Pada tugas akhir ini dirancang sistem otomasi pada sistem pengkabutan bahan bakar mulai dari perancangan PFD, pembuatan P&ID, menspesifikasikan sensor & aktuator, perancangan arsitektur PLC, perancangnan functional diagram, perancangan tampilan HMI dan terakhir pemrograman PLC 3 I.4. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan sistem otomasi pada sistem pengkabutan bahan bakar sebelum masuk ruang bakar di PLTGU Tambak Lorok, Semarang. I.5. Manfaat Perancangan hasil penelitian ini semoga bisa menjadi sebuah acuan bagi perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) khususnya PLTGU Tambak Lorok, Semarang yang akan mengembangkan sistem otomasinya terutama pada sistem pengkabutan bahan bakar.