BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Berdasarkan pendekatan morfologis menunjukkan duku, kokosan, dan langsat dari berbagai daerah di Indonesia merupakan marga Lansium, jenis L. domesticum Correa dan pada kategori infraspesies dapat dibagi menjadi dua grup yaitu L. domesticum grup Duku dan L. domesticum grup KokosanLangsat. Kedua pengelompokan ini dapat disetarakan sebagai varietas yaitu L. domesticum var. typica (duku) dan L. domesticum var. pubescent (kokosan dan langsat); atau yaitu L. domesticum var. domesticum (duku) dan L. domesticum var. pubescent (langsat). 2. a. Berdasarkan pendekatan RAPD didapatkan pita DNA spesifik yang dihasilkan oleh primer OPA-01 terbentuk pada DSa dan DHat, primer OPA-10 pada DKom, primer OPB-07 pada DMon, primer OPB-11 pada LMat, dan LSing, primer OPB-12 pada DSing,OPB-15 pada DTem, OPT16 pada DSum dan OPU-19 pada DKar. b. Berdasarkan pendekatan RAPD menunjukkan duku, kokosan, dan langsat di Indonesia ditempatkan dalam satu jenis yaitu L. domesticum Correa. c. Berdasarkan sekuensing nukleotida daerah ITS rDNA menetapkan duku, kokosan, dan langsat dalam marga Lansium dan dimasukkan sebagai satu jenis yang sama yaitu L. domesticum Correa serta ditetapkan sebagai dua 155 156 grup yaitu L. domesticum grup Duku dan L. domesticum grup KokosanLangsat. B. Saran 1. Masih sangat diperlukan penelitian tentang data jumlah kromosom dan tingkat ploidi duku, kokosan dan langsat di Indonesia untuk pemuliaan dan pembudidayaan. 2. Pengembangan metode molekular dengan mengkombinasikan metode yang lebih beragam seperti penanda isozim, RFLP (Random Fragment Length Polymorphism), ISSRs (Inter Simple Sequence Repeats) dan AFLP (Amplified Fragment Length Polymorphism) menggunakan sampel yang lebih banyak untuk lebih memastikan penentuan status taksonomi duku, kokosan, dan langsat di Indonesia.