model pembelajaran kooperatif kancing

advertisement
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KANCING
GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA
PADA MATERI LINGKARAN
Rini Utami (Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekaongan)
[email protected]
Abstract
Student law achievment in mathematic in SMP Negeri 4 Pekalongan because lack
understanding in mathematic, so that new teaching model should be used to improve
student’ achievment. One model of learning that can be applied to overcome these
problems is kancing gemerincing cooperative learning model. Cooperative learning arises
from the concept that student will more easliy find and understand difficult concept if they
are dicussing with friends. In the activity kancing gemerincing, each member of the group
gets achance to contribute their views and ideas and listen to other members. The place of
the research is SMP Negeri 4 Pekalongan . The subject of the research is eight grade
students. Class action research with cycle model is used as the method of research. Method
of collecting data used in this research is observation and test. data analysis used is
descriptive analysis. The result of the research is that teaching using card model can
improve students' comprehesion in material of circle.
Kata kunci : Kancing Gemerincing Cooperative Learning Model, Action Research,
Circle.
cenderung menunjukkan minat belajar
PENDAHULUAN
.
beranggapan
Hampir
semua
bahwa
siswa
matematika
dan
motivasi
yang
rendah
untuk
berprestasi. Jadi, asumsi ini berarti bahwa
merupakan pelajaran yang sulit untuk
belajar
dipahami. Hal ini tidak mengherankan
tingkat lebih tinggi tidak mungkin dapat
karena
berhasil
matematika
yang
konsepnya
konsep-konsep
baik
bila
matematika
prasyarat
yang
tersusun secara hierarkhis dari yang
mendahului konsep-konsep itu belum
mudah atau sederhana meningkat ke yang
dipelajari.
sulit atau rumit. Dengan demikian jika
karakteristiknya yang khas, matematika
peserta didik belum dapat menguasai
seharusnya
menjadi
pelajaran
yang
konsep yang mendasar maka siswa akan
manantang
sehingga
menarik
minat
mengalami kesulitan konsep yang lebih
belajar dan rasa ingin tahu yang besar.
lanjut. Umumnya, dalam mempelajari
Sedangkan motivasi yang kuat untuk
pelajaran yang dianggap sulit, siswa
belajar menyebabkan siswa tidak cepat
Padahal
dengan
106
marasa puas dengan apa yang telah
menerapkan
diraihnya sehingga akan selalu tersedia
kooperatif kancing gemerincing pada
energi baru yang mampu mengerakkan
materi lingkaran. Menurut Roger dan
dan mengairahkan kegiatan belajar.
David Johnson dalam Lie (2010: 31)
Lingkaran
pembelajaran
bagian
menyatakan bahwa tidak semua kerja
materi geometri yang merupakan topik
kelompok bisa dianggap cooperative
penting dalam matematika dan banyak
learning. Untuk mencapai hasil yang
digunakan dalam disiplin ilmu lain
maksimal,
maupun dalam kehidupan sehari-hari.
pembelajaran
Oleh karena itu, seorang siswa harus
diterapkan yaitu : saling ketegantungan
menguasai materi lingkaran ini. Materi
positif,
lingkaran
tatap muka, komunikasi antaranggota,
pada
adalah
model
penelitian
ini
dikhususukan pada materi unsur-unsur
lingkaran.
meliputi
Unsur-unsur
pusat
lingkran
lingkaran,
lima
unsur
gotong
royong
tanggungjawab
perseorangan,
itu
jari-jari,
juring lingkaran.
METODE PENELITIAN
Subyek
yang
diteliti
siswa yang mendapat
perlu
harus
evaluasi proses kelompok.
diameter, talibusur, busur, tembereng dan
Tampaknya,
model
adanya
matematika
materi
adalah
pembelajaran
lingkaran
pada
perubahan paradigma dalam menelaah
semester genap kelas VIII SMP Negeri 4
belajar siswa dan interaksi antara siswa
Pekalongan. Penelitian ini berlangsung
dan guru. Siswa bukanlah sebuah botol
selama
kosong yang bisa didisi dengan muatan-
penyusunan proposal, penelitian dan
muatan informasi apa saja yang dianggap
membuat laporan. Dalam penelitian ini
perlu oleh guru. Sistem pengajaran yang
disusun dua rancangan pembelajaran
memberi kesempatan kepada anak didik
untuk dua siklus. Pada pelaksanaannya
untuk bekerja sama dengan sesama siswa
ada revisi pada setiap siklus yang
dalam
berjalan.
tugas-tugas
yang
disebut sebagai sistem
terstruktur
enam
bulan
dari
mulai
pembelajaran
Variabel indikator yang diamati
gotong-royong atau cooperative learning.
dan dilkukan tes dalam penelitian ini
Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai
meliputi aktivitas dan prestasi belajar
fasilitator.
siswa. Berdasarkan diskusi antara peneliti
Untuk
tersebut
diatas
mengatasi
masalah
peneliti
mencoba
dan
guru
matematika,
model
pembelajaran
matematika
yang
107
digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Guru menyiapkan satu kotak kecil
model pembelajaran kooperatif kancing
yang berisi kancing-kancing (bisa juga
gemerincing.
benda-benda kecil lainnya, seperti
Teknik belajar mengajar kancing
kacang merah, biji kenari, potongan
gemerincing dikembangkan oleh Spencer
sedotan, batang-batang lidi, sendok es
Kagan (1992). Teknik ini bisa digunakan
krim dan sebagainya)
dalam semua mata pelajaran dan untuk
2. Sebelum kelompok memulai tugasnya,
semua usia anak didik. Dalam kegiatan
setiap siswa dalam masing-masing
kancing
gemerincing,
masing-masing
kelompok mendapatkan dua atau tiga
anggota
kelompok
mendapatkan
untuk
memberikan
kesempatan
konstribusi mereka dan mendengarkan
buah
kancing
(jumlah
kancing
bergantung pada sukar tidaknya tugas
yang diberikan).
pandangan dan pemikiran anggota lain.
3. Setiap kali seorang siswa berbicara
Keunggulan dari teknik ini adalah untuk
atau mengeluarkan pendapat, dia harus
warnai kerja kelompok. Dalam banyak
menyerahkan salah satu kancingnya
kelompok, sering ada anggota yang
dan meletakannya ditengah-tengah.
terlalu dominan atau banyak bicara.
4. Jika kancing yang dimiliki seorang
Sebaliknya, juga ada anggota yang pasif
siswa habis, dia tidak boleh berbicara
dan pasrah saja pada rekannya yang lebih
lagi sampai semua rekannya juga
dominan. Dalam situasi seperti ini,
menghabiskan kancing mereka.
pemerataaan
tanggung
jawab
dalam
5. Jika semua kancing sudah habis,
kelompok bisa tidak tercapai karena
sedangkan
anggota
kelompok
boleh
mengambil
menggantungkan diri pada rekannya yang
kesepakatan
untuk
membagi-bagi
dominan.
kancing
yang
pasif
Teknik
akan
belajar
terlalu
mengajar
kancing gemerincing memastikan bahwa
tugas
lagi
belum
dan
selesai,
mengulangi
prosedurnya kembali.
setiap siswa mendapatkan kesempatan
untuk berperan serta (Lie, 2010:63 )
Langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan
kancing
berikut :
model
gemerincing
pembelajaran
adalah sebagai
Kegiatan penelitian ini menggunakan
prosedur penelitian tindakan kelas (PTK).
Tahapan disusun dalam
penelitian.
bentuk siklus
Setiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
108
dan refleksi. Penelitian ini dirancang
bersemangat
dalam
mengikuti
dalam 2 siklus.
pembelajaran, bimbingan yang diberikan
guru pada saat diskusi kurang merata
sehingga ada kelompok yang belum dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Pra siklus pembelajaran
yang dilakukan guru masih menggunakan
model pembelajaran ekspositori, guru
menjelaskan materi
hanya
diam
penjelasan
dari
lingkaran,
siswa
dan
mendengarkan
guru
dan
sesekali
mencatat materi yang diberikan oleh guru
mereka, hal ini menyebabkan siswa
menyelesaikan
diberikan
hal ini membuat siswa tidak dapat
mengerjakan
soal-soal
matematika.
Berdasarkan wawancara yang dilalukan
peneliti terhadap guru dan siswa, guru
belum
pernah
pembelajaran
menggunakan
model
kooperatif
dalam
pembelajaran matematika dikelas dan
siswa tidak begitu tertarik dengan mata
pelajaran matematika. Ketidaktertarikan
ini disebabkan model pembelajaran yang
digunakan guru dalam mengajar kurang
kreatif sehingga terkesan monoton dan
siklus
I
pembelajaran
matematika yang dilakukan guru sudah
cukup baik, namun ada beberapa hal yang
perlu diperbaiki, guru belum memberikan
motivasi kepada siswa sehingga beberapa
siswa
yang
kurang
sempurna,
dari
8
kelompok yang belum benar dalam
menyelesaikan
permasalahan
yang
diberikan. Hal ini dikarenakan siswa
kurang teliti dalam menyelesaikan soal
serta bimbingan guru yang kurang.
Bimbingan
individu
yang
dilakukan guru juga masih kurang,
sehingga hanya sebagian siswa yang aktif
dalam diskusi kelompok, guru kurang
mengembangkan kegiatan tanya jawab
dengan siswa dan pada saat siswa
mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas. Siswa masih canggung
dalam mengkaji hasil diskusinya dan
suara mereka juga kurang keras sehingga
hanya didengar siswa yang duduk di
depan, sedangkan siswa yang lain tidak
memperhatikan, mereka cenderung main
sendiri, dengan kata lain siswa tidak
dapat sepenuhnya mengamati presentasi
menjenuhkan untuk siswa.
Pada
secara
yang
kelompok diskusi masih didapati 4
merasa bosan sehingga penalaran siswa
belum berkembang dengan maksimal dan
permasalahan
antusias
dan
hasil diskusi kelompok. Pada akhir
pelajaran guru belum bisa mengajak
siswa
untuk
menyimpulkan
lebih
terlibat
dalam
pembelajaran
yang
dilakukan. Guru juga blm memberikan
pengarahan yang jelas tentang model
109
pembelajaran
kooperatif
yang
akan
diterapkan. Hal ini berakibat siswa
pembelajaran
(RPP)
yang
telah
ditentukan.
Pada
menjad bingung ketika mereka mau maju
siklus
II
pembelajaran
untuk menjawab soal yang ada di lembar
matematika sudah sangat baik, proses
kerja siswa.
pembelajaran yang dilaksanakan guru
Aktivitas belajar siswa cukup baik
pada siklus II semakin mencerminkan
yang dapat dilihat dari lembar observasi
terjadinya serangkaian
aktivitas
siswa,
langkah-langkah operasional penerapan
beberapa
hal
namun
masih
ada
kegiatan atau
perlu
pembelajaran
dengan
model
ditingkatkan. Hal ini bisa dilihat dari
pembelajaran
kooperatif
kancing
jumlah siswa yang berani bertanya atas
gemerincing yaitu kelompok siswa diberi
penjelasan guru masih sedikit, dalam
soal kemudian masing-masing peserta
diskusi kelompok masih didominasi oleh
didik membaca dan memahami soal yang
siswa yang pandai, dengan demikian
diperoleh, peserta didik mendiskusikan
masih perlu adanya upaya untuk lebih
hasil pemahamannya dengan diskusi pada
meningkatkan aktifitas siswa diantaranya
kelompoknya masing-masing, kemudian
dengan memberikan motivasi kepada
masing-masing
siswa dalam kegiatan pembelajaran.
hasil diskusi pada lembar kerja yang telah
Berdasarkan hasil evaluasi yang dicapai
di sediakan dan dipresentasikan. Sebelum
pada siklus I yang diikuti oleh 31 siswa,
mempresentasikan,
yang mendapat nilai minimal 70 ada 20
kelompok menaruh potongan sedotan di
siswa sehingga secara individu dalam
tengah-tengah meja kelompoknya untuk
kelas tersebut ada 20 siswa yang tuntas
menandakan kelompok tersebut maju
dalam belajarnya sedangkan jika dilihat
mempresentasikan jawabannya.
yang
masih
kelompok
menuliskan
masing-masing
Pada siklus II ini guru sebagai
dari rata-rata kelasnya yaitu 80,2 dan
siswa yang mendapat nilai minimal 70
fasilitator
dalam kelas tersebut 64,5% dari jumlah
memberi
seluruh siswa yang ada sehingga bisa
memahami,
mendiskusikan
dikatakan kelas tersebut belum mencapai
menyelesaikan
soal
ketuntasan,
kelompoknya masing-masing. Guru juga
hal
pembelajaran
ini
dikarenakan
matematika
yang
sudah
mengarahkan
bimbingan
dan
bagaimana
sesuai
dan
dengan
sudah memberi motivasi dengan baik
dilaksanakan belum berjalan dengan
kepada
maksimal
diberikan guru dalam proses penyelesaian
sesuai
dengan
rencana
siswa
dan
bimbingan
yang
110
masalah juga sudah baik dan lebih merata
kelompok. Siswa yang pandai memberi
dari siklus sebelumnya, guru sudah
bimbingan kepada siswa yang kurang
berkeliling pada saat diskusi kelompok
pandai sehingga hubungan kerja sama
dan membantu siswa yang mengalami
antar siswa dalam kelompok
kesulitan. Bimbingan yang diberikan
berlangsung dengan baik. Kemampuan
guru juga sudah meningkat, meskipun
siswa
masih ada siswa yang kurang aktif dalam
masalah terlihat lebih baik walaupun
pembelajaran namun jumlahnya sedikit,
tingkat kesulitan soal bisa dikatakan lebih
guru juga sudah memberikan kesempatan
sulit dibanding soal pada siklus I,
kepada
sehingga dari 6 kelompok yang terbentuk
siswa
tanggapan
untuk
terhadap
dilaksanakan,
memberikan
presentasi
guru
yang
sudah
mengembangkan tanya jawab dengan
baik kepada siswa sehingga sudah banyak
menyelesaikan
dapat
pemecahan
hanya ada 2 kelompok yang belum benar
dalam
menyelesaikan
masalah
yang
diberikan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang
mengajukan
dicapai pada siklus II yang diikuti oleh 30
pertanyaan atas penjelasan guru yang
siswa, yang mendapat nilai minimal 70
dianggap kurang jelas. Menyimpulkan
ada 24 siswa sehingga secara individu
pembelajaran sudah dilakukan siswa
dalam kelas tersebut ada 24 siswa yang
secara baik dengan bimbingan guru. Guru
tuntas dalam belajarnya sedangkan jika
juga
pengarahan
dilihat dari rata-rata kelasnya yaitu 82,9
tentang model pembelajaran yang akan
dan siswa yang mendapat nilai minimal
dihterapkan dengan baik, sehingga tidak
70 dalam kelas tersebut 80% dari jumlah
ada kebingungan dari siswa terhadap
seluruh siswa yang ada sehingga bisa
model
dikatakan kelas tersebut sudah mencapai
siswa
yang
sudah
berani
memberikan
pembelajaran
yang
akan
ketuntasan.
dilaksanakan.
Pada siklus II ini aktivitas belajar
siswa sudah sangat baik. Mereka mulai
terbiasa bekerja kelompok, pembentukan
kelompok yang dilakukan berdasarkan
penyebaran kemampuan (prestasi) siswa,
ada yang pandai ada yang kurang pandai
memungkinkan untuk berkerja sama dan
berbagi
pendapat
dalam
diskusi
111
Tabel 1 Diskrpsi Hail Belajar Siswa
Variabel
Siklus
Aktivitas Siswa
Siklus I
Siklus II
Cukup baik
Baik
80,2
82,9
Rata-rata prestasi belajar
siswa
aktivitas
siswa
dalam
pembelajaran
siklus,
matematika mengalami perubahan ke
siklus I, siklus II, dapat dilihat bahwa
arah aktivitas yang positif, siswa semakin
peningkatan kemampuan siswa sangat
aktif dan bersungguh-sungguh dalam
bagus,
proses
Dari
pembahasan
sebelum
Pra
diberlakukannya
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran
kooperatif
kancing
pembelajaran,
suasana
kelas
menjadi lebih aktif. Hasil belajar yang
diperoleh
siswa
juga
mengalami
gemerincing (Pra siklus) kemampuan
peningkatan pada tiap siklusnya, hal ini
siswa
soal
dapat kita lihat dari nilai rata-rata kelas
matematika masih kurang, namun setelah
yang mengalami kenaikan diatas kriteria
diterapkannya
ketuntasan
dalam
menyelesaikan
pembelajaran
dengan
minimum
(KKM)
yang
model pembelajaran kooperatif kancing
ditentukan oleh sekolahan. Oleh karena
gemerincing (siklus I dan II) membantu
itu
siswa
dan
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
melalui
model
meningkatkan kualitas pola pikir siswa
pembelajaran
kooperatif
kancing
serta kerja sama siswa yang semakin
gemerincing sangat baik diterapkan pada
baik. Peningkatan ini diikuti pula dengan
materi lingkaran karena dapat membantu
peningkatan hasil belajar siswa serta
siswa dalam memahami materi yang
perubahan tingkah laku siswa pada siklus
disampaikan
I dan II.
pengetahuan yang lebih mengena kepada
menemukan
pengetahuan
dapat
guru
dan
memberikan
Berdasarkan serangkaian analisis
siswa karena ada upaya untuk mencari
situasi
diatas
pengetahuan secara berkelompok serta
peningkatan rata-rata hasil belajar siswa
adanya transfer pengetahuan dari teman
dari siklus satu ke siklus yang lain
dalam satu kelompoknya, siswa memiliki
memang
pengalaman
dari
ada
pembelajaran
perbedaannya,
melalui
penelitian ini juga dapat dijelaskan bahwa
yang
mengesankan
dan
bermakna bagi kehidupannya serta siswa
menjadi termotivasi untuk belajar.
112
Dengan
menggunakan
pembelajaran
kooperatif
model
kancing
Aplikasinya. Jakata: CV. Usaha
Makmur.
gemerincing, hasil belajar dan aktifitas
siswa
selama
mengalami
proses
pembelajaran
peningkatan.
Hal
ini
menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran
kooperatif
gemerincing
dapat
kancing
meningkatkan
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar
dan
Jakarta:
Pembelajaran.
Rineka Cipta.
Herman Hudoyo. 1979. Pengembangan
Kurikulum
Matematika
dan
pemahaman dalam menyelesaikan soal-
Pelaksanaannya Di Depan Kelas.
soal materi lingkaran.
Surabaya: Usaha Nasional.
Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning (
Kesimpulan
Mempraktekan
Dari hasil penelitian dan pembahasan
Learning
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kelas). Jakarta: PT. Grasindo
1. Aktivitas pembelajaran siswa melalui
pembelajaran
model
matematika
pembelajaran
dengan
kooperatif
kancing gemerincing khususnya pada
materi
lingkaran
mengalami
belajar
pembelajaran
kooperatif
J.
di
Ruang-Ruang
2011.
siswa
model
pada
melalui
pembelajaran
materi
lingkaran
mengalami peningkatan yaitu
dari
siklus I diperoleh rata-rata 80,2 dan
meningkat menjadi 82,9 pada siklus II.
Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya
S.Nasution.
2010.
http://meetabied.wordpress.com.
Diakses tanggal
peningkatan.
2. Hasil
Moleong,Lexy
Cooperative
9 September
2012
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor
yang
Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Soedjadi.
2000.
Kiat
Pendidikan
Matematika
Di
Indonesia.
Jakarta: Dirjen Perguruan tinggi
dan Depdikbud.
Sutratinah
Daftar Pustaka
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Surakarta: UNS Press
Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. 2008.
Matematika
konsep
Tirtonegoro.
Supernormal
Pendidikannya.
1984.
dan
Anak
Program
Jakarta:
Bina
Aksara.
dan
113
Download