BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemrosesan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemrosesan dalam data seismik merupakan satu dari tiga tahapan (akuisisi
data, pemrosesan, dan interpretasi) dalam metode seismik yang memegang peranan
penting dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi. Tujuan pemrosesan data
seismik adalah meningkatkan citra penampang bawah permukaan bumi agar
mendekati reflektor yang sebenarnya sehingga penampang yang dihasilkan semakin
baik dan memudahkan dalam hal interpretasi. Pemrosesan data dalam penelitian
menggunakan pemrosesan migrasi sebelum stack pada masing-masing titik yang akan
meningkatkan kualitas data.
Pada struktur yang relatif homogen secara horizontal, pemrosesan standar
mampu menghasilkan citra yang sesuai dengan kondisi geologi sesungguhnya.
Namun, pada struktur kompleks, misalnya terdapat kubah garam atau reef karbonat
yang memiliki heterogenitas struktur yang tinggi secara horizontal, maka pemrosesan
standar akan mengalami kegagalan (Yilmaz, 2001b). Pemrosesan standar meliputi:
sorting common mid point (CMP), analisis kecepatan, koreksi normal move out
(NMO) atau dip move out (DMO), dan migrasi dalam domain waktu atau biasa
dikenal dengan pre-stack time migration (PSTM) (Sismanto, 1996a).
Pembelokan sinar gelombang (ray bending) terjadi ketika melewati batasbatas lapisan. Pembelokan sinar ini menyebabkan waktu penjalaran gelombang
menjadi terlihat datar di dalam gather. Apabila digunakan CMP stacking
konvensional maka hasil stacknya akan semakin jauh dari zero offset section. Zero
offset section merupakan jarak terpendek antara sumber (source) gelombang dan
penerima (geophone) (Guo, 2002). Oleh karena itu, dibutuhkan migrasi kedalaman
yang dilakukan sebelum stacking. Migrasi pre-stack domain kedalaman atau lebih
1
dikenal dengan Pre-stack Depth Migration (PSDM) adalah solusi untuk
mengatasi variasi kecepatan lateral yang tinggi yang tidak mampu diatasi oleh PreStack Time Migration (PSTM). PSDM adalah teknik migrasi sebelum stack dengan
variasi kecepatan medium sangat kompleks seperti zona di sekitar karbonat, kubah
garam, dan lain-lain.
PSTM mengidentifikasi variasi kecepatan secara vertikal. Variasi kecepatan lateral
mempresentasikan model geologi yang kompleks dengan variasi kecepatan tidak
hanya pada arah vertikal tetapi juga arah lateral. Namun, PSDM membutuhkan
model kecepatan interval yang akurat. Tanpa model kecepatan yang akurat justru
hasil akhir yang didapatkan tidak akan lebih baik dibandingkan dengan migrasi
waktu. Salah satu cara untuk menghasilkan model kecepatan interval yang akurat
yaitu dengan melakukan proses analisis coherency inversion dan horizon
basedtomography.
Proses migrasi dapat berupa migrasi eikonal maupun wavefront dengan
algoritma Kirchhoff, Finite Difference, F-K dan Transformasi Fourier. Masingmasing metode pre stack maupun post stack dengan algoritma yang berbeda akan
menghasilkan kelebihan dan kelemahan. Algoritma tersebut merupakan salah satu
faktor penentuan hasil migrasi. Perlakuan algoritma untuk setiap data dapat berbeda
bergantung dengan struktur yang di interpretasi.
Pada penelitian di Lapangan “ART” ini, yang merupakan salah satu lapangan
milik PT Pertamina Asset 3 perlu dilakukan pemrosesan data sampai pada tahap
PSDM. Struktur geologi yang kompleks, maka dibutuhkan kecepatan yang akurat
untuk dilakukan migrasi lebih lanjut. Dapat dilihat perbandingan hasil Depth Pre
Stack Time Migration dengan Pre Stack Depth Migration. Metode yang digunakan
pada tugas akhir ini adalah migrasi Kirchhoff, karena perhitungannya dapat
menyelesaikan permasalahan yang meliputi domain waktu, sudut, dan jarak yang
terdapat dalam penampang seismik.
2
3
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka perumusan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengembalikan reflektor ke posisi sebenarnya dengan migrasi
agar didapatkan penampang yang mendekati keadaan geologi yang
sebenarnya?
2. Apakah terdapat variasi kecepatan lateral yang kompleks pada area penelitian?
3. Bagaimana hasil perbandingan pengolahan PSTM dan PSDM pada lapangan
“ART” ?
1.3 Batasan Masalah
Banyaknya metode yang dapat digunakan dalam tiap tahap permrosesan dan
interpretasi data, maka penelitian ini dibatasi pada:
1. Data yang digunakan merupakan data seismik 2D line 12 Lapangan “ ART” .
2. Data merupakan hasil survei seismik darat .
3. Metode migrasi yang digunakan adalah metode 2D Kirchhoff Pre stack Depth
Migration.
4. Metode analisis perbaikan model kecepatan menggunakan metode coherency
inversion dan horizon based tomography.
5. Data lapangan “ART” yang digunakan dibatasi pada CDP 2009 – 3701.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1.
Mendapatkan penampang 2D dalam kawasan kedalaman dari hasil proses
melakukan processing PSDM sehingga didapatkan reflektor seismik yang
mendekati pada sebenarnya.
4
2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari masing-masing metode Pre Stack
Time Migration dan Pre Stack Depth Migration yang digunakan pada
lapangan “ART”.
3. Membandingkan model kecepatan migrasi yang digunakan pada proses Pre
Stack Time Migration dan Pre Stack Depth Migration.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai gambaran posisi
kedalaman dan kondisi struktur geologi di bawah permukaan hasil dari proses PreStack Time Migration (PSTM) dan Pre Stack Depth Migration (PSDM). Hasil
penampang seismik yang baik dapat digunakan untuk diolah dan diinterpretasi lebih
lanjut sehingga dapat bermanfaat dalam menentukan potensi sumber daya alam.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan, yaitu mulai 1 Juli 2015 – 10 September
2015 bertempat di Divisi G&G (Geologi dan Geofisika), PT. Pertamina EP Asset 3,
Cirebon, Jawa Barat. Lokasi penelitian merupakan lapangan milik PT. Pertamina EP
Asset 3, yaitu lapangan ART yang berada di Cekungan Jawa Barat Utara.
Gambar 1.1. Peta Lokasi Daerah Penelitian (Google Earth)
Download