III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Ekosistem laut memiliki banyak manfaat ekonomi, baik yang selama ini telah terkuantifikasikan maupun manfaat-manfaat yang belum terhitung, dikarenakan nilainya tidak dapat secara langsung diterjemahkan kedalam rupiah. Degradasi ekosistem laut yang terjadi di hampir semua perairan laut di dunia mengakibatkan munculnya kekhawatiran berbagai pihak akan menurunnya kualitas ekosistem laut, sebagai salah satu indikator keseimbangan ekologi di muka bumi. Penurunan kualitas perairan laut sebagai penyangga sistem kehidupan, baik yang diakibatkan degradasi ekosistem terumbu karang maupun overfishing, diyakini karena pendekatan pengelolaan kawasan laut selama ini yang quasi open acces. Pendekatan tersebut diyakini telah gagal untuk mempertahankan produktifitas, keanekaragaman biologi dan ekosistem laut. Kawasan konservasi laut (Marine Protected Area /MPA) merupakan kawasan ekosistem laut ya ng ditujukan untuk perlindungan dan pemeliharaan keanekaragaman hayati, sumberdaya alam dan budaya setempat, yang dikelola berdasarkan undang-undang atau peraturan yang berlaku (IUCN, 2003). Oleh karenanya penetapan kawasan lindung dapat dianggap sebagai instrumen yang terkait dengan aspek ekologis dan kelembagaan/hukum secara bersamaan. Penetapan kawasan lindung laut dapat dipandang sebagai satu upaya untuk mewujudkan suatu pemanfaatan sumberdaya yang berkelanjutan, yang mensyaratkan adanya keuntungan baik ekonomi maupun sosial bagi masyarakat. Manfaat ekonomi keberadaan TN. Karimunjawa haruslah dapat dibuktikan dan dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat/nelayan setempat, melalui bahasa dan data -data yang mudah dimengerti oleh masyarakat. Sehingga masyarakat mengetahui secara jelas bagaimana sebenarnya manfaat yang mereka terima dengan keberadaan TN. Karimunjawa, sehingga persepsi mereka bisa dirubah kearah yang positif. Persepsi yang baik dari masyarakat akan mengarah keterlibatan mereka secara aktif akan perlindungan dan pemeliharaan kawasan, sehingga konsep pemanfaatan berkelanjutan dapat dicapai. Untuk mendeteksi manfaat ekonomi kawasan lindung terhadap masyarakat setempat perlu dilakukan analisis terhadap beberapa variabel ekonomi masyarakat khususnya nelayan sebelum dan setelah adanya kawasan lindung. Analisis yang digunakan adalah valuasi ekonomi. Konsep valuasi ekonomi ini muncul awalnya karena metode analisis biaya dan manfaat (Cost-Benefit Analysis) yang konvensional sering tidak mampu menilai nilai manfaat sumberdaya alam secara komprehensip, karena tidak memasukkan manfaat ekologis dalam analisisnya. Demikian juga meskipun kita mengetahui kerusakan yang ditimbulkan terhadap lingkungan akibat aktifitas ekonomi misalnya, pengambil kebijakan sering tidak mampu mengkuantifikasikan kerusakan tersebut dengan metode ekonomi yang konvensional. Permasalahan-permasalahan diatas kemudian menjadi dasar pemikiran lahirnya konsep valuasi ekonomi. Dengan berkembangnya ilmu ekonomi lingkungan pada tahun 1980-an, konsep valuasi ekonomi sumberdaya dan lingkungan kemudian menjadi lebih luas dan mampu menjembatani kelemahan-kelemahan yang ada pada metode Benefit-Cost Analysis yang konvensional. Pendekatan valuasi ekonomi yang digunakan dalam hal ini adalah pende katan loss of productivity untuk melihat dan membandingkan kondisi ekonomi sebelum dan sesudah pembentukan Taman Nasional Karimunjawa. Perbandingan tersebut adalah pengukuran nilai dari hilangnya produktifitas sumberdaya perikanan sebelum penetapan kawasan konservasi laut dan setelah penetapannya. Pendekatan yang kedua adalah pendekatan simulasi, dilakukan untuk melihat ketersediaan sumberdaya perikanan pada keadaan dimana data urut waktu menjadi kendala. Pendekatan simulasi dilakukan melalui iconic modelling. Analisis simulasi ini menggunakan program komputer (software) Ventana Simulation (Vensim) untuk melihat laju stok ikan, effort dan produksi dengan data hipotetikal. Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran Analisis Manfaat Ekonomi Sumberdaya Perik anan Kawasan Konsevasi Laut Taman Nasional Karimunjawa Pemanfaatan SDA dan Lingkungan Pemanfaatan Berkelanjutan Degradasi SDA dan Lingkungan Pembentukan Kawasan Konservasi Laut Analisis Manfaat Ekonomi Kawasan Konservasi Laut (TN. Karimunjawa) Analisis Time Series Pemodelan Simulasi Analisis Persepsi Masyarakat Nelayan (Deskriptif) Valuasi Ekonomi Sumberdaya Perikanan (Pendekatan Produktifitas ) Analisis Teori Aplikasi Kebijakan Analisis Ekonomi Wilayah 3.2. Metode Penelitian 3.3.1. Lokasi Penelitian Sebagaimana telah disebutkan diawal, penelitian ini akan dilakukan di Kepulauan Karimunjawa, yang secara administratif berada di Wilayah Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Tidak semua wilayah Kecamatan Karimunjawa ditetapkan sebagai Wilayah Taman Nasional. Karena penekanannya penelitian ini adalah untuk melihat nilai manfaat ekonomi Wilayah Konservasi Taman Nasional Karimunjawa, maka hanya penelitian ini hanya mengambil data di kawasan/pulau-pulau yang ditetapkan sebagai Taman Nasional. Desa yang tercakup dalam penelitian ini adalah sebagian Karimunjawa, Desa Kemujan dan Desa Parang. Pulau-pulau yang tercakup hanyala h pulau-pulau yang berpenghuni, yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang dan Pulau Nyamuk. 3.3.2. Jenis dan Sumber data Data primer yang dikumpulkan melalui pembuatan kuisioner dan wawancara langsung adalah data persepsi masyarakat nelayan di Kepulauan Karimunjawa,, data biaya operasional alat tangkap serta nilai Willingness to Pay pengunjung Taman Nasional Karimunjawa. Jumlah responden yang diambil akan disesuaikan dengan komposisi dan distribusi di keempat pulau, serta komponenkomponen masyarakat tertentu yang dibutuhkan keterwakilan datanya. Sementara data sekunder yang dikumpulkan mencakup data ekonomi masyarakat, data kondisi lingkungan/terumbu karang serta data yang berhubungan dengan produksi ikan, khususnya selama 14 tahun terakhir, dari ta hun 1991 hingga tahun 2004. Data sekunder ini bersumber dari monografi desa, pelabuhan perikanan, Kantor Biro Statistik setempat dan dari instansi lain. Data yang dapat menggambarkan kondisi dan pertumbuhan aspek ekonomi masyarakat, yang selanjutnya dipergunakan untuk analisis kuantitatif diantaranya adalah: 1). Produksi Ikan 2). Harga 3). Biaya penangkapan 4). Jumlah nelayan 5). Jenis dan jumlah alat tangkap 3.3.3. Analisis Data 3.3.3.1. Analisis Valuasi Ekonomi Analisis valuasi yang digunakan adalah valuasi ekonomi dengan pendekatan produktifitas, mengacu pada Fauzi (2005). Pada pendekatan produktifitas, nilai ekonomi dari kawasan konservasi laut didekati dengan cara membandingkan nilai kawasan akibat berkurang atau meningkatnya produktifitas dari kawasan konservasi laut. Perubahan atau perbedaan yang terjadi pada nilai produktifitas ataupun nilai sumberdaya kawasan secara keseluruhan menggambarkan secara proxy nilai ekonomi kawasan konservasi laut. Formulasi perhitungan perubahan produktifitas dari suatu kawasan konservasi dapat ditulis dengan formula pada persamaan berikut: NOt ∆NPt = xt × ∆Ω ............................................................................. (1) Dimana: NPt = Perubahan Nilai Produksi pada periode t NOt = Nilai output pada periode t xt = Output pada periode t Pr = Perubahan produktifitas Dimana perubahan produktifitas diukur berdasarkan persamaan (2) berikut: ∆Ω = x − xt Dimana x ............................................................................................... (2) pada persamaan diatas merupakan persamaan (3) berikut: x= 1 T ∑ xt n t =1 b (3) x Adalah produktifitas rata-rata dari tahun ke 1 sampai tahun basis (T b); tahun basis adalah tahun dimana perubahan produktifitas terjadi. Formula ini dapat dimodifikasi untuk menentukan nilai kawasan konservasi laut dengan mengukur perubahan nilai moneternya. Untuk itu diperlukan konversi nilai moneter melalui formula berikut: φt = GR t NOt ............................................................................................... (4) GRt adalah Gross Return atau keuntungan kotor dari usaha perikanan di kawasan. Dengan mengetahui nilai ,φkita juga dapat menghitung perubahan nilai ekonomi dari kawasan konservasi laut melalui formula: ∆NS t = φt × ∆Ω t ................................................................................... (5) Perubahan nilai sumberdaya perikanan dapat juga diukur berdasarkan rente sumberdaya atau keuntungan melalui formula berikut: ∆π = η1 p1 ( x0 − x1 ) ................................................................................... (6) Dimana: ∆π = perubahan rente (profit) η1 = ras io rente setelah terjadi perubahan produktifitas p1 = harga rata-rata setelah terjadi perubahan produktifitas x0 = output (produksi) sebelum terjadi perubahan produktifitas x1 = output (produksi) setelah terjadi perubahan produktifitas 3.3.3.2. Simulasi Pemodelan Sumberdaya Perikanan Pendekatan simulasi yang dilakukan mengacu kepada iconic modelling Degradasi Sumberda ya Ikan (Fauzi, 2005) dengan program komputer Ventana Simulation ((Vensim), dengan dukungan data hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya bagi jenis ikan karang, yang dilakukan oleh Anna (2003). Gambar 2. Pendekatan Model Simulasi ionic modelling Degradasi Sumberdaya Ikan r k fish DX produksi q <q> rent effort DE p c i Net ben PVP Dari gambar di atas masing-masing variabel dapat dibedakan atas : 1. Variabel Utama, terdiri atas: • Fish (stok sumberdaya ikan) • Effort • Net Benefit 2. Variabel pendukung, terdiri atas: • r (pertumbuhan intrinsik ikan) • k (daya dukung lingkungan perairan) • q (koefisien penangkapan) • p (harga ikan) • c (biaya penangkapan) • rent • produksi • i (suku bunga) 3. Elemen sistem • DX (pertumbuhan ikan) • DE (pertumbuhan effort) • PVP (present value) 3.3.3.3. Analisis Persepsi Masyarakat Nelayan dan Pengunjung Taman Nasional Karimunjawa Secara deskriptif akan digali persepsi masyarakat nelayan tentang keberadaan Kawasan Konservasi Laut Taman Nasional Karimunjawa serta manfaat ekonomi yang mereka rasakan dengan ditetapkannya Kawasan konservasi tersebut. Disamping masyarakat nelayan, persepsi juga digali dari para pengunjung Taman Nasional atas penilaiannya terhadap lingkungan Karimunjawa, melalui kesediaan mereka membayar harga tiket masuk kawasan konservasi, dengan menggunakan analisis Willingness To Pay (WTP). WTPi = f(I, E, A, P} ...................................................................................... (7) dimana I adalah pendapatan, E adalah tingkat pendidikan, A adalah umur, dan P tujuan. Tahapan-tahapan dalam analisis Willingness to Pay ini adalah : 1. Mengetahui nilai maksimum keinginan membayar dari responden dilakukan dengan pertanyaan terbuka, dimana responden diberikan pilihan nilai rupiah dan juga mencantumkan nilai sendiri untuk harga btiket masuk kawasan konservasi. 2. Menghitung rataan WTP setiap individu. 3. Memperkirakan kurva lelang, yang diperoleh dengan meregresikan WTP sebagai variabel tidak bebas (dependent variable) dengan beberapa variabel bebas : Wi = f (I, E, A, P) 4. Mengagregatkan rataan nilai lelang, dengan melibatkan konversi data rataan sampel ke rataan populasi, yaitu dengan mengalikan rataan sampel dengan jumlah kunjungan per tahun nya. Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP ini, digunakan software SPSS 11. 3.3.3.4. Analisis Ekonomi Wilayah dan Pengembangannya Untuk melihat dampak ekonomi wilayah khususnya dari kontribusi sumberdaya perikanan, terhadap PDRB Wilayah Kabupaten Jepara dilakukan analisis Location Quotient (LQ). Selanjutnya dari hasil pengolahan data dengan LQ tersebut akan dianalisis secara deskriptif dikaitkan dengan keberadaan Kawasan Konservasi Laut Taman Nasional Karimunjawa dan pengembangannya. Model Basis Ekonomi : LQ (Location Quotient) Analisis dengan model LQ ini digunakan untuk melihat sektor basis atau non basis dari suatu wilayah perencanaan dan dapat mengidentifikasi sektor unggulan atau keunggulan komparatif suatu wilayah. Pendekatan dengan menggunakan metoda LQ ini adalah dengan menganalisis nilai PDRB sub sektor i di wilayah Kabupaten Jepara. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut LQij = Xij/Xi. Xj/X.. dimana : LQij = indeks kuosien lokasi Xij = jumlah PDRB Kabupaten Jepara masing-masing sub sektor Xi. = jumlah PDRB Kabupaten Jepara total seluruh sub sektor X.j = jumlah PDRB total suatu sub sektor di Kabupaten Jepara X.. = jumlah PDRB total seluruh sub sektor pada wilayah Kabupaten Jepara Kriteria penilaian dalam penentuan ukuran derajat basis dan non basis adalah jika nilai indeks LQ lebih besar dari satu (LQ >1) maka sektor tersebut merupakan sektor basis sedangkan bila nilainya sama atau lebih kecil dari (LQ<1) berarti sektor yang dimaksud termasuk ke dalam sektor non basis pada kegiatan perekonomian wilayah Kabupaten Jepara. Analisis LQ ini dilakukan dalam bentuk time-series/trend, artinya untuk melihat beberapa kurun waktu yang berbeda apakah terjadi kenaikan atau penurunan. 3.3.3.5. Game Theory Untuk Analisis Kebijakan Game Theory digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis konflik serta interaksi secara matematis yang terjadi antar stakeholder dalam pengelolaan dan pemanfaatan Kawasan Karimunjawa. Dalam pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa ini, stakeholder (player) adalah pemerintah daerah, masyarakat nelayan, dan Balai Taman Nasional Karimunjawa (Dephut). Model sederhana Game Theory yang digunakan dalam menganalisis konflik pemanfaatan kawasan Karimunjawa dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Player, terdiri dari Pemerintah daerah (G), masyarakat nelayan (N), dan Departemen Kehutanan (D). 2. Strategi, terdiri dari strategi untuk meneruskan menerima keberadaan kawasan konservasi (A), atau tidak menerima kawasan konservasi (B). 3. Payoff, data yang diperlukan untuk menentukan payoff tiap player adalah : • Pajak yang diterima oleh Pemda • Manfaat ekonomi yang diperoleh nelayan (hasil valuasi ekonomi) • Entry fee, atau pendugaan nilai entry fee melalui Analisis Willingness To Pay Tabel 1. Matriks Pahala (Payoffs) dalam Analisis Game Theory Player B Player A 1 2 1 (A1) , (B1) (A2) , (B1) 2 (A1) , (B2) (A2) , (B2) Dalam hal ini akan dibuat tiga tabel payoff, yang masing-masing akan memasangkan dua player, yaitu G dan N, N dan D serta G dan D. Terkait dengan konflik yang ada, maka akan dilakukan analisis deskriptif untuk menemukan solusi konflik. Teknik-teknik penyelesaian masalah atau alternatif penyelesaian konflik bertujuan untuk memfasilitasi proses pembuatan keputusan oleh kelompok-kelompok yang berkonflik, sehingga sedapat mungkin diperoleh penyelesaian yang memuaskan semua pihak tanpa ada satu pihak yang merasa terugikan.