BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang atau rangsangan eksternal seseorang. Salah satu rangsangan eksternal yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah dari sumber komersil berupa tenaga penjual. Salah satu bauran promosi adalah penjualan pribadi, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli atau persentasi lisan dalam suatu percakapan atau lebih calon pembeli dengan tujuan menciptakan penjualan. Dimana penjualan pribadi akan berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen, yaitu sebagai proses seorang individu memilih, mengorganisasi, menafsirkan, masukan-masukan informasi untuk menceritakan sebuah gambaran yang bermakna tentang dunia. Penjualan pribadi yang tepat yang didasari ilmu pengetahuan yang baik akan berdampak positif terhadap keputusan pembelian konsumen. sebaliknya Universitas Sumatera Utara penjualan pribadi yang tidak rasional atau tidak berdasarkan ilmu pengetahuan akan berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian konsumen. Dalam merebut konsumen diperlukan suatu strategi pemasaran yang tepat. Sebelum menentukan stategi hendaknya perusahaan mengidentifikasikan keinginan konsumen yang belum dipuaskan, dengan cara menentukan barang yang hendak diproduksi, menentukan cara promosi, menentukan harga yang tepat, dan memilih saluran distribusinya. Jadi kegiatan pemasaran merupakan suatu proses yang saling berhubungan sebagai suatu sistem. Perusahaan tidak hanya dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang competitive sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, tetapi juga dituntut untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan pihak-pihak terkait. Salah satu tugas dibidang pemasaran yang tidak kalah penting dengan bidangbidang lainnya adalah bagaimana perusahaan akan menentukan bauran komunikasi pemasaran/marketing communications mix. Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari lima cara komunikasi yaitu: periklanan/advertising, promosi penjualan/sales promotion, hubungan masyarakat dan publisitas/public relation and publicity, penjualan personal/personal selling, dan pemasaran langsung dan tidak langsung/direct and direct marketing (Kotler, 2003). Dari kelima bauran komunikasi pemasaran tersebut, penjualan personal memegang peran yang penting karena dianggap memiliki kelebihan-kelebihan daripada alat-alat komunikasi lainnya. Untuk itu perusahaan sebaiknya mengelola Universitas Sumatera Utara penjualan personalnya secara efektif agar dapat memberikan kontribusi yang tinggi pada pencapaian kinerja perusahaan. Menurut Kotler (2003) penjualan personal merupakan seni kuno, sehingga ilmu ini menghasilkan berbagai prinsip dan literatur. Salesperson yang efektif tidak hanya memiliki instinct, tetapi mereka juga harus terlatih dalam berbagai metode analisis dan customer management. Penjualan personal memiliki peran penting dalam keberhasilan penjualan perusahaan, untuk itu perusahaan perlu meningkatkan efektivitas salespersonnya. Agar salesperson dapat bekerja secara efektif, maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip atau aspek-aspek dalam penjualan personal. Melalui penjualan personal maka akan terjadi komunikasi secara langsung yang lebih efektif. Dengan komunikasi secara pribadi maka personal selling akan mampu membujuk calon konsumen untuk membeli dan menggunakan produk oriflame. Selain itu personal selling juga akan memiliki kesempatan untuk menceritakan perbedaan produk yang ditawarkan secara langsung kepada konsumen sehingga lebih mudah diyakinkan untuk membeli produk yang ditawarkan, dengan demikian personal selling memiliki peranan dalam keputusan pembelian konsumen. Penampilan merupakan salah satu unsur penting dalam sosialisasi dimana dengan penampilan yang menarik akan dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Penampilan yang menarik dapat diciptakan dengan penggunaan kosmetik yang tepat. Tidak hanya bagi pekerja, kosmetik saat ini juga telah Universitas Sumatera Utara banyak digunakan oleh mahasiswa guna menunjang penampilan agar lebih percaya diri. Salah satu produk kosmetik yang banyak digunakan saat ini adalah produk kosmetik dari oriflame. Dengan sistem penjualan yang dilakukan secara langsung pada konsumennya produk oriflame saat ini juga telah memasuki kampus sebagai salah satu pasar sasaran dimana personal selling dilakukan oleh mahasiswa untuk kemudian rekannya sesama mahasiswa dijadikan sebagai pasar sasaran. Saat ini hal tersebut juga terlihat di Fakultas Ekonomi USU Jurusan Manajemen Ekstensi. Mahasiswa Manajemen Ekstensi USU banyak yang menggunakan produk kosmetik Oriflame. Hal ini dikarenakan banyaknya Mahasiswa Manajeemn Ekstensi yang merupakan member Oriflame. Mahasiswa tersebut mempromosikan produk Oriflame di kampus dan berusaha mempengaruhi rekannya untuk membeeli produk yang ditawarkan. Bagi sebagian besar kaum hawa perkara penampilan fisik wajib hukumnya. Segala jenis treatment perawatan tubuh, dan beragam jenis kosmetik sudah menjadi kebutuhan primer. Apalagi kaum hawa, jumlahnya sangat signifikan. Pantaslah Oriflame mampu bertahan dengan membidik pasar produk kecantikan yang menjadi konsumsi utama kaum hawa. Oriflame adalah sebuah perusahaan kosmetik yang besar yang sudah mapan di Indonesia. Sistem bisnis Oriflame sangat unik dan dijalankan melalui Multilevel Marketing. Oriflame menawarkan cara yang pintar untuk menjual dan membeli. Sistem penjualan pribadi memberikan keuntungan baik untuk pelanggan maupun member Oriflame sendiri. Untuk pelanggan, ditawarkan cara yang Universitas Sumatera Utara nyaman, menyenangkan dan dapat diandalkan untuk berbelanja melalui teman, dengan tips-tips pribadi, ide dan inspirasi, serta jaminan uang kembali. Hal ini menjadi salah satu kelebihan Oriflame dari produk kosmetik yang lain. Penjualan pribadi adalah salah satu cara penjualan yang berkembang sangat cepat didunia. Jutaan orang dari segala suku bangsa saat ini lebih menikmati cara penjualan pribadi ini dibandingkan dengan penjualan cara tradisional lewat tokotoko ritel. Oriflame sejak pertama telah memilih cara penjualan secara pribadi karena cara ini memiliki beberapa keuntungan baik bagi pelanggan dan orangorang yang mencari kesempatan untuk mendapatkan penghasilan. Keunggulan Oriflame dari produk kosmetik lain adalah dengan pengalaman selama 40 tahun dalam perawatan kulit, Oriflame menawarkan rangkaian lengkap produk kecantikan berkualitas tinggi yang akan menjadikan pemakainya tampil luar biasa. Produk inovatif oriflame terinspirasi oleh alam serta menggunakan bahan yang diolah dari buah, bunga dan tumbuh-tumbuhan. Formula produk dikembangkan dengan teknologi ilmiah terkini dan di produksi untuk memenuhi standar kualitas tertinggi. Oriflame menggabungkan kebijakan dari alam dengan ilmu pengetahuan terbaik. Sebagai perusahaan kosmetik dengan sistem penjualan mandiri nomor satu di Indonesia, Oriflame memang memberi perhatian khusus pada kualitas produk yang dihasilkan. Seluruh produk Oriflame dibuat dengan menggunakan formula yang alami, aman, efektif serta ramah lingkungan. Oriflame seminimal mungkin Universitas Sumatera Utara menggunakan bahan mentah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang bisa tercipta kembali dalam proses produksinya. Hampir seluruh formula dalam produk mengandung ekstrak tumbuh-tumbuhan yang diambil dengan hati-hati dari tumbuhan tersebut dengan proses penyaringan yang aman, bahan pengawet dalam produk-produk Oriflame menggunakan bahan sintetis, tidak menggunakan bahanbahan yang berasal dari hewan. Oriflame menawarkan produk kosmetik dan perawatan kulit alami berkualitas tinggi melalui jaringan penjual mandiri (sales member), yang berbeda dengan sistem retail pada umumnya. Sistem penjualan pribadi memungkinkan pelanggan untuk memperoleh nasehat dan inspirasi dari orang yang mereka kenal dan mereka percayai. Pembelian secara langsung dapat diandalkan dan sangat menyenangkan (www.oriflame.co.id, diakses oleh Surya tanggal 3 Agustus 2010, pukul 14.15 WIB). Berdasarkan uraian ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : ”Peranan Personal Selling Terhadap Keputusan Membeli Produk Oriflame (Studi Kasus Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan)”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah peranan personal selling berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli produk oriflame pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan ? Universitas Sumatera Utara C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survei literatur (Kuncoro, 2003:44). Kerangka konseptual ini mengemukakan tentang variabel yang akan diteliti yaitu: variabel peranan personal selling yang merupakan variabel bebas dan keputusan membeli yang merupakan variabel terikat. Menurut Kotler (2003), personal selling adalah interaksi secara langsung antara penjual dengan satu atau lebih calon konsumen dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevalusi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. (Setiadi, 2003:415). Peranan personal selling (X) Keputusan Membeli (Y) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber: Setiadi (2003) dan Kotler (2003) data diolah Universitas Sumatera Utara D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya melalui riset. Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji terlebih dahulu melaui analisis data (Suliyanto, 2006:53). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang dikemukakan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah adanya pengaruh dari peranan personal selling terhadap keputusan membeli produk oriflame pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh personal selling terhadap keputusan membeli produk oriflame pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Instansi Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja personal selling dalam memasarkan produk perusahaan. Universitas Sumatera Utara b. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang penulis peroleh di bangku perkuliahan, dan mencoba membandingkannya dengan praktik yang ada di lapangan. Dengan demikian akan menambah pemahaman penulis dalam bidang manajemen khususnya di bidang pemasaran. c. Bagi Pihak Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam melakukan penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama di masa yang akan datang, maupun untuk penelitian lanjutan. F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional Batasan operasional dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi perilaku konsumen, yaitu peranan personal selling terhadap pengambilan keputusan membeli produk oriflame pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan. Agar penelitian lebih terarah maka peneliti membatasi penelitian untuk melihat identifikasi perilaku konsumen, dimana variabel bebasnya adalah peranan personal selling dan variabel terikatnya adalah keputusan membeli pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan. Universitas Sumatera Utara 2. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: a. Variabel bebas (X) yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Adapun menjadi variabel bebas penelitian ini adalah peranan personal selling. Menurut Kotler (2003), personal selling adalah interaksi secara langsung antara penjual dengan satu atau lebih calon konsumen dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. b. Variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keputusan membeli produk oriflame pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan. 3. Operasionalisasi Variabel Tabel 1.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala Ukur Peranan personal selling (X) Keputusan Membeli Interaksi secara langsung antara penjual dengan satu atau lebih calon konsumen dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. Keputusan konsumen untuk membeli produk 1. Merekomendasikan produk Skala 2. Pembayaran cicilan Likert 3.Menciptakan kepercayaan terhadap produk 4. Keahlian 1. Pengaruh orang lain 2. Pengaruh Universitas Sumatera Utara (Y) oriflame situasional Skala 3. Pengaruh merek Likert 4. Keputusan yang tepat dalam membeli 5. Tindakan membeli kembali Sumber : Kotler (2003), Setiadi (2003) data diolah 4. Pengukuran Variabel Pengukuran yang dilakukan oleh penulis dalam proses pengolahan data adalah dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. (Ginting dan Situmorang, 2008:121). Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang diberi skor tertentu. Skor responden kemudian dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut: Sangat setuju : diberi skor 5 Setuju : diberi skor 4 Kurang setuju : diberi skor 3 Tidak setuju : diberi skor 2 Sangat tidak setuju : diberi skor 1 5. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2010. Lokasi penelitian dilakukan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Jl.Prof.T.M Hanafiah, SH Medan. Universitas Sumatera Utara 6. Populasi dan Sampel a. Populasi Menurut Sugiyono (2006:72) populasi adalah generalisasi yang terdiri dari subjek ataupun objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S-1 Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan, stambuk 2005 sampai stambuk 2009 yang berjumlah 494 orang dengan perincian sebagai berikut: Tabel 1.2 Jumlah Mahasiswa S-1 Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan Stambuk 2005 Jumlah 14 2006 75 2007 159 2008 165 2009 Total 81 494 Sumber : Bagian Kemahasiswaan FE USU (2009). Universitas Sumatera Utara b. Sampel Menurut Kuncoro (2003: 103) sampel adalah himpunan bagian (subset) dari unit populasi. Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar 2008:78) sebagai berikut: N n = 1+ Ne2 494 n= = 83,16 = 83 orang 1 + 494 (0,1)2 Dimana : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang masih dapat ditolerir. Jumlah sampel yang diharapkan dengan populasi sebesar 494 orang adalah 83 orang mahasiswa. Taraf kesalahan 10% dengan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2006:78). Kriteria pertimbangan tertentu yang digunakan dalam memilih sampel yaitu mahasiswa yang terdaftar di Fakultas Ekonomi USU jurusan Manajemen Ekstensi dan masih aktif kuliah serta pernah membeli dan menggunakan produk oriflame. Universitas Sumatera Utara 7. Jenis dan Sumber data Peneliti menggunakan 2 (dua) jenis data di dalam melakukan penelitian untuk membantu memecahkan masalah, yaitu: a. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian yaitu mahasiswa S-1 Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan stambuk 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009. Berdasarkan masalah dalam penelitian ini maka data primer yang diperlukan adalah data tentang peranan personal selling terhadap keputusan membeli produk oriflame. b. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber – sumber lain yang telah diolah seperti buku – buku pendukung, hasil lapangan dan data internet. 8. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan: a. Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan yang diberikan secara langsung kepada responden terpilih. b. Studi dokumentasi Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data dari buku – buku dan internet yang berkaitan dengan penelitian. Universitas Sumatera Utara 9. Uji Validitas dan Reliabilitas Terlebih dahulu dilakukan Uji Validitas dan Reliabilitas sebelum instrumen digunakan. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Pengujian validitas instrumen dilakukan pada 30 orang responden yaitu mahasiswa Manajemen Regular Fakultas Ekonomi USU Medan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 15.00 untuk memperoleh hasil yang terarah dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. 2. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Reliabel artinya data yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya akan konsisten bila digunakan peneliti lain. Pengujian dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 15.00. Butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel. 2. Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pernyataan tidak reliabel. 10. Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif Yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpulkan sebagaimanaa adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi. (Ginting dan Situmorang, 2008: 187). Universitas Sumatera Utara b. Analisis Regresi Linear Sederhana Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas (peranan sales member) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) (Purwanto, 2004:532). Analisis regresi sederhana dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS (Statistic Product and Service Solution) 15.00. Adapun model persamaan yang digunakan adalah : Y = a + bX + e Keterangan: Y : Keputusan membeli a : Konstanta b : Koefisien regresi X : Variabel peranan personal selling e : Error c. Pengujian Hipotesis 1. Uji Signifikan Parsial atau Individual (Uji – t) Dilakukan untuk menguji secara parsial setiap variabel bebas (X) yaitu peranan personal selling apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan membeli produk oriflame. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: H0: b = 0 Universitas Sumatera Utara Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) yaitu peranan personal selling terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan membeli produk oriflame. H1: b ≠ 0 Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) yaitu peranan personal selling mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan membeli produk oriflame. (Sugiyono, 2006:121). Kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 10% H1 diterima jika t hitung > t tabel pada α = 10% 2. Koefisien Determinan (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas yaitu variabel peranan personal selling (X) terhadap naik turunnya variabel terikat atau keputusan membeli produk oriflame (Y) secara bersama-sama, dimana: 0 ≤ R2 ≥ 1 Jika R2 semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari peranan personal selling terhadap keputusan membeli produk oriflame sebagai variabel terikat (Y) adalah besar. Berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas (X) terhadap keputusan membeli (Y). Universitas Sumatera Utara Sebaliknya jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari peranan personal selling terhadap keputusan membeli produk oriflame sebagai variabel terikat (Y) adalah semakin kecil. Berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas (X) terhadap keputusan membeli produk oriflame (Y). Universitas Sumatera Utara