Perubahan Sosiokultural dalam Komunitas

advertisement
Metade penelitian yang digunakan dalarn penclitian ini adalah analisis studi kasus
yang menurut Robert K.Yin (1 997) dilakukan jika pertanyam penelitian adalah howlwhy
dan fokus penelitian tentang fcnomena kantemporer, dimana peneliti hrtnya memiiiki
peluang yang kecil sekaliltidak memi tiki peluang sama sekali untuk rnelakukan kon~rol
terhadap peristiwa tersebut (Yin, 1997:13). Studi kasus adalah suatu inkuiri ernpiris yang
rnenyelidiki fenarnena di dalam konteks kchidupan nyata jika batas-batas antartrst
fenornena dan konteks tidak terlihat rtyata dan dirnana rnulti sumber bukti dirnanfaatkan
(Yin, 1997:18).
Metode penelitim yang digwalcan dalm penelitim ini rneoggunakan penelitian
lapang h e n a pengamatan terhadap subyek penelitian dilakukan secara Imgsung, dm
berusaha mengembangkan kesimpulan-kesirnpulan umum sementara yang mendorang
pada pengamatm lebih Imjut, berdasarkan serangkaian kerja-lapang weld-work) yang
lmgsung dilakukan oleh peneiiti.
Oleh h e m itu maka dalam penelitian ini digunakan metode studi kasus yang
dapat diilustrasikan sebagairnana pada tabel 1.
Tabel 1.
Metode Studi Kuus yang D i g u d a n dalam Peneiitim
No I Aspek
f
I Sifrtt kasus
Jumlolk k u s
2
3
I
Kerangka waktu dan' masyarakstt
I Arti
I Ketompok (sub group)
Satu jcltsus saja
I sociolemporal context
I Ketcrangan
Pesantren PERSIS
Kasus
perubahan
sosial di pesantren
PERSIS
Krtsus-kasus
dari
silaru
masyarakat
/
4
5
5
I
1 Dasar utama
I percontohan
I
I kurun waktu
lanalytical) 1
miwakili 1
mernilih kasusl 1 Bersifat analisis
Frtktor waktctu
1 dan
-
bersifat dinrtrnik
1
penguasaan
(control) I Tidak ada penguasmn
1 rpeneliti atas sistim yang dtkajinya 1
Sumkr-sumber pokok data
I
1 Cara mendapat, data
Cara memperlakukan masing- Penggam baran
masing sifat
tanpa
(unsystematic)
f
Cam mempertakukan hub-ungan- Penggnmbaran
hubungaan antar sifat
sistematika
12 1 Pr mbabasan sifat-sifat
Sebagai
satu
4.1.
Meliputi
proses/prubahan
melalui waktu
Data barn yttng sengaja
dikumpulkan peneliti untuk
tujuan ymg bersangkutan dan
data ymg sudah ada
1
Gabungan abservasi dan I
pengajuan
pertanyaan
Perubahan
keagarnaan, pendid ikan,
bahasa ddan politik
diperhatikan dalarn penelitian
11
beberapa
(representational)
] Luas
7
8
I dalarn
I
(description) As pek-aspek
sistematika pertibahan dibahas
tan pa menggunakan
sistematika tertcntu
tanpa
kesatuan
Subyek Penelltian
Subyek yang dikaji dalm penelitian ini add& angguta yang berbeda-hda
(Sesepuh, ustndz senior, ustadz yunior, santri, tokoh masywakat dm orangtua santA) &ri
kelampk keaganaan &lam basis pesantren di pedesaan Garut, Jawa Barat yang
diasumsikan sebagai Iingkungan pusat pengmh terhadap perubabm sosial masyarakat
sektarnya baik lokal maupun supralakd. Dalam penelitian ini digunakan unit maiisis
primer pa&
tingkat kumunitas kecil (pemtren) (Yin, 1997:32), sementara sahm
pengamatarxnya add& masyardcat desa Patamman, sehingga disebut juga studi kasus
kelompok kecil (Yin, 1997:34). Dari sifatnya maka pcnelitian ini bersifslt studi kasus
tunggal halistik (mengkaji sifat kmus sccara menyelunrh dm rnendalam), disebabkan tak
satu subunit yang logis dapat
diidentifikasi dan teori yang relevan yg rnendasari studi
kasus itu adalah sifat holistik tersebut (Yin, 19975 1-53).
4,2,
Lakasl Penelitian
Disebabkan karena b a n y h y a psantren Islam yang ada, maka diusahakan
1m&&-langk& seIeksi dm penyeragaman sedaprtt mungkin dalam pemilihan Iokasi,
agar didapatican pesantreo yang rnemiliki karakteristik paling responsif terhadap
pembahan sosial. Aliran PERSIS dan MUHAMMAD1YYAH meruprtkan aliran
pemb&m yang dikenal juga oleh rnasyarakat Islam sebagai penentang berbagai
tambahan dm penrbahan terhadap nilai-niIi Islam, dm diantara kedua aIiran tersebut,
PERSIS lebih menonjol &aim rnenjaga keaslim nilai-nilai Islam tersebut. Atas dasa
itulah pesantren PERSIS dipilih dalam penelitian ini, kstrena dianggap sebagai kelornpak
yang paling rnewakili puritanisme claim Islam, berdasarh asumsi bahwa selain mpek
purifikasi yang diteliti, a ~ e pembman
k
ymg Iebih representatif atfarah pembaman yang
dilakukan oIeh aliran yang paling puritan dalam Islam.
Di antara Pesantren PERSIS yang ada, hams dipilih lagi yang rnemiliki
kdteristik kondisi biogeogtafis rnaupurt kultur budaya yang paling cocok, sehingga
bias dalam penelitian ini dapat diperkccil. Atas dctsar inilah Pesancren PERSlS Twogong,
Kabupaten Garut Jawa Barat yang dipilih aIeh peneijti karenzr rnerupakan salah satu
pesantren PERSXS tertua di Indonesia (setelah pesantren pusat PERSIS di Bandung),
pesantren ini juga rnemiliki jumiah santri cukup besar dan rnasih berciri pedesaan,
sehingga relevan untuk studi pada aspek sosiologi rnasyarakat pedesaan.
4.3.
Metode Pengurnpulan Data
Metude p g m p u l a n data yang dilakukan idah mela1ui wawancara dan
pengmatm, Wawancardinterview ialah cara yang digundcan seseorang untuk mencaba
mendapatkan keteraxlgan atau pendidan secara lisan dari seorang responden, dengan
bercakap-cakap berhadapan muka dengm orang itu (Koentjxaningrat, 1 993 :129).
SebeIm rnelakukan wawancara dilakukm beberrtpa persiapan yaitu ; 1. Seleksi terhadap
individu yang akan diwawrtncarct, yaitu dengan membuat kategorisztsi terhadap infurman
menjadi enm kelompok (sesepuh pesantren, asatiz senior, asatiz yuniar, mtri, tokoh
masyardcat, tokoh pemerintahan dm' arangtua santri). 2, Pendekatctn pada orang yang
tei& diselehi untukr diwawancara, melalui pertanyam tentang diri dan keiuarga dm
pengalaman pribadi. 3 , Pengembarigan suasana lancar dalam wawancara, yaitu meIaIui
materi pertanyam yang melampat-lompat disesuaikan dengan rninat infarman,
Dengm melalui wawancara tak terstandar (unstandardr'zed inferview) dm tidak
terstruktur tetapi mengarah @czrsed interview) mmpu rnengungkapkan data yang
sifatnya informalif, seperti ide-ide, pandangan atau pendapat pribadi dm sebagainya
(Kuentjaraningrat, 1993:145). Usaha mencari keterangstn dm data dimuiai dari beberapa
informan pangkal (key i~lforma~lt),
yang dalam ha1 ini adalah pimpinan pesantren dm
denis-jenis wawancara yang dilakukan datam pneiitian ini dilakukan kepada
infoman'. Sedangkan macam wawancara yang dilakukan bersifat wawancara tak
krencanalunsra~ldardized interview
(tak memiliki prsiapan s e k lumny a dari suatu
dafta dengan pertanyam dengan susunan kata dm dengan tata urut tetap yang hams
dipatuhi oleh peneliti secara ketat, yang talc berstnrkiur (uwrrucrured interview) yaitu
w a w m w a terfokus/foctlsed interview<(terdiri dari pertanyam y m g tak memiliki struktur
tcrtentu tapi tetap terpusat pada satu pakok tertentu, maupun wawmcara bebadfree
interview (tidak memiliki pusat, tapi pertanyam dapat beralih-dih dari satu pokok ke
pokok yang lain, sedang data dari suatu wawancara bebas itu dapat bersifat beranekaragam), juga berbntuk wawancara sambil Ialulcasual interview (wawancwa tak
berencana tapi orang-orang yang diwawmcata tidak: diseleksi lebih dulu sccara teliti,
hanya dijumpai secara kebetutan atau sambil Ialu.
Dari segi bentuk pertanyaannya, m&a wrtwancara ymg dilakukm bersifat
terbukdopen interview (terdiri dwi pemyaarr sedemiirian mpa sehingga informan tidak
tertratas j awabmya, &pi dapat mengucapkan keterangm-keterangan dm cerita-cerita
yang panjang. Drtri segi pencatatan data wawancstra, maka dalam penelitian ini digunakaxl
sistem pencatatan tak langsung, yang mcnurut Koentjaraningrat (1 993: 1 5 1 ) merupakan
yang terbaik karena untuk memelihara hasil data wawancara dan juga dati ingatan,
sehingga peneliti tidak usah membawa buku catatan, dapat bersikap seperti ngobrol dan
tidak mengganggu rapport &atam wawancara.
'
Wawancara untuk mendapatkan keterangan dan data dari individu-individu tefientu untuk krbutuhan
informasi, maka individu sasaran wirwancan tersebut disebur intmart. Wawancura untuk nrendapat
keterangan tentang diri pribdi, pendirian arau pandangnn dari individu yang diwawancara untuk keburuhan
komparatif, maka individu sasaran wawancara tersebut disabut responden (Kocntjanningrat, 1943: 130)
Selain wajancara dilstkufran juga metode observasi fangsung, ctengan cara d a h g
Iangsung ke lakasi (mengamati Iangsung aktifittts di mesjid, di sekitar lokasi pesantren)
(Yin, 1997:112), observasi partisipan, yaitu dengm tidak: hmya pasif rnengamati tapi
juga ikut memainkan perm (ikut saat guru mengajar di kelas, ikut menyarnpaikan
ceramah, diskusi dengan santri dan asatidz, dm sebagainya). Oleh karena itu, maka
penelitian ini menggunakm metode triungzalasi, karena memanfaatkm muiti metode
dalam penelitiannya (Sitorus, 1998).
Dalam penulisan sejacah pesmren, penyajian sangat terbatas pa&a tersedianya
sumber infomasi, mengingat penelitian scjarah rnikro, t e r n m a di tingkat desa, banyak
rneaghadapi ketei'batasan sumber tertulis, maka pendekatan secara lism (oral history)
rnenjadi salah satu pilihan penting dalam upaya pengumpulan bahan rckanstruksi
dinarnika masyarakat pedesaan. Hal ini dilakukan melalui wawancara dengan para
sesepuh pesantren, dan tokoh rnasyarakat yang mengalami masa sebeiurn pendirian dan
pada saat pendirian pesrantrcn PERSIS Tarogang. Pendekatan sejarah lisan ini datam
batas tcrtentu merniliki kemarnpuan menggali ingatan kolektif, terutama yang bempa
sociaI memory atau ctlmnaunifyk collective memory yang dapat dipakai sebagai sebab
penulisan sejarah dari bawah (rewrite historyfrom "bottom up) (Kmo dkk, 1 996:287).
Untuk menyusun scjxah pedesam dcmikian, pendekatan oral hismy maupun
ernohistory sangat rnernbantu dalam penjelasm mengenai hal-ha1 yang hrkaitan dengan
kesinambungan (continul'fy) dan perubahm (discontinuity) kehiduprtn sosial, c konorni,
kultural, dm politik, melalui ingatan kolektif yang disebut sebagai memory of history atau
history of memory (Fentress dm Wickham, 1992:1-1 1)
Data ymg dikumpul kan daXarn penelitian ini meliputi data primer dan sekunder.
Data ymg berkenw tentang asp& sikap dm pendapat baik gada tingkat ppesantren
Tarogang, pesantr~nRancabango dm Bentar serta rnasyarakat sselcitar pesantren lebih
berupa data primer, sernentara data sekunder digunakan dalm penulisan sejarah PERSIS
secara urnurn dan dalam rnemberikan landasan teoritis penelitian.
4.4.
Analisis Data
Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode kuaiitatif
i~~terpretati
f. Analisis data yang di lakukan merupakan gstbungan antara pemaparan
tcrnuar~empiris dan proses heurmefielik melalui penafsiran teriradap rcalitas, Analisis
dilakukm baik terhadap AaClxal yang bersifat sinkonis (proses-proses sosirti yang
berkarakter kekinian) maupun dinkronis (proses-proses sosial bekarakter historis), yaitu
dengan j aim rnenginterpretasikan data berdasarkan pengkategorisasian dan pemaknrtan
menurut konteks sasial budaya seternpat, serta kaitstnrrya dengan teori-teori dan konsepkansep sosialogis.
Pe~lelitian ini juga krsifat deskri~tif analitis, artinya rnencari urailtn yang
rnenyelwh dm cermat tentang salah satu keadaan. Pendekatm yang digunakOanIebih
ditekmkan secara kualitatif, (Sumardi, 1982:143). Dalm penelitim ini juga digunakan
suEttu teknik yang disebut constant comparison, ystitu dimma sewaktu peneliti berada di
lapangan &an
selalu berusaha rnenumbuhkan kateguri-kategori dm konsep-konsep
lapangan badasarkan kenyataan yang diperoleh, sebagai bangunan analisis. Yaitu,
dengan cara menibanding-bstndingkan informasi atau data yang ada, menguraikwya dm
mernbeikan analisis secaa kritis, tanpa menunggu kapm data tersebut dianggap sudah
terkumpul semuanya. Dengan dernikian metode ini daf am rnencari dan rnengembangkm
data tidak rnengikuti random sampling, sebagaimana dalam peneiitian struktural
kuantitati f. Namun sebali knya banynk di kuasai aleh pengembangan analisis, yang muncul
dilapangan. Data yang terkumpul diktasifikasikan berdasar kategari-kakgori, dengan
seperangkat sifat-sifa'atnya, lalu sekaiigus dianalisis dalam waktu yang relatif bersamaan,
Metade ini sangat memurigkinkan bagi peneliti dilapangan tidak saja mengurnpulkan
data, tapi sekdigus menulis dm memberikan interpretasi data ymg ada. Sehingga tidak
ada jar& yang jelas antm tahap laporan dengm tahztp pengolahm, rnaupun tahap
penulisan data (Sumardi, 1982:143-1 44).
Penelitian ini memusatkin perhatian hrtnya pada sejumlah kecil pakok pertama
yang dipilih, karena ha1 tersebut dipandang cfari sudut perubahan sosiokultural m e r u p h n
ha1 yang paling relevan dm paling writing, pokok-pokok itu adalah : Perubafian nilainil& keagamaaxf, penrbahan nilai-nilai pendidikm, perubahm nilai-nilai biasa, dm
pembahm nilai-nilai politik.
Metode pengukuran perubahan sosiokultural yang diguxlakstn disini rnengikuti
metode Soemardjan (19521, yaitu rnengukur dimensi perubahan sosial rnelaiui indikatar
agama, partai politik, bahasa dm pendidikan.
4.5.
Informan Penelitiwn
Di dalm menerapkan metode kualitatif dalam penelitian ini terutama &lam
wawancm mendalam dipili h sejumlah infoman yang dianggap rnerniliki kualifilrasi
yang memadai dm dianggap dapat membrikan infumasi yang dibutuhkan, terutama
terhadap hal-ha1 yang berkaitan dengzln berbagai konsepsi, pandmgan, norma dan sistem
nilai di pesantren yang bersangkutan.
Dalam penelitian ini untuk lebih mewakili berbagai pemahaman dan pcrsepsi
ymg berbeda berdasarkqn faktur usia Ban pengetahuan seseorang, maka informan
dikelompokh kc dalam 4 kelampak besar :
1. Sesepuh pesantren, yaitu para tokoh tua yang mengalami serta ikut serta dalam
mendirikan pesstntren ini, serta pimpinan pesmtren PERSES lainnya.
2. Ustaz/wtazah senior, yaitu kelompok pengajar yang telh berpengalaman lama
dalm mengajar di pesantren ini.
3. trs~adiistuzahyunior, yaitu para pengajar yang
lulus dan atau baru mulai
mengajar di pesantren ini.
4. Smtrilmtriwa$i,yaitu siswdsiswi kelas 2 Mu'dlimin (SLTA)~.
5, Orangtua santri.
6 , Tukoh pemerintah (desa Rancabgo).
7, Tokoh masyarakat, yaititu orang-amg yang b e r p e n g d yang tinggal di sekitar
psmtren ini, baik yang beralirm PERSIS, MUHAMMADfYYAH rnaupun NU,
"ipilih
ihkelas 2 MalalIimifi, karena dianggap dapat diajak wawancara dan sudah drtpat memahami konteks
materi drrlarn penelitian ini, adapun kelas 3 sedang sibuk rnernpcrsiapkarr EBTA dan EBTANAS, sebinaa
diasumsikan s9it unruk sering diajak wawancarm,
Download