ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS PELANGGAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING (STUDI PADA BMT AMANAH UMMAH SUKOHARJO) Oleh: Meyta Pritandhari, M.Pd [email protected] ABSTRAK Baitul Maal Wat Tamwil merupakan salah satu model lembaga keuangan syariah yang saat ini banyak muncul di Indonesia. BMT Amanah Ummah memiliki 9.142 anggota dan 45 % anggotanya tidak loyal kepada BMT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan dan dampaknya terhadap keunggulan bersaing. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif dengan model analisis interaktif. Teknik sampling yang digunakan adalan insidental sampling untuk anggota BMT dan purposive sampling untuk pimpinan, manajer dan marketing. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari beberapa faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan yaitu reputasi merek, kepuasan angggota, kualitas pelayanan, kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan anggota, dan kualitas pelayanan. Dari beberapa faktor tersebut faktor kualitas pelayanan yang paling dominan dalam mempengaruhi loyalitas anggota.Dampak loyalitas terhadap keunggulan bersaing dapat dilihat dari seberapa banyak anggota BMT yang tidak pindah ke lembaga keuangan lain. Semakin bagus kualitas pelayanan maka semakin tinggi tingkat loyalitas dan keunggulan bersaing antar lembaga keuangan juga semakin tinggi. Kata kunci :Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Loyalitas Pelanggan, Keunggulan Bersaing 41 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE IMPACT ON CUSTOMER LOYALTY AND COMPETITIVE ADVANTAGES (STUDY OF TRUSTEES UMMAH SUKOHARJO BMT) ABSTRACT Baitul Maal Wat Tamwil or it is commonly called a BMT is one of the simplest models of Islamic financial institutions that currently have appeared in Indonesia. BMT Amanah Ummah has 9,142 customers and 45% of its customers are not loyal to BMT. The research is aimed to determine the strategy of Integrated Marketing Communication (IMC) is most effective in increasing customer loyalty of BMT Sukoharjo Amanah Ummah. This research used a descriptive research method with a qualitative analysis approach. Analysis of the data used is interactive model. The sampling technique used is incidental to customers of BMT and purposive sampling for leaders, managers and marketing. Data collection techniques used was interview, observation, and documentation. The results showed that of some of the factors that affect customer loyalty, namely the reputation of the brand, the members' satisfaction, service quality, service quality has positive influence on member satisfaction, and quality of service. From some of the factors of service quality factor most dominant in influencing loyalty loyalty anggota.Dampak on competitive advantage can be seen from how many members of BMT are not moved to another financial institution. The better the quality of service, the higher levels of loyalty and competitive advantage among financial institutions is also higher. Keywords: Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Customer Loyalty, Competitive Advantage 42 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 I. sangat PENDAHULUAN Lembaga merupakan Keuangan bisnis jasa yang sudah penting keberhasilan layanan menentukan bisnis ini. merupakan Kualitas suatu bentuk banyak berkembang di Indonesia. Di penilaian konsumen terhadap tingkat Indonesia lembaga layanan yang dipersepsi (perceived yaitu: Bank, service) dengan tingkat pelayanan Koperasi, BMT. BMT adalah salah yang diharapkan (Expected service). satu Kualitas ada beberapa keuangan diantaranya lembaga sederhana, keuangan namun cukup yang banyak layanan dihasilkan oleh operasi yang dilakukan perusahaan, menarik minat masyarakatnya untuk dan keberhasilan oleh bergabung. operasi perusahaan ini ditentukan umat Kehadiran BMT muncul disaat oleh Islam faktor karyawan, sistem teknologi mengharapkan adanya banyak proses lembaga keuangan berbasis syariah dan dan bebas dari unsur riba yang dinyatakan anggota. faktor, antara lain keterlibatan nasabah atau haram. Eksistensi lembaga keuangan Semakin banyaknya lembaga syariah sejenis BMT, jelas memiliki keuangan syariah, persaingan antar arti pembangunan lembaga keuangan sangat kompetitif. ekonomi berwawasan syariah terutama Lembaga Keuangan baik konvensional dalam bagi maupun syariah harus meningkatkan bagi kualitas dan kualitas penting bagi memberikan pembangunan pemberdayaan solusi ekonomi usaha kecil pelayanannnya. yang terus Dengan terjaga serta menengah serta menjadi inti kekuatan kenyamanan dan variasi produk yang ekonomi yang berbasis kerakyatan dan ditawarkan diharapkan terus menarik sekaligus menjadi penyangga utama minat anggota BMT. Hal ini juga sistem perekonomian nasional. dialami oleh posisi BMT Amanah Bisnis jasa yang dilakukan Ummah sebagai salah satu lembaga oleh BMT yang harus diutamakan keuangan adalah kualitas pelayanan. Kualitas bersaing pelayanan meningkatkan menjadi faktor yang syariah secara harus mampu kompetitif. kualitas Selain pelayanan 43 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 BMT Amanah Ummah menawarkan merek berbagai macam alternatif produk pengalaman kepada anggota misalnya simpanan sebelumnya ataupun pembiayaan Konsumen dalam memenuhi kebutuhan yang mampu baru dibanding dengan terhadap yang pernah dipakai. untuk bersaing. Dengan banyaknya dan pesaing, namun BMT Amanah ummah produk dengan merek tertentu. Apabila terus berkembang setiap tahunnya, merek yang dipilih konsumen itu dapat jumlah memuaskan anggota sehingga BMT terus bertambah Amanah Ummah menjadi BMT yang terus berkembang. Loyalitas pelanggan merupakan salah satu faktor penting yang keinginannya, merek akan membeli kebutuhan dan keinginannya, maka konsumen akan memiliki suatu ingatan yang dalam terhadap merek keadaan semacam tersebut. ini dalam kesetiaan diupayakan dalam pemasaran modern. konsumen akan mulai timbul dan Loyalitas karena berkembang. Dalam pembelian yang sangat penting diharapkan perusahaan akan berikutnya, konsumen tersebut akan mendapatkan keuntungan jangka memilih produk dengan merek yang panjang atas hubungan mutualisme telah memberinya kepuasan, sehingga yang terjalin dalam kurun waktu akan terjadi pembelian yang berulang- tertentu. ulang terhadap merek tersebut. Kesetiaan konsumen (loyalitas) Perkembangan BMT Amanah terhadap suatu barang atau jasa merek Ummah ternyata mempunyai berbagai tertentu beberapa masalah yaitu salah satunya adalah faktor diantaranya adalah besarnya tingkat loyalitas anggota yang masih biaya untuk berpindah ke merek barang rendah. atau jasa yang lain, adanya kesamaan berarti seluruh anggota yang terdaftar mutu, kualitas atau pelayanan dari jenis menjadi anggota yang aktif. Dari hasil barang atau jasa pengganti, adanya studi pendahuluan yang telah dilakukan resiko perubahan biaya akibat barang diketahui bahwa dari data seluruh atau jasa pengganti dan berubahnya anggota yang terdaftar ternyata tidak tingkat kepuasan yang didapat dari seluruhnya selalu aktif berinteraksi tergantung pada Banyaknya anggota tidak 44 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 dengan BMT. Berikut disajikan tabel pelanggan jumlah pelanggan terhadap suatu merek, toko, anggota Amanah Ummah sebagai sebagai berikut: pemasok Tabel 1.1 Data Jumlah Anggota sangat positif dan tercermin dalam BMT Amanah Ummah pembelian ulang yang konsisten” . Jumlah % anggota Anggota yang loyal 2010 7.033 25 % 2011 7.737 30 % 2012 9.142 45% Sumber: BMT Amanah rebuy, loyalitas pelanggan berlaku untuk merek, jasa, organisasi, retention besar, literatur loyalitas pelanggan didominasi dua aliran utama : aliran skolastik (behavioral) dan aliran deterministik (sikap). Dengan kata lain, loyalitas merek dapat ditinjau dari merek apa yang dibeli konsumen Kotler loyalty referral Rusdarti:2004) adalah suatu seorang pelanggan karena komitmen pada suatu merek atau perusahaan”. Menurut Tjiptono (2008:131) bahwa “loyalitas dan merekomendasikan Menurut Dick & Basu (dalam Tjiptono 2011:137) dengan meng- kombinasikan komponen sikap dan perilaku pembelian didapatkan 4 situasi ulang, maka kemungkinan loyalitas yaitu sebagai berikut: 1. No Loyalty Bila sikap dan perilaku pembelian ulang pelanggan sama-sama lemah, maka loyalitas tidak terbentuk. (2008:18) pembelian ulang yang dilakukan oleh mengemukakan yaitu kepada orang lain. konsumen terhadap merek tertentu. “customer dan ( dalam kunjungan dan bagaimana perasaan atau sikap Menurut nasabah (Rusdarti:2004). Sedangkan menurut kategori produk dan aktivitas. Secara garis loyalitas prosentase dari pembelian, frekuensi Loyalitas Konsep yang indikator loyalitas konsumen adalah KAJIAN PUSTAKA a. mengukur Singh Ummah sikap Ada beberapa indikator dalam Tahun II. berdasarkan komitmen 2. Spurious Loyalty Bila sikap negatif lemah dibarengi dengan pola pembelian ulang yang kuat, maka yang terjadi adalah spurious loyalty atau captive loyalty 45 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 3. 4. Latent Loyalty Termasuk Situasi latent loyalty tercermin bila adalah sikap yang kuat dibarengi dengan komposisi pola pembelian ulang yang lemah produk. dalam tanda wujud fisik teknis Merek Loyalty. intrinsik dari (brand atau sebuah name) Situasi ini merupakan situasi ideal dikaitkan dengan tanda ekstrensik yang yaitu atribut yang melekat pada paling pemasar, dimana bersikap atau diharapkan para konsumen positif terhadap jasa penyedia jasa bersangkutan dan disertai pola pembelian ulang Loyalty Loyalty Lemah detail dan spesifik dari karakteristik produk tersebut. indikator untuk yang mengukur reputasi dibanding pesaing, dikenal luas dan kemudahan diingat. Nama baik adalah persepsi dari nasabah tentang bagaimana (dalam Ferdinand:2003) reputasi merek didefinisikan sebagai tentang kualitas perusahaan.Merek secara indikator tersebut adalah nama baik, Aaker berhubungan pemahaman Wright: 2004). Adapun indikator- b. Reputasi Merek persepsi tidak penelitian Selnes (dalam Smith and Gambar 2.1 Perilaku Pembelian Ulang (Tjiptono, 2011) dapat tetapi variabel reputasi merek diacu dari Lemah Menurut memerlukan digunakan Loyalty No produk Beberapa yang konsisten. Kuat Kuat Loyalty Latent Spurious sebuah dengan yang nama memegang peran penting ketika tanda atau atribut intrinsik menjadi sulit atau tidak mungkin untuk ditampilkan. yang berhasil nama baik dibangun oleh bank. Reputasi dibanding pesaing adalah persepsi nasabah bank mengenai seberapa baik reputasi bank tersebut jika dibandingkan bank- bank lain. c. Kepuasan Pelanggan Pada kepuasan mulanya dapat konsep didefinisikan 46 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 sebagai kepuasaan yang setelah pertimbangan pilihan yang pada terjadi evaluasi memperhatikan keputusan pembeliaan Selnes (dalam Saha dan Zhao:2005) adalah rasa terhadap terhadap sistem finansial. Smith menunjukkan Wright: 2004). kepuasan pelayanan, Churchill dan Sauprenant, ( dalam and senang, kepuasan dan kepuasan Rasa senang sejauh mana para Menurut Kotler (2008: 254) nasabah kepuasan adalah pengalaman transaksinya berhubungan dengan kesenangan hasil perasaan atau kekecewaan dari membandingkan produk yang performa diterima dalam merasa senang dengan tersebut.Kepuasan menunjukkan selama bank pelanggan sejauh mana para hubungannya dengan perkiraannya. nasabah merasa puas dengan cara Sedangkan Yi (dalam Smith and dan sikap para karyawan bank Wright:2004) dalam melayani transaksinya. berpendapat kepuasaan pelanggan adalah output dari persepsi, evaluasi dan reaksi psikologis konsumsi dalam pada pengalaman sebuah produk atau pelayanan. Saha dan Zhao:2005) semakin ketat, maka baik bank swasta maupun bank pemerintah untuk memanfaatkan kepuasan diberikannya. logistical memikat agar para nasabahnya tetap loyal dalam ada 5 hal membentuk pelanggan Persaingan antar bank yang bersaing Menurut Ho dan Wu (dalam yang d. Kualitas Pelayanan pelayanan yang Salah satu aspek support, yang perlu mendapatkan perhatian characteristics, penting adalah kualitas pelayanan information characteristics, home yang diberikan oleh bank. Kualitas page pelayanan technical presentation dan characteristhics. product Beberapa berpusat pemenuhan kebutuhan indikator yang digunakan untuk keinginan mengukur penyampaiannya variabel kepuasan pelanggan ini diacu dari penelitian pada upaya serta dan ketepatan untuk mengimbangi harapan pelanggan. 47 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 Menurut Rusdati (2004) Ada dua faktor yang kualitas jasa service dan Kualitas mempengaruhi yaitu expected perceived harus service. dimulai dari (dalam Saha dan mengidentifikasi dari kualitas Zhao:2005) faktor penentu pelayanan tangibles, yaitu reliability, responsiveness, communication, kebutuhan pelanggan dan berakhir access, pada persepsi pelanggan. Hal ini credibility, security, understanding/ berarti citra kualitas yang baik knowledge bukanlah Kemudian berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyedia jasa melainkan berdasarkan sudut competence, courtesy, of customer. 10 dimensi ini dikembangkan dan disederhanakan menjadi tangibles, pandang atau persepsi pelanggan. Baik buruknya empathy untuk mengukur kualitas menjadi pelayanan (SERVQUAL). Menurut kualitas pelayanan tanggung jasa jawab seluruh bagian organisasi perusahaan. Total responsiveness, reliability, Parasuraman Zhao:2005) assurance (dalam (1) dan Saha Tangible dan yaitu Quality Control merupakan syarat fasilitas utama dalam bersaing dan bertahan. kepada Total Quality komunikasi; (2) emphathy yaitu Control (TQC) fisik yang ditawarkan konsumen menjadi tanggung jawab semua kesediaan orang memberikan dalam rangka organisasi dalam menciptakan kualitas kepada dan materi untuk peduli, perhatian pribadi pelanggan, kemudahan pelayanan, sehingga pada akhirnya untuk melakukan hubungan dan konsumen akan pemantauaan tawaran pelayanan kualitas yang hakikatnya bagian memeperoleh dengan tinggi. TQC dari Pada merupakan visi strategi manajemen kualitas. Menurut keinginan konsumen; (3) responsiveness, yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat; (4) reliability, yaitu konsistensi Parasuraman terhadap dari penampilan pelayanan dan keandalan pelayanan 48 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 dan (5) assurance kemampuan, keramahan, yaitu Kualitas jasa sendiri dipengaruhi ketrampilan, oleh dua variabel, yaitu jasa yang kepercayaan dan dirasakan (perceived service) dan keamanan dari para petugas. jasa yang diharapkan (expexted e. service). Bila jasa yang dirasakan Keunggulan Bersaing Menurut Ferdinand, Porter (dalam lebih Setiap diharapkan, maka para pelanggan untuk menjadi tidak tertarik lagi pada menciptakan penyedia jasa yang bersangkutan. bersaing. Bila yang terjadi adalah sebaliknya Ferdinand : 2003) (perceived > expexted), maka ada 2003). perusahaan berusaha mengidentifikasikan, sebuah keunggulan Porter (dalam mendukung bersaing konsep tapi yang kemungkinan para pelanggan akan mengharuskan menggunakan penyedia jasa itu lagi. dengan improvisasi daripada keunggulan keunggulan bersaing tidak hanya selesai kecil melakukan perusahaan yang Menurut Ferdinand : Porter 2003) bersaing (dalam keunggulan tumbuh efektif dan bahwa kenyataannya mendasar keunggulan nilai lebih dari perusahaan sehingga untuk bersaing menjadi didapatkan berbeda tidak menjadi lebih baik. Menurut Tjiptono (2011: dengan secara perusahaan mampu yang lebih banyak biaya yang dengan dikeluarkan diferensiasi perusahaan. terhadap keunggulan pelayanan menciptakan pembeli/konsumen 201), cara lain untuk melakukan kualitas mengeluarkan sesuai kemampuan bersaing Menurut adalah secara konsisten memberikan Ferdinand:2003) kualitas pelayanan yang lebih baik dasar dari keunggulan daripada para pesaing. Hal ini dapat yaitu dicapai dengan memenuhi atau differentiation. Perusahaan dengan bahkan melampaui kualitas jasa mengikuti salah satu strategi ini yang diharapkan para pelanggan. dan berusaha untuk menjaga atau low Porter ada cost (dalam 2 tipe bersaing atau 49 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 mengembangkan tentunya akan sumber dimana data dapat memperoleh posisi dalam pasar. diperoleh. Pengumpulan data dalam Perusahaan mencari penelitian kualitatif dilakukan pada strategi yang paling bagus dalam natural setting (kondisi yang alami), untuk mengeksploitasi karakteristik sumber data primer, dan teknik perusahaan dan keunikannya. pengumpulan data lebih banyak pada seharusnya observasi terus terang atau tersamar, III. wawancara METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan mendalam (in depth di interview) dan dokumentasi. Sumber Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) data yang digunakan dalam penelitian Amanah ini adalah: Ummah Sukoharjo.Penelitian menggunakan ini metode penelitian 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung melalui deskriptif dengan pendekatan analisis wawancara kepada: kualitatif, yaitu mendeskripsikan data 1. Manajer Marketing dari BMT yang ter- kumpul ke dalam kalimat- yang merupakan seorang yang kalimat yang memiliki arti lebih aktif dalam bidang pemasaran. mendalam, karena menggambarkan 2. Para anggota BMT yang secara tepat individu, keadaan, gejala, merupakan anggota tetap dari atau BMT kelompok menentukan tertentu, frekuensi guna adanya 3. Para pengurus BMT yang hubungan antara satu gejala dengan terlibat gejala lainnya. kegiatan pemasaran BMT Ditinjau apek dalam yang 2. Data sekunder, yaitu data yang diteliti, penelitian ini merupakan diperoleh secara tidak langsung study melalui kasus dari langsung (case study). Studi kasus adalah bentuk penelitian yang yang mendalam dengan tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya.Sumber data merupakan arsip,data dan dokumen memiliki hubungan permasalahan erat kajian penelitian. a. Teknik samplin 50 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 Menurut Sugiyono (2013:297) Istilah (2013:295). Dalam penelitian ini populasi menggunaka dalam penelitian sampling insidental kualitatif dinamakan social situation untuk mencari data anggota. Karena atau situasi sosial yang terdiri dari mewawancarai anggota tidak bisa tiga elemen yaitu: tempat (place), ditentukan secara pasti, jadi anggota pelaku yang kebetulan datang ke BMT akan (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara dijadikan sebagai sampel. sinergis. Dalam penelitian kualitatif 2. Purposive Sampling tidak menggunakan populasi, karena Purposive sampling adalah penelitian kualitatif berangkat dari teknik pengambilan sampel sumber kasus tertentu yang ada pada situasi data dengan pertimbangan tertentu. sosial tertentu dan hasil kajiannya Pertimbangan ini, misalnya orang tidak akan ke tersebut yang dianggap paling tahu ke tentang apa yang kita harapkan, tempat lain pada situasi sosial yang atau dia sebagai penguasa sehingga memiliki kesamaan dengan situasi akan sosial pada kasus yang dipelajari menjelajahi Sugiyono yang diteliti Sugiyono (2013:300). populasi, diberlakukan tetapi ditransferkan (2013:295). sampling yang Teknik digunakan dalam memudahkan obyek/situasi peneliti sosial Pada penelitian ini purposive penelitian ini sebagai berikut: sampling digunakan untuk mencari 1. data Sampling Insidental Penelitian ini menggunakan sampling insidental penentuan yaitu sampel strategi pemasaran yang digunakan BMT, jadi yang paling teknik mengerti tentang strategi pemasaran berdasarkan adalah pimpinan, manajer marketing kebetulan, yaitu siapa saja yang dan anggota marketing. secara kebetulan insidental bertemu Teknik pengumpulan data adalah dengan peneliti dapat digunakan wawancara, sebagai sampel, bila dipandang dokumentasi. Data yang dikumpulkan orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data Sugiyono observasi dan melalui wawancara adalah tentang: I. Strategi pemasaran yang 51 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 II. digunakan untuk menarik minat IV. HASIL anggota BMT. PEMBAHASAN Kendala yang marketing dihadapi BMT DAN oleh BMT Amanah Ummah setiap dalam tahun memiliki peningkatan jumlah memasarkan produk BMT kepada anggota. Berdasarkan grafik anggota III. yang telah disajikan dapat diketahui bahwa Upaya-upaya BMT yang dalam dilakukan meningkatkan loyalitas anggota terjadi tahun peningkatan 2010 sampai anggota dari tahun 2011 sebanyak 704 anggota. Dari tahun Teknik pemeriksaan data dalam 2011 sampai tahun 2012 mengalami penelitian ini menggunakan metode kenaikan yang cukup signifikan yaitu triangulasi 1.405 sumber dan triangulasi anggota Dari data jumlah metode. Hal ini dilakukan dengan anggota tahun 2012 sebanyak 9.142 membandingkan hasil dari pengamatan, orang wawancara, dan analisis dokumen. seluruhnya yang terdaftar pada BMT Diharapkan hasil akhir dari analisis Amanah Ummah. mencapai tingkat mutu dan kevalidan yang tinggi. Keberadaan merupakan Teknik digunakan adalah analisis dalam data penelitian yang ini aset data anggota anggota adalah berharga yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Memiliki jumlah anggota menggunakan pola penelitian induktif yang terus meningkat tentu harus yang diolah dengan teknik saling diperlukan konsep pelayanan yang terjalin baik. Teknik atau interaktif mengalir. data dalam penelitian ini BMT kecepatan (Interactive memiliki kualitas of Analysis). Aktivitas dalam analisis data, reduksi data, yaitu penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. untuk memenuhi kebutuhan anggota akan mengikuti model analisis interaktif Model dituntut pelayanan. Dengan pelayanan yang baik maka anggota akan merasa puas sehingga berpaling pada mereka BMT tidak ataupun lembaga lain. 52 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 Loyalitas pelanggan berawal dari penilaian pelanggan terhadap kualitas produk Jika dilihat dari loyalitas BMT berdasarkan Amanah Ummah tahun 2012 sebanyak harapan yang telah terkonsep dalam 45% anggota yang loyal termasuk pikirannya. Harapan tersebut muncul dalam situasi spurious loyalty yaitu dari produk atau jasa yang telah bila sikap negatif lemah dibarengi diterima (pengalaman) dengan pola pembelian ulang yang serta berita dari mulut ke mulut yang kuat. Sikap negatif yang dimaksud sampai pada pelanggan. Penilaian adalah persepsi kepercayaan anggota tersebut akan menimbulkan kepuasan terhadap dan ketidakpuasan. Pelanggan akan anggota. Jadi anggota BMT merasa yang mengenal BMT tapi ingin mencoba diberikan telah sesuai atau bahkan produk BMT sehingga anggota BMT melebihi harapan pelanggan. Namun termasuk sebaliknya jika kualitas produk atau dibandingkan dengan loyalitas tahun jasa yang diberikan kurang atau 2012 berada di bawah spurious (persepsi) sebelumnya puas jika jasa tidak memakai produk BMT lagi. yang diterimanya atau pendapatan yang lebih maka anggota kualitas harapan, maka BMT yang spurious baru loyalty, Jika kategori maka wawancara BMT sudah puas dengan produk dan meningkat ke kategori latent loyalty pelayanan yang telah diberikan oleh yaitu mulai ada sikap positif dari BMT. anggota ternyata dengan telah hasil pelanggan akan kecewa. Anggota Namun, yang belum loyalty. yang termasuk bagi terhadap dilakukan BMT kepuasan saja tidak cukup membuat menggunakan anggota BMT loyal. Anggota BMT selling yang sudah puas masih tidak loyal hubungan positif dengan anggota. Hal dengan BMT. Hal ini dikarenakan ini terbukti dari loyalitas anggota yang faktor internal dan eksternal orang meningkat dikarenakan yang berbeda-beda sehingga walaupun BMT menjalin hubungan yang baik sudah denga puas mempunyai jika anggota kebutuhan tidak dan yang anggota strategi karena dapat personal menciptakan sehingga marketing anggota merasa aman dan nyaman bekerjasama 53 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 dengan BMT. Anggota yang loyal kualitas produk yang melebihi biasanya BMT kompetitornya maka perusahaan lebih dari satu produk atau dapat juga ini dikatakan memiliki keunggulan memakai produk BMT bersaing. jika ternyata dalam hal memakai produk yang sama secara konsisten. kualitas perusahaan sudah disamai Perusahaan yang keunggulan kompetitif memiliki kemampuan memiliki oleh banyak kompetitornya, maka senantiasa memberikan sesuatu yang berbeda dalam juga dapat memahami perubahan struktur pasar perusahaan dan dalam mampu memilih strategi pemasaran yang efektif. bisnis. pemimpin secara singkat, diri untuk menjadi lebih baik, atau artinya kita memiliki keunggulan baik paling satu atau beberapa bidang sehingga kita kompetitor. mampu memenangkan persaingan. ada pandangan keunggulan menjadi strategi pertama ini memfokuskan Memiliki keunggulan bersaing beberapa mengantarkan mengenai bersaing. satu dari 2. tidak berbeda dengan Biaya. Perkembangan teknologi memungkinkan orang untuk pandangan tersebut yang saya yakini berpindah kurva bisnis, dimana cukup komprehensif adalah ada 3 area penurunan biaya juga dapat diraih dimana menggali sambil meningkatkan respon keunggulan bersaing kita yaitu kualitas kepada pelanggan ataupun dan keunikan produk, biaya, dan meningkatkan bagaimana kita merespon kebutuhan Teknologi internet telah mengubah pelanggan. cara 1. Kualitas dan keunikan produk. signifikan. Suatu perusahaan dapat unggul menjadi tidak terbatas, kecepatan terhadap kalau komunikasi dengan pelanggan dan memiliki produk (barang dan jasa) pemasok, kantor yang menjadi yang virtual kita dapat kompetitornya berkualitas. perusahaan dapat selama menyediakan berbisnis minimum, kualitas produk. dengan dengan pasar dengan itu sangat yang karyawan semua 54 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 memungkinkan kita beroperasi paling dengan lebih murah. 3. mendominasi anggota untuk loyal terhadap BMT. Respon. 3. Keunggulan bersaing antar Ada 2 hal yang perlu diperhatikan. lembaga keuangan sangat pertama adalah kompetitif dan positif merespon, yang kecepatan kedua adalah untuk kemajuan semua lembaga variasi produk yang kita tawarkan kepada pelanggan. semakin cepat kita merespon kebutuhan sangat keuangan. 2. Saran Untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, atau semakin banyak anggota solusi yang kita tawarkan kepada berbagai cara diantaranya sebagai pelanggan akan membawa kita berikut: memenangkan persaingan. maka 1. dapat Loyalitas dilakukan dengan adalah faktor dalam strategi ini kita akan fokus penting dalam sebuah bisnis. untuk menjadi lebih cepat atau Oleh karena itu tingkatkan lebih fleksibel. loyalitas dari anggota dengan pelayanan yang berkualitas. V. 1. 2. PENUTUP diciptakan oleh BMT, Bank, Kesimpulan Berdasarkan Keunggulan bersaing yang hasil penelitian Koperasi dan yang telah dipaparkan maka dapat keuangan lainnya ditarik kesimpulan: bersaing 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya yaitu: dapat kualitas Ferdinand, Augusty, 2003. Suistainable Competitive Adventage, Bad Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi loyalitas, faktor layanan dan sehat. DAFTAR PUSTAKA kepuasan pelanggan. adalah yang harus secara kompetitif loyalitas pelayanan, reputasi merk, dan kualitas lembaga Kotler , P & Gary Amstrong. 2008. Dasar-Dasar Pemasaran Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 55 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 41-56 Rusdarti, 2004,”Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Nilai Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Pada Bank BPD Jawa Tengah Cabang Semarang”, Jurnal Bisnis Strategi,Vol. 13, Juli,pp 54-65. Saha, Parmita dan Zhao, Yanni, 2005, “Relationship Between Online Service Quality And Customer Satisfaction A study in Internet Banking”, Master’Thesis :083 Smith, Rodney E, and Wright, William F, 2004, “Determinants of Customer Loyalty and Financial Performance” Journal of Management Accounting Research. Vol.16 pg. 183 Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tjiptono, F. dkk. (2008). Pemasaran Jasa. Yogjakarta: Andi. --------------------. (2011). Pemasaran Jasa. Yogjakarta: Andi. 56 JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro