1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di Indonesia mendorong peningkatan aktivitas manusia di berbagai sektor seperti pertambangan, perminyakan, industri, pembangunan maupun pertanian, sehingga meningkatkan jumlah limbah yang dihasilkan. Permasalahan lingkungan tidak terlepas dari dampak negatif yang disebabkan oleh pencemaran limbah industri. Salah satu jenis limbah yang dihasilkan dari aktivitas industri adalah limbah logam berat. Secara umum, hampir semua logam berpotensi untuk mencemari lingkungan dan bersifat toksik bagi organisme jika konsentrasinya melebihi ambang batas di lingkungan. Di antara unsur yang mengakibatkan efek toksik pada manusia adalah unsur logam berat yaitu Cu, Ag, Cd, Cr, Co, Fe, Hg, Mo, Ni, Pb, Sn, Zn (Freedman, 1995). Dewasa ini, tembaga (Cu) merupakan salah satu logam berat yang sering digunakan untuk diaplikasikan pada bidang industri seperti industri kimia, industri elektronika, dan lain-lain (Sidney dan Margery, 1961). Menurut Moenir (2010), peningkatan konsentrasi Cu di lingkungan disumbangkan oleh limbah industri, aktivitas pertanian, dan aktivitas pertambangan serta pelapukan batuan. Pembuangan limbah industri yang mengandung Cu akan meningatkan kuantitas Cu yang tersebar ke dalam air dan tanah (Bahri dkk., 2011). Mobilitas logam berat dalam tanah akan menimbulkan resiko kontaminasi pada tumbuhan dan berdampak buruk bagi kesehatan manusia serta adanya efek karsinogenik telah mendapatkan perhatian besar dari para ilmuwan dan pecinta lingkungan. Akumulasi logam berat pada tanah dipandang sebagai masalah yang serius karena logam berat bersifat stabil dan tidak mudah terurai (nondegradable), sehingga dapat masuk ke dalam jaringan tubuh melalui pernafasan dan makanan yang berasal dari ekosistem dimana lingkungan tersebut memiliki kandungan logam berat yang tinggi. Logam berat Cu yang masuk dalam sistem tanah 1 2 mempunyai kemampuan berinteraksi dengan komponen tanah sehingga dapat terakumulasi dan mencapai konsentrasi toksik. Beberapa metode yang dikembangkan untuk menghilangkan logam berat di lingkungan antara lain metode adsorpsi, presipitasi, elektrokoagulasi, kompleksasi, pertukaran ion, dan ekstraksi pelarut. Pemilihan metode yang digunakan perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain jenis limbah, konsentrasi limbah logam, pembiayaan, kemudahan proses operasional, hasil keluaran (output), keterbaruan, dan dampaknya terhadap lingkungan mengingat penghilangan logam berat dilakukan pada skala industri. Menurut Kulkarni dan Kaware (2013), Blais dkk. (2000) serta Thomas dan Crittenden (1998) metode adsorpsi merupakan metode yang paling sering digunakan karena keunggulannya memberikan hasil yang efektif, teknik oprasionalnya mudah, sederhana, biaya rendah, tidak ada efek samping zat beracun dan dapat diaplikasikan pada skala besar. Adsorpsi merupakan metode yang berdasarkan interaksi antara logam dengan situs aktif yang terdapat pada permukaan adsorben. Adsorpsi biasanya terjadi pada padatan yang kaya dengan gugus fungsional seperti –OH, –NH, –SH, dan –COOH (Stum dan Morgan, 1996). Pemilihan adsorben yang digunakan juga berperan penting untuk keberhasilan proses adsorpsi. Beberapa penelitian terdahulu menggunakan adsorben yang berbeda untuk mengadsorpsi ion logam Cu(II) seperti Septiana (2013) menggunakan abu dasar batu bara untuk adsorpsi ion logam Pb(II), Cu(II) dan Cr(III), Kurniawati (2014) memanfaatkan mordernit teraktivasi HNO3 dengan aminopropiltrimetoksisilan untuk adsorpsi ion Cu(II) serta Hana (2015) menentukan PZC (Point of Zero Charge) buah manggis yang diaplikasikan sebagai adsorben pada Au(III) dan Cu(II). Menurut Bohn dkk. (1985) dan Aiken dkk. (1985) sistem tanah memiliki komponen organik dan anorganik yang kompleks, sehingga untuk mempelajari interaksi antara logam berat Cu dengan komponen organik tanah maka perlu diklasifikasikan secara kimia. Bahan organik dalam tanah digolongkan menjadi 3 bagian utama yaitu asam humat sebagai fraksi yang larut pada kondisi basa tetapi 3 tidak larut dalam asam, humin sebagai fraksi yang tidak larut dalam asam maupun basa dan asam fulvat sebagai fraksi yang larut dalam semua pH. Ditinjau dari kelimpahan asam humat yang secara signifikan lebih besar daripada asam fulvat sekaligus sebagai adsorben yang baik, dan berperan penting bagi lingkungan alami, maka asam humat dipilih sebagai adsorben terhadap ion logam Cu(II). Kemampuan asam humat dapat mengadsorpsi kation logam dikarenakan adanya gugus fungsional –COOH, fenolat, −OH alkoholat dan –C=O (Rahmawati dan Santoso, 2012). Kerndorff dan Schnitzer (1980), Piccolo dan Stevenson (1981), serta Spark dkk. (1997) telah melakukan penelitian tentang interaksi logam berat dengan asam humat, Komy dkk. (2013) melakukan studi kinetik adsorpsi Cu terhadap mineral tanah dengan dan tanpa adanya asam humat, Klucáková dan Kalina (2015), Wang dkk. (2015) dan Kulikowska dkk. (2015) juga melakukan penelitian tentang penggunaan asam humat untuk menghilangkan logam berat Cu, Cd, Ni, Pb, dan Zn dari sumber tanah yang terkontaminasi pada periode yang berbeda. Apriyadi (2016), Dwi (2015) dan Ayu (2014) telah berhasil mengisolasi asam humat dari tanah gambut dan diaplikasikan sebagai adsorben terhadap logam Au(III). Pada penelitian ini akan dipelajari pengaruh pH larutan terhadap adsorpsi ion logam Cu(II) oleh asam humat, penentuan harga parameter termodinamika seperti kapasitas maksimum adsorpsi (qm), energi bebas Gibbs (∆G°), entalpi adsorpsi (∆H°) dan perubahan entropi (∆S°) serta penentuan parameter kinetika yaitu konstanta laju reaksi (k) dan energi aktivasi (Ea). 1.2 Tujuan Penelitian Studi penelitian tentang adsorpsi ion logam Cu(II) oleh asam humat ini bertujuan untuk: 1. Menentukan pH optimum adsorpsi ion logam Cu(II) oleh asam humat. 2. Menentukan nilai parameter termodinamika seperti kapasitas maksimum adsorpsi (qm), energi bebas Gibbs (∆G°), entalpi adsorpsi (∆H°) dan perubahan entropi (∆S°). 4 3. Menentukan harga parameter kinetika yaitu orde reaksi (n), konstanta laju reaksi (k) dan energi aktivasi (Ea). 1.3 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Memberikan informasi mengenai metode adsorpsi efektif untuk menghilangkan limbah logam berat Cu menggunakan adsorben asam humat. 2. Mengembangkan studi terkait aspek termodinamika dan kinetika terhadap kemampuan asam humat dalam mengadsorpsi logam Cu. 3. Memberikan solusi alternatif bagi pemilihan adsorben yang berbasis Green Chemistry, murah dan tersedia di alam dengan jumlah melimpah. 4. Memberikan solusi pengolahan limbah logam berat bagi industri yang memanfaatkan logam dengan biaya yang rendah dan ramah lingkungan.