5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infra Merah Pada awalnya, inframerah ditemukan secara tidak sengaja oleh William Herschell, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang mengadakan penelitian untuk mencari bahan penyaring optik yang akan digunakan dalam mengurangi kecerahan gambar matahari pada teleskop tata surya.Infra merah (infra red) ialah sinar elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih dari cahaya tampak. Jika dilihat dengan dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akantampak pada spektrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merahakan tidak tampak oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih terasa/terdeteksi. Sumber: http://sistelsistel.blogspot.com/2009/05/pengertian-infra-merah.html Gambar 2.1Jangkauan Panjang Gelombang Jenis Infra Merah Infra merah dapat dibedakan menjadi tiga daerah yakni: 1. Near Infra Merah. Near Infra Red atau NIR, yaitu infra merah dengan panjang gelombang pendek (λ=0.75- 1.5µm). Banyak digunakan untuk pencitraan pandangan malam seperti pada nightscoop, bidang farmasetika, diagnostik medis, ilmu pangan dan Universitas Sumatera Utara 6 agrokimia (terutama yang terkait dengan pengujian kualitas), riset mesin bakar, serta spektroskopi dalam astronomi. 2. Mid Infra Merah. Mid Infra Red atau MIR, yaitu infra merah dengan panjang gelombangmenengah (λ=1.50 – 10µm). Banyak digunakan pada berbagai alarm. 3. Far Infra Merah. Far Infra Red atau FIR, yaitu infra merah dengan gelombang panjang (λ=10100µm).Digunakan pada alat-alat kesehatan, yang kemudian dikembangkan lagi pada bidang-bidang lainnya, seperti keamanan di bandara berupa pengecekkan senjata biasa, senjata kimia, senjata biologi serta senjata lainnya. Infra merah gelombang panjang (Far IR) memiliki frekuensi seritar 0,1-10x1012 Hz. Infra merah seperti ini kemudian sering disebut sebagai gelombang Tera (THz). Pada spektrum elektromagnetik, FIR atau gelombang Tera ini terletak antara infra merah pada umumnya dengan gelombang mikro. 2.2Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16-bitsword) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock.Mikrokontroler AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction SetComputing).Secara umum, AVR dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan keluarga AT86RFxx.(Wardhana, 2006). 2.2.1 Arsitektur ATMega8535 Mikrokontroler AVR ATMega8535 memiliki arsitektur sebagai berikut: 1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D. 2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran. 3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan. 4. CPU yang terdiri atas 32 register. 5. Watchdog Timer dengan osilator internal. Universitas Sumatera Utara 7 6. SRAM sebesar 512 byte. 7. Memori flashsebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write. 8. Unit interupsi internal dan eksternal. 9. Port antarmuka SPI. 10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 11. Antarmuka komparator analog. 12. Port USART untuk komunikasi serial. Konfigurasi pin dari mikrokontroler ATMega8535 sebanyak 40 pin dapat dilihat pada Gambar berikut. Sumber: Wardhana, Lingga. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535 Simulasi, Hardware, dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset Gambar 2.2Konfigurasi pin ATMega8535 Dari gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega8535 sebagai berikut: 1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya. 2. GND merupakan pin ground. 3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC. Universitas Sumatera Utara 8 4.Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Timer/Counter, komparator analog dan SPI. 5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komparator analog dan Timer Oscilator. 6. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial. 7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler. 8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal. 9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC. 10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC. 2.2.2 Fitur ATMega8535 Mikrokontroler AVR ATMega8535 memiliki fitur sebagai berikut: 1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz. 2. Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte dan EEPROM sebesar 512 byte. 3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 saluran. 4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. 5. Enam pilihan mode sleepuntuk menghemat penggunaan daya listrik. Skema minimum sistemATMega8535 seperti ditunjukkan pada Gambar berikut. Gambar 2.3Sistem minimum mikrokontroler ATMega8535 Universitas Sumatera Utara 9 Blok diagram fungsional mikrokontroler ATMega8535 ditunjukan pada: Sumber: Wardhana, Lingga. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535 Simulasi, Hardware, dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset. Gambar 2.4Blok diagram fungsional ATMega8535 Universitas Sumatera Utara 10 2.3Fototransistor Fototransistor merupakan jenis transistor yang bias basisnya berupa cahaya infra merah. Besarnya arus yang mengalir di antara kolektor dan emitor sebanding dengan intensitas cahaya yang diterima fototransistor tersebut. Gambar 2.5Bentuk dan simbol fototransistor Fototransistor sering digunakan sebagai saklar terkendali cahaya infra merah, yaitu memanfaatkan keadaan jenuh (saturasi) dan mati (cut off) dari fototransistor tersebut.Prisip kerja fototransistor untuk menjadi saklar yaitu saat pada basis menerima cahaya infra merah maka fototransistorakan berada pada keadaan jenuh (saturasi) dan saat tidak menerima cahaya infra merah fototransistor berada dalam kondisi mati (cut off).Stuktur fototransistor mirip dengan transistor bipolar.Pada daerah basis dapat dimasuki sinar dari luar melalui suatu celah transparan dari luar kemasan transistor.Celah ini biasanya dilindungi oleh suatu lensa kecil yang memusatkan sinar di tepi sambungan basis emitor. Apabila tidak ada cahaya yang masuk pada lensa yang membuka, hanya arus botol yang sangat kecil mengalir antara kolektor dan emitor. Arus ini disebut arus gelap. Apabila cahaya mengenai sambungan PN kolektor-basis, arus basis yang dihasilkan berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Aksi tersebut menghasilkan arus kolektor yang dikuatkan. Kecuali untuk arus basis dibangkitkan, transistorfoto bertindak sebagai transistor bipolar konvensional. (Frank D. Petruzella, 2001) Sambungan antara basis dan kolektor, dioperasikan dalam catu balik dan berfungsi sebagai fotodioda yang merespon masuknya sinar dari luar. Bila tidak ada sinar yang masuk, arus yang melalui sambungan catu balik sama dengan nol. Jika sinar dari foton cukup dan mengenai sambungan catu balik, penambahan Universitas Sumatera Utara 11 pasangan hole akan terjadi dalam depletion region, menyebabkan sambungan menghantar. Jumlah pasangan hole yang dibangkitkan dalam sambungan akan sebanding dengan intensitas sinar yang mengenainya. Sambungan antara basis emitor dapat dicatu maju, menyebabkan piranti ini dapat difungsikan sebagai transistor bipolar konvensional. Gambar 2.6Rangkaian Dasar Fototransistor Fototransistor memiliki beberapa karakteristik yang sering digunakan dalam perancangan, yaitu: a. Dalam rangkaian jika menerima cahaya akan berfungsi sebagai resistan. b. Dapat menerima penerimaan cahaya yang redup (kecil). c. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima, maka semakin besar pula resistan yang dihasilkan. d. Memerlukan sumber tegangan yang kecil. e. Menghantarkan arus saat ada cahaya yang mengenainya. f. Penerimaan cahaya dilakukan pada bagian basis. g. Apabila tidak menerima cahaya maka tidak akan menghantarkan arus. Komponen ini memiliki sifat yang sama dengan transistor yaitu menghasilkan kondisi cut off dan saturasi. Perbedaannya adalah, bilamana pada transistor kondisi cut off terjadi saat tidak ada arus yang mengalir melalui basis ke emitor dan kondisi saturasi terjadi saat ada arus mengalir melalui basis ke emitor maka pada fototransistor kondisi cut off terjadi saat tidak ada cahaya infrared yang diterima dan kondisi saturasi terjadi saat ada cahaya infrared yang diterima. Kondisi cut off adalah kondisi dimana transistor berada dalam keadaan OFF sehingga arus dari collector tidak mengalir ke emitor. Pada rangkaian gambar diatas, arus akan mengalir dan membias basis transistor Q2 C9014. Kondisi Universitas Sumatera Utara 12 saturasi adalah kondisi di mana transistor berada dalam keadaan ON sehingga arus dari collektor mengalir ke emitor dan menyebabkan transistor Q2 tidak mendapat bias atau OFF. Fototransistor ST8-LR2 memiliki sudut area 15 derajat dan lapisan pelindung biru yang melindungi sensor dari cahaya-cahaya liar. Pada fototransistor yang tidak dilengkapi dengan lapisan pelindung ini, cahaya-cahaya liar dapat menimbulkan indikasi-indikasi palsu yang terkirim ke CPU dan mengacaukan proses yang ada di sana. Aplikasi komponen ini sebagai sensor peraba adalah digunakan bersama dengan LED Infrared yang dipancarkan ke permukaan tanah. Apabila permukaan tanah atau lantai berwarna terang, maka sinyal infrared akan dikembalikan ke sensor dan diterima oleh ST8-LR2. Namun bila permukaan tanah atau lantai berwarna gelap, maka sinyal infrared akan diserap dan hanya sedikit atau bahkan tidak ada yang kembali. 2.4Sensor Suhu LM35 Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika yang diproduksi oleh NationalSemiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan. Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA. Hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (selfheating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC . Universitas Sumatera Utara 13 Gambar 2.7 Skematik Bentuk dan Rangkaian Dasar Sensor Suhu LM35 Pin LM35 menunjukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius. Karakteristik Sensor LM35. 1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius. 2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 250C. 3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC. 4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt. 5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA. 6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam. 7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA. 8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC. Universitas Sumatera Utara 14 Gambar 2.8Grafik akurasi LM35 terhadap suhu Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan.Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100°C setara dengan 1 volt. Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka (interface) rangkaian control yang sangat mudah. IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV/°C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1 °C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV. IC LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperature ruang. Jangka sensor mulai dari –55°C sampai dengan 150°C, IC LM35 penggunaannya sangat mudah, difungsikan sebagai kontrol dari indikator tampilan catu daya terbelah. IC LM 35 dapat dialiri arus 60 μA dari suplay sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0 °C di dalam suhu ruangan. Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat dikalibrasikan langsung dalam celcius, LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor. Adapun keistimewaan dari IC LM 35 adalah : a. Kalibrasi dalam satuan derajat celcius. b. Lineritas +10 mV/ºC. Universitas Sumatera Utara 15 c. Akurasi 0,5 ºC pada suhu ruang. d. Range +2 ºC–1500C. e. Dioperasikan pada catu daya 4 V – 30 V. f. Arus yang mengalir kurang dari 60 μA. Secara prinsip, sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan, akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya. Jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya . Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh interferensi dari luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan sehingga dapat bertindak sebagai suatu antena penerima dan simpangan didalamnya, juga dapat bertindak sebagai perata arus yang mengkoreksi pada kasus yang sedemikian, dengan mengunakan metode bypass kapasitor dari Vin untuk ditanahkan. Maka dapat disimpulkan prinsip kerja sensor LM35 sebagai berikut: a. Suhu lingkungan dideteksi menggunakan bagian IC yang peka terhadap suhu. b. Suhu lingkungan ini diubah menjadi tegangan listrik oleh rangkaian di dalam IC, dimana perubahan suhu berbanding lurus dengan perubahan tegangan output. c. Pada seri LM35 Vout=10 mV/oC Tiap perubahan 1oC akan menghasilkan perubahan tegangan output sebesar 10mV. Kelebihan dan kelemahan IC Temperatur Sensor Tipe LM35 adalah: a. Kelebihan: 1. Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150 0C. Universitas Sumatera Utara 16 2. Low self-heating, sebesar 0,08 0C. 3. Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 volt. 4. Rangkaian tidak rumit. 5. Tidak memerlukan pengondisian sinyal. b. Kekurangan: 1. Membutuhkan sumber tegangan untuk beroperasi. 2. Aliran arus (drain) kurang dari 60 µA. 3. Pemanasan diri (self heating) rendah 0,08 0C. 2.5 Motor Stepper Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada motor. Karena itu, untuk menggerakkan motor stepper diperlukan pengendali motor stepper yang membangkitkan pulsa-pulsa periodik. Penggunaan motor stepper memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan penggunaan motor DC biasa. Motor stepper dibedakan menjadi dua macam berdasarkan magnet yang digunakan,yaitu tipe permanen magnet dan variabel reluktansi. Pada umumnya motor stepper yang digunakan saat ini adalah motor stepper yang mempunyai variabel reluktansi. Cara yang paling mudah untuk membedakan antara tipe motor stepper di atas adalah dengan cara memutar rotor dengan tangan ketika tidak dihubungkan ke suplay. (Iswanto,2008) Pada motor stepper yang mempunyai permanen magnet, ketika diputardengan tangan akan terasa lebih tersendat karena adanya gaya yang ditimbulkan olehmagnet permanen. Tetapi ketika menggunakan motor dengan variabel reluktansi, ketika diputar akan lebih halus karena sisa reluktansinya cukup kecil. Keunggulannya antara lain adalah: a. Sudut rotasi motor proporsional dengan pulsa masukan sehingga lebih mudah diatur. b. Motor dapat langsung memberikan torsi penuh pada saat mulai bergerak. Universitas Sumatera Utara 17 c. Posisi dan pergerakan repetisinya dapat ditentukan secara presisi. d. Memiliki respon yang sangat baik terhadap mulai, stop dan berbalik(perputaran). e. Sangat realibel karena tidak adanya sikat yang bersentuhan dengan rotorseperti pada motor DC. f. Dapat menghasilkan perputaran yang lambat sehingga beban dapat dikopel langsung ke porosnya. g. Frekuensi perputaran dapat ditentukan secara bebas dan mudah pada rangeyang luas. Gambar 2.9 Bagian–bagian dari motor stepper 2.5.1 Tipe Motor Stepper a. Motor Stepper Unipolar Motor stepper unipolar terdiri dari dua lilitan yang memiliki center tap. Center tap dari masing-masing lilitan ada yang berupa kabel terpisah ada juga yang sudah terhubung didalamnya sehingga center tap yang keluar hanya satu kabel. Untuk motor stepper yang center tapnya ada pada masing-masing lilitan kabel inputnya ada 6 kabel. Namun jika center tapnya sudah terhubung di dalam kabel inputannya hanya 5 kabel.Center tap dari motor stepper dapat dihubungkan ke pentanahan atau ada juga yangmenghubungkannya ke +VCC hal ini sangat dipengaruhi oleh Universitas Sumatera Utara 18 driver yang digunakan.Sebagai gambaran dapat dilihat konstruksi motor stepper bipolar pada gambar berikut : Gambar 2.10 Motor stepper Unipolar Sumber : Iswanto.2008.Belajar mokrikontroler AT89S51 dengan bahasa C.Yogyakarta;penerbit Andy b. Motor Stepper Bipolar Motor stepper bipolar memiliki dua lilitan perbedaaan dari tipe unipolar adalah bahwa pada tipe bipolar lilitannya tidak memiliki center tap. Keunggulan tipe bipolar yaitu memiliki torsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan tipe unipolar untuk ukuran yang sama. Pada motor stepper tipe ini hanya memiliki empat kabel masukan. Namun untuk menggerakan motor stepper tipe ini lebih rumit jika dibandingkan denganmenggerakan motor stepper tipe unipolar. Sebagai gambaran dapat dilihat konstruksi motor stepper bipolar pada gambar berikut : Gambar 2.11Motor stepper Bipolar Sumber : Iswanto.2008.Belajar mokrikontroler AT89S51 dengan bahasa C.Yogyakarta;penerbit Andy 2.6Relay Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar Universitas Sumatera Utara 19 penghantar tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis. Logam ferromagnetis adalah logam yang mudah terinduksi medan elektromagnetis. Ketika ada induksi magnet dari lilitan yang membelit logam, logam tersebut menjadi "magnet buatan" yang sifatnya sementara.Cara ini kerap digunakan untuk membuat magnet non permanen. Sifat kemagnetan pada logam ferromagnetis akan tetap ada selama pada kumparan yang melilitinya teraliri arus listrik. Sebaliknya, sifat kemagnetannya akan hilang jika suplai arus listrik ke lilitan diputuskan. Gambar 2.12Rangkaian cara / prinsip kerja relay Berikut ini penjelasan dari gambar di atas: a. Amarture, merupakan tuas logam yang bisa naik turun. Tuas akan turun jika tertarik oleh magnet ferromagnetik (elektromagnetik) dan akan kembali naik jika sifat kemagnetan ferromagnetik sudah hilang. b. Spring, pegas/per berfungsi sebagai penarik tuas. Ketika sifat kemagnetan ferromagnetik hilang, maka spring berfungsi untuk menarik tuas ke atas. c. Shading Coil, ini untuk pengaman arus AC dari listrik PLN yang tersambung dari C (Contact). d. NC Contact, NC singkatan dari Normally Close. Kontak yang secara default terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) ketika posisi OFF. e. NO Contact, NO singkatan dari Normally Open. Kontak yang akan terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) ketika posisi ON. Universitas Sumatera Utara 20 f. Electromagnet, kabel lilitan yang membelit logam ferromagnetik. Berfungsi sebagai magnet buatan yang sifatnya sementara. Menjadi logam magnet ketika lilitan dialiri arus listrik, dan menjadi logam biasa ketika arus listrik diputus. g. Aplikasi Rangkaian Pemicu Relay, ini adalah rangkaian/alat yang akan memicu relay untuk menjadi ON ketika sesuai situasi/kondisi tertentu. Rangkaian pemicu ini biasanya memiliki sensor atau rangkaian timer (memanfaatkan time delay). Rangkaian yang menggunakan sensor misalnya sensor suhu, sensor air, sensor cahaya, sensor arus, dll. Sedangkan rangkain timer misalnya timer pada mesin cuci, timer tv, dll. Sebenarnya aplikasi relay banyak sekali. Dari mobil-mobilan, kulkas, lampu sein,motor, mobil, dan pompa air otomatis, hingga peralatan pada pesawat terbang. Dari relay yang jenisnya kecil hingga yang mempunyai daya besar. Dari relay DC 5 volt, 12 volt hingga yang bervoltase tinggi. Keuntungan kita dalam menggunakan relay: 1. Kita bisa membuat rangkaian otomatis penyambung/pemutus (switch) tegangan AC dan DC. 2. Relay bisa digunakan pada switch tegangan tinggi. 3. Relay juga menjadi solusi pada switch dengan arus yang besar. 4. Bisa melakukan swith pada banyak kontak dalam waktu yang bersamaan. 2.7 Transistor Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai tiga elektroda (triode) yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan pemancar (emitor). Dengan ketiga elektroda (terminal) tersebut, tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Banyak sistem elektronis yang sangat tergantung pada kemampuan transistor untuk bertindak sebagai saklar. Transistor yang digunakan sebagai saklar mempunyai keuntungan yang tidak mempunyai bagian yang berputar, yang dapat beroperasi ON dan OFF pada kecepatan yang sangat tinggi, Universitas Sumatera Utara 21 memerlukan tegangan dan arus penggerak yang sangat rendah untuk memicu aksi penghubungan. Gambar 2.13Jenis Trasistor Transistor termasuk komponen semi konduktor yang bersifat menghantar dan menahan arus listrik.Ada 2 jenis transistor yaitu transistor tipe P-N-P dan transistor jenis N-P-N.Transistor NPN adalah transistor positif dimana transistor dapat bekerja mengalirkan arus listrik apabila basis dialiri tegangan arus positif. Sedangkan transistor PNP adalah transistor negatif. Dapat bekerja mengalirkan arus apabila basis dialiri tegangan negatif. Dalam dunia elektronika, fungsi transistor ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai sebuah penguat (amplifier). 2. Sirkuit pemutus dan penyambung (switching). 3. Stabilisasi tegangan (stabilisator). 4. Sebagai perata arus. 5. Menahan sebagian arus. 6. Menguatkan arus. 7. Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi. 8. Modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya. 2.8Catu Daya Hampir semua perangkat elektronika sekarang ini membutuhkan supply arus searah/DC (direct current) yang stabil dan dengan konsumsi yang lama. Beberapa contoh perangkat elektronika yang membutuhkan supply arus DC adalah: televisi, komputer, radio, tape cassete, camcoder dll. Meskipun kelihatannya perangkat elektronika tersebut dicolokkan pada sumber arus/tegangan PLN sebagai sumber Universitas Sumatera Utara 22 tegangan dan arus AC (alternating current), tetapi sebenarnya didalam rangkaian perangkat elekronika tersebut sudah include rangkaian penyearah dari tegangan AC menjadi tegangan DC. Gambar 2. 14Diagram Blok Catu Daya. Sebenarnya sudah ada catu tegangan/arus DC yang stabil, contoh: baterai, accu, dll, tetapi sangat disayangkan catu tegangan tersebut tidak bertahan lama.Semakin lama sumber arus/tegangan dalam baterai atau accu tersebut akan menurun sebanding dengan jumlah dan lama penggunaan. Untuk itu perlu adanya sebuah catu daya yang berupa sebuah rangkaian elektronika yang dapat mensuplai kebutuhan tegangan dan arus secara continue dan tahan lama. Untuk memahami pengertian catu-daya atau power supply sebaiknya kita lebih mengarah pada sumber daya dc yang dapat menjalankan peralatan elektronika secara langsung, meskipun mungkin diperlukan beberapa cara untuk meregulasi dan menjaga suatu ggl agar tetap meskipun beban berubah-ubah. Energi yang paling mudah tersedia, yaitu arus bolak-balik, harus diubah (disearahkan) menjadi dc berpulsa (pulsating dc), Pengertian dari istilah “catudaya” atau “power-supply” biasanya berarti suatu sistem penyearah-filter (rectifier-filter) yang mengubah ac menjadi dc murni. Banyak rangkaian catudaya yang berlainan yang dapat digunakan untuk pekerjaan tersebut. Komponen dasar yang digunakan untuk rangkaian yang lebih sederhana adalah transformator, penyearah, resistor, kapasitor, dan induktor 2.8.1 Tansformator Step Down Gambar 2.15 Transformator/transformer Universitas Sumatera Utara 23 Transformator terdiri dari dua kumparan (sering disebut ‘gulungan’) dihubungkan oleh inti besi, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Antara gulungan primer dan gulungan sekunder tidak ada hubugan secara langsung, tetapi mereka dihubungkan oleh sebuah medan magnet yang terjadi dalam inti. Gambar 2. 16Transformator Step Down Transformers digunakan untuk mengubah tegangan listrik dari sisi primer ke sisi sekunder dengan mengurangi kerugian daya. Mereka hanya bekerja dengan AC (alternating current) karena mereka memerlukan medan magnet yang berubah/fluktuatif pada inti besi. Transformers dapat berfungsi sebagai peningkat tegangan (step-up) serta mengurangi tegangan (step-down).Tegangan AC mengalir pada gulungan primer (input) menciptakan perubahan medan magnet secara terus-menerus dalam inti besi. Medan magnet ini akan menginduksi sisi gulungan sekunder. Output gulungan sekunder juga akan terinduksi sesuai dengan gerakan fluktuasi tegangan dari lilitan primer. Jika kumparan sekunder dihubungkan ke beban/tahanan, tegangan induksi akan membuat aliran arus induksi. Istilah yang benar untuk tegangan induksi ini biasanya disingkat GGL (gaya gerak listrik). Transformers memiliki dua keuntungan besar melalui metode lain dari perubahan tegangan: 1. Mereka menyediakan listrik isolasi total antara input dan output, sehingga mereka dapat dengan aman digunakan untuk mengurangi tegangan tinggi dari pasokan listrik. 2. Hampir tidak ada daya yang terbuang di trafo. Mereka memiliki efisiensi tinggi (dari daya / kekuatan) dari 95% atau lebih. Universitas Sumatera Utara 24 Output AC dari sisi sekunder transformator kemudian disearahkan dengan menggunakan dioda-dioda rectifier silikon konvensional untuk menghasilkan output yang masih kasar. Output ini kemudian dihaluskan dan kemudian difilter sebelum disalurkan ke sebuah rangkaian yang akan mengatur/menstabilkan tegangan outputnya agar output ini tetap berada dalam keadaan relatif konstan walaupun terdapat fluktuasi baik pada arus beban maupun pada tegangan input sumber. (Mike Tooley,2003). 2.9 Software Pemograman dan Software Downloader Bahasa C merupakan salah satu bahasa yang cukup populer dan handaluntuk pemrograman mikrokontoler. Dalam melakukan pemrograman mikrokontroler diperlukan suatu software pemrograman, salah satunya yang mendukung bahasa C adalah Code Vision AVR (CVAVR). CVAVR hanya dapat digunakan pada mikrokontroler keluarga AVR. CVAVR selain dapat digunakan sebagai software pemrograman juga dapat digunakan sebagai software downloader. Software downloader akan men-download-kan file berekstensi “.hex” ke mikrokontroler. 2.9.1 Men-download Program ke Mikrokontroler dengan CVAVR Persiapan pertama sebelum men-download adalah menghubungkan minimum sistem ATMega8535 dengan PC melalui USB port atau serial porttergantung spesifikasi minimum sistemnya. Langkah berikutnya adalah membuat listing program yang akan di-download-kan nantinya dengan CVAVR, seperti tampak pada Gambar 2.17 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 25 Gambar 2.17Screenshoot CodeVision AVR Langkah berikutnya setelah pengetikan listing program selesai adalah proses compile, yaitu proses pengecekan adanya error pada listing program yang telah dibuat, jika tidak terdapat error seperti pada Gambar 2.18, listingprogram dapat disimpan. Universitas Sumatera Utara 26 Gambar 2.18 Screenshoot proses compile Program tersebut akan disimpan dengan ekstensi “.c”, agar dapat didownload ke mikrokontroler maka ekstensi tersebut harus diubah dulu ke ekstensi “.hex”, yaitu dengan cara “build” atau dengan kombinasi tombol “Shift+f9”, maka akan tampak seperti pada Gambar 2.19 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 27 Gambar 2.19 Screenshoot proses build Langkah selanjutnya, untuk proses pengisian program ke mikrokontroler ATMega8535 (flash programming) yaitu dengan cara menekan tombol “program the chip” pada window build tadi. Prosesnya seperti pada Gambar 2.20 berikut ini: Gambar 2.20 Screenshoot proses flash program Universitas Sumatera Utara