Document

advertisement
1
ANALISIS MANAJEMEN BISNIS PONDOK PESANTREN FATHIYYAH
AL IDRISIYYAH PAGENDINGAN KABUPATEN TASIKMALAYA
Deni Maulana
Asep Saepulloh
Email : [email protected]
[email protected]
Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi
Tasikmalaya
ABSTRACT
The research objective of this title is to determine how the application of
business management boarding school run by Fathiyyah pagendingan, so it can be
applied in the business world. Research methods used by the author is descriptive
qualitative method. To obtain accurate data, the authors carried out data collection is
through interview, observation and documentation for further qualitative analysis. The
steps of data analysis by the author is by reducing the data, presenting the data in
tabular form so that the results of the analysis can be taken a conclusion. Based on the
research results, the boarding school Al Idrisiyyah Fathiyyah Pagendingan Tasikmalaya
has implemented business management, as evidenced by the adoption of regulations:
(a) the development of a business run from a standing start to now many significant
increase. (b) the development of a business run by Kopontren Fathiyyah. (c)
application in the management of the business conducted in accordance with the
management and and operational functions.
Keywords;
business
management,
boarding,
management
and
operational
management functions.
ABSTRAK
Tujuan penelitian tentang judul ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penerapan manajemen bisnis yang dijalankan oleh pondok pesantren Fathiyyah
pagendingan, sehingga dapat diaplikasikan dalam dunia bisnis. Metode penelitian yang
2
digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif kualitatif. Untuk memperoleh data
yang akurat, pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah melalui wawancara,
observasi serta dokumentasi untuk selanjutnya dilakukan analisa secara kualitatif.
Adapun langkah analisis data yang dilakukan penulis yaitu dengan cara mereduksi data,
menyajikan data dalam bentuk tabel sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diambil
sebuah kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, pondok pesantren Al Idrisiyyah
Fathiyyah Pagendingan Tasikmalaya telah menerapkan manajemen bisnis, terbukti
dengan diterapkannya regulasi: (a) perkembangan bisnis yang dijalankan dari awal
berdiri sampai sekarang banyak kenaikan secara signifikan (b) berkembangnya bisnis
yang dijalankan oleh Kopontren Fathiyyah (c) penerapan manajemen dalam bisnis yang
dilakukan telah sesuai dengan fungsi manajemen dan operasional.
Keywords; manajemen bisnis, pondok pesantren, fungsi manajemen dan
operasional manajemen.
PENDAHULUAN
Wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru
dengan mengambil risiko yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola
suatu bisnis dengan menerima imbalan/balas jasa berupa profit finansial maupun non
finansial (Pandji Anoraga, 2004: 40)
Keberhasilan seorang wirausaha bergantung kepada kemampuan dirinya sebagai
pengusaha dan tindakan-tindakannya yang pada dasarnya menunjukkan bahwa ia
merupakan seorang manajer yang efektif dan efisien. Faktor-faktor yang menimbulkan
kegagalan dalam kegiatan seorang wirausaha dapat dibedakan kepada dua unsur pokok
yaitu: kegagalan sebelum memulai usaha dan kegagalan sedang menjalankan usaha.
Dengan itu, harus memiliki daya cipta dan selalu berusaha mewujudkan pembaruan atau
inovasi yang baru yang merupakan syarat yang perlu di miliki oleh seorang wirausaha
yang sukses.
Suatu kegiatan usaha yang telah dipilih oleh wirausaha tidak serta merata akan
memberikan jaminan bahwa usaha yang dipilihnya tersebut akan mendatangkan
keuntungan jika usaha tersebut tidak dikelola secara professional. Pengelolaan usaha
yang baik dapat dilakukan dengan mengacu pada manajemen bisnis, langkah ini
merupakan salah satu jalan menuju keberhasilan usaha. Seorang wirausahawan harus
3
mempunyai perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang serius sehingga tercapai
sesuatu yang diinginkan.
Oleh karena itu, para pengusaha harus melakukan pengelolaan dan pengaturan
usaha atau bisnis yang baik dengan menerapkan prinsip manajemen yang baik yang
meliputi langkah perencanaan yang matang, merekrut orang menjadi karyawan di
perusahaan kita, memberikan pekerjaan sesuai dengan keahlian, adanya kebijakan
pemimpin yang baik terhadap bawahannya, dan bisa mengendalikan atau mengawasi
apa-apa saja yang bisa terjadi terhadap perusahaan atau bisnis kita. Dengan itu
perusahaan bisa memprediksi bisnis yang dijalankannya sehingga ada antisipasi
terhadap perusahaan yang dijalankannya atau mengurangi hambatan yang
buruk
terhadap perusahaan.
Pondok pesantren merupakan suatu lembaga keagamaan Islami yang berorientasi
mencetak pribadi muslim yang berwawasan Islami dan berkarakter rahmatan lil alamin.
Oleh karena itu, pondok pesantren pada umumnya melakukan aktivitas hanya
dalam urusan habluminallah atau spritual saja dalam hal yang lain kurang dapat
perhatian. Maka pesantren tidak banyak melakukan aktivitas bisnis karena konsep
pengetahuan kurang dipahami sehingga para pengurus pesantren tidak banyak terfokus
pada urusan duniawi.
Setelah perkembangan jaman, maka banyak pondok pesantren yang maju dan
mengembangkan dibidang muamalah. Oleh karena itu banyak pesantren yang
mendirikan usaha bisnis yang di kelola oleh para pengurus pesantren dan dibantu oleh
santri-santrinya seperti mengelola tanah milik pesantren yang dijadikan perkebunan,
mendirikan koperasi pesantren dan bisnis lainnya. Akan tetapi tidak cukup membuka
bisnis tanpa adanya manajemen yang baik, maka banyak orang yang berbisnis tidak
memakai konsep manajemen bisnis yang baik sehingga banyak para pembisnis yang
gagal. Dengan itu perlu suatu perusahaaan, lembaga maupun pesantren melakuan
kegiatan bisnis yang dijalankannya dengan menerapkan manajemen yang baik supaya
usaha bisa berjalan dengan lancar dan bisa memprediksi apa-apa yang terjadi pada
perusahaan tersebut. Maka dengan bisnis yang dijalankan seperti itu akan mendapatkan
hasil yang optimal.
4
Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui bagaimana cara penerapan
mananjemen bisnis yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Fathiyyah Al Idrisiyyah
Pagendingan Kabupaten Tasikmalaya.
Alasan memilih penelitian di Pondok Pesantren Fathiyyah Al Idrisiyyah
Pagendingan Kabupaten Tasikmalaya adalah kebanyakan pondok pesantren melakukan
aktivitas hanya dalam habluminallah atau spritual saja dalam hal yang lain kurang dapat
perhatian. Maka pesantren tidak banyak melakukan aktivitas bisnis karena konsep
pengetahuan kurang dipahami sehingga para pengurus pesantren tidak banyak terfokus
pada urusan duniawi.
Dengan itu, penulis melihat suatu pesantren yang berkembang sangat signifikan
sehinggs pertumbuhan bisnis yang dijalankan semakin berkembang. Maka dengan tahu
cara penerapan manajemen bisnis yang dipakai diterapkan pembisnis dan masyarakat
bisa menerapkan manajemen yang sama seperti yang dijalankan oleh pondok pesantren.
Berdasarkan Latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut “ Bagaimana Penerapan Manajemen Bisnis pondok pesantren
Fathiyyah Al Idrisiyyah Pagendingan Kabupaten Tasikmalaya”
Sejalan dengan rumusan masalah, maka
tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui tentang “Penerapan Manajemen Bisnis Pondok Pesantren Fathiyyah Al
Idrisiyyah Pagendingan Kabupaten Tasikmalaya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan bisnis yang
dijalankan oleh pondok pesantren sehingga dapat diaplikasikan oleh lembaga pesantrenpesantren yang lainnya maupun masyarakat di dalam menjalankan usaha.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi analisis,
menggambarkan dan mendekripsikan suatu permasalahan secara umum (generalisasi).
Menurut Winarno Surakhmad (1998:140), bahwa analisis deskripsi yaitu suatu
penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang,
pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas pada kumpulan data tetapi meliputi analisa
dan menginterpretasikan tentang arti dari permasalahan yang ada.
5
Adapun pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Sumber data pada penelitian ini adalah sumber data primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari sumbernya, dan sumber data sekunder yaitu data-data yang
didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari bukubuku, dokumen, modul-modul, dan lain yang berhubungan dengan manajemen bisnis
pondok pesantren.
Langkah yang sangat penting dalam sebuah penelitian, maka seorang peneliti
harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Maka
pengumpulan data yang dipakai adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Adapun langkah-langkah dalam analisis data adalah sebagai berikut : a) Data
reduction (reduksi data) adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang pokok (Sugiyono,2012:92). b) Display data
(penyajiaan data), dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart dan selanjutnya (Sugiyono, 2012 : 95). Dan c) Conclusion drawing /
verification adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi (Sugiyono, 2012: 99).
Waktu Penelitiaan Pondok Pesantren Fathiyyah Al Idrisiyyah Pagendingan dari
tanggal November 2012 sampai April 2013 yang lokasinya di Pesantren Tharekat
Idrisiyyah yang juga mempunyai nama Yayasan Al-Idrisiyyah, terletak di Kampung
Pagendingan, Desa Jatihurip, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya sekitar 80
Km ke arah Selatan dari ibukota propinsi Jawa Barat, Bandung.
HASIL dan PEMBAHASAN
Analisis Manajemen Bisnis Pondok Pesantren Fathiyyah Al Idrisiyyah
Manajemen menurut Harold Koontz dan Cyril O’donel dalam buku
karangan Amirullah I Hardjanto (2005: 98), Management is getting things done
throught people. In bring about this coordinating of group activity, the manager, as
a manager plant, or ganizes, staffs, and direct and controls the activities other
people. Manajemen adalah usaha mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang
lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas
6
orang lain yang meliputi perencanaan, pengoranisasian, pergerakan dan
pengendalian.
Manajemen menurut pandangan Islam adalah aliran manajemen yang
berupaya menundukan ilmu manajemen dengan menerapkan fungsi manajemen
dalam perspektif Islam secara utuh yang diatur dalam Al-Qur’an dan Hadist
(Kartawan dan Agus Susanto, 2009:57).
Dalam pandangan Agama Islam segala sesuatu harus dilakukan secara
rapih, benar, tertib, teratur dan tuntas, tidak boleh dilakukan secara asal-asalan.
Dengan itu, menjadi suatu indikator pekerjaan manajemen yang meliputi rapi,
benar, tertib, teratur, dan sistematis berdasarkan syariat Islam (aturan yang
ditetapakan berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW)
Landasan Al Quran tentang manajemen:
           
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh”(QS. Ash-Shaff :(61) 4)
Kokoh disini maksudnya adanya sinergi yang rapi antara bagian yang satu
dengan bagian yang lain. Jika hal ini terwujud akan menghasilkan suatu
(pencapaian tujuan) yang maksimal. Dengan demikian dapat disimpulkan : a)
manajemen merupakan bagian dari syariat Islam dan b) manajemen Islam identik
atau sama dengan manajemen (Ma’ruf Abdullah, 2012: 14)
Bisnis adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia, organisasi
ataupun masyarakat luas yang dilayani dengan baik sehingga puas senang, maka
kepuasan yang didapatkan oleh masyarakat pengusaha akan mendapatkan
keuntungan dan kemudahan tersebut akan digunakan untuk mengembangkan usaha
agar menjadi lebih luas (Indriyo Gitosuadarmo, 2003: 2-3).
Bisnis menurut pandangan Islam, bahwa bisnis Islam adalah serangkaian
aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan
barang dan jasa termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan
pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram (Dwi suwiknyo,2009: 44).
Sebagimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqarah (2):188:
7
             
   
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain
diantara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan)
harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta
benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”
Makna-makna inilah yang antara lain dikandung oleh penggunaan kata
baynakum dalam firmannya yang memulai uraian menyangkut perolehan harta.
Kata antara mengisyaratkan juga bahwa interaksi dalam perolehan harta terjadi
antara dua pihak. Harta seakan-akan berada di tengah, dan kedua pihak berada pada
posisi ujung yang berhadapan. Keuntungan atau kerugian dari interaksi itu tidak
boleh ditarik terlalu jauh oleh masing-masing sehingga salah satu pihak merugi,
sedang pihak yang lain mendapat keuntungan, sehingga bila demikian harta tidak
lagi berada ditengah atau antara, dan kedudukan kedua pihak tidak lagi seimbang.
Peroleh yang tidak seimbang adalah bathil, dan yang bathil adalah segala sesuatu
yang tidak hak, tidak dibenarkan oleh hukum, serta tidak sejalan dengan runtuyan
ilahi walaupun dilakukan atas dasar kerelaan yang berinteraksi.
Pengertian manajemen dan bisnis di atas dapat kita jelaskan manjadi dua
definisi yaitu manajemen bisnis secara umum dan manajemen bisnis secara syariah.
Manajemen bisnis secara umum adalah suatu proses aktivitas masyarakat yang
mana melakukan bisnis dengan penerapan prinsip manajemen yang berupa
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan agar tercapainya
tujuan yang di harapkan dengan melakukan usaha aktivitas produksi, distribusi dan
perdagangan baik berupa barang maupun jasa yang saling menguntungkan dan
memberikan manfaat (kepuasan). Sedangakan manajemen bisnis secara syariah
adalah suatu aktivitas usaha masyarakat yang menerapakan prinsip manajemen
untuk memenuhi kebutuhan dengan bentuk yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan
barang dan jasa termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan
pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram atau melakuakn aktivitas
usaha harus berdasarkan syariat hukum Islam yang diatur dalam Al-Quran dan
Hadist.
8
Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Bisnis
Fungsi manajemen dalam bisnis adalah sebagai berikut a) Fungsi planning
Perencanaan adalah suatu kegiatan dalam pengambilan keputusan (decision
making) dalam menentukan sasaran metode, waktu dan orang yang tepat yang
dilakukan manajer dalam suatu organisasi. Secara garis besar dalam perencanaan
terdapat tiga kegiatan utama yaitu, menetapkan tujuan, menentukan bagaimana cara
mencapai tujuan, dan menentukan fasilitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan
(Kartawan dan Agus Susanto,2009: 99-100). Dalam penentuan perencanaan di
pondok pesantren terdiri dari visi dan misi yang tujuannya lebih terhadap
kesejahteraan umat dengan melalui siatem perekonomian yang di jalani, inspirasi
dan ide dari pimpinan (guru mursyid), analisis SWOT (kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman), situasi dan kondisi pasar dan melihat kondisi pemukiman.
Fungsi ini mengidentifikasikan bahwa dalam pengelolan perlu adanya perencanaan
yang cermat untuk mencapai target atau tujuan yang telah ditentukan, baik untuk
jangka panjang maupun jangka pendek yang pembuatan program-program kegiatan
serta sarana-sarana yang diperlukan. b) Fungsi organizing adalah pengelompokan
dan pengaturan orang untuk dapat digerakan sebagai kesatuan sesuai dengan
rencana yang telah dirumuskan menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
(Kartawan dan Agus Susanto, 2009: 138). Didalam fungsi organisasi yang
diterapkan oleh pondok pesantren adalah 1) Bentuk organisasi sudah terstruktur
baik di koperasi maupun unit usaha. Bentuk struktur yang dipakai oleh Kopontren
Fathiyyah Al Idrisiyyah adalah bentuk fungsional yang berarti pemaparan
pembagian dan pengklasifikasian tugas berdasarkan intensitas fungsi pekerjaan
secara jelas dan manfaatnya dapat lebih mudah pengawas dan menempatkannya
pada posisi yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan mudah. 2) Job description,
lebih terhadap sutau keterangan yang tertulis baik itu identitas, tugas dan tanggung
jawab suatu jabatan. 3) Kebebesan wewenang, para manager diberikan kebebasan
wewenang dalam memimpin bisnis yang dijalankan supaya tidak terpaku terhadap
pimpinan Kopontren Fathiyyah Al Idrisiyyah. 4) Pendelegasian, Kopontren
Fathiyyah Al Idrisiyyah mengambil beberapa karyawan untuk ikut acara dan
pelatihan. 5) Pembagian kerja (job spesification), untuk penempatan kerja pada
Kopontren Fathiyyah Al Idrisiyyah dalam menjalankan unit-unit usaha tidak
9
menuntut dari pendidikan yang tinggi akan tetapi lebih terhadap skill dan
keterampilan yang dimilikinya.
6) Tanggung jawab, karyawan Kopontren
Fathiyyah Al Idrisiyyah terhadap suatu pekerjaan yang dijalankannya lebih tujuan
orientasi ibadah dan dakwah. dan 7) Melakukan even-event baik secara tahunan
maupun bualanan sebagai conto even yang telah dilakukan pada tahun 2012 adalah
buka bersama dengan 1000 anak yatim piatu, qini pekan nasional. c) Fungsi
actuating yaitu implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana
seluruh anggota, manager, dan karyawan yang berada dalam satu sistem dan satu
organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masingmasing dan tugas masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah
ditentukan dan ditargetkan. Dan d) Fungsi controling adalah suatu usaha sistematik
untuk menetapakan standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem
umpan balik informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah
ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan tersebut, dan mengambil
tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa sumber daya
perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif
guna mencapai sasaran perusahaan (Yohannes Yahya, 2006: 116). Pondok
pesantren
dalam fungsi controling yang diterapkan pada bisnisnya yaitu
mengadakan evaluasi 1 bulan dengan semua manager, membentuk tim pengawas
dan meminta laporan keuangan dan catatan bisnis lainnya.
Penerapan Manajemen berdasarkan Operasional
Sedangkan manajemen secara operasional yang diterapkan oleh pondok
pesantren Fathiyyah Al Idrisiyyah antara lain yaitu, (a) Manajemen sumberdaya
manusia adalah suatu proses yang didasarkan pada fungsi manajemen yang
kegiatannya pengadaan (rekrutmen), seleksi, pelatihan dan pengembangan,
penilaian kerja, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pelepasan sumber daya
manusia agar tercapai tujuan organisasi dan masayarakat (Marihot Tua Efendi
Hariandja, 2007: 2). Adapun yang dilakukan oleh pondok pesantren dalam bisnis
yaitu (1) Pembenahan sistem rekrutmen dan seleksi, untuk perekrutan di pondok
pesantren pada unit-unit bisnis ini tidak lain dari kerjasama dengan pengurus
pesantren dan lembaga pendidikan (SMK dan MA) dan untuk seleksinya tidak jauh
beda dengan tahapan perusahaan yang lain akan tetapi yang membedakannya lebih
10
terhadap tujuan dakwah. (2) Orientasi karyawan, lebih mengenalkan proses kerja
pada masing-masing unit usaha yang dijalankan dan dijelaskan pada karyawan baru
bahwa kerja disini lebih orientasi dakwah. (3) Pelatihan dan pengembangan SDM,
tujuan dari pelatihan dan pengembangan kepada karyawan tidak lain memberikan
motivasi dan pengalaman kerja. (4) Evaluasi kinerja karyawan di pondok pesantren
Fathiyyah Al Idrisiyyah lebih secara pribadi dan kekeluargaan dalam memberikan
masukan-masukan tentang kinerja karyawan yang baik dan menjelaskan apa-apa
saja yang harus dilakukan dalam melakukan pekerjaan. dan (5) Penilian prestasi,
penilaian kinerja di pondok pesantren yang diterapkan Kopontren Fathiyyah Al
Idrisiyyah dengan beberapa penentuan yaitu loyal, kejujuran, ketaatan yang tinggi
terhadap pondok pesantren baik pada ajaran thareqat maupun unit usaha. (b)
Manajemen keuangan (financial management) adalah berkaitan dengan perolehan
keputusan investasi, pendanaan dan manajemen aktiva dengan beberapa tujuan
umum sebagai latar belakangnya (James C. Van Horne dan John M. Wachowicz,
JR,2005: 3). Dengan berdasarkan fungsi manajemen keuangan yaitu dalam hal
keputusan investasi, pembiayaan, dan dividen untuk suatu organisasi atau
perusahaan. Adapun yang dilakukan dalam manajemen keuangan oleh pondok
pesantren yaitu (1) Pembenahan sistem keuangan yang lebih efisisen terhadap
sumber dana dan penyaluran dana keunit-unit usaha pondok pesantren. (2)
Penyelesaian keuangan yang macet, lebih terhadap cara monitoring yang
memperbaiki laporan keuangan debitur (catatan, akuntan, appraisal) dan
pengamatan manajemen perusahaan yang dijalankan. (3) Pembentukan modal
investasi ddengan kerjasama dengan lembaga perbankan, perusahaan dan
pemerintah. (4) Pengalokasian dana sosial ini berupa beasiswa tiap tahun yang
diberikan kepada bidang pendidikan yang diberikan kepada siswa yang berprestasi,
tidak mampu dan santunan kepada anak yatim piatu serta panti jompo. (c)
manajemen pemasaran sosial dan adalah suatu proses pemasaran produk dan jasa
usaha yang melalui saluran distribusi yang merupakan inti dari pembangunan
jaringan dengan memakai fungsi manajemen agar tercapai tujuan yang diharapakan
(Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, 2002: 162).
Dengan itu manajemen pemasaran yang dilakukan oleh pondok pesantren ini lebih
terhadap persiapan promosi dengan membentuk tim marketing, pembuatan website
11
yang menginformasikan kegiatan bisnis pondok pesantren, pembuatan sarana
promosi baik itu pamplet, spanduk dan brosur dan pembentukan promo bulanan
oleh tim marketing yang telah dijadwalkan pada bulan febuari 2013 sampai febuari
2014.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dalam skripsi ini maka penulis akan
menyimpulkan bahwa Pondok Pesantren Fathiyyah Al Idrisiyyah dalam kegiatan
bisnis yang di bawahi oleh Kopontren Fathiyyah Al Idrisiyyah sangat berkembang
secara signifikan baik secara pertumbuhan bisnis maupun profit yang didapatkan.
Pondok Pesantren Fathiyyah Al Idrisiyyah berkembang pesat dalam
kegiatan usahanya tidak lain telah menerapkan manajemen dan organisasi yang
baik. Penerapan manajemen bisnis di pondok pesantren Fahiyyah Al Idrisiyyah
telah diterapkan baik itu fungsi maupun operasional. Adapun Fungsi manajemen
dalam bisnis adalah sebagai berikut: (a) Fungsi planning, dalam penentuan
perencanaan di pondok pesantren Fathiyyah Al Idrisiyyah terdiri dari visi dan misi,
inspirasi dan ide dari pimpinan, analsis SWOT, situasi dan kondisi pasar dan
melihat kondisi pemukiman. Fungsi ini mengidentifikasikan bahwa dalam
pengelolan perlu adanya perencanaan yang cermat untuk mencapai target atau
tujuan yang telah ditentuka, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek yang
pembuatan program-program kegiatan serta sarana-sarana yang diperlukan. (b)
Fungsi organizing, didalam fungsi organisasi yang diterapkan oleh pondok
pesantren Fathiyyah Al Idrisiyyah adalah bentuk organisasi yang terstruktur, job
description, kebebesan wewenang, pendelegasian, pembagian kerja, tanggung
jawab dan melakukan even-event. (c) Fungsi actuating yaitu implementasi dari
perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh anggota, manager, dan
karyawan yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara
bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing dan tugas masing-masing
untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditentukan dan ditargetkan. Dan (d)
Fungsi controling, dimana pondok pesantren Fathiyyah Al Idrisiyyah dalam fungsi
controling yang diterapkan di dalam bisnisnya adalah mengadakan evaluasi 1
12
bulan, membentuk tim pengawas dan meminta laporan keuangan dan catatan bisnis
lainnya.
Sedangkan manajemen berdasarkan operasional yang diterapkan oleh
pondok pesantren Fathiyyah Al Idrisiyyah antara lain meliputi: (a) Manajemen
sumberdaya manusia, adapun yang dilakukan oleh pondok pesantren Fathiyyah Al
Idrisiyyah dalam bisnis yaitu pembenahan sistem rekrutmen dan seleksi, orientasi
karyawan, pelatihan dan pengembangan SDM, evaluasi kinerja karyawan, dan
penilian prestasi. (b) Manajemen keuangan yang dilakukan oleh pondok pesantren
yaitu pembenahan sistem keuangan, penyelesaian keuangan yang macet,
pembentukan modal investasi, pengalokasian dana sosial. (c) manajemen
pemasaran yang dilakukan oleh pondok pesantren ini Fathiyyah Al Idrisiyyah lebih
terhadap persiapan promosi dengan membentuk tim marketing, pembuatan website,
pembuatan sarana promosi dan pembentukan promo bulanan oleh tim marketing.
Saran
Sejalan dengan simpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut:
1. Para pembisnis harus menguasai konsep manajemen
bisnis
untuk
mengembangkan bisnis yang dijalankan
2. Henndaknya menerapkan fungsi manajemen dalam kegiatan bisnis yang
dijalankan
3. Semua kegiatan bisnis yang dijalankan harus didasarkan dengan hukum syariat
Islam
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M Ma’ruf. 2012. Manajemen Berbasis Syariah. Yogyakarta : Aswaja
Pressindo
Anaroga, Pandji. 2004. Manajemen Bisnis. Jakarta : PT. Rineke Cipta
Gitosudarmo, Indriyo. 2003. Pengantar Bisnis. Yogyakarta : BPFE
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta
: Grasindo
13
Horne, James C. Van dan John M. Wachowics, JR. 2005. Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat
Imam, Harjandto Amirullah. 2005. Pengantar Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu
Kartawan Dan Agus Susanto. 2009. Pengantar Manajemen Syariah. Bandung :
Guardaya Intimarta
Rivando, tommy. 2010. Penerapan Manajemen Dalam Bisnis. [Online].
Tersedia:http://tommy-rivando.blogspot.com/2010/10/penerapanmanajemen-dalam-dunia-usaha.html. [15 Desember 2012]
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alpabeta
Surakhmad, Winarno. 1998. Pengantar Ilmiah. Bandung : Tarsito
Suwikyo, Dwi. 2009. Kamus Lengkap Ekonomi Islam. Jakarta Selatan : Total
Media
Yahya, Yohannes. 2006. Pengantar Manajemen. Yogyakarta :Graha Ilmu
Yusanto, M Ismail dan M Karebet Widjajakusuma. 2002. Menggagas Bisnis
Islami. Jakarta : Gema Insani
Download