DEWAN PENGURUS PUSAT SP BCA BERSATU PT BANK

advertisement
DEWAN PENGURUS PUSAT
SP BCA BERSATU
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk
No. Pencatatan : 519/V/P/VII/2007
Alamat Korespondensi : Menara BCA – Grand Indonesia - Lantai 22, Jl. M. H. Thamrin No. 1 Jakarta 10310 Telp. 021 23588000 Fax. 021 23588343
SPB Call Center : 0857 1979 3339
No
: 003/DPP SPB/I/2010
Jakarta, 13 Januari 2010
Kepada Yth.
Rekan-Rekan Media (Cetak dan Elektronik)
di tempat
Perihal : Undangan Liputan Dalam Sidang Pleno Uji Materi
Pasal 120 Ayat (1) dan 121 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan akan dilakukannya sidang pleno terhadap permohonan uji materi Pasal
120 ayat (1) dan Pasal 121 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, maka melalui surat
ini kami mengundang rekan-rekan media baik cetak maupun elektronik untuk berkenan
kiranya hadir dan melakukan liputan terhadap acara tersebut, yang akan diselenggarakan
pada :
Hari
Tanggal
Waktu
Tempat
: Kamis
: 14 Januari 2010
: 14.00 wib sd selesai
: Gedung Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia – Lantai 2
Jalan Medan Merdeka No. 6 Jakarta Pusat
Atas kehadiran rekan-rekan media untuk melakukan peliputan acara ini, kami ucapkan
terima kasih.
Hormat kami,
Dewan Pengurus Pusat SP BCA BERSATU
Ronald E Pattiasina
Ketua Umum
Puji Rahmat
Sekretaris Umum
Catatan :
Informasi lebih lanjut sehubungan dengan substansi permohonan uji materi pasal 120 dan Pasal 121
UU No. 13 ini dapat menghubungi Pengurus DPP SP BCA BERSATU :
1. H. Arief Aminuddin (Ketua Bidang Humas)
No. HP : 021 926 18 410
2. Puji Rahmat (Sekretaris Umum)
No. HP : 0812 1000 2336
Yang Menarik Dalam Permohonan Uji Materi Pasal 120
Ayat (1) dan 121 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan
1. Dilakukan secara mandiri oleh Pengurus SP BCA BERSATU, tanpa menggunakan
Pengacara atau Kuasa Hukum
2. Pengurus SP BCA BERSATU mayoritas berlatar belakang ekonomi, sehingga hal ini
merupakan pengalaman bersejarah tidak hanya bagi organisasi SP BCA BERSATU,
tetapi bagi seluruh masyarakat Indonesia yang masih awam dengan hukum untuk
mencari keadilan di negeri ini.
3. Permohonan Uji Materi Pasal 120 Ayat (1) dan 121 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan telah diajukan sebelumnya, sehingga membutuhkan kajian yang
lebih mendalam mengenai landasan konstitusional apa yang berbeda dari pengajuan
uji materi sebelumnya.
Sekilas Mengenai Permohonan Uji Materi Pasal 120 Ayat (1) dan
121 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Alasan-Alasan Hukum Permohonan Uji Materi Pasal 120 Ayat (1)
Di dalam Pasal 120 Ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan mengatur
bahwa :
(1) Dalam hal di satu perusahaan terdapat lebih dari 1 (satu) serikat pekerja/serikat buruh maka yang
berhak mewakili pekerja/buruh melakukan perundingan dengan pengusaha yang jumlah
keanggotaannya lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari seluruh jumlah pekerja/buruh di
perusahaan tersebut.
Pertimbangan mendasar yang digunakan dalam permohonan ini adalah bahwasanya
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) merupakan ketentuan yang berlaku bagi seluruh pekerja yang
ada di dalam perusahaan, maka dengan demikian dapat ditarik sebuah analogi bahwa hakikat
daripada pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) adalah pembuatan Undang-undang
yang berlaku dan mengikat bagi seluruh komponen yang ada di dalam perusahaan
Pembuatan Undang-Undang yang berlaku dan mengikat bagi seluruh komponen yang ada di
dalam perusahaan, maka sudah barang tentu menjadi suatu keharusan di dalam negara
hukum yang berkeadilan bahwa pembuatan undang-undang tersebut melibatkan pihak-pihak
yang terkait di dalam perusahaan, yang dalam hal ini adalah seluruh serikat pekerja yang ada
di dalam perusahaan.
Asas Keterwakilan di dalam Tim Perunding Perjanjian Kerja Bersama di dalam perusahaan
adalah sebuah hak asasi maupun hak konstitusional yang harus dilindungi oleh UndangUndang sebagai amanat dan pelaksanaan dari hak berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pikiran baik lisan maupun tulisan sebagai dimaksud dalam Pasal 28 dan Pasal 28E ayat (3)
Undang-Undang Dasar 1945 tersebut
Pemohon sebelumnya mengajukan permohonan uji materi kepada Mahkamah Konstitusi
dengan landasan konstitusional pasal 28 UUD 1945 dengan alasan bahwa seluruh serikat
pekerja harus diberikan hak (secara masing-masing) untuk menjadi Tim Perunding dalam
membuat Perjanjian Kerja Bersama.
Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 menyatakan bahwa :
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hukum.
Kemudian dalam pasal 28I ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pun mengatur bahwa :
(2). Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
Maka, kami mengajukan kembali permohonan uji materi kepada Mahkamah Konstitusi
terhadap Pasal 120 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
dengan menggunakan landasan konstitusional :
o Pasal 28D ayat (1) UUD 1945, dan
o Pasal 28I ayat (2) UUD 1945
untuk mendapatkan pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta
perlakukan yang sama dihadapan hukum tanpa adanya diskriminasi atau perbedaan apakah
status pemohon merupakan serikat pekerja yang mayoritas ataukah serikat pekerja minoritas
sebagaimana dijamin dalam Pasal 28D ayat (1) dan Pasal 28I ayat (2) tersebut.
Alasan-Alasan Hukum Permohonan Uji Materi Pasal 121
Dalam Pasal 121 UU No. 13 Tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan mengatur bahwa:
Keanggotaan serikat pekerja/serikat buruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 dan Pasal 120
dibuktikan dengan kartu tanda anggota.
Dengan adanya ketentuan di dalam pasal 121 ini, kami merasa dirugikan hak
konstitusionalnya karena tidak dapat menggunakan metode lain yang dapat menunjukkan
keanggotaan secara akurat dan dipercaya serta dapat diandalkan dalam proses verifikasi
keanggotaan serikat pekerja di dalam perusahaan. Kami tidak bersedia mengikuti proses
verifikasi di dalam perusahaan, jika hanya berdasarkan fotocopy kartu anggota saja tanpa
disertai adanya mekanisme yang terbuka dengan mengumumkan daftar dan hasil
verifikasi keanggotaan serikat pekerja kepada seluruh pekerja yang ada di dalam
perusahaan
Kami meminta Mahkamah Konstitusi untuk menambahkan/menyempurnakan klausul dalam
Pasal 121 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menjadi sebagai
berikut :
Keanggotaan serikat pekerja/serikat buruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 dan Pasal 120
dibuktikan dengan kartu tanda anggota atau formulir keanggotaan dengan mekanisme yang
transparan, terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum
Demikian sekilas mengenai permohonan uji materi yang kami ajukan kepada Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia.
Download