BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Pengertian transportasi yang dikemukakan oleh Nasution (2008) diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu adanya muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan yang dapat dilalui. Proses pemindahan dari gerakan tempat asal, dimana kegiatan pengangkutan dimulai dan ke tempat tujuan dimana kegiatan diakhiri. Untuk itu dengan adanya pemindahan barang dan manusia tersebut, maka transportasi merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi (thepromoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi. Menurut Soesilo (2007) transportasi merupakan pergerak tingkah laku orang dalam ruang baik dalam membawa dirinya sendiri maupun membawa barang-barang. Selain itu, menurut Tamin (2009) mengungkapkan bahwa, prasarana transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu: (1) sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan dan (2) sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut. Dengan melihat dua peran yang di sampaikan di atas, peran pertama sering digunakan oleh perencana pengembang wilayah untuk dapat mengembangkan wilayahnya sesuai dengan rencana. Misalnya saja akan dikembangkan suatu Universitas Sumatera Utara wilayah baru dimana pada wilayah tersebut tidak akan pernah ada peminatnya bila wilayah tersebut tidak disediakan sistem prasarana transportasi. Sehingga pada kondisi tersebut, parsarana transportasi akan menjadi penting untuk aksesibilitas menuju wilayah tersebut dan akan berdampak pada tingginya minat masyarakat untuk menjalankan kegiatan ekonomi. Hal ini merupakan penjelasan peran prasarana transportasi yang kedua, yaitu untuk mendukung pergerakan manusia dan barang. Kegiatan ekonomi dan transportasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, dimana keduanya dapat saling mempengaruhi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Tamin (2009) bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki keterkaitan dengan transportasi, karena akibat pertumbuhan ekonomi maka mobilitas seseorang meningkat dan kebutuhan pergerakannya pun menjadi meningkat melebihi kapasitas prasarana transportasi yang tersedia. Hal ini dapat disimpulkan bahwa transportasi dan perekonomian memiliki keterkaitan yang erat. Di satu sisi transportasi dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi suatu daerah, karena dengan adanya infrastruktur transportasi maka suatu daerah dapat meningkat kegiatan ekonominya. Namun di sisi lain, akibat tingginya kegiatan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan timbul masalah transportasi, karena terjadinya kemacetan lalu lintas, sehingga perlunya penambahan jalur transportasi untuk mengimbangi tingginya kegiatan ekonomi tersebut. Pentingnya peran sektor transportasi bagi kegiatan ekonomi mengharuskan adanya sebuah sistem transportasi yang handal, efisien, dan efektif. Transportasi yang efektif memiliki arti bahwa sistem transportasi yang memenuhi kapasitas Universitas Sumatera Utara yang angkut, terpadu atau terintegrasi dengan antar moda transportasi, tertib, teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat, aman, nyaman dan biaya terjangkau secara ekonomi. Sedangkan efisien dalam arti beban publik sebagai pengguna jasa transportasi menjadi rendah dan memiliki utilitas yang tinggi. 2.2 Klasifikasi Transportasi Klasifikasi transportasi dapat ditinjau dari empat unsur transportasi, yaitu jalan, alat angkut, tenaga penggerak, dan terminal. Sebelum mengklasifikasikan menurut cara dengan unsur-unsur ini, terlebih dahulu dijelaskan pengertian masing-masing unsur transportasi tersebut (Simbolon, 2003) 1. Jalan Jalan merupakan suatu kebutuhan yang paling esensial dalam transportasi. Tanpa adanya jalan tidak mungkin disediakan jasa transportasi bagi penggunanya. Jalan ditujukan dan disediakan sebagai basis bagi alat angkutan untuk bergerak dari tempat asal ke tempat tujuan. Unsur jalan dapat berupa jalan raya, jalan kereta api, jalan air dan jalan udara. 2. Alat angkutan Kendaraan dan alat angkutan pada umumnya merupakan unsur transportasi yang paling penting. Perkembangan dan kemajuan jalan dan alat angkutan merupakan dua unsur yang saling memerlukan atau saling berkaitan dengan yang lain. Alat angkutan ini dapat dibagi dalam jenis-jenis alat angkutan jalan darat, alat angkutan jalan air dan alat angkutan jalan udara. Alat angkutan jalan darat Universitas Sumatera Utara berupa gerobak, pedati, sepeda, sepeda motor, mobil, bus. truk, kereta api dan lain-lain. 3. Tenaga Penggerak Tenaga penggerak adalah tenaga atau energi yang digunakan untuk menggerakkan alat angkutan tersebut. Untuk keperluan ini dapat digunakan tenaga manusia, tenaga binatang, tenaga uap, batubara, BBM, tenaga diesel, tenaga listrik. 4. Terminal Terminal adalah tempat dimana suatu perjalanan transportasi dimulai maupun berhenti atau berakhir sebai tempat tujuannya. Karena itu di terminal disediakan fasilitas pelayanan penumpang, bongkar muat dan penyimpanan barang. Terlebih lagi untuk terminal yang dibuat seperti stasiun kereta api, stasiun bus, bandara udara, dan pelabuhan. Sehubungan dengan keempat unsur transportasi tersebut, maka transportasi dapat diklasifikasikan dari sudut jalan atau permukaan jalan yang digunakan, alat angkutan yang dipakai dan tenaga penggerak yang digunakan. Klasifikasi transportasi ini adalah sebagaimana dikemukakan berikut ini : 1. Transportasi Darat Transportasi darat terdiri atas 2 jenis, yaitu : a. Transportasi Jalan Raya Dalam transportasi jalan raya ini meliputi transportasi yang menggunakan alat angkutan berupa manusia, binatang, pedati sepeda, sepeda motor, becak, bus, truk, dan kendaraan bermotor lainnya. Universitas Sumatera Utara b. Transportasi Jalan Rel Di dalam transportasi jalan rel ini digunakan alat angkutan berupa kereta api, yang terdiri atas lokomotif, gerbong, tangki, boks khusus, trailer dan kereta penumpang. Jalan yang digunakan berupa rel baja, baik dua rel maupun mono rel. 2. Tranportasi Melalui Air Tranportasi melalui air dapat dibagi antara lain : a. Transportasi air pedalaman Transportasi air pedalaman adalah yang menggunakan alat angkutan berupa sampan, kano, motor boat dan kapal. b. Transportasi Laut Transportasi laut adalah yang menggunakan alat angkutan perahu, kapal uap, kapal mesin. 3. Transportasi Udara Transportasi udara merupakan alat angkutan mutakhir dan tercepat. Transportasi udara ini menggunakan pesawat udara sebagai alat angkutan dan udara atau angkasa sebagai jalannya. Yang dilengkapi dengan navigasi dan alat telekomunikasi. 2.3 Karakteristik Sistem Transportasi Faktor perbedaan karakteristik sistem transportasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi pemilihan moda diantara berbagai jenis moda angkutan umum. Faktor karakteristik menurut Bruton (2008) meliputi: waktu perjalanan relatif, biaya perjalanan relatif, dan tingkat pelayanan relatif. Universitas Sumatera Utara 1. Waktu perjalanan relatif Dalam pengembangan model pemilihan moda saat ini waktu perjalanan relatif antara transportasi yang ada berpengaruh dalam pemilihan moda angkutan. Waktu perjalanan relatif dapat di ekspresikan sebagai suatu rasio waktu perjalan dari pintu ke pintu di antara moda yang satu dengan moda yang lainnya. Waktu perjalanan dari pintu ke pintu untuk angkutan umum meliputi waktu berjalan dan menunggu di tempat asal, waktu dalam kendaraan, waktu berpindah moda, dan waktu berjalan ke tempat tujuan. Pelayanan relatif yang disediakan oleh dua moda diukur dengan rasio aksesibilitas masing-masing moda tersebut. Ukuran relatif waktu perjalanan antara moda yang berkompetisi adalah perbandingan waktu perjalanan absolut antara satu moda dengan moda lainnya. Ukuran ini memiliki efek relatif yang cukup besar dalam suatu perjalanan yang pendek. 2. Biaya perjalanan relatif Biaya perjalanan relatif dapat di ekspresikan sebagai perbandingan biaya yang diperlukan untuk melakukan perjalanan antara satu moda dengan moda lainnya. Ortuzar (2010) menyatakan bahwa dalam transportasi elemen-elemen biaya yang di perlukan berkaitan dengan masalah jarak, waktu, dan jumlah uang. Elemen biaya terebut generalized cost dari suatu perjalanan. Persamaan generalized cost adalah sebagai berikut : Cij = a1 tvj + a2 twj + a3 ttj + a4 Fij + a5 j + δ Dengan : Cij Tvj Twj Ttj Fij = = = = = generalized cost perjalan antara i dan j waktu perjalanan dalam kendaraan antara i dan j waktu perjalanan menuju perhentian waktu menunggu pada perhentian biaya yang cukup amtara i dan j Universitas Sumatera Utara J δ = biaya terminal (khususnya parkir) = model penalty, suatu parameter yang mempresentasikan atribut lain selain yang terteradi atas seperti ; keamanan, kenyamanan, dan hal-hal yang memberikan kesenangan. 3. Tingkat pelayanan relatif Tingkat pelayanan relatif yang ditawarkan oleh masing-masing moda angkutan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut kebanyakan adalah hal yang subyektif dan sulit dikuantifikasikan, misalnya: kecocokan (comfort), kenyamanan (convenience), dan kemudahan perpindahan moda. Berdasarkan posisi pada model peramalan permintaan secara bertahap, model pemilihan moda dapat dikategorikan dalam 2 (dua) kerangka utama, yaitu : 1. Trip end modal splitmodel yaitu yang memberikan suatu pembagian seluruh jumlah permintaan perjalanan ke dalam moda transportasi yang ada yang disebut juga predistribution model. Model ini digunakan sebelum tahap distribusi perjalanan. Dalam model ini ada implikasi perilaku bahwa pelaku perjalanan memilih moda transportasi sebelum memutuskan tempat tujuan perjalanan, karena itu pemlihan tempat perjalanan tidak mempunyai pengaruh dalam pemilihan moda. 2. Trip interchange modal split model yaitu model yang memberikan pembagian perpindahan perjalanan yang dihasilkan dari proses distribusi perjalanan kedalam moda transportasi yang ada. Model ini disebut juga post distributionmodel. 2.4 Manfaat Transportasi Ada beberapa manfaat transportasi yaitu (Kamaluddin, 2003).: 1. Manfaat Ekonomi Universitas Sumatera Utara Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis barang dan orang sehingga menimbulkan adanya transaksi 2. Manfaat Sosial Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, di antaranya: 3. a. Pelayanan untuk perorangan atau kelompok b. Pertukaran atau penyampaian informasi c. Perjalanan untuk bersantai d. Memendekkan jarak e. Memencarkan penduduk Manfaat Politis a. Pengangkutan menciptakan persatuan dan kesatuan yang semakin kuat dan meniadakan isolasi b. Pengangkutan menyebabkan pelayanan kepada masyarakat dapat dikembangkan atau diperluas dengan merata pada setiap bagian wilayah suatu negara. c. Keamanan negara terhadap serangan dari luar negeri yang tidak dikehendaki mungkin sekali tergantung pada pengangkutan yang efisien yang memudahkan mobilitas segala daya (kemampuan dan ketahanan) nasional, serta serta memungkinkan perpindahanpasukanpasukan perang selama masa perang. Universitas Sumatera Utara d. Sistem pengangkutan yang mungkin efisien memungkinkan negara memindahkan dan mengangkut pendududuk dari daerah yang mengalami bencana ke tempat yang lebih aman. 4. Manfaat Kewilayahaan Selain dapat memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa dan pedalaman, keberhasilan pembangunan di sektor transportasi dapat memenuhi perkembangan wilayah. Seiring dengan meningkatnya jumlah habitat, dan semakin majunya peradaban komunitas manusia, selanjutnya wilayah-wilayah pusat kegiatannya mengekspansi ke pinggiran wilayah, sedangkan kawasan-kawasan terisolir semakin berkurang dan jarak antar kota semakin pendek dalam hal waktu. Lebih dari itu kuantitas dan kualitas baik perkotaan besar maupun perkotaan kecil tumbuh, dimana kota kecil ditumbuh kembangkan sementara kota besar semakin berkembang, sehingga area perkotaan semakin meluas. 2.5 Faktor Penentu Pengembangan Transportasi Menurut Tamin (2009) ada beberapa faktor penentu perkembangan transportasi yaitu: Ekonomi Alasan ekonomi biasanya merupakan dasar dari dikembangkannya sistem transportasi, dengan tujuan utama untuk mengurangi biaya produksi dan distribusi serta untuk mencari sumber daya alam dan menjamin pasar yang lebih luas. Geografi Alasan dikembangkannya transportasi pada awalnya adalah untuk mengatasi keadaan setempat dan kemudian berkembang dengan upaya untuk Universitas Sumatera Utara mendekatkan sumber daya dengan pusat produksi dan pasar. Transportasi juga dapat dikembangkan secara spesifik dengan menyesuaikan kondisi geografi disekitarnya. Teknologi Adanya penemuan teknologi baru akan mendorong kemajuan diseluruh sistem transportasi. Pengembangan teknologi dapat memperpendek jarak, mengurangi waktu, memudahkan distribusi, dan sebagainya. Politik Alasan dikembangkannya transportasi secara politik adalah untuk menyatukan daerah-daerah dan mendistribusakan kemakmuran keseluruh pelosok suatu negara. Urbanisasi Adanya peningkatan urbanisasi, maka mendorong pertumbuhan kota-kota, sehingga dengan demikian secara otomatis akan mendorong kebutuhan atas transportasi untuk menampung pergerakan dan mobilitas masyarakat. Kompetisi Adanya persaingan antar penyedia jasa moda transportasi akan memicu peningkatan pelayanan dan material secara tidak langsung terhadap perkembangan transportasi untuk memberikan pilihan terbaik. Pertahanan dan Keamanan Alasan dikembangkannya transportasi dari segi pertahanan dan keamanan adalah untuk keperluan pembelaan diri dan menjamin terselenggaranya Universitas Sumatera Utara pergerakan dan akses cepat ke tempat-tempat strategis, misalnya daerah perbatasan negara, pusat pemerintahan dan instalasi penting lainnya. 2.6 Peran Transportasi Peranan trasnportasi dalam aspek kehidupann masyarakat antara lain yaitu (Morlok, 2008) : Tersedianya Barang Efek yang sangat nyata dari adanya transportasi yang baik dan murah adalah penyediaan pada masyarakat barang-barang yang dihasilkan di tempat lain yang tidak dapat dihasilkan ditempat itu. Stabilitas dan Penyamaan Harga Dengan transportasi yang murah dan mudahnya pertukaran barang dari suatu lingkungan masyarakat ke yang lainnya, maka akan cenderung terjadinya stabilitas dan penyamaan harga dalam hubungan keyerkaitan satu sama lain. Misalnya, kekurangan produk pada suatu daerah karena kegagalan panen atau kemerosotan produksi yang bersangkutan sehingga harga di sana menjadi mahal dan sebaliknya. Dengan mengalirnya barang dari suatu daerah yang kekeurangan ataupun kelebihan dengan transportasi yang lancar dan murah akan mengatasi masalah gejolak harga dan akan terjadi kecenderungan penyamaan harga antar daerah. Meningkatnya Nilai Tanah Banyak lahan pertanian yang tidak menguntungkan (unprofitable) dan tidak layak (unfeasible) untuk ditanam bagi usaha pertanian karena hasilnya tidak dapat dijual ke pasar karena lokasinya jauh dan ongkos transportnya mahal. Universitas Sumatera Utara Dengan adanya transportasi yang mudah dan murah pada tanah atau wilayah yang potensial untuk mengembangkan pertanian tersebut, akan dapat dihasilkan produksi pertanian yang menguntungkan sebab hasil produksinya akan diangkut dan dilempar ke pasar dengan kalkulasi ongkos-harga yang menguntungkan. Dengan demikian, maka tanah atau wilayah yang terpencil dan jauh tempatnya dari pasar tersebut akan naik nilainya dibanding dengan kondisi sebelumnya. Terjadinya Spesialisasi Antar Wilayah Suatu daerah akan menspesialisasikan diri dalam produksi barang tertentu karena dia mempunyai keunggulan (comparative) tertentu, seperti tersedianya bahan baku yang melimpah dan murah, tersedianya permodalan yang memadai, adanya tenaga kerja yang terampil dan sebagainya dibanding daerah lain. Dengan adanya spesialisasi antar wilayah tersebut akan terjadi hasil surplus produksi. Surplus barang yang dispesialisasikan itu harus diangkut dan dikirimkan ke daerah lain yang memerlukan sebagai penukaran atas barang tertentu yang tidak bisa dihasilkan di daerah tersebut atau jika dapatpun diproduksi harganya lebih mahal. Dengan demikian, pertukaran barang-barang antar daerah tersebut (melalui pasar) hanya dapat berjalan dengan baik dan lancar, jika tersedia transportasi yang murah dan efisien, sehingga akan dapat mendorong dan mendukung pembagian kerja dan spesialisasi antardaerah tersebut. Berkembangnya Usaha Skala Besar Universitas Sumatera Utara Kegiatan produksi skala besar biasanya memerlukan sumber produksi dan bahan mentah yang berasal dari daerah luar untuk didatangkan ke lokasi pabriknya. Adalah suatu hal yang menguntungkan secara ekonomis jika pada pabrik yang bersangkutan dilaksanakan proses produksinya dengan menggunakan mesin skala besar, khususnya yang bersifat menghemat tenaga kerja dan memiliki tingkat spesialisasi kerja yang tinggi. Namun, usaha skala besar ini tidak akan terlaksana dan tidak menguntungkan, jika tidak mencukupi pasar bagi hasil produk yang akan dijual. Terjadinya Urbanisasi dan Konsentrasi Penduduk Sebagaimana dikemukakan di atas, dengan tersedianya transportasi yang mudah dan murah akan mendorong timbulnya pembagian kerja dan spesialisasi antar daerah. Hal ini akan mendorong bertumbuh dan berkembangnya serta terkonsentrasinya industri dan perdagangan dalam skala besar dan menengah. Kegiatan dan usaha ekonomi tersebut akan selalu menimbulkan aktivitas yang menyertainya, seperti storing, processing, packing, advertising, financing, merchandising, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dan ditunjang oleh tersedianya fasilitas dan kemajuan transportasi yang bersangkutan. Semuanya itu cenderung dilaksanakan di pusat-pusat kota (urban centers). Jadi, dengan demikian akan mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya kotakota besar disetai dengan urbanisasi penduduk ke wilayah kota-kota industri dan perdagangan yang berkembang tersebut untuk mencari kerja dan penghidupannya. Namun demikian, bila berbagai kota besar telah sedemikian padat dan jumlah penduduknya besar melebihi daya tampungnya, maka akan terjadi proses Universitas Sumatera Utara sebaliknya yaitu deurbanisasi atau sub urbanisasi. Ini terjadi di samping karena sudah penuh sesaknya kehidupan penduduk di kota, juga antara lain karena harga dan sewa rumah sangat mahal, sehingga mereka cenderung untuk pindah hidup di pinggiran kota. Dengan ditunjang transportasi yang baik dan lancar, maka akan berkembanglah kota-kota satelit dan pemukiman pinggiran kota yang orientasi pekerja, usaha dan kegiatan lainnya kebanyakan juga ada di pinggiran kota besar. 2.7 Permintaan Transportasi Menurut Sugiono (2005) Hukum permintaan adalah jika harga suatu barang naik maka permintaan akan barang tersebut akan berkurang dan begitu pula sebaliknya jika harga turun maka permintaan akan barang tersebut akan meningkat, ceteris paribus. P D Q Gambar 2.1 Kurva Permintaan Sumber: Sugiono (2005) Transportasi orang atau barang dilakukan, bukan karena orang atau barang tersebut menginginkan angkutan, tetapi untuk mencapai tujuan lain. Karenanya permintaan angkutan ini disebut sebagai permintaan yang diturunkan (derived demand) dari suatu kebutuhan manusia akan barang dan jasa lain sebagai akibat terjadinya perkembangan aktivitas sosio ekonomi masyarakat. Salah satu bentuk perkembangan aktivitas sosio ekonomi masyarakat yang paling kuat dalam Universitas Sumatera Utara menimbulkan permintaan potensil akan jasa angkutan adalah adanya perubahan tata ruang kota yang membawa akibat kepada timbulnya jarak geografis antara suatu zona dengan zona yang lainnya. Dua zona yang berjarak ini hanya dapat dipertemukan dengan sarana angkutan sebagai suatu sistem. Kebutuhan akan jasa-jasa transportasi ditentukan oleh barang-barang dan penumpang yang akan diangkut dari suatu tempat ketempat lain. Jumlah kapasitas aangkutan yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan sangat terbatas, disamping itu permintaan akan jasa terhadap jasa transportasi merupakan derived demand. Untuk mengetahui berapa jumlah permintaan akan jasa angkutan sebenarnya (actual demand) perlu di analisis permintaan akan jasa-jasa transportasi sebagai berikut: 1. Pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk satu daerah, provinsi dari suatu negara akan membawa pengaruh terhadap jumlah jasa angkutan yang dibutuhkan (perdagangan, pertanian, perindustrian dan sebagainya). 2. Pembangunan Wilayah dan Daerah. Saat ini negara kita dalam proses tahap tinggal landas (take off). Dalam rangka pemerataan pembangunan dan penyebaran penduduk di seluruh pelosok Indonesia, transportasi sebagai sarana dan prasarana penunjang untuk memenuhi kebutuhan akan jasa angkutan harus dibarengi sejalan dengan program pembangunan guna memenuhi kebutuhan tersebut. 3. Perdagangan ekspor dan impor merupakan suatu segi yang menentukan berapa jumlah jasa transportasi yang diperlukan untuk perdagangan Universitas Sumatera Utara tersebut, misalnya jumlah tonnage kapal yang harus disediakan untuk setiapa tahunnya (DWT/ton). 4. Industrialisasi. Proses industrialisasi di segala sektor ekonomi dewasa ini merupakan program berdampak pemerintah untuk terhadap jasa-jasa pemerataan pembangunan, transportasi yang diperlukan. Permasalahannya sampai seberapa jauh penyediaan jasa-jasa angkutan tersebut dapat dipenuhi karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti: a. Peralatan yang dioperasikan b. Masalah teknis alat angkutan yang digunakan c. Jumlah alat angkutan yang tersedia d. Masalah pengelolaan pengangkutan (segi manajemen operasioal) e. Jasa-jasa angkutan merupakan jasa slow yielding (hasilnya lambat) sedangkan biaya investasi dan biaya pemeliharaan besar. 5. Transmigrasi dan penyebaran penduduk. Transmigrasi dan penyebaran penduduk keseluruh daerah di Indonesia salah satu faktor demand yang menentukan banyaknya jasa-jasa angkutan yang harus disediakan oleh perusahaan angkutan. Selain daripada jasa-jasa angkutan yang disediakan, harus diperhatikan pula keamanan, ketepatan, keteraturan, kenyamanan dan kecepatan yang dibutuhkan oleh pengguna jasa transportasi. 6. Analisis dan proyeksi akan permintaan jasa transportasi. Sehubungan denagan faktor-faktor tersebut diatas, untuk memenuhi permintaan akan jasa-jasa transportasi, perlu diadakan perencanaan transportasi yang Universitas Sumatera Utara mantap dan terarah, agar dapat memenuhi kebutuhan akan jasa angkutan yang diperlukan oleh masyarakat pengguna jasa. Peralatan analisis dan proyeksi, untuk mengetahui berapa permintaan (demand analysis) yang dibutuhkan (Rustian Kamaluddin 2003). 2.8 Sifat-Sifat Permintaan Jasa Angkutan Menurut Nasution (2008, 40) terdapat beberapa sifat khusus yang melekat pada permintaan akan jasa transportasi dan yang memebedakannya dengan permintaan terhadap barang-barang lainnya, yaitu sebagai berikut: a. Derived Demand. Permintaan akan jasa pengangkutan merupakan suatu permintaan turunan, saduran atau dalam istilah ekonomi, lazim disebut derived demand. Dengan demikian, permintaan akan jasa transportasi baru akan ada apabila ada faktor-faktor yang mendorongnya. Permintaan jasa transportasi tidak berdiri sendiri, melainkan tersembunyi di balik kepentingan yang lain. Misalnya, keinginan untuk rekreasi, keinginan untuk sekolah atau untuk berbelanja dan sebagainya. b. Permintaan akan jasa transportasi pada dasarnya adalah seketika/ tidak mudah untuk digeser atau ditunda dan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi waktu yang dapat bersifat harian, mingguan, bulanan atau tahunan. c. Permintaan akan jasa transportasi sangat dipengaruhi oleh elastisitas pendapatan. Perilaku hukum Engel berlaku disini. Dimana Engle mengatakan bahwa apabila pendapatan dari seseorang naik, maka orang tersebut akan secara sebanding mengurangi pengeluaran untuk Universitas Sumatera Utara memperoleh barang-barang kebutuhan sehari-hari dan menggantikannya dengan barang-barang lebih mewah atau sekunder. d. Pada hakikatnya tidak tanggap atau perasa terhadap perbedaan tingkat biaya transportasi untuk pengangkutan penumpang, tetapi sangat perasa / tanggap terhadap pengangkutan barang. Ini berarti permintaan penumpang bersifat inelastis, sedangkan permintaan pengangkutan barang bersifat elastis. e. Jasa transportasi adalah jasa campuran (product mixed). Permintaan jasa angkutan adalah kompleks karena permintaan tersebut tidak hanya dilandasi oleh keinginan untuk memindahkan suatu dari suatu tempat ke tempat lain tetapi banyak variabel lain yang memepengaruhi keinginan untuk memindahkan barang tersebut, seperti kecepatan, keamanan, keselamatan, ketepatan, kenyamanan, keterandalan dan sebagainya. 2.9 Model Pemilihan Moda Angkutan Ortuzar (2010) menyatakan bahwa pemilihan moda transportasi merupakan bagian yang sangat penting dari model perencanaan transportasi. Hal ini disebabkan karena pemilihan moda menjadi kunci yang memainkan peranan angkutan umum dalam pembuatan kebijakan transportasi. Faktor utama yang mempengaruhi pelayanan angkutan umum menurut Morlok (2008) berkaitan dengan waktu perjalanan atau kecepatan perjalanan, sedangkan faktor-faktor kualitas lain dapat diabaikan. Pada dasarnya kualitas layanan kereta api dapat dibedakan menjadi: Universitas Sumatera Utara a. Elemen layanan yang mempengaruhi penumpang seperti: kecepatan perjalanan, keandalan, dan keselamatan. b. Service Quality terdiri dari aspek-aspek kualitatif seperti: kenyamanan dan kemudahan menggunakan sistem angkutan, kenyamanan perjalanan, estetika, kebersihan, dan tarif yang harus dibayar. Model pemilihan moda (modal split) menurut Bruton (2008) dapat didefinisikan sebagai komposisi penggunaan berbagai moda transportasi dari total perjalanan. c. Modal split dapat direprentasikan secara numerik sebagai rasio atau prosentasi penggunaan suatu moda terhadap total perjalanan. Setelah mengetahui peranan model pemilihan moda dalam proses perencanaan transportasi, hal penting yang perlu diketahui adalah bagaimana membuat dan menggunakan model pemilihan moda yang sensitif terhadap atributatribut perjalanan yang mempengaruhi pemilihan moda angkutan oleh pelaku perjalanan. Semua prosedur model pemilihan moda didasarkan pada asumsi bahwa proporsi permintaan transportasi dengan menggunakan bus, kereta api, atau mobil pribadi akan tergantung pada keberadaan masing-masing moda transportasi dalam kaitannya dengan persaingannya. Pada umumnya pemilihan moda transportasi menurut Bruton (2008) dibedakan atas 3 faktor, yaitu: a. Karakteristik perjalanan yang meliputi: jarak perjalanan (journey length), waktu perjalanan, dan maksud perjalanan. b. Karakeristik pelaku perjalanan meliputi: tingkat pendapatan, kepemilikan kendaraan, dan status sosial. Universitas Sumatera Utara c. Karakteristik sistem transportasi yang meliputi: biaya perjalanan relatif, waktu perjalanan relatif, dan tingkat pelayanan relatif. Model pemilihan moda seharusnya mempertimbangkan faktor-faktor seperti diatas. Tetapi menurut Ortuzar (2010) model pemilihan moda yang sederhana dengan menggunakan konsep generalized cost untuk mempresentasikan beberapa faktor kualitatif dari karakter sistem transportasi. Berdasarkan data yang digunakan untuk pembuatan modelnya, model pemilihan moda dapat dibedakan menjadi model agregat jika menggunakan informasi suatu zona atau antar zona, dan disebut model disagregat jika menggunakan data rumah tangga atau individual. a. Pendapatan Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi atas pengorbannya dalam proses produksi (Sukirno:2003). Masing-masing faktor produksi seperti: tanah akan memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa upah /gaji, modal akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal, serta keahlian termasuk para enterprenuer akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka tingkat konsumsinya semakin tinggi. Hal ini juga berlaku untuk transportasi yang digunakan oleh masyarakat. Semakin tinggi pendapatannya maka hasrat untuk mengkonsumsi atau menggunakan trasnportasi yang lebih aman dan nyaman akan semakin tinggi. Universitas Sumatera Utara b. Tarif Menurut Yudo Purnomo (2009:37) penentuan kebijaksanaan tarif melibatkan banyak aspek, mencakup kerjasama dan pengawasan diantara badan – badan yang bertanggung jawab pada sistem perangkutan secara keseluruhan. Faktor yang tidak dapat diabaikan dalam menentukan besarkecilnya tarif adalah besarnya biaya operasi kendaraan yang digunakan sebagai alat angkut. Faktor ini harus diperhatikan karena keuntungan yang diperoleh operator sangat tergantung dari besarnya tarif yang ditetapakan, dan biaya operasi kendaraaan. Ada 2 hal yang dipertimbangkan dalam menangani kebijaksanaan tarif. Hal pertama tingkatan tarif merupakan besarnya tarif yang dikenakan yang mempunyai rentang dari tarif bebas / gratis sampai pada tingkatan tarif yang dikenakan akan menghasilkan keuntungan pada pelayanan. Kedua mempertimbangkan struktur tarif yang merupakan cara bagaimana tarif tersebut dibayarkan. Beberapa pilihan yang umum adalah : Tarif Seragam (Flat Fare) Tarif ini dikenakan kepada penumpang yang besarnya sama rata terhadap semua penumpang dalam trayek yang bersangkutan tanpa membedakan jarak yang dilewati, jauh atau dekat membayar sama. Tarif ini memudahkan kondektur dalam pengumpulannya, namun merugikan penumpang yang melakukan perjalanan jarak pendek. 2. Tarif Berdasarkan Jarak (Distance-Based fare) Dalam struktur ini, sejumlah tarif dibedakan secara mendasar oleh jarak yang ditempuh. Perbedaan ini dibuat berdasarkan tarif kilometer, tahapan, dan zona. a. Tarif Kilometer Universitas Sumatera Utara Penetapan tarif kilometer sangat tergantung pada jarak kilometer yang ditempuh, sehingga penetapan besarnya tarif dilakukan dengan pengkalian ongkos tetap pada tiap kilometer dengan panjang perjalanan yang ditempuh oleh setiap penumpang dengan biasanya ditetapkan jarak minimumnya (tarif minimum). Hal ini menyulitkan dalam pengumpulan ongkos karena seagian besar peumpang melakukan perjalanan relatif pendek sehingga memerlukan waktu lama dalam pengumpulan. b. Tarif Bertahap Struktur tarif ini dihitung berdasarkan jarak yang ditempuh oleh penumpang. Tahapan disini adalah suatu penggal rute yang jaraknya antara satu atau lebih tempat perhentian digunakan sebagai dasar perhitungan tarif sehingga rute trayeknya dibagi dalam segmen – segmen rute yang kasar mempunyai panjang yang sama dan jarak antara kedua titik tahapan pada umumnya berkisar antara dua sampai tiga kilometer dan masing – masing titik perubahan harus mudah dikenali serta cukup spesifik. c. Tarif Zona Struktur tarif ini merupakan bentuk penyederhanaan dari tarif bertahap dengan membagi daerah pelayanan trayek ke dalam zona – zona. Di pusat kota biasanya sebagai zona terdalam dan dikelilingi oleh zona – zona di luarnya yang tersusun membentuk ring – ring yang semakin keluar semakin besar, jika terdapat rute trayek yang melintang dan melingkar maka panjang rute harus dibatasi dengan membagi zona –zona kedalam sektor – sektor. Pemberlakuan tarif ini dapat merugikan penumpang yang melaukan perjalanan jarak pendek yang melalui dua zona yang berdekatan. Universitas Sumatera Utara c. Pelayanan Undang-Undang Pelayanan Publik (secara resmi bernama Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik) adalah undang-undang yang mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang merupakan efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri. perlayanan publik yang dilakukan oleh pemerintahan atau koporasi yang efektif dapat memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan kemakmuran ekonomi, kohesi sosial, mengurangi kemiskinan, meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak dalam pemanfaatan sumber daya alam, memperdalam kepercayaan pada pemerintahan dan administrasi publik. Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik, sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga negara dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab negara dan korporasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan norma hukum yang memberi pengaturan secara jelas, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan Universitas Sumatera Utara bagi setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2001). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2007). Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan / inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas.Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Menurut Kotler (2008:83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum Universitas Sumatera Utara dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun hanya cara penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen sebagai berikut: 1.Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan pelanggan. 2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan 3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah. Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Hubungan antara produsen dan konsumen menjangkau jauh melebihi dari waktu pembelian ke pelayanan purna jual, kekal abadi melampaui masa kepemilikan produk. Perusahaan menganggap konsumen sebagai raja yang harus dilayani dengan baik, Universitas Sumatera Utara mengingat dari konsumen tersebut akan memberikan keuntungan kepada perusahaan agar dapat terus hidup. 2.13 Penelitian Terdahulu a. Nasution (2008), yang berjudul “ Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Transportasi Udara Rute MedanJakarta” (studi kasus : PT. Garuda Indonesia Medan). Berdasarkan uji F, secara statistik variabel bebas (tarif, frekuensi penerbangan dan PDRB Sumatera Utara) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Berdasarkan koefisien regresi tarif mempunyai pengeruh yang signifikan. Berdasarkan koefisien regresi, frekuensi penerbanagan memiliki slope yang positif dan signifikan. Berdasarkan koefisien regresi PDRB perkapita memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap permintaan jasa transportasi udara Medan-Jakarta. b. Dalimunthe (2009), yang berjudul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Penerbangan Pada Rute PT. Garuda Indonesia” studi kasus PT. Garuda Indonesia Pusat. Berdasarkan model regresi linear berganda yang dipakai dalam penelitian ini bahwa variabel bebas yaitu tarif yang dihitung dalam satuan rupiah per penumpang mempunyai pengaruh negatif sebesar -2,5160, pendapatan yang di hitung dalam satuan rupiah mempunyai pengaruh sebesar -1,7990 dan kualitas pelayanan yang di hitung berdasarkan skor manfaat total mempunyai pengaruh yang positif sebesar 6, 0466. Universitas Sumatera Utara c. Egi Dana (2009), yang berjudul “Analisa Determinasi Jasa Angkutan Kereta Api Terhadap Pengiriman Minyak Kelapa Sawit di PTPN IV Gunung Bayu Simalungun”. Hasil penelitian mengungkapkan variabel terikat yaitu pengiriman minyak kelapa sawit yang dinyatakan dalam satuan ton, dan variabel bebas yaitu pertama tarif angkutan kereta api yang dihitung dalam satuan rupiah/kg mempunyai pengaruh yang negatif, kedua produksi minyak kelapa sawit yang di hitung dalam satuan ton berpengaruh positif dan ketiga tenaga kerja yang dinyatakan dalam jumlah tenaga kerja (orang) berpengaruh yang positif. d. Imelda (2000), yang berjudul “Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Penerbangan PT Garuda Indonesia di Medan”. Tarif yang di hitung dalam satuan rupiah memiliki pengaruh yang negatif, yang kedua pendapatan yang dihitung dalam satuan rupiah memiliki pengaruh yang positif dan yang ke tiga adalah kualitas pelayanan yang dihitung dalam satuan skor memiliki hubungan yang positif. e. Hernita Siahaan (2012) yang berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi Kereta Api rute MedanKisaran. Pendapatan memiliki pengaruh yang sedang terhadap pemilihan moda kereta api, fasilitas memiliki pengaruh yang sedang terhadap pemilihan moda kereta api dan tarif atau ongkos memiliki pengaruh yang kuat terhadap pemilihan moda kereta api. Universitas Sumatera Utara 2.14 Kerangka Konseptual Pemilihan transportasi oleh masyarakat adalah keputusan masyarakat untuk menggunakan moda transportasi tertentu. Dalam penelitian ini adalah Taksi Blue Bird. Dalam pemilihan moda transportasi oleh masyarakat sangat mempertimbangkan berbagai aspek, terutama adalah tingkat keselamatan. Dalam penelitian ini yang menjadi indikatornya adalah pendapatan tarif dan pelayanan. Pendapatan adalah jumlah pendapatan total masyarakat selama sebulan. Pendapatan ini dipergunakan oleh penumpang untuk membiayai seluruh pengeluaran selama sebulan. Tarif dapat didefinisikan sebagai sejumlah harga yang harus dibayar untuk memperoleh pelayanan/jasa. Sebagai contoh apabila kita akan naik kendaraan umum kesuatu tempat maka ongkos yang dikenakan oleh operator angkutan itulah yang yang disebut dengan tarif, pengenaan tarif dibidang transportasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jarak tempuh, jenis angkutan dan tingkat kenyamanan (level of service). Prinsip dasar pentarifan yang optimal (optimal pricing) meliputi efisiensi ekonomi (economic efficiency), pengembalian biaya (cost recovery) dan faktor luar (eksternalities) Menurut Kotler (2008) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Pelayanan sebagai sebuah sistem, dimana setiap bisnis jasa dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas dua komponen utama: (1) operasai jasa; dan (2) penyampaian jasa. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Universitas Sumatera Utara pelayanan merupakan suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu diberikan kepada orang lain, dalam hal ini kebutuhan pelanggan tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan yang diinginkannya. Demikian juga pelayanan yang diharapkan oleh penumpang transportasi Taksi Blue Bird. X1 PENDAPATAN X2 (TARIF) Y (PEMILIHAN TAKSI BLUE BIRD) X3 (PELAYANAN) Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Pemilihan Moda Transportasi Blue Bird Di Kota Medan 2.15 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana kebenarannya perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas maka hipotesis yang dibuat penulis pada penelitian ini adalah: 1. Pendapatan berpengaruh positif terhadap pemilihan taksi Blue bird, ceteris paribus. 2. Tarif/ongkos berpengaruh negatif terhadap pemilihan taksi Blue Bird, ceteris paribus. 3. Pelayanan berpengaruh positif terhadap pemilihan taksi Blue Bird, ceteris paribus Universitas Sumatera Utara